• Tidak ada hasil yang ditemukan

FUNGSI PIE (PROGRAM INTERFACE EQUIPMENT) MONITORING SYSTEM PADA STASIUN RELAY

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "FUNGSI PIE (PROGRAM INTERFACE EQUIPMENT) MONITORING SYSTEM PADA STASIUN RELAY"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

Makalah Seminar Kerja Praktek

FUNGSI PIE (PROGRAM INTERFACE EQUIPMENT) MONITORING SYSTEM PADA STASIUN RELAY TRANS7 SEMARANG

Sigit Nur Rohman (L2F 006 082)

Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Diponegoro ABSTRAK

Di dalam dunia pertelevisian ada proses pengiriman dan penerimaan sinyal yang sering disebut sebagai proses pentransmisian, pada dasarnya proses pentransmisian ini mentransmisikan dua sinyal yaitu sinyal audio dan video, atau sering dikenal sinyal aural dan visual. Agar sinyal yang ditransmisikan diterima dengan baik pada tingkat konsumen maka perlu adanya peralatan yang dapat memantau, mengkalibrasi dan mengukur parameter-parameter sinyal yang diterima dari proses pentramisian tersebut. Sistem yang mampu memantau, mengkalibrasi dan mengukur parameter sinyal dinamakan PIE (PROGRAM INTERFACE EQUIPMENT).

Sistem PIE ini terdiri dari bermacam alat dengan fungsi yang berbeda-beda. Diantaranya VDA (Vidio Distribution Amplifire), ADA (Audio Distribution Amplifire), Pacth panel, Test Generator, WFM/VSCOP, VIDEO Monitor, Audio monitor dan Demodulator.

Kata Kunci : Sistem PIE, sinyal audio, sinyal aural, sinyal visual. 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Permintaan akan informasi yang aktual dan cepat serta hiburan yang menarik menyebabkan perkembangan teknologi informasi yang begitu pesat. Televisi merupakan salah satu teknologi yang memberikan informasi, pendidikan dan juga hiburan. Oleh karena itu televisi pun berkembang dengan pesat, baik dari segi teknologi maupun dari segi bisnis.

Dari segi teknologi, televisi pertama kali ditemukan dan digunakan masih berupa gambar yang diproduksi dalam warna hitam dan putih. Dengan adanya kemajuan teknologi khususnya televisi, maka televisi pun mengalami perubahan yang sangat berarti dari hitam putih menjadi berwarna dan sekarang bahkan televisi sudah beranjak ke Era digital. Bahkan saat ini sudah ditemukan teknologi baru dalam televisi yang dinamakan HDTV.

Dari segi bisnis, siaran televisi dipandang sebagai salah satu bisnis yang mempunyai prospek yang menjanjikan. Karena itu di Indonesia berkembanglah stasiun televisi swasta dari awal tahun 1990an sampai sekarang, baik siaran televisi lokal maupun siaran televisi nasional. Dan salah satu stasiun televisi tersebut adalah PT. DUTA VISUAL

NUSANTARA TV7 / Trans7 yang merupakan stasiun televisi nasional. Trans7 mempunyai beberapa stasiun relay dan salah satunya berada di kota Semarang tepatnya di daerah Gombel, Bukit Sari.

Untuk memberikan kepuasan kepada pemirsanya Trans7 mempunyai alat untuk memonitor atau memantau kualitas sinyal audio dan video yang diterima dari satelit. Alat ini dinamakan PIE (PROGRAM INTERFACE EQUIPMENT).

Atas dasar tersebut maka akan dijelaskan tentang PIE (PROGRAM INTERFACE EQUIPMENT) yang ada di Trans7 Stasiun Relay Semarang.

1.2 Tujuan

Tujuan dan manfaat dilaksanakannya Kerja Praktek di PT. DUTA VISUAL NUSANTARA TV7 / Trans7 Stasiun Relay Semarang ini adalah

1. Untuk mengetahui dan memahami Sistem Pemancar pada Trans7 Stasiun Relay Semarang.

2. Untuk mengetahui dan memahami prinsip kerja dari PIE (PROGRAM INTERFACE EQUIPMENT)

3. Untuk mengetahui fungsi dari PIE

(PROGRAM INTERFACE

(2)

1.3 Pembatasan Makalah

Agar ruang lingkup permasalahan lebih jelas serta mempermudah dalam analisa, maka pembahasan lebih ditekankan pada PIE (PROGRAM

INTERFACE EQUIPMENT)

MONITORING SYSTEM.

2. STASIUN RELAY TRANS7 SEMARANG

2.1 Definisi Stasiun Relay

Sekarang ini siaran televisi sudah dapat dinikmati oleh berjuta penduduk Indonesia diseluruh daerah. Hal ini tidak lepas dari kontribusi stasiun relay yang sekarang telah tersebar hampir di setiap kota besar di wilayah Indonesia. Stasiun relay merupakan suatu stasiun yang berfungsi untuk menerima, menguatkan, mengatur dan menampilkan kembali siaran televisi.

2.2 Sistem Transmisi Stasiun Relay Trans7 Semarang

Siaran televisi trans7 dikirim oleh stasiun pusat melalui satelit TELKOM 1 dan diterima kembali oleh stasiun-stasiun relay di daerah. Dalam penerimaannya stasiun relay menggunakan antena parabola dan LNB. Kemudian akan dilanjutkan pada proses monitoring sebelum di salurkan ke bagian penguat dan pemancar.

Sistem monitoring dalam dunia pertelevisian sangat mutlak diperlukan. Sistem ini dibutuhkan bagi para broadcaster untuk mengamati dan mengkoreksi kesalahan dalam waktu yang singkat. Hal yang harus diperhatikan dalam mutu siaran adalah kualitas gambar yang jelas serta suara yang jernih dengan meminimalisasi atau mengurangi terjadinya gelombang diam. Pengertian dari gelombang diam adalah gelombang-gelombang tersebut tidak berpindah atau bergeser (diam pada suatu tempat) disepanjang saluran transmisi, yang berubah-ubah adalah amplitudonya.

Penyebab terjadinya gelombang diam adalah impedansi beban yang dipasangkan pada ujung-ujung transmisi tidak sama harganya dengan impedansi karakteristik saluran transmisi, maka terjadilah

gelombang-gelombang pantul (arus dan tegangan) dari beban menuju sumber sinyal. Interaksi atau resultan antara Inciden Wave dengan Reflected Wave pada setiap titik disepanjang saluran transmisi.

Setelah melewati proses monitoring, sinyal akan disalurkan pada bagian transmitter dan amplifier. Pada proses ini, sinyal akan mengalami penguatan sebelum kemudian dipancarkan ulang.

Sumber : Diagram Blok Stasiun Relay Trans7 Semarang

Gambar 1 Diagram Blok Penerima dan Pemancar Televisi.

Dari diagram blok diatas terlihat jelas tentang gambaran umum sistem kerja dari Stasiun Relay Trans7 Semarang. Sinyal dari stasiun pusat dikirim lewat satelit yang kemudian diterima lewat antena parabola dan LNB. Sinyal selanjutnya diteruskan ke bagian Receiver Tandberg, PIE System, transmitter dan amplifier untuk diolah. Selanjutnya dikirim ke bagian pemancar ulang.

Dalam diagram tersebut juga digambarkan mengenai penempatan sistem PIE dalam suatu jaringan transmisi penyiaran televisi. Sistem PIE ini terletak setelah sistem receiver dan sebelum masuk ke sistem transmitter sehingga sebelum program acara televisi dinikmati oleh konsumen kita dapat memantau terlebih dahulu kualitas dari siaran yang akan dipancarkan begitu juga setelah acara disiarkan.

(3)

3. PIE (PROGRAM INTERFACE EQUIPMENT) MONITORING SYSTEM

3.1 Pengertian PIE (Program Interface Equipment) Monitoring System Program Interface Equipment (PIE) adalah suatu sistem monitoring yang biasa digunakan oleh para broadcaster untuk memantau kualitas sinyal video dan audio dari pemancar, untuk tujuan monitoring. Program Interface Equipment (PlE) system mempunyai dua tujuan utama. Yang pertama adalah untuk menyediakan sistem monitoring bagi broadcaster, yang kedua adalah untuk membantu broadcaster mengidentifikasi bagian sistem transmisi penyiaran bila terjadi gangguan kerusakan sehingga dapat segera diperbaiki secepat mungkin. PIE system juga berguna untuk memeriksa kualitas sinyal audio dan video dari transmitter.

Sumber : Diagram Blok Stasiun Relay Trans7 Semarang

Gambar 2 Diagram Blok untuk PIE Monitoring System. 3.2 Fungsi PIE

PIE Monitoring System mempunyai fungsi utama yaitu terdiri dari fungsi pengukuran dan kalibrasi. Fungsi pengukuran dan kalibrasi dimaksudkan untuk mengukur, menyesuaikan dan mengkoreksi sinyal-sinyal yang akan dikirimkan ke transmitter.

Dengan adanya berbagai macam jenis piranti pada PIE diantaranya patch panel, terdiri dari test generator, ADA (audio distribution amplifier)/penguat audio,

VDA (video distribution

amplifier)/penguat video, WFM/VScope

dan VU Meter, maka PIE dapat digunakan sebagai alat monitor, ukur dan kalibrasi.

Definisi mengukur di sini adalah mengukur parameter-parameter sinyal audio dan video yang ada dalam aliran sinyal pada PIE Monitoring System. Sedangkan yang dimaksud mengkalibrasi adalah menyesuaikan nilai sinyal yang ada agar sesuai standar penyiaran internasional. Pengkalibrasian dan pengukuran merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan, oleh karena itu bagian pengukuran dan pengkalibrasian dibahas secara bersama sama. Pengukuran dan pengkalibrasian adalah satu bagian yang tidak dapat dipisahkan, hal ini dikarenakan untuk mengkalibrasi suatu besaran harus dilakukan pengukuran terlebih dahulu terhadap besaran tersebut. Dengan alasan ini maka bagian pengukuran dan pengkalibrasian dibahas bersama sama. Upaya mengkalibrasi biasanya selain untuk standarisasi juga untuk menyesuaikan karakteristik sinyal yang diterima receiver agar sesuai dengan standar penyiaran internasional yang ditetapkan oleh ITU (International Telecommunication Union).

Proses penyesuaian ini dilakukan dengan cara menghubung-hubungkan antara satu keluaran piranti dalam PIE Monitoring System dengan masukan piranti yang lain. Menghubung-hubungkan disini yang dimaksud adalah dengan menjumper terminal terminal yang ada pada patch panel. Terminal-terminal tersebut mewakili masukan dan keluaran suatu piranti, sehingga proses pengukuran dan pengkalibrasian dapat dilakukan tanpa membongkar dan mengubah sistemasi yang telah ditentukan. Pada Gambar 1 dapat dilihat terminal-terminal pada PIE Monitoring System. Terdapat dua kelompok terminal pada patch panel, yaitu kelompok terminal untuk aliran sinyal audio dan kelompok terminal untuk aliran sinyal video.

3.3 Bagian-Bagian PIE dan Fungsinya Program Interface Equipment system terdiri beberapa peralatan video/audio yang saling berhubungan untuk tujuan monitoring dan mem-bypass ketika terjadi gangguan sinyal audio maupun sinyal

(4)

video. Beberapa perlengkapan yang digunakan untuk PIE system diantaranya adalah:

Sumber : Stasiun Relay Trans7 Equipment Gambar 3 PIE Rack.

3.3.1 TV Demodulator (EFA)

TV Demodulutor EFA digunakan untuk memisahkan antara sinyal RF (Radio Frequency) dengan frekuensi audio sebelum dipancarkan. Juga dapat digunakan untuk memeriksa kemampuan exciter di dalam sistem pemancar atau bertindak sebagai suatu acuan untuk sistem transmisi pemancar sebelum dipancarkan melalui antena ke konsumen.

Sumber : Rohde & Schwarz Manual Book Gambar 4 Panel Depan dan Belakang TV

Demodulator EFA. 3.3.2 JVC AV Monitor (TM-Al0E)

JVC AV Monitor digunakan untuk memudahkan operator TV mengecek dan memeriksa mutu gambar secara cepat dan

mudah dengan mengamati program yang ada di layar monitor. JVC AV Monitor ini mempunyai dua BNC koneksi video di belakang panelnya.

Sumber : Rohde & Schwarz Manual Book Gambar 5 JVC AV Monitor.

3.3.3 Videotek Monitor Bentuk Gelombang (TSM6I)

Videotek Waveform Monitor ini digunakan untuk memonitor gelombang dasar/baseband dan melihat sinyal video sebelum dimodulasi dan dikonversi ke frekuensi pemancar. Dalam layar Videotek Waveform Monitor ini menunjukkan bentuk gelombang gambar/vision dalam berbagai tegangan.

Sumber : Rohde & Schwarz Manual Book Gambar 6 Videotek Waveform Monitor. 3.3.4 Videotek Audio Monitor (APM200)

Videotek Monitor Audio ini akan memudahkan kita untuk mengecek dan mendengarkan kualitas siaran dalam bentuk audio. Dengan menggunakan Videotek Monitor Audio ini kita bisa mendengarkan kualitas suara mulai dari stereo, mono, Left only, Right only, Left+Right, dan Left-Right, sehingga semua kualitas suara dapat terpantau.

(5)

Sumber : Rohde & Schwarz Manual Book Gambar 7 Videotek Audio Monitor. 3.3.5 Leitch Video/Audio Distributor

Amplifier (FR683AV)

Amplifier Distributor ini bertujuan untuk penguatan sinyal audio video dan menyalurkannya ke pemancar untuk modulasi dan transmisi. Sinyal ini juga didistribusikan ke Program lnterterface Equipment system untuk tujuan monitoring.

Sumber : Rohde & Schwarz Manual Book Gambar 8 Video/Audio Distributor Amplifier. 3.3.6 Patch Bay Unit (VC-l)

Patch bay unit terdiri dari 8 unit video dan 12 unit audio. Kita dapat menghubungkan antara sinyal audio dan video itu dengan kabel jack untuk keperluan monitoring atau mem-bypass bila terjadi gangguan/cacat pada gambar maupun suara.

Sumber : Rohde & Schwarz Manual Book Gambar 9 Patch Bay Unit. 3.3.6.1 Video Patch Bay Jacks

Video patch bay Jacks digunakan untuk tujuan putching/bypassing. Dalam gambar di bawah ini menunjukkan fungsi dari masing-masing bagian video patch by

jacks. Dengan memasukkan kabel video ke jack atas atau bawah, sinyal video akan terbagi ke bagian-bagian yang kita inginkan. Video patch by jacks yang bagian atas adalah output, sedangkan jack bagian bawah merupakan input. Misalnya, EXT RF SOURCE dihubungkan ke input EFA VID RF. Dengan memasukkan kabel video ke jack atas atau bawah, sinyal akan segera mengalir. Dengan kata lain inpurl EXT RF SOURCE dari video panel akan terhubung ke EFA VID RI pada TV Demodulator EFA.

Sumber : Rohde & Schwarz Manual Book Gambar 10 Video Patch Bay Jacks. 3.3.6.2 Audio Patch Bay Jacks

Ada l2 audio tersedia dalam Program Interface Equipment system ini. Jack bagian atas merupakan input / masukan, sedangkan bagian bawah merupakan keluaran/output.

Sumber : Rohde & Schwarz Manual Book Gambar 11 Audio Patch By Jacks. 3.3.7 Panel Video

Sumber : Rohde & Schwarz Manual Book Gambar 12 Panel Video.

Gambar tersebut menunjukkan koneksi atau hubungan video yang tersedia, diantaranya adalah:

- EXT RF SOURCE 50 Ω BNC connector (input). RF sumber eksternal

(6)

dapat dihubungkan pada titik ini , yaitu ke TV Demodulator EFA untuk memisahkan antara sinyal RF dan sinyal audio. TV Demodulator EFA harus disetel pada frekuensi yang benar dan mode operasi yang benar. Cakupan masukan/input range untuk EFA adalah - 4ldBm hingga 21 dBm.

- EXT VII) PROG1 75 Ω BNC connector (input). External Video Program dari satelit pemancar pusat dapat dihubungkan pada titik ini, yaitu ke Video Distributor Amplifier.

- VID OUTI TXA 75 Ω BNC connector (output). Sinyal Video ini dihubungkan ke masukan/input video pemancar. - VID OUTI TXB 75 Ω BNC connector

(outpur). Sinyal Video ini dapat dihubungkan ke masukan/input video pemancar atau digunakan untuk tujuan monitoring dan backup.

3.3.8 Panel Audio

Sumber : Rohde & Schwarz Manual Book Gambar 13 Panel Audio Channel Kiri dan

Kanan.

Gambar tersebut menunjukkan koneksi dari panel audio. Panel audio dipisahkan ke dalam saluran kanan dan kiri. Hubungan antara sinyal kanan dan kiri ini adalah untuk menyeimbangkan/balance suara pada bagian input dan output. Panel audio tersebut adalah:

- EXT AUD PROG1

(input) program audio eksternal 1 bisa dihubungkan pada titik ini , yaitu dihubungkan ke audio distributor amplifier.

- AUD OUTI TXA

(output) keluaran audio ini dihubungkan ke masukan/input audio pemancar untuk tujuan modulasi.

- AUD OUTI TXB

(output) keluaran audio ini dapat digunakan sebagai suatu backup sumber ketika AUD OUTI TXA mengalami gangguan. Juga dapat digunakan untuk memonitor mutu atau kualitas sinyal audio.

4. PENUTUP 4.1 Kesimpulan

Dari pembahasan mengenai sistem transmisi siaran televisi, terutama pada pembahasan mengenai PIE (PROGRAM INTERFACE EQUIPMENT), maka dapat diambil beberapa kesimpulan yaitu antara lain :

1. Sinyal audio dan video dari stasiun pusat dikirim lewat satelit yang kemudian diterima lewat antena parabola dan LNB selanjutnya diteruskan ke bagian Receiver Tandberg, PIE System, transmitter dan amplifier untuk kemudian diolah sebelum dipancarkan ulang lewat antena pemancar.

2. Sistem PIE terletak setelah sistem receiver dan sebelum masuk ke sistem transmitter sehingga sebelum program acara televisi dinikmati oleh konsumen, operator dapat memantau terlebih dahulu kualitas dari siaran yang akan dipancarkan, begitu juga setelah acara disiarkan.

3. PIE Monitoring System di Stasiun Relay Trans7 menggunakan produk buatan Jerman Rohde & Schwarz dengan fungsi utama yaitu untuk pengukuran dan kalibrasi sinyal TV (audio dan video).

4. System PIE ini terdiri dari VDA (Vidio Distribution Amplifire), ADA (Audio Distribution Amplifire), Pacth panel, Test Generator, WFM/VSCOP, Video Monitor, Audio Monitor dan Demodulator.

(7)

4.2 Saran

1. Diperlukan adanya referensi tambahan tentang PIE karena sampai saat ini referensi yang ada sangat minim. 2. Stasiun Relay Trans7 Semarang yang

sekarang memiliki 4 operator sebaiknya menambah jumlah operatornya, mengingat pengoperasian stasiun relay yang dilakukan setiap hari selama 24 jam.

5. DAFTAR PUSTAKA

[1.] Freeman, Roger L,

Telecommunication System Engineering, John Willey & Sons, Inc, 1998.

[2.] Bennet, W.R. Introduction to Signal Transmission. New York, NY : Mc. Graw-Hill.1970.

[3.] Chin, etc. 2001. PIE Monitoring System. Jakarta : PT. Rekanusa. [4.] Grob, B. 1991. Sistem Televisi dan

Video (edisi ke -5). Jakarta : Eirlangga.

[5.] --- . 1996. APM-200 Stereo Audio Program Monitor Instruction & Service Manual. Pennsylvania : Videotek Inc.

[6.] --- . 1999. ASD-880 Series Audio Distribution Ampilfiers (Chapter 11). North York : Leitch Technology International Inc. [7.] --- . 2002. ATG7 Analog Test

Generator. Beaverton, USA : Textronik Inc.

[8.] --- . 2002. TSM-61 Waveform Monitor Instruction & Service Manual. Pennsylvania : Videotek Inc.

[9.] --- . 1999. 680 Series Video Distribution Amplifiers (Chapter 5). North York : Leitch Technology International Inc.

[10.] Kamaruddin, Hilda. 2008. Fungsi PIM (Program Input Monitoring) Rack Pada Stasiun Relay Trans TV Semarang. Semarang : Laporan Kerja Praktek.

[11.] Yusdianto, Bondan, C. 2004. Program Interface Equipment (PIE) Monitoring System di Stasiun

Transmisi TV 7 Semarang. Semarang : Laporan Kerja Praktek.

BIODATA

Sigit Nur Rohman (L2F006082) lahir di Wonosobo. Menempuh pendidikan di SND N 6 Panjer Kebumen, SMP N 1 Kebumen, SMA N 2 Kebumen dan sekarang tercatat sebagai mahasiswa Teknik Elektro UNDIP, Angkatan 2006, Konsentrasi Elektronika dan Telekomunikasi. Telah melaksanakan Kerja Praktek di Stasiun Relay Trans7 Semarang.

Menyetujui Dosen Pembimbing

Imam Santoso, ST, MT NIP. 197012031997021001

Gambar

Gambar 1 Diagram Blok Penerima dan  Pemancar Televisi.
Gambar 2 Diagram Blok untuk PIE  Monitoring System.
Gambar 4 Panel Depan dan Belakang TV  Demodulator EFA.
Gambar  tersebut  menunjukkan  koneksi  atau  hubungan  video  yang  tersedia, diantaranya adalah:

Referensi

Dokumen terkait

EFEKTIVITAS PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN REGULASI DIRI DALAM BELAJAR, EFIKASI DIRI AKADEMIK, DAN PRESTASI AKADEMIK.. Universitas

Kebudayaan adalah sesuatu yang dilekatkan kepada manusia yang menginjakkan kakinya di biosfer bumi. Kata “kebudayaan” dapat dinisbatkan kepada kata

The novel, The Woman in the Dunes tells about the experience of the main character named Nicky Jumpei who is frequently faced with things that are closely related with Sartrean

Dalam tulisan ini persoalan kontestasi aktor tersebut akan digambarkan melalui pendekatan Actor-Centered Power (ACP) yang dikembangkan (Krott et al., 2014). Melalui

Pada hasil analisa multivariat yang sudah dilakukan, didapatkan bahwa faktor yang berhubungan dengan penurunan gejala perilaku kekerasan antara lain pekerjaan, kemampuan

Pada uji coba serta evaluasi yang telah dilakukan pada aplikasi perhitungan harga pokok produksi di CV Langganan, dapat disimpulkan bahwa aplikasi ini dapat

Tingkat kelangsungan hidup ikan koi yang diberi perlakuan pada saat pemeliharaan menunjukkan hasil yang sama yaitu tidak ada yang mengalami kematian, sehingga perlakuan

Formulir Pernyataan Menjual Saham tersebut bisa didapatkan pada Biro Administrasi Efek (BAE) yaitu PT Datindo Entrycom selama Periode Pernyataan Kehendak Untuk Menjual (22 Januari