AKUNTANSI KOMBINASI
BISNIS
METODE AKUNTANSI
Perusahaan
mencatat
setiap
kombinasi
bisnis
dengan
menerapkan metode akuisisi.
Metode akuisisi mensyaratkan:
a) Aset dan liabilitas(aset neto) yang diambil-alih dicatat sebesar
nilai wajarnya.
b) Goodwill diakui jika nilai wajar imbalan yang diserahkan lebih
besar dari nilai wajar aset neto yang diambil-alih.
c) Laba akuisisi diakui jika nilai wajar imbalan yang diserahkan
lebih rendah dari nilai wajar aset neto yang diambil-alih.
•
PSAK 22 tentang Akuntansi Untuk kombinasi bisnis,
menerapkan bahwa pembeli memperhitungkan semua biaya
perolehan sehubungan dengan aset bersih atau saham
perusahaan lain sebagai bagian dari harga beli.
•
Nilai “konsiderasi” yang diberikan ke pemilik perusahaan
yang diakuisisi biasanya merupakan bagian terbesar dari total
biaya perolehan tetapi biaya lain juga dapat signifikan
jumlahnya. Ada tiga jenis biaya yang dapat timbul dalam
penggabungan usaha :
1.Biaya langsung (finder’s fee, biaya akuntansi, hukum dan
penilaian)
2.Biaya pengeluaran efek (biaya pendaftaran, biaya audit)
Biaya terkait kombinasi bisnis
a)Biaya yang dikeluarkan acquirer dalam rangka kombinasi bisnis mencakup:
• biaya makelar (finder’s fees);
• advis, hukum, akuntansi, penilaian dan biaya profesional atau konsultasi
lainnya;
• biaya administrasi umum, termasuk biaya pada departemen akuisisi internal; • biaya penerbitan efek utang (obligasi) dan efek ekuitas (saham).
b) Acquirer mencatat biaya terkait kombinasi bisnis sebagai
• beban pada periode saat biaya tersebut terjadi, kecuali biaya untuk
Ilustrasi-1 : Kombinasi Bisnis
(Merjer)
Laporan posisi keuangan PT A dan PT B per 30 Desember 2012 sebelum keduanya melakukan kombinasi bisnis adalah sbb.:
PT A PT B
Nilai Buku Nilai Buku Nilai Wajar
Kas 475.000 125.000 125.000
Aset lainnya 2.600.000 850.000 1.000.000 Jumlah aset 3.075.000 975.000
--- ---
Macam-macam liabilitas 500.000 300.000 350.000 Modal saham, Rp1.0001.500.000 500.000
Tambahan modal disetor 200.000 40.000 Saldo laba 875.000 135.000
•
Kombinasi bisnis dilakukan tanggal 31 Desember 2012, di
mana PT A mengambilalih aset dan liabilitasPT B.
•
Sebagai imbalan, PT A membayar tunai Rp135.000 dan
menerbitkan 500 lembar saham biasa, nilai nominal Rp1.000/
lembar, nilai wajar Rp1.500/lembar, untuk diserahkan kepada
pemegang saham PT B.
Pencatatan olreh PT A (
Acquirer
)
a) Mencatat penyerahan imbalan (uang tunai dan 500 lembar saham) dalam rangka kombinasi bisnis
Investasi pada PT B ... 885.000
Kas ………... 135.000 Modal saham ... 500.000
Tambahan modal disetor ... 250.000 b) Mencatat biaya-biaya kombinasi bisnis.
c) Mencatat pengambil-alihan aset neto PT B.
Kas ... 125.000 Aset lainnya ... 1.000.000 Goodwill ... 110.000 Macam-macam liabilitas………...…………... 350.000 Investasi pada PT B ………... 885.000 Perhitungan Goodwill :
Laporan Posisi Keuangan Setelah Kombinasi Bisnis
PT A
LAPORAN POSISI KEUANGAN Per 31 Desember 2012
--- Kas ……… …… Rp 405.000
Aset lainnya ………. 3.600.000 Goodwill………...….. 110.000 Jumlah aset... Rp 4.115.000
Ilustrasi-2 : Kombinasi Bisnis (Merjer)
Laporan posisi keuangan PT A dan PT B per 30 Desember 2012 sebelum keduanya melakukan kombinasi bisnis adalah sbb.:
PT A PT B
Nilai Buku Nilai Buku Nilai Wajar
Kas 475.000 125.000 125.000
Aset lainnya 2.600.000 850.000 1.000.000 Jumlah aset 3.075.000 975.000
Macam-macam liabilitas 500.000 300.000 350.000 Modal saham, Rp1.000 1.500.000 500.000
Tambahan modal disetor 200.000 40.000 Saldo laba 875.000 135.000
•
Kombinasi bisnis dilakukan tanggal 31 Desember 2012, di
mana PT A mengambilalih aset dan liabilitasPT B.
•
Sebagai imbalan, PT A membayar tunai Rp100.000 dan
menerbitkan 500 lembar saham biasa, nilai nominal Rp1.000/
lembar, nilai wajar Rp1.200/lembar, untuk diserahkan kepada
pemegang saham PT B.
Pencatatan olreh PT A (
Acquirer
)
a) Mencatat penyerahan imbalan (uang tunai dan 500 lembar saham) dalam rangka kombinasi bisnis
Investasi pada PT B ... 700.000
Kas ………... 100.000 Modal saham ... 500.000
Tambahan modal disetor ... 100.000 b) Mencatat biaya-biaya kombinasi bisnis.
Biaya kombinasi bisnis ……… 40.000 Tambahan modal disetor ... 20.000
c) Mencatat pengambil-alihan aset neto PT B.
Kas ... 125.000
Aset lainnya ... 1.000.000
Macam-macam liabilitas………... 350.000
Investasi pada PT B ………... 700.000
Laba dari kombinasi bisnis ……....…………. 75.000
Perhitungan laba dari kombinasi bisnis :
Laporan Posisi Keuangan Setelah Kombinasi Bisnis
PT A
LAPORAN POSISI KEUANGAN Per 31 Desember 2012
---
Kas ………...………… Rp 440.000 Aset lainnya ………...………. 3.600.000 Jumlah aset Rp 4.040.000
Kombinasi Bisnis : Konsolidasi
Kombinasi Bisnis melalui Akuisisi Saham
•
Kombinasi bisnis --- adalah suatu transaksi di mana suatu perusahaan
memperoleh pengendalian atas satu atau lebih perusahaan lain.
•
Pengendalian suatu perusahaan dapat diperoleh melalui pembelian
>50% saham berhak suara (saham biasa).
•
Saham yang diperoleh/dibeli dicatat ke akun “investasi saham”
sebesar nilai wajar imbalan yang diserahkan (consideration
transferred).
•
Perusahaan pengakuisisi (acquirer) tidak perlu mencatat
Ilustrasi-3 : Kombinasi Bisnis (Akuisisi Saham)
Laporan posisi keuangan PT A dan PT B per 30 Desember 2012 sebelum keduanya melakukan kombinasi bisnis adalah sbb.:
PT A PT B
Nilai Buku Nilai Buku Nilai Wajar
Kas 475.000 125.000 125.000
Aset lainnya 2.600.000 850.000 1.000.000 Jumlah aset 3.075.000 975.000
Macam-macam liabilitas 500.000 300.000 350.000 Modal saham, Rp1.000 1.500.000 500.000
Tambahan modal disetor 200.000 40.000 Saldo laba 875.000 135.000
•
Pada tanggal 31 Desember 2012 PT A mengakuisisi 100 %
saham beredar PT B, dan PT B tidak dibubarkan
•
Sebagai imbalan, PT A membayar tunai Rp135.000 dan
menerbitkan 500 lembar saham biasa, nilai nominal
Rp1.000/lembar, nilai wajar Rp1.500/lembar, untuk
diserahkan kepada pemegang saham PT B.
Pencatatan olreh PT A (
Acquirer
)
Mencatat penyerahan imbalan (uang tunai dan 500 lembar saham)
dalam rangka akuisisi 100% saham PT B
Investasi pada PT B ... 885.000
Kas ………... 135.000
Modal saham ... 500.000
Tambahan modal disetor ... 250.000
Mencatat biaya-biaya akuisisi saham :
Biaya akuisisi saham ....……… 40.000
Tambahan modal disetor ... 20.000
• PT A tidak perlu mencatat aset dan liabilitas dari PT B, karena yang
diakuisisi adalah saham PT B, dan PT B tidak dibubarkan
• PT A menjadi induk perusahaan dari PT B, karena memiliki saham PT B
lebih dari 50% (dalam hal ini 100%).
• Pada kasus ini, tidak ada kepentingan non-pengendali (pemegang saham
minoritas) karena 100% saham PT B dimiliki oleh PT A. Kepentingan non-pengendali = 0%.
• Goodwill yang timbul dari akuisisi saham 100%:
Nilai wajar imbalan yang diserahkan ………...…….. 885.000 Nilai wajar kepentingan non-pengendali : 0% x Rp775.000 ... 0 Nilai agregat ………...…….. 885.000
Goodwill dapat juga dihitung sebagai berikut:
Nilai wajar imbalan yang diserahkan ………...………. 885.000
Nilai wajar aset neto yang diperoleh: 100% x Rp775.000 ...775.000
Goodwill dari akuisisi saham ………...………
110.000
Goodwill dari akuisisi saham (Rp110.000) tidak perlu dicatat dalam akun
tersendiri, karena sudah termasuk dalam nilai tercatat investasi.
Ilustrasi – 4 : Kombinasi Bisnis (Akuisisi Saham)
• Sama dengan Ilustrasi-3, tetapi pada tanggal 31 Desember 2012 PT A mengakuisisi 80% saham beredar PT B (bukan 100%).
• Pada kasus ini, ada kepentingan non-pengendali (pemegang saham minoritas), yaitu 20% (100% - 80%).
• Goodwillyang timbul dari akuisisi saham 80%:
Nilai wajar imbalan yang diserahkan …...………. 885.000 Nilai wajar kepentingan non-pengendali: 20% x Rp775.000… 155.000
Nilai agregat ………...……… 1.040.000 Nilai wajar aset neto: Rp1.125.000– Rp350.000………. .. 775.000
Goodwill dari akuisisi saham …...……… 265.000
• Goodwilldapat juga dihitung sebagai berikut:
Ilustrasi-5 : Kombinasi Bisnis (Akuisisi Saham)
Laporan posisi keuangan PT A dan PT B per 30 Desember 2012 sebelum keduanya melakukan kombinasi bisnis adalah sbb.:
PT A PT B
Nilai Buku Nilai Buku Nilai Wajar
Kas 475.000 125.000 125.000
Aset lainnya 2.600.000 850.000 1.000.000 Jumlah aset 3.075.000 975.000
Macam-macam liabilitas 500.000 300.000 350.000 Modal saham, Rp1.000 1.500.000 500.000
Tambahan modal disetor 200.000 40.000 Saldo laba 875.000 135.000
•
Pada tanggal 31 Desember 2012 PT A mengakuisisi 100 %
saham beredar PT B, dan PT B tidak dibubarkan
•
Sebagai imbalan, PT A membayar tunai Rp100.000 dan
menerbitkan 500 lembar saham biasa, nilai nominal
Rp1.000/lembar, nilai wajar Rp1.200/lembar, untuk
diserahkan kepada pemegang saham PT B.
Pencatatan olreh PT A (
Acquirer
)
Mencatat penyerahan imbalan (uang tunai dan 500 lembar saham)
dalam rangka kombinasi bisnis
Investasi pada PT B ... 700.000
Kas ………... 100.000
Modal saham ... 500.000
Tambahan modal disetor ... 100.000
Mencatat biaya-biaya kombinasi bisnis.
Biaya kombinasi bisnis ……… 40.000
Tambahan modal disetor ... 20.000
Laba yang timbul dari akuisisi saham 100%:
Nilai wajar imbalan yang diserahkan ………...……….. 700.000 Nilai wajar kepentingan non-pengendali : 0% x Rp775.000 ... 0
Nilai agregat ………...….. 700.000 Nilai wajar aset neto : Rp 1.125.000 – Rp 350.0000 ..……….. 775.000
Laba dari akuisisi saham ……… ……...…… .. 75.000
• Laba dari akuisisi saham (Rp75.000) tidak perlu dicatatdalam akun tersendiri, karena sudah termasuk dalam nilai tercatatinvestasi.
Ilustrasi-6 : Kombinasi Bisnis (Akuisisi Saham)
Laporan posisi keuangan PT A dan PT B per 30 Desember 2012 sebelum keduanya melakukan kombinasi bisnis adalah sbb.:
PT A PT B
Nilai Buku Nilai Buku Nilai Wajar
Kas 475.000 125.000 125.000
Aset lainnya 2.600.000 850.000 1.000.000 Jumlah aset 3.075.000 975.000
Macam-macam liabilitas 500.000 300.000 350.000 Modal saham, Rp1.000 1.500.000 500.000
Tambahan modal disetor 200.000 40.000 Saldo laba 875.000 135.000
•
Pada tanggal 31 Desember 2012 PT A mengakuisisi 75 %
saham beredar PT B.
•
Sebagai imbalan, PT A menerbitkan 400 lembar saham
biasa, nilai nominal Rp1.000/lembar, nilai wajar Rp1.200/
lembar, untuk diserahkan kepada pemegang saham PT B.
•
Biaya akuisisi saham yang dibayar oleh PT A adalah:
Pencatatan oleh PT A (
Acquirer
)
a. Mencatat penyerahan imbalan ( 400 lembar saham) dalam rangka
kombinasi bisnis
Investasi pada PT B ... 480.000
Modal saham ... 400.000
Tambahan modal disetor ... 80.000
b. Mencatat biaya-biaya kombinasi bisnis.
Biaya akuisisi saham ..……… 40.000
Tambahan modal disetor ... 20.000
• Laba yang timbul dari akuisisi saham 75 %:
Nilai wajar imbalan yang diserahkan ……...……….. 480.000 Nilai wajar kepentingan non-pengendali : 25% x Rp775.000 .... 193.750 Nilai agregat ………...……….. 673.750
Nilai wajar aset neto : Rp 1.125.000 – Rp 350.0000 …...………….. 775.000 Laba dari akuisisi saham ………...…… ………… ..
101.250
• Laba yang timbul dari akuisisi saham juga dapat dihitung sebagai berikut: Nilai wajar imbalan yang diserahkan …..…...……….. 480.000
Nilai wajar aset neto yang diperoleh: 75% x Rp775.000 …. 581.250
KOMBINASI BISNIS (AKUISISI) BERTAHAP
Dalam kombinasi bisnis secara bertahap, pengakuisisi:
1. mengukur kembali kepentingan ekuitas sebelumnya
pada nilai wajar;
Ilustrasi-7
1 Januari 2011: PT A membeli 15% saham PTB dengan harga Rp320.000.000. Pencatatan oleh PT A:
Investasi saham PT B ………. 320.000.000
Kas ... 320.000.000
1 Januari 2012: PTA membeli lagi 60% saham PT dengan harga Rp1.200.000.000. Nilai wajar aset neto PT B saat akuisisi Rp1.800.000.000.
Pencatatanoleh PT A:
Investasi saham PT B ………….. 1.200.000.000
Total kepemilikansaham menjadi 75%
•
Nilai
wajar
saham
PT
B
tanggal
1
Januari
2012:
Rp1.200.000.000/60% = Rp2.000.000.000.
•
Kepemilikan lama (15%) dinilai kembali: 15% x Rp2.000.000.000 =
Rp300.000.000, sehingga ada penurunan nilai Rp20.000.000
(Rp320.000.000– Rp300.000.000)
Penyesuaian oleh PT A:
Rugi penurunan nilaiwajar investasi
saham PT B ………...….. 20.000.000
Investasi saham PT B ………...……….. 20.000.000
•
Nilai tercatat investasi saham PT B (75%) sekarang menjadi
•
Goodwill atas investasi saham PT B adalah sebesar
Rp150.000.000:
Nilai tercatat investasi saham PT B ...
1.500.000.000
Bagian nilai wajar ekuitas PT B: 75% x
Rp1.800.000.000=1.350.000.000
Reverse Acquisition
•
Reverse acquisition terjadi jika entitas yang menerbitkan saham
(pihak pengakuisisi secara hukum) teridentifikasi sebagai pihak
yang diakuisisi.
•
Dalam reverse acquisition, pihak yang diakuisisi secara hukum
menjadi pihak pengakuisisi secara akuntansi.
•
Pihak pengakuisisi secara akuntansi biasanya tidak memberikan
imbalan kepada pihak yang diakuisisi.
•
Jika memenuhi kondisi reverse acquisition, maka entitas yang
Ilustrasi-8
• PT A memiliki 100.000 lembar saham beredar, sedangkan PT B memiliki 60.000 lembar saham beredar(masing-masing bernominal Rp1.000).
• PT A mengakuisisi seluruh saham PT B dengan menerbitkan 150.000 lembar saham baru untuk PT B, sehingga saham beredar menjadi 250.000 lembar.
• Secara hukum PT A adalah induk perusahaan PT B, tetapi pemegang saham PT B justrumenjadi pihak yang memiliki pengendalian terhadap PT A (60%) setelah pertukaran saham.
• Fakta tersebut merupakancontoh terjadinya reverse acquisition.
• Walaupun secara hukum A adalah pengakuisisi B, tetapi secara akuntansi B adalah pengakuisisi A (reverse acquisition).
• Diasumsikan bahwa laporan posisi keuangan PT A dan PT B sebelum reverse acquisition adalah sebagai berikut:
PT A PT B
Aset 180.000.000 370.000.000
Liabilitas 70.000.000 170.000.000
Modal saham 100.000.000 60.000.000 Saldo laba 10.000.000 140.000.000
• Laporan keuangan konsolidasian harus disusun dari sudut pandang PT B,
walaupun yang menyusun laporan konsolidasian adalah PT A. (PT B seolah-olah mengakuisisi PT A, dan laporan keuangan seseolah-olah-seolah-olah disusun oleh PT B)
• Karena PT B secara hukum tidak mengakuisisi PT A, maka perlu
ditentukanjumlah saham yang seolah-olah dikeluarkan PT B untuk mengakuisisi PT A (serta nilai wajarnya).
• Jumlah saham yang seharusnya dikeluarkan PT B harus memberikan%
kepemilikan yang sama kepada pemegang saham PT A atas entitas gabungan seperti yang mereka miliki dalam reverse acquisition, yaitu 40%.
• Karena PT B memiliki 60.000 lembar saham, maka agar PT A memperoleh