• Tidak ada hasil yang ditemukan

Studi Kekuatan Struktur Dan Kekuatan Puncak Struktur Spreader Bar

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Studi Kekuatan Struktur Dan Kekuatan Puncak Struktur Spreader Bar"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

Studi Kekuatan Struktur Dan Kekuatan Puncak Struktur

Spreader Bar

Muhsin Ali*, Mufti Fathonah Muvariz

*

Politeknik Negeri Batam

Jurusan Teknik Mesin, Program Studi Konstruksi Dan Perencanaan Kapal

Jl. Ahmad Yani, Batam Centre, Batam 29461, Indonesia

E-mail: muhsiinalii@gmail.com

Abstrak

Sebuah proses pengangkatan mempunyai resiko yang sangat tinggi, maka diperlukan pertimbangan metode pengangkatan dan keamanan dalam melakukannya. Spreader bar merupakan alat bantu proses pengangkatan yang digunakan bersamaan dengan crane dalam mengangkat objek atau struktur. Desain struktur merupakan gambar yang dibuat berdasarkan ukuran suatu benda atau bangunan yang akan diaplikasikan dalam kehidupan, tujuan utama dari sebuah desain struktur adalah untuk mengetahui bentuk dan struktur dari sebuah benda kerja dan mampu menahan beban dengan aman. Sebuah desain spreader bar direncanakan untuk mampu mengangkat beban sebesar 100 ton (100000 kg). Maka dari itu diperlukan kekuatan struktur dari desain spreader bar yang akan dipergunakan untuk lifting dengan mengunakan bantuan software berbasis metode elemen hingga. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah desain yang telah dibuat mampu digunakan untuk pengangkatan dengan kapasitas yang direncanakan yaitu sebesar 100 ton (100000 Kg) dan untuk mengetahui berapa kali pembebanan, struktur akan mendapatkan harga di atas ultimate tensile strength (UTS).Hasil simulasi yang dilakukan pada beban safe working load (SWL) sebesar 100 ton mengalami respon tegangan sebesar 72.55 MPa dan factor of safety (FOS) sebesar 2.97. pada kondisi ini struktur tidak mengalami kegagalan karena nilai tegangan yang terjadi tidak melebihi dari yield strength. Ultimate tensile strength (UTS) pada spreader bar terjadi pada pembebanan ke 6 kali (600 ton) dari safe working load (SWL) yang direncanakan, dengan mengalami respon tegangan sebesar 435.31 MPa. Di mana spreader bar akan mengalami failure karena sudah melewati nilai ultimate tensile strength (UTS) beradasarkan dari data material struktur yang digunakan sebesar 400Mpa.

Kata kunci: Studi Desain, Struktur, Spreader Bar

Abstract

A process of lifting has a very high risk, it is necessary to consider the method of lifting and security in doing so. Spreader bar is a lifting tool that is used in conjunction with the crane in lifting objects or structures. Structural design is an image created based on the size of an object or building that will be applied in life, the main purpose of a structural design is to know the shape and structure of the workpiece and be able to hold the load safely. A spreader bar design is planned to be able to lift a load of 100 tons (100000 kg). Therefore we need the strength of the structure of the spreader bar design to be used for lifting using the help of the finite element method software. The purpose of this study was to determine whether the design that had been made was able to be used for lifting with the planned capacity of 100 tons (100000 Kg) and to find out how many times it was loaded, the structure would get a price above the ultimate tensile strength (UTS). The simulation results carried out on the safe working load (SWL) load of 100 tons experienced a voltage response of 72.55 MPa and a factor of safety (FOS) of 2.97. in this condition the structure does not fail because the stress value that occurs does not exceed the yield strength. Ultimate tensile strength (UTS) in the spreader bar occurred at at the 6th loading (600 tons) from the planned safe working load (SWL), with a voltage response of 435.31 MPa. Where the spreader bar will experience failure because it has passed the ultimate tensile strength (UTS) value based on the data of the structural material used in the amount of 400Mpa.

(2)

1

Pendahuluan

Tujuan utama dari sebuah desain adalah untuk mengetahui bentuk dan struktur dari sebuah benda kerja. Desain struktur dari sebuah benda harus mampu menahan beban dengan aman. Dalam hal ini diperlukan perkiraan kekuatan dari sebuah benda kerja yang di desain berdasarkan jenis material yang digunakan dan bentuk dari benda kerja yang didesain [1]. Seiring dengan perkembangan kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan, perusahaan dibidang perkapalan maupun oil and gas berkembang dengan pesat. Seperti halnya dalam proses pabrikasi sangat dibutuhkan sebuah proses lifting baik itu dalam hal pemindahan material maupun sambungan blok pada bangunan kapal [2]. Spreader Bar merupakan alat bantu dalam proses pengangkatan. Spreader bar biasanya digunakan bersamaan dengan crane untuk mengangkat suatu equipment.

(a)

(b)

Gambar 1: (a) Konsep Spreader Bar 1 lug, (b) Konsep Spread Konsep spreader bar yang diperlihatkan oleh Gambar 1 (a) menjelaskan bahwa spreader bar menyediakan dua tempat objek untuk pengangkatan barang. Untuk meminimalkan tekanan stress pada saat proses lifting berlangsung. Dengan cara ini dapat memungkinkan tarikan lurus ke atas pada objek yang diangkat. Untuk mencegah kemiringan pada saat proses pengangkatan dengan spreader bar menggunakan sistem dua kaitan, sistem ini membantu mengurangi ketidakseimbangan pada saat proses pengangkatan berlangsung dengan menggunakan spreader bar sesuai yang dijelaskan pada gambar 1(b) [3].Di sebuah perusahaan X memiliki sebuah desain spreader bar yang akan dipergunakan untuk mengangkat ataupun memindahkan barang dengan kapasitas yang direncanakan 100 ton (100000 kg). Maka dari itu diperlukan kekuatan struktur dari desain spreader bar yang akan dipergunakan untuk lifting. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah desain yang telah dibuat mampu digunakan untuk pengangkatan dengan kapasitas yang direncanakan yaitu sebesar 100 ton (100000 Kg) dan untuk mengetahui berapa kali pembebanan, struktur akan mendapatkan harga di atas tensile strength (UTS).Dengan cara megetahui berapa nilai dari stress, strain, displacement dan factor of safety, serta ultimate strength dari desain yang telah dibuat dan direncanakan. Dalam perancangan struktur, analisis kelelahan saja belum cukup untuk menyimpulkan integritas struktur secara menyeluruh. Dikarenakan banyak faktor seperti

terjadinya over load yang dapat menyebabkan kerusakan dalam bentuk keruntuhan atau ultimate failure. Salah satu penyebab terjadinya ultimate strength failure pada suatu struktur pada umumnya adalah disebabkan oleh beban ekstrem atau kurangnya daya tahan struktur terhadap degradasi material. Misalnya, korosi yang terjadi secara terus menerus akan mengurangi dimensi struktur. Komponen struktur mengalami plastic deformation yang menyebabkan struktur tersebut tidak dapat kembali ke bentuk semula. Untuk itu, perlu suatu pertimbangan jangka panjang untuk mengantisipasi adanya degradasi material ketika mendesain sebuah struktur [4].

2

Metodologi Penelitian

Metode yang dipakai dalam studi struktur desain pada spreader bar ini menggunakan analisa stastis. Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian, adalah sebagai berikut:

A. Pengumpulan data

Pengumpulan data dilakukan ketika melakukan kegiatan magang disebuah perusahaan, data yang diperoleh merupakan data yang berbentuk as build drawing spreader bar. Berikut gambar dari desain dan data bill of material dari desain spreader bar:

Gambar 3: Desain dari Spreader Bar.

Table I

Bill Of Material yang digunakan pada desain spreader bar.

no Material Qty Weight/pcs

1 Pipe dia 812.8x22 WT x 16332 mm 1 6379.33

2 Plate 38 x 1096 x 789 4 257.95

3 Plate 76 x 1655 x 1199 2 1183.86

(3)

Desain spreader bar ini direncanakan untuk mampu mengangkat beban dengan kapasitas 100 ton. Dari desain yang sudah ada dan bill of material yang digunakan dalam pembuatan desain spreader bar, akan disimulasikan untuk mengetahui kekuatan struktur yang dapat dilihat dari hasil tegangan (stress), regangan (strain), peralihan (displacement), FOS (factor of safety) dan kekuatan maksimum (ultimate strength), dengan bantuan softwaresolidwork.

B. Pemodelan spreader bar

Pemodelan struktur dari desain spreader bar dilakukan dengan bantuan software untuk mempermudah proses analisa dari struktur desain yang telah dibuat. Untuk ukuran dan dimensi dari pemodelan menyesuaikan dimensi yang ada pada desain as build drawing.

Gambar 4: Pemodelan Spreader Bar C. Menentukan nilai arah gaya dari sling

Hukum Newton III yang berbunyi “Untuk setiap aksi selalu terdapat reaksi yang sama besar dan berlawanan arah; atau, aksi timbal – balik satu terhadap yang lain antara dua benda selalu sama besar, dan berarah ke bagian yang berlawanan”[5]. Pada spreader bar berlaku hukum di atas. Untuk aksi merupakan berat beban yang diangkat sebesar 100 ton (100000 kg) berhubung pada spreader bar terdapat dua padeye, maka masing-masing padeye menerima beban 50 ton (50000 kg). Berat sama dengan mass x grafitasi adalah 50000 x 9,81 m/s2 = 490500, sedangkan reaksi merupakan tarikan yang dibutuhkan untuk mengangkat beban dengan sudut 60 o

Gambar 5: Sudut Sling Yang Di Gunakan.

Maka gaya tarik atau reaksi yang dibutuhkan kedua padeye untuk menarik beban sebesar 100ton (100000 kg) pada spreader bar F= 490.500/sin60 o = 566380 N.E. pembebanan pada simulasi yang dilakukan tidak hanya beban safe working load (SWL) sebesar 100 ton (100000 kg). Beban akan diasumsikan secara bertahap dari kelipatan beban safe working load (SWL) hingga 600 ton. Untuk mencapai nilai tegangan maksimum dari struktur spreader bar yang telah didesain.

D. Tegangan (stress)

Tegangan adalah perbandingan antara gaya tekan yang bekerja terhadap luas penampang benda [6]. Tegangan dirumuskan sebagai berikut:

𝜎 =

𝐹

𝐴 (1)

Keterangan:

F = besar gaya tekan/tarik (N) A = luas penampang (m2) σ = tegangan (N/m2) E. Regangan (Strain)

Regangan (strain) didefinisikan sebagai perbandingan antara penambahan panjang benda terhadap panjang mula-mula [6]. Regangan dirumuskan sebagai berikut :

𝜀 =

𝐿𝑜−𝐿𝑎𝐿𝑜 (2) Keterangan: Lo = Panjang Awal (m) La = Panjang Akhir (m) ɛ = Regangan F. Modulus Elastisitas

Modulus elastisitas sering disebut sebagai modulus young yang merupakan perbandingan antara tegangan dan regangan aksial dalam deformasi yang elastis, sehingga modulus elastisitas menunjukkan kecenderungan suatu material untuk berubah bentuk dan kembali lagi kebentuk semula bila diberi beban [6]. Modulus elastisitas dirumuskan sebagai berikut:

𝐸 =

𝜎 𝜀 (3) Keterangan: E = Modulus Elastisitas (N/m2) σ = Tegangan (N/m2) ɛ = Regangan G. Factor of safety

Struktur yang mampu menahan beban harus lebih besar dari pada beban yang harus diterima. Kekuatan adalah kemampuan suatu struktur untuk menahan beban. Kekuatan aktual suatu struktur harus melebihi kekuatan yang diperlukan. Rasio kekuatan aktual dengan kekuatan yang dibutuhkan disebut dengan

Factor of safety [6].

Factor of safety dirumuskan sebagai berikut:

𝐹𝑆 = yield strength

required strength (4)

Keterangan: FS = Faktor safety

(4)

Yield strength = Tegangan tarik Required strength = Tegangan ijin

F. Kekuatan Maksimum (Ultimate Strength)

Tegangan maksimum adalah tegangan yang dapat ditanggung oleh material sebelum tejadinya perpatahan. Untuk mendapat kekuatan maksimum dari spreader bar akan dilakukan dengan cara memvariasikan atau menaikan nilai dari beban yang akan diangkat menggunakan spreader bar.

G. Material Propertis.

Bahan material yang gunakan pada spreader bar menggunakan bahan ASTM A36.

Table II

SPESIFKASI MATERIAL ASTM A36 (SOLIDWORK) no Property Value Units

1 Elastic Modulus 200000 Mpa 2 Sheer Modulus 79300 Mpa 3 Tansile Strenght 400 Mpa 4 Yield Strenght 250 Mpa H. Finite Element Analisys (FEA)

Simulasi yang dilakukan menggunakan metode elemen hingga atau yang dikenal sebagai Finite Element Analisys (FEA). Dasar dari metode elemen hingga adalah membagi benda kerja menjadi elemen-elemen kecil yang jumlahnya berhingga. Sehingga dapat menghitung reaksi akibat beban (load) pada kondisi batas (boundary condition) yang diberikan. Dari elemen-elemen tersebut dapat disusun persamaan matrik yang bisa diselesaikan secara numerik dan hasilnya menjadi jawaban dari kondisi beban yang diberikan pada benda kerja tersebut [7].

3

Analisa dan Pembahasan

Setelah tahap pemodelan selesai dikerjakan sesuai dengan ukuran yang ditentukan pada desain 2D. kemudian hasil dari pemodelan gambar dapat dilakukan simulasi dengan menggunakan solidwork. Analisa yang akan dilakukan menggunakan beban statis. sebelum memasukan pembebanan, langkah awal yang terlebih dahulu dilakukan yaitu dengan membuat create mesh pada pemodelan desain. create mesh merupakan tahap di mana pemodelan dari desain spreader bar dibagi menjadi kumpulan elemen yang berhingga dan saling terhubung. Pada penelitian ini penulis memberi mesh dengan parameter sebesar 95.34 mm menyesuaikan kemampuan dari spesifikasi komputerisasi yang digunakan. Jumlah elemen dan

node yang dihasilkan dari proses meshing sebanyak 43266 elemen dengan total node 83652.

A. Pemberian Beban.

Beban yang akan diaplikasikan pada spreader bar akan bervariasi, tujuan dari memvariasikan beban yaitu untuk mencapai kekuatan maksimal (ultimate strength) dari spreader bar. Beban pertama yang akan disimulasikan yaitu beban safe working load (SWL) yang direncanakan sebesar 100 ton. Untuk mengetahui kekuatan ultimate struktur terhadap beban yang bekerja, maka dilakukan pembebanan sampai struktur tersebut mengalami tegangan melewati nilai ultimate tensile strength (UTS). Di mana untuk nilai ultimate tensile strength (UTS) dari struktur spreader bar sebesar 400 Mpa.

Gaya reaksi yang dibutuhkan pada pembebanan safe working load (SWL) menggunakan hasil pehitungan nilai gaya tarik atau reaksi yang telah dihitung sebelumnya yaitu sebesar 566380N untuk berat beban dengan kapasitas 100 ton.

1.Beban 100 ton

(a)

(b)

(5)

(d)

Gambar 6: (a) Stress Spreader Bar, (b) Strain Spreader Bar, (c) Displacement Spreader Bar, (d) FOS Spreader Bar. Untuk pembacaan chart warna yang terletak pada posisi atas menandakan tingkat maksimum sedangkan warna terbawah menandakan tingkat minimum. Pada Gambar 6 menunjukkan nilai dari tegangan Max. 72.55 MPa dan Min. 0.014 MPa kemudian nilai dari regangan yang dialami sebesar Max. 0.000305 dan Min. 5.68e-008, untuk peralihan (displacement) didapat nilai Max. 1.24 mm dan Min. 1e-030 mm dan nilai untuk factor of safety Max. 13.18 dan Min. 2.97.

2.Beban 200 ton

Nilai arah gaya reaksi yang dibutuhkan untuk aksi sebesar 200 ton (200000kg). Karena menggunakan dua padeye maka beban akan dibagi menjadi dua, masing-masing padeye menerima beban sebesar 200 ton (100000kg).

Fsin60O= 100000 x 9.81 m/s2 = 981000 N F= 981000/sin60O = 1.132.761 N

Maka reaksi yang dibutuhkan untuk mengangkat beban 200 ton sebesar 1.132.761 N.

(a)

(b)

(c)

(d)

Gambar 7: (a) Stress Spreader Bar, (b) Strain Spreader Bar, (c) Displacement Spreader Bar, (d) FOS Spreader Bar. Pada Gambar 7 menunjukkan nilai dari tegangan Max. 145.10 MPa dan Min. 0.027 MPa kemudian nilai dari regangan yang dialami sebesar Max. 0.000609 dan Min. 1.13e-007, untuk peralihan (displacement) didapat nilai Max. 2.49 mm dan Min. 1e-030 dan nilai untuk factor of safety Max. 6601 dan Min .1.48. 3.Beban 300 ton

Nilai arah gaya reaksi yang dibutuhkan untuk aksi sebesar 300 ton (300000kg). karena menggunakan dua padeye maka beban akan dibagi menjadi dua, masing-masing padeye menerima beban sebesar 300 ton (150000kg).

Fsin60O= 150000 x 9.81 m/s2 = 1.471.500 N F=1.471.500 /sin60O = 1.699.141 N

Maka reaksi yang dibutuhkan untuk mengangkat beban 300ton sebesar 1.699.141 N.

(6)

(b)

(c)

(d)

Gambar 8: (a) Stress Spreader Bar, (b) Strain Spreader Bar, (c) Displacement Spreader Bar, (d) FOS Spreader Bar. Pada Gambar 8 menunjukkan nilai dari tegangan Max. 217.65 MPa dan Min. 0.040 MPa kemudian nilai dari regangan yang dialami sebesar Max. 0.000914 dan Min. 1.7e-007, untuk peralihan (displacement) didapat nilai Max. 3.73 mm dan Min. 1e-030 mm dan nilai untuk factor of safety Max. 4400 dan Min.0.99 4.Beban 400 ton

Nilai arah gaya reaksi yang dibutuhkan untuk aksi sebesar 400 ton (400000kg). karena menggunakan dua padeye maka beban akan dibagi menjadi dua, masing-masing padeye menerima beban sebesar 400 ton (200000kg).

Fsin60O= 200000 x 9.81 m/s2 = 1.9162.000 N F=1.9162.000 /sin60O = 2.265.522 N

Maka reaksi yang dibutuhkan untuk mengangkat beban 400ton sebesar 2.265.522 N.

(a)

(b)

(c)

(d)

Gambar 9: (a) Stress Spreader Bar, (b) Strain Spreader Bar, (c) Displacement Spreader Bar, (d) FOS Spreader Bar. Pada Gambar 9 menunjukan nilai dari tegangan Max. 290.21 MPa dan Min. 0.054 Mpa kemudian nilai dari regangan yang dialami sebesar Max. 0.00122 dan Min. 2.26e-007, untuk peralihan (displacement) didapat nilai Max 4.98 mm dan Min. 1e-030 mm dan nilai untuk factor of safety Max. 3300 dan Min 0.74. 5.Beban 500 ton

Untuk nilai arah gaya reaksi yang dibutuhkan untuk aksi sebesar 500 ton (500000kg).

reaksi yang dibutuhkan untuk mengangkat beban 500ton sebesar 2.831.903 N.

(7)

(a)

(b)

(c)

(d)

Gambar 10: (a) Stress Spreader Bar, (b) Strain Spreader Bar, (c) Displacement Spreader Bar, (d) FOS Spreader Bar. Pada Gambar 10 menunjukan nilai dari tegangan Max. 362.76 MPa dan Min. 0.067 MPa kemudian nilai dari regangan yang dialami sebesar Max. 0.00152 dan Min. 2.83e-007, untuk peralihan (displacement) didapat nilai Max 6.22 mm dan Min. 1e-030 mm dan nilai untuk factor of safety Max. 2640 dan Min.0.59. 6.Beban 600 ton

Nilai arah gaya reaksi yang dibutuhkan untuk aksi sebesar 600 ton (600000kg). karena menggunakan dua padeye maka beban akan dibagi menjadi dua, masing-masing padeye menerima beban sebesar 600 ton (300000kg).

Fsin60O= 300000 x 9.81 m/s2 = 2.943.000 N F=2.943.000 /sin60O = 3.398.283 N

Maka reaksi yang dibutuhkan untuk mengangkat beban 600ton sebesar 3.398.283 N

(a)

(b)

(c)

(d)

Gambar 11: (a) Stress Spreader Bar, (b) Strain Spreader Bar, (c) Displacement Spreader Bar, (d) FOS Spreader Bar. Pada Gambar 11 menunjukan nilai dari tegangan Max. 435.31 MPa dan Min. 0.081 MPa kemudian nilai dari regangan yang dialami sebesar Max. 0.00183 dan Min. 3.39e-007, untuk peralihan (displacement) didapat nilai Max. 7.46 mm dan Min. 1e-030 mm dan nilai untuk factor of safety Max. 2200 dan Min. 0.49.

(8)

(a)

(b)

Gambar 12: (a) Bagian Yang Mengalami Stress Tertinggi Dan (b) Merupakan Bagian Yang Mengalami Stress Terendah. Pada Gambar 12 menjelaskan posisi dari bagian spreader bar yang mengalami tegangan paling maksimal dan minimal. Di mana untuk tegangan maksimal yang terjadi pada spreader bar dibagian lubang padeye bagian bawah. nilai tegangan maksimal yang didapat untuk SWL yang direncanakan sebesar 72.55 Mpa pada elemen 31490. Sedangkan untuk nilai tegangan minimum yang dialami oleh spreader bar terjadi dibagian Blind Flange yang merupakan penutup pipa spreader bar yang digunakan, nilai tegangan yang didapat sebesar 0.014 MPa pada elemen 13584. Pada table III merupakan hasil dari simulasi semua beban yang telah diasumsikan, sehingga hasil dari simulasi mencapai ultimate tansile strength. Dimana pada asumsi pembeban ke 6x (600 ton) dari nilai safe working load (SWL) yang telah ditentukan. Didapat nilai tegangan maksimal dari hasil simulasi sebesar 435.31 Mpa pada elemen 31490 dan untuk nilai tegangan minimum sebesar 0.278 Mpa pada elemen 13584. Dari hasil tegangan maksimum yang didapat pada pembebanan keenam kali (600 ton) sudah melebihi dari ultimate tensile strenght (UTS). sedangkan untuk nilai maksimum dari FOS yang didapat sebesar 2200 dan nilai minimum yang didapat sebesar 0.49.

Table III

HASIL SIMULASI SPREADER BAR

Beban Tegangan (N/mm2) Regangan (ESTRN) Peralihan URES (mm)

FOS FOS UTS

100 Ton

Max 72.55 0.000305 1.24 13188 28571 Min 0.014 5.68e-008 1.0e-030 2.97 5.51 200

Ton

Max 145.10 0.000609 2.49 6601 14814 Min 0.027 1.13e-007 1e-030 1.48 2.75 300

Ton

Max 217.65 0.000914 3.73 4400 10000 Min 0.040 1.7e-007 1e-030 0.99 1.83 400

Ton

Max 290.21 0.00122 4.98 3300 7407

Min 0.054 2.26e-007 1e-030 0.74 1.37 500

Ton

Max 362.76 0.00152 6.22 2640 5970

Min 0.067 2.83e-007 1e-030 0.59 1.10 600

Ton

Max 435.31 0.00183 7.46 2200 4938

(9)

4

Kesimpulan

Dari hasil simulasi yang dilakukan berdasarkan pemodelan dan pengujian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa desain spreader bar yang direncanakan untuk mampu mengangkat beban sebesar 100 ton mengalami respon tegangan sebesar 72.55 MPa dan factor of safety (FOS) sebesar 2.97. dengan daerah kritis yang dialami pada bagian lubang dari padeye pada elemen 31490, pada kondisi ini struktur tidak mengalami kegagalan karena nilai tegangan yang terjadi tidak melebihi dari yield strength. Kekuatan maksimal atau ultimate tensile strength (UTS) pada spreader bar terjadi pada pembebanan ke 6x (600 ton) dari safe working load (SWL) yang direncanakan, dengan mengalami respon tegangan sebsar 435.31 MPa. Di mana spreader bar akan mengalami failure karena sudah melewati nilai ultimate tensile strength (UTS) beradasarkan dari data material struktur yang digunakan sebesar 400Mpa.

5

Daftar Pustaka

[1] Arya chanakya. 2009. Design of Structural Elements, edisi ketiga 1

[2] Rizal, dkk. 2014. Studi Analisis Lifting dan DesignPadeye pada pengangkatan Deck Jacket WellheadTripod Platform menggunakan Floating CraneBarge. Surabaya: ITS Library.

[3] Ricker, David T. (1991).Design and Construction of Lifting Beams.Engineering journal,American Institue of Steel Construction, Vol 2,pp.149-158 [4] Pambudi, Angga S. 2012. Studi Kekuatan Puncak

Struktur Crane Pedestal FPSO Belanak Akibat Interaksi Gerakan Dinamis Cargo Pada Crane. Jurnal Teknik ITS, Vol. 1, No 1, ISSN: 2301-9271. [5] Halliday, David dan Robert Resnick. 2005.

FisikaEdisi Ketiga. Jakarta : Erlangga.

[6] Zainuri, Muhib Ach.2008.Kekuatan Bahan. Yogyakarta : Andi Offset

[7] FRANK STASSA, “Applied Finite Element Analysis for Engineers”, CBS College Publishing , USA, 1989.

Gambar

Gambar 3: Desain dari Spreader Bar.
Gambar 4: Pemodelan Spreader Bar
Table II
Gambar 6: (a) Stress Spreader Bar, (b) Strain Spreader Bar, (c)  Displacement Spreader Bar, (d) FOS Spreader Bar
+4

Referensi

Dokumen terkait

Survey Investigasi dan Desain (SID) Pengendalian Banjir Sungai Riam Kanan dan Sungai Riam Kiwa yang mempunyai tujuan untuk mengetahui besarnya debit air, kapasitas, dan

Berdasarkan penelitian ini, kita dapat mengetahui bahwa nilai APE yang dapat digunakan untuk mendiagnosis kelainan saluran pernapasan seperti asma atau PPOK memiliki

Dalam penelitian ini alat analisis yang digunakan adalah korelasi dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh varibel independen (X) yaitu kualitas komunikasi interpersonal antara

Penelitian ini dilakukan secara eksperimental untuk mengetahui pengaruh penambahan sekam padi sebesar 15%, 18%, 21% dan 24% dari total 100% bahan kering yang

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh kapasitas ultimate lateral yang dapat dikembalikan dengan perkuatan retrofitting concrete jacketing pada

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana penampilan desain iklan shopee di media sosial / internet dan untuk mengetahui bagaimana strategi dari desain iklan yang

4 1.4 Tujuan dan Manfaat Tujuan dari Penelitian ini adalah untuk mengetahui berapa besar kapasitas kapasitor bank yang digunakan dalam penelitian serta mengetahui cara kerja

1.3 Tujuan Penelitian 1 Mengetahui bahan alam yang mengandung antosianin 2 Mengetahui metode yang dapat digunakan untuk ekstraksi antosianin 3 Mengetahui metode yang dapat digunakan