• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DENGAN MEDIA LKS MATERI SISTEM PEREDARAN DARAH TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIII B SMP NEGERI 5 KODI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DENGAN MEDIA LKS MATERI SISTEM PEREDARAN DARAH TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIII B SMP NEGERI 5 KODI"

Copied!
60
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan dalam masyarakat modern dewasa ini, seperti Indonesia telah menjadi wacana publik. Dari kemajuan negara-negara industri modern dewasa ii tampak dengan jelas peranan pendidikan. Bahkan, kemajuan suatu bangsa tidak terlepas pula dari upaya untuk mengembangkan prinsip hidup berdemokrasi. Pendidikan bukan lagi urusan keluarga seperti dalam masyarakat tradisional (Tilaar, 2016:3).

Pendidikan di indonesia mempunyai permasalahan yang sangat kompleks, salah satu diantaranya adalah rendahnya kualitas proses dan hasil pembelajaran. Usaha untuk meningkatkan kualitas tidak dapat hanya dibebankan kepada Departemen Pendidikan Nasional, tetapi semua pihak yang terlibat di dunia pendidikan. Perbaikan kualitas harus dimulai dari lapangan. Guru mengadakan perbaikan kualitas harus dimulai dari lapangan. Guru mengadakan perbaikan di kelas tempat mengajar dan kepala sekolah di sekolah yang di pimpin melalui penelitian pendidikan (Daryanto, 2010:1).

(2)

semua proses belajar mengajar masih sangat dominan. Akibatnya peserta didik yang harusnya bisa berkembang lewat proses menemukan sendiri informasi dan ilmu pengetahuan untuk diolah dan dianalisa sendiri mengalami kemandekan.

Keberhasilan pencapaian kompetensi satu mata pelajaran tergantung kepada beberapa aspek. Salah satu aspek yang sangat mempengaruhi adalah bagaiamana cara seorang guru dalam melaksanakan pelajaran. Kecenderungan pembelajaran saat ini masih berpusat pada guru dengan bercerita atau berceramah. Siswa kurang terlibat aktif dalam proses pembelajaran. Akibatnya tingkat pemahaman siswa terhadap materi pelajaran rendah. Di samping itu, media jarang digunakan dalam pembelajaran sehingga pembelajaran menjadi kering dan kurang bermakna (Uno, 2011: 75).

(3)

Model pembelajaran dapat tercapai dan suskses dilakukan sesuai dengan tujuan pembelajaran apabila dipadukan dengan media pembelajaran yang tepat. Pencapaian tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan baik karena adanya media. Menurut Arsyad (2011: 4) media pembelajaran merupakan suatu perantara yang membawa pesan atau informasi yang bertujuan instruksional atau mengandung maksud-maksud pengajaran. Hal ini sejalan yang diungkapkan oleh Angkowo (2007: 11) media merupakan segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan, merangsang pikiran, perhatian dan kemauan siswa sehingga dapat terlibat dalam proses pembelajaran. Banyak media yang digunakan guru dalam proses pembelajaran, salah satunya adalah media cetak. Media cetak dapat berupa diktat, handout, modul, LKS, LDS dan charta. Media Cetak yang digunakan dapat berupa gambar. Agar siswa lebih mudah memahami materi sistem peredaran darah maka dalam pengaplikasian model pembelajaran ditambahkan dengan media LKS (Angkowo, 2007: 11)

(4)

Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 5 Kodi yang terletak di Kecamatan Kodi. SMP Negeri Negeri 5 Kodi adalah sekolah yang terletak di pedesaan. Dimana kesadaran dan motivasi anak dalam pendidikan tidak terlalu baik. Menghadapai perkembangan anak yang berinteraksi dengan lingkungan khususnya dengan lingkungan sosialnya, maka metode yang dipakai adalah yang sesuai dengan kekuatan serta minat peserta-didik. Pembelajaran biologi memiliki beberapa materi pelajaran seperti materi sistem peredaran darah yang membutuhkan strategi belajar yang tepat. Pemahaman siswa didapatkan tidak cukup hanya dengan memahami konsep yang berasal dari guru, siswa juga perlu berkembang secara mandiri melalui proses berpikir dan bekerja sama. Materi sistem peredaran darah ini membutuhkan pemahaman konsep yang matang karena banyaka materi hafalan terutama bahasa ilmiah yang digunakan. Selain itu, buku LKS yang digunakan siswa berisi gambar hitam putih yang tidak jelas. LKS yang digunakan kurang menarik karena tidak disertai dengan peta konsep, gambar hanya sedikit yang mewakili materi dan materinya terlalu singkat. sehingga siswa merasa kesulitan untuk memahami suatu konsep materi dalam sistem peredaran darah ini.

(5)

Penelitian yang dilaksanakan akan menggunakan metode eksperimen dengan pendekatan kualitatif. Untuk mengukur hasil belajar, peneliti menggunakan soal-soal tes yang berhubungan dengan materi pembelajaran. Materi yang digunakan dalam penelitian ini adalah sistem peredaran darah pada manusia.

Sebagai bahan rujukan, maka peneliti menggunakan beberapa penelitian yang relevan. Salah satunya adalah penelitian oleh Tarmizi (2017) dengan judul penelitian, Penggunaan Lks Berbasis PBL Terhadap Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Pada Materi Cahaya Di SMPN 1 Kembang Tanjong. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan LKS berbasis PBL dapat meningkatkan keterampilan berpikir kritis siswa dalam belajar pada materi cahaya di SMPN 1 Kembang Tanjong. Hal ini dapat dilihat tingginya perolehan skor rata-rata N- Gain pada kelas eksperimen sebesar 0,86 dibandingkan dengan kelas kontrol yang diterapkan pembelajaran konvensional hanya mencapai 0,74.

(6)

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: “Apakah ada Pengaruh Model Pembelajaran Problem Based Leaning (PBL) dengan media LKS materi sistem peredaran darah

terhadap hasil belajar siswa kelas VIII B SMP Negeri 5 Kodi?”

C. Tujuan Masalah

Berdasarkan rumusan masalah, tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan gambaran objektif tentang pengaruh model pembelajaran Problem Based Leaning (PBL) dengan media LKS materi sistem peredaran darah terhadap hasil belajar siswa kelas VIII B SMP Negeri 5 Kodi.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat dalam penelitian ini dapat diuraikan sebagai berikut. 1) Manfaat Teoritis

a) Manfaat teoritis dalam penelitian ini adalah hasil penelitian akan bermanfaat bagi referensi model pembelajaran yang bervariasi untuk membuat siswa berminat dalam pembelajaran. Dengan model pembelajaran yang dinamis siswa akan dapat membuat konsep diri yang lebih baik. Dengan demikian maka hasil belajar siswa akan semakin memuaskan

(7)

2) Manfaat Praktis a) Untuk Siswa

Hasil penelitian ini akan membuat siswa berminat dan menikmati proses belajar mengajar. Dengan model pembelajaran yang tepat maka siswa dapat meningkatkan hasil belajarnya dengan lebih baik

b) Untuk Guru

Hasil penelitian akan dapat menjadi referensi bagi guru dalam pengembangan model pembelajaran dalam kelas. Dengan model pembelajaran yang dinamis kelas akan menjadi hidup dan siswa senang dalam proses pembelajaran.

. E. Definisi Istilah

1. Problem Based Learning

Menurut Arends (2008: 41), PBL adalah pembelajaran yang menyuguhkan berbagai situasi masalah yang autentik dan bermakna kepada siswa, yang dapat berfungsi se-bagai batu loncatan untuk invetigasi dan penyelidikan.

2. LKS

(8)

3. Hasil Belajar

(9)

BAB II

LANDASAN TEORI

Pada bab ini akan dibahas teori yang menjadi dasar penelitian yaitu, (1) Belajar Biologi, (2) ) model pembelajaran, (3) PBL, (4) Media LKS, (5) hasil belajar kognitif, (6) Materi sistem peredaran darah, (7) penelitian yang relevan, (8) hipotesis penelitian.

A. Belajar Biologi

Belajar didefinisikan sebagai proses dan usaha untuk menguasaan materi dan ilmu pengetahuan dan merupakan kegiatan menuju terbentuknya kepribadian seutuhnya (Sardiman, 2011: 22). Definisi ini memuat beberapa unsur yang menyatakan bahwa belajar, yaitu: (1) proses penguasaan materi, (2) usaha untuk mengkolaborasi antara pengetahuan yang sudah ada dengan pengetahuan baru, dan (3) membentuk kepribadian seutuhnya.

(10)

Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan usaha sengaja, terarah dan bertujuan agar orang lain dapat memperoleh pengalaman yang bermakna (BSNP, 2006: 30). Pembelajaran biologi di sekolah menengah diharapkan dapat menjadi wahana bagi peserta didik untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar serta proses pengembangan lebih lanjut dalam penerapannya di kehidupan sehari-hari. Penting sekali bagi setiap guru memahami sebaik-baiknya tentang proses belajar siswa, agar dapat memberikan bimbingan dan menyediakan lingkungan belajar yang tepat dan serasi bagi siswa (Oemar Hamalik, 2010:36).

Biologi sebagai ilmu memiliki kekhasan tersendiri dibandingkan dengan ilmu-ilmu yang lain. Biologi merupakan salah satu ilmu pengetahuan yang mempelajari makhluk hidup dan kehidupannya dari berbagai aspek persoalan dan tingkat organisasinya. Produk keilmuan biologi berwujud kumpulan faktafakta maupun konsep-konsep sebagai hasil dari proses keilmuan biologi(Sudjoko, 2001:2).

(11)

pembelajaran tidak tergantung pada keberadaan guru (pendidik) sebagai pengelola proses pembelajaran (Suhardi, 2010: 1).

Proses belajar bologi menurut Djohar merupakan perwujudan dari interaksi subjek (anak didik) dengan objek yang terdiri dari benda dan kejadian, proses dan produk. Pendidikan biologi harus diletakkan sebagai alat pendidikan, bukan sebagai tujuan pendidikan, sehingga konsekuensinya dalam pembelajaran hendaknya memberi kesempatan kepada subjek belajar untuk melakukan interaksi dengan objek belajar secara mandiri, sehingga dapat mengeksplorasi dan menemukan konsep. (Suratsih, 2010: 8).

Berdasarkan KTSP (BSNP, 2006: 452), mata pelajaran biologi dikembangkan melalui kemampuan berpikir analitis, induktif dan deduktif untuk menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan peristiwa alam sekitar dan penyelesaian masalah bersifat kualitatif dan kuantitatif dilakukan dengan menggunakan pemahaman dalam bidang lainnya.

B. Model Pembelajaran

(12)

Model pembelajaran mempunyai empat ciri khusus yang tidak dimiliki oleh strategi, model atau prosedur. Ciri- ciri tersebut seperti yang dikutip Trianto (2007:6):

1) Rasional teoretik logis yang disususn oleh para pencipta atau pengembangnya;

2) Landasan pemikiran tentang apa dan bagaimana siswa belajar (tujuan pembelajaran yang akan dicapai);

3) Tingkah laku mengajar yang diperlukan agar model tersebut dapat dilaksanakan dengan berhasil; dan

4) Lingkungan belajar yang diperlukan agar tujuan pembelajaran itu dapat dicapai (Kardi dan Nur, 2000:9).

Menurut Nieveen (1999) yang dikutip Trianto (2007:8), suatu model pembelajaran dikatakan baik jika memenuhi kriteria sebagai berikut: (1) Sahih, (2) Praktis, (3) Efektif.

Menurut Amri (2013:4) model pembelajaran mempunya empat ciri khusus yang tidak dipunyai oleh strategi atau model tertentu, yaitu:

a) Rasional teoritik yang logis disusun oleh perancangnya b) Tujuan pembelajaran yang akan dicapai

c) Tingkah laku mengajar yang diperlukan agar model tersebut dapat dilaksanakan secara berhasil

d) Lingkungan belajar yang diperlukan agar tujuan pembelajaran itu dapat tercapai.

(13)

Sebagai contoh pengklasifikasian berdasarkan tujuan adalah pembelajaran langsung, suatu model pembelajaran yang baik untuk membantu siswa mempelajari keterampilan dasar seperti tabel perkalian atau untuk topik-topik yang banyak berkaitan dengan penggunaan alat. Akan tetapi ini tidak sesuai bila digunakan untuk mengarkan konsep-konsep matematika tingkat tinggi (Amri, 2013:5).

Berdasarkan penjelasan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa model pembelajaraan adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang digunakan guru sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas atau pembelajaran tutorial untuk menentukan perangkat-perangkat pembelajaran.

C. Problem Based Learning

Menurut Arends (2008: 41), PBL adalah pembelajaran yang menyuguhkan berbagai situasi masalah yang autentik dan bermakna kepada siswa, yang dapat berfungsi se-bagai batu loncatan untuk invetigasi dan penyelidikan. Sedangkan Sanjaya (2009:214) juga berpendapat bahwa PBL dapat diartikan sebagai rangkaian aktivitas pembelajaran yang menekankan pada proses penyelesaian masalah yang dihadapi secara ilmiah. Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa pengertian PBL adalah pembelajaran yang memberikan masalah kepada siswa dan siswa diharapkan untuk menyelesaikan masalah tersebut dengan melaksanakan pembelajaran yang aktif. Sehingga pada pembelajaran ini siswa yang selalu aktif, guru hanya sebagai fasilitator.

(14)

dunia nyata. PBL merupakan pembelajaran aktif progresif dan pendekatan pembelajaran berpusat pada masalah yang tidak terstruktur yang digunakan sebagai titik awal dalam proses pembelajaran. PBL menggunakan berbagai macam kecerdasan yang diperlukan untuk melakukan konfrontasi terhadap tantangan dunia nyata, kemam-puan untuk menghadapi segala sesuatu yang baru dan masalah-masalah yang dimunculkan. PBL sering dilakukan dengan pendekatan tim melalui penekanan pada pembangunan ke-terampilan yang berkaitan dengan pengambilan keputusan, diskusi, pemeliharaan tim, manajemen konflik, dan kepemimpinan tim.

Karakteristik metode PBL adalah: (1) pembelajaran dimulai dengan pemberian masalah yang mengambang yang berhubungan dengan kehidupan nyata; (2) masalah dipilih sesuai dengan tujuan pembelajaran; (3) siswa menyelesaikan masalah dengan penyelidikan auntetik; (4) secara bersama-sama dalam kelompok kecil, siswa mencari solusi untuk memecahkan masalah yang diberikan; (5) guru bertindak sebagai tutor dan fasilitator; (6) siswa bertanggung jawab dalam memperoleh pengetahuan dan informasi yang bervariasi, tidak dari satu sumber saja; (7) siswa mem-presentasikan hasil penyelesaian masalah dalam bentuk produk tertentu (Wulandari, 2013:183).

Langkah-langkah metode problem based learning dalam penelitian mata pelajaran biologi materi system peredaran darah pada manusia yaitu :

(1) Memberikan permasalahan kepada siswa dimana permasalahan tersebut berhubungan dengan kehidupan sehari-hari

(15)

(3) Guru membantu siswa mengorganisasi-kan tugas belajar sesuai dengan masalah

(4) Siswa mengumpulkan pengetahuan dan melakukan percobaan sesuai dengan pemecahan masalah yang diberikan

(5) Siswa mengembangkan dan menyajikan hasil karya

Kelebihan model PBL menurut Sekarwinahayu (2005:65) yaitu: fokus pada kebermaknaan, meningkatkan kemampuan siswa untuk berinisiatif, pengembangan keterampilan dan pengetahuan, pengembangan sikap, dan jenjang pencapaian pembelajaran dapat di tingkatkan.

D. Media LKS

Media adalah komponen sumber belajar atau wahana fisik yang mengandung materi intruksional di lingkungan siswa, yang dapat merangsang siswa untuk belajar. Adapun media pembelajaran adalah media yang membawa pesan-pesan atau informasi yang bertujuan intruksional atau mengandung maksud-maksud pengajaran (Hamdani, 2013: 243).

Media pembelajaran meliputi alat yang secara fisik digunakan untuk menyampaikan isi materi pengajaran yang terdiri atas buku, tape recorder, kaset, video kamera, video recorder, film, slide (gambar), foto, gambar, grafik, televise, dan computer. Media yang dapat diproyeksikan bisa berupa gambar diam (still picture) atau bergerak (motion Picture). Selain membangkitkan motivasi dan

(16)

pemahaman, menyajikan data dengan menarik dan terpecaya, memudahkan penafsiran data, dan memadatkan informasi.

Lembar Kerja Siswa (LKS) merupakan salah satu jenis alat bantu pembelajaran. Secara umum, LKS merupakan perangkat pembelajaran sebagai pelengkap atau sarana pendukung pelaksanaan rencana pembelajaran. Lembar kerja siswa berupa lembaran kertas yang berupa informasi maupun soal-soal (pertanyaan-pertanyaaan yang harus dijawab oleh siswa). LKS sangat baik dipakai untuk meningkatkan keterlibatan siswa dalam belajar, baik dipergunakan dakan strategi heuristik maupun strategi ekspositorik. Dalam rancangan heuristik, LKS dipakai dalam penerapan metode terbimbing, sedangkan strategi ekspositorik, LKS dipakai untuk memberikan latihan pengembangan (Hamdani, 2011:74).

Menurut Hamdani (2011:75) LKS sebaiknya dirancang oleh guru sesuai dengan pokok bahasan dan tujuan pembelajarannya. LKS dalam kegiatan belajar mengajar dapat dimanfaatkan pada tahap penanaman konsep (menyampaikan konsep baru) atau pada tahap pemahaman konsepp (tahap lanjutan dari penanaman konsep) karena LKS dirancang untuk membimbing siswa dalam mempelajari topik. Pada tahap pemahaman konsep, LKS dimanfaatkan untuk mempelajari pengetahuan tentang topik yang telah dipelajari, yaitu penanaman konsep.

LKS yang digunakan siswa harus dirancang sedemikian rupa sehingga dapat dikerjakan siswa dengan baik dan dapat memotivasi belajar siswa. Menurut Tim Penatar Provinsi Dati 1 Jawa tengah, hal-hal yang diperlukan dalam penyusunan LKS adalah (Hamdani, 2011:75):

(17)

(3) Menyesuaikan tingkat kematangan berpikir siswa

Menuru Pandoyo (Hamdani, 2011:75) kelebihan dari penggunaan LKS adalah” (1) Meningkatkan aktivitas siswa

(2) Mendorog siswa mampu bekerja sendiri

(3) Membimbing siswa secara baik ke arah pengembangan konsep

E. Hasil Belajar Kognitif

Menurut Suprijono (2013:5) hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi dan keterampilan. Merujuk pada Gagne, hasil belajar berupa:

(1) Informasi verbal yaitu kapabilitas mengungkapkan pengetahuan dalam bentuk bahasa, baik lisan atau tulisan. Kemampuan merespon secara spesifik terhadap rangsangan spesifik. Kemampuan tersebut tudak memerlukan manipulasi simbol, pemecahan masalah maupun penerapan aturan.

(2) Keterampilan intelektual yaitu kemampuan mempresentasikan konsep dan lambang. Keterampilan intelektual terdiri dari kemampuan mengategorisasi, kemampuan analitis-sitesis fakta-konsep dan mengembangkan prinsip-prinsip keilmuan. Keterampilan intelektual merupakan kemampuan melakukan aktivitas kognitif bersifat khas.

(18)

(4) Keterampilan motorik yaitu kemampuan melakukan serangkaian gerak jasmani dalam urusan kordinasi, sehingga terwujud otomatisme gerak jasmani.

(5) Sikap adalah kemampuan menerima atau menolak objek berdasarkan penilaian terhadap objek tersebut. Sikap berupa kemampuan menginternalisasi dan esternalisasi nilai-nilai. Sikap merupakan kemampuan menjadikan nilai-nilai sebagai standart perilaku.

Menurut Bloom, hasil belajar mencakup kemampuan kognitif, afeektif dan psikomotorik. Domain kognitif adalah knowlegde (pengetahuan, ingatan), comprehension (pemahaman, menjelaskan, meringkas, contoh), application

(menerapkan), analysis (menguraikan, menentukan hubungan), synthesis (mengorganisasikan, merencanakan, membentuk banguanan baru), dan evaluation (menilai). Domain afektif adalah receiving (sikap menerima), responding (memberikan respon), valuing (nilai), organization (organisasi), characterization (karakterisasi). Domain psikomotor meliputi initiatory, pre-routine, dan routinized. Psikomotor juga meliputi ketrampilan produktif, teknik, fisik, sosial,

managerial, dan intelektual.

(19)

F. Materi Sistem Peredaran Darah

SK : Memahami berbagai sistem dalam kehidupan sehari-hari

KD : Mendeskripsikan sistem peredaran darah pada manusia dan hubungannya dengan kesehatan.

Materi pokok: Sistem peredaran darah manusia. Materi yang akan dibahas adalah:

(1) Darah

Darah adalah jaringan cair yang terdiri atas dua bagian. Bahan interseluler adalah cairan yang disebut plasma dan di dalamnya tedapat unsur-unsur padat yaitu sel darah, yaitu sel darah. Volume darah secara keseluruhan kira-kira 5 liter. Sekitar 55% cairan, sedangkan 45% persen sekitarnya terdiri atas sel darah.

(2) Plasma darah

(20)

(3) Sel darah Merah

Sel darah merah berbentuk pipih dengan garis tengah 7,5 tm. Eritrosit cekung di bagian tengahnya (bikonkaf) dan tidak berinti, sehingga nampak dari samping seperti dua buah bulan sabit yang saling bertolak belakang. Setiap 1mm³ (ml) darah mengandung lebih kurang 5 juta sel darah merah. Sel darah merah mengandung hemoglobin (Hb). Hemoglobin atau zat warna darah adalah suatu protein yang mengandung unsur besi. Fungsi utama hemoglobin adalah mengikat oksigen. Oksigen tersebut diangkut dari paru-paru dan diedarkan ke seluruh tubuh. Hemoglobin yang mengikat oksigen membentuk oksihemoglobin dengan rumus sebagai berikut 2Hb2+ 4O2 4HbO2. Sel darah merah dibentuk oleh sumsum merah tulang pada tulang pipa dan tulang pipih.

G. Penelitian Relevan

Sebagai bahan rujukan, maka peneliti menggunakan beberapa penelitian yang relevan sebagai berikut.

(21)

melihat peningkatan berpikir kritis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan LKS berbasis PBL dapat meningkatkan keterampilan berpikir kritis siswa dalam belajar pada materi cahaya di SMPN 1 Kembang Tanjong. Hal ini dapat dilihat tingginya perolehan skor rata-rata N-Gain pada kelas eksperimen sebesar 0,86 dibandingkan dengan kelas kontrol yang diterapkan pembelajaran konvensional hanya mencapai 0,74.

(22)

H. Hipotesis

Ha= Ada Pengaruh Model Pembelajaran Problem Based Leaning (PBL) dengan media LKS materi sistem peredaran darah terhadap hasil belajar siswa kelas VIII B SMP Negeri 5 Kodi.

H0= tidak ada pengaruh Model Pembelajaran Problem Based Leaning (PBL) dengan media LKS materi sistem peredaran darah terhadap hasil belajar siswa kelas VIII B SMP Negeri 5 Kodi

H. Kerangka Berpikir

Kondisi awal pada pembelajaran sistem peredaran darah pada manusia di kelas VIII adalah kelas terkesan monoton karana guru tidak menggunakan model pembelajaran yang menarik. Hal ini mengakibatkan siswa kurang aktif dalam belajar dan mengakibatkan rendahnya pemahaman siswa pada materi peredaran darah. Agar poses pembelajaran dapat menarik minat siswa, maka guru perlu menggunakan model pembelajaran yang bervariasi. Salah satunya adalah problem based learning dengan media LKS.

(23)

Observasi Awal Siswa kurang aktif di kelas Siswa sulit menguasai materi

Hasil belajar rendah

Pengaruh PBL dengan media LKS

Hasil Penelitian

Pembelajaran menyenangkan Siswa lebih aktif di kelas

Rasa percaya diri siswa meningkat Hasil Belajar / prestasi siswa meningkat

Solusi

Penerapan Problem Based Learning dengan media LKS

Kesimpulan

(24)

BAB III

METODE PENELITIAN

Pada bab ini akan diuraikan tentang (1) rancangan penelitian, (2) Lokasi dan tempat penelitian, (3) Sumber data, (4) Populasi dan Sampel, (5) Pengumpulan Data, (6) Analisis Data.

A. Rancangan Penelitian

Rancangan penelitian dalam penelitian ini menggunakan metode eksperimen. Desain dalam penelitian ini observasi dilakukan sebanyak dua kali yaitu sebelum eksperimen dan sesudah eksperimen. Observasi yag dilakukan sebelum eksperimen (01) disebut pre-test, dan observasi sesudah eksperimen (02) disebut post-test. Perbedaan antara 01 dan 02 yakni 02 -01 diasumsikan merupakan efek dari treatment atau eksperimen (Arikunto, 2013:212).

Menurut Arikunto (2013:212) desain penelitian dapat digambarkan sebagai berikut :

O1 → X → O2

Keterangan : O1 : pretest / tes awal X : eksperimen O2 : posttest / tes akhir

B. Lokasi Dan Tempat Penelitian

(25)

C. Data dan Sumber Data

Sumber data dalam penelitian adalah subyek dari mana data dapat diperoleh. Sumber data pertama untuk dilaksanakan menggunakan kuisioner dalam pengumpulan datanya (Arikunto, 2013:172). Sumber data dalam penelitian ini adalah sumber asli, sumber tangan pertama penyelidik. Dari sumber data ini akan dihasilkan data primer yaitu data yang langsung dan segera diperoleh dari sumber data oleh penyelidik untuk tujuan khusus. Sumber data penelitian ini adalah:

1) Hasil Tes pada materi sistem peredaran darah 2) Lembar observasi Guru

3) Lembar Aktivitas Siswa

D. Populasi Dan Sampel 1) Populasi

Menurut Arikunto (2013: 15) dasar populasi adalah keseluruhan dan obyek penelitian. Maka dapat dikatakan bahwa populasi adalah seluruh objek yang memiliki kesamaan sifat. Berdasarkan pendapat tersebut diatas dapat disimpulkan populasi adalah keseluruhan subyek penelitian yang memiliki ciri-ciri yang akan diteliti. Populasi dari penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP Negeri 5 Kodi.

2) Sampel

(26)

diambil seluruhnya, tetapi apabila subyek tersebut melebihi 100 maka subyek tersebut dapat diambil 10-15 % atau 20-25 %. Pada penelitian ini sampel yang digunakan adalah satu kelas VIII B yang terbagi menjadi dua kelompok. Satu kelompok sebagai kelas eksperimen dan satu kelas sebagai kelas kontrol.

E. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian digunakan untuk mengukur nilai variabel yang akan diteliti. Pada penelitian ini instrumen yang digunakan adalah.

1) Lembar Observasi

Lembar observasi digunakan oleh guru untuk mencatat kegiatan belajar mengajar di dalam kelas. Guru mencatat segala aktivitas siswa dan hasil observasi akan digunakan untuk evaluasi. lembar observasi guru dan siswa dapat dilihat sebagai berikutt Dengan catatan: Skor 4 = Sangat Baik, Skor 3 = Baik. Skor 2 = Cukup, dan Skor 1 = Kurang.

Tabel 3.1 Lembar Observasi Guru

No Aspek Yang Dinilai Skor/ Penilaian1 2 3 4 1. Menunjukkan keterampilan guru dalam

membuka pelajaran

2. Menunjukkan adanya sumber belajar/media belajar

3. Menunjukkan adanya pengkondisikan kelas/siswa dalam belajar

4. Menunjukkan adanya pemberian motivasi bagi siswa untuk belajar

5. Menunjukkan adanya penginformasian tujuan pembelajaran

(27)

konsep sebelumnya dan yang akan dipelajari

7. Menunjukkan aktivitas guru dalam mengarahkan siswa untuk membentuk kelompok yang heterogen mengarahkan siswa untuk bekerjasama dalam kelompok

11. Menunjukkan aktivitas guru dengan mendorong siswa/kelompok untuk menjelaskan konsep yang diperoleh dalam kegiatan pembelajaran melalui presentase kelompok.

12.Menunjukkan adanya interaksi siswa dengan guru (timbal balik). memberikan penghargaan kepada individu/kelompok.

16. Menunjukkan aktivitas guru dengan mengatur kegiatan pembelajaran sehingga kondusif dan efektif.

17. Menunjukkan aktivitas guru dalam memberikan test performance sebagai kegiatan evaluasi.

18. Menunjukkan aktivitas guru dengan menanyakan kesulitan yang dialami siswa dalam pembelajaran.

19. Menunjukkan aktivitas guru dalam mengarahkan siswa membuat kesimpulan ∑Total

Skor maksimal aktivitas guru : Skor Total aktivitas Guru

(28)

Tabel 3.1 Lembar Observasi Siswa 6. Siswa melaksanakan model

(29)

keterampilan, pengetahuan intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok.

F. Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode test. Metode test adalah sejumlah pertanyaan yang harus diberikan tanggapan dengan tujuan mengukur kemampuan siswa terkait subjek pembelajaran. Metode test yang digunakan adalah test hasil belajar. Artinya, test yang dilakukan sebagai data variabel terikat dilakukan melalui post-test untuk mengukur keberhasilan model pembelajaran.

G. Analisis Data

Teknik analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisa data kuantitatif dan kualitatif. Teknik analisa data kuantitatif menggunakan model analisis deskriptif komparatif yaitu membandingkan skor rata-rata, skor minimal, skor maksimal, dan presentase keberhasilan tiap kelompok belajar.

(30)

Hipotesa yang diajukan ada kemungkinan ditolak dan ada kemungkinan diterima. Hal ini tergantung dari perhitungan statistik untuk menjawabnya. Dalam perhitungan statistik nantinya akan menggunakan t-test atau uji-t. Apabila ternyata hasil perhitungan t-test lebih kecil dari t-tabel dengan taraf signifikansi 5% dan derajat kebebasan atau db=N-1, maka hipotesa alternatif (Ha) ditolak. Sebaliknya, jika hasil perhitungan t-test lebih besar dari t-tabel dengan taraf signifikansi 5% dan derajat kebebasan atau db=N-1, maka hipotesa alternatif (Ha) diterima.

Langkah-langkah yang harus ditempuh untuk menganalisa data secara rinci, sebagai berikut :

1. Penyusunan Data Mentah

Terdiri dari dua kelompok tes, yaitu kelompok pre-test dan post-test dari masing-masing item tes.

2. Perhitungan t-test

Sebelum dihitung dengan menggunakan rumus t-test, dicari dulu rata-rata dari nilai atau skor tes pada data kelompok satu (tes awal) dan kelompok dua (tes akhir) dengan teknik statistik deskriptif.

Perhitungan test dalam penelitian ini berpedoman pada teknik analisis t-test Arikuto (2013:349) dengan rumus:

t =

MD

X d

2

N

(

N

1

)

Keterangan: MD = Mean dari perbedaan tes pertama dan tes akhir ∑Xd 2 = Jumlah kuadrat Deviasi

(31)

Untuk dapat dikatakan signifikan pada tingkat signifikansi 5%, maka nilai t haruslah lebih besar dari t-tabel. Derajat kebebasan dari tes ini adalah N-1.

Untuk mencari uji t Beda Mean Posttest rumus yang di pergunakan adalah (Arikuto, 2013:349):

ttest=

M dXM dY

(

x2+

y2 nX+nY−2

)

(

1

nX+

1

nY

)

Keterangan:

Md : Nilai rata-rata hasil per kelompok n : Banyak subyek

x2: Deviasi setiap X2 dan X1

y2: Deviasi setiap nilai Y2 dari mean Y1

(32)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Tujuan dalam penelitian ini adalah, mengetahui mengetahui model pengaruh Model Pembelajaran Problem Based Leaning (PBL) dengan media LKS materi sistem peredaran darah terhadap hasil belajar siswa kelas VIII B SMP Negeri 5 Kodi.

Desain dalam penelitian ini observasi dilakukan sebanyak dua kali yaitu sebelum eksperimen dan sesudah eksperimen. Observasi yag dilakukan sebelum eksperimen (01) disebut pre-test, dan observasi sesudah eksperimen (02) disebut post-test. Perbedaan antara 01dan 02 yakni 02 -01 diasumsikan merupakan efek dari treatment atau eksperimen. Berdasarkan desain penelitian maka peneliti menggunakan dua kelas sebagai sampel penelitian yang disebut dengan kelas eksperimen dan kelas kontrol.

1. Hasil Belajar Kelas Eksperimen

(33)

Pretest berguna sebagai acuan keberhasilan penerapan Pembelajaran Problem Based Leaning (PBL) dengan media LKS materi sistem peredaran darah.

Langkah-langkah metode problem based learning dalam penelitian mata pelajaran biologi materi sistem peredaran darah pada manusia yaitu :

(6) Memberikan permasalahan kepada siswa dimana permasalahan tersebut berhubungan dengan kehidupan sehari-hari

(7) Guru mengorganisasikan siswa dalam beberapa kelompok.

(8) Guru memberikan LKS dengan materi yang relevan yaitu sistem peredaran darah pada manusia.

(9) Guru membantu siswa mengorganisasikan tugas belajar sesuai dengan masalah yaitu sistem peredaran darah pada manusia.

(10) Siswa mengumpulkan pengetahuan dan melakukan percobaan sesuai dengan pemecahan masalah yang diberikan yaitu sistem peredaran darah pada manusia.

(11) Siswa mengembangkan dan menyajikan hasil karya yaitu LKS dengan materi yang relevan yaitu sistem peredaran darah pada manusia.

Setelah siswa diberikan perlakuan berupa Model Pembelajaran Problem Based Leaning (PBL) dengan media LKS materi sistem peredaran

(34)

Tabel 4.1 Hasil belajar siswa pada kelas Eksperimen

Berdasarkan hasil tes hasil belajar siswa kelas VIII B SMP Negeri 5 Kodi, dapat dikatahui bahwa rata-rata hasil belajar siswa sebelum diterapkannya Model Pembelajaran Problem Based Leaning (PBL) dengan media LKS materi sistem peredaran darah pada kegiatan pretest dengan rata-rata 67,7. Setelah penerapan Model Pembelajaran Problem Based Leaning (PBL) dengan media LKS materi sistem peredaran darah pada kegiatan postest, hasil belajar siswa naik menjadi 75.

.

2. Hasil Belajar Kelas Kontrol

(35)

Untuk mengetahui hasil belajar siswa pada kelas kontrol dalam materi sistem peredaran darah, maka peneliti menyusun hasil tes siswa sebagai berikut:

Tabel 4.2 Hasil belajar siswa pada kelas kontrol No

Berdasarkan hasil tes hasil belajar siswa kelas VIII B SMP Negeri 5 Kodi pada kelas kontrol, dapat dikatahui bahwa rata-rata hasil belajar siswa pada kegiatan pretest dengan rata-rata 64,4. Pada kegiatan postest, hasil belajar siswa naik menjadi 73. Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa pada kelas kontrol kenaikan hasil belajar siswa tidak sebesar pada kelas eksperimen.

3. Pengaruh Model Pembelajaran Problem Based Leaning (PBL) dengan media LKS materi sistem peredaran darah

(36)

kepada siswa. Tes diberikan kepada siswa untuk mengetahui hasil belajar siswa pada pelajaran biologi khususnya pada materi Peredaran darah. Langkah-langkah yang harus ditempuh untuk menganalisa data secara rinci, sebagai berikut :

a. Persiapan Uji t

Data yang disiapkan dalam persiapan untuk uji t sebagai uji hipotesis disusun sebagai berikut.

Tabel 4.3 Hasil Nilai Data Result Test Eskperimen Class Dengan Selisih Rata-Rata (Mean)

Jumlah 1015 1125 0 393,333 0 300

(37)

S22=

Tabel 4.4 Hasil Nilai Data Result Test Control Class Dengan Selisih Rata-Rata (Mean)

Jumlah 965 1095 0 393,333 0 540

(38)

b. Uji Hipotesis

Untuk dapat dikatakan signifikan pada tingkat signifikansi 5%, maka nilai t haruslah lebih besar dari t-tabel. Derajat kebebasan dari tes ini adalah N-1.

Sebelum melaksanakan uji t mean beda postest, peneliti menyususn tabel persiapan t dengan perincian sebagai berikut.

Tabel 4.5 Tabel persiapan t untuk Result Test Kelas Eskperimen

No X Y Xd1(|YX|) d1

(xd1-7. 60 80 20 12,667 160,444

8. 75 75 0 -7,333 53,778

∑ 1015 1125 110 0 693,333

M d1=

x d2

n1 =11015 =7,333

d12=693,333

Tabel 4.6 Tabel persiapan t untuk kelompok Result Test kelas kontrol

No X Y xd1(|YX|) d1

(xd1-Md1) d1

2

1. 60 75 15 6 40

(39)

4. 60 75 15 6 40

(40)

Tabel 4.5 Hasil Uji t beda Mean Postest

Nilai Hitung df α (taraf signifikasi)

Uji t 4,112 29 0,05

Berdasarkan hasil perhitungan statistik dapat diketahui bahwa nilai t hitung adalah 4,112. Nilai t tabel pada df 29 dengan taraf signifikansi 5% adalah 2.045. maka dapat disimpulkan bahwa nilai t hitung 4,112 > daripada t tabel 2,045 sehingga t-test lebih besar dari t-tabel, maka hipotesa alternatif (Ha) II yaitu, “Ada pengaruh Model Pembelajaran Problem Based Leaning (PBL) dengan media LKS materi sistem peredaran darah terhadap hasil belajar siswa kelas VIII B SMP Negeri 5 Kodi pada materi sistem peredaran darah manusia, “ diterima.

B. PEMBAHASAN

Kegiatan siswa di dalam kelas adalah mendengarkan penjelasan dari guru dan mencatat materi yang diberikan guru sehingga suasana di kelas terasa membosankan, yaitu siswa mengantuk, ramai, bermain sendiri dan tidak memperhatikan penjelasan dari guru. Apabila guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang hal yang belum dipahami, siswa hanya diam tanpa merespon, hal ini di sebabkan karena pembelajaran berpusat pada guru serta sehingga perhatian siswa sangatlah kurang. Dengan kondisi seperti itu mengakibatkan ada beberapa siswa yang hanya menyalin pekerjaan teman.

(41)

Tugas seorang guru sebagai mediator ialah guru diharuskan memberikan bimbingan yang mengarah pada peserta didik untuk lebih menangkap akan gejala kemanusiaan yang harus ditumbuhkan dalam komunitas kelas. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara maka salah satu solusi untuk mengatasi permasalahan di atas adalah dengan menerapkan Model Pembelajaran Problem Based Leaning (PBL) dengan media LKS materi sistem peredaran darah terhadap hasil belajar siswa kelas VIII B SMP Negeri 5 Kodi.

Berdasarkan hasil perhitungan statistik dapat diketahui bahwa nilai t hitung adalah 4,112. Nilai t tabel pada df 29 dengan taraf signifikansi 5% adalah 2.045. maka dapat disimpulkan bahwa nilai t hitung 4,112 > daripada t tabel 2,045 sehingga t-test lebih besar dari t-tabel, maka hipotesa alternatif (Ha) II yaitu, “Ada pengaruh Model Pembelajaran Problem Based Leaning (PBL) dengan media LKS materi sistem peredaran darah terhadap hasil belajar siswa kelas VIII B SMP Negeri 5 Kodi pada materi sistem peredaran darah manusia, “ diterima.

(42)

Komponen masukan instrumental, yang berupa kurikulum, guru, sumber belajar, media, metode dan sarana dan prasarana pembelajaran, nampaknya sangat berpengaruh terhadap proses pembelajaran biologi. Dalam teori modern, proses pembelajaran tidak tergantung pada keberadaan guru (pendidik) sebagai pengelola proses pembelajaran (Suhardi, 2010: 1).

Hasil penelitian yang menyatakan bahwa PBL adalah model pembelajaran yang berpengaruh terhadap hasil belajar siswa ini sejalan dengan pendapat Arends (2008: 41), PBL adalah pembelajaran yang menyuguhkan berbagai situasi masalah yang autentik dan bermakna kepada siswa, yang dapat berfungsi se-bagai batu loncatan untuk invetigasi dan penyelidikan. Sedangkan Sanjaya (2009:214) juga berpendapat bahwa PBL dapat diartikan sebagai rangkaian aktivitas pembelajaran yang menekankan pada proses penyelesaian masalah yang dihadapi secara ilmiah. Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa pengertian PBL adalah pembelajaran yang memberikan masalah kepada siswa dan siswa diharapkan untuk menyelesaikan masalah tersebut dengan melaksanakan pembelajaran yang aktif. Sehingga pada pembelajaran ini siswa yang selalu aktif, guru hanya sebagai fasilitator.

(43)

juga dapat membantu siswa meningkatkan pemahaman, menyajikan data dengan menarik dan terpecaya, memudahkan penafsiran data, dan memadatkan informasi.

Pemberian LKS dengan materi sistem peredaran darah ini sesuai denagn pendapat Hamdani (2011:75) yang menyatakan LKS sebaiknya dirancang oleh guru sesuai dengan pokok bahasan dan tujuan pembelajarannya. LKS dalam kegiatan belajar mengajar dapat dimanfaatkan pada tahap penanaman konsep (menyampaikan konsep baru) atau pada tahap pemahaman konsepp (tahap lanjutan dari penanaman konsep) karena LKS dirancang untuk membimbing siswa dalam mempelajari topik. Pada tahap pemahaman konsep, LKS dimanfaatkan untuk mempelajari pengetahuan tentang topik yang telah dipelajari, yaitu penanaman konsep. LKS yang digunakan siswa harus dirancang sedemikian rupa sehingga dapat dikerjakan siswa dengan baik dan dapat memotivasi belajar siswa.

(44)
(45)

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat diambil dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Berdasarkan hasil perhitungan statistik dapat diketahui bahwa nilai t hitung adalah 4,112. Nilai t tabel pada df 29 dengan taraf signifikansi 5% adalah 2.045. maka dapat disimpulkan bahwa nilai t hitung 4,112 > daripada t tabel 2,045 sehingga t-test lebih besar dari t-tabel, maka hipotesa alternatif (Ha) II yaitu, “Ada pengaruh Model Pembelajaran Problem Based Leaning (PBL) dengan media LKS materi sistem peredaran darah terhadap hasil belajar siswa kelas VIII B SMP Negeri 5 Kodi pada materi sistem peredaran darah manusia, “ diterima.

B. Saran

Setelah penulis menyusun kesimpulan dalam penulisan skripsi ini, maka penulis dapar memberikan beberapa saran bagi beberapa pihak yang terlibat dalam penelitian ini.

1. Bagi SMP Negeri 5 Kodi

a. SMP disarankan untuk lebih peka menyediakan fasilitas belajar sehingga siswa dapat termotivasi dan belajar lebih giat.

(46)

2. Bagi Guru

a. Guru di harapkan dapat menerapkan metode-metode pengajaran yang bervariasi sehingga siswa selalu tertarik untuk belajar.

b. Guru di harapkan dapat memotivasi siswa agar lebih aktif dalam proses belajar-mengajar. Agar siswa menjadi kreatif dan kompetitif kedepannya.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

(47)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi.2013. Prosedur Penelitian Suatu pendekatan Praktik. 2013. Jakarta: Rineka Cipta. Hal 173

Hamalik, Oemar. 2011. Proses Belajar Mengajar. PT Bumi Aksara. Jakarta. Hamdani. 2011. Strategi Belajar mengajar. Bandung: CV Pustaka Setia

Huda, Miftahul. 2013. Model- Model Pengajaran Dan Pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Sadiman, S, dkk. 2012. Media Pendidikan. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada Slavin, Robert E. 2005. Cooperative Learning: Teori, Riset dan Praktik.

Bandung: Nusa Media

Sudjana, Nana. 2011. Penilaian Hasil Proses Belajar mengajar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya

Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif dan kualitatif dan R&D.. Bandung: Alfabeta. Halaman 80

Suprijono, Agus. 2013. Cooperative Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Rusman. 2014. Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesialisme guru. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada

Tilaar, H.A.R dan Riant Nugroho. 2016. Kebijakan Pendidikan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

(48)

LAMPIRAN 1

HASIL NILAI DATA RESULT TEST ESKPERIMEN CLASS DENGAN SELISIH RATA-RATA (MEAN)

Jumlah 1015 1125 0 393,333 0 300

(49)

HASIL NILAI DATA RESULT TEST CONTROL CLASS DENGAN SELISIH

Jumlah 965 1095 0 393,333 0 540

(50)

1. Uji t Beda Mean Posttest

Tabel persiapan t untuk RESULT TEST ESKPERIMEN CLASS:

No X Y Xd1(|YX|) d1

(xd1-7. 60 80 20 12,667 160,444

8. 75 75 0 -7,333 53,778

∑ 1015 1125 110 0 693,333

M d1=

x d2

n1 =11015 =7,333

d12

=693,333

Tabel persiapan t untuk kelompok RESULT TEST CONTROL CLASS:

(51)

(xd1-12. 65 80 15 6 40

(52)

SOAL LATIHAN

1. Perhatian gambar di bawah ini

Bagan yang dilalui oleh darah pada sistem peredaran darah besar adalah ….

A. B – 3 – A – 4 – D B. B – 4 – A – 3 – D C. C – 2 – B – 4 – A D. B – 1 – C – 2 – D E. B – 2 – C – 1 – 3

2. Hasil laboratorium Tuan Soni!

Komponen sel- sel darah Per mm3 darah Hasil lab.

Eritrosit 4–6 juta 5,1 juta

Leukosit 4,5–10 ribu 6,8 ribu

Trombosit 150–300 ribu 70 ribu

Dari hasil laboratorium, Tuan Soni diduga menderita penyakit …. A. AIDS

B. tifus C. hepati-tis D. flu burung E. demam berdarah

(53)

A. arteri kanan,ventrikel kanan, arteri kiri B. aorta, ventrikel kanan, berkas His

C. aorta, arteri pulmonalis, vena pulmonalis D. arteri pulmonalis, aorta, arteri pulmonalis

E. vena cava superior, vena cava inferior, ventrikel kiri

4. Di antara pembuluh darah berikut yang darahnya kaya oksigen adalah . . .

a. Vena hati

b. vena dari ginjal

c. Vena paru paru

d. Vena dari usus

e. Vena dari jantung

Pembahasan : pembuluh darah yang sangat kaya atas oksigen adalah vena paru paru

5. Di antara pembuluh darah berikut yang darahnya kaya akan makanan berupa asam amino glukosa adalah . . .

a. Vena dari hati b. vena dari ginjal c. Vena paru paru d. Vena dari usus e. Vena dari jantung

Pembahasan : Vena dari usus membawa makanan ke hati yang dikenal dengan Vena porta hepatica

(54)

Virus diatas adalah HIV yang menyebabkan penyakit AIDS menyerang sel . .

Pembahasan : sel darah yang menyebabkan AIDS menyerang sel limfosit ( pemroduksi antibody tubuh) , sel limposit adalah salah satu jenis sel darah putih (leucocyt) yang tergolong leucocyt Agranuler

7. Perhatikan gambar ini

Sel darah putih yang mampu bergerak amubocyt dan memakan kuman penyakit kecuali nomer . . . memakan kuman penyakit yaitu leukosit meliputi : MBEN

8. Dalam sistem peredaran darah manusia dikenal adanya tiga pembuluh darah, yaitu arteri, vena, dan kapiler. Pernyataan berikut ini yang berkaitan dengan vena adalah. . .

a. Mengangkut darah di mana kadar darah O2 tinggi b. Jalannya meninggalkan jantung

c. Mengangkut darah di mana kadar darah CO2 tinggi d. Jalannya menuju jantung

e. Mengangkut darah di mana kadar darah CO2 tinggi Jalannya menuju jantung Pembahasan : Vena merupakan pembuluh darah yang mengalirkan darah dari kapiler ke jantung.

(55)

c. Mengatur suhu tubuh

d. Mengangkut sisa sisa metabolisme ke alat pengeluaran e. Mengedarkan oksigen ke keseluruh jaringan tubuh

Pembahasan : karna fungsi fungsi di sistem sirkulasi adalah . 1. Mengangkut zat nutrisi ke seluru jaringan tubuh 2. Mengatur suhu tubuh

3. Mengangkut sisa sisa metabolisme ke alat pengeluaran 4. Mengedarkan oksigen ke keseluruh jaringan tubuh 10. Fungsi hemoglobin adalah . . .

a. Membawa CO2 ke jaringan b. Membawa CO2 dari jaringan

c. Membantu dalam proses pembekuan darah

d. Mengikat oksigen untuk diedarkan ke seluruh bagian tubuh e. Membawa glukosa ke seluruh tubuh

Pembahasan : fungsi hemoglobin adalah mengikat oksigen untuk di edarkan ke seluruh bagian tubuh

11. Perhatikan gambar ini

Yang ditunjukkan oleh anak panah merupakan leukosit yang berfungsi sebagai a. Pembentuk antibodi

(56)

Pembahasan : fungsi limfosit adalah sebagai pembentuk antibodi

Pembahasan : Protein dalam plasma darah yang diguanakan untuk membentuk zat untuk meningkatkan imunitas (kekebalan) untuk melawan benda asing atau kuman ysng masuk ke dalam tubuh adalah globulin

12. Protein dalam plasma darah yang akan digunakan untuk mempertahankan untuk mempertahankan tekanan osmotik darah yaitu albumin

13. Jika pada seseorang di ketahui jumlah sel darah putihnya 26000/mm3, Wajahnya pucat karena darah merahnya juga berkurang dapat dipastikan orang itu menderita . . .

Pembahasan : leukimia adalah penyakit yang memiliki darah putih yang di atas 25.000 (Normal darah putih 6 000 - 9000 ribu butir / ml

(57)

Fungsinya organ diatas adalah . . . a. Menyerap O2 dari atmosfer

b. Menyaring sisa metabolisme dari darah c. Menghasilkan eritrosit

d. Menghasilkan leokosit

e. Memompa darah ke seluruh tubuh

Pembahasan : jantung berfungsi untuk memompa darah ke seluruh bagian tubuh 15. Arteri yang aneh yang kaya akan CO2 paling banyak terdapat pada . . . a. Aorta memiliki CO2. satu satunya arteri tubuh yang kaya CO2 dari bilik kanan ke paru paru OK

16. Aliran darah pada peredaran darah kecil melalui . . . a. Jantung – aorta – seluruh tubuh – jantung

b. Jantung – aorta – paru paru – jantung

c. Jantung – seluruh tubuh – paru paru– jantung

d. Jantung – vena pulmonis – arteri pulmonis – jantung

e. Jantung – arteri pulmonis – paru paru – vena pulmonis – jantung

Pembahasan : aliran peredaran darah kecil yaitu dari jantung – arteri pulmonis – paru paru vena pulmonis – jantung

17. Membesarnya atau melebarnya pembuluh vena yang berada disekitar lubang pelepasan (anus) disebut

Pembahasan : Membesarnya vena yang berada di sekitar lubang pelepasan (anus) disebut wasir.Penyebabnya adalah aliran darah yang tidak lancar,misalnya karena terlalu banyak duduk,kurang gerak,atau karena terlalu kuat mengejan.

18. Kelainan karna darah tidak dapat membeku di sebut . . . a. Anemia

(58)

Pembahasan : hemofilia adalah pnyakit yang ditandai dengan darah sulit membeku jika terjadi luka, yang disebabkan karna kurangnya trombosit.

19. Dimana sel-selnya tidak mampu mensintesis rantai polipeptida alfa dan rantai polipeptida beta yang cukup. Merupakan ciri-ciri penyakit dari

a. Leukimia b. Anemia c. Hemofilia d. Jantung e. Talasemia

Pembahasan : Dimana sel-selnya tidak mampu mensintesis rantai polipeptida alfa dan rantai polipeptida beta yang cukup adalah penyakit talasemia

20. Di dalam jantung terdapat beberapa katup atau sekat yang membatasi ruang ruang jantung.

Katup semilunaris terdapat antara. . . a. Bilik kiri dengan aorta

b. Serambi kanan dan bilik kanan c. Bilik lkanan dan nadi paru paru d. Serambi kiri dan bilik kiri

Pembahasan : karna letak dari katup semilunaris adlah katup di aorta (pangkal aorta)

21. Eritrosit yang sudah tua akan di hancurkan oleh hati atau limfa. Hemoglobin yang terdapat dalam eritrosit akan di ubah menjadi . . .

(59)

dijadikan 3 komponen : Globin, Fe (Ferrum /Zat besi) dan Hemin , Globin dan Fe dikirim ke Sumsum tulang belakang untuk dibuat darah segar baru. sedangkan Hemin dikirim ke kantung empedu menjadi cairan empedu hasil analisa hemin itu mengandung bilirubin dan biliverdin yang warnanya hijau. biasanya cairan empedu segera dibuang ke saluran duodenum untuk membantu proses pencernaan lemak yaitu cairan diemulsikan sehingga akan mudah diurai oleh Lipase. empedu yang berwarna hijau itu jika bereaksi dengan udara menjadi berwarna kuning disebut Urobilin OK

22. Setelah mengalami proses pencernaan, sari makanan siap untuk diserap dan dibawa ke seluruh tubuh oleh darah. Bagian darah yang berperan dalam

23. Komponen yang tidak termasuk plasma adalah …. a. Air

24. Komponen pada darah yang memiliki jumlah paling banyak adalah …. a. Eritrosit

b. Leukosit c. plasma darah d. trombosit e. keping darah

Pembahasan : darah tersusun atas bagian yang padat (sel darah) sebanyak 45 % dan bagian yang cair (plasma darah) sebanyak 55%

(60)

26. Hewan invertebrata yang mempunyai lima pasang lengkung aorta yang

Pembahasan : karna cacing memiliki lima pasang lengkung aorta yang berfungsi sebagai jantung.

28. Bagian darah yang mengandung hemoglobin adalah a. Trombosit mengandung hemoglobin yang jumlahnya mencapai kurang lebih 34 gr.

29. Zat makanan dan mineral yang terdapat dalam plasma darah antara lain a. Albumin

b. Enzim c. Antibodi d. Glukosa e. Oksigen

Pembahasan : Zat makanan dan mineral yang terdapat dalam plasma darah (glukosa, asam amino, kolesterol, serta garam mineral)

30. Fungsi utama eritrosit adalah

Gambar

Tabel 3.1 Lembar Observasi Guru
Tabel 3.1 Lembar Observasi Siswa
Tabel 4.1 Hasil belajar siswa pada kelas Eksperimen
Tabel 4.2 Hasil belajar siswa pada kelas kontrol
+6

Referensi

Dokumen terkait

Selain itu penggunaan warna kain juga berbeda, untuk payungo menggunakan empat warna sebagai warna adat Gorontalo yaitu tilabatayila (Merah, kuning, hijau,

Padahal dalam Pasal 28 B ayat (2) Undang-Undang Dasar 1945 hasil amandemen kedua disebutkan "setiap anak berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh, dan berkembang serta berhak

Penilaian tingkat kelayakan bahan ajar PLC didapatkan hasil penilaian guru pengampu sebesar 9,44 dengan kategori baik dan layak digunakan dalam pembelajaran,

[r]

Metode rasio linear yang dikembangkan Stumpf, nilai pantulan citra berhubungan eksponensial dengan nilai kedalaman aktual.Hubungan eksponensial ini dilinearkan

Teknik pengambilan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi partisipatif yang dilakukan dengan mengikuti pelaksanaan segala bentuk kegiatan kelas

Hasil penelitian menunjukkan bahwa : (1) kualitas pelayanan pada Kantor Kelurahan Tempurejo secara umum dapat dikatakan baik; (2) secara simultan atau

Fokus utama dari lensa tipis dengan permukaan bola adalah titik F di mana sinar yang sejajar dan berada dekat pada sumbu utama (sumbu x), terpusatkan; titik fokus ini