• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tanggung Jawab Dokter Dalam Malpraktek Kedokteran Menurut Hukum Perdata

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Tanggung Jawab Dokter Dalam Malpraktek Kedokteran Menurut Hukum Perdata"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

TANGGUNG JAWAB DOKTER DALAM MALPRAKTEK

KEDOKTERAN MENURUT HUKUM PERDATA

TESIS

Diajukan Kepada Universitas Sumatera Utara Untuk Memenuhi Sebagian

Dari Syarat-syarat Guna Memenuhi Derajad Pascasarjana Ilmu Hukum

Oleh :

(2)

ABSTRACT

Thamrin Tarigan* Bismar Nasution**

Alvi Syahrin** Tan Kamello**

Relationship between doctor and patient is a therapeutic interaction which called legally as an agreement or consensus to delivery certain services. Giving the agreement, it is intended to reach a result as expected by a patient.

In terms of legal viewpoints, the relationship between doctor and patient progresses between one legal subject to another stipulated in Civil Law principles which is generally based on the mutual consensus. Therefore, there are mutual relationship of right and liability, in which the right of a doctor becomes liability of a patient, vice versa.

A doctor in meeting his / her liability on a patient is inevitably free of mistake, oversight that may result in a negative consequence against the patient which is referred to as medical malpractice. In such a case, of course, many cases can occur such as; how can doctor be called to have done a malpractice, which regulation to be a reference, whether health rules, Civil Law, or both which determine the liability of a doctor on patient, including his /her family.

In fact, from the study, the legal principles of agreement in Civil Law is adhered and applied in the relationship between doctor and patient.

This study was carried out by using juridical normatic approach based on legal principles and systematization to know the applicable principles and made identification on basically definitions of legal subject, right and liability, and the relationship between doctor and patient.

From the study, it can be concluded that the relationship between doctor / hospital and patient or even liability doctor as a consequence of medical malpractice, in fact that the Laws No. 23 of 1999 regarding health refers to the regulation /principles stipulated in the Civil Law such as consensually principle stipulated in the Article 1320 related to 1338, 1365, 1366, 1367 and other articles of the Civil Law.

Based on the assumption, something’s may be suggested, the consensually principles should be held considering that the relationship between doctor and patient is more personal in feature. Similarly, the elements of medical malpractice are some points of legal conclusion and of scholars, such a thing, of course is in favorable for the patient especially for

(3)

the doctor in performing his/her profession. And therefore, Laws are considerably required to govern medical practice that any doctor may know what may be done and what may be not done in the profession particularly in relation to the patient.

(4)

INTISARI

Thamrin Tarigan* Bismar Nasution**

Alvi Syahrin** Tan Kameilo**

Hubungan dokter dengan pasien merupakan hubungan terapeutik yang dalam hukum dikatakan suatu perjanjian melakukan jasa-jasa tertentu. Dengan adanya perjanjian ini, dimaksudkan untuk mendapatkan hasil dari suatu tujuan tertentu yang dikehendaki pasien.

Dari aspek hukum hubungan dokter dengan pasien merupakan hubungan antara subjek hukum dengan subjek hukum yang diatur dalam kaidah-kaidah hukum perdata yang pada dasarnya dilakukan berdasarkan pada kesepakatan bersama, maka dalam hubungan ini terdapat hak dan kewajiban yang timbal batik sifatnya, hak dokter menjadi kewajiban pasien, hak pasien menjadi kewajiban dokter.

Seorang dokter dalam menjalankan kewajibannya terhadap pasien senantiasa tidak luput dari kesalahan, kekeliruan, yang dapat membawa a k i b a t n eg a t if b a g i p a si e n y a n g d ik e n al d en g an i s ti l ah ma l p r ak te k kedokteran.

Tentunya, dalam hubungan yang demikian, dapat timbul berbagai hal,antara lain bagaimana dikatakan dokter melakukan malpraktek, ketentuan manakah yang dijadikan sebagai acuan, apakah undang-undang kesehatan, KUH Perdata ataukah keduanya, apa yang menjadi kewajiban dokter terhadap pasien atau keluarganya.

Ternyata dari penelitian ini, ketentuan (asas-asas) hukum perjanjian menurut KUH Perdata dianut dan diterapkan dalam hubungan antara dokter dengan pasien.

Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan yuridis normatif dengan p e n d e k at an a s a s - a s a s h u k u m d a n s i s t e ma t i k a h u k u m, y a i t u u n t u k mengetahui asas-asas yang berlaku dan mengadakan identifikasi terhadap pengertian-pengertian pokok dalam hukum tentang subjek hukum, hak dan kewajiban hukum dan hubungan hukum dokter dengan pasien.

Dan penelitian ini diperoleh kesimpulan, bahwa hubungan dokter / rumah sakit dengan pasien maupun kewajiban dokter akibat dari suatu malpraktek kedokteran ternyata Undang-undang No. 23 tahun 1999 tentang kesehatan merujuk kepada ketentuan/asas yang terdapat dalam KUH Perdata seperti asas konsensualisme yang terkandung dalam pasal 1320

(5)

yuncto pasal 1338,1365,1366,1367 serta pasal-pasal lainnya dari KUH Perdata tersebut. Berdasarkan itu maka dapat disarankan beberapa hal, yaitu asas konsensualisme tersebut perlu dipertahankan mengingat hubungan antara dokter dengan pasien lebih bersifat pribadi. Demikian juga unsur-unsur malpraktek kedokteran merupakan kesimpulan dari beberapa ketentuan perundang-undangan dan pendapat sarjana, hal semacam ini tentu kurang menguntungkan bagi pasien terutama dokter dalam menjalankan profesinya. Karena itu perlu adanya suatu undang-undang yang mengatur tentang medical practice, sehingga dokter dapat mengetahui dengan mudah apa y ang boleh dan apa y ang tidak boleh dilakukan dalam menjalankan profesinya terutama terhadap pasien.

Referensi

Dokumen terkait

Syaikh Abdurrauf tidak saja mengajarkan dan memper- kenalkan membaca Alquran kepada anaknya, Syakih Azra‘i, akan tetapi beliau juga mengajarkan makharij al-Huruf dan ilmu tajwid

dan mempertahankan kepentingannya namun pengambilan keputusan tetap ada pada Tim Kecil atau aktor tertentu, dalam hal ini peneliti identifikasikan sebagai fasilitator

Penggunaan Media Pembelajaran Alat Peraga terhadap Hasil Belajar Matematika Materi Kubus dan Balok pada Siswa Kelas VIII MTs Negeri Aryojeding. Pengaruh ( Contextual

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang diuraikan dapat ditarik kesimpulan yaitu 1) Intensitas cahaya mayahari mempengaruhi perbedaan densitas stomata pada

Mencermati hubungan kausalitas tersebut, dapat diintrepretasikan bahwa harga minyak goreng sawit di pasar dunia tidak dipengaruhi secara signifikan oleh harga

Sebelum adanya sistem kesultanan yang diperkenalkan oleh Islam di Kesultanan Tenate, Tidore, Bacan, Jailolo, maka Jazirah Bomberay (fakfak dan kaimana) serta

Sutopo menyebutkan prosedur pengamatan atau observasi yang dilakukan pada penelitian ini adalah jenis observasi tidak berperan, 20 maka di dalam menganalisis film

Upaya Guru Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Dengan Menggunakan Metode Sosiodrama Pada Mata Pelajaran Fiqih Siswa Kelas XI MA Roudlotul Mubtadiin Balekambang Nalumsari1. Jepara