• Tidak ada hasil yang ditemukan

MAKALAH PEMIMPIN DAN KEPEMIMPINAN SERTA PENGAWASAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "MAKALAH PEMIMPIN DAN KEPEMIMPINAN SERTA PENGAWASAN"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH

PEMIMPIN DAN KEPEMIMPINAN SERTA

PENGAWASAN

Disusun Oleh:

HELEN LAINI

1634020311

MANAJEMEN 1-H

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH

BENGKULU

(2)

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb

Puji syukur telah penulis panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa. karena berkat limpahan rahmat, taufik, hidayah serta inayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Maksud dan tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas kuliah dan dengan harapan pembaca dapat lebih mengerti, memahami dan menerapkan penggunaan bahasa Indonesia dalam kehidupan sehari.

Penulis juga menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian makalah ini. Penulis menyadari bahwa makalah ini masing dalam ketidaksempurnaan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan senantiasa penulis harapkan dalam upaya penyempurnaan laporan ini.

Akhirnya penulis berharap, makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis dan pembaca dalam kegiatan belajar mengajar.

Wassalamualaikum Wr. Wb

Bengkulu, Januari 2017

(3)

DAFTAR ISI

HALAMAN DEPAN ... i

KATA PENGANTAR... ii

DAFTAR ISI ... iii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah... 2

C. Tujuan Masalah... 2

BAB II PEMBAHASAN PEMIMPIN DAN KEPEMIMPINAN A. Kepemimpinan... 3

B. Teori – teori pemimpin dan kepemimpinan... 4

C. Pemimpin formal dan informal... 6

D. Fungsi pemimpin... 7 E. Tipe pemimpin... 8 PENGAWASAN A. Pengertian... 9 B. Bentuk-bentuk Pengawasan... 10 C. Metode-Metode Pengawasan... 11

D. Tahap-tahap Proses Pengawasan... 13

E. Syarat-syarat Pengawasan... 13

F. Jenis-jenis Pengawasan... 14

BAB III PENUTUP A. Kesimpulan... 15

B. Saran... 16

(4)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pada dasarnya atau sesuai kodratnya, manusia adalah makhluk social atau bermasyarakat yang menurut aristoteles disebut sebagai “zoon politicon”. Makhluk social atau bermasyarakat pada dasarnya tidak bisa hidup wajar dengan menyendiri karena, hampir sebagian besar tujuannya ternyata dapat terpenuhi apabila manusia itu berhubungan dengan manusia atau orang lain. Dalam usahanya untuk bermasyarakat manusia membentuk suatu kelompok atau organisasi untuk mencapai suatu kepuasan (lahir dan batin) serta peningkatan diri.

Kelompok atau organisasi itu kemudian menjadi himpunan manusia dengan berbagai kelebihan dan kekurangannya masing-masing, sehingga ada yang sangat menonjol dan diakui kelebihannya oleh anggota-anggota atau sebagian besar anggota-anggotanya, terutama dalam mempengaruhi dan menggerakkan usaha bersama untuk mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan ia adalah pemimpin.

Pemimpin memiliki peran yang sangat penting dalam suatu kelompok. Gaya dan proses kepemimpinan seseorang menentukan tercapai atau tidaknya tujuan yang telah ditetapkan. Oleh karena itu, dalam kesempatan kali ini kami akan mencoba membahas apa itu kepemimpinan, teori- teori kepemimpinan dan jenis, fungsi serta tipe kepemimpinan dalam suatu organisasi atau kelompok.

Fungsi pengawasan merupakan fungsi setiap manajer yang terakhir, setelah fungsi-fungsi merencanakan, mengorganisasi, menyusun tenaga kerja dan memberi perintah. Fungsi ini merupakan fungsi pimpinan yang berhubungan dengan usaha menyelamatkan jalannya perusahaan kearah pulau cita-cita, yakni kepada tujuan yang telah direncanakan.

Melakukan suatu tugas, hanya mungkin dengan baik bila seseorang yang melaksanakan tugas itu mengerti arti dan tujuan dari tugas yang dilaksanakan. Demikian pula seorang pemimpin yang melakukan tugas pengawasan, haruslah sungguh-sungguh mengerti art i dan tujuan dari pada pelaksanaan tugas pengawasan. Menerapkan prinsip-prinsip pengawasan dengan baik, akan mengefektifkan pengawasan dalam pelaksanaannya. Oleh

(5)

karena itu, guna memeahami dengan jelas tentang pengawasan, perlu dijelaskan secara terperinci jenis-jenis pengawasan itu. Berhubung karena berbagai keadaan khusus badan usaha, dan keinginan mereka yang melaksanakan pengawasan, maka terdapat pula perbedaan-perbedaan dalam cara mengawasi.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalahnya yaitu: 1. Apa yang dimaksud dengan kepemimpinan?

2. Teori-teori apa saja yang melandasinya?

3. Apa yang dimaksud dengan pemimpin formal dan informal? 4. Apa fungsi pemimpin?

5. Apa saja tipe-tipe pemimpin? 6. Apa pengertian pengawasan?

7. Bagaimana bentuk-bentuk pengawasan? 8. Bagaimana metode pengawasan?

9. Bagaimana tahap-tahap pengawasan? 10. Apa saja syarat-syarat pengawasan? C. Tujuan Masalah

1. Untuk mengetahui dan memahami apa itu kepemimpinan.

2. Untuk mengetahui dan memahami teori-teori yang ada dalam pemimpin dan kepemimpinan

3. Untuk mengetahui dan memahami apa itu pemimpin formal dan pemimpin informal

4. Untuk mengetahui dan memahami fungsi-fungsi pemimpin 5. Untuk mengetahui dan memahami tipe-tipe pemimpin 6. Untuk mengetahui pengertian pengawasan

7. Untuk mengetahui bentuk-bentuk pengawasan 8. Untuk mengetahui metode pengawasan

9. Untuk mengetahui tahap-tahap pengawasan 10. Untuk mengetahui syarat pengawasan

BAB II PEMBAHASAN

(6)

A. Kepemimpinan

Pemimpin dan Kepemimpinan adalah dua hal yang tidak dapat dipisahkan. Pemimpin adalah seseorang yang dapat mempengaruhi orang lain atau sekelompok orang untuk mengerahkan usaha bersama, guna mencapai sasaran atau tujuan yang telah ditetapkan. Dan kepemimpinan adalah suatu gaya atau proses mempengaruhi orang lain atau sekelompok orang untuk mengerahkan usaha bersama, guna mencapai sesuatu sasaran atau tujuan yang telah ditetapkan.

Berikut ini terdapat beberapa definisi kepemimpinan menurut beberapa ahli diantaranya yaitu:

1. Tead; Terry; Hoyt (Aniatih : 2014)

Kepemimpinan yaitu kegiatan atau seni mempengaruhi orang lain agar mau bekerjasama yang didasarkan pada kemampuan orang tersebut untuk membimbing orang lain dalam mencapai tujuan-tujuan yang diinginkan kelompok.

2. George R. Terry (Aniatih : 2014)

Kepemimpinan adalah hubungan yang ada dalam diri seseorang atau pemimpin, mempengaruhi orang lain untuk bekerja secara sadar dalam hubungan tugas untuk mencapai tujuan yang diinginkan.

3. Sutisna (Mulyasa, 2012 : 107)

Kepemimpinan sebagai proses mempengaruhi kegiatan seseorang atau kelompok dalam usaha kearah pencapaian tujuan dalam situasi tertentu.

Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa Kepemimpinan merupakan kemampuan mempengaruhi orang lain, bawahan atau kelompok, kemampuan mengarahkan tingkah laku bawahan atau kelompok, memiliki kemampuan atau keahlian khusus dalam bidang yang diinginkan oleh kelompoknya, untuk mencapai tujuan organisasi atau kelompok.

B. Teori – teori pemimpin dan kepemimpinan 1. Teori Sifat

Teori ini bertolak dari dasar pemikiran bahwa keberhasilan seorang pemimpin ditentukan oleh sifat-sifat, perangai atau ciri-ciri yang dimiliki pemimpin itu. Atas dasar pemikiran tersebut timbul anggapan bahwa untuk menjadi seorang pemimpin yang berhasil, sangat ditentukan oleh kemampuan pribadi pemimpin. Dan kemampuan pribadi yang dimaksud

(7)

adalah kualitas seseorang dengan berbagai sifat, perangai atau ciri-ciri di dalamnya. Ciri-ciri ideal yang perlu dimiliki pemimpin adalah:

a. Pengetahuan umum yang luas, daya ingat yang kuat, rasionalitas, obyektivitas, pragmatisme, fleksibilitas, adaptabilitas, orientasi masa depan

b. Sifat inkuisitif, rasa tepat waktu, rasa kohesi yang tinggi, naluri relevansi, keteladanan, ketegasan, keberanian, sikap yang antisipatif, kesediaan menjadi pendengar yang baik, kapasitas integratif

c. Kemampuan untuk bertumbuh dan berkembang, analitik, menentukan skala prioritas, membedakan yang urgen dan yang penting, keterampilan mendidik, dan berkomunikasi secara efektif.

2. Teori Perilaku

Dasar pemikiran teori ini adalah kepemimpinan merupakan perilaku seorang individu ketika melakukan kegiatan pengarahan suatu kelompok ke arah pencapaian tujuan. Dalam hal ini, pemimpin mempunyai deskripsi perilaku:

a. konsiderasi dan struktur inisiasi

Perilaku seorang pemimpin yang cenderung mementingkan bawahan memiliki ciri ramah tamah, mau berkonsultasi, mendukung, membela, mendengarkan, menerima usul dan memikirkan kesejahteraan bawahan serta memperlakukannya setingkat dirinya. Di samping itu terdapat pula kecenderungan perilaku pemimpin yang lebih mementingkan tugas organisasi.

(8)

b. berorientasi kepada bawahan dan produksi

Perilaku pemimpin yang berorientasi kepada bawahan ditandai oleh penekanan pada hubungan atasan-bawahan, perhatian pribadi pemimpin pada pemuasan kebutuhan bawahan serta menerima perbedaan kepribadian, kemampuan dan perilaku bawahan. Sedangkan perilaku pemimpin yang berorientasi pada produksi memiliki kecenderungan penekanan pada segi teknis pekerjaan, pengutamaan penyelenggaraan dan penyelesaian tugas serta pencapaian tujuan. Pada sisi lain, perilaku pemimpin menurut model leadership continuum pada dasarnya ada dua yaitu berorientasi kepada pemimpin dan bawahan. Sedangkan berdasarkan model grafik kepemimpinan, perilaku setiap pemimpin dapat diukur melalui dua dimensi yaitu perhatiannya terhadap hasil/tugas dan terhadap bawahan/hubungan kerja. Kecenderungan perilaku pemimpin pada hakikatnya tidak dapat dilepaskan dari masalah fungsi dan gaya kepemimpinan.

3. Teori Situasional

Keberhasilan seorang pemimpin menurut teori situasional ditentukan oleh ciri kepemimpinan dengan perilaku tertentu yang disesuaikan dengan tuntutan situasi kepemimpinan dan situasi organisasional yang dihadapi dengan memperhitungkan faktor waktu dan ruang. Faktor situasional yang berpengaruh terhadap gaya kepemimpinan tertentu adalah:

1. Jenis pekerjaan dan kompleksitas tugas 2. Bentuk dan sifat teknologi yang digunakan 3. Persepsi, sikap dan gaya kepemimpinan 4. Norma yang dianut kelompok

5. Rentang kendali

6. Ancaman dari luar organisasi 7. Tingkat stress

(9)

C. Pemimpin formal dan informal

Kartono (Deka Firhansyah : 2014) memberikan rujukan bahwa yang dimaksud pemimpin formal adalah orang yang oleh organisasi atau lembaga tertentu ditunjuk sebagai pemimpin, berdasarkan keputusan dan pengakuan resmi untuk memangku suatu jabatan dalam stuktur organisasi, dengan segala hak dan kewajiban yang berkaitan dengannya untuk mencapai sasaran organisasi.

Sedangkan Pemimpin informal adalah orang yang tidak mendapatkan pengangkatan formal sebagai pemimpin, namum karena ia memiliki kelebihan seperti kualitas kepribadian, dia mencapai kedudukan sebagai orang yang mampu mempengaruhi kondisi psikis dan perilaku suatu kelompok atau masyarakat tertentu.

Pengaruh pemimpin informal ini dapat positif, namun juga dapat negatif, demikian juga peranan sosialnya di tengah masyarakat. Peranan sosialnya dalam memberikan pengaruh berupa sugesti, larangan, dan dukungan kepada masyarakat luas untuk menggerakkan atau berbuat sesuatu besaran peranan itu tergantung pada besar kecilnya dampak sosial yang disebabkan oleh kepemimpinannya, serta tinggi rendahnya status sosial yang diperolehnya. Status sosial ini pada umumnya dicapai karena beberapa faktor dibawah ini: a. Keturunan, misalnya keturunan bangsawan (darah biru) orang kaya. b. Karena ia memiliki kekayaan yang diperolehnya sendiri.

c. Pengalaman hidup yang lebih banyak sehingga ia memiliki kualitas dan keterampilan teknis tertentu.

d. Memiliki sifat kharismatik dan ciri-ciri herediter unggul lainnya.

e. Jasa-jasa yang diberikan oleh pengikutnya. Jadi ada partisipasi sosial yang tinggi dan fungsinya dapat mempengaruhi serta dapat menggerakkan pengikutnya.

Jadi, secara efisien pemimpin formal dan pemimpin informal dinyatakan dapat menduduki jabatan kepemimpinannya disebabkan karena adanya faktor-faktor tertentu, seperti penunjukan melalui musyawarah, karena warisan atau garis keturunan, karena kelebihannya memiliki beberapa kualitas pribadi, dan karena kebutuhan zaman atau tuntutan situasi dan kondisi pada saat itu.

(10)

D. Fungsi pemimpin

Fungsi pemimpin dalam suatu organisasi tidak dapat dibantah merupakan sesuatu fungsi yang sangat penting bagi keberadaan dan kemajuan organisasi yang bersangkutan. Pada dasarnya fungsi kepemimpinan memiliki 2 aspek yaitu:

1. Fungsi administrasi, yakni mengadakan formulasi kebijaksanaan administrasi dan menyediakan fasilitasnya.

2. Fungsi sebagai Top Manajemen, yakni mengadakan planning, organizing, staffing, directing, commanding, controling, dsb.

Dalam upaya mewujudkan kepemimpinan yang efektif, maka kepemimpinan tersebut harus dijalankan sesuai dengan fungsinya. Sehubungan dengan hal tersebut, menurut Hadari Nawawi (Aynul : 2009), fungsi kepemimpinan berhubungan langsung dengan situasi sosial dalam kehidupan kelompok masing-masing yang mengisyaratkan bahwa setiap pemimpin berada didalam, bukan berada diluar situasi itu Pemimpin harus berusaha agar menjadi bagian didalam situasi sosial kelompok atau organisasinya. Fungsi kepemimpinan menurut Hadari Nawawi memiliki dua dimensi yaitu:

1. Dimensi yang berhubungan dengan tingkat kemampuan mengarahkan dalam tindakan atau aktifitas pemimpin, yang terlihat pada tanggapan orang-orang yang dipimpinya.

2. Dimensi yang berkenaan dengan tingkat dukungan atau keterlibatan orang-orang yang dipimpin dalam melaksnakan tugas-tugas pokok kelompok atau organisasi, yang dijabarkan dan dimanifestasikan melalui keputusan-keputusan dan kebijakan pemimpin. Sehubungan dengan kedua dimensi tersebut, menurut Hadari Nawawi, secara operasional dapat dibedakan lima fungsi pokok kepemimpinan, yaitu:

a. Fungsi Instruktif. b. Fungsi konsultatif. c. Fungsi Partisipasi. d. Fungsi Delegasi e. Fungsi Pengendalian.

Kemudian menurut Yuki (Aynul : 2009) fungsi kepemimpinan adalah usaha mempengaruhi dan mengarahkan karyawan untuk bekerja keras, memiliki semangat tinggi, dan memotivasi tinggi guna mencapai tujuan

(11)

organisasi. Hal ini terutama terikat dengan fungsi mengatur hubungan antara individu atau kelompok dalam organisasi. Selain itu, fungsi pemimpin dalam mempengaruhi dan mengarahkan individu atau kelompok bertujuan untuk membantu organisasi bergerak kearah pencapaian sasaran.

Jadi, Fungsi kepemimpinan itu pada pokoknya adalah menjalankan wewenang kepemimpinan, yaitu menyediakan suatu sistem komunikasi, memelihara kesediaan bekerja sama dan menjamin kelancaran serta keutuhan organisasi atau perusahaan.

E. Tipe pemimpin

Secara teoritis tipe kepemimpinan dapat dibedakan menjadi tiga bentuk yaitu: 1. Tipe Otoriter

Tipe ini merupakan tipe kepemimpinan yang menempatkan kekuasaan ditangan seseorang atau sekelompok kecil orang-orang yang disebut atasan sebagai penguasa atau penentu yang tidak dapat diganggu gugat dan orang yang lain (bawahan) harus tunduk pada kekuasaannya dibawah ancaman dan hukuman sebagai alat dalam menjalankan kepemimpinannya. Bagi bawahan tidak ada kesempatan untuk berinisiatif dan mengeluarkan pendapat. Instruksi atau perintah atasan tidak boleh ditafsirkan, tapi harus dilaksanakan secara tertib dan konsekuen tanpa kesalahan.

2. Tipe Laissez-Faire

Tipe ini merupakan kebalikan dari kepemimpinan otoriter. Dalam realitas kepemimpinannya dilakukan dengan memberikan kebebasan sepenuhnya kepada orang-orang yang dipimpinnya untuk mengambil keputusan secara perseorangan. Pemimpin hanya berfungsi sebagai penasihat. Akibatnya, sasaran kerja menjadi simpang siur. Dan akhirnya pemimpin hanya menjadi “pelayan” para anggota.

3. Tipe Demokratis

Tipe kepemimpinan ini menempatkan manusia sebagai faktor utama dan terpenting. Hubungan antara pemimpin dengan yang dipimpin didasari prinsip yang saling menghargai dan menghormati. Kegiatan kepemimpinan dilaksanakan untuk menumbuhkan dan mengembangkan

(12)

peran dan posisinya. Kepemimpinan demokratis adalah kepemimpinan yang aktif, dinamis dan terarah, yang berusaha memanfaatkan setiap anggota untuk kepentingan dan kemajuan organisasi

PENGAWASAN A. Pengertian

Menurut Robert J. Mockler pengawasan yaitu usaha sistematik menetapkan standar pelaksanaan dengan tujuan perencanaan, merancang sistem informasi umpan balik, membandingkan kegiatan nyata dengan standar, menentukan dan mengukur deviasi-deviasai dan mengambil tindakan koreksi yang menjamin bahwa semua sumber daya yang dimiliki telah dipergunakan dengan efektif dan efisien.

Pengendalian / Pengawasan adalah proses mengarahkan seperangkat variable / unsure ( manusia, peralatan, mesin, organisasi ) kearah tercapainya suatu tujuan atau sasaran manajemen.

Pengawasan merupakan suatu kegiatan yang berusaha untuk mengendalikan agar pelaksanaan dapat berjalan sesuai dengan rencana dan memastikan apakah tujuan organisasi tercapai. Apabila terjadi penyimpangan di mana letak penyimpangan itu dan bagaimana pula tindakan yang diperlukan untuk mengatasinya.

Pengawasan adalah proses untuk memastikan bahwa segala aktifitas yang terlaksana sesuai dengan apa yang telah direncanakan. Pengawasan manajemen adalah suatu kegiatan yang berusaha untuk mengendalikan agar pelaksanaan manajemen dapat berjalan sesuai dengan rencana dan memastikan apakah tujuan organisasi tercapai. Apabila terjadi penyimpangan dimana letak penyimpangan itu dan bagaimana pula tindakan yang diperlukan untuk mengatasinya untuk mencapai tujuan atau sasaran manajemen.

Menurut Robert J. Mockler pengawasan yaitu usaha sistematik menetapkan standar pelaksanaan dengan tujuan perencanaan, merancang sistem informasi umpan balik, membandingkan kegiatan nyata dengan standar, menentukan dan mengukur deviasi-deviasai dan mengambil tindakan koreksi yang menjamin bahwa semua sumber daya yang dimiliki telah dipergunakan dengan efektif dan efisien.

(13)

B. Bentuk-bentuk Pengawasan

- Pengawasan Pendahulu (feeforward control, steering controls)

Dirancang untuk mengantisipasi penyimpangan standar dan memungkinkan koreksi dibuat sebelum kegiatan terselesaikan. Pengawasan ini akan efektif bila manajer dapat menemukan informasi yang akurat dan tepat waktu tentang perubahan yang terjadi atau perkembangan tujuan.

- Pengawasan Concurrent (concurrent control)

Yaitu pengawasan “Ya-Tidak”, dimana suatu aspek dari prosedur harus memenuhi syarat yang ditentukan sebelum kegiatan dilakukan guna menjamin ketepatan pelaksanaan kegiatan.

- Pengawasan Umpan Balik (feedback control, past-action controls)

Yaitu mengukur hasil suatu kegiatan yang telah dilaksanakan, guna mengukur penyimpangan yang mungkin terjadi atau tidak sesuai dengan standar.

(14)

C. Metode-Metode Pengawasan

Metode-metode pengawasan bisa dikelompokkan ke dalam dua bagian; pengawasan non-kuantitatif dan pengawasan kuantitatif

a. Pengawasan Non-kuantitatif

Pengawasan non-kuantitatif tidak melibatkan angka-angka dan dapat digunakan untuk mengawasi prestasi organisasi secara keseluruhan. Teknik-teknik yang sering digunakan adalah:

- Pengamatan (pengendalian dengan observasi). Pengamatan ditujukan untuk mengendalikan kegiatan atau produk yang dapat diobservasi. - Inspeksi teratur dan langsung. Inspeksi teratur dilakukan secara

periodic dengan mengamati kegiatan atau produk yang dapat diobservasi.

- Laporan lisan dan tertulis. Laporan lisan dan tertulis dapat menyajikan informasi yang dibutuhkan dengan cepat disertai dengan feed-back dari bawahan dengan relatif lebih cepat.

Evaluasi pelaksanaan.

- Diskusi antara manajer dengan bawahan tentang pelaksanaan suatu kegiatan. Cara ini dapat menjadi alat pengendalian karena masalah yang mungkin ada dapat didiagnosis dan dipecahkan bersama.

Management

- by Exception (MBE). Dilakukan dengan memperhatikan perbedaan yang signifikan antara rencana dan realisasi. Teknik tersebut didasarkan pada prinsip pengecualian. Prinsip tersebut mengatakan bahwa bawahan mengerjakan semua kegiatan rutin, sementara manajer hanya mengerjakan kegiatan tidak rutin.

b. Pengawasan Kuantitatif

Pengawasan kuantitatif melibatkan angka-angka untuk menilai suatu prestasi. Beberapa teknik yang dapat dipakai dalam pengawasan kuantitatif adalah:

(15)

1) Anggaran

- anggaran operasi, anggaran pembelanjaan modal, anggaran penjualan, anggaran kas

- anggaran khusus, seperti planning programming, bud getting system (PBS), zero-base budgeting ( ZBB ), dan human resource accounting ( HRA )

2) Audit

- Internal Audit

Tujuan : membantu semua anggota manajemen dalam melaksanakan tanggung jawab mereka dengan cara mengajukan analisis, penilaian, rekomendasi dan komentar mengenai kegiatan mereka.

- Ekternal Audit

Tujuan : menetukan apakah laporan keuangan tersebut menyajikan secara wajar keadaan keuangan dan hasil perusahaan, pemeriksaan dilakasanakan oleh pihak yang bebas dari pengaruh manajemen. 3) Analisis break-even

Menganalisa dan menggambarkan hubungan biaya dan penghasilan untuk menentukan pada volume berapa agar biaya total sehingga tidak mengalami laba atau rugi.

4) Analisis rasio

Menyankut dua jenis perbandingan

- Membandingkan rasia saat ini dengan rasia-rasia dimasa lalu - Membandingkan rasia-rasia suatu perusahaan dengan perusahaan

lain yang sejenis

5) Bagian dari Teknik yang berhubungan dengan waktu pelaksanaan kegiatan, seperti : Bagan Ganti

a. Bagan yang mempunyai keluaran disatu sumbu dan satuan waktu disumbu yang lain serta menunjukan kegiatan yang direncanakan dan kegiatan yang telah diselesaikan dalam hubungan antar setiap kegiatan dan dalam hubunganya dengan waktu.

b. Program Evaluation and Reviw Technique (PERT)

Dirancang untuk melakukan scheduling dan pengawasan proyek – proyek yang bersifat kompleks dan yang memerlukan kegiatan –

(16)

kegiatan tertentu yang harus dijalankan dalam urutan tertentu dan dibatasi oleh waktu.

D. Tahap-tahap Proses Pengawasan

1. Tahap Penetapan Standar, Tujuannya adalah sebagai sasaran, kuota, dan target pelaksanaan kegiatan yang digunakan sebagai patokan dalam pengambilan keputusan

2. Tahap Penentuan Pengukuran Pelaksanaan Kegiatan 3. Tahap Pengukuran Pelaksanaan Kegiatan

4. Tahap Pembandingan Pelaksanaan dengan Standar dan Analisa Penyimpangan

5. Tahap Pengambilan Tindakan Koreksi E. Syarat-syarat Pengawasan

1. Pengawasan harus mendukung sifat dan kebutuhan kegiatan.

2. Pengawasan harus melaporkan setiap penyimpangan yang terjadi dengan segera.

3. Pengawasan harus mempunyai pandangan ke depan.

4. Pengawasan harus obyektif,teliti,dan sesuai dengan standard 5. Pengawasan harus luwes atau fleksibel.

6. Pengawasan harus serasi dengan pola organisasi. 7. Pengawasan harus ekonomis.

8. Pengawasan harus mudah dimengerti.

(17)

F. Jenis-jenis Pengawasan

1. Pengawasan dari segi waktu, yang dipakai dalam pengawasan ialah perencanaan budget, sedangkan pengawasan secara repensif alat budget dan laporan.

2. Pengawasan dilihat dari segi obyektif, Pengawasan dari segi obyektif ialah pengawasan terhadap produksi dan sebagainya. Ada juga yang mengatakan karyawan daru segi obyek merupakan pengawasan secara administratif dan pengawasa operatif. Contoh pengawasan administratif ialah pengawasan anggaran, inspeksi, pengawasan order dan pengawasan kebijaksanaan.

3. Pengawasan dari segi subyek, Pengawasan dari segi subyek terdiri dari pengawasanintern dan pengawasan ekstern.

(18)

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari uraian di atas dapat di simpulkan bahwa :

Kepemimpinan merupakan kemampuan mempengaruhi orang lain, bawahan atau kelompok, kemampuan mengarahkan tingkah laku bawahan atau kelompok, dan memiliki kemampuan atau keahlian khusus dalam bidang yang diinginkan oleh kelompoknya, untuk mencapai tujuan organisasi atau kelompok. Dalam kepemimpinan terdapat tiga teori yang melandasi seseorang dalam memimpin suatu organisasi atau kelompok. Teori teresebut meliputi: 1. Teori Sifat

2. Teori Perilaku 3. Teori Situasional

Pemimpin formal adalah orang yang oleh organisasi atau lembaga tertentu ditunjuk sebagai pemimpin, berdasarkan keputusan dan pengakuan resmi untuk memangku suatu jabatan dalam stuktur organisasi, dengan segala hak dan kewajiban yang berkaitan dengannya untuk mencapai sasaran organisasi. Sedangkan Pemimpin informal adalah orang yang tidak mendapatkan pengangkatan formal sebagai pemimpin, namum karena ia memiliki kelebihan seperti kualitas kepribadian, dia mencapai kedudukan sebagai orang yang mampu mempengaruhi kondisi psikis dan perilaku suatu kelompok atau masyarakat tertentu.

Menurut Hadari Nawawi, secara operasional dapat dibedakan lima fungsi pokok kepemimpinan, yaitu:

1. Fungsi Instruktif 2. Fungsi Konsultatif 3. Fungsi Partisipasi 4. Fungsi Delegasi dan, 5. Fungsi Pengendalian

(19)

Pengawasan yaitu usaha sistematik menetapkan standar pelaksanaan dengan tujuan perencanaan, merancang sistem informasi umpan balik, membandingkan kegiatan nyata dengan standar, menentukan dan mengukur deviasi-deviasai dan mengambil tindakan koreksi yang menjamin bahwa semua sumber daya yang dimiliki telah dipergunakan dengan efektif dan efisien.

Syarat-syarat Pengawasan yaitu :

1. Pengawasan harus mendukung sifat dan kebutuhan kegiatan.

2. Pengawasan harus melaporkan setiap penyimpangan yang terjadi dengan segera.

3. Pengawasan harus mempunyai pandangan ke depan.

4. Pengawasan harus obyektif,teliti,dan sesuai dengan standard 5. Pengawasan harus luwes atau fleksibel.

6. Pengawasan harus serasi dengan pola organisasi. 7. Pengawasan harus ekonomis.

8. Pengawasan harus mudah dimengerti.

9. Pengawasan harus diikuti dengan perbaikan atau koreksi. B. Saran

Disarankan untuk para pembaca semoga makalah ini bermanfaat dan dapat menjadi pemimpin yang baik. Sebaiknya dalam melakukan pengawasan, di pilih orang yang benar – benar mengerti arti dan tujuan tugas yang di laksanakan, agar pengawasan bejalan dengan baik. Sebaiknya dalam melakukan pengawasan menerapkan prinsip-prinsip pengawasan dengan baik, supaya mengefektifkan pengawasan dalam pelaksanaannya.

(20)

DAFTAR PUSTAKA

Aniatih. 2014. Pengertian pemimpin dan kepemimpinan. Tersedia:

http://aniatih.blogspot.com/2014/03/pengertian-pemimpin-dan-kepemimpinan.html

Anonim. Teori pemimpin dan kepemimpinan. Tersedia: http://www.ut.ac.id/html/suplemen/adpu4334/w2_3_1_1.htm

Aynul. 2009. Fungsi pemimpin. Tersedia: http://referensi-kepemimpinan.blogspot.com/2009/03/tugas-dan-fungsi-pemimpin.html Firhansyah Deka. 2014. Pemimpin formal dan informal. Tersedia:

http://dekafirhansyah94.blogspot.com/2014/08/perbedaan-pemimpin-formal-dan-pemimpin.html

Gunawan H. Ary. 2002. Administrasi Sekolah. Jakarta: Rineka cipta

Mulyasa E. 2012. Manajemen Berbasis Sekolah. Bandung : Remaja rosda karya. http://jajusuf.blogspot.com/2009/11/manajemen-umum-pengawasan.html pusdiklatwas.bpkp.go.id/filenya/namafile/300/Manwas_Dalnis.pdf luluk.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/.../Pertemuan+ketigabelas.ppt puslit2.petra.ac.id/ejournal/index.php/man/article/.../15598/15590 www.makalahmanajemen.com/.../manajemen-dasar-dan-teknik-pengawasan.html www.bppk.depkeu.go.id/.../manajemen.../manajemen-risiko-dan-fungsi-pengawasan.html elviraholics.blogspot.com/.../pengawasan-manajemen-dalam-kehidupan.html

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran generatif melalui media riil dan media virtuil, gaya belajar dan interaksinya terhadap prestasi

Pengertian yang sejalan dengan pernyataan tersebut bahwa kebugaran jasmani adalah adalah kemampuan tubuh untuk melakukan kegiatan sehari-hari dengan penuh vitalitas dan kesiagaan

1) Bagi Madrasah, memberi sumbangan pemikiran sebagai alternatif untuk meningkatkan kualitas pembelajaran di Madrasah. 2) Bagi Guru, memberikan contoh pendekatan

Pengaruh Minuman Teh Terhadap Stabilitas Warna Bahan Basis Gigitiruan Resin Akrilik Polimerisasi Panas dan Nilon Termoplastik.. xii +

Penelitian dilakukan dengan teknik penelitian statistik dekskriptif kuantitatif, menemukan hasil bahwa dengan memberikan motivasi kepada karyawan, maka produktivitas

"pektr$#$t$meter adalah alat untuk mengukur transmitan atau abs$rban suatu sampel sebagai #ungsi panjang gel$mbang "edangkan pengukuran menggunakan spektr$#$t$meter

Sebagaimana telah diuraikan sebelumnya, gender terinternalisasi dalam masyarakat secara turun temurun. Gender disosialisasikan dari generasi ke generasi melalui sistem

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh kegunaan dan kemudahan pembayaran pajak terhadap penerapan e -billing di Kota Palembang.Dimana penelitian