• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III METODE PENELITIAN"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

41

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. POPULASI DAN SAMPEL

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh jemaat yang berada pada klasis Kupang Timur yang berjumlah 1.798 orang. Sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang akan diteliti (Suharsimi Arikunto, 2010). Pengambilan sampel untuk penelitian menurut Suharsimi Arikunto (2010), jika subjeknya kurang dari 100 orang sebaiknya diambil semuanya, jika subjeknya besar atau lebih dari 100 orang dapat diambil 10-15% atau 20-25% atau lebih. Dari populasi tersebut diambil 10% dari populasi sehingga jumlah sampelnya adalah 10% x 1798 orang = 180 orang.

Penentuan sampel menggunakan teknik simple

random sampling, yaitu pengambilan sampel anggota

populasi yang dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi tersebut (Sugiyono, 2007). Berikut tabel daftar pengambilan sampel :

(2)

42

Tabel 3.1.

Daftar Sampel Penelitian

No. Nama Jemaat Sampel

1. 2. 3. 4. 5. Imanuel Oesao

Kasih Karunia Oesao Horeb Kuanheum Bet’El Uel Efata Oelatimo 36 36 36 36 36 Jumlah 180

Sampel diambil secara merata yang tersebar di 4 teritori pelayanan klasis Kupang Timur. Masing-masing teritori pelayanan memiliki proporsi sama, namun ada 1 teritori yang diambil 2 jemaat sekaligus.

3.2. PENGUKURAN

Pengukuran konsep merupakan suatu upaya untuk mengkaji atau melihat konsep yang abstrak serta empirik. Konsep-konsep tersebut perlu diidentifikasi secara tepat agar dapat dilakukan analisis serta tafsiran terhadap data yang diperoleh secara tepat pula. Dalam pengukuran suatu konsep dapat dapat dilakukan perumusan-perumusan pertanyaan atau pernyataan berserta kategori-kategori jawabannya. Ada beberapa konsep yang digunakan dalam penelitian ini yaitu behavioral- intentions

(3)

43

Konsep-konsep yang digunakan disajikan dalam tabel berikut.

Tabel 3.2.

Konsep, Definisi dan Indikator

Konsep Definisi Operasional

Dimensi Indikator Item

Behavioral Intentions- Battery Sikap mendukung atau tidak mendukung gereja. (Zeithaml et al 1996)

1. Loyalty Bias dari perilaku yang diungkapkan dari waktu ke waktu. - Mengatakan hal-hal positif tentang gereja kepada orang lain. - Mendorong teman, dan kerabat untuk datang gereja. - Aktif melakukan banyak kegiatan dalam gereja. 2. Switch Sikap tidak

mendukung suatu organisasi/perusahaan.

- Pindah ke gereja lain jika pelayanan tidak memuaskan. 3. Pay more Membayar lebih untuk

melanjutkan menerima layanan produk/jasa yang diinginkan. - Bersedia meluangkan waktu dan tenaga untuk mendapatkan pelayanan dari gereja. 4. Imternal

response Respon ditujukan langsung ke organisasi/perusahaan. - Mengeluh kepada gereja terkait pelayanan. 5. Eksternal

respons Respon ditujukan kepada lembaga yang menaungi organisasi/perusahaan. - Mengadu ke sinode terkait masalah pelayanan gereja.

(4)

44

Konsep Definisi Operasional

Dimensi Indikator Item

Attitude Pandangan atau perasaan terhadap obyek tertentu disertai dengan kecenderungan untuk bertindak. (Gerungan, 2004) 1. Behavioral

Belief Keyakinan terhadap perilaku yang mendorong terjadinya sikap. - Gereja menyediakan pelayanan yang beragam. - Gereja menyediakan pelayanan dalam berbagai bentuk. - Gereja memberikan

pelayanan yang lebih dibanding gereja lain. - Gereja lokasinya

terjangkau

- Pendeta ramah dalam melayani jemaat. - Pendeta memberikan

informasi yang benar tentang pelayanan yang dilakukan. 2. Evaluation of behavioral belief Evaluasi terhadap perilaku berdasarkan keyakinan. - Bergereja di GMIT akan mendapatkan pelayanan yang beragam. - Bergereja di GMIT akan mendapatkan pelayanan dalam berbagai bentuk - Bergereja di GMIT akan mendapatkan pelayanan lebih dibanding gereja lain. - Bergereja di GMIT karena lokasinya terjangkau - Bergereja di GMIT akan mendapatkan pelayanan yang ramah dari pendeta. - Bergereja di GMIT

akan mendapatkan informasi tentang pelayanan dari pendeta.

(5)

45

Konsep Definisi Operasional

Dimensi Indikator Item

Subjective

Norm Komponen yang berisikan keputusan yang dibuat oleh jemaat setelah mempertimbang kan pandangan orang lain, yang dapat mempengaruhi perilaku jemaat tersebut. (Mowen dan Minor, 2002) 1. Normatives

beliefs. Keyakinan akan harapan orang lain yang dijadikan acuan

berperilaku.

- Keluarga saya berpendapat bahwa bergereja di GMIT akan mendapatkan pelayanan yang beragam

- Keluarga saya berpendapat bahwa bergereja di GMIT akan mendapatkan pelayanan dalam berbagai bentuk. - Keluarga saya berpendapat

bahwa bergereja di GMIT akan mendapatkan pelayanan lebih dibanding gereja lain. - Keluarga saya berpendapat

bahwa bergereja di GMIT akan lebih cepat karena lokasinya terjangkau. - Keluarga saya berpendapat

bahwa bergereja di GMIT akan mendapatkan pelayanan yang ramah dari gereja. - Keluarga saya berpendapat

bahwa bergereja di GMIT akan mendapatkan informasi tentang pelayanan dari gereja 2. Motivation to

comply. Motivasi untuk memenuhi harapan tersebut.

- Sesuai dengan pendapat keluarga saya, sebaiknya bergereja di GMIT untuk mendapatkan pelayanan yang beragam.

- Sesuai dengan pendapat keluarga, saya sebaiknya bergereja di GMIT untuk mendapatkan pelayanan dalam berbagai bentuk - Sesuai dengan pendapat

keluarga, saya sebaiknya bergereja di GMIT untuk mendapatkan pelayanan yang lebih dibanding dengan gereja lain.

- Sesuai dengan pendapat keluarga, saya sebaiknya bergereja di GMIT karena cepat dijangkau.

- Sesuai dengan pendapat keluarga, saya sebaiknya bergereja di GMIT untuk mendapatkan pelayanan yang ramah dari gereja.

- Sesuai dengan pendapat keluarga, saya sebaiknya bergereja di GMIT karena gereja memberikan informasi yang benar tentang

(6)

46

Konsep Definisi Operasional

Dimensi Indikator Item

Customer

Delight Suatu respon emosional yang dilakukan jemaat terhadap pelayanan gereja, karena pengalaman positif yang diberikan, yang mengesankan dan mendorong terjadinya loyalitas. (Raharso, 2005) 1. Justice Suatu perlakuan yang dirasakan adil bagi jemaat. - Pendeta memberikan informasi pelayanan yang tuntas dan benar kepada jemaat sebagai warga gereja. - Pendeta memberikan

pelayanan yang merata kepada setiap jemaat. 2. Esteem Suatu bentuk pelayanan yang dilakukan agar jemaat merasa dihargai dan di hormati. - Pendeta memperlakukan jemaat secara istimewa. - Pendeta selalu sopan dan

ramah dalam melayani jemaat.

3. Finishing

Touch Pengalaman emosional yang mendorong terjadinya loyalitas.

- Pendeta dengan cepat merespon keluhan jemaat.

3.3. METODE PENGUMPULAN DATA

Metode pengumpulan data digunakan dengan metode kuesioner dan wawancara kepada para jemaat yang berada di klasis Kupang Timur. kuisioner tersebut berbentuk pertanyaan yang akan dijawab oleh responden berdasarkan alternatif jawaban yang sudah tersedia. Setiap pertanyaan dalam angket terdiri dari beberapa pilihan yaitu : sangat tidak setuju (STS), tidak setuju (TS), ragu-ragu (RR), setuju (S), sangat setuju (SS). Untuk jawaban pada item favorabel diberi skor 1, 2, 3, 4, dan 5.

(7)

47

Kuesioner yang sudah disiapkan dititipkan pada majelis setiap rayon untuk dibagikan ke jemaat. Selanjutnya akan dilakukan konformasi ke majelis berapa jumlah kuisioner yang kembali untuk dianalisis.

3.4. TEKNIK ANALISIS DATA 3.4.1.Uji Validitas dan Reabilitas

Uji validitas dan realibilitas dilakukan untuk menguji data yang hendak dijadikan sebagai sumber dalam penelitian dan untuk mengetahui apakah data tersebut valid atau reliabel untuk menguji regresinya. Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuisioner, suatu kuisioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuisioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yangg akan diukur oleh kuisioner tersebut (Ghozali, 2007). Data dinyatakan valid bila korelasi tersebut adalah signifikan atau nilai probability signifikansinya lebih kecil dari 0,05 (taraf nyata 5%). Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. Instrumen penelitian dikatakan andal bila memiliki koefesien keandalan reliabilitas sebesar 0,6 atau lebih (Ghozali, 2007).

(8)

48

3.4.2. Uji Asumsi Klasik

Untuk mendapatkan hasil regresi berganda yang baik diperlukan pengujian terhadap asumsi klasik regresi. Tujuan dari hasil asumsi klasik untuk mendapatkan hasil yang Best Linear Unbiased

Estimated. Pengujian asumsi klasik dalam penelitian

ini meliputi uji normalitas, multikolinearitas, heterokedastisitas, dan autokorelasi.

3.4.2.1 Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel terikat dan variabel bebas keaduanya memiliki distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah model yang memiliki distribusi data normal (Ghozali, 2007). Pengujian normalitas data dilakukan dengan menggunakan One sample Kolmogorov-Smirnov Test, dengan melihat tingkat signifikansi 5%. Dasar pengambilan keputusan dari uji normalitas adalah dengan melihat probabilitas asymp.sig (2 tailed) > 0.05 maka data mempunyai distribusi normal dan sebaliknya jika probabilitas asymp.sig (2 tailed) < 0,05 maka data mempunyai distribusi yang tidak normal.

(9)

49

3.4.2.2. Uji Multikolinearitas

Multikolinearitas (multicolinearity) adalah hubungan linear yang teradi di antara variabel-variabel bebas/independen di dalam model regresi. Suatu model regresi dikatakan mengalami multikoliniearitas jika ada fungsi linear yang sempurna pada beberapa atau semua independen variabel dalam fungsi linear. Pengujian ini dilakukan dengan melihat nilai Variance Inflation factor (VIF) dan nilai tolerance, apabila nilai VIF kurang dari 10 dan tolerance lebih dari 0,1, maka tidak terjadi multikolinearitas (Ghozali, 2001).

3.4.2.3. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varience dalam residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Ada suatu keadaan yang masing-masing mempunyai varian yang berbeda. Salah satu cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya heteroskeadtisitas adalah dengan menggunakan uji park, yaitu meregresikan nilai logaritma masing-masing variabel independennya. Jika nilai signifikan lebih kecil dari 0,05 (tingkat kepercayaan 5%) atau

(10)

50

signifikansi maka dapat disimpulkan dalam data masih terjadi penyimpangan asumsi klasik heteroskedastisitas. Jika nilai signifikan lebih besar dari 0,05 (tingkat kepercayaan 5%) atau tidak signifikan maka dapat disimpulkan model yang dibuat bebas dari penyimpangan asumsi klasik heteroskedastisitas dengan kata lain hipotesis heteroskedastisitas dapat diterima.

3.4.2.4. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Selanjutnya keputusan ada tidaknya autokorelasi pada model regresi dapat dilakukan sebagai berikut (Santoso, 2001) :

1. Angka D-W di bawah -2 berarti ada autokorelasi positif.

2. Angka D-W di antara -2 sampai +2 berarti tidak ada autokorelasi.

3. Angka D-W di atas +2 berarti ada autokorelasi negatif.

(11)

51

3.4.3. Uji Hipotesis

Hipotesis empirik yang telah dikemukakan dalam bab II kemudian diturunkan menjadi hipotesis statistik yang selanjutnya diuji kebenarannya secara empirik. Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan uji t, yang pada dasarnya menunjukan seberapa jauh pengaruh satu variabel independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen. Dan pengambilan keputusannya adalah sebagai berikut :

- H0 diterima bila nilai signifikansi > 0,05. - H0 ditolak bila nilai < 0,05.

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil penelitian dan tujuan dari bidang diakonia berdasarkan tujuan pelayanan GMIT, pendeta yang melayani di gereja Bukit Zaitun Oelelo telah

Untuk mendapatkan data yang di perlukan sesuai dengan tujuan penelitian diperlukan suatu alat pengumpul data yang disebut instrument penelitian sama halnya dengan

Menurut pendapat (A. Muri Yusuf 2013:394), triangulasi merupakan salah satu teknik dalam pengumpulan data untuk mendapatkan dan interprestasi data yang lebih akurat

Konseli diajak untuk menentukan perilaku apa yang sebaiknya dilakukan sesuai dengan ekplorasi dan komitmen yang telah konseli lalui sehingga memunculkan sebuah

Metode penelitian survei adalah metode penelitian kuantitatif yang digunakan untuk mendapatkan data yang terjadi pada masa lampau atau saat ini, tentang keyakinan, pendapat,

“...Saya merasa selama bergereja di GKS iman saya tidak tumbuh dan juga GKS terlalu terikat dengan aturan tata Gereja sehingga terkesan sangat kaku, alasan lainnya karena

Sesuai dengan pendapat ahli di atas mengenai penelitian deskriptif kualitatif, maka pada penelitian ini, peneliti bermaksud untuk menganalisis dan menyajikan data

Kuisoner pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan lembar pedoman kuisoner yang berisi pertanyaan tertutup untuk mendapatkan hasil tentang stres keluarga yang merawat pasien