• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Menurut Kementrian Komunikasi dan Informatika melalui Direktorat

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Menurut Kementrian Komunikasi dan Informatika melalui Direktorat"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Menurut Kementrian Komunikasi dan Informatika melalui Direktorat Jenderal Pos dan Informatika (2008) bahwa sektor telekomunikasi Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) mengalami pertumbuhan yang sangat pesat baik dari sisi teknologi, struktur industri, nilai bisnis dan ekonomi, maupun dampaknya bagi kehidupan sosial. Pesatnya perkembangan teknologi jaringan telekomunikasi mendorong peningkatan kebutuhan infrastruktur TIK nasional. Dan seiring dengan peningkatan kebutuhan infrastruktur TIK nasional tersebut, kebutuhan infrastruktur satelit sebagai salah satu bagian integral infrastruktur TIK nasional, yang bersifat komplemen bagi teknologi infrastruktur lainnya, juga mengalami peningkatan.

Layanan komunikasi satelit yang dideliver kepada pelanggan, dalam hal pemeliharaan memiliki karakteristik yang berbeda. Tingginya biaya pemeliharaan dalam layanan komunikasi satelit diperlukan prosedur yang baik sehingga kebutuhan untuk preventive maintenance menjadi jelas. Demi menjamin tingkat penyediaan jasa yang memadai, inventaris haruslah dipertahankan pada tingkat yang memadahi. Seandainya seluruh status inventaris dapat dipantau, maka inventaris nasional dapat dikelola sebagai suatu kesatuan dengan lebih efisien. Selain itu, kecepatan layanan kepada para pelanggan juga dapat lebih terjamin dan terprediksi.

(2)

Dalam menunjang proses bisnis perusahaan, PT Indonesia Comnets Plus (ICON+) sebagai perusahaan telekomunikasi dengan fokus pada penyediaan jaringan, jasa, dan content telekomunikasi untuk mendukung teknologi dan system informasi PT PLN (Persero) dan non PLN. Untuk itu perseroan mengadakan berbagai layanan unggulan seperti Clear Channel, Multi Protocol Label Switching (MPLS), akses internet broadband, Voice over Internet Protocol (VoIP), dan aplikasi perbankan dengan menggunakan media transmisi Fiber Optik.

Sebagai anak perusahaan yang dimiliki sepenuhnya oleh PLN, ICON+ berfokus untuk melayani kebutuhan PLN akan jaringan telekomunikasi. Seiring dengan kebutuhan industri akan jaringan telekomunikasi dengan tingkat

availability dan reliability yang konsisten, maka ICON+ berusaha memanfaatkan

kompetensi yang ada untuk melayani titik-titik PLN pada daerah terpencil yang belum tercakup Fiber Optik dengan media transmisi sistem komunikasi satelit (VSAT).

Berikut topologi jaringan network PT Indonesia Comnets Plus 2015

Sumber : Data Internal Divisi Performance PT Indonesia Comnets Plus Tahun 2015 Gambar 1. 1Topologi Jaringan Network PT ICON+ Tahun 2015

(3)

Kebutuhan dalam menjaga customer satisfaction, menjaga SLA (Service Level Agreement) dan corporate MTTR (Mean Time To Repair) akan menjadi suatu masalah jika tidak dilakukan adanya suatu tindakan pemeliharaan dengan baik. Hal ini terlihat dari fenomena adanya kronologis data gangguan perangkat aktif dalam hal ini adalah sistem komunikasi satelit (VSAT) yang menjadi bagian core bisnis perusahaan PT Indonesia Comnets Plus di lokasi pelanggan PLN, peneliti mengambil data gangguan selama periode 1 Januari 2015 – 31 Desember 2015 yaitu sebanyak 208 gangguan dari data pelanggan PLN tersebar di wilayah Indonesia Timur yaitu Pulau Maluku dan Papua, sesuai data berikut :

Tabel 1. 1 Data Gangguan Periode 1 Januari 2015-31 Desember 2015

Corporate MTTR Regional MTTRRoot Cause MOD Achievement PNOC Achievement

Sel ector

Start Date End Date MTTR Result Notification Type Service Impact Analysis :

01-01-15 Count MTTR Ticket Service

Reg i ona l Deta i l Cl a s s i f i ca ti on

JKT JBR JTG JTM SBU SBT SBS IBT OPS

0 0 0 0 0 0 0 0 493 312 158 90 142 40 45 66 50 0 32 7 3 3 3 3 3 2 0 3482 1149 865 931 594 544 1343 672 0 429 270 167 231 63 154 370 120 0 11 26 4 6 1 0 0 0 0 97 46 54 87 24 14 27 30 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 2 1108 348 760 822 1420 2845 5444 1619 0 17 5 1 3 1 1 1 3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 35 144 111 122 214 71 64 101 117 0 0 0 0 0 0 0 0 0 793 0 0 0 0 0 0 0 0 653 0 0 0 0 0 0 0 0 116

Link Upstream NAP Monitoring Eksternal Alarm

Regional MTTR

Abnormal Alarm Cable Wiring

Environment of Temperatur Fiber Optic Cable

1971 Detail Classification 31-12-15 All All Multimedia Equipment Operational Infrastructure Power Problem Software Configuration Third Party Equipment/Network Traffic Utilisation

Fiber Optic Terminal Equipment Fixed Telco Equipment IP Equipment Link Upstream ISP

988 793 653 116 2 167 All BLI 35 51 407 1 2 14938 34 CORP 493 958 57 9985 Service Impact 0 0 0 28 0 0 572 0 44 0 55 1 405 3

Sumber : Data Internal Intranet http://10.14.22.2/fms/ PT Indonesia Comnets Plus

Dari pengamatan peneliti diperoleh data gangguan selama tahun 2013 hingga 2015, menunjukkan data peningkatan gangguan perangkat komunikasi

(4)

satelit dari 174 data di tahun 2013, meningkat di tahun 2014 menjadi 220 data dan sedikit menurun 16 data gangguan di tahun 2015 menjadi 208 data. Terlihat pada grafik data gangguan periode tahun 2013 hingga 2015 sebagai berikut :

Sumber : Data Internal Intranet http://10.14.22.2/fms/ PT Indonesia Comnets Plus Gambar 1. 2 Grafik Data Gangguan Periode 2013 – 2015

Dari data gambar 1.3 menunjukkan bahwa terjadi peningkatan gangguan perangkat di lokasi pelanggan PT PLN disebabkan terkait masalah pada antena dari tahun 2013 hingga 2014 meningkat dua kali lebih besar, sedangkan masalah pada outdoor unit mengalami kenaikan yang cukup drastis dari 17 menjadi 55 di tahun 2014. Terjadi penurunan gangguan terkait masalah indoor unit dari tahun 2013 hingga 2014. Jenis gangguan tersebut disebabkan karena masalah pada antena adalah dikarenakan antena perangkat lokasi pelanggan terhalang oleh bangunan baru, antena terhalang pohon, dan sebagainya. Sedangkan gangguan terkait masalah indoor dan outdoor unit dikarenakan masalah perangkat rusak akibat degradasi

0 50 100 150 200 250 Terkait masalah pada antena Terkait masalah pada indoor unit Terkait masalah pada outdoor unit Total Data Gangguan Perangkat Layanan VSAT 2013 15 142 17 174 2014 30 135 55 220 2015 16 134 58 208 15 142 17 174 30 135 55 220 16 134 58 208 Frekuensi Data Gangg uan

(5)

penggunaan perangkat yang sudah lama (masa penggunaan), perangkat rusak akibat tersambar petir, perangkat kemasukan air dan lain sebagainya.

Sebaran lokasi perangkat pelanggan PLN tergambar pada peta berikut :

Sumber : Data Internal Divisi Performance PT Indonesia Comnets Plus Tahun 2015 Gambar 1. 3 Peta Lokasi Pelanggan PLN

Pada gambar 1.4 menunjukkan peta lokasi pelanggan PLN yang tersebar di Indonesia Bagian Timur meliputi Maluku dan Papua. Perbandingan jumlah pelanggan dengan data gangguan menjadi perhatian manajemen dalam menjaga

corporate MTTR (Mean Time To Repair) dan SLA (Service Level Agreement) yang

telah disepakati dengan pelanggan sehingga perlu dilakukan suatu metode tindakan preventive maintenance yang diharapkan dapat menentukan optimalisasi perbaikan pada perangkat yang terpasang dilokasi pelanggan dan dalam meningkatkan efisiensi biaya pemeliharaan perangkat. Salah satu elemen yang terdapat dalam tindakan preventive maintenance yang perlu dipertimbangkan adalah ketersediaan SDM yang dimiliki, biaya operasional yang timbul selama

(6)

proses preventive maintenance dalam menuju lokasi pelanggan sebanding dengan pendapatan yang diterima dari pelanggan ke perusahaan dan tindakan selanjutkan dalam hal improvement atas informasi yang sudah dilakukan.

Dalam penelitan sebelumnya, hasil penelitian Afety (2010) menunjukkan hasil penelitian bahwa terdapat efisiensi biaya dan maintenance task dengan menggunakan metode FMCA, LTA dan Total Minimum Downtime. Sedangkan dalam penelitian Endang (2012), bahwa dengan metode Markov Chain dapat menentukan perencanaan penjadwalan pemeliharaan mesin secara optimal. Dalam penelitian Shankar (2015), bahwa dengan penerapan preventive maintenance dapat menghasilkan peningkatan kemampuan, realibitas dan efisiensi dengan teknik optimaliasasi. Penelitian lain dari Krit (2013), menunjukkan hasil penelitian bahwa dengan menentukan pemodelan dan estimasi kegiatan preventive maintenance dalam mengurangi kegagalan perangkat sehingga diperoleh efisiensi pemeliharaan. Dan dalam penelitian Asisco (2012), bahwa identifikasi komponen kritis, jadwal penggantian komponen kritis dan tindakan perawatan dalam menentukan jadwal kegiatan perawatan dan maintenance task. Pada penelitian Supsomboon (2014), hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan reability centered maintenance (RCM) mampu meningkatkan keandalan perangkat dan dengan metode FMEA dapat mengoptimalkan tindakan pencegahan sehingga mampu mengurangi biaya.

Sehubungan dengan permasalahan pada perusahanaan PT Indonesia Comnets Plus diatas dan mengkaji beberapa penelitian sebelumnya, peneliti tertarik untuk menganalisis bagaimana menentukan jadwal tindakan preventive

(7)

pemeliharaan dalam meningkatkan efisiensi pemeliharaan. Peneliti berharap bahwa penelitian ini dapat menjadi harapan perusahaan di masa depan untuk menerapkan tindakan preventive maintenance, dan menjadi penelitian yang pertama dalam menganalisis tindakan preventive maintenance untuk menentukan penjadwalan yang tepat, sehingga mampu meminimumkan biaya operasional dan meningkatkan nilai-nilai perusahaan PT Indonesia Comnets Plus dimata pelanggan.

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis optimalisasi tindakan preventive

maintenance di dalam perusahaan PT Indonesia Comnets Plus diharapkan mampu

meningkatkan efisiensi pemeliharaan perangkat di lokasi pelanggan dan memfokuskan core competence yaitu dengan memperluas jaringan bisnis perusahaan, mengurangi dampak resiko, mempertahankan pelanggan eksisting, mencapai tujuan bisnis dengan keunggulan operasional sehingga berpengaruh pada cost reduction atau pengurangan biaya operasional dan peningkatan revenue-pendapatan perusahaan.

Berdasarkan perbandingan dengan penelitian yang dilakukan sebelumnya tentang preventive maintenance. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan mengambil judul ANALISIS OPTIMALISASI TINDAKAN

PREVENTIVE DALAM MENINGKATKAN EFISIENSI BIAYA

PEMELIHARAAN PERANGKAT VSAT (Studi Kasus Pada PT Indonesia Comnets Plus di DKI Jakarta).

(8)

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah yang dapat dikemukakan dari uraian latar belakang masalah tersebut diatas adalah :

1. Bagaimana pelaksanaan tindakan preventive maintenance di PT Indonesia Comnets Plus?

2. Berapa frekuensi melakukan tindakan preventive maintenance yang dapat meminimumkan biaya operasional di PT Indonesia Comnets Plus?

C. Tujuan Penelitian dan Kontribusi Penelitian 1. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah,

a. Mengkaji dan menganalisis optimalisasi tindakan preventive

maintenance dapat meningkatkan performance proses bisnis

perusahaan baik segi biaya operasional dan pendapatan sehingga dijadikan referensi dalam melakukan pengambilan keputusan untuk masa mendatang.

b. Untuk menguji optimalisasi sebagai tindakan preventive maintenance dalam meningkatkan efisiensi biaya pemeliharaan dan performance proses bisnis perusahaan sehingga corporate MTTR dan SLA pelanggan terjaga

(9)

2. Kontribusi Penelitian

Kontribusi Penelitian ini adalah

a. Bagi Praktis adalah alat analisis strategi proses bisnis dalam tindakan

preventive maintenance dalam menunjang kinerja pendapatan

perusahaan. Dengan memberikan masukan kepada pihak manajemen perusahaan mengenai perbaikan yang mungkin dilakukan jika memutuskan melakukan tindakan tersebut dalam membantu meningkatkan proses core competence perusahaan dan meningkatkan kinerja pendapatan perusahaan.

b. Bagi Akademis adalah sebagai bahan informasi dan penambahan wawasan dan pengetahuan mengenai metode tindakan preventive

maintenance dapat meningkatkan kinerja pendapatan perusahaan.

Selain itu penelitan ini diharapkan dapat dijadikan sebagai salah satu sumber rujukan bagi peneliti dan siapa saja yang akan meneliti lebih lanjut mengenai metode optimalisasi tindakan preventive

Gambar

Tabel 1. 1 Data Gangguan Periode 1 Januari 2015-31 Desember 2015

Referensi

Dokumen terkait

Dalam hal ini untuk memperoleh data tentang pemahaman masyarakat tentang praktik bagi hasil gaduh dilihat secara ekonomi Islam, dikumpulkan dari hasil wawancara

Tujuan dari isi paper ini adalah untuk menganalisa unjuk kerja sistem kompresi citra grayscale asli, apakah informasi data citra hasil rekonstruksi benar-benar dapat

Oleh karena itu, peristiwa turunnya Al Qur’an selalu terkait dengan kehidupan para sahabat baik peristiwa yang bersifat khusus atau untuk pertanyaan yang muncul.Pengetahuan

Akan tetapi hak cipta juga dapat didaftarkan, namun tidak menjadi kewajiban bagi pencipta untuk mendaftarkan asil karya ciptaanya (Atsar, 2017). Pendaftaran hak cipta ini

Konsep Pieper tentang manusia dan masyarakat, sebagaimana dipaparkan dalam artikel ini, menjadi perspektif penulis untuk mengemukakan konsep tentang persahabatan yang disimpulkan

Media pembelajaran yang dikembangkan harus sesuai dengan tujuan pembelajaran (Rustaman, 2007). Selain itu, penuntun praktikum juga sudah memuat pendekatan saintifik yaitu

Penelitian ini ditujukan untuk pengembangan sistem informasi administrasi, diharapkan dapat menghasilkan sebuah produk berupa Sistem Informasi Administrasi Santri Pada

Onong Uchjana Effendy (1989:60) mengatakan dalam bukunya “Kamus Komunikasi” bahwa komunikasi (communication) adalah proses penyampaian pesan dalam bentuk lambang bermakna