• Tidak ada hasil yang ditemukan

2014 EFEKTIVITAS KONSELING KARIR TRAIT AND FACTOR UNTUK MEREDUKSI KESULITAN MEMBUAT KEPUTUSAN KARIR PESERTA DIDIK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "2014 EFEKTIVITAS KONSELING KARIR TRAIT AND FACTOR UNTUK MEREDUKSI KESULITAN MEMBUAT KEPUTUSAN KARIR PESERTA DIDIK"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

Muhammad Muhajirin, 2014

EFEKTIVITAS KONSELING KARIR TRAIT AND FACTOR UNTUK MEREDUKSI KESULITAN MEMBUAT KEPUTUSAN KARIR PESERTA DIDIK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

Pembuatan keputusan karir dapat mengakibatkan seseorang mengalami gejala depresi (Walker & Gary, 2012). Gejala depresi muncul akibat disfunctional pemikiran karir, dan kebingungan karir. Hal ini disebabkan karena begitu kompleksitas dari proses pembuatan keputusan karir sehingga seseorang tidak mampu membuat keputusan karir secara “benar” yaitu, proses pembuatan keputusan yang tepat dan paling cocok dengan karakteristik dan tujuan individu (Gati et al, 1996 : 511). Ketidakmampuan membuat keputusan ini digambarkan dengan kesulitan-kesulitan yang dihadapi individu ketika membuat keputusan karir. Kesulitan-kesulitan tersebut dapat berdampak pada sikap individu yang menggantungkan pengambilan keputusan karir kepada orang lain, atau individu menghindar dari tugas membuat keputusan karir. Fenomena yang menarik adalah tidak sedikit peserta didik yang masih bingung “indecision” dalam menentukan pilihan karir. Dari hasil studi yang dilakukan oleh Budiamin pada tahun 2002 menghasilkan, sebanyak 90% peserta didik di Kabupaten Bandung menyatakan masih bingung dalam memilih karir di masa depan.

Temuan di atas diperkuat dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Budiman (Puspita, 2010: 47) tahun 2003, pada peserta didik SMA Kelas XII di Kota Cimahi. Temuannya ialah: pertama, sebagian besar peserta didik 52,23% orientasi karirnya memadai 41% dan sangat memadai 11,33%. Kedua, sebanyak 47,67% peserta didik perlu mengoptimalkan orientasi karir mereka terutama dalam kesiapan mengambil keputusan karir. Ketiga, mengenai sikap terhadap karir, 28% kurang memadai, 5% tidak memadai, dan 1% sangat memadai. Fakta empiris tersebut menunjukkan bahwa kesulitan membuat keputusan karir dan keraguan karir peserta didik merupakan gejala faktual yang dialami peserta didik. Dengan demikian isu kesulitan membuat keputusan karir amat sangat penting dan

(2)

Muhammad Muhajirin, 2014

EFEKTIVITAS KONSELING KARIR TRAIT AND FACTOR UNTUK MEREDUKSI KESULITAN MEMBUAT KEPUTUSAN KARIR PESERTA DIDIK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

perlu mendapatkan perhatian khusus dalam praktik dan keilmuan bimbingan dan konseling.

Kemampuan membuat keputusan karir didasari atas pengetahuan tentang pemahaman diri, pemahaman lingkungan efektif, serta keterampilan tentang tanggung jawab (Dillard, 1985; Walker & Gary, 2012). Dillard (1985 : 53) mendefinisikan kemampuan membuat keputusan karir merupakan usaha yang jelas yang melibatkan perasaan, nilai, kecerdasan, komitmen, persepsi, dan informasi yang cocok. Tiedeman dan O’Hara (Sharf, 1992 : 304) mengungkapkan bahwa kemampuan pembuatan keputusan karir didasari oleh dua hal yaitu: (1) Pengetahuan tentang diri, pemahaman dunia kerja serta pertimbangan kemandirian, dan (2) Sikap terhadap penilaian keterlibatan, keinginan mempelajari informasi, serta aktivitas penunjang. Namun pandangan tersebut tidak sejalan dengan fakta yang ada. Selanjutnya dikemukakan oleh Moesono (dalam Sarwono, 2005) bahwa ternyata peserta didik SMA tidak pernah betul-betul tahu apa yang diinginkannya, tidak terbiasa tertantang menggali informasi sampai tuntas, namun hanya bermodal informasi yang hanya 40%, petunjuk orang tua, dan keberanian berisiko.

Pada saat melakukan praktikum mata kuliah bimbingan dan konseling karir di Sekolah Menengah Atas terdapat fenomena luar biasa yang menandakan ketidakmampuan membuat keputusan karir terjadi pada peserta didik. Adapun gejala yang teramati adalah peserta didik kurang memahami diri, peserta didik kurang memahami jenis dan lingkungan studi lanjutan atau pekerjaan, peserta didik kurang memiliki keyakinan diri, dan peserta didik kurang memiliki inisiatif untuk mencari informasi. Dari hasil wawancara kepada peserta didik yang mengalami gejala tersebut, rata-rata masalah berkaitan dengan keraguan bahwa jurusan yang dipilih sesuai atau tidak sesuai dengan dirinya, rasa kecemasan jika lulus nanti dia akan bekerja dimana, dan konflik dengan orang tua tentang perbedaan pendapat antara harapan atau pekerjaan yang dia pilih tidak sesuai dengan harapan orang tua.

Gati et al (1996 : 512) menjelaskan ada tiga kategori kesulitan yang menyebabkan peserta didik tidak dapat membuat keputusan karir. Pertama ialah

(3)

Muhammad Muhajirin, 2014

EFEKTIVITAS KONSELING KARIR TRAIT AND FACTOR UNTUK MEREDUKSI KESULITAN MEMBUAT KEPUTUSAN KARIR PESERTA DIDIK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kurangnya kesiapan, mencakup tiga kategori kesulitan di dalammnya, diantaranya: (1) kurangnya motivasi untuk terlibat dalam proses pembuatan keputusan karir, (2) keraguan umum mengenai semua jenis pengambilan keputusan, dan (3) disfungsional keyakinan, termasuk ekspektasi irasional mengenai proses pengambilan keputusan. Kategori kesulitan yang kedua ialah kurangnya informasi dan informasi tidak konsisten. Kurangnya informasi mencakup empat kategori kesulitan, (1) kurangnya pengetahuan tentang langkah-langkah yang terlibat dalam proses, (2) kurangnya informasi tentang diri, (3) kurangnya informasi tentang berbagai alternatif (misalnya, pilhan perguruan tinggi, jurusan, dan pekerjaan), dan (4) kurangnya informasi tentang suber informasi tambahan. Kategori kesulitan yang ketiga ialah informasi yang tidak konsisten, mencakup (1) informasi yang tidak dapat diandalkan, misalnya rendahnya prestasi hasil belajar, (2) konflik internal seperti pilihan saling bertentangan atau kesulitan mengenai kebutuhan untuk kompromi, dan (3) konflik eksternal, yaitu konflik yang melibatkan pengaruh significant other. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Rachmaniar pada tahun 2012 di SMAN 19 Bandung, kemampuan membuat keputusan karir peserta didik kelas XI mencapai 61,67%, artinya pencapaian kemampuan membuat keputusan karir berada pada kategori kurang optimal. Kekurangan optimal tersebut mencakup aspek kurangnya pemahaman diri peserta didik, kurangnya pemahaman nilai, kurangnya pemahaman lingkungan pekerjaan, kurangnya keyakinan diri, kurangnya keinginan mencari informasi kelanjutan pendidikan atau pekerjaan,kurangnya keterlibatan dalam pencarian informasi kelanjutan pendidikan atau pekerjaan. Hal ini menandakan bahwa fakta secara faktual dan empiris kesulitan membuat keputusan karir terdapat pada peserta didik.

Terdapat beberapa model pengambilan keputusan karir, (Peterson et al, 1991; Sampson et al, 2004) mengusulkan bahwa pembuatan keputusan karir terjadi dalam lima fase yang disajikan dalam siklus pembuatan keputusan karir CASVE: (1) comunication (mengidentifikasi masalah karir), (2) analisys

Interelating (komponen masalah), (3) synthesis (menciptakan alternatif

(4)

Muhammad Muhajirin, 2014

EFEKTIVITAS KONSELING KARIR TRAIT AND FACTOR UNTUK MEREDUKSI KESULITAN MEMBUAT KEPUTUSAN KARIR PESERTA DIDIK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(membentuk strategi untuk menerapkan pilihan). Menurut Germeijs dan Verschueren (2006) membedakan enam tugas dalam proses pembuatan keputusan karir: (1) orientasi pilihan, (2) eksplorasi diri, (3) luas eksplorasi lingkungan, (4) secara mendalam eksplorasi lingkungan, (5) memilih alternatif, dan (6) berkomitmen untuk alternatif karir tertentu. Sedangkan model lain yang diusulkan oleh Van Esbroeck, et al (2005). Dalam model pilihan karir dinamis, mereka mengusulkan enam kegiatan pengembangan pilihan karir :(1) sensitisasi (peserta didik sadar kegiatan pilihan karir yang diperlukan), (2) eksplorasi diri, (3) eksplorasi lingkungan, (4) hubungan antar eksplorasi diri dan lingkungan, (5) spesifikasi (memperdalam pengetahuan tentang pilihan karir dan menentukan pilihan), dan (6) menetapkan alternatif keputusan.

Nathan & Hill (2006) mendukung bahwa individu yang mencari konseling karir sering tidak dapat dengan mudah mencapai keputusan karena dia tidak memiliki informasi yang dibutuhkan untuk menjadi dasar pilihannya, atau karena dia tidak tahu tentang dirinya. Kurangnya persepsi diri yang baik dan kurangnya pengetahuan tentang unsur-unsur yang membentuk kepribadian individu, seperti minat dan kemampuan, mendorong individu mengalami kebingungan dan menghambat proses pembuatan keputusan karir (Sampson et al, 1998; Gati & Saka, 2001).

Membuat keputusan karir adalah tugas perkembangan penting pada masa remaja akhir dan dewasa awal (Super dalam Lounsbury et al, 2004). Menurut Super & Crites (Lounsbury et al, 2004) remaja dapat membuat keputusan karir ketika mereka memahami kemampuan (termasuk kecerdasan umum, bakat khusus, prestasi akademik, dan keterampilan kerja), minat kejuruan, dan karakteristik kepribadian yang dimiliki, tetapi kenyataannya tidak demikian, kurangnya motivasi dalam keterlibatan pemiliahan karir, kurang pemahaman diri, kurangnya pemahaman lingkungan, serta kurangnya pemahaman hubungan diri dan lingkungan menyebabkan peserta didik tidak dapat membuat keputusan karir. Utnuk memfasilitasi peserta didik agar mampu membuat keputusan karir dibutuhkan suatu layanan yang dapat membantu peserta didik memahami ciri-ciri yang melekat dirinya dan faktor-faktor pekerjaan atau tuntutan kerja yang sesuai

(5)

Muhammad Muhajirin, 2014

EFEKTIVITAS KONSELING KARIR TRAIT AND FACTOR UNTUK MEREDUKSI KESULITAN MEMBUAT KEPUTUSAN KARIR PESERTA DIDIK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dengan dirinya sehingga peserta didik mampu membuat keputusan karir sesuai dengan ciri-ciri yang melekat pada dirinya dan faktor-faktor pekerjaan atau tuntutan kerja yang sesuai dengan dirinya. Layanan yang dimaksud adalah layanan konseling karir.

Nathan & Hill (2006 : 2) mendefinisikan konseling karir sebagai “a

process which enables people to recognise and utilise their resources to make career-related decisions and manage career-related issues”. Dapat diartikan

sebagai proses yang memungkinkan orang untuk mengenali dan memanfaatkan sumber daya yang mereka miliki untuk membuat keputusan atau mengelola yang tarkait isu karir. Konseling karir trait and factor dapat membantu siswa untuk memahami dirinya sehingga membantu siswa membuat keputusan karir (Johnson

et al, 2002; Staggs et al, 2007). Secara prinsip model konseling karir trait and factor membantu peserta didik untuk memahami karakteristik psikologis yang

melekat pada diri, memahami lingkungan pekerjaan, dan memahami hubungan antar keduanya. Hasil penelitian Ackerman and Heggestad’s (dalam Staggs et al, 2007) menemukan bahwa ciri kepribadian dan minat dapat mengarahkan individu mengenali pekerjaan yang cocok untuk dirinya. Penemuan Johnson et al, 2002, menemukan bahwa penilaian terhadap ciri dan faktor dapat meredakan kecemasan yang berasal dari kebimbangan pemilihan karir, membuat percaya diri pada saat proses eksplorasi karir, dan menambah pemahaman diri, serta mengurangi keterbatasan informasi tentang pekerjaan, sehingga peserta didik dapat mengeksplorasi dan membuat keputusan karir.

B. Identifikasi dan Rumusan Masalah

Fakta empiris menunjukkan bahwa layanan bimbingan dan konseling karir dibutuhkan bagi peserta didik yang mengalami kesulitan dalam membuat keputusan karir. Terdapat beberapa strategi layanan bimbingan dan konseling karir yang dapat dilakukan untuk membantu peserta didik mereduksi kesulitan membuat keputusan karir. Supriatna (2006: 10) mendefinisikan tiga jenis strategi bimbingan karir, melingkupi: (a) strategi instruksional, (b) strategi subtansial/interpersonal, dan strategi (c) permainan. Strategi instruksional

(6)

Muhammad Muhajirin, 2014

EFEKTIVITAS KONSELING KARIR TRAIT AND FACTOR UNTUK MEREDUKSI KESULITAN MEMBUAT KEPUTUSAN KARIR PESERTA DIDIK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

merupakan bentuk penyelenggaraan bimbingan karir yang di integrasikan atau dipadukan dalam pengajaran (instruksional). Strategi subtansial merupakan bentuk penyelenggaraan bimbingan karir melalui hubungan interpersonal (antara pembimbing dan konseli) termasuk dalam strategi ini ialah teknik genogram dan konseling karir. Strategi permainan merupakan strategi alternatif penyelenggaraan bimbingan karir. Terdapat beberapa pengertian yang menjelaskan definisi dan hakekat konseling karir itu sendiri. Nathan & Hill (2006 : 2) mendefinisikan konseling karir sebagai proses yang memungkinkan orang untuk mengenali dan memanfaatkan sumber daya yang mereka miliki untuk membuat keputusan atau mengelola yang tarkait isu karir. Menurut the National Vocational Guidance

Association’s (NGVA) pada tahun 1973, menyatakan bahwa tujuan konseling

karir adalah untuk membantu individu untuk memilih, mempersiapkan, memasuki, dan mengembangkan dalam pekerjaan. Pendapat lain diungkapkan oleh Super (Crites, 1981: 12) mendefinisikan konseling karir sebagai proses membantu individu untuk menerima, mengembangkan, dan mengintegrasikan, gambaran diri terhadap perannya dalam dunia kerja, untuk menguji konsep ini, terhadap kenyataan, dan mengubahnya menjadi kenyataan, dengan kepuasan kepada dirinya sendiri dan kepada masyarakat.

Adapun model-model konseling karir yang dapat di aplikasikan dalam membantu individu membuat keputusan karir menurut Crites (1981), diantaranya: (1) trait and factor career counseling, (2) client centered career counseling, (3)

psychodinamic career counseling, (4) developmental career counseling, (5) behavior career counseling, dan (5) conprehensive career counseling. Konseling

karir trait and factor merupakan model konseling karir yang mencerminkan dasar Parsons (1909). Parson menekankan konseling karir trait and factor pada tiga tripartit yaitu: (1) the individual (Individu), (2) the occupation (pekerjaan), dan (3)

the relationship between them (hubungan antara keduanya). Menurut Parsons’s

(1909) konsep konseling karir trait and factor mengintegrasikan hasil test dengan informasi tentang pekerjaan. Langkah pertama ialah memperjelas pemahaman peserta didik menegenali diri, attitudes (sikap), abilities (kemampuan), interests (minat), ambitions (ambisi atau impian), resource limitations (keterbatasan

(7)

Muhammad Muhajirin, 2014

EFEKTIVITAS KONSELING KARIR TRAIT AND FACTOR UNTUK MEREDUKSI KESULITAN MEMBUAT KEPUTUSAN KARIR PESERTA DIDIK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

sumber daya), dan causes (penyebab). Tahap kedua peserta didik dibantu untuk mendapatkan pengetahuan tentang persyaratan dan kondisi dari keberhasilan, keuntungan dan kerugian, kompensasi, peluang, dan prospek dalam baris berbeda dari pekerjaan. Tahap ketiga mengintegrasikan antara informasi tentang seseorang dan informasi tentang dunia kerja. Untuk itu masalah utamanya adalah “bagaimana keefektifan konseling karir trait and factor untuk mereduksi kesulitan membuat keputusan karir peserta didik”.

Dari rumusan masalah tersebut dirumuskan pertanyaan penelitian sebagai berikut:

1. Seperti apa gambaran kesulitan membuat keputusan karir peserta didik kelas XI SMA Negeri 3 Badung tahun ajaran 2013/ 2014?

2. Seperti apa gambaran kesulitan membuat keputusan karir peserta didik kelas XI SMA Negeri 3 Badung tahun ajaran 2013/ 2014 berdasarkan jenis kelamin?

3. Bagaimana prosedur penerapan layanan konseling karir trait and factor untuk mereduksi kesulitan membuat keputusan karir peserta didik kelas XI SMA Negeri 3 Badung tahun ajaran 2013/ 2014?

4. Apakah layanan konseling karir trait and factor efektif untuk mereduksi kesulitan membuat keputusan karir peserta didik Kelas XI SMA Negeri 3 Badung tahun ajaran 2013/ 2014?

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini secara umum bertujuan untuk menguji efektivitas prosedur penerapan layanan konseling karir trait and factor untuk membantu konseli dalam mereduksi kesulitan membuat keputusan karir peserta didik Kelas XI SMAN 3 Bandung Tahun Pelajaran 2013/ 2014.

Berdasarkan tujuan umum penelitian, dirumuskan tujuan-tujuan khusus untuk mencapai tujuan umum, yaitu:

1. Memperoleh gambaran profil kesulitan membuat keputusan karir peserta didik kelas XI SMAN 3 Bandung Tahun ajaran 2013/2014.

(8)

Muhammad Muhajirin, 2014

EFEKTIVITAS KONSELING KARIR TRAIT AND FACTOR UNTUK MEREDUKSI KESULITAN MEMBUAT KEPUTUSAN KARIR PESERTA DIDIK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Memperoleh gambaran profil kesulitan membuat keputusan karir peserta didik kelas XI SMAN 3 Badung tahun ajaran 2013/2013 berdasarkan jenis kelamin.

3. Memperoleh rumusan prosedur penerapan layanan konseling karir trait

and factor untuk mereduksi kesulitan membuat keputusan karir peserta

didik Kelas XI SMAN 3 Bandung Tahun ajaran 2013/2014.

4. Menunjukkan efektifitas layanan konseling karir trait and factor untuk mereduksi kesulitan membuat keputusan karir peserta didik Kelas XI SMAN 3 Bandung Tahun ajaran 2013/2014.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini menghasilkan rumusan prosedur penerapan layanan konseling karir trait and factor yang efektif dalam mereduksi kesulitan membuat keputusan karir peserta didik. Adapun manfaatnya sebagai berikut.

1. Bagi Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan

Dapat dijadikan sebagai bahan pengembangan keilmuan, khususnya dalam mata kuliah praktikum bimbingan dan konseling karir. Tentang penerapan model konseling karir trait and factor untuk membantu peserta didik mengatasi kesulitan membuat keputusan karir.

2. Bagi Guru Bimbingan Dan Konseling

Penelitian ini menghasilkan rumusan prosedur penerapan konseling karir

trait and factor yang efektif dalam mereduksi kesulitan membuat keputusan karir

peserta didik. Oleh karena itu rumusan prosedur ini dapat dijadikan rekomendasi kepada guru bimbingan dan konseling dalam membantu peserta didik yang mengalami kesulitan membuat keputusan karir.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Data yang di peroleh dari penelitian ini dapat dijadikan sebagai dasar penelitian selanjutnya khususnya dalam meneliti kemampuan membuat keputusan karir peserta didik atau penelitian penerapan model konseling karir trait and

factor untuk membantu permasalahan lain dalam domain karir yang dihadapi oleh

(9)

Muhammad Muhajirin, 2014

EFEKTIVITAS KONSELING KARIR TRAIT AND FACTOR UNTUK MEREDUKSI KESULITAN MEMBUAT KEPUTUSAN KARIR PESERTA DIDIK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

E. Hipotesis Penelitian

Hipotesis penelitian ini adalah:

“Konseling trait and factor efektif untuk mereduksi kesulitan membuat keputusan karir yang dialami peserta didik”.

Hipotesis statistik dalam penelitian ini adalah H0 : µ1 =µ2

HA : µ1 < µ2

F. Struktur Organisasi Skripsi

Bab I skripsi berisi uraian tentang pendahuluan dan merupakan bagian awal skripsi. Pendahuluan berisi latar belakang penelitian, identifikasi dan perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat atau signifikansi penelitian, hipotesis penelitian, dan struktur organisasi skripsi.

Bab II skripsi berisi kajian pustaka, kerangka pemikiran, dan asumsi penelitian. Kajian pustaka mempunyai peran yang sangat penting, karena menunjukkan fungsi sebagai landasan teoretik dalam menyusun pertanyaan penalitian, tujuan serta hipotesis. Dalam kajian pustaka peneliti membandingkan, mengkontraskan, dan memposisikan kedudukan penelitian yang dikaji dikaitkan dengan masalah yang sedang diteliti. Berdasarkan kajian tersebut, peneliti menjelaskan/ pendirian peneliti disertai alasan-alasannnya. Telaah teoretis dimaksudkan untuk menampilkan “mengapa dan bagaimana” teori dan hasil penelitian para pakar terdahulu diterapkan oleh peneliti dalam penelitiannya. Kerangka pemikiran merupakan tahapan yang harus ditempuh untuk merumuskan hipotesis dengan mengkaji hubungan teoretis antar variabel penelitian. Hipotesis ialah jawaban sementara terhadap masalah yang dirumuskan dalam penelitian atau submasalah yang diteliti.

Bab III berisi penjabaran yang rinci mengenai metode penelitian, termasuk beberapa komponen, diantaranya lokasi dan subjek/sampel penelitian, desain

(10)

Muhammad Muhajirin, 2014

EFEKTIVITAS KONSELING KARIR TRAIT AND FACTOR UNTUK MEREDUKSI KESULITAN MEMBUAT KEPUTUSAN KARIR PESERTA DIDIK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

penelitian, metode penelitian, definisi operasional, instrumen penelitian, proses pengembangan instrumen, teknik pengumpulan data, dan analisis data.

Bab IV hasil penelitian dan pembahasan terdiri dari dua hal utama, yakni pengelolaan atau analisis data untuk menghasilkan temuan berkaitan dengan masalah penelitian, pertanyaan penelitian, hipotesis, tujuan penelitian, dan kedua ialah pembahasan atau analisis temuan.

Bab V kesimpulan dan saran menyajikan penafsiran dan pemaknaan peneliti terhadap hasil analisis temuan penelitian.

(11)

Referensi

Dokumen terkait

It also means that the statement in the questionnaire about the variables of budgeting participation; I have been involved in the preparation of the budget in my SKPD, I

diperkaya 98,4% memiliki karakteristik fisiko-kimia yang memenuhi standar, yaitu memiliki kemurnian radiokimia &gt; 95%, kemurnian radionuklida ≥ 99%, larutan

Hasil penelitian menunjukan bahwa pemberian ekstrak terpurifikasi daun T sureni terbukti dapat memproteksi disfungsi sel endotel diinduksi NaCl 3 %, ditandai

Pada tabel 4 terlihat bahwa petugas yang ikut pelatihan dibandingkan petugas yang belum pernah ikut pelatihan, diprediksikan bahwa petugas yang belum pernah ikut pelatihan

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat bagaimana pengaruh gaya kepemimpinan terhadap kinerja pegawai secara langsung maupun tidak langsung melalui budaya organisasi,

Dari kutipan di atas di atas diketahui bahwa penggunaan latar hari Jumat karena hari itu tidak dilakukan kegiatan gotong royong seperti hari biasanya yang berkaitan dengan alur

Sumber data pada penelitian ini terdiri dari 2 orang ahli instrumen penilaian, seorang reviewer, 2 orang peer reviewer, dan hasil penilaian proyek 32 siswa

Dana tersebut akan diserahkan apabila manuskrip yang telah direvisi sesuai dengan saran pendamping telah dikirimkan (submit) dan diterima oleh penerbit jurnal