• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH MEDIA POWER POINT TERHADAP HASIL BELAJAR STRUKTUR ATOM MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DI SMA NEGERI 1 SALAK.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH MEDIA POWER POINT TERHADAP HASIL BELAJAR STRUKTUR ATOM MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DI SMA NEGERI 1 SALAK."

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH MEDIA POWER POINT TERHADAP HASIL BELAJAR STRUKTUR ATOM MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN

PROBLEM BASED LEARNI NG (PBL) DI SMA NE GER I 1 SAL AK

Oleh: Ida Safitri Manik

NIM.4123331018

Program Studi Pendidikan Kimia

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)

iii

PENGARUH MEDIA POWER POINT TERHADAP HASIL BELAJAR STRUKTUR ATOM PADA PEMBELAJARAN KOOPERATIF

TIPE PROBLEM BASED LEARNING (PBL)

Ida Safitri Manik (NIM 4123331018) ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh media power point terhadap hasil belajar siswa pada pokok bahasan Sturuktur Atom menggunakan Problem Based Learning . Penelitian dilakukan terhadap siswa kelas X SMA Negeri I Salak Pakpak Bharat T.A. 2016/2017. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMA Negeri I Salak Pakpak Bharat yang terdiri dari 6 (enam) kelas. Sampel penelitian kelas eksperimen dan kelas kontrol masing-masing berjumlah 25 siswa. Instrumen yang digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa adalah tes objektif dalam bentuk pilihan ganda berjumlah 20 soal. Kelas eksperimen diberi perlakuan menggunakan model problem based learning dengan mengunakan media power point, sedangkan kelas kontrol diberi perlakuan model problem based learning tanpa menggunakan media power point. Penelitian ini menggunakan instrument test yang telah diujicobakan dan telah valid. Data hasil belajar siswa diuji normalitas dan homogenitasnya, hasil yang didapat kedua kelompok sampel homogen dan berdistribusi normal. Hasil pengolahan data menunjukkan siswa pada kelas eksperimen memiliki rata-rata nilai pretest 38,2 dan postest 76,8. Sedangkan siswa pada kelas kontrol memiliki rata-rata nilai pretest 38,8 dan postest 67,2. Uji hipotesis pertama dilakukan dengan menggunakan uji t-test uji satu pihak (pihak kanan) dan diperoleh thitung = 4,1065; ttabel= 1,6827 untuk α = 0,05 dan db = 46. Dengan demikian thitung > ttabel, maka H0 ditolak dan Ha diterima yakni ada pengaruh media Power Point terhadap hasil belajar siswa yang diajarkan dengan menggunakan metode belajar Problem Based Learning pada materi struktur atom di SMA Negeri 1 Salak..

Kata kunci : Problem Based Learning, Power Point, Hasil Belajar

(4)

iv

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas berkat

rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Media Power Point Terhadap Hasil Belajar Struktur Atom Menggunakan Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) Di SMA

Negeri 1 Salak. Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat untuk

memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Jurusan Kimia, Fakultas Matematika

dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Medan.

Dalam penyusunan skripsi ini tentunya penulis tidak terlepas dari bantuan

berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima

kasih yang sebesar-besarnya kepada Ibu Dra. Ani Sutiani , M.Si, sebagai dosen

pembimbing skripsi yang telah banyak memberikan bimbingan, pengarahan,

saran, motivasi, dan waktunya kepada penulis sejak awal perencanaan penelitian

sampai dengan selesainya penulisan skripsi ini. Ucapan terima kasih juga

disampaikan kepada Ibu Dra. Gulmah Sugiharti, M.Pd, Ibu Dr.Murniaty

Simorangkir, MS, Ibu Lisnawaty Simatupang , S.Si,M,Si , serta Ucapan terima

kasih disampaikan kepada Ibu Dra. Ida Dumariris, M,Si selaku dosen

pembimbing akademik dan kepada seluruh Bapak/Ibu dosen serta staff pegawai

jurusan kimia FMIPA Unimed yang telah memberikan ilmu pengetahuan dan

membantu penulis selama perkuliahan. Ucapan terima kasih juga disampaikan

kepada Bapak Drs. Seram Berutu, MM selaku Kepala Sekolah SMA Negeri I

Salak Pakpak Bharat dan Bapak, Harisanto Manik S.Pd selaku guru kimia serta

siswa-siswi kelas X.2 dan X.4 yang telah banyak membantu penulis selama

penelitian berlangsung.

Ucapan terima kasih juga kepada Bapak Rektor UNIMED, Prof. Dr.

Syawal Gultom M.Pd, beserta seluruh pembantu Rektor sebagai pimpinan

UNIMED, Bapak Dr. Asrin Lubis, M.Pd, selaku Dekan FMIPA UNIMED beserta

Pembantu Dekan I, II, III di lingkungan UNIMED, Bapak Drs. Agus Kambaren,

M.Si selaku ketua Jurusan Kimia, Ibu Dra. Ani Sutiani, M. Si selaku Ketua

(5)

v

Teristimewa penulis ucapkan terima kasih kepada sosok yang selalu

menjadi inspirasi dan motivasi yang mengajarkan banyak hal, sosok yang rela

berkorban dan selalu mendoakan penulis, yakni Ibunda tersayang

Nurbaiti Berutu A.Md.Keb dan Ayahanda Osmar Manik S.Pd.

Terima kasih juga penulis ucapkan kepada abang dan kakak Tersayang

Bahruddin Manik, Amrin Syahsusanto Manik,SH dan Hafni Irawati Manik

A.Md.Keb yang selalu memotivasi dan mendoakan penulis dan kepada Adikku

Tersayang Nunung handayani Manik yang selalu mengingatkan dan mendoakan

penulis.

Penulis sampaikan terima kasih kepada Viona Yustanti Berasa, Endang

Susiyanti Simanjuntak, Mery Julianti Panjaitan, Ronaldio Arizona Sirait Dan

Karina Cibro yang selalu berbagi pengalaman, tawa, ceria selama menjalani

perkuliahan ini, rekan-rekan seperjuangan, yakni seluruh teman-teman Pendidikan

Kimia Ekstensi A 2012 yang telah banyak membantu dan memotivasi. Terima

kasih juga penulis sampaikan kepada sesorang yang istimewa yang selalu

mendoakan, memotivasi, memberikan dukungan dan perhatian terhadap penulis

Muslimin Tumangger.

Masih Banyak pihak yang turut berperan dalam penyelesaian skripsi ini

yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, untuk itu penulis menyampaikan

terima kasih.

Penulis telah berupaya dengan semaksimal mungkin dalam menyelesaikan

skripsi ini, namun penulis menyadari masih banyak kelemahan baik dari segi isi,

susunan maupun tata bahasa. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran

yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan skripsi ini. Kiranya isi

skripsi ini bermanfaat bagi pembaca dan ilmu pendidikan.

Medan, November 2016

Penulis

Ida Safitri Manik

(6)

vi

DAFTAR ISI

Halaman

Lembar Pengesahan i

Riwayat hidup ii

Abstrak iii

kata pengantar iv

Daftar Isi vi

Daftar Gambar viii

Daftar Tabel ix

Daftar Lampiran x

BAB 1. Pendahuluan

1.1. Latar Belakang 1

1.2. Identifikasi Masalah 6

1.3. Rumusan Masalah 6

1.4. Batasan Masalah 6

1.5. Tujuan Penelitian 6

1.6. Manfaat Penelitian 7

1.7. Defenisi Operasional 7

BAB II.Tinjauan Teoritis

2.1. Kerangka Teoritis 9

2.1.1. Hakekat Belajar Dan Hasil Belajar Kimia 9

2.1.2. Hakekat Hasil Belajar Kimia 11

2.1.3 Model Pembelajaran 12

2.1.4 Model Problem Based Learning (PBL) 13

2.1.5 Media Pembelajaran 18

2.1.5.1 Media Power Point 18

2.1.6 Materi Ajar 19

2.2 Kerangka Berfikir 29

2.3 Hipotesis 30

BAB III. Metode Penelitian

(7)

vii

3.1.1 Tempat penelitian 32

3.1.2 Waktu Penelitian 32

3.2. Populasi Dan Sampel 32

3.2.1 Populasi 32

3.2.2 Sampel 32

3.3. Variabel Penelitian 32

3.4. Rancangan Penelitian 33

3.5. Instrumen Penelitian 34

3.6. Organisasi Pengolahan Data 38

3.7 Tekhnik Pengumpulan Data 39

3.8 Teknik Analisis Data 41

3.8.1 Pedoman Penilaian Instrumen Tes 41

BAB IV. Hasil Dan Pembahasan 44

4.1 Hasil Penelitian 44

4.1.1. Analisis Data Instrumen Penelitian 44

4.1.2 Data Hasil Penelitian 46

4.2 Deskripsi Data Hasil Penelitian 46

4.2.1 Hasil Belajar Siswa 46

4.3 Analisis Data Hasil Penelitian 48

4.3.1 Uji Normalitas 48

4.3.2 Uji Homogenitas 49

4.3.3. Uji Hipotesis 49

4.4. Pembahasan 50

BAB V. Kesimpulan Dan Saran

5.1. Kesimpulan 55

5.2. Saran 55

Datfar Pustaka 56

(8)

viii

Daftar Gambar

Gambar 3.1. Skema Prosedur Penelitian 39

Gambar 4.2. Diagram Rata-Rata Pretest Dan Posttest Kelas 49

(9)

ix

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1. Jumlah Persentase Siswa Berdasarkan Nilai KKM 2

Tabel 2.1. Sintaks Model Pembelajaran problem based learning 20

Tabel 3.1. Rancangan Penelitian 35

Tabel 3.2. Tabel penolong uji normalitas 39

Tabel 3.3. Makna Koefisien Korelasi 41

Tabel 4.1. Rangkuman Statistik Deskriptif Hasil Belajar Siswa 48

Tabel 4.2. Rangkuman Statistik Deskriptif Nilai Motivasi Belajar Siswa 49

Tabel 4.3. Distribusi Frekuensi dan Persentase Nilai Motivasi Belajar 50

Siswa

Tabel 4.4. Uji Normalitas Data Hasil Belajar Siswa 51

Tabel 4.5. Uji Normalitas DataMotivasi Belajar Siswa 52

Tabel 4.6. Uji Homogenitas Data Hasil Belajar Siswa 53

Tabel 4.7. Uji Homogenitas Data Motivasi Belajar Siswa 53

Tabel 4.8. Data Hasil Uji Hipotesis Peningkatan Hasil Belajar 54

Tabel 4.9. Hasil Perhitungan Uji Korelasi Motivasi Belajar Siswa 55

(10)

x

Daftar Lampiran

Halaman

Lampiran 1 Silabus 60

Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (Rpp) 61

Lampiran 3 Media PPT 82

Lampiran 4a Lembar Kerja Siswa I 86

Lampiran 4b Lembar Kerja Siswa II 88

Lampiran 5 Kisi – Kisi Instrumen Test Sebelum Validasi 94

Lampiran 6 Istrumen Test Sebelum Validasi 106

Lampiran 7 Jawaban Instrumen Test Sebelum Validasi 114

Lampiran 8 Kisi – Kisi Intrumen Test Setelah Validasi 115

Lampiran 9 Istrumen Test Setelah Validasi 122

Lampiran 10a Perhitungan Validasi Test 127

Lampiran 10b Tabel Perhitungan Validasi Intrumen Test 130

Lampiran 11a Perhitungan Reabilitas Test 131

Lampiran 11b Tabel Perhitungan Reabilitas test 132

Lampiran 12a Perhitungan Daya Pembeda Test 133

Lampiran 12b Tabel Perhitungan Daya Pembeda Test 136

Lampiran 13 Kesimpulan Hasil Kuantitatif Test 137

Lampiran 14 Surat Keterangan Validasi Isi 139

Lampiran 15 Perhitungan Uji Homogenitas Hasil belajar 142

Lampiran 16 Perhitungan Uji Normalitas Hasil belajar 144

Lampiran 17 Perhitungan Hipotesis 149

Lampiran 18 Tabulasi Data Nilai Hasil Belajar Siswa Kelas Eksperimen Dan

Kelas Kontrol 151

Lampiran 19 Perhitungan Varian,Standar Deviasi 153

Lampiran 20 Jadwal Kegiatan penelitian 155

Lampiran 21 Tabel Nilai - Nilai R-Product Moment 156

Lampiran 22 Tabel Nilai Kritis Distribusi Chi Kuadrat (X2) 157

Lampiran 23 Tabel Uji Hipotesis 158

(11)

1

BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang

Salah satu masalah yang dihadapi dunia pendidikan adalah masalah

lemahnya proses pembelajaran. Dalam proses pembelajaran anak kurang didorong

untuk mengembangkan kemampuan berfikir. Proses pembelajaran didalam kelas

diarahkan kepada kemampuan anak untuk menghafal informasi, otak anak dipaksa

untuk mengingat dan menimbun berbagai informasi tanpa dituntut untuk

memahami informasi yang diingatnya itu untuk menghubungkannya dengan

kehidupan sehari-hari. Akibatnya, ketika anak didik lulus dari sekolah, mereka

pintar secara teoritis, tetapi mereka sangat miskin aplikasi (Sanjaya,2006).

Hasil studi The Trends in International Mathematics and Science Study

(TIMSS) tahun 2011 menunjukkan bahwa rata-rata skor prestasi sains siswa

Indonesia adalah sebesar 406, mengalami penurunan dari skor tahun 2007. Skor

prestasi sains tersebut hanya mencapai Low International Benchmark. Dengan

capaian tersebut, siswa Indonesia hanya mampu mengenali sejumlah fakta dasar

tetapi belum mampu mengkomunikasikan dan mengaitkan berbagai topik sains,

apalagi menerapkan konsep-konsep yang kompleks dan abstrak. Pencapaian ini

menempatkan Indonesia pada urutan ke-64 dari 65 negara peserta (Pambudi,

2016).Sedangkan pada tahun 2015/2016 menunjukkan bahwa pada bidang sains,

pencapaian skor sains siswa Indonesia adalah 388 yang berada pada posisi ke 36

dari 49 negara peserta studi TIMSS pada Oleh karena itu perlu dicari upaya yang

sistematis guna meningkatkan efektivitas dan efisiensi pembelajaran.

Pembelajaran kimia tidak dapat dipelajari hanya melalui membaca, menulis atau

mendengarkan saja. Pembelajaran kimia diarahkan pada pendekatan saintifik

dimana keterampilan proses sains dilakukan melalui percobaan untuk

membuktikan sebuah kebenaran sehingga berdasarkan pengalaman secara

langsung membentuk konsep, prinsip, serta teori yang melandasinya.(Octaviany,

2014).

Gejala-gejala semacam ini merupakan gejala umum dari hasil proses

(12)

2

ajar yang harus dihafal, pendidikan tidak pernah diarahkan untuk membangun

dan mengembangkan karakter serta potensi yang dimiliki; dengan kata lain,

proses pendidikan tidak pernah diarahkan membentuk manusia yang cerdas,

memiliki kemampuan memecahkan masalah hidup, serta tidak diarahkan untuk

membentuk manusia yang kreatif dan inovatif. Undang-undang no.2 Tahun 2003

tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha

sadar dan terrencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran

agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki

kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak

mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyiarakat, bangsa dan

negara(Lidya,2010).

SMA Negeri 1 Pakpak Bharat merupakan salah satu sekolah menengah

atas yang berada di Kota Pakpak Bharat. Di dalam proses belajar mengajarnya,

SMA Negeri 1 Pakpak Bharat menetapkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)

untuk mata pelajaran kimia yakni 75,00. Siswa dengan nilai sama dengan atau di

atas 75,00 dinyatakan tuntas dan siswa dengan nilai di bawah 75,00 dinyatakan

belum tuntas, sehingga perlu mengikuti remedial. Berdasarkan hasil observasi dan

wawancara dengan guru mata pelajaran bidang studi kimia di sekolah tersebut,

terdapat 7 kelas X IPA pada T.P 2015/2016. Hasil belajar kimia siswa pada SMA

N 1 Pakpak Bharat ini tergolong masih rendah karena terdapat siswa yang belum

memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Hal tersebut dapat dilihat pada

tabel di bawah ini :

Tabel. 1.1. Jumlah Persentase Siswa Berdasarkan Nilai KKM

Nilai KKM

(75,00)

Tahun Pelajaran

2015/2016

>75,00 10%

75,00 14,5%

<75,00 75,5%

(13)

3

Dari data observasi dan wawancara tersebut terlihat bahwa nilai hasil

belajar kimia siswa kelas X masih perlu ditingkatkan karena dari hasil ujian

semester T.P 2015/2016 siswa yang tidak memenuhi nilai KKM lebih dari 50% .

Selain nilai kimia yang masih rendah, penggunaan media dan model pembelajaran

di SMA N 1 Pakpak Bharat juga masih minim.

Masalah pembelajaran yang terkait dengan lambatnya pemahaman siswa

terhadap konsep dan teori yang bersifat abstrak perlu diatasi. Jika hal ini

dibiarkan, efektivitas dan efisiensi pembelajaran akan rendah. Pada akhirnya hal

ini akan mengakibatkan rendahnya prestasi belajar siswa. Oleh karena itu perlu

dicari upaya yang sistematis guna meningkatkan hasil belajar siswa pada

pembelajaran.

Permasalahan tersebut dapat diatasi dengan melakukan penelitian dalam

pembelajaran kimia sehingga tidak menyajikan materi yang bersifat abstrak tetapi

juga harus melibatkan siswa secara langsung di dalam pembelajaran, salah

satunya adalah dengan menerapkan model problem based learning yang

merupakan merupakan rangkaian aktivitas pembelajaran yang menekankan

kepada proses penyelesaian masalah yang dihadapi secara ilmiah. PBL tidak

mengharapkan siswa hanya sekadar mendengarkan, mencatat, kemudian

menghafal materi, tetapi melalui PBL siswa aktif berpikir atau menginterpretasi

masalah, mencari dan mengolah data, mempresentasikan solusinya dan akhirnya

menyimpulkan (Nuryanto, 2015). Menurut Sudarman (2007), landasan PBL

adalah proses kolaborative. Pembelajar akan menyusun pengetahuan dengan cara

membangun penalaran dari semua pengetahuan yang dimilikinya dan dari semua

yang diperoleh sebagai hasil kegiatan berinteraksi dengan sesama individu. Model

pembelajaran Problem Based Learning merupakan suatu pembelajaran berbasis

masalah dengan menghadapkan siswa pada permasalahan-permasalahan prakis

sebagai pijakan dalam belajar atau dengan kata lain siswa belajar melalui

permasalahan permasalahan. Menurut Sahala dan Samad (2010), model

pembelajaran berbasis masalah merupakan suatu pembelajaran yang menuntut

aktivitas mental siswa untuk memahami suatu konsep pembelajaran melalui

(14)

4

Beberapa penelitian dengan menggunakan model Problem based learning

(PBL) telah dilakukan diantaranya: Wasonowati (2014) memaparkan bahwa hasil

belajar peserta didik pada ranah pengetahuan, sikap, dan keterampilan peserta

didik dengan model PBL dilengkapi dengan LKS dikategorikan baik dengan

persentase peserta didik yang mencapai kompetensi inti kurikulum 2013

berturut-turut adalah 78%, 81,24% dan 78,13%., hasil penelitian yang dilakukan Pratiwi

(2014) dalam pelaksanaan model pembelajaran PBL memaparkan bahwa dilihat

dari ketercapaian target pembelajaran yaitu; 76,25% peserta didik memiliki

aktivitas belajar tinggi; 81,25% peserta didik mencapai KKM materi reaksi

redoks; dan 90,63% peserta didik memiliki sikap sangat baik melalui penilaian

angket serta 82,29% peserta didik memiliki sikap baik melalui penilaian

observasi., hasil penelitian yang dilakukan oleh Kusnadi (2013) memaparkan

bahwa hasil belajar peserta didik pembelajaran kimia dengan PBL menggunakan

laboratorium real dan virtual ditinjau dari kemampuan matematik dan kemampuan

berpikir abstrak siswa berturut-turut Kognitif 70,8 dan 73,9 dan Afektif 72 dan

75. Dan hasil penelitian yang dilakukan Danial (2010) menunjukkan bahwa

mahasiswa yang dibelajarkan melalui strategi PBL memiliki peningkatan skor

rata-rata keterampilan metakognisi sebesar 39,75 lebih tinggi dari pada mahasiswa

yang dibelajarkan melalui strategi kooperatif konvensional yaitu sebesar 30,30.

Selain model pembelajaran aktif, penggunaan media juga sangat

membantu siswa dalam menerima materi pelajaran. Salah satu media yang sering

digunakan adalah media power point. Media Power Point adalah sebuah program

komputer untuk presentasi yang dikembangkan oleh Microsoft. Aplikasi ini sangat

banyak digunakan apalagi oleh kalangan perkantoran, para pendidik, siswa, dan

petugas kesehatan dan trainer (Musyahid, A., 2008). Power point merupakan

suatu media yang sering digunakan guru dalam proses pembelajaran. Power point

dapat digunakan untuk menunjukkan suatu objek yang kelihatan abstrak

seolah-olah ada, sehingga dengan media ini siswa tidak akan kebingungan ketika

mempelajari suatu materi yang sifatnya abstrak. Disamping itu power point juga

memiliki daya tarik tersendiri yaitu dengan adanya animasi yang dapat menarik

(15)

5

bahwa pembelajaran dengan metode problem posing dilengkapi media power

point dapat meningkatkan prestasi belajar siswa dalam aspek kognitif dan afektif.

Untuk penilaian aspek kognitif, ketuntasan belajar siswa meningkat dari 37,14%

menjadi 71,43%. Sedangkan untuk penilaian Aspek afektif menghasilkan capaian

indikator yang meningkat dari 67,91% menjadi 72,83%.

Salah satu contohnya materi kimia adalah struktur atom. Pokok bahasan

struktur atom pada mata pelajaran kimia merupakan materi yang dianggap sulit

bagi siswa. Materi ini bersifat abstrak, dimana siswa dituntut untuk memahami

terjadinya struktur atom tanpa melihat adanya peristiwa terbentuknya atom secara

nyata. Materi struktur atom memiliki pokok bahasan yang cukup banyak dengan

pemahaman bertingkat, dimana dalam mempelajari konsep ini siswa terlebih

dahulu harus memahami tentang teori perkembangan atom. Penyebab materi

struktur atom menjadi sulit dipahami karena siswa hanya mendengar ceramah

guru, sehingga siswa cenderung pasif dalam proses pembelajaran. Kebanyakan

konsep-konsep dalam ilmu kimia maupun materi kimia secara keseluruhan

merupakan konsep atau materi yang bersifat abstrak dan kompleks, padahal siswa

dituntut memahami konsep tersebut secara benar dan mendalam. Salah satunya

yaitu kurangnya pengetahuan siswa terhadap aplikasi dari materi struktur atom

dalam kehidupan sehari-hari (Serfanda 2015).

Penelitian ini diharapkan mampu meningkatkan hasil belajar siswa, karena

dengan penggunaan model problem based learning mampu memaksimalkan

seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan menemukan sesuatu secara

sistematis, kritis, logis, analitis sehingga mereka dapat merumuskan sendiri

penemuanya, dapat meningkatkan keterampilan berpikir kritis siswa. Selain itu

dengan model problem based learning siswa aktif berpikir atau menginterpretasi

masalah dan juga membangun penalaran.

Berdasarkan uraian di atas, penulis ingin melakukan penelitian yang berjudul:

(16)

6

1.2Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang maka masalah yang diindentifikasi antara lain :

1. Rendahnya hasil belajar kimia di SMA

2. Diperlukan model yang dapat membantu siswa untuk lebih meningkatkan

pemahaman siswa dalam belajar kimia

1.3Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka permasalahan peneliti adalah :

1. Apakah ada pengaruh media power point terhadap hasil belajar siswa yang

diajarkan menggunakan metode belajar problem based learning dengan

hasil belajar siswa yang diajarkan menggunakan metode belajar problem

based learning tanpa media power point ?

1.4Batasan Masalah

Melihat luasnya permasalahan yang dapat muncul dari penelitian ini, serta

mengingat keterbatasan waktu dan sarana penunjang lainnya maka penelitian ini

dibatasi pada :

1. Objek penelitian adalah siswa kelas X IPA semester ganjil SMA Negeri 1

Salak Pakpak Bharat T.P. 2015/2016.

2. Model pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini adalah model

pembelajaran Problem based learning.

3. Media yang digunakan adalah power point.

4. Materi yang diberikan dibatasi pada materi struktur atom.

1.5Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui Apakah ada pengaruh media power point terhadap hasil

belajar siswa yang diajarkan menggunakan metode belajar problem based

learning dengan hasil belajar siswa yang diajarkan menggunakan metode

belajar problem based learning tanpa media power point pada materi

(17)

7

1.6Manfaat Penelitian 1. Bagi Siswa

Untuk meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi ajar yang

diberikan oleh guru.

2. Bagi Guru

a. Sebagai masukan bagi guru untuk menetukan metode dalam mengajar

untuk menumbuhkan minat belajar siswa.

b. Memancing kreativitas guru untuk mendisain media pembelajaran dari

Power Point.

3. Bagi Sekolah

Hasil penelitian akan memberikan sumbangan yang berarti bagi sekolah

dan memperbaiki proses pembelajaran khususnya belajar kimia

4. Bagi guru bidang studi lain

Sebagai bahan rujukan untuk diterapakan pada bidang studi yang lain

dalam rangka meningkatkan kualitas pembelajaran.

5. Bagi peneliti

Hasil penelitian ini akan menambah wawasan, kemampuan dan

pengalaman dalam meningkatkan kompetensinya sebagai calon guru.

6. Bagi peneliti selanjutnya

Sebagai bahan pertimbangan dan perbandingan serta rujukan dalam

melakukan penelitian selanjutnya.

1.7Defenisi Operasional

Beberapa istilah yang digunakan dalam penelitian didefenisikan secara

operasional sebagai berikut:

1. Hasil belajar adalah kemampuan siswa dalam memenuhi suatu tahapan pencapaian pengalaman belajar dalam satu kompetensi dasar yang bisa berbentuk

pengetahuan.

(18)

8

3. Problem Based Learning Model Pembelajaran Berbasis masalah

berpengaruh terhadap kemampuan pemecahan masalah konseptual siswa yang

berimplikasi pada kedalaman pemahaman konsep siswa.

4. Microsoft Power Point sebuah softwere yang dibuat dan dikembangkan oleh perusahaan Microsoft, dan merupaka salah satu program yang berbasis multi

(19)

55

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka dapat diambil

kesimpulan yaitu : adanya pengaruh media power point terhadap hasil belajar

siswa yang diajarkan dengan menggunakan metode problem based learning pada

materi struktur atom di SMA Negeri 1 Salak

5.2. Saran

Berdasarkan pembahasan dan kesimpulan yang telah dikemukakan di atas

maka penulis menyarankan hal - hal berikut

1. Bagi guru dan calon guru dapat menerapkan model pembelajaran problem

based learning dengan media power point sehingga dapat mempermudah

pencapaian tujuan instruksional dan dapat meningkatkan hasil belajar

khususnya pada mata pelajaran kimia.

2. Mahasiswa yang lain dapat mengadakan penelitian lanjutan tentang model

pembelajaran problem based learning dan diharapkan menggunakan dua

kelas dengan sekolah yang berbeda sebagai studi pembandingan untuk

mendapatkan hasil yang lebih baik dan perbedaan peningkatan hasil belajar

yang lebih signifikan dan juga dengan media yang berbeda.

3. Untuk kesempurnaan penelitian ini, disarankan mengadakan penelitian

lanjutan dengan melibatkan variabel-variabel afektif lainnya, seperti gaya

belajar, intelegensia, kinerja ilmiah, maupun variabel-variabel afektif lainnya.

4. Bagi peneliti selanjutnya yang ingin meneliti lebih lanjut mengenai model

pembelajaran problem based learning dengan media power point, sebaiknya

memperhatikan kelemahan - kelemahan dalam menerapkan model dan media

(20)

ii

RIWAYAT HIDUP

Ida Safitri Manik dilahirkan di Singgabur pada tanggal 08 Juni 1993. Ayah

bernama Osmar Manik S.Pd dan Ibu bernama Nurbaiti Berutu A.Md.Keb, dan

merupakan anak ke 5 dari 6 bersaudara. Pada tahun 1999 penulis masuk TK

Persada Singgabur. Pada tahun 2000 penulis masuk SD Negeri 034815 Singgabur

Pakpak Bharat dan lulus pada tahun 2006. Pada tahun 2006 penulis melanjutkan

sekolah di SMP Negeri I Singgabur Pakpak Bharat dan lulus pada tahun 2009.

Pada tahun 2009 penulis melanjutkan sekolahnya di SMA Negeri I Salak Pakpak

Bharat dan lulus pada tahun 2012. Tahun 2012 penulis diterima di Program Studi

Pendidikan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas

Gambar

Gambar 3.1. Skema Prosedur Penelitian
Tabel. 1.1. Jumlah Persentase Siswa Berdasarkan Nilai KKM

Referensi

Dokumen terkait

College Student Journal; September 2009; 43, 3; Proquest Education Journals, pg.. Circumplex Structure of Holland's RIASEC Interests Across Gender

dari nilai PDRB Kabupaten Cirebon dan PDRB Provinsi Jawa Barat. Sedangkan periode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah dari. tahun 2005 sampai dengan tahun

Kita dapat menunggang “kuda” yang berasal dari orang lain atau lembaga lain untuk menemukan pintu. Orang tua, mertua, atasan, almamater, kantor tempat Anda bekerja, pasangan

2014, Potensi Pendapatan Parkir Di Kota Salatiga, Universitas Katolik Soegijapranata dalam e- journal.. Peranan Retribusi Parkir Dalam

This process is called estimation , and the statistic we used (the sample mean) is called an estimator.. Using the sample mean to estimate µ is so obvious that it is hard to imagine

Semakin tinggi konsentrasi Span 80 yang digunakan pada emulsi ganda maka volume. sedimentasi karena sentrifugasi yang dihasilkan

Pemerintah dalam hal ini Kementerian Komunikasi dan Informatika (KOMINFO) telah menyadari permasalahan ketersediaan jaringan telekomunikasi di luar pulau Jawa,

[r]