• Tidak ada hasil yang ditemukan

Stabilitas Fisik Emulsi Ganda Virgin Coc

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Stabilitas Fisik Emulsi Ganda Virgin Coc"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

STABILITAS FISIK EMULSI GANDA

VIRGIN COCONUT

OIL

(VCO) MENGGUNAKAN EMULGATOR SPAN 80 DAN TWEEN 40

Yandi Syukri, Freftina Sari dan Siti Zahliyatul

Jurusan Farmasi FMIPA Universitas Islam Indonesia

Korespondensi : yandisyukri@fmipa.uii.ac.id

ABSTRACT

Virgin Coconut Oil

is pure coconut oil produced biotechnology with low temperature or

without heating. It has a lot advantages in health.

Virgin Coconut Oil

that circulates in the market

has unpleasant taste and appearance. Therefore, it need to be formulated in water in oil in water

(W/O/W) multiple emulsion. The aimed of this research is to find out the influence of

emulsifier toward physical stability of emulsion. Multiple emulsion w/o/w is made in Span 80

with variation concentration (20%, 15%, 10%) and Tween 40. In order to know the physical stability

of emulsion w/o/w should be carried out globule size, homogeneity, sedimentation volume (in

room temperature, 40°C and centrifugation), viscosity test for 4 weeks storage and respondent

test should carried out. The result of the research showed that

Virgin Coconut Oil

(w/o/w) multiple

emulsion was succeed to formed, sedimentation volume and creaming volume when storage in

room temperature, 40°C and centrifugation along 4 weeks storage was increase while viscosity

was slowly decrease along with the age of formulation. Variation of mix emulsifier between

Span 80 with variation concentration (20%, 15%, 10%) at tween 40 in making multiple emulsion

w/o/w influential the physical stability multiple emulsion w/o/w. More higher Span 80 used so

sedimentation volume (in room temperature, 40°C and centrifugation) progressively lower,

while viscosity excelsior.

Virgin Coconut Oil

emulsions formulation more be likely by

consumer.

Keyword:

Virgin Coconut Oil,

multiple emulsions w/o/w, physical stability, Span 80, Tween 40

PENDAHULUAN

Virgin Coconut Oil merupakan minyak kelapa murni yang terbuat dari daging kelapa segar

yang diolah dalam suhu rendah atau tanpa melalui pemanasan, sehingga kandungan yang penting

dalam minyak tetap dapat dipertahankan. Minyak tersebut memiliki kandungan asam laurat sebagai

lemak jenuh dengan kadar yang sangat tinggi (50,5%). Asam lemak ini mudah diserap oleh tubuh karena

ukuran molekulnya tidak terlalu besar seperti pada asam lemak rantai panjang(Anonim, 2006). Kandungan

minyak ini memberikan banyak manfaat bagi kesehatan diantaranya radang tenggorkan, infeksi dan

memperbaiki proses metabolisme tubuh (Anonim, 2005).

Virgin Coconut Oiltelah banyak diproduksi dan beredar dipasaran dalam bentuk sediaan sirup,

namun sediaan yang ada memberikan aroma yang tidak baik dan rasa yang tidak menyenangkan.

Sementara itu penggunaan Virgin Coconut Oil adalah secara peroral. As-Sajdah (2006) telah

melakukan studi tentang formulasi awal Virgin Coconut Oildalam bentuk sirup emulsi tunggal minyak

dalam air dengan memodifikasiHidrophilik-lipophilik Balance(HLB) dalam 3 formula yaitu HLB 10, 11 dan 12

dengan menggunakan emulgator Span 60 dan Tween 80, namun emulsi yang dihasilkan masih belum stabil.

Untuk itu dicoba dikembangkan menjadi sediaan sirup emulsi ganda a/m/a Virgin Coconut Oil dengan

harapan bisa dihasilkan emulsi yang lebih stabil, memberikan bau, rasa yang lebih menyenangkan,

(2)

Bahan obat yang mempunyai rasa dan susunan yang tidak menyenangkan dapat dibuat lebih

enak pada pemberian oral bila diformulasikan menjadi emulsi. Selain itu penggunaan emulsi yang diberikan

secara oral mempunyai keunggulan dibandingkan dengan bentuk sediaan oral yang lain, yaitu dalam hal

absorbsi danbioavailability(Ansel dkk., 1999).

Emulsi oral bisa bertipe tunggal: minyak dalam air (m/a) atau air dalam minyak (a/m) dan emulsi

ganda: air dalam minyak dalam air (a/m/a) atau minyak dalam air dalam minyak (m/a/m). Emulsi ganda

a/m/a lebih banyak digunakan dalam sediaan farmasi daripada m/a/m. Emulsi ganda biasanya stabil bila

menggunakan kombinasi surfaktan hidrofilik dan surfaktan hidrofobik. Perbandingan jumlah surfaktan

yang digunakan sangat penting untuk mencapai emulsi ganda yang stabil. Stabilitas emulsi ganda dapat

dilihat dari bermacammacam uji stabilitas fisik serta uji responden yang meliputi rasa, bau dan

penampilan.

Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan formulasi sediaan Virgin Coconut Oildalam bentuk

sediaan emulsi ganda yang stabil dan disenangi oleh konsumen dengan menggunakan emulgator Span

80 dan Tween 40.

METODE PENELITIAN

Bahan

Bahan utama adalahVirgin Coconut Oil(diperoleh dari PT. Patria Wiyata VICO, Yogyakarta) dan

sebagai bahan tambahan adalah Span 80, Tween 40, sakarin, aroma jeruk, pewarna orange FDC dan

aquadest yang semuanya berkualitas farmasi.

Alat

Alat yang digunakan adalah alat-alat gelas dan biuret (Pyrex), timbangan elektrik (Dragon 204),

homogenizer, magnetic stirrer(Heidolph MR 3001 K), viscometer stormer, alat sentrifugator (Himac CT 4

D Hitachi),stopwatch, polarized light microscopeyang dilengkapi 3CCD kamera dan komputer (Olympus

DP12).

Jalannya Penelitian

FormulaVirgin Coconut Oilyang digunakan dalam penelitian dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel I. FormulaVirgin coconut Oil

Bahan Formula I Formula II Formula III

Virgin Coconut Oil(g) 46,00 46,00 46,00

Tween 40 (g) 0,10 0,10 0,10

(3)

Pembuatan Emulsi

Emulsi a/m primer dibuat dengan caraVirgin coconut oil ditambah dengan Span 80 (20%, 15%,

10%) kemudian diaduk sampai homogen. Ditambahkan sebagian air (1/3 bagian) kedalamnya sedikit

demi sedikit dan putar dengan magnetik mixer (1000 rpm) selama 15 menit. Pengadukan dilakukan dalam

kecepatan tinggi untuk menghasilkan tetesan yang sangat kecil.Emulsi a/m primer diemulsikan kembali

dengan metode titrasi dalam sisaair yang mengandung Tween 40 0,1%, sakarin, pewarna orange dan

perasajeruk kemudian putar dengan stirrer (600 rpm) sampai terbentukmultipleglobule(Anonim, 2003).

Uji Stabilitas Fisik

Data berbagai stabilitas fisik emulsi dapat diperoleh dari pengamatan terhadap:

a.

Tetesan emulsi yang ditetapkan dengan mengambilphotomicrographsdari sampel emulsi.

b.

Homogenitas, pengamatan dilakukan secara visual.

c.

Volume Pemisahan

Setelah emulsi dibuat, dimasukkan dalam tabung berskala kemudian disimpan dalam suhu

kamar dan dalam suhu 40°C. Diukur volume pemisahan fase pada suhu kamar dan pada suhu 40°C

seminggu sekali selama 4 minggu penyimpanan, berikut dihitung volume pemisahannya.

d.

Pemisahan karena sentrifugasi

Emulsi dimasukkan ke dalam tabung berskala kemudian diputar dengan alat sentrifugasi dengan

kecepatan 2500 rpm dalam waktu 15 menit. Setelah alat sentrifugasi dimatikan, emulsi diamati dan dicatat

pemisahannya. Hal ini dilakukan setiap satu minggu sekali selama 4 minggu.

f. Viskositas

Emulsi yang telah dibuat diukur viskositasnya dengan menggunakan viscometer.

g. Uji responden

Dilakukan dengan mencobakan emulsi yang telah dibuat kepada 20 orang responden dan

kemudian responden diminta untuk mengisi kuisioner yang isinya meliputi rasa, aroma dan penampilan

emulsi yang dibuat.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Tetesan Emulsi

Gambar hasil pemeriksaan mikroskop emulsi ganda a/m/a Virgin Coconut Oil pada berbagai

(4)

(a) (b) (c)

Gambar 1. Hasil pemeriksaan mikroskop emulsi ganda a/m/a Virgin Coconut Oil (a) Formula I (Span

20%) (b) Formula II (Span 15%) (c) Formula III(Span 10%) pada minggu ke-0 penyimpanan

pada suhu kamar

Dari hasil pemeriksaan emulsi menggunakan photomicrographs menunjukkan terbentuknya

emulsi ganda a/m/a yaitu adanya tetesan air yang dilingkupi oleh minyak dan terdispersi dalam fase

kontinyu air. Dari hasil pemeriksaan tersebut menunjukkan bahwa semakin lama waktu penyimpanan

jumlah tetesan fase air dalam semakin kecil. Hal ini disebabkan karena adanya perpindahan fase air

dalam menuju ke fase kontinyu luar sehingga jumlah tetesanair dalam semakin kecil. Semakin lama waktu

penyimpanan, tetesan emulsi yang terbentuk semakin besar. Hal ini disebabkan karena terjadinya

penggabungan butiran tetesan yang sejenis.

Homogenitas

Gambar emulsi ganda a/m/a Virgin Coconut Oiluntuk uji homogenitas pada berbagai variasi

konsentrasi Span 80 pada minggu ke-0 dapat diamati pada gambar 2 berikut ini:

Gambar 2.Emulsi ganda a/m/aVirgin Coconut Oilyang digunakan untuk uji homogenitas pada berbagai

variasi konsentrasi Span 80 pada minggu ke-0.

Emulsi ganda a/m/aVirgin Coconut Oilyang terbentuk menunjukkan susunan yang homogen

(5)

Pemisahan pada suhu Kamar

Hasil dari perhitungan volume sedimentasi dapat diamati pada tabel II berikut :

Tabel II.Nilai volume sedimentasi emulsi ganda a/m/aVirgin Coconut Oilyang digunakan untuk melakukan uji

pemisahan pada suhu kamar selama 4 minggu penyimpanan pada berbagai variasi

konsentrasi Span 80 dan Tween 40 0,1% (n=5)

Penyimpanan

Minggu ke-3 0,283 + 0,004 0,311 + 0,002 0,374 + 0,004

Minggu ke-4 0,302 + 0,002 0,342 + 0,0 10 0,420 + 0,003

Dari tabel di atas menunjukkan bahwa mulai minggu ke-0 sampai minggu ke-4 emulsi ganda

a/m/a menunjukkan terjadinya pemisahan atau volume sedimentasi yang terus mengalami peningkatan

seiring dengan bertambahnya umur sediaan. Perbedaan penggunaan konsentrasi Span 80 pada Tween 40

0,1% berpengaruh pada peningkatan terjadinya pemisahan atau volume sedimentasi emulsi ganda selama

penyimpanan.

Apabila semakin kecil konsentrasi Span 80 yang digunakan maka kemampuannya untuk

membentuk lapisan film pada fase minyak semakin berkurang, sehingga menyebabkan mudah pecahnya

lapisan minyak dan terjadi kehilangan tetesan air internal menuju ke fase kontinyu air luar. Hal ini

mengakibatkan volume sedimentasi yang terjadi semakin besar pada emulsi dengan konsentrasi Span

80 yang kecil. Pada emulsi ganda a/m/a dengan konsentrasi Span 80 kecil (10%) koalesen antara

tetesan dalam dan ganda, meningkat seiring dengan hilangnya tetesan dalam menuju fase kontinyu air

luaryang menghasilkan pemisahan fase dalam waktu yang singkat. Volume sedimentasi terbesar

dimiliki oleh emulsi dengan konsentrasi Span 80 10% yang kemudian menurun diikuti oleh Span 80

konsentrasi 15% dan 20%.

Pemisahan pada Suhu 40°C

Nilai volume sedimentasi pada suhu 40°C emulsi ganda a/m/a Virgin Coconut Oil selama 4

minggu penyimpanan dapat dilihat pada tabel III berikut ini:

Tabel III.Nilai volume sedimentasi pada suhu 40°C emulsi ganda a/m/aVirgin Coconut Oilselama 4

minggu penyimpanan (n=5)

Minggu ke-1 0,239 + 0,002 0,280 + 0,003 0,392 + 0,002

Minggu ke-2 0,259 + 0,002 0,306 + 0,011 0,411 + 0,002

Minggu ke-3 0,287 + 0,004 0,350 +0,004 0,416 + 0,002

(6)

Dari tabel diatas menunjukkan bahwa semakin tinggi konsentrasi Span 80 yang digunakan pada

emulsi maka volume sedimentasi yang dihasilkan semakin kecil. Apabila semakin tinggi konsentrasi Span

80 yang digunakan dalam suatu emulsi maka kemampuan dalam membentuk lapisan film pelindung juga

akan semakin besar sehingga dapat memperkecil terjadinya pemisahan fase. Konsentrasi Span 80

yang tinggi juga dapat menurunkan tegangan antarmuka yang mampu menahan terjadinya

penggabungan butiran tetesan yang sejenis dan mencegah migrasi fase air dalam kearah fase kontinyu air

luar sehingga stabilitasemulsi menjadi lebih baik. Volume sedimentasi terkecil dimiliki oleh emulsi

ganda dengan konsentrasi Span 80 20% kemudian meningkat pada konsentrasi Span 80 15% dan 10%.

Peningkatan umur sediaan juga mempengaruhi terjadinya volume sedimentasi. Semakin lama

umur suatu emulsi maka emulsi semakin tidak stabil apalagi jika berada dibawah kondisi stress. Semakin

lama waktu penyimpanan emulsi ganda a/m/a maka volume sedimentasi yang dihasilkan juga semakin

meningkat. Kenaikan suhu akan meningkatkan energi kinetis dari tetesan-tetesan, sehingga memudahkan

penggabungannya dan menyebabkan pecahnya emulsi karena aggregasi dan pengumpulan bola-bola

ataupun emulsi menjadi lebih stabil pada suhu yang ditingkatkan karena kenaikan gerakan Brown.

Sentrifugasi

Hasil uji pemisahan karena sentrifugasi dapat dilihat pada tabel VI berikut ini:

Tabel VI. Nilai volume sedimentasi karena sentrifugasi emulsi ganda a/m/a Virgin Coconut Oil dengan

berbagai variasi konsentrasi Span 80 selama 4 minggu penyimpanan (n=5)

Penyimpanan

Minggu ke-2 0,282 + 0,004 0,336 + 0,005 0,422 + 0,004

Minggu ke-3 0,288 + 0,004 0,346 + 0,005 0,428 + 0,007

Minggu ke-4 0,302 + 0,004 0,358 + 0,004 0,432 + 0,010

Dari tabel di atas menunjukkan bahwa mulai minggu ke-0 sampai minggu ke-4 emulsi ganda

a/m/a menunjukkan terjadinya pemisahan atau volume sedimentasi yang terus mengalami peningkatan

seiring dengan bertambahnya umur sediaan. Perbedaan penggunaan konsentrasi Span 80 pada Tween 40

0,1% berpengaruh pada peningkatan terjadinya pemisahan atau volume sedimentasi emulsi ganda selama

penyimpanan. Semakin tinggi konsentrasi Span 80 yang digunakan pada emulsi ganda maka volume

sedimentasi karena sentrifugasi yang dihasilkan semakin kecil. Pada formula I (Span 80 20%) terjadi

(7)

waktu penyimpanan, kerusakan emulsi semakin meningkat sehingga volume sedimentasinya juga

semakin besar.

Viskositas

Hasil viskositas emulsi selama 4 minggu penyimpanan dapat dilihat pada tabel VII berikut ini:

Tabel VII.Hasil uji viskositas emulsi ganda a/m/aVirgin Coconut Oilpada berbagai konsentrasi

Span 80 selama 4 minggu penyimpanan (n=5)

Penyimpanan

Minggu ke-0 0,1352 + 0,0149 0,1092 + 0,0131 0,0895 + 0,0057

Minggu ke-1 0,12 12 + 0,0068 0,083 8 + 0,0045 0,0778 + 0,0055

Minggu ke-2 0,1154 + 0,0245 0,08 16 + 0,0084 0,0766 + 0,0045

Minggu ke-3 0,0886 + 0,0077 0,0708 + 0,0195 0,0440 + 0,0067

Minggu ke-4 0,0748 + 0,0141 0,0588 + 0,0117 0,0404 + 0,0033

Dari tabel diatas menunjukkan bahwa pada ketiga formula terjadi penurunan viskositas

selama 4 minggu penyimpanan. Viskositas semakin menurun seiring dengan lama penyimpanan, hal ini

disebabkan karena penurunan viskositas berhubungan dengan pemisahan fase. Pemisahan emulsi

secara sempurna terjadi karena pembentukan tetesan yang lebih besar dengan penggabungan dari

tetesan yang kecil.

Molekul-molekul yang secara normal tidak beraturan mulai menyusun sumbu yang panjang

dalam arah aliran. Beberapa dari pelarut dapat lepas, sehingga menyebabkan penurunan konsentrasi

efektif dan penurunan ukuran molekul-molekul yang terdispers. Peningkatan suhu juga dapat menurunkan

viskositas (Martin, 1993). Hal tersebut dapat menyebabkan penurunan viskositasemulsi. Sedangkan

viskositas menjadi naik akibat terjadinya ikatan Van der waals antar molekul emulsi seiring bertambahnya

waktu penyimpanan.

Viskositas dapat mempengaruhi stabilitas fisik jika terjadi perubahan yang drastis. Jika fase dispers

kurang rapat dibandingkan fase kontinyu menyebabkan creaming ke atas (Martin, 1993), yang berarti jika

viskositas turun maka molekulmolekul pada sediaan (fase dispers) menjadi kurang rapat dan dapat

menurunkan stabilitas fisiknya karena bisa menyebabkan molekul-molekul ataupun globul emulsi dapat

berpindah ke atas.

Variasi konsentrasi Span 80 yang digunakan dalam suatu emulsi berpengaruh pada viskositas.

Viskositas paling besar dimiliki oleh emulsi ganda a/m/a formula I (konsentrasi Span 80 20%). Pada

konsentrasi ini emulsi lebih stabil dengan volumecreaminglebih rendah. Hal ini disebabkan karena dengan

konsentrasi Span 80 yang tinggi maka emulgator mampu menahan terjadinya kehilangan tetesan air

dalam menuju fase kontinyu luar. Terjadinya kehilangan tetesan air dalam pada suatu emulsi dapat

menurunkan viskositas emulsi. Viskositas emulsi ganda a/m/a Virgin Coconut Oil dipengaruhi oleh

volume emulsi a/m primer. Difusi air dari fase air dalam ke fase kontinyu luar berpengaruh pada

(8)

Uji Responden

Hasil dari uji responden (20 orang) dapat dilihat pada tabel VIII berikut ini:

Tabel VIII.Hasil uji rasa, aroma dan penampilan emulsi ganda a/m/aVirgin Coconut Oil

Formula Rata-rata Skor

Rasa Aroma Penampilan

I (Span 20 %) 2,50 3,00 2,85

II (Span 15 %) 2,70 3,00 2,70

III (Span 10 %) 2,97 3,00 2,70

Keterangan: Nilai untuk lebih suka : 3,00

Nilai untuk kurang suka : 2,00

Nilai untuk tidak suka : 1,00

Berdasarkan tabel uji diatas dapat disimpulkan bahwa sebagian besar responden atau

masyarakat lebih menyukai rasa, aroma dan penampilan dari emulsi ganda a/m/aVirgin Coconut Oilyang

dibuat dibandingkan dengan sediaan Virgin Coconut Oil yang beredar dipasaran. Formula yang paling

disukai oleh masyarakat adalah emulsi ganda a/m/aVirgin Coconut Oildengan kadar Span 80 10% (formula

III) karena rasa Span 80 tidak terlalu terasa, walaupun penampilannya kurang baik dibandingkan

dengan formula emulsi ganda a/m/aVirgin Coconut Oildengan konsentrasi Span 80 15% (formula II) dan

Span 80 20% (formula I). Tetapi formula yang paling baik stabilitas fisiknya adalah formula I dengan

konsentrasi Span 80 20%.

KESIMPULAN

Emulsi ganda a/m/aVirgin Coconut Oilberhasil terbentuk, volume sedimentasi pada suhu kamar,

suhu 40°C dan sentrifugasi selama 4 minggu penyimpanan semakin tinggi sedangkan viskositas menurun

perlahan-lahan seiring dengan bertambahnya umur sediaan. Perbedaan konsentrasi Span 80 (20%, 15%,

10%) pada Tween 40 0,1% sebagai emulgator berpengaruh pada stabilitas fisik emulsi ganda a/m/a

Virgin Coconut Oil.Semakin tinggikonsentrasi Span 80 yang digunakan maka volume sedimentasi (pada

suhu kamar, suhu 40°C dan sentrifugasi) semakin rendah, sedangkan viskositas semakin tinggi. Serta

menjadikanVirgin Coconut Oilyang diformulasikan lebih disukai dan diminati oleh masyarakat.

SARAN

(9)

41

DAFTAR PUSTAKA

Als, S., Sjoblom, J., 2001.Encyclopedic Handbook of Emulsion Technology,Marcel Dekker,

USA, 377-405.

Anonim, 2003,Rheology and Stability of Water-in-Oil-in-Water Multiple Emulsions Containing

Span 83 and Tween 80, available athttp://www.published.org(diakses 8 Agustus 2006).

Anonim, 2005, Virgin Coconut Oil Peredam Sakit karena HIV, available at

http://www.FisikaLIPIkimia.net(diakses 12 Juli 2006).

Anonim, 2006, Virgin Coconut Oil versus Papain si getah Pepaya, available at

http://FisikaLIPIkimia.net(diakses 14 Agustus 2006).

Ansel, H.C., Allen, L.V, Popovich, N.G., 1999,Pharmaceutical Dosage Form and Drug Delivery

System, 7th Ed., Lippincott Williams and Wilkins, Wolters Kluwer Company,

Philadelphia: 229-239.

As-Sajdah, L. I., 2006, Formulasi Emulsi Virgin Coconut Oil dengan Modifikasi Hidrophilik-Lipophilic

Balance, Skripsi, Jurusan Farmasi Fakultas matematika dan Ilmu Pengetahuan alam,

Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta, 1, 49-52.

Martin, A.1993,Physical Pharmacy- Physical Chemical Principles in the Pharmaceutical Sciences,

4th edn, A. Martin, Lea & Febiger

Gambar

Tabel I. Formula Virgin coconut Oil
Gambar emulsi ganda a/m/a Virgin Coconut Oil untuk uji homogenitas pada berbagai variasi
Tabel II. Nilai volume sedimentasi emulsi ganda a/m/a Virgin Coconut Oil yang digunakan untuk melakukan uji
Tabel VI. Nilai volume sedimentasi karena sentrifugasi emulsi ganda a/m/a Virgin Coconut Oil dengan
+3

Referensi

Dokumen terkait

VCO yang diperoleh diuji kadar air, bilangan asam dan bobot jenisnya kemudian dibuat sediaan emulsi dengan menggunakan gom arab 20% dan variasi konsentrasi Tween 80 yaitu 0.25, 0.5,

Stabilitas busa yang paling baik terdapat pada sabun yang mengandung VCO 30%.Pada hasil uji kekerasan sabun vitamin C dapat disimpulkam bahwa dengan semakin tinggi konsentrasi

penggunaan VCO sebagai emollient pada stabilitas dan sifat fisik sabun transparan vitamin C dengan semakin tinggi kadar VCO dalam formulasi semakin tinggi. kualitas

Gliserin juga berpengaruh terhadap stabilitas vitamin C dalam sediaan sabun yaitu semakin tinggi konsentrasi gliserin maka stabilitas vitamin C juga makin baik ditunjukkan pada

Gliserin juga berpengaruh terhadap stabilitas vitamin C dalam sediaan sabun yaitu semakin tinggi konsentrasi gliserin maka stabilitas vitamin C juga makin baik ditunjukkan pada

Semakin tinggi konsentrasi Lactobacillus acidophilus yang digunakan maka kadar air semakin kecil, distribusi ukuran partikel menjadi sempit, amilum lebih cepat

Stabilitas fisik suspensi yang paling stabil adalah formula dengan seri konsentrasi natrosol HBR 1% yang ditunjukkan dengan hasil dari uji massa jenis, volume

Semakin kecil viskositas yang dihasilkan dari proses pengadukan dan pembentukan emulsi minyak dan air dapat meningkatkan energy bebas sehingga system menjadi tidak stabil hal ini dapat