• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KANGKUNG DARAT WAKTU PEMBERIAN AIR A B S T R A K

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KANGKUNG DARAT WAKTU PEMBERIAN AIR A B S T R A K"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KANGKUNG DARAT

(Ipomaea reptans poir) BERDASARKAN INTERVAL WAKTU PEMBERIAN AIR

Gustam 1, Nikmah Musa 2, Wawan Pembengo 2 A B S T R A K

Penelitian ini dilaksanakan Di Kelurahan Wongkaditi Barat, Kecamatan Kota Utara Kota Gorontalo pada bulan Maret sampai April 2014, bertujuan untuk mengetahui pengaruh interval waktu pemberian air pada tanaman kangkung darat. Metode penelitian ini disusun berdasarkan rancangan acak lengkap (RAL) dengan satu faktor yaitu interval waktu pemberian Air yang terdiri dari lima taraf. Taraf 1 Pemberian air satu hari sekali, taraf 2 pemberian air dua hari sekali, taraf 3 pemberian air tiga hari sekali, taraf 4 pemberian air empat hari sekali, taraf 5 pemberian air lima hari sekali. Setiap perlakuan di ulang 10 kali sebagai kelompok sehingga terdapat 50 sampel. Parameter yang diamati adalah tinggi tanaman, jumlah daun, berat basah, dan berat akar. Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat pengaruh interval waktu pemberian air terhadap pertumbuhan tinggi tanaman jumlah daun berat basah dan berat akar dan hasil tanaman kangkung darat. Waktu pemberian air 2 hari sekali, memberikan hasil terbaik terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman kangkung darat dari segi waktu, tenaga, dan air.

Kata Kunci: Kangkung Darat, dan Interval Pemberian Air PENDAHULUAN

Tanaman kangkung (ipomoeae reptans) merupakan salah satu komoditas hortikultura yang banyak di tanam oleh petani dengan skala kecil maupun besar untuk memenuhi kebutuhan konsumen. Pertumbuhan ekonomi masyarakat sangat ditentukan oleh upaya peningkatan produktikfitas komuditas pertanian. Komuditas sayuran sangat penting dibudidayakan di Indonesia karena merupakan komuditas yang memiliki potensi unggul sebagai bahan makanandalam memenuhi gizi masyarakat serta meningkatkan pendapatan masyarakat.

Komuditas sayuran semakin penting karena berkenaan pula dengan kecenderungan permintaan yang semakin tinggi setiap tahun, seiring dengan pertumbuhan jumlah penduduk di Indonesia. Komuditas sayuran sangat penting dalam peningkatan kesejahteraan rakyat dan perbaikan pendapatan petani jika dilakukan melalui budaya dan teknik yang baik (Darwis dan Muslim, 2013).

Kangkung yang banyak dikomsumsi masyarakat terdiri atas 2 jenis yaitu kangkung air dan kangkung darat. Kangkung air merupakan jenis kangkung yang tumbuh di air dan sangat mudah perawatannya karena tanaman ini sejenis perdu yang dapat tumbuh dengan baik di air. Tapi jenis kangkung darat memerlukan perhatian penting dalam perawatannya terutama dalam segi teknik budidaya perawatan dan pertubuhan sehingga meningkatkan produksi pertanian. Hal ini sejalan dengan penjelasan Nurmas dan Fitria (2011), bahwa pertumbuhan tanaman tergantung pada perawatan dan banyaknya unsur hara yang diberikan sehingga meningkatkan produksi.

Kebutuhan air untuk setiap tanaman berbeda-beda. Ada tanaman yang banyak memerlukan banyak, cukup/ sedikit air, misalnya kangkung air, genjer dan selada air

(3)

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Pakaya (2013) terhadap tanaman caisin, bahwa interval waktu pemberian air memberikan 2 fase yaitu fase vegetatif dan fase generatif. Pada fase vegetatif (tinggi tanaman dan jumlah daun) memberikan hasil yang sama yaitu siram setiap hari dan siram 2 hari sekali adalah yang tertinggi rataannya yaitu 3.66 cm, sedangkan pada fase generatif hasil terbaik untuk pemberian air setiap hari sama dengan 4 hari sekali adalah yang tertinggi rataannya yaitu 9.39 cm.

Berdasarkan uraian diatas, maka telah dilakukan penelitian tentang pertumbuhan dan hasil tanaman kangkung darat terutama proses pemberian air sesuai dengan kebutuhan pertumbuhan kangkung darat. Penelitian ini sangat penting pula untuk meningkatkan produktifitas tanaman kangkung darat untuk menambah pendapatan ekonomi masyarakat, maka dari itu perlu dilakukan penelitian Pertumbuhan Dan Hasil Tanaman Kangkung Darat Berdasarkan Interval Waktu Pemberian Air.

METODOLOGI PENELITIAN

Lokasi penelitian di Kelurahan Wongkaditi Barat Kecamatan Kota Utara Kota Gorontalo dan dimulai pada bulan Maret2014 sampai April 2014.

Bagian rancangan percobaan yang di gunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL)yang terdiri 5 perlakuan dan 10 ulangan. Sehingga total perlakuan sebanyak 50 media tanam. Setiap polybag ditanami 2 buah benih.

P1= Pemberian air setiap hari

P2= Pemberian air rentang waktu 1 hari P3= Pemberian air rentang waktu 2 hari P4 = Pemberian air rentang waktu 3 hari P5= Pemberian air rentang waktu 4 hari

Penelitian ini akan dianalisis menggunakan ANOVA (Analysis of Variance) jika F dihitung lebih besar dari F Tabel 5% maka dilakukan uji lanjut BNT 5%.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Tinggi Tanaman

Berdasarkan hasil analisis sidik ragam menunjukan bahwa perlakuan interval waktu pemberian air pada kangkung darat tidak berpengaruh nyata pada tinggi tanaman umur 2 MST, tetapi berpengaruh nyata pada tinggi tanaman umur 3 MST, 4 MST, dan 5 MST. Hal ini disebabkan karena selama siklus hidup tanaman, mulai dari perkecambahan sampai panen selalu membutuhkan air. Tidak satupun proses kehidupan tanaman yang dapat bebas dari air. Besarnya kebutuhan air setiap fase pertumbuhan selama siklus hidupnya tidak sama. Hal ini berhubungan langsung dengan proses fisiologis, morfologis dan kombinasi kedua faktor di atas dengan faktor-faktor lingkungan.

Menurut Gardner et al (1991), air seringkali membatasi pertumbuhan dan perkembangan tanaman budidaya. Respon tanaman terhadap kekurangan air itu relatif terhadap aktifitas metaboliknya, morfologinya, tingkat pertimbuhannya dan potensial hasil panennya.

(4)

Tabel 1. Rata-rata tinggi tanaman berdasarkan perlakuan interval waktu pemberian air Perlakuan Rataan Tinggi Tanaman (cm)

2 MST 3 MST 4 MST 5 MST

Pemberian Air Setiap Hari 21,46.tn 31,73.b 42,73.b 49,20.b Pemberian Air 2 Hari Sekali 21,78.tn 34,66.c 46,70.c 52,50.b Pemberian Air 3 Hari Sekali 21,16.tn 31,25.b 39,90.b 42,50.a Pemberian Air 4 Hari Sekali 20,46.tn 27,51.a 35,52.a 41,21.a Pemberian Air 5 Hari Sekali 20,31.tn 27,25.a 33,59.a 39,35.a

BNT 5% - 2,17 3,72 3,86

Keterangan : Angka yang di ikuti huruf yang sama menunjukan hasil yang tidak berbeda nyata pada uji lanjut BNT 5 %

Berdasarkan Tabel 1 di atas, perlakuan siram setiap hari dan 2 Hari sekali memberikan hasil yang baik dari berbagai waktu pengamatan terhadap tinggi tanaman, tetapi untuk efisiensi waktu penyiraman 2 hari sekali lebih baik dari pada perlakuan lainya. Kondisi ini disebabkan karena terpenuhinya kebutuhan air pada tanaman kangkung darat. Hal ini diketahui bahwa fungsi air itu sendiri sebagai bahan pelarut unsur hara dan juga sebagai bahan pengangkut unsur hara ke bagian-bagian tubuh tanaman, sehingga tanman dapat tumbuh dan berkembang terlihat pada fungsi tanaman. Air juga disamping itu air merupakan bahan pelarut bagi kebanyakan reaksi dalam tubuh makhluk hidup, 30% sampai 90% berat tumbuhan tersusun atas air. Tumbuhan menggunakan air pada proses fotosintesis. Mineral-mineral yang diserap oleh akar harus terlarut juga dalam air. Air juga digunakan sebagai medium enzimatis.

Kemampuan mengikat air yang lebih baik memungkinkan pula proses transport hara yang lebih baik bagi tanaman. Hara yang ada dalam tanah akan terangkut mengikuti air yang terserap oleh akar tanaman. Kemampuan atau daya hisap matrik/partikel tanah sangat jelas mempengaruhi jumlah air tersedia (Suhartono 2008).

Jumlah Daun

Hasil analisis sidik ragam menunjukan bahwa interval waktu pemberian air pada tanaman kangkung darat berpengaruh nyata terhadap jumlah daun umur 2 MST, 3 MST, 4 MST dan 5 MST. Hal ini disebabkan oleh besarnya kebutuhan air setiap fase pertumbuhan selama siklus hidupnya tidak sama. Hal ini berhubungan langsung dengan proses fisiologis, morfologis tanaman bagian daun.

Suatu tanaman yang tumbuh dengan cepat terutama terdiri dari air. Kandungan air bervariasi antara 70 dan 90%, tergantung pada umur, spesies, jaringan tertentu dan lingkungan air. Air dibutuhkan untuk bermacam-macam fungsi tanaman yaitu (1) air sebagai pelarut dan medium untuk reaksi kimia, (2) medium untuk transpor, zat pelarut organik dan anorganik (3) medium yang memberikan turgor pada sel tanaman (4) hidrasi dan netralisasi muatan pada molekul-molekul kaloid (5) bahan baku untuk fotosintesis (6) efavorasi air (transpirasi) untuk mendinginkan permukaan tanaman.

Dalam kondisi lapangan, perakaran menembus tanah yang relatif lembab sedangkan akar dan batang tumbuh tumbuh ke atmosfer yang relatif kering. Hal ini menyebabkan aliran air yang terus-menerusdari tanah melalui tumbuhan ke atmosfer sepanjang landasan energi potensial yang menurun. Setiap harinya, jumlah aliran air ini 1 sampai 10 kali jumlah air yang tertahan dalam jumlah jaringan tanaman, 10 sampai 100 kali jumlah air yang digunakan

(5)

tergangunya biosintesis dan protein dan klorofil, metabolisme sel, penurunan fotosintesis dan akhirnya menghambat pertumbuhan tanaman (Ernawati 1996).

Hal ini sejalan dengan penelitian Nurlaili (2009) menyatakan bahwa interval pemberian air memberikan hasil terbaik, karena pemenuhan kebutuhan air untuk digunakan dalam pertumbuhan berbeda dalam keadaan optimum, sehingga terjadi kesinambungan penggunaan dan pengeluaran air yang selanjutnya meransang aktifitas metabolisme yang digunakan untuk pertumbuhn bagian-bagian tanaman seperti batang akar lebih panjang dan daun lebih lebar. Semakin diperpanjng periode pemberian air terhadap tanaman, air tanah akan mempengaruhi pertumbuhan tanaman secara keseluruhan.

Tabel 2. Rata-rata jumlah daun berdasarkan perlakuan interval waktu pemberian air. Perlakuan Rataan Jumlah Daun (Helai)

2 MST 3 MST 4 MST 5 MST

Pemberian Air Setiap Hari 8,50.bc 15,50 c 27,10 c 36,30 c Pemberian Air 2 Hari Sekali 8,90.c 16,20bc 28,40 bc 37,90 bc Pemberian Air 3 Hari Sekali 8,20.bc 12,90 b 23,10 bc 30,50 b Pemberian Air 4 Hari Sekali 7,90.b 12,90 b 21,00b 28,80 ab Pemberian Air 5 Hari Sekali 7,20.ab 12,80 ab 19,60 ab 26,40 ab

BNT 5% 1,17 2,84 5,34 7,95

Keterangan : Angka yang diikuti huruf yang sama menunjukan hasil yang tidak berbeda nyata pada uji lanjut BNT 5 %

Berdasarkan Tabel 2 diatas perlakuan siram setiap hari dan 2 hari sekali memberikan hasil yang baik dari berbagai waktu pengamatan terhadap jumlah daun, tetapi untuk efisiensi waktu penyiraman 2 hari sekali lebih baik dari pada perlakuan lainya. Hal ini disebabkan karena pemenuhan kebutuhan air untuk digunakan dalam pertumbuhan berada dalam keadaan optimum sehingga terjadi kesinambungan penggunaan dan pengeluaran air yang selanjutnya dapat merangsang aktifitas bagian tanaman seperti batang akar, dan daun.

Tanaman yang kekurangan air yang tumbuh ditanah dengan tingkatan air pada pelayuan permanan biasanya akan segar kembali setelah diairi bila pelayuannya hanya sebentar. Namun daun yang tua mungkin gugur, daun baru mungkin ukurannya lebih kecil, dan di butuhkan beberapa hari untuk mencapai fotosintesis daun tingkat sebelum kekerangan air (Begg dan Turner 1976) dalam Gardner dkk (1991).

Menurut Haryanto et al (2002) menyatakan bahwa air adalah faktor pembatas tumbuh tanaman tanpa air yang cukup tanaman tumbuh kerdil layu dan bahkan mati.

Berat Basah Tanaman

Berdasarkan hasil analisis sidik ragam pada lampiran 5 menunjukan bahwa, perlakuan interval waktu pemberian air berpengaruh nyata terhadap berat basah kangkung darat. Hal ini disebabkan oleh interval waktu pemberian air 2 hari sekali mengakibatkan kelembaban tanah relatif sehingga perkembangan akar, jumlah daun dan batang tanaman optimal yang akan diikuti dengan peningkatan berat basah tanaman kangkung darat.

Menurut Suhartono (2008) bahwa interval pemberian air berpengaruh nyata terhadap rata-rata penambahan tinggi tanaman sebagai pencerminan pertumbuhan tanaman. Memungkinkan tinggi tanaman terjadi melalui pemanjangan ruas-ruas akibat membesarnya sel-sel atau bertambahnya umur tanaman.

(6)

Tabel 3. Rata-rata berat basah tanaman berdasarkan perlakukan interval waktu pemberian air (g)

Perlakuan Berat BasahTanaman (g)

Pemberian Air Setiap Hari 30,90.ab

Pemberian Air 2 Hari Sekali 40,20.b

Pemberian Air 3 Hari Sekali 25,10.a

Pemberian Air 4 Hari Sekali 23,50.a

Pemberian Air 5 Hari Sekali 18,40.a

BNT 5 % 9,64

Keterangan : Angka yang diikuti huruf yang sama menunjukan hasil yang tidak berbeda nyata pada uji lanjut BNT 5 %

Berdasarkan Tabel 3 diatas perlakuan siram setiap hari dan 2 hari sekali memberikan hasil yang baik dari berbagai waktu pengamatan terhadap berat basah tanaman, tetapi untuk efisiensi waktu penyiraman 2 hari sekali lebih baik dari pada perlakuan lainya. Hal ini disebabkan karena pemberian air 2 hari sekali diduga memberikan kontribusi hasil berat basah kangkung, dibandingkan dengan taraf lainya.

Pemberian air pada tanaman kangkung tidak sama dengan tanaman lainya karena tanaman kangkung sangat membutuhkan air yang cukup untuk proses pertumbuhanya sama halnya seperti yang dijelaskan pada pengamatan tinggi tanaman dan jumlah daun, semakin bertambah tinggi tanaman maka proses ini menetukan jumlah daun hingga ke arah berat basah tanaman.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Suhartono (2008) menyatakan bahwa rata-rata berat basah tanaman terendah terdapat pada perlakuan interval pemberian air 1 liter/4 hari, dan berat basah tanaman tertinggi terdapat pada perlakuan interval pemberian air 1 L/2 Hari. Pengaruh interval pemberian air di berbagai jenis tanah terdapat berat basah tanaman kedelai mempunyai relevansi atau menunjukan pengaruh yang sama terhadap berat kering tanaman.

Pemberian air dengan pemberian setiap hari memberikan pertumbuhan dan hasil terbaik walaupun pada fase vegetatif pemberian air 2 hari sekali sama dengan setiap hari tetapi lebih efisien jika disiram 2 hari sekali (Pakaya, 2013).

Berat Akar

Berdasarkan hasil analisis sidik ragam menunjukan bahwa, perlakuan interval waktu pemberian air berpengaruh nyata terhadap berat akar tanaman kangkung darat. Hal ini disebabkan pemberian air dapat meningkatkan perkembangan akar sehingga berat akar tanaman kangkung relatif besar, pemberian air berhubungan dengan proses pembelahan dan pemanjangan sel sehingga kekurangan air dapat menurunkan jumlah dan berat akar kangkung darat.

Tanaman kangkung darat yang ditanam dalam polybag mempunyai respon yang berbeda terhadap kekurangan air dari pada tanaman yang ditanam dalam kondisi lapangan, tanaman yang ditanam dengan volume yang sedikit mengalami kekurangan air lebih cepat dari pada tanaman dalam kondisi lapangan yang biasa. Kerapatan perakaran tampaknya tinggi diseluruh volume tanah, pengambilan air dari profil tanah seragam, dan daur kekeringan relatif cepat. Setiap kali air menjadi terbatas, pertumbuhan berkurang dan biasanya berkurang pula hasil panen tanaman budidaya. Jumlah penguranagan hasil panen ini dipengaruhi oleh

(7)

Tabel 4. Rata-rata berat akar tanaman berdasarkan perlakukan interval waktu pemberian air (g)

Perlakuan Berat Akar Tanaman (g)

Pemberian Air Setiap Hari 6,40 bc

Pemberian Air 2 Hari Sekali 7,20 c

Pemberian Air 3 Hari Sekali 5,80 b

Pemberian Air 4 Hari Sekali 4,40 ab

Pemberian Air 5 Hari Sekali 3,80 ab

BNT 5 % 1,36

Keterangan : Angka yang diikuti huruf yang sama menunjukan hasil yang tidak berbeda nyata pada uji lanjut BNT 5 %

Berdasarkan Tabel 4 diatas perlakuan siram setiap hari dan 2 hari sekali memberikan hasil yang baik dari berbagai waktu pengamatan terhadap berat akar tanaman, tetapi untuk efisiensi waktu penyiraman 2 hari sekali lebih baik dari pada perlakuan lainya. Hal ini disebabkan karena pemberian air 2 hari sekali diduga memberikan kontribusi hasil berat akar kangkung, dibandingkan dengan taraf lainya. Kebutuhan air setiap tanaman berbeda tergantung pada fase pertumbuhanya semakin banyak jumlah akarnya semakin banyak air yang diserap.

Hal ini berkaitan langsung dengan Karakter morfologi akar yang potensial untuk menunjukkan resistensi tanaman terhadap kekurangan air ialah pemanjangan akar ke lapisan tanah yang lebih dalam, pertambahan luas dan kedalaman sistem perakaran, perluasan distribusi akar secara horizontal dan vertikal, lebih besarnya berat kering akar pada genotipe tanaman yang lebih tahan kering, pertambahan volume akar, peningkatan berat jenis akar dan resistensi longitudinal pada akar, daya tembus akar yang tinggi, lebih tingginya rasio akar dan tajuk serta rasio panjang akar dan tinggi tanaman. (Nio et al 2013).

Pertumbuhan akar juga dipengaruhi oleh jenis tanah yang ditempati oleh tumbuhan. Tanah vertisol memiliki tekstur liat serta struktur dari tanah ini berbentuk granular sering berbentuk kubus serta lapisan bawah berupa pejal. Dengan keadaan ini kebutuhan air untuk tanah vertisol tidak bisa lebih dan juga tidak bisa kurang sebab jika tanah ini kering maka dia keras serta jika tanah terlalu banyak air maka tanah jenuh hal ini akan sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman .

Hal ini sejalan dengan pernyataan dari Blair (1979) dalam Suhartono et. al (2008) bahwa pada kandungan air tanah rendah dapat mengakibatkan rendahnya kosentrasi unsur hara yang ada didalam larutan tanah maka kebutuhan akan unsur hara tanaman tidak tercukupi dan akan mengakibatkan kompetisi hara antar tanaman. Begitu pula sebaliknya air yang berlebihan, akan menyebabkan batang tanaman akan menjadi busuk. Kemampuaan sel-sel tanaman dalam menyimpan air dalam dinding sel-sel, sangat terbatas. air yang berlebihan, akan menyebabkan dinding sel menjadi pecah, selanjutnya sel-sel tanaman akan mati dan tanaman akan membusuk.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan bahwa terdapat pengaruh interval waktu pemberian air terhadap pertumbuhan tinggi tanaman jumlah daun berat basah dan berat akar dan hasil tanaman kangkung darat.

Waktu pemberian air 2 hari sekali, memberikan hasil terbaik terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman kangkung darat dari segi waktu, tenaga, dan air.

(8)

DAFTAR PUSTAKA

Darwis. V dan C. Muslim.2013.Keragaman dan Titik Inpas Usaha Tani Aneka Sayuran pada Lahan Sawah di Kabupaten Karawang. Jawa Barat.SEPA 9 (2): 155-162

Ernawati. 1996. Pengaruh tekanan kekeringan saat fase generatif dan dosis ureaterhadap kedelai. J Tanah Tropika 2. (2):41-46

Gardner. F P, R. Brent pearce dan Goger L. Mitchell, 1991, Fisiologi Tanaman Budidaya, Universitas Indonesia Press.

Haryanto. E, Tina Suhartini dan Estu Rahayu. 2002. Sawi dan Selada. Penebar Swadaya, Jakarta.

Nio, Song AI, Patricia Torey 2013. (Karakter Morfologi Akar Sebagai Indikator Kekurangan Air Pada Tanaman (Root Morphological Characters As Water Devicit Indikators In Plants). Jurnal, Jurusan Biologi, FMIPA Universitas Samratulangi Manado.

Nurumas. A.dan S. P. Fitriah. 2011. Pengaruh Jenis Pupuk Daun dan Jenis Mulsa Terhadap Pertumbuhan Dan Produksi TanamanBayam Merah (Amaranthus tricolor L.) Varietas Bisi.Jurnal Agroteknologi1 (2): 89-95

Nurlaili, 2009. Tanggap Beberapa Klon Anjuran dan Periode Pemberian Air Terhadap Pertumbuhan Bibit Karet (Havea brassilliensis Muell. Arg.) dalam Polybag. Jurnal Penelitian. Universitas Baturaja.

Oktalia. T.P. 2012.Respon Tanaman Kangkung Darat (Ipomoea reptans) Terhadap Pemupukan Kascing Diukur Berdasarkan Kandungan Kalsium (Ca) dan Fospor (P) Skripsi. IKIP PGRI Semarang.

Pakaya, N. 2013 Pertumbuhan Dan Hasil Produksi Caisin (Brassica chinesnsisL.) Berdasarkan Interval Waktu Pemberian Air. Skripsi. Universitas Negeri Gorontalo Suhartono. 2008. Pengaru h interval pemberian air terhadap pertumbuhan dan hasil

tanaman kedelai (Glicine max (L) Merril) Pada berbagai jenis tanah. Skripsi Fakultas Pertanian UNIJOYO.

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian dilakukan pada 31 responden yang bekerja sebagai pembimbing praktikum (dosen dan Pranata Laboratorium) di PSIK UR Pengolahan data menunjukkan hasil

Permodelan angkutan sedimen yang dilakukan dalam tugas akhir ini menggunakan pilihan analisa aliran tak permanen-semu atau quasi-unsteady flow yang terdapat pada

Detail fasad bangunan menerapkan tema yang diangkat yatu arsitektur kontemporer yang dimana estetika menjadi fungsi dan identik dengan pembaruan pada metode lama.

lingkungan dalam rumah (keberadaan langit-langit, keberadaan kasa ventilasi, kerapatan dinding rumah, suhu dalam rumah), faktor risiko lingkungan luar rumah

Dari gambar tersebut dapat dilihat bahwa kue kacang dengan perlakuan 0 (kontrol) dan 30% memiliki skor penerimaan yang tinggi, yaitu suka, sedangkan kue kacang dengan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan di atas maka dapat disimpulkan bahwa: 1) Ada pengaruh prestasi belajar antara pembelajaran dengan metode eksperimen

Kerusuhan tersebut klimaks dari serangkaian peristiwa yang bersumber dari penentangan dan protes mahasiswa terhadap modal asing, yang dalam hal ini adalah Jepang

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengukur akuntabilitas pengelolaan keuangan atas Alokasi Dana Desa ADD tahun 2014 di Desa Pujonkidul kecamatan Pujon kabupaten Malang,