• Tidak ada hasil yang ditemukan

IMPLEMENTASI NILAI-NILAI KARAKTER GURU DI SEKOLAH DASAR NEGERI 1 SINOMBAYUGA KECAMATAN POSIGADAN KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW SELATAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "IMPLEMENTASI NILAI-NILAI KARAKTER GURU DI SEKOLAH DASAR NEGERI 1 SINOMBAYUGA KECAMATAN POSIGADAN KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW SELATAN"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

Pendahuluan

Implementasi nilai-nilai karakter dalam suatu sistem pendidikan adalah keterkaitan antara komponen-komponen karakter yang mengandung nilai prilaku, yang dapat dilakukan atau bertindak secara bertahap dan saling berhubungan antara

pengetahuan, nilai-nilai prilaku dengan sikap atau emosi yang kuat untuk melaksanakannya, baik terhadap Tuhan Yang Maha Esa, dirinya, atau sesama manusia yang ada di lingkungan pendidikan. Dalam hal ini pendidikan tidak hanya IMPLEMENTASI NILAI-NILAI KARAKTER GURU DI SEKOLAH DASAR NEGERI 1

SINOMBAYUGA KECAMATAN POSIGADAN KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW SELATAN

Oleh: Liyam Hadiyo

Dra. Meity Mononimbar, M.Pd* dan Arifin, S.Pd, M.Pd** ABSTRAK

Liyam Hadiyo. 2013. Implementasi Nilai-Nilai Karakter Guru di Sekolah Dasar Negeri 1 Sinombayuga Kecamatan Posigadan Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan. Jurusan Manajemen Pendidikan, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Gorontalo. Pembimbing I Dra. Meity Mononimbar, M.Pd dan Pembimbing II Arifin, S.Pd, M.Pd

Adapun tujuan penelitiannya adalah untuk mengetahui nilai-nilai pendidikan karakter guru di SD Negeri 1 sinombayuga Kecamatan Posigadan. untuk mengetahui aktualisasi nilai-nilai karakter guru di SD Negeri 1 Sinombayuga Kecamatan Posigadan, dan untuk mengetahui implikasi nilai-nilai karakter guru di SD Negeri 1 Sinombayuga Kecamatan Posigadan. Metode yang dipakai dalam penelitian ini adalah metode kualitatif tehnik pengumpulan data yang digunakan yaitu Observasi, wawancara, dan dokumentasi.

Hasil penelitian yaitu; 1) Nilai-nilai karakter guru di SDN 1 Sinombayuga yaitu nilai toleransi sikap guru dan melalui disiplin, guru yang berhalangan hadir di sekolah tepat waktu, dan bagi guru yang berhalangan hadir tanpa pemberitahuan sebelumnya, mendapatsangsi yaitu adanya pengurangan terhadap tunjangan kinerja daerah. Implementasi nilai-nilai karakter guru melalui sikap jujur dengan melaporkan kegiatan sekolah secara transparan telah efektif. Kepedulian terhadap lingkungan diwujudkan melalui kegiatan kerja bakti di sekolah, termasuk guru mendukung program penghijauan atau go green di sekolah dengan penanaman serta perawatan tanaman di lingkungan sekolah. Adapun menumbuhkan sikap kreatif guru hanya sedikit guru yang mengembangkan ide-ide baru di sekolah. 2) Aktualisasi nilai-nilai karakter guru di SDN 1 Sinombayuga guru sebagai pendidik mempunyai tanggung jawab terhadap anak didik dengan ramah dan santun dalam mengajar, guru yang terlambat memberitahukan kepada kepala sekolah bila berhalangan hadir, guru bekerja dengan jujur dan tanpa paksaan, menjaga lingkungan tetap bersih, pelaksanaan program implementasi nilai-nilai karakter guru melalui kreatifitas diwujudkan dengan melaksanakan tugas mengajar dengan menciptakan suasana belajar yang menyenangkan. 3) Implikasi nilai-nilai karakter guru di SDN 1 Sinombayuga sehubungan toleransi, disiplin,jujur ini dilaksanakan oleh guru sehingga semakin mudah dalam mengambil tindakan dan bisa menjadikan sekolah nyaman dan bersih sehingga guru dapat berpikir kreatif.

(2)

membentuk insan Indonesia yang cerdas, namun juga berkepribadian atau berkarakter, sehingga nantinya akan lahir generasi bangsa yang tumbuh berkembang dengan karakter yang bernafas nilai-nilai luhur bangsa serta agama. Salah satu landasan hukum dari pendidikan berkarakter adalah UU Sisdiknas no 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang termuat pada pasal 3 yang berbunyi: mengembangkan kemampuan dan membentuk karakter serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, pendidikan nasional bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Upaya implementasi pendidikan karakter di sekolah, tentu tidak lepas dari peran guru. Berdasarkan kajian teoritis maupun empiris diyakini bahwa keberhasilan pendidikan karakter salah satunya diwarnai oleh faktor guru itu sendiri. Seorang guru adalah seorang yang telah menyerahkan dirinya dalam organisasi sekolah, dia tidak bisa melakukan tindakan dan berperilaku sesuai keinginan sendiri, tetapi harus dapat menyesuaikan diri dengan peran dan tugasnya sesuai peran dan tuntutan tugas serta aturan organisasi yang menjadi kewajiban bagi seorang guru, oleh karena itu guru harus memahami

bagaimana mekanisme kerja organisasi, dengan pemahaman itu maka seorang guru harus mau dan bisa diatur sesuai dengan mekanisme yang berlaku, serta harus bisa mengatur dalam arti mengelola secara optimal apa yang menjadi peran dan tugasnya dalam organisasi sekolah” (Suharsaputra, 2011: 32).

Pendidikan karakter merupakan upaya-upaya yang dirancang secara sistematis untuk membantu seorang guru dalam memahami nilai-nilai prilaku manusia yang berhubungan dengan tuhan yang maha esa, diri sendiri, sesama manusia, lingkungan dan kebangsaan, kemudian nilai-nilai tersebut dapat terwujud dalam pikiran, sikap, perasaan, dan perbuatan berdasarkan norma-norma agama, hukum, tata karma, budaya, dan adat istiadat. Namun dengan melihat kenyataan yang ada, menunjukkan dari sekian banyak guru, mempunyai karakter yang berbeda-beda dalam membantu peserta didik di sekolah. Untuk itu kepalasekolah bertanggung jawab mengembangkan karakter guru agar proses belajar mengajar berjalan lancar.

Berdasarkan hasil observasi awal yang dilakukan di sekolah khususnya di Sekolah Dasar Negeri 1 Sinombanyuga di Kecamatan Posigadan Kabupaten Bolaang Mongondow menunjukkan, bahwa sebagian besar guru belum dapat mencapai misi yang dicanangkan sesuai dengan karakter guru dalam menjalankan tugasnya sebagai seorang guru. Hal ini menimbulkan kerancuan tentang efektifitas

(3)

pendidikan karakter di sekolah tersebut. Hal ini dapat dilihat dari beberapa gejala yang muncul, antara lain: guru kadang terlambat datang ke sekolah, guru keluar dari kelas sebelum jam pelajaran selesai, pada saat kegiatan apel pagi tidak seluruhnya guru hadir.

Hal yang diuraikan di atas, tidak jika dibiarkan terus berlangsung akan berdampak negatif terhadap nilai-nilai karakter guru. Oleh kerena itu, implementasi pendidikan karakter pada sekolah tersebut sangat menarik untuk diteliti, sehingga memotivasi penulis untuk mengkaji melalui penelitian tentang ”Implementasi

Nilai-Nilai Karakter Guru di Sekolah Dasar Negeri 1 Sinombayuga Kecamatan Posigadan Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan”.

Masalah

Berdasarkan konteks penelitian di atas, maka fokus penelitian adalah sebagai berikut:

1. Nilai-nilai karakter guru di Sekolah Dasar Negeri 1 Sinombayuga Kecamatam Posigadan.

2. Aktualisasi nilai-nilai karakter guru di Sekolah Dasar Negeri 1 Sinombayuga Kecamatan Posigadan.

3. Implikasi nilai-nilai karakter guru di Sekolah Dasar Negeri 1 Sinombayuga Kecamatan Posigadan.

Adapun yang menjadi tujuan penelitian berdasarkan rumusan masalah di atas adalah :

1. Untuk mengetahui nilai-nilai karakter guru di SD Negeri 1 Sinombayuga Kecamatan Posigadan.

2. Untuk mengetahui aktualisasi nilai-nilai karakter guru di SD Negeri 1 Sinombayuga Kecamatan Posigadan.

3. Untuk mengetahui implikasi nilai-nilai karakter guru di SD Negeri 1 Sinombayuga Kecamatan Posigadan.

Tinjauan Pustaka

Secara etimologi, istilah karakter berasal dari bahasa Latin character, yang berarti watak, tabiat, sifat-sifat kejiwaan, budi pekerti, kepribadian dan akhlak. Secara terminolgi (istilah) karakter diartikan sebagai sifat manusia pada umumnya yang bergantung pada faktor kehidupannya sendiri.

Menurut Elkind & Sweet (Dalam Gunawan 2012:23), Pendidikan karakter dimaknai sebagai berikut:

“Character education is the deliberate

effort to help people understand, care about, and act upon core ethical values. When we think about the kind of character we want for our children, it is clear that we want them to be able to judge what is right, care deeply about what is right, and then do what they believe to be right, even in the face of pressure from without and temptation from within”. bahwa pendidikan karakter adalah segala

sesuatu yang dilakukan guru, yang mampu mempengaruhi karakter peserta didik. Guru

(4)

membantu membentuk watak peserta didik. Hal ini mencakup keteladanan bagaimana perilaku guru, cara guru berbicara atau menyampaikan materi, bagaimana guru bertoleransi, dan berbagai hal terkait lainnya).

Albertus (2010:03) menyatakan bahwa pendidikan karakter terdiri dari dua kata yang apabila dipisahkan memiliki makna masing-masing. Pendidikan adalah selalu berkaitan dengan hubungan sosial manusia, manusia sejak lahir tidak dapat hidup sendiri tetapi membutuhkan orang lain, sedangkan karakter bersifat lebih subjektif hal tersebut dikatakan demikian karena berkaitan dengan struktur antopologis manusia dan tindakannya dalam memaknai kebebasan.

Menurut T. Ramli (dalam Gunawan, 2012:24), pendidikan karakter memiliki esensi dan makna yang sama dengan pendidikan moral dan pendidikan akhlak. Tujuannya adalah membentuk pribadi anak, supaya menjadi manusia yang baik, warga masyarakat, dan warga negara yang baik. Adapun kriteria manusia yang baik, warga masyarakat yang baik, dan warga negara yang baik bagi suatu masyarakat atau bangsa, secara umum adalah nilai-nilai sosial tertentu, yang banyak dipengaruhi oleh budaya masyarakat dan bangsanya. Oleh karena itu, hakikat dari pendidikan karakter dalam konteks pendidikan di Indonesia adalah pedidikan nilai, yakni pendidikan nilai-nilai luhur yang bersumber dari budaya

bangsa Indonesia sendiri, dalam rangka membina kepribadian generasi muda.

Pendidikan karakter tidak bisa berdiri sendiri, tetapi harus dibangun dengan melibatkan semua komponen yang ada. Dalam pendidikan formal, keterlibatan kepala sekolah, guru, dan orang tua siswa sangat besar dalam menentukan keberhasilannya. Unsur kurikulum yang meliputi tujuan, isi, metode/strategi, dan evaluasi perlu disusun dengan baik dengan tetap memerhatikan prinsip student centered. (berpusat pada siswa)Selain unsur tersebut, upaya pengelolaan kegiatan belajar mengajar, kegiatan esktrakurikuler, penciptaan suasana belajar dan lingkungan sekolah yang berkarakter, pembiasaan, dan pembudayaan nilai dan etika yang baik dapat mendukung keberhasilan program pendidikan karakter di sekolah.

Jadi dapat disimpulkan, bahwa pendidikan karakter adalah nilai-nilai yang berkaitan dengan kesosialan, dengan tujuan membentuk pribadi seseorang supaya menjadi manusia yang baik, warga masyarakat, dan warga negara yang baik, serta dapat mempengaruhi diri sendiri dan orang lain apabila diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari.

Dalam implementasi nilai-nilai karakter stakeholder di sekolah, guru memiliki posisi yang strategis sebagai pelaku utama. Guru merupakan sosok yang menjadi idola bagi anak didik. Keberadaannya sebagai jantung pendidikan sangat

(5)

tergantung pada sosok seorang guru. Guru bisa menjadi sumber inpirasi dan motivasi peserta didiknya. Sikap dan prilaku seorang guru sangat membekas dalam diri siswa, sehingga ucapan, karakter dan kepribadian guru menjadi cermin siswa. Dengan demikian guru memiliki tanggung jawab besar dalam menghasilkan generasi yang berkarakter, berbudaya, dan bermoral. Tugas-tugas manusiawi itu merupakan transpormasi, identifikasi, dan pengertian tentang diri sendiri, yang harus dilaksanakan secara bersama-sama dalam kesatuan yang organis, harmonis, dan dinamis

Guru memang diharapkan mampu memegang peran sentral dalam pendidikan karakter agar anak didik bisa cepat menemukan bakat terbesarnya, kemudian mengasahnya secara tekun, kreatif, inovatif, dan produktif sehingga tampak dipermukaan dan membawa manfaat bagi banyak orang.

Guru adalah ujung tombak dalam pendidikan dan sangat berpengaruh terhadap keberhasilan anak didik,”Peran guru adalah menciptakan serangkaian tingkah laku dan perkembangan siswa dalam mencapai idola bagi anak didik. Keberadaanya sebagai jantung pendidikan tidak bisa dipungkiri, oleh karena itu, guru juga harus berkarakter dalam memberikan ilmu pengetahuan kepada anak didik, guru bukan hanya sebagai pendidik tapi juga sebagai pengajar, pembimbing, pelatih, penasehat, pembaru, teladan,

pendorong kreatifitas, pembangkit pandangan, pekerja rutin serta menjadi sumber inspirasi dan motivasi murid-muridnya. Sesungguhnya guru memegang peranan yang amat sentral dalam keseluruhan proses pembelajaran. Oleh sebab itu, guru dituntut harus mampu mewujudkan prilaku mengajar secara tepat agar terjadi perilaku belajar yang efektif terhadap peserta didik.

Sikap dan prilaku guru sangat membekas dalam diri seorang murid, sehingga ucapan, karakter, dan kepribadian guru menjadi cermin peserta didik. Menurut Ary Ginanjar Agustina, (dalam Asmani Jamal Makmur, 2012:85), pembangunan karakter tidaklah cukup hanya dimulai dan diakhiri dengan penetapan misi akan tetapi, hal itu perlu dilanjutkan dengan proses yang dilakukan secara terus menerus sepanjang hidup. Untuk itu seorang guru harus mempunyai strategi yang dapat memberikan peluang dan kesempatan bagi guru untuk memainkan peranannya secara optimal dalam hal pengembangan pendidikan karakter peserta didik di sekolah

Guru yang profesional dan berkarakter adalah guru yang mampu dan mau menjalankan tugasnya secara baik dan menginternalisasikan nilai-nilai positif kepada siswanya. Malik Fadjar (2005:188) dalam bukunya “Holistika Pemikiran Pendidikan” menjelaskan bahwa guru menempati posisi sentral dalam mengejawantahkan dan melahirkan sumber daya manusia (SDM) berkualitas di negeri ini. Sekalipun dewasa ini

(6)

dikembangkan corak pendidikan yang lebih berorientasi terhadap kompetensi siswa (student oriented), tapi kenyataan ini tidak mengurangi arti dan peran guru dalam proses pendidikan.

Guru tetap merupakan unsur dasar pendidikan yang sangat berpengaruh terhadap proses pendidikan, terlebih bagi penciptaan SDM berkualitas. Dalam bahasa arabnya, “al-Thariqah ahammu min al-maddah, wa lakin al-mudarris ahammu min al-thariqah” (Metode pembelajaran lebih penting daripada materi belajar, tetapi eksisntensi guru dalam proses pembelajaran jauh lebih penting daripada metode pembelajaran).

Pasal 28 ayat 3 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan menyatakan bahwa ada empat kompetensi yang harus dimiliki guru sebagai agen pembelajaran. Keempat kompetensi itu adalah kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi professional, dan kompetensi sosial. Inilah yang penulis sebut sebagai karakter dasar yang harus dimiliki seorang guru. Melalui keempat kompetensi yang dimilikinya tersebut, guru harus mampu menjadi panutan dan mampu membangun karakter dan jati dirinya. Sebagaimana visi guru yang dirumuskan Ki Hajar Dewantara, bahwa seorang pendidik itu hendak mempunyai kepribadian: di depan menjadi teladan, di tengah membangun karsa, dan di belakang memberi dorongan, tut wuri handayani. Pendidik adalah tenaga kependidikan yang

berkualifikasi sebagai guru, dosen, konselor, pamong belajar, widyaiswara, tutor, instruktur, fasilitator, dan sebutan lain yang sesuai dengan kekhususannya, serta berpartisipasi dalam menyelenggarakan pendidikan.

Metode Penulisan

Lokasi penelitian ini adalah di SD Negeri 1 Desa Sinombayuga Kecamatan Posigadan Kabupaten Bolaang Mongondow. SDN 1 Sinombayuga berdiri pada tangal 1 juli 1949 yang di kepalai oleh Bapak Amran Payuhi.

Penelitian pendekatan kualitatif yakni suatu penggambaran atas data dengan menggunakan kata-kata dan atau kalimat. Pendekatan ini bertujuan memahami suatu situasi sosial, peristiwa, peran, interaksi dan kelompok. Menurut Arikunto (2007:16), “pendekatan kualitatif merupakan sebuah proses investigasi

Yaitu menggunakan rancangan study kasus, interaktif naturalistik, berobyek pada nilai-nilai karakter, aktualisasi nilai-nilai karakter guru,serta implikasi nilai-nilai karakter guru, memahami fenomena ini, menjelaskan kenyataan empirik dari tiap kondisi dan situasi dan kegiatan-kegiatan yang mendukung proses terjadinya hal tersebut. Oleh karena itu penelitian ini tidak bermaksud untuk menguji kebenaran suatu hipotesis.

Prosedur peneltian data yang ditempuh dalam peneltian ini adalah sebagai berikut:

Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data yang utama dalam penelitian

(7)

ini. Wawancara yang dilakukan peneliti adalah wawancara secara tidak terstruktur, peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis. Namun pedoman wawancara yang peneliti siapkan adalah berupa garis-garis besar permasalahan yang akan ditanyakan. Hal ini dengan mewawancarai langsung guru yang dituju.

Dasar berpijaknya bahwa peneliti ini adalah bersifat mendasar dengan setting alamiah (setting

natural) dan dengan demikian diharapkan subyek

penelitian dapat mengungkapkan segala pikiran dan pendapatnya dengan senang dan leluasa. atau sebagai pembanding terhadap data itu. Jadi setiap komponen dan beberapa aspek yang diteliti dan dikembangkan, direnungkan kedalamannya dan disimpulkan sementara. Kemudian setelah itu dilanjutkan dengan penggalian informasi lanjut, demikian seterusnya

Observasi terhadap kepala sekolah guru dan staf disekolah di SDN 1 Sinombayuga, guna memahami kondisi yang obyektif, tujuan peneliti melakukan kegiatan observasi lapangan yaitu agar peneliti memperoleh bahan dan materi awal yang berhubungan dengan substansi yang ditelliti.

Dukumentasi digunakan sebagai teknik untuk mendapatkan data riil terkait dengan masalah penelitian. lebih lanjut peneliti juga menggunakan teknik dokumentasi di dalam pengumpulan data, data yang digunakan berupa profil sekolah, Sejarah sekolah, visi dan misi sekolah, data guru, data

siswa serta sarana dan prasarana di SDN 1 Sinombayuga

Analisis data bermaksud atas nama mengorganisasikan data, data yang terkumpul banyak sekali dan terdiri dari catatan lapangan dan komentar peneliti, gambar, foto, dokumen, laporan, dan lain-lain. Menurut Miles and Huberman (dalam Sugiyono, 2012:337), mengemukakan bahwa aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh. Aktivitas dalam analisis data, yaitu (1) data reduction, (2) data display, dan (3)

conclusion drawing/verification

Hasil Penelitian

1. Nilai-nilai karakter guru di Sekolah Dasar Negeri 1 Sinombayuga Kecamatam Posigadan. Nilai-nilai karakter di SDN I dilaksanakan dalam bentuk sistem pembelajaran terhadap anak-anak serta guru-guru berupa toleransi, disiplin, jujur, peduli lingkungan, kreatif. Sikap guru dalam memperlakukan orang lain dengan cara yang sama utamanya siswa, serta toleransi sikap tersebut memperlakukan orang lain agar tidak ada yang merasa di anak tirikan atau pun di anak emaskan dan kepala sekolah juga bersifat demikian kepada guru-guru lainnya.

a. Toleransi

Guru di SDN 1 Sinombayuga saling menghargai perbedaan yang ada dalam lingkungan sekolah tanpa melecehkan kelompok khususnya

(8)

dalam pembelajaran. Guru juga menerima masukan atau pun kritikan dari teman-teman guru lainnya, Karena guru berfikir masukan atau kritikan itu bersifat membangun untuk kepentingan bersama sehingga terciptanya suasana menyenangkan di sekolah.

b. Disiplin

Kehadiran guru di SDN 1 Sinombayuga yaitu sebagian besar guru hadir tepat waktu di sekolah namun ada juga beberapa orang guru yang berhalangan hadir di sekolah tepat waktu dengan alasan ada urusan-urusan penting dengan terlebih dahulu memberitahukan kepada kepala sekolah. implementasi nilai-nilai karakter guru melalui disiplin dengan menegakkan prinsip dengan memberikan punishment bagi yang melanggar dan reward bagi yang berprestasi tidak dilaksanakan disekolah. Sekolah hanya sekedar memberikan arahan serta pujian bagi guru tersebut. Namun dari pemerintah daerah guru yang berhalangan hadir tanpa pemberitahuan sebelumnya terdapat pengurangan terhadap tunjangan kinerja daerah.

c. Jujur

Guru membuat dan mengerjakan tugas dan tanggung jawabnya secara dengan benar dan penuh kejujuran. Hal ini didasarkan pada sikap tanggung jawab guru-guru bahwa pekerjaan dalam hal kegiatan proses belajar mengajar sangat penting dilaksanakan

Implementasi nilai-nilai karakter guru melalui sikap jujur dengan melaporkan kegiatan

sekolah secara transparan telah efektif misalnya dalam pembelajaran ada permasalahan di kelas maka guru melaporkan kepada kepala sekolah akan dapat diselesaikan secara intern begitu pula tentang penggunaan dana guru bersama komite sekolah mengusulkan dan menentukan dana untuk kegiatan sekolah dan dimusyawarahkan dengan orang tua siswa.

d. Peduli Lingkungan

Implementasi karakter guru melalui kepedulian terhadap lingkungan diwujudkan dengan kegiatan kerja bakti di sekolah begitu juga guru mendukung program penghijauan atau go

green di sekolah dengan penanaman serta

perawatan tanaman di lingkungan sekolah. e. Kreatif

Sebagian guru yang kreatif menciptakan ide-ide baru di Sekolah khususnya dalam proses kegiatan belajar mengajar dengan mendesain dan mengelola kelas. Implementasi nilai-nilai karakter guru dalam menumbuhkan sikap kreatif guru hanya sedikit guru yang mengembangkan ide-ide baru di sekolah namun untuk membangun suasana belajar yang kondusif untuk mendorong munculnya kreatifitas siswa.

Akhirnya dapat disimpulkan bahwa nilai-nilai karakter guru di SDN 1 Sinombayuga melalui toleransi sikap guru dalam memperlakukan orang lain dengan cara yang sama saling menghargai perbedaan yang ada dalam lingkungan sekolah tanpa melecehkan kelompok khususnya dalam

(9)

pembelajaran. Guru juga menerima masukan atau pun kritikan dari teman-teman guru lainnya, Karena guru berfikir masukan atau kritikan itu bersifat membangun untuk kepentingan bersama sehingga terciptanya suasana menyenangkan di sekolah. Melalui disiplin, sebagian besar guru hadir tepat waktu di sekolah namun ada juga beberapa orang guru yang berhalangan hadir di sekolah tepat waktu dengan alasan ada urusan-urusan penting dengan terlebih dahulu memberitahukan kepada kepala sekolah Sekolah juga hanya sekedar memberikan arahan serta pujian bagi guru. Namun dari pemerintah daerah guru yang berhalangan hadir tanpa pemberitahuan sebelumnya terdapat pengurangan terhadap tunjangan kinerja daerah. Implementasi nilai-nilai karakter guru melalui sikap jujur dengan melaporkan kegiatan sekolah secara transparan telah efektif misalnya dalam pembelajaran ada permasalahan di kelas maka guru melaporkan kepada kepala sekolah akan dapat diselesaikan secara intern begitu pula tentang penggunaan dana guru bersama komite sekolah mengusulkan dan menentukan dana untuk kegiatan sekolah dan dimusyawarahkan dengan orang tua siswa. kepedulian terhadap lingkungan diwujudkan dengan kegiatan kerja bakti di sekolah begitu juga guru mendukung program penghijauan atau go

green di sekolah dengan penanaman serta

perawatan tanaman di lingkungan sekolah. Adapun menumbuhkan sikap kreatif guru hanya sedikit guru yang mengembangkan ide-ide baru di sekolah

namun untuk membangun suasana belajar yang kondusif untuk mendorong munculnya kreatifitas siswa.

2. Aktualisasi nilai-nilai karakter guru di Sekolah Dasar Negeri 1 Sinombayuga Kecamatan Posigadan

a. Toleransi

Sikap guru dalam melaksanakan tugas sehari-hari sebagai seorang pendidik seorang guru itu harus melaksanakan tugasnya karena mereka sebagai pendidik mempunyai tanggung jawab terhadap anak didik dengan ramah dan santun dalam mengajar.

b. Disiplin

Aktualisasi disiplin di sekolah dapat diketahui bahwa guru masih ada yang terlambat namun ada juga yang tepat waktu namun umumnya guru melakukan pemberitahuan kepada kepala sekolah bila berhalangan hadir atau terlambat hadir di sekolah.

c. Jujur

Aktualisasi nilai-nilai karakter guru yaitu guru harus bekerja dengan jujur dan tanpa paksaan dari siapapun begipula dunia anak adalah dunia yang ceria, jadi tidak ada keterpaksaan dalam mendidik dan memberikan pembelajaran di sekolah.

d. Peduli Lingkungan

Aktualisasi kepedulian terhadap lingkungan telah dilakukan oleh guru melalui Pembiasan bagi anak-anak agar menjaga lingkungan tetap bersih

(10)

dengan tidak membuang sampah sembarangan. Pelaksanaan program implementasi nilai-nilai karakter guru melalui kreatifitas diwujudkan dengan melaksanakan tugas mengajar dengan menciptakan suasana belajar yang menyenangkan.

e. Kreatif

Aktualisasi nilai-nilai karakter guru melalui kreatifitas diwujudkan dengan melaksanakan tugas mengajar dengan menciptakan suasana belajar yang menyenangkan.

Akhirnya dapat disimpulkan bahwa Aktualisasi nilai-nilai karakter guru di SDN 1 Sinombayuga guru melaksanakan tugasnya karena mereka sebagai pendidik mempunyai tanggung jawab terhadap anak didik dengan ramah dan santun dalam mengajar, guru masih ada yang terlambat namun ada juga yang tepat waktu namun umumnya guru melakukan pemberitahuan kepada kepala sekolah bila berhalangan hadir atau terlambat hadir di sekolah, guru bekerja dengan jujur dan tanpa paksaan pelaksanaan kepedulian terhadap lingkungan telah dilakukan oleh guru melalui pembiasan bagi anak-anak agar menjaga lingkungan tetap bersih dengan tidak membuang sampah sembarangan, pelaksanaan implementasi nilai-nilai karakter guru melalui kreatifitas diwujudkan dengan melaksanakan tugas mengajar dengan menciptakan suasana belajar yang menyenangkan.

3. Implikasi nilai-nilai karakter guru di Sekolah Dasar Negeri 1 Sinombayuga Kecamatan Posigadan

Implikasi dilakukan untuk mengukur sejauh mana implementasi nilai-nilai karakter guru di SDN 1 Sinombayuga telah efektif dijalankan oleh seluruh stakeholder sekolah.

a. Toleransi

Implikasi nilai-nilai karakter guru yakni dapat meningkatkan serta menghargai antara guru-guru sehingga terjalin suatu hubungan yang harmonis.

b. Disiplin

Implikasi sehubungan dengan adanya disiplin dilaksanakan secara bersama-sama oleh guru berupa tindakan yang menunjukan prilaku tertib dan patuh terhadap ketentuan dan peraturan sehingga pelaksanaanya dapat terselesaikan dengan baik dan terarah.

c. Jujur

Implikasi nilai-nilai sikap jujur yaitu perilaku yang di dasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu dapat di percaya dalam perkataan, tindakan dan pekerjaan. bekerja tanpa ada paksaan dari siapa pun, sehingga membuat guru semakin muda dalam mengambil tindakan untuk berbuat sesuatu agar bertanggung jawab.

d. Peduli Lingkungan

Adapun berkenaan dengan peduli lingkungan pihak sekolah mengupayakan semakin

(11)

tinggi kepedulian lingkungan maka akan menjadikan sekolah yang nyaman dan bersih.

e. Kreatifitas

Kreatifitas yang telah dilaksanakan oleh guru yaitu dapat membantu dan meningkatkan guru untuk berpikir dan melakukan sesuatu secara kenyataan atau logika untuk menghasilkan cara atau hasil yang baru dalam meningkatkan kreaktifitas siswa dalam karya-karya yang unik.

Akhirnya dapat disimpulkan bahwa implikasi nilai-nilai karakter guru dilakukan untuk menilai apa yang dilaksanakan melalui nilai-nilai karakter guru, aktualisasi, dan implikasi sehubungan disiplin sekolah yang telah dilakukan oleh guru, menilai sikap jujur dari oranglain dalam suatu lingkungan sekolah, kinerja guru terhadap lingkungan sekolah dan saling menghargai sikap atas karya atau ide-ide yang telah dilaksanakan. Kesimpulan Saran

1. Dari Nilai-nilai karakter guru di SDN 1 Sinombayuga yaitu nilai toleransi sikap guru dan melalui disiplin terhadap guru yang tidak hadir di sekolah tepat waktu, dan bagi guru yang tidak hadir tanpa pemberitahuan sebelumnya, diberikan sangsi yang berupa pengurangan terhadap tunjangan kinerja daerah. Implementasi nilai-nilai karakter guru melalui sikap jujur dengan melaporkan seluruh kegiatan sekolah secara transparan. Kepedulian terhadap lingkungan diwujudkan melalui

kegiatan kerja bakti di sekolah, termasuk guru mendukung program penghijauan atau

go green di sekolah dalam bentuk

penanaman dan perawatan tanaman yang berada di lingkungan sekolah sedangkan menumbuhkan sikap kreatif guru masih sedikit guru yang bisa mengembangkan ide-ide baru di sekolah.

2. Aktualisasi nilai-nilai karakter guru di SDN 1 Sinombayuga guru sebagai pendidik mempunyai tanggung jawab terhadap anak didik dengan ramah dan santun dalam mengajar, dan bagi guru yang terlambat akan memberikan informasikepada kepala sekolah, guru bekerja dengan jujur dan tanpa paksaan, menjaga lingkungan tetap bersih, pelaksanaan implementasi nilai-nilai karakter guru melalui kreatifitas diwujudkan dengan melaksanakan tugas mengajar dengan menciptakan suasana belajar yang menyenangkan.

3. Implikasi nilai-nilai karakter guru di SDN 1 Sinombayuga sehubungan dengan toleransi bahwa guru-guru dapat meningkatkan hubungan serta saling menghargai, menilai sikap disiplin dilaksanakan oleh guru secara bersama-sama sehingga pelaksanaaannya dapat diselesaikan dengan baik dan terarah, menilai sikap jujur yakni dapat bekerja sama sehingga semakin mudah dalam mengambil tindakan dan menilai sikap

(12)

kreatif bisa menjadikan sekolah nyaman dan bersih serta dapat berpikir kreatif Adapun saran penelitian yaitu:

1. Bagi kepala sekolah agar lebih memaksimalkan strategi dan program yang diadakan di sekolah melalui pendaya gunaan tenaga guru agar terwujudnya implementasi nilai-nilai guru yang berkarakter.

2. Bagi guru hendaknya mendukung dalam membentuk karakter di sekolah dengan ikut terlibat pada kegiatan berlangsung.

3. Bagi peneliti, dapat memperluas wawasan yang berkaitan dengan nilai-nilai karakter guru di sekolah sehingga dapat mengetahui dan mengaplikasikan karakter dalam tugas sebagai tenaga pendidik.

Sumber Literatur

Aqib, Zainal dan Sunjak. 2011. Panduan dan

Aplikasi Pendidikan Karakter. Bandung :Yrama Widya.

Asmani Jamal Ma’mur. 2012. Buku Panduan

Internalisasi Pendidikan Karakter Di

Sekolah. Jogjakarta: Diva Pres

Albertus Doni Koesoema.2010. Pendidikan Karakter, Strategi Mendidikan Anak di Zaman Global, Jakarta: PT. Grasindo.

Arikunto, Suharsims, 2007. Prosedur Penelitian

Suatu Pendekatan Praktek. Rineka Cipta,

Jakarta.

Azzet Akhmad Muhaimin. 2007. Urgensi

Pendidikan Karakter di Indonesia

Yogyakarta; Ar-ruzz Media.

Depdiknas, 2003. Manajemen PendidikanMutu.

Jakarta: Direktorat Jendral Pendidikan Dasar

Dan Menengah.

---,2003.Undang-Undang Repoblik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang

Sistem Pendidikan Nasional, Jakarta:

Depdiknas.

---2005. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan.

Fadjar Malik, 2005. Holistika Pemikiran Pendidikan, ed Ahmad Basizi, Jakarta: PT. Raja Grasindo Persada.

Gunawan Heri. 2012. Pendidikan Karakter

(Konsep dan Implementasi) Bandung:

Alpabeta.

Hamidi.2004. Metode Penelitian Kuantitatif : Aplikasi Praktis Pembuatan Proposal dan laporan Penelitian Malang :UMM PRESS. Kholig Nur, 2013, Ekstrakulikuler sebagai wahana

pembentukan karaktrer siswa di lingkungan pendidikan sekolah,(Makala Dalam Rangka

Kajian Peningkatan SDM Mutu Pendidikan Pemerintah ) Kabupaten Jepara Dinas Pendidikan Pemuda dan olah Raga.

Kemendiknas, 2012. Pendidikan Karakter Berbasis

Nilai dan Etika Di Sekolah Jogjakarta: Ar- Ruzz, Media.

Kemendiknas, 2010. Draf Pendoman

Pengembangan Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa , Jakarta: Kemendiknas.

Kaelan, H. 2012. Metode Penelitian Kualitatif. Jogjakarta: Paradikma.

Puskur, Balitbang. 2010. Pengembangan Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa:

Pedoman Sekolah. Jakakra : Kemendiknas Balitbang Puskur.

Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Pendidikan (

Pendekatan Kuantitatif, Kualitarif, dan R&D). Bandung: Alfabeta.

(13)

Suharsaputra Uhar. 2011. Menjadi Guru

Berkarakter. Yogyakarta:Paramitra

Publishing.

Zaenul, Agus. 2012, Pendidikan Karakter Berbasis

Nilai Dan Etika Di Sekolah : Jogjakarta:

Referensi

Dokumen terkait

PAI Tarbiayah dan posisi sebagai staf akuntansi dengan pengalaman kerja selama 3 tahun.Dilihat dari hasil wawancara dengan responden yang menjawab pertanyaan yang

Berdasarkan hasil optimasi panjang resonator dan lebar dari catu daya, maka dipilihlah percobaan ke-3 dimana panjang resonator 14.2 mm sehingga frekuensi tengah

Gambar 6 ini merupakan gambar hubungan antara Rpm terhadap arus listrik yang terjadi dalam gambar tersebut terlihat bahwa, semakin tinggi Rpm maka arus lingtrik yang di

Perlakuan konsentrasi GA3 dan lama perendaman benih secara mandiri berpengaruh nyata terhadap daya kecambah benih kedelai, panjang efikotil dan pajang akar kecambah kedelai,

Tahap ini bertujuan untuk mengidentifikasi segenap dampak lingkungan hidup (primer, sekunder) yang secara potensial akan timbul sebagai akibat adanya rencana

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan kejadian mual dan muntah sebelum diberikan aromaterapi peppermint pada ibu hamil trimester I di Puskesmas Mlati II

Kromatografi adalah suatu istilah umum yang digunakan untuk bermacam-macam teknik pemisahan yang didasarkan atas partisi sampel diantara suatu rasa gerak yang bisa berupa gas