• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pemodelan Electronic Load Controller Pada Beban Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro Merasap

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Pemodelan Electronic Load Controller Pada Beban Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro Merasap"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

32

Jurnal ELKHA Vol.7, No 2, Oktober 2015

Pemodelan Electronic Load Controller Pada Beban

Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro Merasap

Kornelius Kunek

Magister Teknik Elektro Universitas Tanjungpura Pontianak (Alumni), Pemerintah Kab.Bengkayang, Dinas Pekerjaan Umum, KALBAR.

e-mail : Kornelius_kunek@yahoo.co.id

Abstract– Energi Baru dan Terbarukan (EBT) or New and Renewable Energy is one of the alternative energies purported to tackle the problems of energy shortage in Indonesia. Sometimes the voltage generated by the hydropower is inconstant that it can speed up damages to electronic appliances. Thus, installing a device of Electronic Load Controller (ELC) is necessary to control the current, frequency, and hydropower voltage as it can nominally maintain the constant voltage despite the unstable consumer electricity load. ELC is often used in both hydropower and PLTMH because it is more affordable than other protective devices. This study project was conducted in Merasap PLTMH, Bengkayang-Indonesia, where a simple ELC was modeled and simulated whenever the consumer electricity load changes. ELC simulation result displayed in Matlab program showed that ELC can control the burden on consumers when reaching a peak load of up to 9850 W with a frequency of 48.56 Hz, meanwhile, it decreased the consumer load of up to150 W with a frequency of 50.51 Hz. While the data of Merasap PLTMH during the peak load of 9850 W with a frequency of 50.76 displayed a decrease in burden on consumers’ load of up to 150 W with a frequency of 50.51. Therefore, based on the comparison results obtained, it can be concluded that the ELC simulation can work significantly in stabilizing consumer electricity load.

Keywords–Electronic Load Controller (ELC), Micro Hydro Power (MHP), ELC Simulation.

1. Pendahuluan

Sebuah kenyataan bahwa kebutuhan akan energi listrik semakin meningkat dan menjadi bagian tak terpisahkan dari kebutuhan hidup manusia seiring dengan pesatnya peningkatan pembangunan di berbagai bidang. Berkurangnya ketersediaan sumber daya energi fosil, khususnya minyak bumi, menyebabkan kita harus berpikir untuk mencari altenatif penyediaan energi listrik melalui sumber-sumber lain yang terbarukan untuk menjaga kontinuitas pasokan energi.

Sistem penyediaan energi listrik yang dapat memenuhi kriteria di atas adalah sistem konversi energi yang memanfaatkan potensi sumber daya Energi Baru

dan Terbarukan (EBT). Prospek EBT sangat besar, karena selain tersedia tempat, potensinya pun cukup besar dan jenisnya beragam, seperti: matahari,panas bumi, angin, air, biomas dan lain sebagainya. Berdasarkan Data Potensi EBT Indonesia tahun 2005-2025, pemanfaatan EBT Indonesia baru mencapai 5,391,9 MW (27,425 %) dari total potensi sebesar 318,711,75 MW, pemanfaatan EBT Indonesia terbesar adalah sumber energi mini/mikro hidro yang mencapai 18,30 % dan pemanfaatan Potensi EBT Indonesia terendah energi angin sebesar 0,05 %[1].

Pembangkit listrik tenaga mikro hidro (PLMTH) Merasap yang terletak di Kec. Bengkayang merupakan salah satu pembangkit listrik di Kalimantan Barat yang memanfaatkan aliran sungai sebagai energi potensial air untuk tenaga turbin. Kapasitas daya yang dihasilkan dari pembangkit listrik ini adalah sebesar 10 kilo watt dengan dua buah turbin yang beroperasi. Daya yang dihasilkan dari PLTMH Merasap dipengaruhi oleh kapasitas sebuah head tank.Head tank berfungsi sebagai pemasok air untuk tenaga penggerak turbin yang dihubungkan oleh sebuah pipa pesat (penstock).

Besar kecilnya air yang masuk pada head tank akan mempengaruhi daya yang dihasilkan. Semakin besar daya yang dihasilkan akan menyebabkan perubahan frekuensi yang sehingga akan mempengaruhi kualitas daya yang didistribusikan ke konsumen. Selain itu perubahan beban konsumen yang signifikan juga mempengaruhi perubahan frekuensi. Frekuensi yang tidak stabil dapat merusak sistem pengendali PLTMH serta alat elektronik rumah tangga. Berdasarkan permasalahan tersebut agar frekuensi tetap stabil maka perlu dipasang sebuah pengendali ELC (Electronic Load Controller).

Penyimpangan frekuensi dari nilai nominal (50 Hz) harus diminimalisasi sekecil mungkin untuk mencegah terjadinya kerusakan pada peralatan elektronik. Pada sisi pembangkit, pengendali diperlukan untuk mengendalikan putaran generator untuk dapat menjaga kestabilan dari frekuensi tegangan keluaran. Sebagaimana diketahui bahwa governor merupakan peralatan pengendali yang bersifat mekanis, dimana dalam proses pengaturan putaran turbin (yang berkaitan dengan frekuensi tegangan keluaran) lebih menitik beratkan pada pengaturan jumlah energi pimer yang

(2)

masuk ke turbin. Sementara itu, ELC merupakan suatu kesatuan alat kontrol frekuensi yang diletakkan setelah turbin dan dapat dikatakan lebih modern daripada governor.Dalam proses kerjanya ELC lebih menitik beratkan pada berapa daya yang harus dibuang ke beban komplemen untuk menjaga frekuensi dari generator yang digunakan. Untuk itu, penelitian tesis ini difokuskan pada studi analisis ELC untuk PLTMH sehingga dapat mengetahui karakteristik rancangan yang tepat.

2. Konsep PLTMH

Secara umum Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) merupakan pembangkit yang memanfaatkan aliran air untuk diubah menjadi energi listrik. Energi listrik yang dibangkitkan ini biasa disebut sebagai hidroelektrik. Pembangkit listrik ini bekerja dengan cara merubah energi air yang mengalir (dari bendungan atau air terjun) menjadi energi mekanik (dengan bantuan turbin air) dan dari energi mekanik menjadi energi listrik (dengan bantuan generator). Kemudian energi listrik tersebut dialirkan melalui jaringan-jaringan yang telah dibuat, hingga akhirnya energi listrik tersebut dapat melayani beban yang tersambung.

Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH) adalah suatu pembangkit listrik skala kecil yang menggunakan tenaga air sebagai tenaga penggeraknya seperti, saluran irigasi, sungai, atau air terjun alam dengan cara memanfaatkan tinggi terjunan (head) dan jumlah debit air. Mikro menunjukkan ukuran kapasitas pembangkit, yaitu antara 5 kW sampai 100 kW [2].

Gambar 1. Skema Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTMH)[1]

2.1. ELC 1 Fasa

ELC adalah suatu alat yang dipasangpada PLTMH yang berfungsi untuk menjaga agar frekuensi dan tegangan yang dihasilkan PLTMH tetap konstan walaupun beban berubah-ubah[2].

Gambar 2. PrinsipkerjaELC1Fasa[1]

2.2Prinsip Kerja Generator Sinkron

Jika sebuah kumparan diputar pada kecepatan konstan pada medan magnet homogen, maka akan terinduksi tegangan sinusoidal pada kumparan tersebut. Medan magnet bisa dihasilkan oleh kumparan yang dialiri arus AC atau oleh magnet tetap. Pada mesin tipe ini medan magnet diletakkan pada stator (disebut generator kutub eksternal / external pole generator) yang mana energi listrik dibangkitkan pada kumparan rotor.

Frekuensi elektris yang dihasilkan generator sinkron adalah sinkron dengan kecepatan putar generator. Rotor generator sinkron terdiri atas rangkaian elektromagnet dengan suplai arus DC. Medan magnet rotor bergerak pada arah putaran rotor.

3.Rancangan Simulasi ELC 1 Fasa

Seperti yang telah diutarakan sebelumnya, inti dari ELC adalah pada pengaturan besar impedansi beban komplemen.Penulis mencoba menggunakan salah satu metode yaitu dengan menggunakan metode komperator arus konsumen dengan suatu besaran referensi.

Besar arus yang masuk ke beban konsumen akan disampling kemudian dibandingkan dengan suatu besaran referensi. Hasil dari perbandingan ini berupa sinyal 0 atau 1 yang akan menentukan apakah saklar ELC akan berada dalam kondisi terbuka atau tertutup. Saklar ini adalah penghubung antar titik percabangan arus dengan beban komplemen. Alasan penggunaan saklar seperti ini adalah kerena beban komplemen terdiri dari resistor yang besarnya konstan. Sehingga untuk mengatur besar beban komplemen dapat dilakukan dengan mengatur berapa banyak resistor pada beban komplemen yang harus dialiri arus komplemen. masuk ke turbin. Sementara itu, ELC merupakan suatu

kesatuan alat kontrol frekuensi yang diletakkan setelah turbin dan dapat dikatakan lebih modern daripada governor.Dalam proses kerjanya ELC lebih menitik beratkan pada berapa daya yang harus dibuang ke beban komplemen untuk menjaga frekuensi dari generator yang digunakan. Untuk itu, penelitian tesis ini difokuskan pada studi analisis ELC untuk PLTMH sehingga dapat mengetahui karakteristik rancangan yang tepat.

2. Konsep PLTMH

Secara umum Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) merupakan pembangkit yang memanfaatkan aliran air untuk diubah menjadi energi listrik. Energi listrik yang dibangkitkan ini biasa disebut sebagai hidroelektrik. Pembangkit listrik ini bekerja dengan cara merubah energi air yang mengalir (dari bendungan atau air terjun) menjadi energi mekanik (dengan bantuan turbin air) dan dari energi mekanik menjadi energi listrik (dengan bantuan generator). Kemudian energi listrik tersebut dialirkan melalui jaringan-jaringan yang telah dibuat, hingga akhirnya energi listrik tersebut dapat melayani beban yang tersambung.

Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH) adalah suatu pembangkit listrik skala kecil yang menggunakan tenaga air sebagai tenaga penggeraknya seperti, saluran irigasi, sungai, atau air terjun alam dengan cara memanfaatkan tinggi terjunan (head) dan jumlah debit air. Mikro menunjukkan ukuran kapasitas pembangkit, yaitu antara 5 kW sampai 100 kW [2].

Gambar 1. Skema Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTMH)[1]

2.1. ELC 1 Fasa

ELC adalah suatu alat yang dipasangpada PLTMH yang berfungsi untuk menjaga agar frekuensi dan tegangan yang dihasilkan PLTMH tetap konstan walaupun beban berubah-ubah[2].

Gambar 2. PrinsipkerjaELC1Fasa[1]

2.2Prinsip Kerja Generator Sinkron

Jika sebuah kumparan diputar pada kecepatan konstan pada medan magnet homogen, maka akan terinduksi tegangan sinusoidal pada kumparan tersebut. Medan magnet bisa dihasilkan oleh kumparan yang dialiri arus AC atau oleh magnet tetap. Pada mesin tipe ini medan magnet diletakkan pada stator (disebut generator kutub eksternal / external pole generator) yang mana energi listrik dibangkitkan pada kumparan rotor.

Frekuensi elektris yang dihasilkan generator sinkron adalah sinkron dengan kecepatan putar generator. Rotor generator sinkron terdiri atas rangkaian elektromagnet dengan suplai arus DC. Medan magnet rotor bergerak pada arah putaran rotor.

3.Rancangan Simulasi ELC 1 Fasa

Seperti yang telah diutarakan sebelumnya, inti dari ELC adalah pada pengaturan besar impedansi beban komplemen.Penulis mencoba menggunakan salah satu metode yaitu dengan menggunakan metode komperator arus konsumen dengan suatu besaran referensi.

Besar arus yang masuk ke beban konsumen akan disampling kemudian dibandingkan dengan suatu besaran referensi. Hasil dari perbandingan ini berupa sinyal 0 atau 1 yang akan menentukan apakah saklar ELC akan berada dalam kondisi terbuka atau tertutup. Saklar ini adalah penghubung antar titik percabangan arus dengan beban komplemen. Alasan penggunaan saklar seperti ini adalah kerena beban komplemen terdiri dari resistor yang besarnya konstan. Sehingga untuk mengatur besar beban komplemen dapat dilakukan dengan mengatur berapa banyak resistor pada beban komplemen yang harus dialiri arus komplemen. masuk ke turbin. Sementara itu, ELC merupakan suatu

kesatuan alat kontrol frekuensi yang diletakkan setelah turbin dan dapat dikatakan lebih modern daripada governor.Dalam proses kerjanya ELC lebih menitik beratkan pada berapa daya yang harus dibuang ke beban komplemen untuk menjaga frekuensi dari generator yang digunakan. Untuk itu, penelitian tesis ini difokuskan pada studi analisis ELC untuk PLTMH sehingga dapat mengetahui karakteristik rancangan yang tepat.

2. Konsep PLTMH

Secara umum Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) merupakan pembangkit yang memanfaatkan aliran air untuk diubah menjadi energi listrik. Energi listrik yang dibangkitkan ini biasa disebut sebagai hidroelektrik. Pembangkit listrik ini bekerja dengan cara merubah energi air yang mengalir (dari bendungan atau air terjun) menjadi energi mekanik (dengan bantuan turbin air) dan dari energi mekanik menjadi energi listrik (dengan bantuan generator). Kemudian energi listrik tersebut dialirkan melalui jaringan-jaringan yang telah dibuat, hingga akhirnya energi listrik tersebut dapat melayani beban yang tersambung.

Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH) adalah suatu pembangkit listrik skala kecil yang menggunakan tenaga air sebagai tenaga penggeraknya seperti, saluran irigasi, sungai, atau air terjun alam dengan cara memanfaatkan tinggi terjunan (head) dan jumlah debit air. Mikro menunjukkan ukuran kapasitas pembangkit, yaitu antara 5 kW sampai 100 kW [2].

Gambar 1. Skema Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTMH)[1]

2.1. ELC 1 Fasa

ELC adalah suatu alat yang dipasangpada PLTMH yang berfungsi untuk menjaga agar frekuensi dan tegangan yang dihasilkan PLTMH tetap konstan walaupun beban berubah-ubah[2].

Gambar 2. PrinsipkerjaELC1Fasa[1]

2.2Prinsip Kerja Generator Sinkron

Jika sebuah kumparan diputar pada kecepatan konstan pada medan magnet homogen, maka akan terinduksi tegangan sinusoidal pada kumparan tersebut. Medan magnet bisa dihasilkan oleh kumparan yang dialiri arus AC atau oleh magnet tetap. Pada mesin tipe ini medan magnet diletakkan pada stator (disebut generator kutub eksternal / external pole generator) yang mana energi listrik dibangkitkan pada kumparan rotor.

Frekuensi elektris yang dihasilkan generator sinkron adalah sinkron dengan kecepatan putar generator. Rotor generator sinkron terdiri atas rangkaian elektromagnet dengan suplai arus DC. Medan magnet rotor bergerak pada arah putaran rotor.

3.Rancangan Simulasi ELC 1 Fasa

Seperti yang telah diutarakan sebelumnya, inti dari ELC adalah pada pengaturan besar impedansi beban komplemen.Penulis mencoba menggunakan salah satu metode yaitu dengan menggunakan metode komperator arus konsumen dengan suatu besaran referensi.

Besar arus yang masuk ke beban konsumen akan disampling kemudian dibandingkan dengan suatu besaran referensi. Hasil dari perbandingan ini berupa sinyal 0 atau 1 yang akan menentukan apakah saklar ELC akan berada dalam kondisi terbuka atau tertutup. Saklar ini adalah penghubung antar titik percabangan arus dengan beban komplemen. Alasan penggunaan saklar seperti ini adalah kerena beban komplemen terdiri dari resistor yang besarnya konstan. Sehingga untuk mengatur besar beban komplemen dapat dilakukan dengan mengatur berapa banyak resistor pada beban komplemen yang harus dialiri arus komplemen.

(3)

34

Jurnal ELKHA Vol.7, No 2, Oktober 2015 4. Pemodelan ELC 10 kW

Pemodelan akan dilakukan pada PLTMH Merasap 1 fasa 10 kW. Sehingga daya ELC adalah 10 kW. Penulis memakai tingkat sensitifitas 250 W pada tegangan kerja 220 V. Tingkat toleransi frekuensi tegangan yang diberikan adalah 48 Hz – 64 Hz.dan 200 V – 240 V pada tegangan kerja.

4.1. Simulasi ELC Beban Konsumen Meningkat

Gambar 4. Perubahan arus saat terjadi kenaikan beban konsumen,

Tampak bahwa kenaikan beban konsumen dapat ditanggapi dengan cepat oleh ELC sehingga arus generator cepat kembali ke keadaan nominal. Hal ini karena proses yang dilakukan dengan cepat. Proses pengisian muatan pada kapasitor filter berlangsung dengan cepat sehingga menyebabkan respon ELC cepat. 4.2. Simulasi ELC Beban Konsumen Menurun

Simulasi dilakukan dengan penurunan beban konsumen tiap 250 W dan kelipatannya pada saat beban konsumen 9900 W

Gambar 5. Grafik hasil simulasi penurunan beban konsumen

5. Kesimpulan

Dari percobaan yang dilakukan, dapat ditarik beberapa kesimpulan yaitu:

1. ELC merupakan salah satu alternatif dalam melindumgi PLTMH agar tetap bekerja pada tegangan dan frekuensi kerjanya walaupun beban konsumen berubah-ubah.

2. Pemodelan ELC 10 kW 1 fasa dengan tingkat sensitifitas 250 W pada percobaan menunjukkan bahwa frekuensi yang dihasilkan masih dalam torelansi (48 Hz- 64Hz).

3. Perbandingan frekuensi hasil simulasi ELC dengan data PLTMH Merasap hampir mendekati, yaitu pada saat daya 10.000 Watt, frekuensi data dari PLTMH sebesar 57.6 Hz sedangkan hasil simulasi 61.20 Hz sehingga dapat dikatakan hasil simulasi cukup berhasil.

4. ELC tidak dapat mengalirkan arus yang tepat ke beban komplemen karena banyak saklar yang dinyalakan tidak merespon dengan cepat, sehingga tidak sesuai dengan yang diinginkan. Hal ini yang menyebabkan terjadinya selisah hasil simulasi dengan data dari PLTMH Merasap.

5. Saat beban konsumen terputus, ELC akan menginstruksikan agar seluruh arus yang dihasilkan generator dialirkan ke beban komplemen.

(4)

Referensi

[1] Anggi Muhammad Sabri Saragih. 2008. Studi Pemodelan Electronic Load Controller Sebagai Alat Pengaturan Beban Pembangkit Listrik Tenaga Mikro-Hidro, ITB Bandung.

[2] Bakshi, U.A dan Bakshi, V.U. 2009. Automatic Control

System. India: Technical Publication Pune.

[3] Sandi Ardha.P. 2010. Study Of Electronic Load Controller

for Seloliman’s Mikrohydro Power plant, Terawas Mojokerto.

[4] Cleve Moler, the creator of MATLAB (December 2004). "The Origins of MATLAB". Diakses April 15 2007.

[5] Note from Cleve Moler in a Mathworks newsletter Cleve Moler, the creator of MATLAB (2000). "MATLAB Incorporates LAPACK". Diakses December 20 2008. [6] Stephen J Chapman. Electric Machinery Fundamentals.

McGrew Hill, Singapura. 1991.

[7] Nurkarima, Ihdina. Pemodelan sistem level air head tank menggunakan pengendali PID pada pembangkit listrik tenaga mini hidro. Untan, Pontianak 2014.

[8] Sudaryatno Sudirman. Analisis Rangkaian Listrik, Penerbit ITB, Bandung.2002.

Biography

Kornelius Kunek, Lahir di Teradak, Batang Tarang, Kabupaten Sanggau, Kalimantan Barat pada tanggal 20 Maret 1977. Menyelesaikan pendidikan S-1 Fakultas Teknik Jurusan Teknik Elektro Universitas Tanjungpura Pontianak dan lulus Prodi Manajemen Energi, Magister Teknik Elektro Universitas Tanjungpura Pontianak tahun 2015. Aktifitas sekarang sebagai Kepala Seksi di Dinas Pekerjaan Umum, Kabupaten Bengkayang Kalimantan Barat.

(5)

36

Gambar

Gambar 1. Skema Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTMH)[1]
Gambar 5. Grafik hasil simulasi penurunan beban konsumen

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan kebijakan tersebut, disusun pedoman/ panduan dan standar operasional prosedur (SPO) yang memberikan kejelasan langkah-langkah dalam pelaksanaan kegiatan di UPTD

Nilai perdagangan merupakan nilai rupiah dari saham suatu emiten yang diperdagangkan dalam suatu periode tertentu, sedangkan nilai kapitalisasi pasar adalah jumlah

Pada perhitungan arc flash dengan menggunakan metode kurva batasan energi, untuk level tegangan lebih dari 15 kV persamaan yang digunakan adalah dengan menggunakan metode

Sungai 2011 Areal Total Potensial (Ha) Jumlah (Unit) Kondisi

Dengan demikian, metode Knowledge Graph (KG) dan Concept Mapping (CM) akan digunakan sebagai teknik menangkap pengetahuan dari teks yang hasilnya berupa representasi

The Effect of Customer Value, Customer Satisfaction, and Switching Costs on Customer Loyalty : An Empirical Study of Hypermarkets in Taiwan.. Social Behaviour and and

(1962:104-106) dalam Didin Budiman (PGSD, Perilaku Sosial, pdf), mengungkapkan bahwa untuk memahami perilaku sosial individu, dapat di lihat dari

Berdasarkan uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa Slow Scan Television (SSTV) memiliki fungsi khusus yakni sebagai alat pengawas atau pengontrol