• Tidak ada hasil yang ditemukan

RENCANA PENATAAN KAWASAN WISATA BERKELANJUTAN DI DANAU TOBA SUMATERA UTARA (Kasus: Sub DAS Naborsahon) SITI ZULFA YUZNI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "RENCANA PENATAAN KAWASAN WISATA BERKELANJUTAN DI DANAU TOBA SUMATERA UTARA (Kasus: Sub DAS Naborsahon) SITI ZULFA YUZNI"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

RENCANA PENATAAN

KAWASAN WISATA BERKELANJUTAN

DI DANAU TOBA SUMATERA UTARA

(Kasus: Sub DAS Naborsahon)

SITI ZULFA YUZNI

SEKOLAH PASCASARJANA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2008

(2)

PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER

INFORMASI

Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis Rencana Penataan Kawasan Wisata Berkelanjutan di Danau Toba Sumatera Utara (Kasus: Sub DAS Naborsahon) adalah karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebut dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir tesis ini.

Bogor, November 2008

Siti Zulfa Yuzni A 251060041

(3)

ABSTRACT

SITI ZULFA YUZNI. Sustainable Spatial/Landscape Management Plan of Lake Toba Tourism Region at North Sumatra (Case: Sub River Basin of Naborsahon). Advisors: Siti Nurisjah and Lilik Budi Prasetyo

Lake Toba is the biggest lake in South East Asia, in the middle of which Samosir Island occurs, is located at 906-1800 m above sea level with mountainous landscape providing natural freshness and lake visual potential. The natural beauty of Lake Toba makes this region one of potential tourism spots, locally and internationally. Nowadays, both physical and visual scenic qualities of this region have been declining which are affected by the increasing number of visitation and mushrooming of tourism infrastuctures. The research objectives were to identify and analyze the ecological suitability and tourism resources of Lake Toba, local people and government participation in supporting tourism development, and finally to design sustainable tourism landscape management plan of Lake Toba. Research was done at Naborsahon sub river basin situated in Lake Toba Water Catchment Area and nowadays are fulfill with tourism activities and accommodation. Observation was applied toward five purposively sampled villages that represented upstream, middle and downstream regions. The research used three type of analysis which are qualitative descriptive method to classified the tourism potential area; spatial method to classified sustainability tourism areas based on ecological sensitivity, social economy opportunity for the locals, and potential tourism area; and finally Analysis Hierarchy Process was used to set, spatially, developmental priorities for deciding which area could be developed or protected. The result shows that upstream and middle areas of Naborsahon sub river basin are classified as protection zone which can only be used for strongly green type of tourism with no construction area; and downstream area as non protective which can be planned and designed as tourism zone intensively as well as extensively. Suitable tourism resource planning and management should be carried out to each of tourism development regions to gain its sustainability. Keywords: lake tourism, landscape, area management, sustainability

(4)

RINGKASAN

SITI ZULFA YUZNI. Rencana Penataan Kawasan Wisata yang Berkelanjutan di Danau Toba Sumatera Utara (Kasus: Sub DAS Naborsahon). Dibimbing oleh SITI NURISJAH dan LILIK BUDI PRASETYO.

Danau Toba terletak di Propinsi Sumatera Utara, Indonesia dan tercatat sebagai danau air tawar terbesar di Asia Tenggara dan salah satu danau yang terdalam di dunia (lebih dari 500 m) yang ditengahnya terdapat Pulau Samosir dan pada saat ini diusulkan sebagai World Heritage. Kondisi topografi Danau Toba berada pada ketinggian 906 - 1800 m dpl didominasi oleh perbukitan dan pegunungan, dengan kenyamanan fisik berupa temperatur udara yang sejuk dan potensi visual danau. Sumberdaya danau dan pegunungan memberikan daya tarik bagi perkembangan wisata, yaitu berupa pemanfaatan kawasan danau dan pegunungan baik secara fisik maupun visual. Keindahan alam Danau Toba menjadikan kawasan ini menjadi daerah kunjungan wisata yang sangat potensial, dan telah berkembang menjadi kawasan wisata yang populer baik dalam skala nasional maupun internasional.

Pada saat ini kawasan Danau Toba telah mengalami kerusakan fisik, visual dan ekologis sehingga terus cenderung menurun kualitasnya. Bila hal tersebut tidak dicegah, dapat menurunnya kualitas fisik danau dan kualitas sumberdaya wisata sehingga berdampak terhadap jumlah kunjungan wisata dan selanjutnya akan menurunkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat.

Bertolak dari hal tersebut maka penelitian ini merencanakan penataan kawasan wisata yang berkelanjutan, yang bertujuan untuk (1) identifikasi dan analisis potensi ekologis danau dan potensi wisata, (2) identifikasi dan analisis keikutsertaan masyarakat lokal dan pemerintah dalam mendukung pengembangan kawasan wisata, dan (3) Merencanakan penataan kawasan wisata Danau Toba yang berkelanjutan (sustainable tourism).

Penelitian dilakukan di sub DAS Naborsahon yang berada di dalam Daerah Tangkapan Air (DTA) Danau Toba dan pada saat ini penuh dengan aktivitas dan akomodasi wisata. Observasi dilakukan terhadap lima desa yang mewakili daerah hulu, tengah dan hilir, yaitu desa Sipangan Bolon, Girsang, Parapat, Tigaraja dan Pardamean Ajibata. Penelitian ini memakai tiga model analisis, yaitu metode deskriptif kualitatif untuk mengklasifikasi kawasan potensi wisata, metode spasial digunakan untuk kawasan wisata berkelanjutan berdasarkan kepekaan lingkungan, sosial ekonomi masyarakat dan potensi wisata, dan yang terakhir adalah metode Analisis Hierarki Proses (AHP) digunakan untuk menentukan skala prioritas dalam pengembangan kawasan wisata secara spasial.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa daerah tengah dan hulu di sub DAS Naborsahon diklasifikasikan sebagai zona perlindungan, dan hanya dapat digunakan sebagai kawasan lindung dengan tipe kegiatan wisata yang dapat dikembangkan adalah wisata alam yang bersifat edukasi. Sedangkan daerah hilir sebagai zona tidak lindung dan dapat direncanakan dan dirancang sebagai zona wisata secara intensif dan ekstensif. Masyarakat daerah hulu kurang antusias untuk pengembangan daerahnya sebagai kawasan wisata karena kehidupan mereka umumnya bertumpu pada bidang pertanian, sedangkan masyarakat hilir sangat menerima pengembangan dan penataan kawasan wisata karena sudah

(5)

berkembang sejak dahulu sebagai daerah wisata dan masyarakat sangat tergantung pada kegiatan tersebut untuk menambah pendapatan.

Perencanaan dan pengelolaan sumberdaya wisata yang sesuai sebaiknya dilakukan terhadap wilayah pengembangan wisata untuk mencapai wisata berkelanjutan. Arahan program pengembangan menggunakan pendekatan prinsip edukasi pada pengunjung dan masyarakat, program peningkatan kesejahteraan masyarakat, pelestarian alam dan budaya setempat. Tahap selanjutnya berupa rencana pengembangan green infrastructure pendukung wisata untuk memenuhi tingkat kepuasan pengunjung di kawasan wisata tersebut. Rencana pengembangan green infrastructure berupa pembangunan fasilitas yang berwawasan lingkungan.

(6)

Hak cipta milik IPB, tahun 2008

Hak cipta dilindungi Undang Undang

Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan atau menyebutkan sumbernya. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan, penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau tinjauan suatu masalah; dan pengutipan tersebut tidak merugikan kepentingan yang wajar IPB.

Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh Karya tulis dalam bentuk apapun tanpa izin IPB.

(7)

RENCANA PENATAAN

KAWASAN WISATA BERKELANJUTAN

DI DANAU TOBA SUMATERA UTARA

(Kasus: Sub DAS Naborsahon)

SITI ZULFA YUZNI

Tesis

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Sains pada

Program Studi Arsitektur Lanskap

SEKOLAH PASCASARJANA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2008

(8)
(9)

Judul Tesis : Rencana Penataan Kawasan Wisata Berkelanjutan di Danau Toba Sumatera Utara

(Kasus: Sub DAS Naborsahon) Nama : Siti Zulfa Yuzni

NIM : A251060041

Disetujui Komisi Pembimbing

Diketahui

Ketua Program Studi Arsitektur Lanskap

Dr. Ir. Nizar Nasrullah, MAgr.

Dekan Sekolah Pascasarjana

Prof. Dr. Ir. Khairil A. Notodiputro, MS

Tanggal Ujian: 3 November 2008 Tanggal Lulus : Dr. Ir. Siti Nurisjah, MSLA.

Ketua

Dr. Ir. Lilik Budi Prasetyo, MSc. Anggota

(10)

PRAKATA

Alhamdulillah, Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas segala karunia-Nya sehingga tesis ini berhasil diselesaikan. Tema yang dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Maret 2008 ini adalah perencanaan wisata, dengan judul ’Rencana Penataan Kawasan Wisata Berkelanjutan di Danau Toba Sumatera Utara (Kasus: Sub DAS Naborsahon)’

Terima kasih penulis ucapkan kepada Ibu Dr. Ir. Siti Nurisjah, MSLA dan Bapak Dr. Ir. Lilik Budi Prasetyo, MSc selaku pembimbing dan Ibu Dr. Ir. Afra DN. Makalew, MSc selaku penguji tesis yang telah banyak memberi saran, Bapak Dr. Ir. Nizar Nasrullah,M.Agr selaku ketua program studi Arsitektur Lanskap, staf dosen arsitektur lanskap atas ilmu, bimbingan dan arahannya, dan Direktorat Jenderal Perguruan Tinggi (DIKTI) Departemen Pendidikan Nasional atas bantuan beasiswa program pascasarjana (BPPS) selama studi S2, serta Yayasan Dana Mandiri yang telah memberi dana bantuan penelitian. Di samping itu, penghargaan penulis sampaikan kepada Bapak dan Ibu dari BPDAS Asahan-Barumun, BAPEDALDA Propinsi Sumatera Utara, BAPPEDA Kab. Simalungun, Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Sumatera Utara dan Pemerintah Daerah Sumatera Utara.

Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada ayah dan Ibu, abang dan kakak, serta rekan-rekan yang telah membantu baik moril maupun materiil dari awal studi hingga terselesaikannya tesis ini. Semoga karya ilmiah ini dapat bermanfaat.

Bogor, November 2008 Siti Zulfa Yuzni

Referensi

Dokumen terkait

Program Ragam Indonesia – Trans 7 dan My Trip My Adventure – Trans TV tidak termasuk ke dalam program wisata budaya yang paling banyak ditonton versi KPI.. Hasil

Berdasarkan nilai kriteria ketuntasan minimal, maka distribusi frekuensi dan persentase ketuntasan hasil belajar matematika Kelas IX SMP Negeri 5 Campalagian

rancangan Cross Sectional Study, dimana data independennya adalah kondisi kesehatan, kebersihan tangan, teknik pencucian peralatan makan, teknik pengeringan peralatan

Kesimpulan penelitian ini adalah rerata nyamuk yang terperangkap lebih banyak pada autocidal ovitrap atraktan, nyamuk yang terperangkap lebih banyak ditemukan di luar rumah, tetapi

bagaimana inovasi yang diterapkan untuk mengembangkan pendidikan diniyah formal atau menambah referensi untuk pelaksanaan pengembangan pendidikan diniyah formal

Tekanan air yang terlalu rendah akan menyebabkan alat plambing tidak berfungsi, agar alat plambing berfungsi secara baik maka tekanan air sebaiknya dinaikkan sampai batas

[r]

Rona Hanani Simamora, dr.Novita Linda Akbar, dr.Trisna Marni, dr.Catherine Chong, dr.Cindy yang memberikan masukan berharga kepada penulis melalui diskusi-diskusi kritis baik