• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROFIL DAN PERKEMBANGAN HUKUM BALAI HARTA PENINGGALAN.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PROFIL DAN PERKEMBANGAN HUKUM BALAI HARTA PENINGGALAN."

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

PROFIL DAN PERKEMBANGAN

HUKUM BALAI HARTA

(2)

Sejarah Singkat

Balai Harta Peninggalan (wesboedel khamer) dibentuk pertama kali oleh pemerintah Hindia Belanda tepatnya pada tanggal 1 Oktober 1624. • Tujuan pembentukan Balai Harta Peninggalan

dilakukan dalam rangka untuk dapat memenuhi kebutuhan bagi anggota VOC khususnya dalam hal mengurus harta-harta yang ditingggalkan oleh anggota VOC, bagi kepentingan para ahli warisnya yang berada di Nederland (Belanda).

(3)

WILAYAH KERJA BHP

• Berdasarkan Pasal 40 Instruksi Balai-balai Harta

Peninggalan di Indonesia Stbl. 1872 No. 166 terdapat 5 BHP dengan wilayah Kerjanya yang meliputi:

• Balai Harta Peninggalan Jakarta wilayah kerjanya

meliputi 8 (delapan) propinsi antara lain: Wilayah DKI Jakarta, Jawa Barat, Banten, Lampung, Sumatera Selatan, Bangka Belitung, Jambi dan Kalimantan Barat;

• Balai Harta Peninggalan Surabaya wilayah kerjanya

meliputi 4 (empat) wilayah antara lain: Jawa Timur, Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah:

(4)

lanjutan

• Balai Harta Peninggalan Semarang wilayah kerjanya

meliputi 2 (dua) wilayah yaitu: Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Jogyakarta;

• Balai Harta Peninggalan Medan wilayah kerjanya

meliputi 8 (delapan) wilayah yaitu: Sumatera Utara, Jambi, Nangroe Aceh Darussallam, Riau, Kepulauan Riau, Sumatera Barat, Bengkulu dan Bangka Belitung;

• Balai Harta Peningggalan Makassar wilayah kerjanya

meliputi 12 (dua belas) wilayah yaitu: Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah, Sulawesi Barat, Sulawesi Utara, Sulawesi Tenggara, Bali, Papua, Papua Barat, Nusa Tenggara Timur, Gorontalo, Maluku dan Maluku Utara.

(5)

STRUKTUR ORGANISASI BHP

Berdasarkan Peraturan Menteri Hukum dan

Hak Asasi Manusia RI Nomor M.01.PR.07.10

Tahun 2005 tentang Organisasi dan Tata Kerja

Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan Hak

Asasi Manusia RI secara struktur organisasi,

BHP di bawah Divisi Pelayanan Hukum dan

Hak Asasi Manusia

(6)

TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB BHP

Berdasarkan Pasal 1 ayat (1) Keputusan Menteri Kehakiman RI Nomor M.01.PR.07.01-80 tahun 1980 tanggal 19 Juni 1980 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Harta Peninggalan menentukan bahwa Balai Harta Peninggalan adalah unit pelaksana penyelenggara hukum di bidang harta peninggalan dan perwalian dalam lingkungan Departemen

Kehakiman, yang berada di bawah dan

bertanggungjawab langsung kepada Direktur Jenderal Hukum dan Peraturan Perundang-undangan melalui Direktur Perdata.

(7)

TUGAS BHP SAAT INI

“MEWAKILI DAN MENGURUS KEPENTINGAN ORANG-ORANG (BADAN HUKUM) YANG KARENA HUKUM ATAU PUTUSAN HAKIM TIDAK DAPAT MENJALANKAN SENDIRI KEPENTINGANNYA BERDASARKAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN YANG BERLAKU”.

• Sehingga dapat terpenuhi perlindungan atau

terayominya hak asasi manusia, khususnya yang karena hukum dan penetapan pengadilan dianggap tidak cakap bertindak di bidang hak milik (personal right) berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku

(8)

FUNGSI BHP

BHP Menyelenggarakan fungsi sebagai berikut.

– Sebagai Pengampu atas anak-anak yang masih dalam kandungan (Ps. 348 KUHPerdata);

– Pengurus atas diri pribadi dan harta anak-anak yang masih belum dewasa selama bagi merika belum diangkat seorang wali (Ps. 359 KUHPerdata);

– Sebagai wali pengawas (Ps. 366 KUHPerdata jo Ps 47 Instruksi Untuk Balai Harta Peninggalan di Indonesia);

(9)

lanjutan

– Pemgampu Anak Dalam Kandungan (Ps. 348 KUHPerdata jo. Ps 45 Instruksi untuk Balai Harta Peninggalan di Indonesia);

– Selaku Wali sementara (Ps. 359 ayat terakhir KUHPerdata jo Ps. 55 Instruksi Untuk Balai Harta Peninggalan di Indonesia);

– mewakili kepentingan anak-anak belum dewasa dalam hal adanya pertentangan denag kepentingan wali mereka (Ps. 370 ayat terakhir KUHPerdata jo Ps 25 a Reglement voor Het Collegie vab Boedelmeesteren);

– mewakili kepentingan si belum dewasa apabila ini bertentangan dengan kepentingan si wali, dengan tidak mengurangi kewajiban2 yang teristimewa dibebankan kepada Balai Harta Peninggalan (Ps. 370KUHPdt);

(10)

lanjutan

– mengurus harta anak-anak belum dewasa dalam hal pengurusan itu dicabut dari wali mereka (Ps. 388 KUHerdata);

melakukan pekerjaan Dewan Perwalian (Besluit van den Gouverneur Generaal tanggal 25 Juli 1927 No. 8 stb. 1927-382);

– Pengampu pengawas dalam hal adanya orang-orang yang dinyatakan berada di bawah pengampuan (Ps. 449 KUHPerdata);

– mengurus harta kekayaan dan kepentingan orang yang dinyatakan tidak hadir (afwezig) (Ps. 463 KUHPerdata jo Ps. 61 Instruksi Untuk Balai Harta Peninggalan di Indonesia); – mengurus atas harta peninggalan yang tidak ada kuasanya

(11)

lanjutan

– mendaftar dan membuka surat-surat Wasiat Ps. 41 dan Ps 42 OV dan Ps 937, 942 KUHPerdata);

– Membuat Surat Keterangan Hak Mewaris bagi golongan Timur Asing selain Cina (Ps. 14 ayat 1 Instructie voor de gouvernements Landmeters in Indonesia Stb. 1916 No. 517 (Instruksi Bagi Para Pejabat Pendaftaran Tanah di Indonesia Dan Yang Bertindak Sedemikian, Surat Menteri Dalam Negeri cq. Kepala Direktorat Pendaftaran Tanah Direktorat Jnderal Agraria Departemen Dalam Negeri tanggal 20 Desember 1969 Nomor:Dpt/12/63/12/69) jo Peraturan Menteri Negara Agraria/Kepala BPN No. 3 Tahun 1997 tentang Ketentuan Pelaksanaan PP No. 24 Tahun 1997;

(12)

lanjutan

– melakukan pengurusan dan pemberesan harta pailit selaku Kurator (Ps. 70 ayat (1) UU No. 37 Tahun 2004 tentang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang jo Ps. 70 Instruksi Untuk Balai Harta Peninggalan di Indonesia;

– melakukan pengelolaan dan pengembangan Uang Pihak Ketiga Balai Harta Peninggalan berdasarkan Keputusan Menteri Kehakiman.

(13)

lanjutan

Menerima dan mengelola hasil transfer dana

secara tunai yang diserahkan Bank Indonesia

kepada BHP sesuai dengan Ps 37 UU No. 3

Tahun 2011 tentang Transfer Dana.

(14)

WACANA PENAMBAHAN TUGAS BHP

Bank Indonesia

Selain

Transfer

dana

sebagaimana

ditentukan dalam Pasal 37 UU No. 3 Tahun 2011,

yang mana dalam hal ini BI akan menyerahkan

hasil transfer dana secara tunai yang tidak

diklaim oleh pihak pentransfer dan penerima

transfer kepada BHP, BI juga dalam RUU BHP

mengusulkan antara lain:

(15)

lanjutan

• Sisa Asset Bank Dalam Likwidasi yang belum selesai diusulkan untuk diserahkan ke BHP karena alasan waktu penyelesaian likwidasi yang hanya terbatas selama 5 tahun;

• Rekening-Rekining daluarsa yang tercatat dan tersimpan pada bank-bank di seluruh Indonesia untuk diserahkan ke BHP;

• Asset-asset titipan di bank-bank yang tidak diambil dalam jangka waktu tertentu sesuai ketentuan yang berlaku agar deserahkan ke BHP.

(16)

Alasan-Alasan perlunya dibentuk

RUU BHP

Alasan Filosofi

Bahwa suatu organisasi ada karena

kebutuhan. Dibentuknya BHP pada saat itu

karena dibutuhkan yaitu untuk mewakili

kepentingan para ahli waris dari anggota VOC

yang ada di Nederland. Selain itu juga sebagai

Kurator berdasarkan Undan-Undang Kepailitan

lama (faillisementsverordening Staatbald 1905

(17)

lanjutan

• Setelah Indonesia Merdeka 1945 Lembaga BHP, masih

tetap dibutuhkan, walaupun hanya untuk sebagian kecil warga negara Indonesia.

• Jika mengacu pada KUHPerdata tentang tugas-tugas

BHP baik perwalian, pengampuan ketidakhadiran, harta peninggalan yang tidak ada kuasanya dan Undang-Undang Kepailitan, tugas BHP bukan hanya untuk sebagian kecil golongan warga negara, tetapi dapat melaksanakan tugas untuk semua warga negara. Hal ini dikarenakan baik dalam KUHPerdata maupun dalam UU Kepailitan tidak ditentukan penggolongan Warga.

(18)

lanjut

Tugas BHP dapat berlaku untuk semua warga

negara, hal dipertegas dalam Keputusan

Menteri Kehakiman RI Nomor

M.01.PR.07.01-80 Tahun 19M.01.PR.07.01-80 Tentang Organisasi dan Tata

Kerja Balai Harta Peninggalan, yaitu mewakili

kepentingan orang-orang maupun badan

hukum yang karena hukum dan putusan

hakim tidak dapat menjalankan sendiri

kepentingannya

berdasarkan

peraturan

perundang-undangan yang berlaku.

(19)

lanjutan

Jika warga negara maupun badan hukum

tersebut karena hukum dan putusan hakim

tidak

dapat

menjalankan

sendiri

kepentingannya, maka BHP dapat bertindak

mewakili dan pengurusan atas harta orang

maupun badan hukum tersebut sesuai dengan

ketentuan peraturan perundang-undangan

yang berlaku.

(20)

Alasan Sosiologis

• Secara umum Tugas BHP adalah memberikan perlindungan atau terayominya hak asasi manusia, khususnya yang karena hukum dan penetapan pengadilan dianggap tidak cakap bertindak di bidang hak milik (personal right) berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

• Perlindungan hukum atau terayominya hak-hak asasi manusia merupakan tugas negara yang

dibebankan pada lembaga Balai Harta

(21)

lanjutan

Bahwa suatu lebaga hukum seperti BHP

keberadaanya masih sangat dibutuhkan oleh

masyarakat. Sebagai pelayan masyarakat BHP

melaksanakan tugas tanpa memperhatikan

profit atau keuntungan, BHP dibutuhkan

dalam hal lembaga lain menolak untuk

melakukan pengurusan. Hal ini dapat dilihat

dari ketentuan Pasal 15 ayat (2) UU. 37 Th

2004 tentang Kepailitan dan Penundaan

Kewajiban Pembayaran Utang.

(22)

lanjutan

Dalam hal Debitor, Kreditor, atau pihak yang

berwenang mengajukan permohonan

pernyataan pailit sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 2 ayat (2), ayat (3), ayat (4), atau

ayat (5) tidak mengajukan usul pengangkatan

Kurator kepada Pengadilan maka, Balai Harta

Peninggalan diangkat selaku Kurator.

(23)

lanjutan

• Dan jika Kurator lain yang diusulkan juga menolak untuk diangkat selaku Kurator maka BHP ditunjuk sebagai Kurator untuk melaksanakan tugas pengurusan dan pemberesan harta Debitor pailit. • Demikian halnya jika ada suatu wali yang diangkat

oleh Pengedilan maka BHP ditunjuk selaku Wali Pengawas yang bertindak melakukan pengawasan tugas perwalian. Tugas wali pengawas ini tidak diberikan kepada lembaga manapun selain BHP.

(24)

Alasan Yuridis

Landasan hukum pelaksanaan tugas BHP

sebagian besar adalah produk hukum kolonial

belanda, bahwa produk hukum tersebut hanya

berlaku pada sebagai golongan yang terkesan

diskriminatif, hal itu tidak sejalan dengan

amanat pancasila dan Undang-Undang Dasar

1945.

(25)

Lanjutan

• Peraturan perundang-undang sebagai landasan hukum pelaksanaan tugas BHP sudah tidak sesuai lagi dengan perkembangan dan kebutuhan

hukum masyarakat yang memerlukan perlindungan dan pelayanan hukum;

• Perlu dilakukan kodifikasi dalam bentuk Undang-Undang, karena dasar hukum pelaksanaan tugas BHP masih tersebar dibeberapa peraturan dan sebagian besar masih terdapat dalam ordonansi dan staatblad di bawah tahun 1916;

(26)

lanjutan

• Mengingat BHP masih disangat dibutuhkan keberadaanya di sesuai dengan uraian tugas tersebut di atas, sedangan landasan hukum pelaksanaan tugas BHP masih menggunakan produk hukum peninggalan kolonial yang tidak sesuai lagi dengan perkembangan dan kebutuhan di masyarakat, dan untuk kodifikasi beberapa peraturan yang tersebur di beberapa ordonatie dan staatblad, maka Rancangan Undang-Undang Balai Harta Peninggalan perlu mendapat perhatian khusus untuk segera disahkan menjadi Undang-Undang.

Referensi

Dokumen terkait

Pada komposit yang diperkuat serat dengan perlakuan alkali pada konsentrasi lebih tinggi, yaitu 6% dan 10% NaOH, terlihat keberadaan pull-out sangat sedikit dan

b) Menahan gaya mekanis akibat adanya arus pada konduktor yang diisolasi c) Mampu menahan tekanan yang diakibatkan panas dan reaksi kimia. Tekanan yang diakibatkan medan

Data perubahan ph pada setiap penambahan larutan NaOH dapat diketahui ditampilkan secara rinci, sehingga aplikasi ini sangat  bermanfaat dan memudahkan dalam

Menetapkan gaji anggota Direksi dan honorarium anggota Dewan Komisaris untuk tahun 2010 tidak mengalami kenaikan dan oleh karenanya besarnya gaji dan honorarium tersebut tetap sama

ketentuan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 1997 tentang Penerimaan Negara Bukan Pajak, perlu menetapkan jenis dan tarif atas jenis. Penerimaan Negara Bukan Pajak yang

Jadi, dapat disimpulkan bahwa disiplin karyawan adalah perilaku seseorang yang sesuai dengan peraturan, prosedur kerja yang ada atau disiplin sikap, tingkah laku,

Sesuai dengan rumusan masalah yang ada, maka tujuan dari penelitian ini adalah Untuk mendeskripsikan aktivitas guru, hasil belajar menulis karangan sederhana

Kecepatan mengetik bersih (Net Speed) dari masing-masing kelas A dan B Mahasiswa Angkatan 2014 Program Studi Pendidikan Manajemen Perkantoran Universitas Pendidikan