• Tidak ada hasil yang ditemukan

ABSTRAK. Kata Kunci : Portofolio Optimal, Model Indeks Tunggal

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ABSTRAK. Kata Kunci : Portofolio Optimal, Model Indeks Tunggal"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

Analisis Pembentukan Portofolio Optimal Menggunakan Model Indeks Tunggal” (Studi Kasus Saham LQ 45 di BEI Periode Agustus 2010 – Januari

2014)

Pratiwi Bimbing1, Supardi Nani, SE., M.Si2, Rizan Machmud, S.Kom., M.Si3 Jurusan Manajemen

ABSTRAK

Pratiwi Bimbing, Nim. 931 410 097. 2014. “Analisis Pembentukan Portofolio Optimal Menggunakan Model Indeks Tunggal Studi Kasus Saham LQ 45 di BEI Periode Agustus 2010-Januari 2014”. Skripsi, Program Studi S1 Manajemen Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Negeri Gorontalo. Dibawah Bimbingan Supardi Nani, SE., M.Si selaku Pembimbing I dan Rizan Machmud, S.Kom., M.Si selaku Pembimbing II.

Portofolio membahas tentang bagaimana mengalokasikan penanaman modal agar medapatkan ruturn tinggi dengan risiko minimal. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan ruturn dan risiko saham antara saham kandidat portofolio dengan saham non kandidat portofolio. Penelitian ini menggunakan data sekunder diambil dari Bursa Efek Indonesia, Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah metode sampling purposive dengan jumlah sampel 18 perusahaan.

Dari hasil penelitian dapat diambil kesimpulan bahwa hipotesis pertama terdapat perbedaan yang signifikan antara return saham kandidat portofolio dengan non kandidat portofolio. Rata-rata return saham kandidat portofolio sebesar 0,0153 lebih tinggi dibandingkan dengan rata-rata return non kandidat portofolio yang hanya 0,0019. Sehingga investor yang rasional akan menginvestasikan dananya ke dalam portofolio optimal yang dibentuk oleh saham-saham yamg masuk kandidat portofolio. Hipotesis kedua tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara resiko saham yang masuk dalam kandidat portofolio dengan resiko saham yang tidak termasuk kandidat portofolio. Rata-rata resiko untuk saham-saham yang masuk kandidat portofolio lebih rendah dibandingkan rata-rata resiko dari saham-saham yang tidak termasuk kandidat portofolio. Dengan kata lain penggunaan model indeks tunggal mampu meminimalisir resiko yang bisa timbul saat pemilihan portofolio.

Kata Kunci : Portofolio Optimal, Model Indeks Tunggal

1

Pratiwi Bimbing, Mahasiswa Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Negeri Gororntalo

2

Supardi Nani, SE., M.Si, Dosen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Negeri Gororntalo

3

(3)

Pasar modal di Indonesia, yaitu Bursa Efek Indonesia (BEI) mempunyai peranan yang penting dalam kehidupan ekonomi, terutama dalam proses alokasi dana masyarakat. Perkembangan pasar modal juga dipengaruhi oleh meningkatnya kesadaran masyarakat untuk berinvestasi atau menjadi investor. Pasar modal merupakan sarana untuk mencari tambahan modal. Perusahaan berkepentingan untuk mendapatkan dana dengan biaya yang lebih murah dan hal itu hanya bisa diperoleh di pasar modal (Mohamad Samsul, 2006).

Investasi merupakan sebuah cara alternatif yang dapat digunakan untuk meningkatkan nilai aset di masa depan. Berinvestasi di pasar modal dalam beberapa tahun terakhir telah menjadi perhatian banyak pihak, khususnya masyarakat bisnis. Suatu investasi dikatakan menguntungkan (profitable) kalau investasi tersebut bisa membuat pemodal menjadi lebih kaya. Dengan kata lain, kemakmuran pemodal menjadi besar setelah melakukan investasi (Suad husnan, 2008).

Teori dasar pemilihan portofolio pertama kali dicetuskan oleh Harry M. Markowitz (1952). Pemilihan portofolio membahas tentang permasalahan bagaimana meng-alokasikan penanaman modal agar dapat membawa keuntungan terbanyak namun dengan resiko yang terkecil. Pembentukan portofolio menyangkut identikasi saham-saham mana yang akan dipilih dan berapa proporsi dana yang akan ditanamkan pada masing-masing saham tersebut.

Analisis portofolio dapat digunakan untuk menentukan return optimal pada risiko yang minimal, portofolio optimal dapat ditentukan dengan model Markowitz atau dengan model Indeks Tunggal. metode yang digunakan adalah SIM (Single Index Model), model ini merupakan bentuk penyederhanaan dari model portofolio maksimal Markowitz, Wliam Sharpe (1963) mengembangkan model indeks tunggal (SIM). Model ini dapat digunakan untuk menyederhanakan perhitungan di model Markowitz. Model indeks tunggal didasarkan pada pengamatan bahwa harga dari suatu sekuritas berfluktuasi searah dengan indeks harga pasar, dapat diamati bahwa kebanyakan saham cenderung mengalami kenaikan harga jika indeks harga saham naik dan sebaliknya jika harga saham turun, kebanyakan saham mengalami penurunan harga (Jogiyanto Harton (2010).

(4)

Pasar modal di Indonesia masih banyak sekuritasnya kurang aktif di perdagangkan, oleh karena itu di kenalkan alternatif yang lain, yaitu Indeks LQ 45 atau 45 saham yang paling likuid. Indeks LQ 45 hanya terdiri dari 45 saham yang telah terpilih melalui berbagai kriteria pemilihan, sehingga akan terdiri dari saham-saham dengan likuiditas dan kapitalisasi pasar yang tinggi.

No Kode

Efek Nama Emiten Keterangan

1 AALI Astra Agro Lestari Tbk Tetap

2 ADRO Adaro Energy Tbk Tetap

3 BBCA Bank Central Asia Tbk Tetap

4 BBNI Bank Negara Indonesia Tbk Tetap

5 BDMN Bank Danamon Indonesia Tbk Tetap

6 BMRI Bank Mandiri (Persero) Tbk Tetap

7 GGRM Gudang Garam Tbk Tetap

8 INCO Vale Indonesia Tbk Tetap

9 INDF Indofood Sukses Makmur Tbk Tetap

10 INTP Indocement Tunggal Prakasa Tbk Tetap

11 ITMG Indo Tambangraya Megah Tbk Tetap

12 JSMR Jasa Marga (Persero) Tbk Tetap

13 LPKR Lippo Karawaci Tbk Tetap

14 PGAS Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk Tetap

15 PTBA Tambang Batubara Bukit Asam Tbk Tetap

16 SMGR Semen Gresik (Persero) Tbk Tetap

17 UNTR United Tractors Tbk Tetap

18 UNVR Unilever Indonesia Tbk Tetap

Sumber : www.idx.co.id data di olah

Pada tabel dilihat daftar emiten yang terus masuk dalam indeks LQ45 periode Agustus 2010–Januari 2014, 18 perusahaan inilah yang terus tetap masuk dalam Indeks LQ 45 selama periode yang di teliti. Tabel 1.1 merupakan data awal dalam pembentukan portofolio optimal menggunakan model indeks tunggal.

Portofolio yang optimal akan berisi dengan aktiva-aktiva yang mempunyai nilai rasio ERB (Excess Return to Beta) yang tinggi dan sebaliknya aktiva-aktiva degan rasio ERB yang rendah tidak akan kedalam portofolio optimal. Maka dibutuhkan sebuah titik pembatas (cut-off point) yang menentukan batas nilai ERB berapa yang dikatakan tinggi. Sekuritas-sekuritas dengan nilai ERB terbesar merupakan kandidat untuk dimasukkan kedalam portofolio optimal. (Jogiyanto Hartono, 2010).

Berdasarkan latar belakang diatas maka peneliti tertarik mengambil judul “Analisis Pembentukan Portofolio Optimal Menggunakan Model Indeks Tunggal” (Studi Kasus Saham LQ 45 di BEI Periode Agustus 2010 – Januari 2014).

(5)

Berdasarkan latar belakang di atas, maka identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah, kurangnya pengetahuan investor dalam dunia investasi membuat investor kurang berhati-hati dalam menentukan saham mana yang aman dan mampu menghasilkan keuntungan yang diharapkan dengan resiko yang sesuai serta kurangnya analisis dari investor terhadap metode perhitungan portofolio optimal model indeks tunggal.

Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka masalah yang akan diteliti adalah :

1. Apakah terdapat perbedaan antara return saham yang masuk kandidat portofolio dengan return saham yang tidak masuk kandidat portofolio?

2. Apakah terdapat perbedaan antara risiko saham yang masuk kandidat portofolio dengan risiko saham yang tidak masuk kandidat portofolio?

Menurut Sugiyono (2010), Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian. Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka hipotesis dari penelitian ini adalah :

H1 : Ada perbedaan return antara saham yang masuk kandidat dengan yang tidak masuk kandidat portofolio.

H2 : Ada perbedaan risiko antara saham yang masuk kandidat dengan yang tidak masuk kandidat portofolio.

METODE PENELITIAN

Objek dalam penelitian ini adalah perusahaan yang masuk pada indeks saham LQ 45 selama periode Agustus 2010 hingga Januari 2014. Aktivitas penelitian ini secara keseluruhan dilaksanakan selama bulan Januari sampai dengan Mei.

Adapun Desain dalam penelitian sebagai berikut :

Keterangan :

: Saham yang masuk dalam kandidat portofolio : Sahan yang tidak masuk dalam kandidat portofolio

o

o

(6)

: Return dan risiko yang masuk dalam kandidat portofolio : Return dan risiko yang tidak masuk dalam kandidat portofolio

Desain dalam penelitian ini menggunakan metode penelitian komparatif. Penelitian ini akan melihat perbedaan antara return yang masuk kandidat portofolio dengan return yang tidak masuk kandidat portofolio dan perbedaan antara risiko yang masuk kandidat portofolio dengan risiko yang tidak masuk kandidat portofolio

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2010). Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh saham perusahaan yang masuk dalam kelompok saham LQ 45 di BEI selama periode penelitian Agustus 2010 hingga Januari 2014 berjumlah 315 perusahaan.

Menurut Sugiyono (2010), Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Metode pengumpulan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sampling purposive terjadi apabila pengambilan sampel dilakukan berdasarkan pertimbangan perorangan atau pertimbangan peneliti (Sudjana, 2005). Pengambilan sampel dalam penelitian terdiri dari 3 kriteria, yaitu : 1. Perusahaan yang selalu masuk dalam Indeks LQ 45 selama Periode Agustus

2010 hingga Januari 2014.

2. Perusahaan yang selalu membagikan deviden setiap tahun selama periode Agustus 2010 hingga Januari 2014.

3. Perusahaan yang tidak melakukan stock split selama periode Agustus 2010 – Januari 2014.

Berdasarkan kriteria pemilihan sampel, maka dapat diperoleh jumlah sampel sebanyak 18.

Data yang digunakan dalan penelitian ini adalah data-data sekunder. Data sekunder merupakan data primer yang telah diolah lebih lanjut dan disajikan baik oleh pihak pengumpul data primer atau oleh pihak lain. Data penelitian yang digunakan merupakan data harga saham penutupan (Closing Price) pada setiap akhir bulan selama periode Agustus 2010 – Januari 2014, yang bersumber dari IDX Monthly Statistic. Data IHSG (indeks harga saham gabungan) diambil dari penutupan bulanan indeks selama periode 2010-2014. Sedangkan data Sertifikat

(7)

Bank Indonesia (SBI) yang merupakan komponen risk free diperoleh dari statistik bulanan periode Agustus 2010 hingga Januari 2014 yang diterbitkan oleh bank Indonesia.

Teknik yang digunakan dalam pengumpulan data adalah teknik dokumentasi. Dokumentasi adalah catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar atau karya-karya monumental (Sugiyono, 2010), yaitu dengan mengumpulkan data yang tercantum dalam PT Bursa Efek Indonesia (BEI / Pojok BEI), IDX Monthly Statistics, BI rate Sertifikat Bank Indonesia (SBI), serta berbagai literatur untuk penggunaan hasil penelitian dan konsep-konsep yang dibutuhkan. Analisis dta statistika yang digunakan dalam penelitian ini adalah perbandingan rata-rata (independent t-test).

Uji Normalitas Data Penelitian

Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui distribusi data dalam variabel yang digunakan dalam penelitian.Data yang baik dan layak digunakan dalam penelitian adalah data yang memiliki distribusi normal. Pengujian normalitas dilakukan dengan tahapan sebagai berikut :

1. Penentuan Hipotesis

Ho : data variabel yang diamati berdisribusi normal H1 : data variabel yang diamati tidak berdistribusi normal 2. Penentuan tingkat signifikansi

Tingkat kepercayaan yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah sebesar 95% atau dengan kata lain tingkat signfikansinya (alpha) sebesar 5%

3. Penentuan Statistik Uji

Dalam penelitian ini metode yang akan digunakan adalah metode Kolmogorov Smirnovdengan menggunakan indikator Z.

4. Penentuan Kriteria uji

Karena menggunakan metode kolmogorov smirnov, maka pengambilan keputusan didasarkan pada perbandingan antara nilai Z-hitung dengan Z tabel.Jika nilai Z hitung lebih kecil dari nilai Z tabel maka Ho diterima. Penentuan hasil uji juga dapat dilakukan dengan melihat signifkansi yang dihasilkan dengan kriteria terima H0 jika nilai signifikansi yang diperoleh lebih besar dari nilai alpha.

(8)

Hasil pengujian normalitas masing-masing variabel dengan menggunakan bantuan SPSS adalah sebagai berikut :

 Variabel Ekspektasi Return Saham

Pengujian normalitas data ekspektasi return saham dari perusahaan-perusahaan yang diamati adalah sebagai berikut :

Hasil analisis diatas menunjukkan nilai koefisien Kolmogorov Smirnov (KS) untuk variabel ekspektasi return dari saham-saham yang diamatisebesar 0,607.Sedangkan nilai Z pada tingkat signifikansi 5% adalah sebesar 1.96.Karena nilai KS lebih kecil dari nilai Z-tabel maka Ho diterima.Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa data ekspektasi return saham dari perusahaan-perusahaan yang diamati telah berdistribusi normal.

 Variabel Ekspektasi Resiko Saham

Pengujian normalitas data ekspektasi resiko saham dari perusahaan-perusahaan yang diamati adalah sebagai berikut :

Hasil analisis diatas menunjukkan nilai koefisien Kolmogorov Smirnov (KS) untuk variabel ekspektasi resiko dari saham-saham yang diamati sebesar 0,663.Sedangkan nilai Z pada tingkat signifikansi 5% adalah sebesar 1.96.Karena nilai KS lebih kecil dari nilai Z-tabel maka Ho diterima.Dengan demikian dapat

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

18 .0071 .00968 .143 .101 -.143 .607 .855 N Mean Std. Deviation Normal Parameters a,b

Absolute Positive Negative Most Extreme Differences Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed)

Ekspektasi Return

Test distribution is Normal. a.

Calculated from data. b.

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

18 .0945 .01862 .156 .156 -.100 .663 .772 N Mean Std. Deviation Normal Parameters a,b

Absolute Positive Negative Most Extreme Differences Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed)

Ekspektasi Resiko

Test distribution is Normal. a.

Calculated from data. b.

(9)

disimpulkan bahwa data ekspektasi resiko saham dari perusahaan-perusahaan yang diamati telah berdistribusi normal.

Homogenitas Varians Data Penelitian

Prosedur pengujian homogenitas varians dilakukan dengan tahapan sebagai berikut :

 Penentuan Hipotesis

H0 :

12 =

22 (Varians kedua kelompok data homogen) H1 :

12

22 (Varians kedua kelompok datatidak homogen)  Penentuan Tingkat Signifikansi

Tingkat kepercayaan yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah sebesar 95% atau dengan kata lain tingkat signfikansinya (alpha) sebesar 5%

 Penentuan Statistik Uji

Statistik uji yang digunakan untuk menguji homogenitas varians adalah uji F sebagai berikut :

varians terbesar varians terkecil

F 

 Kriteria Pengujian

Tolak H0 jika Fhitung

F( ,v v1 2), Terima dalam hal lainnya.F( ,v v1 2)didapat dari

tabel distribusi F, sedangkan derajat kebebasan

1

n

1

1

dan

1

n

2

2

masing-masing sesuai dengan dk pembilang dan penyebut. Karena dalam penelitian ini terdapat dua variabel yang dibandingkan yakni variabel ekspektasi return dan ekspektasi resiko maka pengujian homogenitas varians juga dilakukan sebanyak dua kali.

 Pengujian Homogenitas Varians Ekspektasi Return

Hasil uji homogentitas varians ekspektasi return dengan menggunakan bantuan SPSS adalah sebagai berikut :

Group Statistics 7 11 .0153 .0019 .00471 .00830 .00178 .00250 N Mean Std. Deviation Std. Error Mean Termasuk Kandidat Portofolio Bukan Kandidat Portofolio Kandidat Portofolio Ekspektasi Return

(10)

Dari informasi tersebut dapat ditentukan nilai F-hitung sebesar : = = (0,00830)² (0,00471)² = 3,105

Dari perhitungan tersebut diperoleh nilai F-hitung sebesar 3,105. Sedangkan nilai F-tabel dengan menggunakan sebesar 0.05 dan derajat kebebasan untuk pembilang sebesar 6 (n-1=7-1=6) dan penyebut sebesar 10 adalah 3,217. Dari hasil ini dapat dilihat bahwa nilai F-hitung yang diperoleh lebih kecil dari nilai F-tabel sehingga Ho diterima. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa varians antara ekspektasi return saham antara kelompok yang masuk kandidat portofolio dengan kelompok yang tidak termasuk kandidat bersifat homogen.

 Pengujian Homogenitas Varians Ekspektasi Risiko

Hasil uji homogentitas varians ekspektasi resiko dengan menggunakan bantuan SPSS adalah sebagai berikut :

Dari informasi tersebut dapat ditentukan nilai F-hitung sebesar :

=

= (0,01964)²

(0,01640)² = 1,434

Dari perhitungan tersebut diperoleh nilai F-hitung sebesar 1,434. Sedangkan nilai F-tabel dengan menggunakan sebesar 0.05 dan derajat kebebasan untuk pembilang sebesar 6 (n-1=7-1=6) dan penyebut sebesar 10 adalah 3,217. Dari hasil ini dapat dilihat bahwa nilai F-hitung yang diperoleh lebih kecil dari nilai F-tabel sehingga Ho diterima. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa varians antara

Group Statistics 7 11 .0857 .1001 .01964 .01640 .00742 .00494 N Mean Std. Deviation Std. Error Mean Termasuk Kandidat Portofolio Bukan Kandidat Portofolio Kandidat Portofolio Ekspektasi Resiko

(11)

ekspektasi resikosaham antara kelompok yang masuk kandidat portofolio dengankelompok yang tidak termasuk kandidat bersifat homogen.

Hasil Analisis

Setelah pengujian normalitas dan homogenitas varians dilakukan selanjutnya akan dilakukan analisis perbandingan dua rata-rata untuk mengetahui perbedaan antara ekspektasi return dan ekspektasi resiko antara saham-saham yang masuk dalam kandidat portofolio dengan saham-saham yang tidak termasuk dalam kandidat portofolio.

Hasil analisis untuk pengujian perbedaan ekspektasi return dan perbedaan ekspektasi resiko tersebut adalah sebagai berikut :

1) Pengujian Perbedaan Ekspektasi Return Antara Saham-Saham Kandidat Portofolio dengan Saham-Saham Bukan Kandidat Protofolio

Tahapan analisis untuk menguji perbedaan eksepktasi return antara saham-sahamyang masuk dalam kandidat portofolio dengan saham-saham yang tidak masuk kandidat portofolio adalah sebagai berikut :

1. Penentuan Hipotesis

H0 : 1 = 2 (tidak terdapat perbedaan rata-rata ekspektasi return antara saham yang temasuk kandidat portofolio dengan saham-saham yang tidak termasuk kandidat portofolio)

H1 : 1 ≠ 2 (terdapat perbedaan rata-rata ekspektasi return antara saham-saham yang temasuk kandidat portofolio dengan saham-saham-saham-saham yang tidak termasuk kandidat portofolio)

2. Penentuan Tingkat Signifikansi

Tingkat kepercayaan yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah sebesar 95% atau dengan kata lain tingkat signfikansinya (alpha) sebesar 5%

3. Penentuan Statistik Uji

Statistik uji yang digunakan adalah uji t untuk perbandingan dua kelompok yakni sebagai berikut :

2 1 2 1 n 1 n 1 s x x t     

(12)

4. Penentuan Kriteria Uji Terima H0jika        2 1 1 2 1 1 t t

t , Tolak dalam hal lainnya, dimana nilai

 12 1

t

didapat dari tabel dengan dk (derajat kebebasan) = (n1n2 2)

Hasil pengolahan data dengan menggunakan SPSS adalah sebagai berikut :

Dari hasil analisis diperoleh nilai t-stat untuk perbedaan rata-rata ekspektasi return antara saham yang termasuk kandidat portofolio denggan saham-saham yang tidak termasuk kandidat portofolio adalah sebesar 3,082 dengan nilai sig (2-tailed) sebesar 0,007. Sedangkan nilai t-tabel pada tingkat signifikansi 5% dan derajat bebas sebesar 16 adalah sebesar 2,12.

Karena nilai t-hitung yang diperoleh, yakni sebesar 3,082 lebih besar dari nilai t-tabel maka dengan demikian dapat dikatakan bahwa hasil pengujian menunjukkan bahwa pada tingkat keyakinan 95% kesimpulan yang diambil adalah menolak Ho dan menerima H1. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara ekspektasi return dari saham- saham yang masuk dalam kandidat portofolio dengan ekspektasi return saham-saham yang tidak termasuk kandidat portofolio.

2) Pengujian Perbedaan Ekspektasi Resiko Antara Saham-Saham Kandidat Portofolio dengan Saham-Saham Bukan Kandidat Protofolio

Tahapan analisis untuk menguji perbedaan eksepktasi resiko antara saham-saham yang masuk dalam kandidat portofolio dengan saham-saham-saham-saham yang tidak masuk kandidat portofolio adalah sebagai berikut :

1. Penentuan Hipotesis

H0 : 1 = 2 (tidak terdapat perbedaan rata-rata ekspektasi resiko antara saham yang temasuk kandidat portofolio dengan saham-saham yang tidak termasuk kandidat portofolio)

(13)

H1 : 1 ≠ 2 (terdapat perbedaan rata-rata ekspektasi resiko antara saham-saham yang temasuk kandidat portofolio dengan saham-saham-saham-saham yang tidak termasuk kandidat portofolio)

2. Penentuan Tingkat Signifikansi

Tingkat kepercayaan yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah sebesar 95% atau dengan kata lain tingkat signfikansinya (alpha) sebesar 5%

3. Penentuan Statistik Uji

Statistik uji yang digunakan adalah uji t untuk perbandingan dua kelompok yakni sebagai berikut :

2 1 2 1 n 1 n 1 s x x t     

4. Penentuan Kriteria Uji Terima H0jika        2 1 1 2 1 1 t t

t , Tolak dalam hal lainnya, dimana nilai

 12 1

t

didapat dari tabel dengan dk (derajat kebebasan) = (n1n2 2)

Hasil pengolahan data dengan menggunakan SPSS adalah sebagai berikut :

Dari hasil analisis diperoleh nilai t-stat untuk perbedaan rata-rata ekspektasi resiko antara saham yang termasuk kandidat portofolio denggan saham-saham yang tidak termasuk kandidat portofolio adalah sebesar -1,572 dengan nilai sig (2-tailed) sebesar 0,135. Sedangkan nilai t-tabel pada tingkat signifikansi 5% dan derajat bebas sebesar 16 adalah sebesar 2,12.

Karena nilai absolut t-hitung yang diperoleh, yakni sebesar 1,572 lebih kecil dari nilai t-tabel maka dengan demikian dapat dikatakan bahwa hasil pengujian menunjukkan bahwa pada tingkat keyakinan 95% kesimpulan yang diambil adalah menerima H0 dan menolak H1. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara ekspektasi resiko dari saham-saham

(14)

yang masuk dalam kandidat portofolio dengan ekspektasi resiko saham-saham yang tidak termasuk kandidat portofolio.

Hasil Penelitian dan Pembahasan

Berdasarkan hasil uji hipotesis analisis perbandingan dua rata-rata untuk mengetahui perbedaan antara ekspektasi return dan ekspektasi resiko antara saham-saham yang masuk dalam kandidat portofolio dengan saham-saham yang tidak termasuk dalam kandidat portofolio.

Nilai t-hitung yang diperoleh, yakni sebesar 3,082 lebih besar dari nilai t-tabel maka dengan demikian dapat dikatakan bahwa hasil pengujian menunjukkan bahwa pada tingkat keyakinan 95% kesimpulan yang diambil adalah menolak Ho dan menerima H1. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara ekspektasi return dari saham- saham yang masuk dalam kandidat portofolio dengan ekspektasi return saham-saham yang tidak termasuk kandidat portofolio. Karena terdapat perbedaan yang signifikan maka dalam pemilihan investasi pada saham, investor seharusnya memilih saham-saham yang mempunyai return portofolio tinggi yaitu saham-saham yang masuk kandidat portofolio, di ukur dari rata-rata return saham kandidat portofolio sebesar 0,0153 lebih tinggi di bandingkan dengan rata-rata return saham non kandidat portofolio yang hanya 0,0019. Berdasarkan hasil penelitian, investor yang bersifat rasional akan memilih rata-rata return yang masuk kandidat portofolio, ini sesuai dengan asumsi bahwa investor rasional akan memilih portofolio efisien yang mengoptimalkan satu dari dua dimensi yaitu return ekspektasian atau risiko portofolio (Jogiyato Hartono, 2010), sesuai dengan pengertiannya bahwa orang rasional akan memilih lebih di banding kurang, maka jelaslah bahwa investor yang rasional memilih saham berdasarkan return ekspektasi yang masuk kandidat portofolio dibanding return ekspektasi non kandidat portofolio.

Uji hipotesis kedua, nilai absolut t-hitung yang diperoleh, yakni sebesar 1,572 lebih kecil dari nilai t-tabel maka dengan demikian dapat dikatakan bahwa hasil pengujian menunjukkan bahwa pada tingkat keyakinan 95% kesimpulan yang diambil adalah menerima H0 dan menolak H1. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara ekspektasi resiko dari saham-saham yang masuk dalam kandidat portofolio dengan ekspektasi resiko saham-saham yang tidak termasuk kandidat portofolio.

(15)

Meskipun secara statistika menunjukkan tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara resiko saham-saham yang termasuk dalam kandidat portofolio dengan resiko saham-saham yang tidak termasuk dalam kandidat portofolio namun dari data yang ada diperoleh terlihat bahwa rata-rata resiko untuk saham-saham yang masuk kandidat portofolio lebih rendah dibandingkan rata-rata resiko dari saham-saham yang tidak termasuk kandidat portofolio. Dengan kata lain penggunaan metode model indeks tunggal mampu meminimalisir resiko yang bisa timbul saat pemilihan portofolio.

Portofolio optimal terbentuk oleh nilai ERB terbesar, dalam penelitian ini membentuk portofolio optimal dengan memilih 7 saham-saham yang mempunyai nilai excess return to beta terbesar yaitu UNVR, JSMR, LPKR, BBCA, AALI, INDF dan SMGR. Proporsi dana dari ke 7 saham ini yaitu UNVR sebesar 38,82%, JSMR sebesar 32,64%, LPKR sebesar 11,04%, BBCA sebesar 10,26%, AALI sebesar 1,15%, INDF sebesar 3,77% dan SMGR sebesar 2,32% Expected return portofolio sebesar 0,0153% dengan tingkat risiko sebesar 0,0857%. Meskipun pada beberapa saham perusahaan LPKR dan SMGR memiliki expected return lebih tingi dibanding expected return portofolio namun keduanya memiliki risiko lebih besar dari risiko portofolio. Maka dengan demikian portofolio yang terbentuk dengan 7 saham sangat efektif menurunkan risiko karena risiko portofolio relatif lebih kecil dibadingkan dengan risiko individual saham.

Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dikemukakan sebelumnya, maka kesimpulan penelitian setelah dilakukan perhitungan menggunakan model indeks tunggal pada LQ 45 di BEI periode Agustus 2010 – Januari 2014, portofolio optimal dibentuk oleh 7 saham yang memenuhi kriteria pembentukan portofolio optimal. Proporsi dana dari ke 7 saham ini yaitu UNVR sebesar 38,82%, JSMR sebesar 32,64%, LPKR sebesar 11,04%, BBCA sebesar 10,26%, AALI sebesar 1,15%, INDF sebesar 3,77% dan SMGR sebesar 2,32% Expected return portofolio sebesar 0,0153% dengan tingkat risiko sebesar 0,0857%.

Portofolio yang optimal akan berisi saham-saham yang memiliki nilai rasio ERB yang tinggi. Saham-saham yang memiliki rasio ERB yang rendah tidak akan dimasukan kedalam portofolio optimal, untuk menentukan saham-saham yang masuk kandidat portofolio optimal di butuhkan titik pembatas (cut-off-point) yang

(16)

dapat menentukan batas nilai ERB yang dikatakan tinggi. Penggunaan rasio ERB sebagai dasar pemilihan saham dalam pembentukan portofolio optimal karena rasio ERB dapat menunjukan hubungan antara dua faktor penentu yaitu return dan risiko.

Dari dua hipotesis yang diajukan dapat disimpulkan bahwa pertama terdapat perbedaan yang signifikan antara ekspektasi return dari saham- saham yang masuk dalam kandidat portofolio dengan ekspektasi return saham-saham yang tidak termasuk kandidat portofolio, maka investor yang bersifat rasional akan memilih return ekspektasian portofolio pada saham-saham yang masuk kandidat portofolio optimal. Uji hipotesis kedua bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara ekspektasi resiko dari saham-saham yang masuk dalam kandidat portofolio dengan ekspektasi resiko saham-saham yang tidak termasuk kandidat portofolio. Meskipun secara statistika menunjukkan tidak terdapat perbedaan yang signifikan namun dari data yang ada diperoleh terlihat bahwa rata-rata resiko untuk saham-saham yang masuk kandidat portofolio lebih rendah dibandingkan rata-rata resiko dari saham-saham yang tidak termasuk kandidat portofolio. Dengan kata lain penggunaan metode Single Index Method mampu meminimalisir resiko yang bisa timbul saat pemilihan portofolio.

Saran

Berdasarkan kesimpulan diatas, dapat diberikan beberapa saran sebagai berikut :

1. Bagi investor, investor harus tetap rasional dalam memilihan saham yang akan dijadikan alternatif investasi. Hal ini dikarenakan terdapat perbedaan yang signifikan antara ekspektasi return dari saham- saham yang masuk dalam kandidat portofolio dengan ekspektasi return saham-saham yang tidak termasuk kandidat portofolio, investor seharusnya memilih saham yang mempunyai return tinggi yaitu pada saham-saham yang masuk dalam kandidat portofolio. Dengan pembentukan portofolio optimal dengan menggunakan model indeks tunggal para investor mendapatkan tambahan wawasan informasi tentang investasi di Pasar Modal.

2. Bagi emiten, hasil penelitian ini memberikan masukan bahwa perlu memperhatikan risiko yang sistematik (beta) dalam melakukan aktivitas investasinya karena risiko yang sistematik tidak dapat dihilangkan dengan membentuk portofolio dalam suatu investasi. Karena bagi seorang investor risiko tersebut menjadi salah satu yang penting untuk dipertimbangkan dalam memilih

(17)

kombinasi saham dalam portofolio yang dibentuknya. Sehingga untuk menentukan tingkat keuntungan yang disyaratkan (Expected Return) terhadap suatu saham, maka harus dikaitkan dengan risiko sistematik (yang tidak terhindarkan) dari saham yang bersangkutan.

3. Bagi peneliti selanjutnya, hasil penelitian ini yang membandingkan variabel return dan risiko terhadap saham yang masuk kandidat portofolio dengan saham yang tidak masuk kandidat portofolio dapat menjandi dasar perluasan peneliti yang berhubungan dengan analisis portofolio dengan model indeks tunggal.

DAFTAR PUSTAKA

Anoraga, Pandji dan Piji Prakarti. 2008. Pasar Modal. Jakarta: Rineke Cipta. Basri. 2002. Manajemen Keuangan. Edisi 4, Yogyakarta: BPFE.

Brigham & Houston. 2006. Dasar-dasar Manajemen Keuangan. Edisi 11, Jakarta: Selemba Empat.

Fahmi, Irham. 2013. Manajemen Keuangan. Bandung: Alfabeta.

Hartono, Jogiyanto. 2010. Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Edisi 7, Yogyakarta: BPFE.

Husnan, Suad. 2008. Manajmen Keuangan. Edisi 4, Yogyakarta: BPFE.

Husnan, Suad. 2009. Dasar-dasar Teori Portofolio dan Analisisi Sekuritas. Edisi 4, Yogyakarta: UPP STIM YKPN.

Mokhamad Sukarno, SE. 2007. Judul Tesis “Analisis Pembentukan Portofolio Optimal Saham Menggunakan Metode Single Indeks Di Bursa Efek Jakarta” Tesis : Semarang.

Moh, Nazir. 2003. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Nurul Sulistyowaty. 2012. Judul Skripsi “Analisis Pembentukan Portofolio Optimal Menggunakan Model Indeks Tunggal Untuk Pengambilan Keputusan Investasi” Skripsi : Semarang.

Tampubolon, Manahan P. 2013. Manajemen Keuangan. Jakarta: Mitra Wacana Media.

Samsul, Mohammad. 2006. Pasar Modal dan Manajemen. Surabaya: Erlangga. Sartono, Agus. 2010. Manajemen Keuangan. Edisi 4, Yogyakarta: BPFE.

Sudjana. 2005. Metode Statistika. Edisi 6, Bandung: TARSITO.

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian.Cetakan ke-15, Bandung: Alfabeta. www.idx.co.id

www.duniainvestasi.com www.BI.go.id

Referensi

Dokumen terkait

Nilai t-tabel dengan taraf signifikansi 5% dan derajat kebebasan (d.b) 7 adalah sebesar 2,365. Karena t-hitung lebih besar t-tabel atau 3,090 > 2,365, maka dapat

Nilai t-tabel dengan taraf signifikansi 5% dan derajat kebebasan (d.b) 9 sebesar 2,262. Karena t-hitung lebih besar t-tabel atau 2,685 > 2,262, maka ada perbedaan hasil latihan

Berdasarkan hasil analisis t hitung sebesar 16, yang dibandingkan dengan t tabel wilcoxon dengan taraf kemaknaan 5% = 59 dari perhitungan tersebut dapat disimpukan

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa variabel pembelajaran daring menunjukkan nilai t hitung sebesar 3,003 dan nilai signifikansi 0,004 nilai

Dari hasil analisis regresi pada tabel di atas F hitung sebesar 1,05 lebih kecil dari F tabel yang sebesar 2,71 dengan taraf signifikansi 0,43 yang jauh lebih besar dari 0,05

nilai koefisien korelasi r hitung sebesar 0,311 di atas taraf signifikansi 5%. Karena nilai r hitung di atas taraf signifikansi 5%, maka dapat disimpulkan bahwa

Nilai t-tabel dengan taraf signifikansi 5% dan derajat kebebasan (d.b) 7 adalah sebesar 2,365. Karena t-hitung lebih besar t-tabel atau 3,090 > 2,365, maka dapat

Hasil uji t menunjukan bahwa, variabel Gaya hidup X1 memiliki nilai t hitung sebesar 2,875 dengan signifikansi 0,005 dan Atribut produk X2 yang memiliki nilai t hitung sebesar 2,677