• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis penerapan akad murabahah pada pembiayaan mikro BRI Syariah berdasarkan fatwa DSN No:04/DSN-MUI/IV/2000: Studi pada BRI Syariah KCP Mojoagung Jombang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Analisis penerapan akad murabahah pada pembiayaan mikro BRI Syariah berdasarkan fatwa DSN No:04/DSN-MUI/IV/2000: Studi pada BRI Syariah KCP Mojoagung Jombang"

Copied!
152
0
0

Teks penuh

(1)ANALISIS PENERAPAN AKAD MURABAHAH PADA PRODUK PEMBIAYAAN MIKRO BRISYARIAH BERDASARKAN FATWA DSN NO: 04/DSN-MUI/IV/2000 (Studi pada BRISyariah KCP Mojoagung Jombang). SKRIPSI. Oleh:. FIRMAN SYAHRUL HARIANSYAH NIM: 13540014. JURUSAN PERBANKAN SYARIAH (S1) FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG 2018.

(2) ANALISIS PENERAPAN AKAD MURABAHAH PADA PRODUK PEMBIAYAAN MIKRO BRISYARIAH BERDASARKAN FATWA DSN NO: 04/DSN-MUI/IV/2000 (Studi pada BRISyariah KCP Mojoagung Jombang). SKRIPSI Diajukan Kepada: Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (SE). Oleh: FIRMAN SYAHRUL HARIANSYAH NIM: 13540014. JURUSAN PERBANKAN SYARIAH (S1) FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG 2018. i.

(3) ii.

(4) iii.

(5) iv.

(6) PERSEMBAHAN Penulis dengan bangga mempersembahkan penelitian ini kepada: 1. Bapak Imam Syafi’i dan Ibu Kusniatin yang selalu memberikan kasih sayang, pengorbanan, motivasi dan memberikan dukungan spiritual dalam segala aktivitas positif. Semoga diberikan umur panjang, sehat wal afiyath. Kepada kakakku Erna Shofia Mufuda yang selalu memberikan semangat dan motivasi agar selalu semangat menyelesaikan tanggung jawabku sebagai mahasiswa dan jug adekku Mohammad Farid Fardiansyah semoga diberikan kemudahan dalam pendidikannya, dan menjadi anak-anak yang sholeh. 2. Guru-guruku mulai dari aku kecil hingga saat ini, yang telah memberikan banyak ilmu, ilmu agama serta ilmu umum. Semoga diberikan umur yang panjang, sehat serta istiqamah dalam memberikan ilmu kepada muridmuridnya. 3. Sahabat-sahabatku dari kecil hingga sekarang yang telah memberikan dukungan dan doa baik kepadaku selama ini. 4. Almamaterku S1 Perbankan Syariah Fakultas Ekonomi Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang serta PMII Rayon Ekonomi “Moch. Hatta” Sunan Ampel Malang yang telah memberikan pengalaman yang berharga.. v.

(7) HALAMAN MOTTO. “PLAN YOUR WORK AND WORK YOUR PLAN”. vi.

(8) KATA PENGANTAR. Segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam yang selalu memberikan kenikmatan dhohir dan bathin. Bi qauli Alhamdulillahirabbil Alamin penelitian ini dapat terselesaikan dengan judul “Analisis Penerapan Akad Murabahah pada Produk Pembiayaan Mikro BRISyariah Berdasarkan Fatwa DSN No:04/DSNMUI/IV/2000 (Studi pada BRISyariah KCP Mojoagung Jombang)”. Shalawat dan salam semoga tetap tercurahkan kepada junjungan Nabi besar Muhammad SAW. yang telah membimbing kita dari kegelapan menuju jalan kebaikan, yakni Din Al-Islam Penulis menyadari bahwa dalam penulisan dan penyusunan hasil ahir skripsi ini tidak akan berhasil tanpa adanya bimbingan dan motivasi dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis menyampaikan banyak terimakasih kepada: 1. Bapak Prof. Dr. H. Abd Haris, M.Ag. selaku Rektor Universitas islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang. 2. Bapak Dr. H. Nur Asnawi, M.Ag. selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang. 3. Bapak Eko Suprayitno, SE., M.Si., Ph.D selaku Ketua Jurusan S1 Perbankan Syariah Fakultas Ekonomi Universitas islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang. 4. Ibu Yayuk Sri Rahayu, SE.,MM selaku dosen pembimbing skripsi yang selalu memberikan bombingan, pengarahan dan saran kepada penulis sehingga penelitian ini dapat terselesaikan dengan baik. 5. Bapak dan ibu dosen Fakultas Ekonomi Universitas islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang. 6. Bapak Imam Syafi’i dan ibu Kusniatin serta kakak, adik dan keluarga yang senantiasa memberikan dukungan secara moral dan spiritual. 7. Seluruh karyawan atau rekan kerja dan juga nasabah BRISyariah KCP Mojoagung Jombang. vii.

(9) 8. Teman-teman seperjuangan S1 Perbankan Syariah 2013 yang telah memberikan motivasi dan semangat dalam menyelesaikan tugas ahir skripsi ini. 9. Kepada sahabat/i serta PMII Rayon Ekonomi “Moch. Hatta” Sunan Ampel Malang yang telah memberikan pelajaran hidup yang sangat berharga. Akhirnya, dengan segala kerendahan hati penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kata sempurna, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran demi kesempurnaan penulisan ini. Penulis berharap semoga karya sederhana ini dapat bermanfaat dengan baik bagi semua pihak. Amin......... Malang, 27 Desember 2017. Penulis. viii.

(10) DAFTAR ISI. ix.

(11) x.

(12) DAFTAR TABEL Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu ..........................................................................19 Tabel 4.1 Reduksi Data dengan Triangulasi Sumber ..........................................80. xi.

(13) DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1 Kerangka Berfikir ..........................................................................36 Gambar 4.1 Struktur Organisasi BRISyariah KCP Mojoagung Jombang. ..........48 Gambar 4.2 Mekanisme Alur Pengajuan Pembiayaan mikro iB Murabahah di BRISyariah KCP Mojoagung Jombang……………………………..57. xii.

(14) DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Daftar dan Hasil Wawancara Lampiran 2 Reduksi Data dengan Triangulasi Sumber Lampiran 3 Bukti Konsultasi. xiii.

(15) ABSTRAK. Syahrul Hariansyah, Firman. 2017. SKRIPSI. Judul: “Analisis Penerapan Akad Murabahah Pada Pembiayaan Mikro BRISyariah Berdasarkan Fatwa DSN No:04/DSN-MUI/IV/2000 (Studi pada BRISyariah KCP Mojoagung Jombang)” Pembimbing : Yayuk Sri Rahayu, SE.,MM Kata Kunci : Pembiayaan Mikro BRISyariah, Murabahah, Fatwa DSN No:04/DSN-MUI/IV/2000 Bank merupakan lembaga keuangan yang mempunyai peran sangat penting dalam mengembangkan pembangunan nasional. Dalam dunia perbakan sendiri mengenal dua sistem perbankan, yakni perbankan konvensional dan perbankan syariah. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana analisis penerapan akad murabahah pada roduk pembiayaan mikro iB di Bank BRISyariah berdasarkan DSN NO: 04/DSN-MUI/IV/2000. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif, untuk mendiskripsikan Analisis penerapan akad murabahah pada produk pembiayaan Mikro BRISyariah berdasarkan fatwa DSN No:04/DSN-MUI/IV/2000 di Bank BRISyariah KCP Mojoagung Jombang. Subyek penelitian ada lima orang yaitu Pimpinan Cabang Pembantu, Unit Head Micro Syariah, Account Officer Micro (AOM), dan dua nasabah pembiayaan mikro BRISyariah KCP Mojoagung Jombang. Data dikumpulkan dengan cara wawancara, observasi, dan dokumentasi. Analisis data dilakukan dengan mereduksi data dimana sebelumnya dilakukan kreadibilitas data dengan metode triangulasi dan ditarik kesimpulannya. Dari hasil penelitian, Penerapan akad murabahah pada produk pembiayaan mikro iB di BRISyariah KCP Mojoagung Jombang telah sejalan dengan fatwa DSN No:04/DSN-MUI/IV/2000 karena dalam prakteknya, Bank BRISyariah telah menerapkan kegiatannya seperti yang telah ditetapkan oleh fatwa DSN No:04/DSN-MUI/IV/2000. Antara lain, eketntuan umum murabahah dalam Bank Syariah, ketentuan murabahah kepada nasabah, jaminan dalam murabahah, utang dalam murabahah, penundaan dalam murabahah, dan bangkrut dalam murabahah.. xiv.

(16) ABSTRACT Syahrul Hariansyah. Firman. 2017. THESIS. Tittle Analysis of the Implemetation of the Contract Murabahah on Microfinancing BRISyariah Based Fatwa DSN No: 04/DSN-MUI/IV/2000 (Study on BRISyariah KCP Mojoagung Jombang) Advisor : Yayuk Sri Rahayu, SE., MM Keywords: Microfinance BRISyariah, Murabaha, Fatwa No.: 04/DSN DSNMUI/IV/2000 The Bank is a financial institution that has a very important role in developing the national development. In a world of your own perbakan get to know two of the banking system. the conventional banking and Islamic banking. The purpose of this research is to find out how the implementation and analysis of the application of the Contract murabahah in microfinance BRISyariah Bank based on NO: 04/DSN DSN-MUI/IV/2000. This research uses descriptive qualitative approach method, for description analysis of the application of the Covenant in murabaha financing Micro BRISyariah based fatwa No: 04/DSN DSN-MUI/IV/2000 in the Bank BRISyariah KCP Mojoagung Jombang. The subject of research there are five people that is supporting branch Chairman, Unit Head Micro Sharia, Account Officer Micro (AOM), and two customer microfinancing BRISyariah KCP Mojoagung Jombang. Data were collected by means of interviews, observation, and documentation. Data analysis was done with the reduction of data where previously done kreadibilitas data by the method of triangulation and drawn the47 conclusion. From the results of research, the application of the Contract murabaha microfinancing in BRISyariah KCP Mojoagung Jombang was in line with a fatwa No: 04/DSN DSN-MUI/IV/2000 because in practice, the Bank has implemented its activities BRISyariah as has been established by the fatwa No: 04/DSNDSN-MUI/IV/2000. Among other things, public provision murabaha, Sharia Bank in terms of murabaha to the customer, guarantee in murabaha, debt in murabaha, delays in murabaha, and went bankrupt in murabaha.. xv.

(17) ‫امللخص‬ ‫شهر اهلرينشة‪ ،‬فريمان‪ .7102 .‬البحث اجلامعي‪ .‬املوضوع‪ :‬حتليل تطبيق عقد املراحبة‬ ‫على التمويل الصغري ‪ BRISyariah‬بنظر إىل الفتوى ‪DSN No:04/DSN-MUI/IV/2000‬‬ ‫(الدراسة على ‪ KCP‬موجوأغونج جومبانج)‬ ‫املشرفة‬. ‫‪ :‬يايوك سري راهايو املاجستري‬. ‫الكلمات املفاحتية‪ :‬التمويل الصغري ‪ ،BRISyariah‬املراحبة‪ ،‬فتوى‬. ‫‪DSN No:04/DSN-‬‬. ‫‪.MUI/IV/2000‬‬. ‫أن البنك هو املؤسسة املالية اليت هلا أهم الدور يف منو الوطين‪ .‬يف عامل املصريف‬ ‫ينقسم إىل القسمني مها املصريف التقليدي واملصريف الشريعة‪ .‬هتدف هذه الدراسة ملعرفة كيف‬ ‫حتليل تطبيق عقد املراحبة على انتاج التمويل الصغري ‪ iB‬يف البنك ‪ BRISyariah‬بنظر إىل‬ ‫‪NO: 04/DSN-MUI/IV/2000‬‬. ‫‪ .DSN‬تستخدم هذه الدراسة املنهج الوصفي الكيفي‪.‬‬. ‫لوصف حتليل تطبيق عقد املراحبة على انتاج التمويل الصغري ‪ BRISyariah‬بنظر إىل الفتوى‬ ‫‪ fatwa DSN No:04/DSN-MUI/IV/2000‬يف البنك ‪ KCP BRISyariah‬موجو أغونج‬ ‫جومبانج‪ .‬أم ا مبحث الدراسة فهي مخسة أشخاص وهي رئيس الفرعي املعاون ووحدة رئيس‬ ‫الشريعة الصغرية و‪ )AOM( Account Officer Micro‬و عاملي التمويل الصغري‬. ‫‪BRISyariah‬‬. ‫‪ KCP‬موجو أغونج جومبانج‪ .‬أن مجع البيانات املستخدمة فهي املقابلة واملالحظة والوثائق‪.‬‬ ‫أما حتليل البيانات تقوم باختزال البيانات بعد مصداقية البيانات بطريقة املثلث وجلب‬ ‫اخلالصة‪ .‬إضا فة غلى نتائج الدراسة‪ ،‬أن تطبيق عقد املراحبة على انتاج التمويل الصغري يف‬ ‫البنك ‪ KCP BRISyariah‬موجو أغونج جومبانج مناسبا بالفتوى ‪DSN No:04/DSN-‬‬ ‫‪ MUI/IV/2000‬من أجل عند التطبيق قد طبّق البنك ‪ BRISyariah‬األنشطة اليت حتتوي على‬ ‫الفتوى‪ .‬ومنها الشرط العام عن املراحبة يف البنك ‪ ،BRISyariah‬شرط املراحبة يف العمالء‬ ‫املراحبة‪.‬‬ ‫يف‬ ‫واإلفالس‬ ‫واملماطلة‬ ‫الذمة‬ ‫والضمانة‬ ‫و ّ‬ ‫‪xvi‬‬.

(18) BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Bank merupakan lembaga keuangan yang mempunyai peran sangat penting dalam mengembangkan pembangunan nasional. Kegiatan utama dari perbankan adalah menghimpun dan menyalurkan dana ke masyarakat. Dalam dunia perbakan sendiri mengenal dua sistem perbankan, yakni perbankan konvensional dan perbankan syariah. Kegiatan dari bank konvensional mengikuti dasar dan prinsipprinsip perbankan yang sudah ada sejak bank pertama kali didirikan. Pada bank konvensional, kepentingan pemilik dana adalah memperoleh imbalan berupa bunga simpanan yang tinggi, sedangkan kepentingan pemegang saham adalah diantaranya memperoleh dan mengoptimalkan antara suku bunga simpanan dan suku bunga pinjaman. Lain halnya dengan bank syariah, Bank syariah adalah bank yang beroperasi sesuai dengan prinsip-prinsip syariah Islam atau bank yang tata cara beroperasinya mengacu kepada ketentuan-ketentuan Al-Qur’an dan AlHadist” (Antonio, 2001:1). Secara filosofis bank syari’ah adalah bank yang aktivitasnya meninggalkan masalah riba. Dengan demikian, penghindaran bunga yang dianggap riba merupakan salah satu tantangan yang dihadapi dunia islam saat ini. suatu hal yang sangat menggembirakan bahwa belakangan ini para ekonom muslim telah mencurahkan perhatian besar, guna menemukan cara untuk menggantikan sistem bunga dalam transaksi perbankan dan keuangan yang lebih sesuai dengan syari’at. 1.

(19) 2. islam. Bank syariah adalah bank yang menggunakan dasar syariah Islam dan menjalankan usahanya dengan prinsip syariah yang mengacu kepada Al-Quran dan Al-Hadits. Landasan perbankan syariah adalah ketentuan-ketentuan hukum muamalah, khususnya menyangkut hukum akad. Bentuk-bentuk akad jual beli yang telah dibahas para ulama dalam fiqih muamalah terbilang banyak. Ada tiga jenis jual beli yang telah banyak dikembangkan sebagai sandaran pokok dalam pembiayaan di perbankan syariah, yaitu bai’ al- murabahah (jual beli barang pada harga asal dengan tambahan keuntungan/margin yang disepakati), bai’ as-salam (pembelian barang yang diserahkan dikemudian hari di mana pembayaran dilakukan di muka/tunai), dan bai’ al-istishna (Istishna’ hampir sama dengan Salam yaitu dari segi obyek pesanannya yang harus dibuat atau dipesan terlebih dahulu dengan ciri-ciri khusus, hanya saja pembayaran dilakukan secara bertahap sesuai kesepakatan. Dengan demikian maka menurut undang-undang pokok perbankan No. 10 tahun 1998, pengertian pembiayaan adalah penyediaan uang atau tagihan yang dipersamakan dengan itu berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak yang dibiayai untuk mengembalikan uang atau tagihan tersebut setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan atau bagi hasil (Kasmir, 2002: 73). Menurut Saeed (2004) murabahah merupakan mekanisme investasi jangka pendek dibandingkan dengan sistem profit and loss sharing yang digunakan dalam mudharabah dan musyarakah, Serta mark up yang bisa ditetapkan sedemikian rupa, sehingga membuat bank Islam memiliki keuntungan yang sebanding dengan bank yang berbasis bunga yang menjadi saingan dari bank Islam. Dengan alasan tersebut.

(20) 3. banyak bank-bank Islam yang pada akhirnya menggunakan murabahah sebagai salah satu akad yang diterapkan dalam produk pembiayaan. Hal ini seperti yang pernah diungkapkan pada penelitian pendahulu yang dilakukan oleh Rachmawaty (2007) dalam penelitianya mengatakan bahwa pihak bank tetap mempertahankan praktek pembebanan bunga, namun dengan label Islam. Di kalangan ulama fiqh pun,. keabsahan pembiayaan murabahah masih banyak diperbincangkan. keabsahannya.. Untuk menggantikan riba itu sendiri, bank syariah menerapkan. akad yang sesuai dengan prinsip syari’ah. Misalnya murabahah, berbagai alasan dari para praktisi menjelaskan bahwa dengan menggunakan akad murabahah, transaksi diperbankan syariah mampu meninggalkan bunga dalam prakteknya. Murabahah juga merupakan suatu mekanisme investasi jangka pendek, jika dibandingkan dengan musyarakah. dan mudharabah,. murabahah. cukup. memudahkan transaksi yang ada. Murabahah juga jauh dari kata ketidakpastian yang ada pada pendapatan dari bisnis-bisnis dengan sistem bagi hasil, dan murabahah tidak mungkin ikut mencampuri urusan manajemen bisnis, karena bank adalah bukan mitra nasabah, namun hanya sebatas debitur dan kreditur. Secara bahasa, kata murabahah berasal dari bahasa Arab dengan akar kata ribh yang artinya “keuntungan”. Sedangkan secara istilah murabahah merupakan akad jual beli atas barang tertentu, dimana penjual menyebutkan harga jual yang terdiri atas harga pokok barang dan tingkat keuntungan tertentu tas barang, dimana harga jual tersebut disetujui pembeli (Hakim, 2012: 116-117). Menurut Antonio (2001:101) bai‟ murabahah adalah jual beli barang pada harga asal dengan tambahan keuntungan yang disepakati. Dalam jual beli murabahah,.

(21) 4. penjual harus memberi tahu harga produk yang dibeli dan menentukan suatu tingkat keuntungan sebagai tambahannya. Sedangkan didalam fatwa Dewan Syari‟ah Nasional (DSN) No. 04/DSN-MUI/IV/2000, murabahah yaitu menjual suatu barang dengan menegaskan harga belinya kepada pembeli dan pembeli membayarnya dengan harga yang lebih sebagai laba. Menurut ilmu fiqih, murabahah merupakan bagian dari jual beli dan sistem ini medominasi produk-produk yang ada di semua bank Islam. Dalam Islam, jual beli merupakan salah satu sarana tolong menolong antar sesama umat manusia yang diridhai oleh Allah SWT. Dengan demikian ditinjau dari aspek hukum Islam, maka praktik murabahah ini dibolehkan baik menurut Al-Qur‟an, Hadits, maupun ijma‟ ulama‟. Dalil-dalil yang dijadikan sebagai dasar hukum pelaksanaan pembiayaan murabahah di antaranya adalah sebagai berikut:. ُ َّ‫الر َبا ََل َيقُو ُمونَ ِإ ََّل َك َما َيقُو ُم الَّذِي َيتَ َخب‬ َ ‫ش ْي‬ َّ ‫طهُ ال‬ ََ ِ‫ ِّ ََٰل‬ ِّ ِ َ‫الَّذِينَ َيأْ ُكلُون‬ ِّ ِ ‫طانُ ِمنَ ْال َم‬ َ ِِ ‫الربَا فَ َم ْن َجا َءهُ َم ْو‬ َّ ‫الربَا ۗ َوأَ َح َّل‬ ‫ٌَ ِم ْن‬ ِّ ِ ‫اَّللُ ْالبَ ْي َع َو َح َّر َم‬ ِّ ِ ‫ِبأَنَّ ُه ْم قَالُوا ِإنَّ َما ْالبَ ْي ُع ِمثْ ُل‬ ‫ار ۖ هُ ْم فِي َها‬ ُ ‫ص َح‬ ْ َ‫اَّلل ۖ َو َم ْن َِادَ فَأُولَئِ ََ أ‬ ِ َّ ‫ف َوأَ ْم ُرهُ ِإلَى‬ َ ‫َر ِِّب ِه فَا ْنتَ َهى فَلَهُ َما‬ ِ َّ‫اب الن‬ َ َ‫سل‬ َ‫خَا ِلدُون‬ Artinya: “Orang-orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan syaitan lantaran (tekanan) penyakit gila. keadaan mereka yang demikian itu, adalah disebabkan mereka Berkata (berpendapat), Sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba, padahal Allah Telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. orang-orang yang Telah sampai mengambil riba), Maka baginya apa yang telah diambilnya dahulu (sebelum datang larangan); dan urusannya (terserah) kepada Allah. orang yang kembali (mengambil riba), Maka orang itu adalah penghuni-penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya”. (QS. Al Baqarah (2) : 275)..

(22) 5. Dengan adanya ayat tersebut maka semakin memperjelas tentang kesyari’ahnya akad murabahah. Dengan landasan ayat tersebut maka Bank BRISyariah. menerapkannya. dalam. produk. pembiayaannya,. khususnya. pembiayaan mikro di Bank BRISyariah itu sendiri. Dengan meggunakan akad murabahah itu sendiri Bank BRISyariah mampu menerapkan akad-akad sesuai dengan prisip syari’ah yang ada dan meninggalkan praktek riba dalam transaksinya. Penelitian oleh Fauzi (2015) tentang problematika pembiayaan murabahah kepemilikan rumah pada Bank Bank Syariah Mandiri. Menjelaskan tentang Proses penerapan murabahah dalam pembiayaan kepemilikan rumah dikaitkan dengan hukum positif pada Bank Syariah Mandiri dalam. prakteknya bank syariah. melakukan jual beli murabahah atas rumah yang secara hukum positif sudah menjadi milik nasabah, karena sebelumnya nasabah sudah membeli rumah terlebih dahulu secara langsung dari developer, dengan akta jual beli PPAT, baru kemudian dilakukan penandatanganan kepemilikan rumah sudah menjadi milik nasabah, sehingga murabahah kepemilikan rumah belum menerapkan prinsipprinsip sebagaimana diatur dalam fatwa DSN Nomor 04/DSN-MUI/IV/2000 ketentuan murabahah pada perbankan syariahan akta murabahah.. Dengan. demikian pada saat dibuat akad murabahah. Menurut Ramadhani (2014), penelitian yang dilakukan di BPRS XXX di kota Mojokerto dengan produk Murabahah Al-Amanah iB yang ada di BPRS bisa di katakan tidak Sah karena di dalam Al-Amanah telah melanggar syarat pokok.

(23) 6. jual beli murabahah, yakni barang yang belum ada tidak dapat di perjualbelikan, walaupun atas dasar saling ridha‟ jual beli tersebut tetap tidak sah, tetapi yang terjadi pada pembiayaan Al-Amanah barang yang di minta oleh nasabah belum ada tetapi sudah di perjualbelikan. Pihak bank juga melanggar ketentuan tentang murabahah menurut Fatwa DSN yakni bank wajib menyediakan dana untuk merealisasikan penyediaan barang yang dipesan nasabah tetapi hal yang terjadi barang tidak di realisasikan oleh pihak bank. Pihak bank hanya menyediakan dana. Sedangkan menurut Mahbub dan Hadiono (2015) dalam penelitiannya menjelaskan tentang perjanjian pembiayaan pada bank syariah mandiri kantor cabang rogojampi sangat sesuai dengan murabahah Undang- undang dan sesuai dengan fatwa Dewan Syariah Nasional Nomor 04/ DSNMUI/ IV/2000 tanggal 1 April 2000. Selanjutnya penelitian oleh Setiadi (2014) tentang pembiayaan murabahah dalam perspektif fiqh islam, hukum positif dan hukum Islam. Berkenaan dengan pembiayaan murabahah dalam kegiatan perbankan syariah, DSN (Dewan Syariah Nasional) telah mengeluarkan Fatwa Nomor 04/DSN-MUI/IV/2000 tentang murabahah yang menetapkan pedoman bagi bank syariah yang memiliki fasilitas murabahah dan ditegaskan kembali dalam Komplikasi Hukum Ekonomi Syariah dengan ketentuan umum dalam pembiayaan murabahah yang bebas riba dan barang yang diperjualbelikan tidak diharamkan oleh syariah Islam. Penelitian selanjutnya oleh Shofawati (2014) tentang murabahah financing in islamic banking: case study in Indonesia. Implementasi pembiayaan murabahah di.

(24) 7. Perbankan Syariah di Indonesia tidak sepenuhnya mencerminkan implementasi pembiayaan murabahah menurut klasik praktek berdasarkan penelitian Buchori, dkk. (2004). Perbedaan antara pembiayaan murabahah di Perbankan Syariah di Indonesia dan praktik klasik berdasarkan penelitian Buchori dkk (2004) mencakup beberapa aspek, yaitu tujuan transaksi, tahap transaksi, proses transaksi, status kepemilikan barang pada saat kontrak, perhitungan tingkat margin, sifat barang oleh pelanggan pemesanan, tenor, metode pembayaran transaksi, dan agunan. Meski ada kesamaan dalam aspek pengungkapan biaya barang dan margin harus transparan antara praktik klasik dan implementasi pembiayaan murabahah dalam Perbankan Islam di Indonesia. Kemudian analisis penelitian didasarkan perbandingan dengan Fatwa Dari Dewan Syariah Nasional NO: 04 / DSN-MUI / IV / 2000 tentang Murabahah dan yang lainnya. Teori yang relevan tentang pembiayaan murabahah. Penerapan pembiayaan murabahah perbankan syariah di Indonesia yang mencerminkan fatwa dari Syariah Nasional Dewan NO: 04 / DSNMUI / IV / 2000 tentang Murabahah mencakup beberapa aspek, yaitu, untuk praktek di Indonesia tujuan transaksi adalah pembiayaan dalam rangka Penyediaan fasilitas / barang. Ini sesuai dengan Fatwa dari Dewan Syariah Nasional. NO: 04 / DSN-MUI / IV / 2000 tentang Murabahah. Fatwa ini. menjelaskan keuangan Bank Sebagian atau seluruh harga pembelian barang kualifikasi yang disepakati. Menurut Praktik di Indonesia, tahap transaksi adalah satu tahap. Ini cocok dengan Fatwa Dari Dewan Syariah Nasional NO: 04 / DSNMUI / IV / 2000 tentang Murabahah..

(25) 8. Berdasarkan penelitian terdahulu yang telah dijelaskan diatas, diketahui masih terdapat hasil yang berbeda-beda. Sehingga perlu dilakukan penelitian tentang pembiayaan dengan menggunakan akad murabahah lebih dalam lagi. Perkembangan perbankan syariah diIndonesia bisa dikatakan sangat pesat. Terlebih lagi setelah adanya regulasi mengenai perbankan syariah. Hal tersebut ditandai dengan banyaknya bank-bank syariah yang lahir diindonesia. Salah satunya yaitu dengan lahirnya BRISyariah. Hadirnya BRIS di tengah-tengah industri perbankan nasional dipertegas oleh makna pendar cahaya yang mengikuti logo perusahaan. Logo tersebut menggambarkan keinginan dan tuntutan masyarakat terhadap sebuah bank modern sekelas PT. Bank BRISyariah yang mampu melayani masyarakat dalam kehidupan modern. Adanya kombinasi warna yang digunakan merupakan turunan dari warna biru dan putih sebagai benang merah dengan brand PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Sampai saat ini, BRISyariah telah menjadi bank syariah yang ketiga terbesar berdasarkan jumlah asetnya. BRI Syariah tumbuh sangat pesat baik dari sisi aset, jumlah pembiayaan maupun perolehan dana pihak ketiga. Dengan berfokus di segmen menengah bawah, Bank BRISyariah menargetkan menjadi bank ritel modern terkemuka dengan berbagai ragam produk dan layanan perbankan. BRISyariah telah berkembang pesat dengan dibukanya cabang dan cabang pembantu diseluruh Indonesia, salah satunya. BRIS KCP Mojoagung Jombang. BRIS KCP. Mojoagung Jombang berdiri Tahun 2012 yang beralamatkan di Jl. Gambiran No.140 Desa Gambiran, Kec. Mojoagung, Jombang, Jawa Timur. BRIS KCP Mojoagung Jombang merupakan KCP dari Kantor Cabang BRIS Sidoarjo..

(26) 9. Sebagai Lembaga Keuangan yang berfungsi sebagai lembaga intermediasi, BRIS KCP Mojoagung Jombang mempunyai berbagai produk penghimpunan dan penyaluran dana nasabah. Nasabah BRIS KCP Mojoagung Jombang saat ini mencapai 2.230 orang. Perkembangan BRIS KCP Mojoagung Jombang sendiri bisa dikatakan sangat pesat, meskipun pada awal tahun pertama dibukanya BRIS KCP Mojoagung Jombang masih sangat sedikit masyarakat sekitar yang mengenalnya. Menurut penjelasan Eko selaku Unit Head Pembiayaan mikro iB BRIS KCP Mojoagung Jombang, dalam masa perjalanan 4 tahun setelah buka, BRIS KCP Mojoagung Jombang telah memiliki aset sebesar Rp 30 Miliar. Hal ini merupakan aset besar pada kelas Kantor Cabang Pembantu di daerah Jombang. Pembiayaan pada BRIS KCP Mojoagung Jombang memiliki peran yang besar untuk asset BRIS KCP Mojoaung Jombang itu sendiri, karena 60% dari total asset yang dimiliki oleh BRIS KCP Mojoagung Jombang, diperoleh dari produk pembiayaan yang ada di BRIS KCP Mojoaung Jombang. Dan 50% dari 60% total pembiyaan berasal dari pembiayaan mikro iB yaitu mencapai 17,5 Miliar. Lingkungan sekitar BRIS. KCP. Mojoagung. Jombang. yang. sebagian. besar. masyarakatnya. berwirausaha sangat mendukung dengan kegiatan usaha dari BRIS KCP Mojoagung Jombang itu sendiri. Mulai dari pedagang, pabrik, pengusaha rongsokan, dan pengusaha lainnya. Hal ini menjadi nilai posistif dan peluang yang sangat besar bagi BRIS KCP Mojoagung Jombang untuk mengembangkan produk mikro iB. Jika dibandingkan dengan produk BRIS KCP Mojoagung Jombang lainnya seperti Pembiayaan retail (960 juta), Pembiayaan konsumer (2,241.

(27) 10. Miliar), Giro (1,510 Miliar), Tabungan (6,335 Miliar), Deposito (3,837 Miliar) pembiayaan mikro iB sangat beda jauh diatas produk-produk yang lainnya. Pembiayaan mikro iB BRIS KCP Mojoagung Jombang menggunakan akad murabahah dengan akad pelengkap wakalah. Dalam menyalurkan pembiayaannya, BRIS KCP Mojoagung Jombang menerapkan akad murabahah sebagai akad utama. Pembiayaan mikro iB BRIS KCP Mojoagung Jombang mempunyai 3 fitur, diantaranya yaitu, mikro 25iB, yaitu pembiayaan mikro yang diberikan oleh BRIS KCP Mojoagung Jombang kepada nasabah mulai dari Rp. 5000.000,- sampai Rp. 25.000.000,-. Mikro 75iB, yaitu pembiayaan mikro yang diberikan oleh BRIS KCP Mojoagung Jombang kepada nasabah mulai dari Rp. 25.000.000,- sampai Rp. 75.000.000,-. Dan mikro 500iB, yaitu pembiayaan mikro yang diberikan oleh BRIS KCP Mojoagung Jombang kepada nasabah mulai dari Rp. 75.000.000,- sampai Rp. 500.000.000,Dengan penelitian ini diharapkan dapat mengetahui bagaimana praktik didalam dunia perbankan mengenai akad-akad yang sesuai dengan prinsip-prinsip syari’ah lebih khususnya akad murabahah yang diterapkan oleh Bank BRISyariah itu sendiri. Dari penjelasan-penjelasan di atas, hal inilah yang menjadi motivasi bagi penulis untuk mencoba membahas dan mengangkat masalah tersebut dalam skripsi yang berjudul “Analisis Penerapan Akad Murabahah Pada Produk Pembiayaan Mikro BRISyariah Berdasarkan Fatwa DSN NO: 04/DSNMUI/IV/2000 (Studi pada BRISyariah KCP Mojoagung Jombang)”..

(28) 11. 1.2. Fokus Penelitian Berdasarkan latar belakang yaang telah dijelaskan diatas, maka fokus penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana penerapan akad murabahah pada produk pembiayaan mikro BRISyariah di Bank BRISyariah KCP Mojoagung Jombang? 2. Bagaimana analisis penerapan akad murabahah pada produk pembiayaan mikro iB di BRISyariah KCP Mojoagung Jombang berdasarkan DSN NO: 04/DSN-MUI/IV/2000 ? 1.3.Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini adalah : 1. Untuk mengerti bagaimana penerapan akad murabahah pada produk pembiayaan mikro BRISyariah di Bank BRISyariah KCP Mojoagung Jombang. 2. Untuk memahami bagaimana analisis penerapan akad murabahah pada roduk pembiayaan mikro iB di Bank BRISyariah berdasarkan DSN NO: 04/DSN-MUI/IV/2000. 1.4.Manfaat Penelitian 1.4.1. Manfaat Praktis a. Bagi peneliti Menambah wawasan dalam bidang perbankan, lebih khususnya di produk pembiayaan dalam suatu perbankan BUMN. b. Bagi lembaga akademik.

(29) 12. Diharapkan skripsi ini mampu memberikan tambahan koleksi buku di perpustakaan mengenai analisis penerapan akad murabahah di salah satu perbankan syariah. c. Bagi perusahaan Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan sedikit dampak pengenalan terhadap masyarakat tentang pembiayaan yang ada di BRISyariah KCP Mojoagung. 1.4.2. Manfaat Teoritis a. Sebagai bahan pemahaman teori yang diperoleh penulis selama duduk dibangku kuliah kedalam dunia kerja nyata b. Mengkaji tentang pembiayaan mikro disalah satu bank syariah. 1.5. Batasan Penelitian Agar penelitian ini tidak menyimpang dan mengambang dari tujuan fokus yang sudah ditetapkan, maka ditentukan batasan-batasan sebagai berikut: 1. Bank yang dibahas hanya lingkup Bank BRISyariah KCP Mojoagung Jombang saja. 2. Akad yang dianalisis hanya akad yang digunakan untuk produk pembiayaan mikro iB saja. 3. Penelitian. ini. hanya. fokus. pada. akad. murabahah. saja..

(30) BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Hasil-Hasil Penelitian Terdahulu Penelitian oleh Rofiqoh, Bambang, Yusman, dan Deddy (2015) domination of murabahah financing of Islamic microfinance in developed and underdeveloped areas in Bogor. Faktor yang mendasari melihat dari sudut lembaga adalah bahwa model ini memiliki risiko rendah. Faktor berikutnya adalah pendapatan. Pendapatan yang diperoleh oleh IMFIS dari model pembiayaan murabahah bersumber dari marjin pra-disetujui, sehingga lebih pasti. Sedangkan dari sudut pandang pelanggan, model yang pembiayaan yang paling disukai juga murabahah. Faktor-faktor yang mempengaruhi pemilik usaha mikro untuk memilih model pembiayaan yang ditawarkan oleh IMFIS baik di daerah tertinggal dan terbelakang di Kabupaten Bogor yang didominasi oleh murabahah model adalah jangka waktu kredit, waktu yang dibutuhkan untuk memperoleh informasi, serta / angsuran tetap tertentu . Penelitian oleh Shofawati (2014) tentang Murabahah financing in islamic banking: case study in Indonesia. Menjelaskan bahwa implementasi pembiayaan murabahah di Perbankan Syariah di Indonesia Tidak sepenuhnya mencerminkan implementasi pembiayaan murabahah menurut praktek klasik berdasarkan penelitian Buchori, dkk. (2004). Perbedaan antara Pembiayaan murabahah di Perbankan Syariah di Indonesia dan praktik klasik berdasarkan penelitian Buchori, dkk (2004) mencakup beberapa aspek, yaitu tujuan transaksi,. 13.

(31) 14. tahap transaksi, proses transaksi, status kepemilikan barang pada saat kontrak, perhitungan tingkat margin, sifat barang oleh pelanggan pemesanan, Tenor, metode pembayaran transaksi, dan agunan. Meski ada kesamaan dalam aspek pengungkapan biaya barang dan margin harus transparan antara praktik klasik dan implementasi pembiayaan murabahah dalam perbankan Islam di Indonesia. Kemudian analisis penelitian didasarkan perbandingan dengan Fatwa Dari Dewan Syariah Nasional NO: 04 / DSN-MUI / IV / 2000 tentang Murabahah dan yang lainnya. Teori yang relevan tentang pembiayaan murabahah. Penerapan pembiayaan murabahah. perbankan syariah di Indonesia yang mencerminkan. fatwa dari Syariah Nasional Dewan NO: 04 / DSN-MUI / IV / 2000 tentang Murabahah mencakup beberapa aspek, yaitu, untuk praktek di Indonesia tujuan transaksi adalah pembiayaan dalam rangka Penyediaan fasilitas / barang. Ini sesuai dengan Fatwa dari Dewan Syariah Nasional NO: 04 / DSN-MUI / IV / 2000 tentang Murabahah. Fatwa ini menjelaskan keuangan Bank Sebagian atau seluruh harga pembelian barang kualifikasi yang disepakati. Menurut Praktik di Indonesia, tahap transaksi adalah satu tahap. Ini cocok dengan Fatwa Dari Dewan Syariah Nasional NO: 04 / DSN-MUI / IV / 2000 tentang Murabahah. Penelitian oleh Amir (2015) menjelaskan tentang a criticism of anuities murabahah transaction: allowing riba trhough fatwa? (A case study of Shariah Banking in Indonesia). Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa penggunaan anuitas pada dasarnya mengandung semangat kapitalisme dan ketidakadilan. yang. tidak. didasarkan. pada. hukum. syariah.. Kita. bisa. mengetahuinya dari menelusuri asal dan kelahiran anuitas dan hubungan antara.

(32) 15. penggunaan anuitas dan semangat perhitungan rasio kecukupan modal dan aset tertimbang menurut risiko. Anuitas masih mengandung semangat riba, dimana anuitas menggunakan nilai waktu uang. Murabahah adalah perjanjian jual beli dimana keuntungan telah disepakati pada awalnya, bukan yang disepakati Persentase yang harus dibayar setiap waktu pembayaran. Perbedaan pendapat mengenai halal dan haram minat diberikan oleh Tuhan yang harus diatasi dengan kepala yang dingin untuk menghindari konflik antar sesama umat Islam. Namun, penulis masih percaya bahwa ketertarikan, ursur sama saja dan mereka dilarang oleh Islam. Untuk Penulis, minat dan anuitas adalah saudara dari ayah dan ibu yang sama, mereka berdua hampir riba. Penelitian oleh Farooq dan Ahmed (2015) tentang murabaha financing in pakistan: a practical Islamic Banking aspect. Menjelaskan bahwa model pembiayaan perbankan syariah secara umum dikategorikan menjadi dua kelompok berbasis Syariah dan pembiayaan sesuai Syariah. Tanpa keraguan industri perbankan syariah di Pakistan telah mencapai kesuksesan yang luar biasa dan pertumbuhan aset, deposito, pendanaan, dan investasi; Bagaimanapun juga sangat bergantung pada mode pembiayaan Syariah yang sesuai terutama pada murabahah karena beberapa alasan yang sah. Oleh karena itu, alih-alih mencoba memperkecil rasio cara pembiayaan murabahah dari total campuran pembiayaan di Pakistan, mungkin bisa dilakukan fokus pada penguatan struktur sekarang dari mode pembiayaan ini. Hamzah (2014) Islamic investment deposit account through Mudharabah & commodity murabahah contract: an overview. Menjelaskan bahwa kedua.

(33) 16. kontrak mudharabah dan murabaha memberikan fungsi serupa yang membantu mendorong pertumbuhan ekonomi dan salah satu produk alternatif investasi untuk segmen ritel. Tapi ada beberapa perbedaan dimana pelanggan untuk komoditas murabahah akan menikmati keuntungan di muka, sedangkan untuk Mudarabah, nasabah hanya mengetahui keuntungannya pada akhir periode investasi. Selain itu, nasabah atau penyedia modal untuk rekening mudharabah memiliki dua kemungkinan baik untung maupun rugi Tapi untuk komoditas murabahah, pelanggan pasti menikmati keuntungannya sebagai konsep perdagangan penjualan mark up muncul antara nasabah dan bank. Penelitian oleh Mahbub dan Hadiono (2015) analisis penerapan murabahah sebagai bentuk pembiayaan pada Bank Syariah Mandiri KCP Rogojampi Banyuwangi. Faktor yang menjadi resiko penerapan murabahah pada Bank Syariah Mandiri KCP. Rogojampi. Penelitian ini mmerupakan jenis. penelitian kualitatif. Faktor yang menjadi resiko pada Bank Syariah Mandiri KCP Rogojampi adalah dari pihak bank sebagai pemberi pembiayaan dan dari pihak nasabah sebagai penerima pembiayaan. Penelitian oleh Ramadhani (2014) analisis kesyariahan penerapan pembiayaan murabahah (Studi Kasus PT.Bank Pembiayaan Rakyat Syariah xxx di Kota Mojokerto). Al-Amanah iB yang ada di BPRS xxx tidak sesuai dengan murabahah KPP (Hybrid Contract murabahah wal wakalah). Pihak bank hanya sebagai penyedia dana, bukan sebagai penjual karena bank tidak pernah memiliki barang secara fisik walaupun hanya dengan jangka waktu yang sangat pendek. Pihak bank mencantumkan akad wakalah dengan alasan agar pihak bank tidak.

(34) 17. perlu repot-repot membelikan barang yang di butuhkan nasabah. Pihak nasabah hanya perlu menyerahkan kwitansi pembayaran kepada bank. Pelaksanaan AlAmanah iB yang ada di BPRS tidak sesuai dengan kenyataan riil di lapangan karena di dalam skema di cantumkan bahwa pihak bank membeli barang yang di butuhkan nasabah kepada suplier, pada kenyataannya nasabah yang membeli sendiri secara pribadi kepada suplier. Penelitian oleh Setiadi (2014) pembiayaan murabahah dalam perspektif fiqh Islam, hukum positif dan hukum Islam. Murabahah adalah salah satu produk yang dikembangkan oleh Bank Syariah. Produk ini didasarkan pada prinsip jualbeli yang dalam istilah fiqh Islam disebut dengan ba’i al-murabahah yang didefinisikan oleh ulama fiqh Islam adalah menjual barang dengan harga pokok ditambah dengan keuntungan yang telah disepakati oleh kedua belah pihak antara penjuan dan pembeli. Penelitian oleh Hanum (2014) analisis penerapan transaksi murabahah pada PT. Bank Pembiayaan Rakyat (BPR) Syariah Gebu Prima Medan. Berdasarkan prosedur yang dilakukan oleh PT. BPR Syariah Gebu Prima Medan menunjukan pelaksanaan transaksi murabahah sesuai dengan ketentuan pernyataan standar akuntansi keuangan No. 102 yang menyatakan bahwa dalam sistem pembiayaan transaksi murabahah bank bertindak sebagai penjual dan nasabah sebagai pembeli atas barang yang tersebut dalam akad kesepakatan yang menjadi objek pembiayaan dengan nilai pembiayaan adalah sebesar biaya perolehan ditambah keuntungan yang disepakati bersama dan bank harus mengungkapkan biaya perolehan barang tersebut..

(35) 18. Penelitian oleh Fikri (2016) pelaksanaan pembiayaan berdasarkan prinsip hukum ekonomi syariah (Studi di Bank Muamalat Cabang Bandar Lampung). Pelaksanaan pembiayaan akad murabahah pada Bank Muamalat Cabang Bandar Lampung menggunakan akad wakalah yaitu memberikan kuasa kepada nasabah atas nama Bank Muamalat Cabang Bandar Lampung untuk membeli obyek atau barang yang telah disepakati dalam akad. Nasabah berkewajiban membayar sisa harga jual yang belum dilunasi, pembayaran ini dilakukan secara angsuran sesuai dengan jangka waktu kemampuan bayar calon nasabah yang telah disepakati, sehingga pelaksanaan akad murabahah pada Bank Muamalat Cabang Bandar Lampung tidak bertentangan atau melanggar regulasi/ketentuan yang ada, baik ketentuan umum Undang-undang Perbankan Syariah Nomor 21 Tahun 2008 maupun ketentuan yang dikeluarkan oleh Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia Nomor 04/DSNMUI/IV/2000 tentang murabahah dan Peraturan Bank Indonesia Nomor 7/46/PBI/2005 tentang akad penghimpun dan penyaluran dana bagi Bank yang melaksanakan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah. Fauzi (2015) tentang problematika pembiayaan murabahah kepemilikan rumah pada Bank Bank Syariah Mandiri. Menjelaskan tentang Proses penerapan murabahah dalam pembiayaan kepemilikan rumah dikaitkan dengan hukum positif pada Bank Syariah Mandiri dalam prakteknya bank syariah melakukan jual beli murabahah atas rumah yang secara hukum positif sudah menjadi milik nasabah, karena sebelumnya nasabah sudah membeli rumah terlebih dahulu secara langsung dari developer, dengan akta jual beli PPAT, baru kemudian dilakukan penandatanganan kepemilikan rumah sudah menjadi milik nasabah, sehingga.

(36) 19. murabahah kepemilikan rumah belum menerapkan prinsip-prinsip sebagaimana diatur dalam fatwa DSN Nomor 04/DSN-MUI/IV/2000 ketentuan murabahah pada perbankan syariahan akta murabahah. Dengan demikian pada saat dibuat akad murabahah. Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu No 1. 2.. Nama, tahun, judul penelitian Rofiqoh, Bambang, Yusman, dan Deddy. 2015. domination of murabahah financing of Islamic microfinance in developed and underdeveloped areas in bogor.. Variabel dan fokus penelitian Faktor-faktor yang mempengaruhi pemilik usaha mikro untuk memilih model pembiayaan yang ditawarkan oleh IMFIS baik di daerah tertinggal dan terbelakang di Kabupaten Bogor yang didominasi oleh murabahah.. Metode analisa data Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Atina Shofawati. 2014. Tentang Murabahah financing in islamic banking: case study in Indonesia.. Implemetasi akad murabahah di perbankan syariah diindonesia. Penelitian ini mengunakan metode peneliian kualitatif. Hasil penelitian dari beberapa model yang ditawarkan oleh Keuangan Mikro Islam (Lembaga Keuangan Mikro Syariah / IMFIS) adalah murabahah yang. Faktor yang mendasari melihat dari sudut lembaga adalah bahwa model ini memiliki risiko rendah. Faktor berikutnya adalah pendapatan. Pendapatan yang diperoleh oleh IMFIS dari model pembiayaan murabahah bersumber dari marjin pra-disetujui, sehingga lebih pasti. Sedangkan dari sudut pandang pelanggan, model yang pembiayaan yang paling disukai juga murabahah. Penelitian Buchori, (2004) mencakup beberapa aspek, yaitu tujuan transaksi, tahap transaksi, proses transaksi, status kepemilikan barang pada saat kontrak, perhitungan tingkat margin, sifat barang oleh pelanggan pemesanan, Tenor, metode pembayaran.

(37) 20. 3.. Vaisal Amir. 2015. a criticism of anuities murabahah transaction: allowing riba trhough fatwa? (A case study of Shariah Banking in Indonesia).. penggunaan anuitas yang pada dasarnya mengandung semangat kapitalisme dan ketidakadilan yang tidak didasarkan pada hukum syariah.. Menggnakan metodel penelitian deskriptif kualitaf. 4.. Muhammad Farooq, Muhammad Mushtaq Ahmed. 2015. Murabaha Financing in Pakistan:A Practical Islamic Banking Aspect. Model pembiayaan perbankan syariah secara umum dikategorikan menjadi dua kelompok berbasis Syariah dan pembiayaan sesuai Syariah.. Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif. transaksi, dan agunan. Meski ada kesamaan dalam aspek pengungkapan biaya barang dan margin harus transparan antara praktik klasik dan implementasi pembiayaan murabahah dalam Perbankan Islam di Indonesia. Kemudian analisis penelitian didasarkan perbandingan dengan Fatwa Dari Dewan Syariah Nasional NO: 04 / DSN-MUI / IV / 2000 tentang Murabahah dan yang lainnya. Perbedaan pendapat mengenai halal dan haram minat diberikan oleh Tuhan yang harus diatasi dengan kepala yang dingin untuk menghindari konflik antar sesama umat Islam. Namun, penulis masih percaya bahwa ketertarikan, ursur sama saja dan mereka dilarang oleh Islam. Model pembiayaan perbankan syariah secara umum dikategorikan menjadi dua kelompok berbasis Syariah dan pembiayaan sesuai Syariah. Tanpa keraguan industri perbankan syariah di Pakistan telah mencapai kesuksesan yang luar biasa dan pertumbuhan aset, deposito, pendanaan, dan investasi; Bagaimanapun juga sangat bergantung pada mode pembiayaan.

(38) 21. 5.. Ahmad Aizuddin Hamzah. 2014. Islamic investment deposit account through Mmudarabah & commodity murabahah contract: an overview. kontrak mudarabah dan murabaha memberikan fungsi serupa yang membantu mendorong pertumbuhan ekonomi. 6.. Mahbub. 2015.. Faktor yang menjadi. Syariah yang sesuai terutama pada murabahah karena beberapa alasan yang sah. Oleh karena itu, alih-alih mencoba memperkecil rasio cara pembiayaan murabahah dari total campuran pembiayaan di Pakistan, mungkin bisa dilakukan Fokus pada penguatan struktur sekarang dari mode pembiayaan ini. penelitian ini kedua kontrak merupakan jenis mudarabah dan penelitian murabaha memberikan kualitatif fungsi serupa yang membantu mendorong pertumbuhan ekonomi dan salah satu produk alternatif investasi untuk segmen ritel. Tapi ada beberapa perbedaan dimana pelanggan untuk komoditas murabahah akan menikmati keuntungan di muka, sedangkan untuk Mudarabah, nasabah hanya mengetahui keuntungannya pada akhir periode investasi. Selain itu, nasabah atau penyedia modal untuk rekening mudharabah memiliki dua kemungkinan baik untung maupun rugi Tapi untuk komoditas murabahah, pelanggan pasti menikmati keuntungannya sebagai konsep perdagangan penjualan mark-up muncul antara nasabah dan bank. penelitian. ini Faktor. yang. menjadi.

(39) 22. 7.. 8.. 9.. analisis penerapan murabahah sebagai bentuk Pembiayaan pada bank syariah mandiri kcp rogojampi Banyuwangi Kiki Priscilia Ramadhani. 2014. Analisis kesyariahan penerapan akad murabahah (Studi Kasus PT.Bank Pembiayaan Rakyat Syariah xxx di Kota Mojokerto) Tri setiadi. 2014. Pembiayaan Murabahah dalam perspektif fiqh islam, hukum positif dan hukum islam. resiko penerapan murabahah pada bank syariah mandiri KCP rogojampi. merupakan jenis penelitian kualitatif. resiko pada bank syariah mandiri kantor cabang rogojampi adalah dari pihak bank sebagai pemberi pembiayaan dan dari pihak nasabah sebagai penerima pembiayaan.. Berfokus pada kesyariahan produk alamanah ib yang menggunakan akad murabahah di PT.Bank Pembiayaan Rakyat Syariah xxx di Kota Mojokerto). Penelitian ini menggunakan Penelitian Kualitatif. Hasil dari pendekatan Content Analysis di dapat bahwa terdapat ketidaksesuaian antara penerapan murabahah dengan prinsip syariah yang ada.. Pembiayaan dengan akad murabahah dilihat dari perspektif fiqih islam, hukum positif dan hukum islam. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif deskriptif. Zulia Hanum. 2014. Analisis Penerapan Transaksi Murabahah Pada PT. Bank Pembiayaan Rakyat (BPR) Syariah Gebu Prima Medan. penerapan sistem pembiayaan transaksi murabahah PT. BPR Syariah Gebu Prima Medan serta menganalisis pengakuan dan pengukuran pendapatan transaksi murabahah PT. BPR Syariah Gebu Prima Medan dengan PSAK No.102. pelaksanaan akad murabahah pada Bank Muamalat Cabang. 10. Muhammad Haris Fikri. 2016.. Pembiayaan Murabahah Dalam Perspektif Fiqh Islam, Hukum Positif dan Hukum Islam. Murabahah adalah salah satu produk yang dikembangkan oleh Bank Syariah. Produk ini didasarkan pada prinsip jual-beli yang dalam istilah fiqh islam disebut dengan ba’i almurabahah. Penelitian ini Berdasarkan prosedur bersifat deskriptif yang dilakukan oleh PT. kualitatif. BPR Syariah Gebu Prima Medan menunjukan pelaksanaan transaksi murabahah sesuai dengan ketentuan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 102.. Penelitian ini pelaksanaan akad menggunakan murabahah pada Bank penelitian Muamalat Cabang.

(40) 23. Pelaksanaan Pembiayaan Murabahah Berdasarkan Prinsip Hukum Ekonomi Syariah (Studi di Bank Muamalat Cabang Bandar Lampung).. Bandar Lampung. 11. Fauzi (2015) tentang problematika pembiayaan murabahah kepemilikan rumah pada Bank Bank Syariah Mandiri. Fokus penelitian ini pada bagaimana implementasi akad murabahah pada produk kepemilikan ruman di Bank Syariah Mandiri dan problematika yang ada.. 12. Firman Syahrul Hariansyah. 2017. Anlisis penerapan akad murabahah pada produk pembiayaan mikro BRISyariah di Bank BRISyariah KCP Mojoaung. Focus pada penerpan akad murabahah pada produk pembiayaa mikro brisyariah dan analisis penerapan akad murabahah pada produk pembiayaan mikro iB di BRISyariah KCP Mojoagung Jombang berdasarkan DSN NO:. kualitatif dengan Bandar Lampung tidak pendekatan bertentangan atau deskriptif melanggar regulasi/ketentuan yang ada, baik ketentuan umum Undang-undang Perbankan Syariah Nomor 21 Tahun 2008 maupun ketentuan yang dikeluarkan oleh Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia Nomor 04/DSNMUI/IV/2000 tentang murabahah dan Peraturan Bank Indonesia Nomor 7/46/PBI/2005 tentang Akad Penghimpun dan Penyaluran Dana Bagi Bank Yang Melaksanakan Kegiatan Usaha Berdasarkan Prinsip Syariah. Penelitian ini murabahah kepemilikan menggunakan rumah belum metode deskriptif menerapkan prinsipkalitatif prinsip sebagaimana diatur dalam fatwa DSN Nomor 04/DSNMUI/IV/2000 ketentuan murabahah pada perbankan syariahan akta murabahah. Dengan demikian pada saat dibuat akad murabahah. Peneliian ini menggunakan metode enelitian deskriptif kualitatif.

(41) 24. Jombang. 04/DSN-MUI/IV/2000. 2.2. Kajian Teori 2.2.1. Bai Al-Murabahah a. Pengertian Bai Al-Murabahah Secara bahasa, kata murabahah berasal dari bahasa Arab dengan akar kata ribh yang artinya “keuntungan”. Sedangkan secara istilah, murabahah merupakan akad jual beli atas barang tertentu, dimana penjual menyebutkan harga jual yang terdiri atas harga pokok barang dan tingkat keuntungan tertentu tas barang, dimana harga jual tersebut disetujui pembeli (Hakim, 2012:116-117). Sedangkan didalam fatwa Dewan Syari‟ah Nasional (DSN) No. 04/DSN-MUI/IV/2000, murabahah yaitu menjual suatu barang dengan menegaskan harga belinya kepada pembeli dan pembeli membayarnya dengan harga yang lebih sebagai laba. Jika ditinjau dari segi definisi, maka murabahah dapat dipahami sebagai keuntungan yang disepakati. Murabahah, yaitu menjual suatu barang dengan menegaskan harga belinya kepada pembeli dan pembeli membayarnya dengan harga yang lebih sebagai laba. Murabahah menurut Peraturan Bank Indonesia No. 7/46/PBI/2005 tentang Akad Penghimpunan dan penyaluran dana bagi Bank yang melaksanakan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah adalah jual beli barang sebesar harga pokok barang ditambah dengan margin keuntungan yang disepakati (Fatwa DSN No. 04/DSN-MUI/IV/2000: Murabahah)..

(42) 25. b.. Landasan Hukum Bai Al-Murabahah Murabahah merupakan akad jual beli yang ada dalam Islam. Banyak ayat-. ayat maupun hadis menjelaskan tentang akad murabahah tersebut. Dengan demikian ditinjau dari aspek hukum Islam, maka praktik murabahah ini dibolehkan baik menurut Al-Qur‟an, Hadits, maupun ijma’ ulama. Dalil-dalil yang dijadikan sebagai dasar hukum pelaksanaan pembiayaan murabahah di antaranya adalah sebagai berikut:. ُ َّ‫الربَا ََل يَقُو ُمونَ ِإ ََّل َك َما يَقُو ُم الَّذِي يَتَ َخب‬ َ ‫ش ْي‬ َّ ‫طهُ ال‬ ََ ِ‫ ِّ ََٰل‬ ِّ ِ َ‫الَّذِينَ يَأْ ُكلُون‬ ِّ ِ ‫طانُ ِمنَ ْال َم‬ َ ِِ ‫الربَا فَ َم ْن َجا َءهُ َم ْو‬ َّ ‫الربَا ۗ َوأَ َح َّل‬ ‫ٌَ ِم ْن‬ ِّ ِ ‫اَّللُ ْالبَ ْي َع َو َح َّر َم‬ ِّ ِ ‫ِبأَنَّ ُه ْم قَالُوا ِإنَّ َما ْالبَ ْي ُع ِمثْ ُل‬ ‫ار ۖ هُ ْم فِي َها‬ ُ ‫ص َح‬ ْ َ‫اَّلل ۖ َو َم ْن َِادَ فَأُولَئِ ََ أ‬ ِ َّ ‫ف َوأَ ْم ُرهُ ِإلَى‬ َ ‫َربِِّ ِه فَا ْنتَ َهى فَلَهُ َما‬ ِ َّ‫اب الن‬ َ َ‫سل‬ َ‫خَا ِلدُون‬ Artinya: “Orang-orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan syaitan lantaran (tekanan) penyakit gila. keadaan mereka yang demikian itu, adalah disebabkan mereka Berkata (berpendapat), Sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba, padahal Allah Telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. orang-orang yang Telah sampai mengambil riba), Maka baginya apa yang telah diambilnya dahulu (sebelum datang larangan); dan urusannya (terserah) kepada Allah. orang yang kembali (mengambil riba), Maka orang itu adalah penghuni-penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya”. (QS. Al Baqarah (2) : 275).. ‫اض‬ ِ َ‫يَآ أَيُّ َها الَّ ِذيْنَ آ َمنُ ْوا َلَتَأْ ُكلُ ْوا أَ ْم َوالَ ُك ْم بَ ْينَ ُك ْم بِ ْالب‬ ٍ ‫ارة ً َِ ْن تَ َر‬ َ ‫اط ِل ِإَلَّ أَ ْن تَ ُك ْونَ تِ َج‬ ...‫ِم ْن ُك ْم‬.

(43) 26. "Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang bathil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama suka di antara kamu". (Q.S An Nisa : 29) Ayat di atas dengan jelas melarang tentang riba dan menghalalkan jual beli. Dengan adanya ayat tersebut maka yang kemudian dijadikan prinsip utama untuk melakukan atau menggunakan akad. murabahah yang tentunya sesuai. dengan syariat islam yang ada. Tidak hanya bersumber dari al-Qur’an saja, namun akad murabahah juga dijelaskan dalam hadist yang menjelaskan tentang akad murabahah tersebut. Seperti dibawah ini;. ،‫ اَ ْلبَ ْي ُع إِلَى أَ َج ٍل‬:ٌُ‫ ثَالَث فِ ْي ِه َّن ْالبَ َر َك‬:َ‫سلَّ َم قَال‬ َ ‫صلَّى هللاُ َِلَ ْي ِه َوآ ِل ِه َو‬ َ ‫ي‬ َّ ِ‫أَ َّن النَّب‬ ُ ‫ َوخ َْل‬،ٌُ‫ض‬ َّ ‫ط ْالبُ ِ ِّر بِال‬ )‫ت َلَ ِل ْلبَي ِْع (رواه ابن ماجه ِن صهيب‬ ِ ‫ش ِعي ِْر ِل ْلبَ ْي‬ َ ‫ار‬ َ َ‫َو ْال ُمق‬ “Nabi bersabda, ‘Ada tiga hal yang mengandung berkah: jual beli tidak secara tunai, muqaradhah (mudharabah), dan mencampur gandum dengan jewawut untuk keperluan rumah tangga, bukan untuk dijual.’” (HR. Ibnu Majah dari Shuhaib).. Hadits riwayat Ibnu Majah tersebut merupakan dalil lain diperbolehkannya murabahah yang dilakukan secara jatuh tempo. Meskipun kedudukan hadits ini lemah, namun banyak ulama‟ yang menggunakan dalil ini sebagai dasar hukum akad murabahah ataupun jual beli jatuh tempo. Ulama menyatakan bahwa arti tumbuh dan menjadi lebih baik terdapat pada perniagaan. Terlebih pada jual beli yang dilakukan secara jatuh tempo atau akad murabahah. Dengan menunjuk adanya keberkahan ini, hal ini mengindikasikan diperbolehkannya praktik jual.

(44) 27. beli yang dilakukan secara jatuh tempo. Begitu juga dengan akad murabahah yang dilakukan secara jatuhtempo. Dalam arti, nasabah diberi jangka waktu untuk melakukan pelunasan atas harga komoditas sesuai dengan kesepakatan. c. Rukun Murabahah Pembiayaan murabahah dalam istilah fiqih adalah akad jual beli atas barang tertentu. Dalam menetapkan rukun jual beli (murabahah), para ulama terjadi perbedaan pendapat. Menurut ulama Hanafiyah, rukun jual beli hanya satu, yaitu ijab dan qabul yang menunjukkan pertukaran barang secara rela baik dengan ucapan maupun perbuatan. Rukun ini dengan ungkapan lain merupakan pekerjaan yang menunjukkan kerelaan dengan adanya pertukaran dua harta, baik berupa perkataan maupun perbuatan. Akan tetapi, jumhur ulama menyatakan bahwa rukun jual beli (murabhah) itu ada empat, yaitu : Rukun murabahah adalah sama dengan rukun jual beli pada umumnnya, yaitu adanya penjual (al-bai), pembeli (al-musytari), barang yang dibeli (al-mabi), harga (al-tsaman), dan shigat (ijabqabul). 1. Ada orang yang berakad (penjual dan pembeli), maksudnya dalam jual beli (murabahah) harus ada orang yang menjual barangnya yang disebut dengan penjual dan ada orang yang membeli barang tersebut yang disebut dengan pembeli. 2. Ada sighat (ijab dan qabul), maksudnya dalam jual beli (murabahah) harus ada sighat yang menunjukkan pertukaran barang secara rela, baik dengan ucapan maupun perbuatan..

(45) 28. 3. Ada barang yang menjadi objek dalam jual beli, maksudnya dalam jual beli (murabahah) harus ada barang yang dijual maupun dibeli, sehingga aktivitas seperti ini bisa disebut dengan jual beli. 4. Ada nilai tukar pengganti barang, maksudnya dalam jual beli (murabahah) harus ada nilai tukar sebagai pengganti barang yang dijual, nilai tukar tersebut harus sepadan dengan barang yang dijual agar tidak terjadi kerugian pada salah satu pihak (Saeed, 2004:136). d. Syarat murabahah Adapun syarat sah akad murabah tersebut. Yaitu; 1. Penjual memberi tahu biaya modal kepada nasabah. 2. Kontrak pertama harus sah sesuai dengan rukun yang ditetapkan. 3. Kontrak harus bebas riba. 4. Penjual harus menjelaskan kepada pembeli bila terjadi cacat atas barang sesudah pembelian. 5. Penjual harus menyampaikan semua hal yang berkaitan dengan pembelian, misalnya jika pembelian dilakukan secara utang (Antonio, 2001:102)..

(46) 29. 2.2.2. Pembiayaan a. Pengertian Pembiayaan Pembiayaan menurut Undang-undang 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah adalah penyediaan dana atau tagihan yang dipersamakan dengan itu berupa: 1. Transaksi bagi hasil dalam bentuk mudharabah dan musyarakah 2. Transaksi sewa-menyewa dalam bentuk ijarah atau sewa beli dalam bentuk ijarah muntahiya bittamlik 3. Transakasi jual beli dalam bentuk piutang murabahah, salam, istishna‟ 4. Transaksi pinjam meminjam dalam bentuk piutang qardh 5.. Transaksi sewa-menyewa jasa dalam bentuk ijarah untuk transaksi multijasa. Pembiayaan atau nuqud i‟timani menurut PERMA No. 2 Tahun 2008. KHES (Kompilasi Hukum Ekonomi Syariah) adalah penyediaan dana dan atau tagihan berdasarkan akad mudharabah atau musyarakah dan atau pembiayaan lainnya berdasarkan prinsip bagi hasil. Berdasarkan UU No. 7 th. 1992, yang dimaksud dengan pembiayaan adalah penyediaan uang atau tagihan atau yang dapat dipersamakan dengan itu berdasarkan tujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi hutangnya setelah jangka waktu tertentu ditambah dengan sejumlah harga, imbalan ataui pembagian hasil (Ridwan, 2014:163)..

(47) 30. Dalam pengelolaan dana yang dilakukan oleh lembaga keuangan harus dilakukan dengan penuh ketelitian. Hal ini ditujukan agar dalam proses pengelolaan dana oleh pengelola (peminjam) dapat terkontrol dengan baik dan juga untuk meminimalisir terjadiinya kerugian-kerugian seperti kredit macet. Dengan demikian, maka sebuah lembaga keuangan harus memiliki tiga aspek penting dalam pembiayaan, yakni aman, lancar dan menguntungkan (Ridwan, 2014: 164). 1. Aman, yaitu keyakinan bahwa dana yang telah dilempar ke masyarakat dapat ditarik kembali sesuai dengan jangka waktu yang telah disepakati. 2. Lancar, yaitu keyakinan bahwa dana tersebut dapat berputar oleh lembaga keuangan dengan lancar dan cepat. 3. Menguntungkan, yaitu perhitungan dan proyeksi yang tepat.. b.. Jenis-Jenis Pembiayaan Dalam menjelaskan jenis-jenis pembiayaan dapat dilihat dari tujuannya,. jangka waktunya, jaminan serta orang yang menerima dan member pembiayaan. Menurut sifatnya, pembiayaan dapat dibagi menjadi dua, yaitu: 1. Pembiayaan Produktif. Yaitu pembiayaan yang ditujukan untuk memenuhi kebutuhan produksi dalam arti luas, yaitu untuk peningkatan usaha, baik usaha produksi, perdagangan, maupun investasi. Menurut keperluannya, pembiayaan produktif dapat dibagi menjadi dua hal berikut: i. Pembiayaan modal kerja, yaitu pembiayaan untuk memenuhi kebutuhan:.

(48) 31. ii. Peningkatan produksi, baik secara kuantitatif, yaitu jumlah hasil produksi, maupun secara kualitatif, yaitu peningkatan kualitas atau mutu hasil produksi. iii. Untuk keperluan perdagangan atau peningkatan utility of place dari suatu barang. iv. Pembiayaan investasi, yaitu untuk memenuhi kebutuhan barang-barang modal (capital goods). 2. Pembiayaan Konsumtif. Yaitu pembiayaan yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan kousumsi, yang akan habis digunakan untuk memenuhi kebutuhan (Antonio, 2001:37). c. Tujuan Pembiayaan Pembiayaan merupakan sumber utama pendapan dari kegiatan usaha bank syariah, oleh karena itu, pembiayaan sangat vital kedudukannnya dalam perbankan syariah. Diantara tujuannya pembiayaan yang dilakukan perbankkan syariah yaitu; 1. Pemilik Bagi Para pemilik usaha (lembaga keuangan), mengharapkan akan memperoleh penghasilan atas dana yang ditanamkan pada pihak bank tersebut. 2. Pegawai Bagi Para pegawai mengharapkan dapat memperoleh kesejahteraan dari bank yang dikelola. 3. Masyarakat.

(49) 32. a. Pemilik dana Sebagai pemilik dana, mereka mengharap dari dana yang diinvestasikan akan memperoleh bagi hasil. b. Debitur yang bersangkutan Sebagai debitur dengan mendapatkan pembiayaan bertujuan mengatasi kesulitan pembiayaan dan meningkatkan usaha dan pendapatan dimasa depan. Mereka membantu untuk menjalankan usahanya (sektor produktif) atau terbantu untuk pengadaan barang yang diinginkannya (pembiayaan konsumtif). 4. Masyarakat umum atau konsumen Mereka dapat memperoleh barang-barang yang dibutuhkan (Saeed, 2003:84). 2.2.3. Fatwa Dewan Syariah Nasional (DSN) No. 04/DSN-MUI/IV/2000 Dalam menetapkan fatwanya, setelah menimbang, mengingat dan memperhatikan dewan syariah nasional majelis ulama Indonesia (DSN-MUI) menetapkan bahwa; Ketentuan Umum Murabahah dalam Bank Syari’ah: Menetapkan : FATWA TENTANG MURABAHAH Pertama : Ketentuan Umum Murabahah dalam Bank Syari’ah: 1. Bank dan nasabah harus melakukan akad murabahah yang bebas riba. 2. Barang yang diperjualbelikan tidak diharamkan oleh syari’ah Islam..

(50) 33. 3. Bank membiayai sebagian atau seluruh harga pembelian barang yang telah disepakati kualifikasinya. 4. Bank membeli barang yang diperlukan nasabah atas nama bank sendiri, dan pembelian ini harus sah dan bebas riba. 5. Bank harus menyampaikan semua hal yang berkaitan dengan pembelian, misalnya jika pembelian dilakukan secara utang. 6. Bank kemudian menjual barang tersebut kepada nasabah (pemesan) dengan harga jual senilai harga beli plus keuntungannya. Dalam kaitan ini Bank harus memberitahu secara jujur harga pokok barang kepada nasabah berikut biaya yang diperlukan. 7. Nasabah membayar harga barang yang telah disepakati tersebut pada jangka waktu tertentu yang telah disepakati. 8. Untuk mencegah terjadinya penyalahgunaan atau kerusakan akad tersebut, pihak bank dapat mengadakan perjanjian khususdengan nasabah. 9. Jika bank hendak mewakilkan kepada nasabah untuk membeli barang dari pihak ketiga, akad jual beli murabahah harus dilakukan setelah barang, secara prinsip, menjadi milik bank. Kedua : Ketentuan Murabahah kepada Nasabah: 1. Nasabah mengajukan permohonan dan janji pembelian suatu barang atau aset kepada bank. 2. Jika bank menerima permohonan tersebut, ia harus membeli terlebih dahulu aset yang dipesannya secara sah dengan pedagang..

(51) 34. 3. Bank kemudian menawarkan aset tersebut kepada nasabah dan nasabah harus menerima (membeli)-nya sesuai dengan janji yang telah disepakatinya, karena secara hukum janji tersebut mengikat; kemudian kedua belah pihak harus membuat kontrak jual beli. 4. Dalam jual beli ini bank dibolehkan meminta nasabah untuk membayar uang muka saat menandatangani kesepakatan awal pemesanan. 5. Jika nasabah kemudian menolak membeli barang tersebut, biaya riil bank harus dibayar dari uang muka tersebut. 6. Jika nilai uang muka kurang dari kerugian yang harus ditanggung oleh bank, bank dapat meminta kembali sisa kerugiannya kepada nasabah. 7. Jika uang muka memakai kontrak ‘urbunsebagai alternatif dari uang muka, maka a. jika nasabah memutuskan untuk membeli barang tersebut, ia tinggal membayar sisa harga. b. jika nasabah batal membeli, uang muka menjadi milik bank maksimal sebesar kerugian yang ditanggung oleh bank akibat pembatalan tersebut;. dan. jika. uang. muka. tidak mencukupi, nasabah wajib. melunasi kekurangannya. Ketiga : Jaminan dalam Murabahah: 1.. Jaminan dalam murabahah dibolehkan, agar nasabah serius dengan pesanannya.. 2.. Bank dapat meminta nasabah untuk menyediakan jaminan yang dapat dipegang..

(52) 35. Keempat : Utang dalam Murabahah: 1. Secara prinsip, penyelesaian utang nasabah dalam transaksi murabahah tidak ada kaitannya dengan transaksi lain yang dilakukan nasabah dengan pihak ketiga atas barang tersebut. Jika nasabah menjual kembali barang tersebut dengan keuntungan atau kerugian, ia tetap berkewajiban untuk menyelesaikan utangnya kepada bank. 2. Jika nasabah menjual barang tersebut sebelum masa angsuran berakhir, ia tidak wajib segera melunasi seluruh angsurannya. 3.. Jika penjualan barang tersebut menyebabkan kerugian, nasabah tetap harus menyelesaikan utangnya sesuai kesepakatan awal. Ia tidak memperlambat. pembayaran. angsuran. atau. meminta. boleh. kerugian. itu. diperhitungkan. Kelima : Penundaan Pembayaran dalam Murabahah: 1. Nasabah. yang. memiliki. kemampuan tidak. dibenarkan. menunda. penyelesaian utangnya. 2. Jika nasabah menunda-nunda pembayaran dengan sengaja, atau jika salah satu pihak tidak menunaikan kewajibannya, maka penyelesaiannya dilakukan. melalui. Badan. Arbitrasi. kesepakatan melalui musyawarah. Keenam : Bangkrut dalam Murabahah:. Syari’ah setelah tidak tercapai.

(53) 36. Jika. nasabah. telah. dinyatakan. pailit. dan. gagal. menyelesaikan. utangnya, bank harus menunda tagihan utang sampai ia menjadi sanggup kembali, atau berdasarkan kesepakatan. 2.3. Kerangka Berpikir. Gambar 2.1 Kerangka Berpikir. BRI Syariah KCP Mojoagung Jombang. BRI Syariah. -. Wawancara -. Pimpinan lembaga Kepala bagian marketing Staff marketing Nasabah Akademisi perbankan syariah. penerapan akad murabahah pada produk pembiayaan mikro BRISyariah Analisis penerapan akad murabahah pada produk mikro BRISyariah KCP Mojoagung berdasarkn fatwa DSN NO: 04/DSNMUI/IV/2000. Dokumentasi - SOP Pembiayaan Murabahah Mikro iB - Fatwa DSN NO: 04/DSNMUI/IV/2000. ANALISIS. KESIMPULAN. Observasi - BRI Syariah KCP Mojoagung Jombang.

(54) BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis penelitiam ini adalah deskriptif dengan pendekatan kualitatif, dimana menurut Nawawi (2001:63) menjelaskan bahwa metode deskriptif adalah suatu prosedur pemecah masalah yang diselidiki dengan menggambarkan/melukiskan keadaan suatu obyek penelitian (seseorang, lemaga, masyrakat, dll) pada saat sekarang berdasarkan fakta-fakta yang tampak/sebagaimana adanya. Konteks penelitian ini, menekankan pada pendekatan kualitatif deskriptif yang bertujuan untuk menjelaskan dan mendeskripsikan bagaimana penemrapan akad murabahah pada pembiayaan di BRIS KCP Mojoagung Jombang. 3.2. Lokasi Penelitian Pada penelitian ini, yang menjadi lokasi penelitian adalah daerah Mojoagung Jombang. Alasan pemilihan lokasi bahwa di BRIS KCP Mojoagung Jombang mempunyai nasabah pembiayaan mikro yang bisa dikatakan cukup banyak. Karena 60% dari total asset yang dimiliki oleh BRIS KCP Mojoagung Jombang, diperoleh dari pembiayaan. Dan pembiayaan mikro iB merupakan nilai terbesar karena 50% dari 60% total pembiyaan. Terkait dengan tata letak BRIS KCP Mojoagung Jombang di Jl. Gambiran No.140 Desa Gambiran, Kec. Mojoagung, Jombang, Jawa Timur.. 37.

(55) 38. 3.3. Subyek Penelitian Sumber utama dalam penelitian ini adalah keterangan yang diperoleh dari informan, diantaranya ialah: a. Arif Aulia Rahman (AAR) sebagai Pimpinan Kantor Cabang Pembantu BRISyariah KCP Mojoagung Jombang: informasi ini sangat penting, karena informan inilah yang paling bertanggung jawab dan sangat paham produk pembiayaan mikro iB yang menggunakan akad murabahah. b. Eko Yuli Setiawan (EYS) sebagai unit head micro sharia (UHMS): bagian ini merupakan sumber data yang sangat vital, karena di bagian inilah titik fokus penelitian bersinggungan secara langsung dengan penerapan akad murabahah pada pembiayaan mikro iB. c. Ali Muhajir (AM) sebagai Account Officer micro (AOM): informan penting, karena bertugas turun langsung ke lapangan menemui nasabah yang ingin mengajukan pembiayaan, serta melakukan survey terhadap nasabah. d. Nasabah 1. Makhrus (M) (nasabah pembiayaan mikro iB) 2. Endah mariani (EM) (nasabah pembiayaan mikro iB) e. Akademisi Perbankan Syariah Informan ini penting karena sebagai penyeimbang dan masukan akademis terhadap hasil penelitian yang diperoleh dilapangan..

(56) 39. 3.4. Data dan Jenis Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah: a.. Data primer, yaitu data yang diperoleh dari sumber utama. Dalam penelitian ini yang menjadi sumber utamanya adalah pimpinan lembaga, unit head marketing dan staff marketing BRI Syariah KCP Mojoagung Jombang.. b.. Data sekunder, yaitu ada yang diperoleh dari literatur-literartur atau bacaan yang relevan, serta dokumentasi dari BRI Syariah KCP Mojoagung Jombang, seperti buku pedoman pembiayaan murabahah mikro iB dan fitur pembiayaan mikro iB.. 3.5. Teknik Pengumpulan Data Dalam. penelitian ini, metode pengumpulan data bersifat triangulasi. dengan meggunakan teknis gabungan dari beberapa tekhnik pengumpulan data, dimana dalam hal ini peneliti juga menguji kevalidan data yang diperoleh (Sugiyono, 2008), yaitu antara lain adalah: 1. Wawancara Dalam hal ini, jenis yang dgunaan adalah wawancara semi struktural dimana disebutakan sebagai kategori in-dept interview, di mana dalam pelaksanaannya lebih bebas bila dibandingkan dengan wawancara terstruktur. Tujuan dari wawancara jenis ini ialah untuk menemukan permasalahan secara lebih terbuka, di mana pihakyang diajak bicara diminta pendapat , dan ide-idenya (Sugiyono, 2008)..

(57) 40. 2. Observasi Dalam menjalankan teknik observasi, peneliti akan terlibat langsung dengan kegiatan sehari-hari orang yang sedang diamati atau yang digunakan sebagai sumber data penelitian (Sugiyono, 2008). 3. Dokumen dan Pengamatan Dokumen merupakan catatan peristiwa yang berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang (Sugiyono, 2008). 3.6. Analisis Data Dalam penelitian ini, analisis data yang digunakan secara kualitatif, yaitu pemaknaan atau penafsiran data yang diperoleh oleh peneliti selama penelitian berlangsung, baik catatan lapangan, hasil wawancara dan dokumentasi. Dalam hal analisis data kualitatif, alat yang dipergunakan untuk menganalisis data dan informasi adalah teknik analisis data trianggulasi. Menurut Maleong (2004) dalam Purhantara (2010) metode trianggulasi merupakan proses membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda. Metode trianggulasi terdiri atas empat model, yaitu trianggulasi metode, trianggulasi sumber, trianggulasi situasi dan trianggulasi teori (Hamidi. 2004 dan Maleong (2004) dalam Purhantara 2010)..

(58) 41. a) Trianggulasi metode Yaitu teknik untuk menganalisa data dan informasi dengan menggunakan minimal dua metode. Jika informasi atau data yang berhasil didapatkan perlu diuji kebenarannya dengan hasil observasi (Purhantara, 2010). b) Trianggulasi sumber Yaitu cara menguji data dari informasi dengan cara mencari data dan informasi yang sama kepada lain subjek. Data dan informasi tertentu perlu ditanyakan kepada responden yang berbeda atau dengan bukti dokumentasi. Hasil komparasi dan mengecekan sumber ini untuk membuktikan apakah data dan informasi yang didapatkan memiliki kebenaran atau sebaliknya. Jika data dan informasi benar, maka data dan informasi akan dikumpulkan, dan sebaliknya jika data dan informasi salah atau kurang benar, maka data sebaiknya di cek ulang kebenarannya dengan metode trianggulasi yang lain (Purhantara, 2010). c) Trianggulasi situasi Yaitu. pengujian. informasi. dari. penuturan. seorang. responden/subjek jika dalam keadaan ada orang lain dibanding dengan dalam keadaan sendirian (Purhantara, 2010). d) Trianggulasi teori Yaitu keparalelan penjelasan dan analisis atau tidak antara satu teori dengan teori yang lain terhadap data hasil penelitian. Artinya, hasil penelitian perlu diuji, apakah memiliki nilai kesesuaian dengan teori yang.

(59) 42. telah ada. Trianggulasi teori ini nantinya akan menghasilkan: diterima, mendukung dan memperkuat; meragukan, mengkritik dan merivisi; atau membantah dan menolak teori yang terdahulu (Purhantara, 2010).. 3.7. Teknik Analisa Data a. Reduksi Data Reduksi data bukanlah suatu hal yang terpisah dari analisis. Reduksi data diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan, pengabstraksian, dan transformasi data kasar yang muncul dari catatan-catatan tertulis di lapangan. Kegiatan reduksi data berlangsung terus-menerus,. terutama. selama. proyek. yang. berorientasi. kualitatif. berlangsung atau selama pengumpulan data. Selama pengumpulan data berlangsung, terjadi tahapan reduksi, yaitu membuat ringkasan, mengkode, menelusuri tema, membuat gugus-gugus, membuat partisi, dan menulis memo. Reduksi data menggolongkan,. merupakan suatu bentuk analisis mengarahkan,. membuang. yang. yang tidak. menajamkan, perlu,. dan. mengorganisasi data sedemikian rupa sehingga kesimpulan-kesimpulan akhirnya dapat ditarik dan diverivikasi. Reduksi data atau proses transformasi ini berlanjut terus sesudah penelitian lapangan, sampai laporan akhir lengkap tersusun. Jadi dalam penelitian kualitatif dapat disederhanakan dan ditransformasikan dalam aneka macam cara: melalui seleksi ketat, melalui ringkasan atau uraian sigkat, menggolongkan dalam suatu pola yang lebih luas, dan sebagainya..

(60) 43. b. Penyajian Data (Data Display) Menyajikan data yaitu penyusunan sekumpulan informasi yang memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan penarikan tindakan. Dalam penelitian kualitatif, penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchart atau sejenisnya. Dalam penelitian ini, secara teknis data-data akan disajikan dalam bentuk teks naratif, tabel, foto, bagan. c. Penarikan Kesimpulan (Conclusion Drawing) Langkah ketiga dalam analisis data menurut Miles dan Huberman adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan dalam penelitian kualitatif adalah merupakantemuan baru yang sebelumnya belum pernah ada. Dengan demikian kesimpulan dalam penelitian kualitatif mungkindapat menjawab rumusan masalah yang dirumuskan sejak awal, tetapi mungkin juga tidak karena masalah dan rumusan masalah dalam penelitian kualitatif masih bersifat sementara dan akan berkembang setelah penelitian berada dilapangan. Secara teknis proses penarikan kesimpulan dalam penelitian ini akan dilakukan dengan cara mendiskusikan data-data hasil temuan dilapangan dengan teoriteori yang dimasukan dalam bab tinjauan pustaka..

(61) BAB IV PAPARAN DATA DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN 4.1. Paparan Hasil Penelitian 4.1.1 Profil dan Sejarah 4.1.1.1 Sejarah BRIS KCP Mojoagung Jombang PT. Bank BRI Syariah (BRIS) adalah perusahaan yang sahamnya 100% dimiliki oleh PT. Bank BRI (Tbk). BRISyariah didirikan tahun 2009 dengan visi menjadi bank retail modern yang terkemuka dengan ragam layanan financial sesuai kebutuhan nasabah dengan jangkauan termudah, untuk kehidupan lebih bermakna. PT. BRISyariah yang didirikan dengan modal awal Rp. 1 Trilyun pada Januari 2009, telah berkembang dengan pesat, dengan kantor cabang 205 kantor tersebar diseluruh Indonesia dan total asset telah mencapai Rp.16,5 Trilyun per Oktober 2012. Berawal dari akuisisi PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk., terhadap Bank Jasa Arta pada 19 Desember 2007 dan setelah mendapatkan izin dari. Bank. Indonesia. pada. 16. Oktober. o.10/67/KEP.GBI/DpG/2008, maka pada tanggal. 2008. melalui. suratnya. 17 November 2008 PT.. BRISyariah secara resmi beroperasi. Kemudian PT. Bank BRISyariah merubah kegiatan usaha yang semula. beroperasional secara konvensional, kemudian. diubah menjadi kegiatan perbankan berdasarkan prinsip syariah Islam. Kehadiran PT. BRISyariah di tengah-tengah industri perbankan nasional dipertegas oleh makna pendar cahaya yang mengikuti logo perusahaan. Pada tanggal 19 Desember 2008, telah ditandatangani akta pemisahan unit usaha syariah. Penandatanganan akta pemisahan telah dilakukan oleh bapak Sofyan. 44.

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini menggunakan analisis deskriptif yaitu menggambarkan data tentang pelaksanaan akad pembiayaan mura>bah}ah di BRI Syariah KCP Bojonegoro yang

Untuk menjamin tertibnya pembayaran kembali/pelunasan Pembiayaan dan Margin Keuntungan tepat pada waktu yang telah disepakati kedua belah pihak berdasarkan Akad ini, maka

Mengacu pada modul Bank BRI Syariah mengenai pembiayaan Kredit Usaha Rakyat (KUR) mikro iB, KUR mikro iB dapat dipahami sebagai pembiayaan modal kerja atau investasi

23 Sumber data penelitian ini yakni keterangan dan data yang diperoleh dari pihak BMT La Tansa Ponorogo yang berkaitan dengan transaksi nasabah dalam pembiayaan

murābaḥah merupakan akad yang paling sering dipergunakan dalam pembiayaan KPR di BRI Syariah KCP Ajibarang , karena salah satu instrument lembaga keuangan syariah

Di samping itu dalam aplikasinya di perbankan syariah ada beberapa poin dalam fatwa tersebut yang tidak diaplikasikan dalam operasional perbankan syariah diantaranya

Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui prosedur pembiayaan mikro iB dengan akad murabahah, kelayakan pembiayaan mikroiB, dan perkembangan pembiayaan mikro iB

17/DSN-MUI/IX/2000 Tentang Sanksi atas Nasabah mampu yang menunda-nunda pembiayaan, dipandang tepat, bahkan harus dipertegas dalam aplikasinya, karena dampak dari penerapan fatwa ini