• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN BAURAN PEMASARAAN DENGAN KEINGINAN PASIEN UNTUK KEMBALI MEMANFAATKAN PELAYANAN RAWAT INAP DI PUSKESMAS TLOGOSARI KULON SEMARANG TAHUN 2008

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "HUBUNGAN BAURAN PEMASARAAN DENGAN KEINGINAN PASIEN UNTUK KEMBALI MEMANFAATKAN PELAYANAN RAWAT INAP DI PUSKESMAS TLOGOSARI KULON SEMARANG TAHUN 2008"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN BAURAN PEMASARAAN DENGAN KEINGINAN

PASIEN UNTUK KEMBALI MEMANFAATKAN PELAYANAN

RAWAT INAP DI PUSKESMAS TLOGOSARI KULON

SEMARANG TAHUN 2008

Prima Pravitasari*); Zaenal Sugiyanto**)

*) Alumni Fakultas Kesehatan Udinus

**) Staf pengajar Fakultas Kesehatan UDINUS

ABSTRACT

Background: Puskesmas Tlogosari Kulon is one of the primary health center which posses

in patient service. In the 2007, the patients’ visit number was increase, but in June 2007, the visitors were decrease. It might due to of the minimum advertisement of in patient service facility of the primary health center. In other hand, the people wish to use the in patient ser-vice facility of the Puskesmas Tlogosari Kulon because its affordable price. The wish of the patients for using the in patient service facility was influenced by 4P (means; product, price, place, and promotion). The purpose of this research is to know the factors which related to the patients’ willingness to re-use the in patients service facility in Puskesmas Tlogosari Kulon Semarang 2008.

Method: The research used survey method, where the data was been taken by using

ques-tionnaire, its also using cross sectional approach. This research was classified as analytic explanatory research that using Rank Spearman test. Besides, The samples which taken is the ordinary patients which consist of 40 people. The observation uses the accidental sam-pling method.

Result: The result are; there is a relation between product (rho value = 0,412), price (rho

value = 0,402), place (rho value = 0,418), and promotion (rho value = 0,419) with the patients’ willingness to re use the facility of in patients service. But in the other hand, 30% of respon-dents stated that the bed was not enough comfortable, 25% of responrespon-dents said that the cost is value more than the service’s given, 25% of respondents claimed that the location of the primary health center was not near, 52,5% of respondents stated that primary health center was not performing free healing, 47,5% of respondents said that primary health center was not advertising their living care service facility via brochure or others media.

(2)

LATAR BELAKANG

Tujuan nasional Bangsa Indonesia sebagaimana yang tercantum dalam Pembukaan UUD’45 adalah melindungi segenap Bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan kese-jahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial untuk mencapai tujuan tersebut diselenggarakan Program Nasional secara menyeluruh dan berkesinambungan.

Pembangunan kesehatan adalah bagian dari pembangunan nasional yang bertujuan meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. Pembangunan kesehatan tersebut merupakan upaya seluruh potensi bangsa Indonesia baik masyarakat swasta maupun pemerintah.

Selanjutnya telah berhasil ditetapkan pula dasar-dasar, misi, strategi dan paradigma pembangunan kesehatan yang baru yaitu paradigma sehat yang inti pokoknya menekankan pentingnya kesehatan sebagai hak asasi manusia. Kesehatan sebagai investasi bangsa dan kesehatan menjadi titik sentral pembangunan nasional. Untuk itu peran serta masyarakat sangat berpengaruh dalam perwujudannya.

Dalam rangka melaksanakan kebijakan otonomi daerah desentralisasi maupun salah satu strategi yang ditetapkan untuk mencapai Visi Indonesia sehat 2010 dan Misi Pembangunan kesehatan. Puskesmas sebagai salah satu fasilitas pelayanan kesehatan memiliki peran yang sangat strategis dalam upaya mempercepat peningkatan derajat kesehatan masyarakat Indonesia. Puskesmas adalah suatu kesatuan organisasi kesehatan fungsional yang merupakan pusat pengembangan kesehatan masyarakat yang juga membina

peran serta masyarakat disamping memberikan pelayanan secara menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat di wilayah kerjanya dalam bentuk kegiatan pokok.

Puskesmas diharapkan mampu mengatur, membimbing, membantu dan mengawasi berbagai pelayanan kedokteran dasar yang ada di wilayah kerjanya. Lebih lanjut, diharapkan pula kiranya puskesmas dapat bertindak sebagai pusat rujukan untuk setiap pelayanan kedokteran dasar yang berlangsung di wilayah kerjanya seperti Poliklinik, Balai Pengobatan, Pelayanan Bidan, dan Pos Pelayanan Terpadu.

Puskesmas sebagai organisasi fung-sional memiliki tujuh unit koordinator pro-gram yang dijabarkan dalam 9 kegiatan pokok sebagai jasa pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Pada kenyataannya puskesmas lebih dikenal sebagai tempat pelayanan pengobatan. Persepsi masya-rakat terhadap puskesmass hanya sebagai tempat berobat saja, sehingga sebagian besar masyarakat memanfaatkan puskes-mas pada saat sakit. Dapat dikatakan puskesmas memainkan peranan penting di masyarakat dalam hal pelayanan jasa pengobatan. Untuk dapat memasarkan jasa pengobatan di puskesmas diperlukan suatu bauran pemasaran.

Bauran pemasaran yaitu himpunan atau perangkat variabel pemasaran yang terkendali yang diramu perusahaan untuk menghasilkan tanggapan yang dinginkannya dalam pasar sasaran.Bauran pemasaran terdiri dari prod-uct, price , place , dan promotion.

Produk (product) adalah sesuatu yang dapat ditawarkan ke pasar untuk mendapatkan perhatian, untuk dibeli, digunakan atau dikonsumsi yang dapat memenuhi suatu keinginan atau kebutuhan.(

Harga (price) adalah jumlah uang yang dibebankan atas suatu produk atau jasa. Tempat (Place) adalah lokasi menunjukkan berbagai kegiatan yang dilakukan oleh

(3)

perusahaan untuk menjadi produk dengan tujuan diperoleh dan tersedia lagi konsumen, sedangkan promosi (promotion) adalah kegiatan yang mengkomunikasikan jasa untuk produk dan menganjurkan sasaran untuk membelinya.

Program pemasaran yang efektif meramu semua unsur-unsur bauran pemasaran menjadi suatu program terpadu untuk mencapai sasaran pemasaran perusahaan.

Puskesmas Tlogosari Kulon merupakan salah satu puskesmas yang mempunyai pelayanan rawat inap. Pelayanan rawat inap di puskesmas Tlogosari Kulon berdiri pada bulan April tahun 2006. Ruang rawat inap di puskesmas Tlogosari Kulon terdiri atas 4 ruang, ruang anak-anak memiliki 6 tempat tidur, ruang wanita memiliki 5 tempat tidur, ruang laki-laki memiliki 5 tempat tidur dan ruang VIP memiliki 1 tempat tidur.

Berdasarkan data diatas menunjukkan bahwa terjadi peningkatan jumlah kunjungan pasien rawat inap dari 34 pasien (tahun 2006) ke 37 pasien (tahun 2007). Namun pada bulan Juni tahun 2007 mengalami penurunan jumlah kunjungan pasien rawat inap. Berdasarkan survei pendahuluan (wawan-cara) 10 % diantaranya pasien mengatakan bahwa puskesmas Tlogosari Kulon tidak pernah mempromosikan pelayanan rawat inapnya melalui brosur maupun reklame. Letak puskesmas tersebut kurang terjangkau oleh pasien. Namun selain itu adapun keinginan pasien untuk kembali memanfa-atkan rawat inap di Tlogosari Kulon dikarena-kan biaya rawat inap di puskesmas Tlogosari Kulon terjangkau dan sudah sesuai dengan keadaan masyarakat sekitarnya selain dari segi biaya, pelayanan yang diberikan oleh dokter maupun perawat sudah sesuai dengan keinginan pasien. Begitu pula obat-obatan yang tersedia di rawat inap puskesmas Tlogosari Kulon dapat membantu kesembuhan pasien.

Dari daftar register rawat inap 100 pasien, 30 pasien diantaranya ingin kembali memanfaatkan rawat inap di Puskesmas Tlogosari Kulon. Keinginan pasien untuk kembali memanfaatkan rawat inap dipengaruhi oleh 4 P : yaitu produk (product), harga (price), tempat (place), dan promosi (promotion).

METODOLOGI PENELITIAN

Desain penelitian yang digunakan adalah studi belah lintang (cross-sectional study). Studi ini mempelajari hubungan antara faktor resiko (paparan) dan efek (out-come) dengan cara mengamati status fac-tor resiko (paparan) dan efek secara serentak pada individu-individu dari populasi tunggal, pada satu saat atau satu periode. Studi dimulai dengan menyeleksi populasi studi yang dapat berkomunikasi. Kemudian dilakukan pengukuran status efek dan pengukuran status factor risiko dengan wawancara.

Populasi merupakan kumpulan yang lengkap dari elemen-elemen yang sejenis tetapi dapat dibedakan karena karak-teristiknya. Populasi dalam penelitian ini adalah pasien umum yang dirawat inap di Puskesmas Tlogosari Kulon pada Bulan Mei. Sampel penelitian adalah total populasi dengan jumlah 40 orang. Bila sampel adalah anak-anak usia dibawah 8 tahun , maka responden penelitian adalah orang tuanya atau keluarga.

HASIL PENELITIAN A. Analisis Bivariat

1. Hasil Uji Korelasi Rank Spearman

Analisis Bivariat digunakan untuk mengetahui variabel bebas (produk, price, place, promotion) dengan variabel terikat yaitu keinginan pasien dengan Uji Rank Spearman dengan tingkat signifikansi 95% (a = 0,05) didapatkan hasil sebagai berikut:

(4)

2. Hubungan Antara Produk dengan Keinginan Pasien

Berdasarkan tabel 2 dapat diketahui bahwa responden yang tidak mempunyai keinginan untuk kembali lebih banyak yang berpendapat faktor produk kurang baik (28,6%) dibanding yang berpendapat baik (3,1%).

Hasil uji statistik dengan menggunakan uji korelasi Rank Spearman diketahui bahwa

ada hubungan antara produk dengan keinginan pasien, dengan Rho = 0,412 menunjukkan kekuatan hubungan sedang.

3. Hubungan Antara Price dengan Keinginan Pasien

Berdasarkan tabel 3 dapat diketahui bahwa responden yang tidak mempunyai keinginan untuk kembali lebih banyak yang berpendapat faktor price kurang baik (14,3%) dibanding yang berpendapat baik (6,1%) .

Tabel 2. Tabulasi Silang antara faktor product dengan keingan Pasien untuk kembali memanfaatkan rawat inap di Puskesmas Tlogosari Kulon

Keinginan Pasien Product

Tidak Ingin Kembali Ingin Kembali Jumlah f % f % f %

Kurang Baik 2 28,6 5 71,4 7 100 Baik 1 3,1 32 96,9 33 100 Jumlah 3 7,5 37 92,5 40 100

Variabel Bebas Variabel Rho Keterangan Kekuatan Hubungan Terikat

Produk Keinginan 0,412 Ada Hubungan Sedang Price Keinginan 0,402 Ada Hubungan Sedang

Place Keinginan 0,418 Ada Hubungan Sedang

Promotion Keinginan 0,405 Ada Hubungan Sedang

Tabel 1. Ringkasan Hasil Uji Rank Spearman Antara Variabel Bebas dan Variabel Terikat

Keinginan Pasien Price

Tidak Ingin Kembali Ingin Kembali Jumlah f % f % f %

Kurang Baik 1 14,3 6 85,7 7 100 Baik 2 6,1 31 93,9 33 100 Jumlah 3 7,5 31 92,5 40 100

Tabel 3. Tabulasi Silang Antara faktor price dengan keingan Pasien untuk kembali memanfaatkan Rawat inap di Puskesmas Tlogosari Kulon

(5)

Hasil uji statistik dengan menggunakan uji korelasi Rank Spearman diketahui bahwa ada hubungan antara price dengan keinginan pasien dengan Rho = 0,402 dengan kekuatan hubungan sedang.

4. Hubungan Antara Place dengan Keinginan Pasien

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa responden yang tidak mempunyai keinginan untuk kembali lebih banyak yang berpendapat faktor place kurang baik (25,0%) dibanding yang berpendapat faktor place baik (5,6%) .

Hasil uji statistik dengan menggunakan uji korelasi Rank Spearman diketahui bahwa ada hubungan antara place dengan keinginan pasien dengan Rho = 0,418 dengan kekuatan hubungan sedang.

5. Hubungan Antara Promotion dengan Keinginan Pasien

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa responden yang tidak mempunyai

keinginan untuk kembali lebih banyak yang berpendapat faktor promotion kurang baik (10,5%) dibanding yang berpendapat faktor promotion baik (4,8%).

Hasil uji statistik dengan menggunakan uji korelasi Rank Spearman diketahui bahwa ada hubungan antara promotion dengan keinginan pasien dengan Rho = 0,405 dengan kekuatan hubungan sedang.

B. Hubungan Antara Variabel Bebas dengan Variabel Terikat dalam Penelitian

1. Hubungan antara faktor Product dengan keinginan pasien untuk me-manfaatkan pelayanan rawat inap di Puskesmas Tlogosari Kulon

Sebagian besar responden yang tidak ingin kembali memanfaatkan pelayanan rawat inap tersebut berpendapat bahwa faktor produk kurang baik 28,6% dibandingkan yang berpendapat baik 3,1 %. Hal ini dibuktikan dengan hasil uji statistik, ada hubungan yang

Keinginan Pasien Place

Tidak Ingin Kembali Ingin Kembali Jumlah f % f % f %

Kurang Baik 1 25,0 3 75,0 4 100 Baik 2 5,6 34 94,4 36 100 Jumlah 3 7,5 37 92,5 40 100

Tabel 4. Tabulasi silang antara faktor place dengan keinginan pasien untuk kembali memanfaatkan rawat inap di Puskesmas Tlogosari Kulon

Keinginan Pasien Promotion

Tidak Ingin Kembali Ingin Kembali Jumlah f % f % f %

Kurang Baik 2 10,5 17 89,5 19 100 Baik 1 4,8 20 95,2 21 100 Jumlah 3 7,5 37 92,5 40 100

Tabel 5. Tabulasi silang antara faktor promotion dengan keinginan pasien untuk kembali memanfaatkan rawat inap di Puskesmas Tlogosari Kulon

(6)

sedang antara faktor produk dengan kunjungan pasien untuk kembali Rho =0,142. Sebanyak 30% responden mengatakan merasa tidak nyaman dengan tempat tidur yang disediakan oleh puskesmas.

Menurut Azrul Azwar, pelayanan kesehatan yang bermutu adalah pelayanan kesehatan yang dapat memuaskan setiap pemakai jasa pelayanan kesehatan sesuai dengan tingkat kepuasan. Mutu pelayanan meliputi kecepatan, ketepatan, kelengkapan, penjelasan informasi dan kenyamanan. Kenyamanan pelayanan disini menyangkut fasilitas yang diberikan oleh puskesmas, salah satunya kenyamanan dalam tempat tidur. Bila pasien merasakan nyaman dengan fasilitas tempat tidur yang diberikan oleh puskesmas, maka pasien ingin kembali memanfaatkan rawat inap di puskesmas tersebut.

Berdasarkan teori yang dikemukakan oleh Philip Kotler terdiri dari 4P yang salah satunya Product, bahwa konsumen akan menyenangi produk yang menawarkan mutu dan kinerja yang paling baik serta keistimewaan yang menonjol oleh karena itu organisasi harus mencurahkan upaya terus-menerus dalam perbaikan-perbaikan produk.

Berdasarkan Angipura, para konsumen tidak memperlihatkan perbedaan-perbedan yang bukan menyangkut harga di dalam satu jenis kelas produk sebagai sesuatu yang amat penting.

2. Hubungan Antara faktor Price dengan keinginan pasien untuk kembali memanfaatkan pelayanan rawat inap di Puskesmas Tlogosari Kulon

Hasil penelitian dapat diketahui bahwa responden mempunyai tidak ingin kembali pada price kurang baik (14,3%) dibanding responden yang mempunyai tidak ingin kembali pada price baik (6,1%)

Hasil uji statistik dengan menggunakan uji korelasi Rank Spearman diketahui bahwa ada hubungan antara Price dengan keinginan

pasien dengan Rho = 0,402 dengan kekuatan hubungan sedang.

Sebanyak 25% responden mengatakan bahwa biaya yang dikeluarkan tidak sesuai dengan kualitas pelayanan yang diberikan oleh puskesmas.

Menurut Philip Kotler, Price adalah jumlah nilai yang ditukarkan jasa. Pasien yang dirawat inap di puskesmas Tlogosari merasa tidak mendapatkan manfaat dalam menggu-nakan produk atau jasa puskesmas karena biaya yang dikeluarkan oleh pasien tidak sesuai dengan kualitas pelayanan yang diterima.

Menurut Patronage, Buying motivasi yaitu ada macam-macam alasan mengapa para konsumen memilih toko - toko tertentu .Bagi orang-orang tertentu, harga merupakan faktor-faktor yang paling pentingdalam hal melakukan pilihan tersebut.

Sedangkan menurut Jerome Mc. Carty, harga merupakan apa yang dibebankan untuk sesuatu, yaitu orientasi laba, orientasi pada penjualan, orientasi pada status.

3. Hubungan Antara faktor Place dengan Keinginan Pasien untuk kembali memanfaatkan rawat inap di Puskesmas Tlogosari Kulon

Hasil penelitian dapat diketahui bahwa responden mempunyai tidak ingin kembali pada place kurang baik (25,0%) dibanding responden yang mempunyai tidak ingin kembali pada place baik (5,6%)

Hasil uji statistik dengan menggunakan uji korelasi Rank Spearman diketahui bahwa ada hubungan antara Place dengan keinginan pasien dengan Rho = 0,418 dengan kekuatan hubungan sedang.

Sebanyak 25,0% pasien yang dirawat inap merasa jarak tempat tinggal dengan letak Puskesmas jauh.

Menurut L.Green terdapat faktor pendukung yang salah satunya yaitu sarana atau fasilitas. Jarak tempat tinggal yang jauh dari puskesmas dapat menghambat pasien

(7)

untuk mendapatkan pelayaan kesehatan. Berdasarkan teori yang dikemukakan Philip kotler yang terdiri dari 4P yang salah satunya Place, Place merupakan lokasi yang menunjukkan berbagai kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan untuk menjadi produk dengan tujuan diperoleh dan tersedia bagi konsumen.

4. Hubungan antara faktor Promotion dengan Keinginan Pasien untuk kembali memanfaatkan rawat inap di Puskesmas Tlogosari Kulon

Hasil penelitian dapat diketahui bahwa responden mempunyai tidak ingin kembali pada promotion kurang baik (10,5%) dibanding responden yang mempunyai tidak ingin kembali pada promotion baik (4,8%)

Hasil uji statistik dengan menggunakan uji korelasi Rank Spearman diketahui bahwa ada hubungan antara Promotion dengan keinginan pasien dengan kekuatan hubungan sedang 0,405.

Sebanyak 52,5% pasien menyatakan bahawa Puskesmas tidak pernah melakukan pengobatan gratis, 47,5% pasien menyatakan bahwa Puskesmas tidak pernah mempro-mosikan pelayaan rawat inap melalui reklame dan 47,5% pasien menyatakan bahwa Puskesmas tidak pernah mempromosikan pelayaan rawat inap melalui brosur.

Endang Swastuti menyatakan bahwa promosi merupakan kegiatan yang mengkomunikasikan jasa atau produk dan menganjurkan sasaran untuk membelinya, hal tersebut juga harus didukung periklanan dimana periklanan adalah komunikasi non individu dengan sejumlah biaya, melalui berbagai media yang dilakukan oleh perusahaan, lembaga non laba serta individu-individu.

SIMPULAN & SARAN Simpulan

1. Dilihat dari karakteristik koresponden sebagian besar berjenis kelamin

perempuan sebanyak 55,5%, umur responden sebagian besar 9 -18 tahun sebanyak 37,5%, pekerjaan responden sebagian besar lain-lain (pelajar) sebanyak 50% dan pendidikan responden sebagian besar tamat SLTP sebanyak 32,5%. 2. Sebagian besar responden menilai

Prod-uct baik (82,5%), Price baik (82,5%), Place baik (90,0%), dan Promotion baik (52,5%).

3. Sebagian besar responden ingin kembali memanfaatkan pelayanan rawat inap (92,5%).

4. Ada hubungan antara Product dengan keinginan pasien dengan nilai rho = 0,412 dengan kekuatan hubungan sedang. 5. Ada hubungan antara Price dengan

keinginan pasien dengan nilai rho = 0,402 dengan kekuatan hubungan sedang. 6. Ada hubungan antara Place dengan

keinginan pasien dengan nilai rho = 0,418 dengan kekuatan hubungan sedang. 7. Ada hubungan antara Promotion dengan

keinginan pasien dengan nilai rho = 0,419 dengan kekuatan hubungan sedang.

Saran

1. Puskesmas menyediakan tempat tidur pasien yang lebih nyaman lagi.

2. Diharapkan dengan biaya yang sudah dikeluarkan oleh pasien puskesmas tetap harus memperhatikan kualitas pela-yanannya.

3. Puskesmas diharapkan mempromosikan rawat inapnya baik melalui reklame maupun brosur dan mengadakan pengobatan gratis di wilayah kerjanya.

DAFTAR PUSTAKA

Depkes RI, Sistem Kesehatan Nasional, Jakarta. 2004.

Effendy, Nasrul. Dasar-Dasar Keperawatan Kesehatan Masyarakat. Edisi 2. EGC. Jakarta 1998.

(8)

Kofter, Philip and Armstrong. Dasar-Dasar Pemasaran. Edisi V Jilid I. Inter-Madia. Jakarta 1991.

Shofari, Bambang. Pengelolaan Sistem Rekam Medis-1. Fakultas Kesehatan. Udinus. Semarang. 2004.

Kottler, Philip. Manajemen Pemasaran. Jilip 1. Erlangga 1996

Winardi. Riset Pemasaran. Mandar Maju. Bandung 1991.

Swastuti, Endang. Diklat Manajemen Pemasaran Fakultas Ekonomi. Untag Semarang Tidak Dipublikasikan.

Angipura P, Marius. Dasar-Dasar Pemasaran. PT. Raga Grasindo Persada. Jakarta 1990.

Salahudin, Djaslin. Unsur-Unsur Inti Pemasaran dan Manajemen Pemasaran Medan Maju. Bandung 1994.

Swasta, Basu, Sukotjo Ibnu. Pengantar Bisnis Modern. Liberty. Yogyakarta 1993. Swasta, Basu. Asas-Asas Marketing. Liberty.

Yogyakarta 1996.

Kotler, Philip. Dasar-Dasar Pemasaran. CV. Inter Media. Jakarta 1997.

Kotler, Philip. Marketing Manajemen. Edisi Revisi. Jilid 1. Jakarta 1997.

Supranto, John. Metodologi Riset dan Aplikasinya dalam Pemasaran. Univer-sitas Indonesia. Jakarta. 1997.

Notoatmodjo, Soekidjo. Metodologi Penelitian Kesehatan. Rineka Cipta. Jakarta 2002. Sugiono. Metodologi Penelitian Administrasi.

Alfabeta. Bandung. 1997.

Sugiono. Statistik untuk Penelitian. Alfabeta. 1997.

Azwar, Azrul. Program Menjaga Mutu Pelayanan Kesehatan. Perkumpulan Kontrasepsi Mantap Indonesia (PKMI).

1993.

Notoatmodjo, Soekidjo. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Rineka Cipta. Jakarta 2003.

Winardi. Aspek – Aspek Manajemen Pemasaran. Mandar Maju . Bandung. 1992

Gambar

Tabel 2. Tabulasi Silang antara faktor product dengan keingan Pasien untuk kembali memanfaatkan rawat inap di Puskesmas Tlogosari Kulon
Tabel 5. Tabulasi silang antara faktor promotion dengan keinginan pasien untuk kembali memanfaatkan rawat inap di Puskesmas Tlogosari Kulon

Referensi

Dokumen terkait

Hasil pengujian tersebut menunjukkan bahwa sifat tekuk lokal dan global terjadi sepanjang pengujian spesimen dilakukan dan memperlihatkan bahwa permukaan irreguler

Dari hasil tes terlihat bahwa kesulitan koneksi matematis siswa belum mampu menggunakan semua informasi dari masalah yang ada dalam soal cerita, belum mampu membuat model

Satuan peta yang mempunyai karakteristik lahan yang tidak dapat diperbaiki berarti pada satuan peta tersebut tidak akan terjadi perobahan terhadap kelas kesesuaian lahannya

Oleh karena cairan dialirkan dengan frekuensi yang lebih sedikit tetapi dalam jumlah yang lebih besar dari yang dialirkan pompa roda gigi, maka aliran dari pompa jenis

Adapun judul Laporan Akhir ini adalah “ Perbandingan Kinerja Keuangan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia ”.. Perbandingan kinerja

Bahkan segitiga DHO yang dibuat subjek sama sekali tidak ada kaitannya dengan langkah untuk menghitung jarak dari garis ke bidang, sehingga kelemahan pada kemampuan spasial

Pengaruh lingkungan kerja terhadap produktivitas memiliki artian bahwa pegawai akan merasa nyaman dengan kondisi lingkungan kerja yang ada, jika kondisi lingkungan

IPA UNTUK SEKQI[M 1DA.SAR SE KABUPATEK. PASAIVAV WIUliAIET