• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Keberhasilan pelaksanaan otonomi daerah di Indonesia salah satunya dipengaruhi oleh keberhasilan pemerintah daerah dalam melakukan pengelolaan aset daerah. Pelaksanaan otonomi daerah didasarkan oleh Undang Nomor 9 tahun 2015 sebagai perubahan dari Undang Nomor 12 tahun 2008, Undang 32 tahun 2004 dan Undang-Undang Nomor 22 tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah, serta didasarkan oleh Undang-Undang Nomor 33 tahun 2004 sebagai perubahan atas Undang-Undang Nomor 25 tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah.

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2008 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah, Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 17 Tahun 2007 tentang Pedoman teknis pengelolaan barang milik daerah dan Peraturan Daerah Kabupaten Boyolali Nomor 6 Tahun 2009 tentang Pengelolaan Barang Milik Daerah dijelaskan bahwa aset daerah merupakan semua harta kekayaan milik daerah baik barang berwujud maupun barang tak berwujud. Barang Daerah adalah semua barang berwujud milik daerah yang berasal dari pembelian dengan dana yang bersumber seluruhnya atau sebagian dari APBD dan atau berasal dari perolehan lainnya yang sah. Barang berwujud atau disebut dengan aktiva tetap adalah barang yang mempunyai masa manfaat lebih dari satu periode akuntansi dan digunakan untuk penyelenggaraan kegiatan pemerintah dan pelayanan publik. Aktiva tetap antara lain terdiri dari tanah, jalan dan jembatan, bangunan air, instalasi dan jaringan, gedung, mesin dan peralatan, kendaraan, mebelair dan perlengkapan serta buku-buku perpustakaan.

Ketersediaan aset tersebut, diharapkan dapat memberikan manfaat ekonomis dimasa depan bagi suatu organisasi, dalam hal ini RSUD Pandan Arang Kabupaten Boyolali. Keberadaan aset mempengaruhi kinerja RSUD

(2)

2

Pandan Arang Kabupaten Boyolali dalam menjalankan kegiatannya. Siregar (2004) menjelaskan pengelolaan aset merupakan salah satu faktor penentu kinerja organisasi sehingga dibutuhkan adanya analisis optimalisasi dalam penilaian aset, seperti inventarisasi, identifikasi, legal audit, dan penilaian yang dilaksanakan dengan baik dan akurat. Selanjutnya Hariyono (2007) menyebutkan bahwa manajemen aset merupakan proses pengelolaan aset (kekayaan) baik berwujud dan tidak berwujud yang memiliki nilai ekonomis, nilai komersial, dan nilai tukar, mampu mendorong tercapainya tujuan dari individu dan organisasi. Manajemen aset dilakukanmelalui proses manajemen

planning, organizing, leading dan controlling. Manajemen aset bertujuan

untuk mendapat keuntungan dan mengurangi biaya (cost) secara efisien dan efektif.

Penelitian tentang manajemen aset RSUD Pandan Arang Kabupaten Boyolali sampai saat ini belum pernah penulis temui. Akan tetapi beberapa penelitian tentang manajemen aset pemerintah daerah telah banyak dilakukan oleh beberapa penelitian sebelumnya. Hasil penelitian secara umum menunjukkan bahwa pengelolaan aset pemerintah daerah belum optimal sehingga perlu dilakukan penelitian untuk optimalsiasi penggunaan aset tersebut.

Mahsun (2003) menjelaskan bahwa praktek manajemen aset di Pemerintah Kota Yogyakarta belum optimal, karena pemerintah masih belum mempunyai kapasitas yang memadai untuk mengelola aset-aset yang dimiliki, terutama aset besar. Agustina (2005) juga menjelaskan bahwa tanah dan bangunan di Kabupaten Pontianak belum dimanfaatkan oleh Pemerintah Daerah menjadi sumber pendapatan asli daerah dan belum banyak digunakan untuk meningkatkan pelayanan publik (public service).

Wardhana (2005) dalam penelitiannya terkait pengelolaan aset Kota Jakarta menjelaskan adanya restruktisasi organisasi dalam pengelolaan aset melalui pembentukan Badan Pengelola dan Dewan Supervisi Aset dapat menekan anggaran biaya pengelolaan aset dan meningkatkan kinerja organisasi dalam pengelolaan aset. Selanjutnya Pakiding (2006) menyebutkan bahwa secara umum manajemen aset berpengaruh dalam optimalisasi aset tetap. Secara parsial inventarisasi dan penilaian aset

(3)

3

berpengaruh signifikan terhadap optimalsiasia aset, sedangkan varibel identifikasi dan legal audit tidak berpengaruh secara signifikan terhadap optimalisasi aset.

RSUD Pandan Arang Kabupaten Boyolali merupakan rumah sakit tipe C yang ada di Kabupaten Boyolali. Rumah sakit ini memiliki potensi untuk dikembangkan menjadi rumah sakit tipe B dengan beberapa peningkatan dan perbaikan, salah satunya optimalisasi pemanfaatan aset dalam peningkatan pelayanan publik. Aset yang dimiliki RSUD Pandan Arang Kabupaten Boyolali antara lain berupa tanah, bangunan gedung, alat kantor dan alat rumah tangga, alat–alat kedokteran, dan alat–alat laboratorium. Pelayanan kesehatan di Rumah sakit yang berkesinambungan perlu didukung dengan peralatan yang selalu dalam kondisi siap pakai serta dapat difungsikan dengan baik.

Sistem manajemen aset di RSUD Pandan Arang Kabupaten Boyolali saat ini diduga belum optimal. Beberapa alat seperti alat-alat penunjang diagnostic tidak berfungsi maksimal karena kurangnya pemeliharaan, dan masih rendahnya beberapa SDM dalam pengelolaan aset. Aset-aset yang dimiliki pada kenyataannya membuat biaya operasional dan pemeliharaan yang cukup besar, sementara kondisinya yang “idle” (tidak digunakan) menyebabkan in-efisiensi bagi pengelola.

Perbedaan penelitian ini dibandingkan dengan penelitian sebelumnya (Pakkiding, 2006, dan Nasution dkk, 2015) adalah lokasi dan waktu penelitian dimana penelitian ini dilakukan pada tahun 2016 dengan lokasi penelitian di RSUD Pandan Arang Kabupaten Boyolali. Adapun alasan dipilihnya RSUD Pandan Arang Kabupaten Boyolali sebagai lokasi penelitian karena penulis menduga manajemen aset di RSUD ini belum optimal. Atas dasar uraian di atas, penelitian ini penting untuk dilakukan. Penelitian ini difokuskan pada pengaruh manajemen aset terhadap optimalisasi pemanfaatan aset di RSUD Pandan Arang Kabupaten Boyolali.

Inventarisasi, legal audit, pemanfaatan, pengawasan dan pengendalian aset daerah berperan sangat penting dalam memberikan informasi yang cepat, tepat dan dapat dipertanggung jawabkan dalam peningkatan pelayanan kepada masyarakat . Permasalahan yang

(4)

4

dihadapi oleh RSUD Pandan Arang Kabupaten Boyolali adalah pelaksanaan manajemen aset yang meliputi prosedur penata-usahaan, inventarisasi dan identifikasi aset daerah secara fisik dan yuridis yang belum terlaksana dengan baik dan benar. Ketidaktertiban dalam pengelolaan data base aset, sehingga aset-aset yang dikelola RSUD Pandan Arang Kabupaten Boyolali cenderung tidak optimal dalam penggunaannya. Hal ini menyebabkan RSUD Pandan Arang Kabupaten Boyolali akan mengalami kesulitan untuk melaksanakan optimalisasi dan pemanfaatan aset di masa yang akan datang.

Implikasi atas pemanfaatan dari pengelolaan aset yang tidak optimal adalah tidak diperolehnya nilai yang terkandung dalam aset itu sendiri. Misalnya dari aspek ekonomi adalah tidak diperolehnya revenue yang sepadan dengan besarnya nilai aset yang dimiliki atau dengan kata lain tingkat pengembaliannya rendah.

Siregar (2004) menjelaskan manajemen aset dapat dibagi dalam lima tahapan kerja, yaitu inventarisasi, identifikasi, legal audit dan penilaian aset. Inventarisasi merupakan kegiatan untuk melakukan perhitungan, pengurusan, penyelenggaraan, pengaturan, pencatatan data dan pelaporan barang dalam pemakaian. Identifikasi adalah suatu kegiatan untuk mengelompokan dan mendefinisikan aset-aset daerah secara baik serta memberikan kode sehingga dapat diketahui secara pasti fungsi dan kegunaan serta lokasi dan bidang barang dari aset tersebut. Legal audit merupakan tindakan pengamanan atau tindakan pengendalian, penertiban dalam upaya pengurusan barang daerah secara fisik, administrasi dan tindakan hukum. Penilaian aset merupakan suatu proses kerja untuk melakukan penilaian atas aset yang dikuasai/dimiliki.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan penjelasan diatas, maka perumusan masalah dituliskan dalam pertanyaan penelitian sebagai berikut ini.

1. Apakah inventarisasi berpengaruh signifikan terhadap optimalisasi aset RSUD Pandan Arang Kabupaten Boyolali?

2. Apakah identifikasi berpengaruh signifikan terhadap optimalisasi aset RSUD Pandan Arang Kabupaten Boyolali?

(5)

5

3. Apakah legal audit berpengaruh signifikan terhadap optimalisasi aset RSUD Pandan Arang Kabupaten Boyolali?

4. Apakah penilaian a s e t berpengaruh signifikan terhadap optimalisasi aset RSUD Pandan Arang Kabupaten Boyolali?

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh manajemen aset di RSUD Pandan Arang Kabupaten Boyolali dalam optimalisasi pemanfaatan asetnya. Secara lebih rinci, tujuan penelitian dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Untuk memperoleh bukti empiris terkait pengaruh inventarisasi aset terhadap optimalisasi aset RSUD Pandan Arang Kabupaten Boyolali. 2. Untuk memperoleh bukti empiris terkait pengaruh identifikasi aset

terhadap optimalisasi aset RSUD Pandan Arang Kabupaten Boyolali. 3. Untuk memperoleh bukti empiris terkait pengaruh legal audit aset

terhadap optimalisasi aset RSUD Pandan Arang Kabupaten Boyolali. 4. Untuk memperoleh bukti empiris terkait pengaruh penilaian aset

terhadap optimalisasi aset RSUD Pandan Arang Kabupaten Boyolali.

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran dan manfaat sebagai berikut ini.

1. Bagi RSUD Pandan Arang Kabupaten Boyolali.

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan kepada RSUD Pandan Arang Pemerintah Kabupaten Boyolali dalam rangka memperbaiki dan meningkatkan pelaksanaan manajemen aset untuk optimalisasi dan pemanfaatan asetnya.

2. Bagi pengembangan teori.

Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dalam bidang ilmu pengetahuan terutama manajemen aset khususnya pengelolaan aset di RSUD.

Referensi

Dokumen terkait

Dalam pembuatan kolam limbah yang akan digunakan untuk pengolahan limbah cair hingga siap dibuang untuk land application , harus sudah direncanakan terlebih dahulu

Berdasarkan berbagai perubahan-perubahan positif yang terjadi selama proses belajar mengajar dari siklus pertama hingga siklus ketiga, maka guru dan observer

“Ya Allah ..waktu mana kami kecil2..ayah kami mandikan kami dgn penuh kasih sayang dgn penuh kelembutan…jadi kami mandikan jenazah ayah kami ini maka Kau ampunkan dosanya

Bagaimanakah pengaruh merek dan kualitas produk pewangi dan pelembut pakaian merek Molto Ultra Sekali Bilas secara simultan terhadap keputusan

Dengan demikian, Sastra *HQGLQJ pada esensinya adalah karya akademik yang banyak mengandung simbol GDQ DOHJRULV IDOVD¿ \DQJ NHGDODPDQQ\D menunjukkan ketajaman analisis Sultan

231 MENTENG DALAM TEBET JAKARTA SELATAN, TELP.

Berdasarkan hasil analisis data dan pengujian hipotesis yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh multimedia interaktif dalam model pembelajaran

Sebagai ilm pengetahuan yang umum, dan bukan merupakan ilmu pengetahuan yang khusus, maka dalam sosiologi mempelajari gejala umum yang ada pada interaksi manusia... OBYEK