• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN TEORI A. Media Pembelajaran 1. Pengertian Media Pembelajaran

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II KAJIAN TEORI A. Media Pembelajaran 1. Pengertian Media Pembelajaran"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II KAJIAN TEORI

A. Media Pembelajaran

1. Pengertian Media Pembelajaran

Dewasa ini dalam pembelajaran, komunikasibmemegang peranan penting. Agar komunikasi guru dan siswa berlangsung baik dan informasi yang disampaikan guru dapat diterima siswa, guru perlu menggunakan media pembelajaran.

Kata media berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamak dari kata medium yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan minat serta perhatian siswa sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi (Sadiman, 2002:6).

Secara harfiah kata media memiliki arti “perantara” atau “pengantar” (Azhar Arsyad, 2003:3). Association for Education and Communication Technology (AECT) mendefinisikan media yaitu “segala bentuk yang dipergunakan untuk suatu proses penyaluran informasi”. Sedangkan Education Association (NEA) mendefinisikan sebagai “benda yang dapat dimanipulasikan, dilihat, didengar, dibaca, dibicarakan beserta instrument yang dipergunakan dengan baik dalam kegiatan belajar mengajar”.

Gerlach dan Ely (dalam Arsyad, 2003:3) mengatakan bahwa “media apabila dipahami secara garis besar adalah manusia, materi atau kejadian yang membangun kondisi yang membuat siswa memperoleh pengetahuan, keterampilan, atau sikap”.

Menurut Gagne dan Briggs (dalam Arsyad, 2003:4), mengatakan bahwa “media pembelajaran meliputi alat yang secara fisik digunakan untuk menyampaikan isi materi pengajaran, yang terdiri dari buku, tape recorder, kaset, video kamera, film, slide gambar (gambar bingkai), foto, gambar, grafik, televisi dan computer”. Dengan kata lain, media adalah komponen sumber belajar atau wahana fisik yang mengandung materi instruksional dilingkungan siswa yang dapat merangsang siswa untuk belajar.

Dari berbagai pendapat tadi dapat disimpulkan bahwa media adalah segala wujud yang dapat dipakai sebagai sumber belajar yang dapat merangsang fikiran, perasaan, perhatian, dan kemauan siswa sehingga mendorong terjadinya proses belajar mengajar ketingkat yang lebih efektif dan efisien.

Alat atau media pengajaran sangat membantu terlaksananya pencapaian tujuan pendidikan. Media pengajaran dapat mengurangi verbalisme dan membuat pelajaran lebih

(2)

mantap atau tidak mudah dilupakan, oleh karena itu penggunaan media pembelajaran dalam kegiatan belajar mengajar membantu siswa pada prestasi belajar siswa.

Media pengajaran sangatlah penting dalam kegiatan proses belajar mengajar karena dengan adanya media siswa dapat lebih cepat memahami isi dari materi pelajaran. Secara lebih khusus, pengertian media dalam proses belajar mengajar cenderung diartikan sebagai alat-alat grafis, photografis, atau elektronis untuk menangkap, memproses, dan menyusun kembali informasi visual atau verbal.

Dengan demikian media merupakan wahana penyalur informasi belajar atau penyalur pesan. Media juga merupakan alat bantu apa saja yang dapat dijadikan sebagai penyalur pesan guna mencapai tujuan pembelajaran. Media sebagai alat bantu, mempunyai fungsi melicinkan jalan menuju tercapainya tujuan pengajaran. Hal ini dilandasi dengan keyakinan bahwa proses belajar mengajar dengan bantuan media mempertinggi kegiatan belajar anak didik dalam tenggang waktu yang cukup lama. Itu berarti kegiatan belajar anak didik dengan bantuan media akan menghasilkan proses dan hasil belajar yang lebih baik dari pada tanpa bantuan media.

2. Manfaat Media Pembelajaran

Secara lebih khusus manfaat media Kemp dan Dayton (dalam Arsyad, 2000: 21-23), mengidentifikasikannya sebagai berikut:

a. Penyampaian materi pelajaran dapat diseragamkan, b. Proses pembelajaran menjadi lebih jelas dan menarik, c. Proses pembelajaran menjadi lebih interaktif,

d. Efisiensi dalam waktu dan tenaga,

e. Meningkatkan kualitas hasil belajar siswa,

f. Media memungkinkan proses belajar dapat dilakukan dimana saja dan kapan saja, g. Media dapat menumbuhkan sikap positif terhadap materi dan proses belajar, h. Mengubah peran guru ke arah yang lebih positif dan produktif.

Sedangkan menurut sugiarto dan isti hidayah (2005:5) manfaat media pembelajaran adalah sebagai berikut.

a. Mampu mengatasi keterbatasan perbedaan pengalaman pribadi siswa b. Mampu mengatasi keterbatasan ruang kelas

(3)

d. Mengatasi keterbatasan ukuran kecepatan gerak benda

e. Mampu mempengaruhi motifasi belajar siswa dan memungkinkan pembelajaran yang lebih bervariasi

3. Fungsi Media Pembelajaran

Menurut answir dkk. (2002:24) fungsi media pembelajaran adalah:

a. Membantu memudahkan belajar siswa dan mempermudah mengajar bagi guru. b. Memberikan pengalaman lebih nyata (yang abstrak menjadi lebih kongkrit). c. Menarik perhatian siswa lebih besar (jalannya pembelajaran tidak membosankan). d. Semua indra siswa dapat diaktifkan. Kelemahan indra satu dapat diimbangi dengan

indra lain.

e. Lebih menarik perhatian dan minat siswa dalam belajar. f. Dapat membangkitkan dunia teori dengan realita. 4. Persyaratan media untuk pembelajaran

Menurut sugiarto dan isti hidayah (2005:5). Bila kita akan memanfaatkan media pembelajaran hendaknya harus memenuhi persyaratan umum media yaitu:

a. Tahan lama

b. Bentuk dan warna menarik

c. Dapat menyajikan dan memperjelas konsep d. Ukuran sesuai dengan kondisi fisik siswa e. Fisibel

f. Tidak membahayakan siswa

g. Mudah disimpan saat tak digunakan 5. Memilih media pembelajaran

Menurut Oemar Hamalik (2001: 202)ada dua pendekatan yang dapat dilakukan dalam usaha memilih media yakni sebagai berikut:

a. Dengan cara memilih media yang tersedia dipasaran yang dapat dibeli guru dan langsung dapat digunakan dalam proses pembelajaran. Pendekatan itu sudah tentu membutuhkan biaya untuk membelinya. Lagi pula belum tentu media itu cocok buat menyampaikan bahan pembelajaran.

b. Pemilihan berdasarkan kebutuhan nyata ysng telah direncanakan khususnya yang berkenaan dengantujuan yang telah dirumuskan secara dan bahan pelajaran yang akan disampaikan.

6. Strategi pemberdayaan media atau alat peraga pembelajaran media

Agar pemanfaatan atau penggunaan media dalam pembelajaran efektif maka strategi pendayagunaan harus memperhatikan kesesuian media dengan:

a. Tujuan pembelajaran b. Materi

(4)

c. Strategi pembelajaran (metode pendekatan) d. Kondisi ruang kelas, waktu, dan banyak siswa e. Kebutuhan siswa

Perlu diingat bahwa pembelajaran dengan menggunakan media tidak selalu memberikan hasil yang lebih cepat, lebih meningkat, lebih menarik, dansebagainya. Kadang-kadang akan mendapatkan sebaliknya dan bahkan ada kemungkinan menyebabkan siswa gagal dalam pembelajaran

Menurut sugiarto dan isti hidayah (2005:14) bahwa kegagalan menggunakan media akan nampak bila:

a. Generalisasi konsep abstrak dari representasi hal-hal yang konkrit tidak tercapai

b. Media yang digunakan hanya sekedar sajian yang tidak memiliki nilai-nilai yang menunjang konsep-konsep tidak disajikan pada waktu yang tepat.

c. Memboroskan waktu

d. Digunakan terhadap siswa yang sebenarnya tidak membutuhkannya. e. Tidak menarik bahkan mempersulit pemahamankonsep.

7. Jenis-jenis Media Pembelajaran

(Menurut seels & richey, 1994) Jenis-jenis media dikelompokan menjadi 4 yaitu: f. Media Cetak

Media cetak adalah cara untuk menghasilkan atau menyampaikan materi, seperti buku dan materi visual statis terutama melalui proses pencetakan mekanis atau fotografi. Media cetak memiliki ciri sebagai berikut:

1) Teks bacaan secara linier

2) Teks visual menampilkan komunikasi satu arah Teks dan visual ditampilkan statis 3) Pengembangannya sangat tergantung pada prinsip persepsi visual

4) Visual berorientasi pada siswa

5) Informasi dapaat diatur kembali atau ditata ulang oleh pemakai g. Media Audio-Visual

Media audio-visual adalah cara menghasilkan atau menyampaikan materi dengan menggunakan mesin-mesin mekanis dan elektronik untuk menyajikan pesan-pesan audio-visual

Ciri-ciri media audio visual adalah: 1) Bersifat linier

2) Penyajian yaang dinamis

3) Digunakan dengan cara yang elah ditetapkan sebelumnya oleh perancang atau pembuat

4) Merupakan representasi fisik dari gagasan real dan gagasan abstrak 5) Dikembangkan menurut prinsip psikologis behaviorisme dan kognitif

(5)

6) Umumnya mereka berorientasi kepada guru dengan tingkat interaktif siswa yang rendah.

h. Media Berdasarkan Teknologi Komputer

Media Berdasarkan Teknologi Komputer adalah cara menghasilkan atau menyampaikan materi dengan menggunakan sumber-sumber yang berbasis mikro-prosesor.

Ciri media Media Berdasarkan Teknologi Komputer adalah: 1) Digunakan secara acak

2) Dapat digunakan berdasarkan keinginan siswa atau keinginan perancang atau pengembangan yang direncanakan

3) Pembelajaran dapat berorientasi kepada siswa dan melibatkan interaktivitas siswa yang tinggi

4) Disajikan dalam gaya abstrak dengan kata,simbol, atau grafik. i. Media Hasil Gabungan Dari Cetak Dan Teknologi Komputer

Teknologi gabungan adalah cara untuk menghasilkan dan menyampaikan materi yang menggabungkan pemakaian beberapa bentuk media yang dikendalikan oleh komputer Ciri teknologi gabungan adalah:

1) Digunakan secara acak

2) Ditata dan terpusat pada lingkup kognitif sehingga pengetahuan dikuasai jika pelajaran itu digunakan

3) Pelajaran memadukan kata-kata dan visual dari berbagai sumber 4) Bahan-bhan pembelajaran melibatkan banyak interaktivitas siswa.

B. Media Visual Gambar 1. Pengertian Media Visual

Media visual yaitu media yang mengandalkan penglihatan. Media visual dibedakan menjadi dua yaitu media visual diam dan gerak. Media visuaal diam contohnya yaitu foto, ilustrasi, gambar, film bingkai, garafik, bagan, poster, peta, dll. Sedangkan media visual gerak contohnya yaitu gambar-gambar proyeksi film bisu, dll.

Media pembelajaran dapat berupa media visual maupun media audiovisual. Media visual lebih banyak digunakan oleh guru dalam proses belajar mengajar. Selain sederhana media visual juga mudah dibuat oleh guru dan biayanya pun lebih murah. Media visual sendiri adalah media yang berupa gambar.

Pemanfaatan media pembelajaran tidak hanya terbatas pada sejumlah mata pelajaran tertentu. Namun, semua pelajaran dalam proses penyampaian materinya juga memerlukan media, termasuk pelajaran IPS. Dalam usaha memilih media yang cocok guru harus memperhatikan materi apa yang akan disampaikan dan tujuan apa yang hendak

(6)

dicapai, karena pemanfaatan media pembelajaran harus disesuaikan dengan tujuan dan isi pengajaran yang hendak disampaikan.

Berdasarkan observasi yang dilakukan, pemanfaatan media pembelajaran khususnya media visual/gambar, dapat membantu guru dalam proses belajar mengajar IPS di MI/SD. Media visual/gambar dapat mempermudah siswa dalam menerima materi pelajaran yang disampaikan oleh guru.

Menurut Arsyad (dalam Asyhar, 2011:53) bahwa secara garis besar, unsur-unsur yang terdapat pada media visual terdiri dari garis, bentuk, warna dan tekstur. Dalam mengembangkan sebuah media pembelajaran, perlu diperhatikan beberapa prinsip agar media tersebut memberikan pengaruh efektif dalam pencapaian tujuan pembelajaran.

Media berbasis visual/gambar memegang peran yang sangat penting dalam proses belajar. Media visual/gambar dapat memperlancar pemahaman dan memperkuat ingatan siswa. Media visual/gambar dapat pula menumbuhkan minat siswa dan dapat memberikan hubungan antara isi materi pelajaran dengan dunia nyata. Agar menjadi efektif, visual sebaiknya ditempatkan pada konteks yang bermakna dan siswa harus berinteraksi dengan visual/gambar itu untuk meyakinkan terjadinya proses informasi.

Bentuk visual dapat berupa, a). gambar refresentasi seperti gambar, lukisan, atau foto yang menunjukan bagaimana tampaknya suatu benda. b). diagram yang melukiskan hubungan-hubungan konsep, organisasi, dan struktur isi material, c). peta yang menunjukan hubungan-hubungan ruang antara unsur-unsur dalam isi materi, d). grafik, seperti tabel, grafik, chart (bagan) yang menyajikan gambaran/kecenderungan data atau antar hubungan seperangkat gambar atau angka-angka. Ada beberapa prinsip umum yang perlu diketahui untuk penggunaan efektif media berbasis visual sebagai berikut:

a. Usahakan visual itu sesederhana mungkin dengan menggunakan gambar garis, karton, bagan dan diagram. Gambar realistis harus digunakan secara hati-hati karena gambar yang amat rinci dengan realisme sulit diproses dan dipelajari bahkan seringkali mengganggu perhatian siswa untuk mengamati apa yang seharusnya diperhatikan. b. Visual digunakan untuk menekankan informasi sasaran (yang terdapat teks) sehingga

(7)

c. Ulangi sajian visual dan libatkan siswa untuk meningkatkan daya ingat. Meskipun sebagian visual dapat diperoleh dengan mudah informasinya, sebagian lagi memerlukan pengamatan dengan hati-hati.

d. Gunakan grafik untuk menggambarkan ikhtisar keseluruhan materi sebelum menyajikan unit demi unit pelajaran untuk digunakan oleh siswa mengorganisasikan informasi.

e. Hindari visual yang tak-berimbang.

f. Tekankan kejelasan dan ketepatan dalam semua visual.

g. Visual khususnya diagram amat membantu untuk mempelajari materi yang agak kompleks.

h. Unsur-unsur dalam visual itu harus ditonjolkan dan dengan mudah dibedakan dari unsur-unsur latar belakang untuk mempermudah pengolahan informasi.

i. Warna harus digunakan secara realistik.

j. Warna dan pemberian bayangan digunakan untuk mengarahkan perhatian dan membedakan komponen-komponen.

Visualisasi pesan, informasi, atau konsep yang ingin disampaikan kepada siswa dapat dikembangkan dalam berbagai bentuk, seperti foto, gambar/ilustrasi, sketsa/gambar garis, grafik, bagan, chart, dan gabungan dari dua bentuk atau lebih. Foto menghadirkan ilustrasi melalui gambar yang hampir menyamai kenyataan dari sesuatu objek atau situasi. Sementara itu, grafik merupakan refresentasi simbolis dan artistik sesuatu objek atau situasi.

Keberhasilan penggunaan media berbasis visual ditentukan oleh kualitas dan efektifitas bahan-bahan visual dan grafik itu. Hal ini dapat dicapai dengan mengatur dan mengorganisasikan gagasan-gagasan yang timbul, merencanakannya dengan seksama, dan menggunakan teknik-teknik dasar visualisasi objek, konsep, informasi, atau situasi.

Jika mengamati bahan-bahan grafis, gambar dan lain-lain yang ada disekitar kita, seperti majalah, iklan-iklan, papan informasi, kita akan menemukan banyak gagasan untuk merancang bahan visual yang menyangkut penataan elemen-elemen visual yang akan ditampilkan. Tataan elemen-elemen itu harus dapat menampilkan visual ynag dapat dimengerti, terang atau dapat dibaca., dan dapat menarik perhatian sehingga ia mampu menyampaikan pesan yang diinginkan oleh penggunaannya.

(8)

Dalam proses penataan itu harus diperhatikan prinsip-prinsip desain tertentu, Arsyad (dalam Asyhar, 2011:53), menyatakan simbol pesan visual hendaknya memiliki prinsip kesederhanaan, keterpaduan, keseimbangan, dan penekanan. Kesederhanaan secara umum mengacu kepada sejumlah elemen yang terkandung dalam suatu visual. Jumlah elemen yang lebih sedikit memudahkan peserta didik menangkap dan memahami pesan yang disajikan visual itu. Demikian pula teks yang menyerupai bahan visual harus dibatasi, misalnya antara 15-20 kata. Kata-kata harus memakai huruf yang sederhana dengan gaya huruf yang mudah terbaca dan tidak terlalu beragam dalam satu tampilan.

Penekanan, meskipun penyajian visual dirancang sesederhana mungkin, seringkali konsep yang ingin disajikan memerlukan penekanan terhadap salah satu unsur yang akan menjadi pusat perhatian peserta didik. Dengan menggunakan ukuran, hubungan-hubungan, perspektif, warna, atau ruang penekanan dapat diberikan kepada unsur terpenting.

Keterpaduan, mengacu kepada hubungan yang terdapat di antara elemen-elemen visual yang ketika diamati akan berfungi secara bersama-sama. Elemen-elemen itu harus saling terkait dan menyatu sebagai suatu keseluruhan sehingga visual itu merupakan suatu bentuk menyeluruh yang dapat dikenal yang dapat membantu pemahaman dan informasi yang dikandungnya.

Keseimbangan, bentuk atau pola yang dipilih sebaiknya menempati ruang penayangan yang memberikan meskipun tidak seluruhnya simetris. Keseimbangan yang keseluruhannya simetris disebut keseimbangan formal. Keseimbangan seperti ini menampakan dua bayangan visual yang sama dan sebangun. Oleh karena itu keseimbangan formal cenderung tampak statis. Sebaliknya, keseimbangan informal tidak keseluruhannya simetris, memberikan kesan dinamis dan dapat menarik perhatian.

Macam-macam Media Visual a. Media Visual Proyeksi

Transparansi OHP merupakan alat bantu mengajar tatap muka sejati, Perangkat media transparansi meliputi perangkat lunak (Overhead transparancy/OHT) dan perangkat keras (Overhead projector/OHP).

OHP merupakan media yang mudah digunakan, terutama tatkala guru menjelaskan tentang struktur, hubungan, dan keterkaitan konsep satu dengan lainnya

(9)

dengan menggunakan konsep map, akan tetapi tidak semua sekolah memiliki OHP, namun dapat diusahakan dengan berbagai cara, melaui bantuan instansi sekolah dengan instansi terkait, atau meminta bantuan dengan komite sekolah, atau kepada donator, dan lain sebagainya.

Film bingkai/slide berupa lembaran film terbuat dari polyester, nitrocellulose acetate yang dilapisi dengan emulsi yang mengandung garam silver halida yang sangat sensitif terhadap sinar atau cahaya.

Film bingkai/slide adalah gambar yang diproyeksikan yang dapat dilihat dengan mudah oleh siswa di dalam kelas. Suatu slide adalh sebuah gambar transparan (tembus sinar) yang diproyeksikan oleh cahaya melalui proyektor. Penggunaan film bingkai/slide dalam pendidikan mempunyai nilai atau manfaat:

1) Penyajiannya berupa satu unit dalam satu kesatuan yang bulat. 2) Menimbulkan dan mempertinggi minat siswa

3) Dapat digunakan dalam ruangan kecil dan setengah gelap.

Untuk ukuran terbatas, gambar digital proyeksi dapat ditampilkan dengan menggunakan monitor komputer atau laptop pribadi. Namun, untuk sasaran kelompok besar diperlukan monitor televisi yang lebih besar atau panel LCD dengan overhead proyektor.

Gambar Digital, sangat mungkin dibentuk dan ditunjukan kepada peserta didik melalui komputer, monitor televisi, atau proyektor.

b. Media Visual Non Proyeksi

Beberapa jenis media visual non proyeksi yang sering digunakan dalam pembelajaran yaitu sebagai berikut:

1) Media realita adalah benda nyata. Benda tersebut tidak harus dihadirkan di ruang kelas, tetapi siswa dapat melihat langsung ke obyek. Kelebihan dari media realia ini adalah dapat memberikan pengalaman nyata kepada siswa.

2) Model adalah benda tiruan dalam wujud tiga dimensi yang merupakan representasi atau pengganti dari benda yang sesungguhnya. Penggunaan model untuk mengatasi kendala tertentu sebagai pengganti realia.

3) Media cetak adalah media pembelajaran yang disajikan dalam bentuk tercetak. Beberapa contoh media cetak adalah buku teks, modul, majalah, dan sejenisnya.

(10)

4) Media grafis tergolong media visual yang menyalurkan pesan melalui simbol-simbol visual. Fungsi dari media grafis adalah menarik perhatian, memperjelas sajian pelajaran, dan mengilustrasikan suatu fakta atau konsep yang mudah terlupakan jika hanya dilakukan melalui penjelasan verbal. Jenis-jenis media grafis adalah: gambar, kartun, karikatur, grafik, peta, poster.

Media visual merupakan jenis media yang sering digunakan dalam pembelajaran karena penggunaanya sederhana, tidak memerlukan banyak kelengkapan dan relatif tidak mahal. Dalam skripsi ini yang akan penulis bahas adalah tentang media gambar.

2. Media Gambar

a. Pengertian Media Gambar

Kata “Gambar” mencakup segala macam lukisan dan ilustrasi yang digunakan dalam proses pembelajaran. Secara umum lukisan dan karya ilustrasi yang indah sangan diperlukan untuk pelajaran-pelajara yang membahas tentang kebudayaan.

Media gambar adalah segala sesuatu yang diwujudkan secara visual kedalam bentuk 2 dimensi sebagai curahan ataupun pikiran yang bermacam-macam seperti lukisan, potret, slide, film, strip, opaque proyektor (Hamalik, 1994:5). Gambar adalah media grafis yang paling banyak digunakan. Gambar merupakan hasil lukisan yang menggambarkan orang, tempat dan benda dalam berbagai variasi. Guru yang kreatif mampu menghasilkan berbagai bentuk gambar yang menarik dan dapat dimanfaatkan dalam pembelajaran, tetapi juga diperoleh dari berbagai sumber seperti majalah, surat kabar, dan sebagainya. Media gambar menyalurkan pesan dan informasi melalui simbol-simbol visual.

Media gambar termasuk media visual. Sebagaimana media yang lain media gambar berfungsi untuk menyalurkan pesan dari sumber ke penerima pesan. Saluran yang dipakai menyangkut indera peglihatan. Pesan yang akan disampaikan dituangkan ke dalam simbol-simbol komunikasi visual.

Simbol-simbol tersebut perlu dipahami benar artinya agar proses penyampaian pesan dapat berhasil dan efisien. Selain fungsi umum tersebut, secara khusus gambar berfungsi pula untuk menarik perhatian, memperjelas sajian ide,

(11)

mengilustrasikan fakta yang mungkin akan cepat dilupakan atau diabaikan bila tidak digambarkan.

Gambar adalah media yang paling umum dipakai. Dia merupakan bahasa yang umum, yang dapat di mengerti dan dinikmati di mana-mana. Oleh karena itu, pepatah Cina mengatakan bahwa sebuah gambar berbicara lebih banyak daripada seribu kata.

b. Fungsi Media Gambar

Secara garis besar fungsi utama penggunaan media gambar adalah:

1) Fungsi edukatif artinya mendidik dan memberikan pengaruh positif pada pendidikan.

2) Fungsi sosial artinya memberikan informasi yang autentik dan pengalaman berbagai bidang kehidupan dan memberikan konsep yang sama kepada setiap orang.

3) Fungsi ekonomis artinya memberikan produksi melalui pembinaan prestasi kerja secara maksimal.

4) Fungsi politis berpengaruh pada politik pembangunan.

5) Fungsi seni budaya dan telekomunikasi, yang mendorong dan menimbulkan ciptaan baru, termasuk pola usaha penciptaan teknologi kemediaan yang modern (Hamalik, 1994 : 12).

c. Kelebihan dan Kelemahan Media Gambar

Menurut Sadiman (2006:30-31) ada beberapa kelebihan dari media gambar yaitu sebagai berikut:

a. Sifatnya konkret, gambar lebih realistis menunjukan pokok masalah dibandingkan dengan media verbal biasa.

b. Media gambar dapat mengatasi ruang dan waktu.

c. Media gambar dapat mengatasi keterbatasan pengamatan kita.

d. Media gambar dapat memperjelas suatu masalah, dalam bidang apa saja dan untuk tingkat usia berapa saja, sehingga dapat mencegah kesalahpahaman.

e. Harganya murah dan mudah didapat serta digunakan.

Selain kelebihan-kelebihan tersebut, media gambar juga mempunyai kelemahan yaitu:

a. hanya menekankan persepsi indera mata.

b. Gambar yang terlalu kompleks kurang efektif untuk kegiatan pembelajaran. c. Ukurannya sangat terbatas untuk kelompok besar.

d. Gambar disajikan dalam ukuran yang sangat kecil, sehingga kurang efektif dalam pembelajaran (Rahadi, 2003:27).

3. Kriteria Media Visual Gambar yang Baik

Menurut Asyhar (2011:81), agar penggunaan media visual/gambar tepat sasaran, maka perlu diperhatikan berbagai faktor yang menjadi dasar pemilihan media pembelajaran. Kriteria penggunaan media visual/gambar yang baik yang perlu diperhatikan adalah sebagai berikut:

(12)

Media yang kurang rapi dapat mengurangi kemenarikan dan kejelasan media tersebut sehingga fungsinya tidak maksimal dalam perbaikan pembelajaraan. b. Bersih dan menarik.

Bersih di sini berarti tidak ada gangguan yang tak perlu pada teks, gambar. Media yang kurang bersih biasanya kurang menarik karena akan mengganggukonsentrasi dan kemenarikan media.

c. Cocok dengan sasaran.

Media yang efektif untuk kelompok besar belum tentu sama efektifnya jika digunakan pada kelompok kecil atau perorangan. Ada media yang tepat untuk jenis kelompok besar, sedang, kecil, dan perorangan.

d. Relevan dengan topik yang diajarkan.

Media visual/gambar harus sesuai dengan karakteristik isi berupa fakta, konsep, prinsip. Agar dapat membantu proses pembelajaran secara efektif, media harus selaras dan sesuai dengan kebutuhan tugas pembelajaran dan kemampuan mental siswa.

e. Sesuai dengan tujuan pembelajaran.

Media visual/gambar yang baik adalah media yang sesuai dengan tujuan instruksional yang telah ditetapkan yang secara umum mengacu kepada salah satu atau gabungan dari dua atau tiga ranah kognitif, afektif, dan psikomotor.

f. Praktis, luwes, dan tahan.

Kriteria ini menuntun para guru untuk memilih media visual/gambar yang ada, mudah diperoleh, atau mudah dibuat sendiri oleh guru. Media visual/gambar yang diilih sebaiknya dapat digunakan dimana pun dan kapan pun dengan peralatan yang tersedia disekitarnya, serta mudah dipindahkan dan dibawa kemana-mana. g. Berkualitas baik.

Misalnya pengembangan visual/gambar harus memenuhi persyaratan teknis tertentu, seperti visual pada slide harus jelas dan informasi atau pesan yang ingin disampaikan tidak boleh terganggu oleh elemen lain yang berupa latar belakang (Arsyad, 2003).

4. Jenis-jenis Media Gambar

Menurut asnawir dan usman basyiruddin (2002: 51) ada beberapa jenis media gambar, antara lain

a. Gambar dokumentasi

Gambar dokumentasi Yaitu gambar yang mempunyai nilai sejarah bagi individu maupun masyarakat.

b. Gambar aktual

Gambar aktual adalah gambar yang menjelaskan sesuatu kejadian yang meliputi berbagai aspek kehidupan, misalnya gempa, topan, banjir, dan sebagainya.

c. Gambar pemandangan

Gambar pemandangan adalah gambar yang melukiskan pemandangan suatu daerah atau lokasi.

d. Gambar iklan atau reklame

Gambar iklan atau reklame adalah gambar yang digunakan untuk mempengaruhi orang atau masyarakat konsumen.

(13)

Gambar simbolis adalah gambar yang menggunakan bentuk simbol atau tanda yang mengungkapkan pesan tertentu dan dapat mengungkapkan kehidupan manusia yang mendalam serta gagasan-gagasan atau ide-ide peserta didik

C. Prestasi Belajar Siswa 1. Pengertian Prestasi Belajar

Prestasi belajar berasal dari dua kata yaitu “prestasi” dan “belajar”. Menurut Adi Negoro, prestasi adalah segala jenis pekerjaan yang berhasil. Sedangkan menurut Poerwadarminto (dalam Endin Nasrudin, 2010:105), yang dimaksud dengan prestasi adalah hasil yang telah dicapai, dilakukan atau dikerjakan oleh seseorang. Adapun prestasi belajar itu diartikan sebagai prestasi yang dicapai oleh siswa pada jangka waktu tertentu dan dicatat dalam buku raport tempat ia belajar.

Menurut Gintings (2010: 87) mengatakan bahwa prestasi belajar siswa adalah hasil dari berbagai upaya dan daya yang bercermin dari parstisipasi belajar yang dilakukan siswa dalam mempelajari materi pelajaran yang di ajarkan oleh guru.

Menurut saeful bakri (1991:19) bahwa prestasi belajar adalah hasil dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan, dikerjakn secara individu maupun kelompok.

Prestasi belajar adalah hasil yang dicapai oleh siswa selama berlangsungnya proses belajar mengajar dalam jangka waktu tertentu, umumnya prestasi belajar dalam sekolah berbentuk pemberian nilai (angka) dari guru kepada siswa sebagai indikasi sejauhmana siswa telah menguasai materi pelajaran yang disampaikannya, biasanya prestasi belajar ini dinyatakan dengan angka, huruf, atau kalimat dan terdapat dalam periode tertentu.

Berdasarkan pendapat diatas, dapat ditarik kesirnpulan bahwa prestasi adalah hasil dari suatu usaha (belajar) yang telah dilakukan oleh seorang siswa. Prestasi ini tidak akan di dapat tanpa usaha yang dilakukan oleh siswa, prestasi ini mungkin akan mengecewakan apabila usahanya tidak sungguh-sungguh, sebaliknya apabila siswa belajar sungguh-sungguh prestasi yang akan didapat memuaskan dan menggembirakan. Selanjutnya pengertian belajar, untuk memahami pengertian tentang belajar berikut dikemukakan beberapa pengertian belajar diantaranya:

(14)

Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.¨ (Slameto, 2010:2).

Menurut Gagne (dalam Slameto, 2010:13) belajar didefinisikan: a) Belajar ialah suatu proses untuk memperoleh motivasi dalam pengetahuan, keterampilan, kebiasaan, dan tingkah laku; dan b) Belajar adalah penguasaan pengetahuan/keterampilan yang diperoleh dari instruksi.

Menurut Sadiman (2003:2), belajar adalah suatu proses yang kompleks yang terjadi pada semua orang dan berlangsung seumur hidup sejak dia masih bayi hingga ke liang lahat nanti. Salah satu pertanda bahwa seseorang telah belajar adalah adanya perubahan tingkah laku pada dirinya. Perubahan tingkah laku tersebut menyangkut baik perubahan yang bersifat pengetahuan (kognitif) dan keterampilan (psikomotor) maupun yang menyangkut nilai dan sikap (afektif).

Menurut Surya (2004:48), belajar diartikan sebagai suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan perilaku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.

Menurut Wingkel, (dalam Riyanto, 2009:61), mengatakan bahwa belajar adalah suatu aktifitas mental dan psikis yang berlangsung dalam interaksi dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan-perubahan tingkah laku pada diri sendiri berkat adanya interaksi antara individu dengan individu dengan lingkungan.

Dari berbagai pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa belajar adalah kegiatan yang terjadi pada semua orang tanpa mengenal batas usia, dan berlangsung seumur hidup. Belajar merupakan usaha yang dilakukan seseorang melalui interaksi dengan lingkungannya untuk mengubah perilakunya. Dengan demikian, hasil dari kegiatan belajar adalah berupa perubahan perilaku yang relatif permanen pada diri orang yang belajar. Tentu saja, perubahan yang diharapkan adalah perubahan ke arah yang positif atau yang lebih baik.

Jadi, yang dimaksud dengan prestasi belajar adalah hasil usaha belajar yang dicapai seseorang, berupa kecakapan dari kegiatan belajar bidang akademik di tempat belajar pada jangka waktu tertentu yang dicatat pada setiap akhir semester di dalam buku raport. Sedangkan untuk mengetahui prestasi belajar itu adalah melalui penilaian/evaluasi. 2. Prinsip-prinsip pengukuran prestasi belajar

(15)

Menurut gronlund (1977) dalam bukunya mengenai tes presentasi merumuskan beberapa prinsip dalam pengukuran tes prestasi belajar yaitu:

a. Tes prestasi harus mengukur hasil belajar yang telah dibatasi secara jelas sesuaibdengan tujuan intruksional.

b. Tes prestasiharus mengukur suatu sampel yang representatif dari hasil belajar dan dari materi yang dicakup oleh program intruksional atau pengajaran.

c. Tes harus berisi aitem-aitem dengan tipe yang paling cocok guna mengukur hasil belajar yang diinginkan.

d. Tes prestasi harus direncanakan sedemikian rupa agar sesuai dengan tujuan penggunaan hasilnya.

e. Reabilitas tes prestasi harus diusahakan setinggi mungkin dan hasil ukurannya harus ditafsirkan dengan hati-hati.

f. Tes prestasi dapat digunakan untuk meningkatkan belajar para anak didik 3. Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar

Prestasi belajar banyak dipengaruhi oleh berbagai factor, baik yang berasal dari dirinya sendiri (internal) maupun dari luar dirinya (eksternal). Untuk lebih jelasnya mengenai kedua factor yang mempengaruhi prestasi belajar tersebut penulis akan menjabarkan sebagai berikut.

a. Factor internal

Factor internal adalah suatu factor yang ada dalam indifidu yang dapat mempengaruhi prestasi belajar meliputi:

1) Kematangan

Setiap manusia dalam menjalankan hidupnya selalu mengalami pertumbuhan dan kematangan menurut para ahli psikologi pendidikan kematangan yang terjadi pada siswa turut mempengaruhi kegiatan belajar dan hasil belajar siswa. Seperti yang diungkapkan oleh ngalim purwanto (1987:102) bahwa mengajarkan sesuatu yang baru dapat berhasil jika tarap pertumbuhan pribadi telah memungkinkannya, potensi-potensi jasmani dan rohaninya telah matang.

(16)

Kecerdasan atau intelegensi baik yang bersifat keturunan maupun hasil pengalaman, semua mempengaruhi keberhasilan siswa dalam belajar. Keterangan tersebut sesuai dengan pendapat M. ngalim purwanto (1987:52) bahwa cepat atu tidaknya dan terpecahkan atau tidaknya suatu masalah tergantung pada kemampuan intelgensinya.

3) Latihan

Latihan adalah frekwensi atau kegiatan yang dilakukan oleh siswa sebagai peserta didik, setiap pengajaran biasanya disertai dengan latihan-latihan belajar. Bila siswa sering melakukan latihan belajar maka akan terbiasa memecahkan masalah (soal), keadaan seperti ini akan membantu suswa dalam mengelola dan melatih proses berfikir yang pada akhirnya sangat membantu siswa meningkatkan kemampuan belajarnya.

4) Motivasi

Para ahli pendidikan berpendapat bahwa motivasi memiliki arti penting dalam mempengaruhi keberhasilan belajar siswa, hal ini disebabkan oleh motivasi merupakan kegiatan.

Menurut Mc. Donald (sudirman) motivasi ialah berupa energy dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya “feeling” dan di dahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan. Kegiatan belajar apabila seseorang siswa melakukan kegiatan belajar maka kegiatan belajarnya akan sungguh-sungguh, sehingga dapat mempengaruhi prestasi belajar.

b. Factor eksternal

Di samping factor internal yang berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa, factor eksternak juga sangat berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa. Factor eksternal yang mempengaruhi prestasi belajar siswa yaitu:

1) Keluarga

Keluarga merupakan tempat pertama individu mengenal lingkungan. Terbentuknya kepribadian dan juga kebiasaan. Ngalim purwanto mengatakan (1986: 109) suasana keadaan keluarga yang bermacam-macam itu mau tidak mau turut menentukan bagaimana dan sampai dimana belajar dialami dan dicapai individu.

(17)

Termasuk dalam keluarga ini ada atau tidaknya atau tersedia tidaknnya fasilitas fasilitas belajar yang diperlukan dalam bekajar turut memerankan peranan penting. 2) Guru

Dalam proses belajar mengajar, guru memegang peran yang sangat penting, karena ditangan pendidikanlah segala kelancarab proses belajar mengajar dapat ditentukan, namun dalam hal ini bukan berarti factor lain tidak diperhitungkan, sehingga tidaklah berlebihan ketika dalam pelaksanaan proses belajar mengajar dituntut adanya guru yang baik dan disiplin. Hal ini dimaksudkan agar proses belajar mengajar dapat berjalan dengan lancer dan berpengaruh terhadap prestasi belajar. Menurut S. nasution (1986-12) mengemukakan cirri guru yang baik sebagai berikut:

a) Guru yang baik menghormati dan memahami siswa

b) Guru yang baik menyesuaikan metode belajar mengajar dan bahan ajar c) Guru yang baik mengaktifkan murid dalam hal belajar

d) Guru yang baik menghubungkan pelajaran dengan kebutuhan murid e) Guru tidak terikat oleh teks book

3) Alat-alat pelajaran

Seperti yang diketahui bersama, bahwa alat-alat pendidikan termasuk salah satu factor eksternal yang dapat mempengaruhi prestasi belajar. Alat-alat pendidikan dapat juga dikatakan sebagai sarana pendidikan yang meliputi:

a) Pengajaran b) Permainan

c) Peraturan berupa perintah dan larangan d) Pengawasan

e) Teladan f) Kebiasaan g) Penghargaan

h) Hokum dan ganjaran 4) Lingkungan

(18)

Lingkungan merupakan suatu tempat dimana siswa melakukan hubungan suatu timbale balik, seperti lingkungan sekolah, lingkungan keluarga dan lingkungan masyarakat.

Menurut s. nasution (1986:134) cara-cara untuk menggunakan sumber-sumber yang ada didalam lingkungan untuk kepentingan pelajaran adalah membantu anak kedalam lingkungan dan masyarakat untuk keperluan belajar ( karyawisata, service, project, school camping, servey, interview). Membantu sumber-sumber dari masyarakat kedalam kelas untuk kepentingan pelajaran (resource, persons, benda-benda seperti pameran dan koleksi).

Dari penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa factor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar dapat dibagi menjadi dua factor yaitu faktordari dalam diri siswa dan factor yang dating dari luar siswa, misalnya lingkungan tempat tinggal siswa itu berada.

D. Pembelajaran IPS di MI/SD

Pembelajaran adalah upaya untuk menciptakan iklim dan pelayanan terhadap kemampuan, potensi, minat, bakat dan kebutuhan peserta didik yang beragam agar terjadi interaksi optimal antara guru dengan siswa serta antara siswa dengan siswa.

Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) adalah integrasi dari berbagai cabang ilmu-ilmu sosial, seperti sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi, politik dan hukum dan budaya. IPS dirumuskan atas dasar realitas dan fenomena sosial yang mewujudkan pendekatan interdisipliner dari aspek cabang-cabang ilmu sosial.

Mengenai tujuan IPS para ahli sering mengaitkan dengan berbagai sudut kepentingan dan penekanan dari program pendidikan tersebut gross (1978) menyebutkan bahwa tujuan pendidikan IPS adalah mempersiapkan siswa menjadiwarga negara yang baik dalam kehidupan masyarakat, secarategas ia mengatakan tujuan IPS adalah mengembangkan kemampuan siswa menggunakan penalaran dalam mengambil keputusan setiap persoalan yang dihadapi.

Jadi pembelajaran IPS di MI adalah upaya menciptakan pelayanan terhadap kemampuan, potensi, minat, bakat dan kebutuhan peserta didik yang beragam agar terjadi

(19)

interaksi yang optimal tentang kehidupan sosial yang ada di masyarakat serta mempelajari aturan-aturan yang berada dimasyarakat.

E. Konsep Media Visual Gambar dalam Pembelajaran IPS

Media pembelajaran adalah bahan, alat, atau teknik yang digunakan dalam kegiatan belajar mengajar dengan maksud agar proses interaksi komunikasi edukasi antara guru dan siswa dapat berlangsung secara tepat guna dan berdaya guna. Media pembelajaran memiliki manfaat yang besar dalam memudahkan siswa mempelajari materi pelajaran. Media pembelajaran yang digunakan harus dapat menarik perhatian siswa pada kegiatan belajar mengajar dan lebih merangsang kegiatan belajar siswa.

Banyak sekali jenis media pembelajaran yang sudah dikenal dan digunakan dalam penyampaian informasi dan pesan pembelajaran. Dilihat dari jenisnya media pembelajaran terdiri dari media audio, visual, dan audio visual.

Media visual sendiri adalah media yang berupa gambar. Dalam usaha memilih media yang cocok guru harus memperhatikan materi apa yang akan disampaikan dan tujuan apa yang hendak dicapai, karena pemanfaatan media pembelajaran harus disesuaikan dengan tujuan dan isi pengajaran yang hendak disampaikan.

Media pembelajaran sebagai alat bantu dalam proses belajar dan pembelajaran adalah suatu kenyataan yang tidak bisa kita pungkiri keberadaannya. Karena memang gurulah yang menghendaki untuk memudahkan tugasnya dalam menyampaikan materi pembelajaran kepada siswanya. Guru sadar bahwa tanpa bantuan media, maka materi pembelajaran sukar untuk dicerna dan dipahami oleh siswa, terutama materi pembelajaran yang rumit dan komplek.

Diantara media pembelajaran, media visual/gambar adalah media yang cocok digunakan guru IPS. Selain sederhana, media visual/gambar juga mudah dibuat oleh guru dan biayanya pun lebih murah. Selain itu, siswa juga lebih menyukai gambar daripada tulisan, apalagi jika gambar dibuat dan disajikan sesuai dengan persyaratan yang baik, sudah tentu akan menambah semangat siswa dalam mengikuti proses pembelajaran. Namun, tidak semua materi pelajaran bisa menggunakan media visual/gambar.

Dari uraian di atas penulis memberi kesimpulan bahwa mengingat pentingnya media pembelajaran dalam proses belajar mengajar juga demikian pentingnya prestasi bagi

(20)

siswa dalam belajar, maka guru diharapkan dapat meningkatkan prestasi belajar siswa dengan bantuan media visual/gambar dalam menyampaikan materi pelajaran. Dengan bantuan media visual/gambar membuat siswa termotivasi untuk belajar, siswa pun dapat lebih mudah memahami materi yang disampaikan guru, dan pembelajaran dalam kelas pun akan lebih menyenangkan. Dengan begitu siswa akan lebih rajin lagi belajar dan pada akhirnya berimplikasi pada perolehan prestasi belajar mereka. Oleh karena itu, untuk meningkatkan kualitas pembelajaran, guru harus lebih kreatif dalam memodifikasi media pembelajaran sedemikian menarik sehingga dapat terus membangkitkakn semangat siswanya dalam belajar dan akhirnya tujuan pembelajaran pun tercapai sesuai yang diharapkan.

F. Kerangka Berfikir

Dalam proses belajar mengajar kehadiran media mempunyai arti yang cukup penting. Karena dalam kegiatan tersebut ketidakjelasan bahan yang disampaikan dapat dibantu dengan menghadirkan media sebagai perantara. Media dapat mewakili apa yang kurang mampu guru ucapkan melalui kata-kata atau kalimat tertentu.

menurut brove (1977:4) yang dikutip dalam asyhar rayandra Secara epistimologis, media berasal dari bahasa latin, merupakan bentuk jamak dari kata medium yang berarti “tengah, perantara atau pengantar” istilah perantara atau pengantar ini. Digunakan karena fungsi media sebagai perantara dan pengantar suatu dari si pengirim kepada si penerima pesan.

Sedangkan dalam dunia pendidikan yang dimaksud media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat menyampaikan atau menyalurkan pesan dari suatu sumber secara terencana sehingga terjadi lingkungan belajar yang kondusif dimana penerimanya dapat melakukan proses belajar secara aktif.

Media sebagai alat bantu dalam proses belajar mengajar adalah suatu kenyataan yang tidak dapat dipungkiri. Guru sadar bahwa tanpa bantuan media, maka bahan pelajaran sukar untuk dicerna dan dipahami oleh anak didik. Setiap materi pelajaran tentu memiliki tingkat kesukaran yang bervariasi. Pada satu sisi ada bahan pelajaran ilmu pengetahuan sosial yang tidak memerlukan alat bantu, tetapi ada juga materi yang memerlukan alat bantu untuk menambah pemahaman pengetahuan siswa.

(21)

Media pembelajaran sebagai alat bantu dalam proses belajar dan pembelajaran adalah suatu kenyataan yang tidak bisa kita pungkiri keberadaannya. Karena memang gurulah yang menghendaki untuk memudahkan tugasnya dalam menyampaikan pesan–pesan atau materi pembelajaran kepada siswanya. Guru sadar bahwa tanpa bantuan media, maka materi pembelajaran sukar untuk dicerna dan dipahami oleh siswa, terutama materi pembelajaran yang rumit dan komplek.

Setiap materi pembelajaran mempunyai tingkat kesukaran yang bervariasi. Pada satu sisi ada bahan pembelajaran yang tidak memerlukan media pembelajaran, tetapi dilain sisi ada bahan pembelajaran yang memerlukan media pembelajaran. Materi pembelajaran yang mempunyai tingkat kesukaran tinggi tentu sukar dipahami oleh siswa, apalagi oleh siswa yang kurang menyukai materi pembelajaran yang disampaikan.

Masalah utama dalam pembelajaran pada pendidikan formal dewasa ini adalah masih rendahnya daya serap peserta didik. Hal ini dapat dilihat dari nilai rata-rata hasil belajar peserta didik yang senantiasa masih sangat memprihatinkan. Prestasi ini merupakan hasil kondisi pembelajaran yang masih bersifat konvensional dan tidak menyentuh ranah dimensi peserta didik itu sendiri.

Hasil analisis penelitian tentang rendahnya prestasi belajar siswa disebabkan karena faktor media yang tidak sesuai atau guru hanya terpaku pada LKS dan buku ajar saja tanpa menggunakan media pembelajaran padahal pelajaran IPS perlu adanya pengetahuan yang bergambar sehingga siswa tidak abstrak atau hanya membayangkan tanpa mengetahui apa yang dijelaskan dalam pelajaran yang diajarkan guru.

Dari hal diatas dapat disimpulkan bahwa guru dituntug untuk mempunyai kreatifitas mengembangkan media pembelajaran semenarik mungkin sehingga pembelajaran tidak monoton dan menjenuhkan. Sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai tanpa menemukan kendala yang serius, dengan tercapainya tujuan pembelajaran maka guru dpat dikatakan telah berhasil mencapai tujuan yang telah ditentukan.

Secara grafis, kerangka pemikiran yang dilakukan peneliti dapat digambarkan dengan bentuk sebagai berikut ini:

Penggunaan media visual

Kelas yang tidak menggunakan media visual (gambar) Kelas yang menggunakan media visual (gambar) Hasil

(22)

G. Hipotesis Penelitian

Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah:

Ha : Ada pengaruh yang signifikan dalam penggunaan media visual terhadap prestasi belajar siswa pada pelajaran IPS

Ho : Tidak ada pengaruh yang signifikan dalam penggunaan media visual terhadap prestasi belajar siswa pada pelajaran IPS

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil penjelasan pada bab sebelumnya, maka dapat diambil beberapa kesimpulan yaitu : didapatkan sebuah rancangan program aplikasi shop drawing penulangan yang

Disamping itu faktor-faktor internal dan eksternal yang akan digunakan dalam penelitian ini sudah cukup mewakili sebagian besar faktor-faktor yang mempengaruhi

Sebuah menopause diet adalah waktu yang baik untuk membatasi Sebuah menopause diet adalah waktu yang baik untuk membatasi makanan yang tidak begitu bagus untuk

Jawab : iya betul, di LP kita tidak mencantumkan tujuan, namun sudah bisa dilhat dari indikator yang susunannya ABCD. Indikator harus menggambarkan secara lengkap. i) Apa

1) Terdapat 7 jenis alat tangkap dominan yang digunakan nelayan di wilayah pesisir Kutai Kartanegara yaitu mini trawl , rengge gondrong, belat, rawai, rakang, pancing

Petani merupakan orang yang melakukan kegiatan usahataninya, sedangkan untuk pemasaran hasil usahatani tergantung kepada Toke yang ada di Desa Pangkatan Kecamatan Pangkatan

Persaingan di dunia industri kini semakin ketat dalam merebut pangsa pasar dan kebutuhan yang dapat memuaskan konsumen. Upaya yang dilakukan PT. Pioneer Flour Mill

Sebanyak 50 orang ibu menyusui obesitas dan normal yang memenuhi kriteria awal bersedia untuk diambil sampel ASI-nya, ditimbang berat badan bayinya setelah lahir, dan