• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Tahapan yang pertama dalam metode pembelajaran Group Investigation adalah mengidentifikasi topik dan membagi siswa ke dalam kelompok. Sebelum menentukan topik yang akan dibahas dan membuat kelompok, guru menjelaskan bagaimana proses tahapan Group Investigation kepada siswa. Sebelum membentuk kelompok, siswa mengusulkan beberapa topik yang akan dibahas, setelah itu siswa membentuk kelompok dengan tiap kelompok masing-masing berjumlah 4 orang dan harus bersifat heterogen. Topik yang akan dibahas adalah masa pra-sejarah(perkembangan teknologi). Tahapan yang kedua adalah merencanakan tugas yang akan dipelajari. Tiap kelompok berbagi tugas dengan anggota kelompoknya apa yang harus dikerjakan. Tahapan yang ketiga adalah melaksanakan investigasi. Guru memfasilitasi materi untuk investigasi kelompok melalui web blendspace. Siswa hanya dibolehkan untuk mencari sumber materi hanya melalui Blendspace dikarenakan untuk menghindari mengutip materi dari sumber yang tidak terpercaya.

Gambar 1. Tampilan awal blendspace

Siswa dapat mencari sumber belajar untuk membahas topik yang sedang dibahas melalui blendspace. Kelompok akan diberikan kode kelas agar tiap kelompok dapat mengakses blendspace. Tahapan yang selanjutnya adalah menyiapkan laporan akhir. Guru memberitahukan kepada tiap kelompok bahwa tiap kelompok harus mempersiapkan laporan akhir untuk di presentasikan di depan kelas. Tiap kelompok mempersiapkan apa saja yang akan dipresentasikan, seperti membagi tugas siapa yang akan menjadi pembicara atau sebagai penjawab. Tahapan kelima yaitu mempresentasikan laporan akhir. Tiap kelompok maju ke

(2)

depan kelas untuk mempresentasikan hasil kerja kelompok, dan kelompok lain mendengarkan dan memberi tanggapan. Tahapan yang terakhir adalah evaluasi.

Gambar 2. Hasil quis

Guru dan murid saling berkolaborasi dalam mengevaluasi pembelajaran yang sudah dilaksanakan. Guru dan siswa saling tanya jawab tentang materi yang sudah dibahas. Setelah itu guru mencoba memberikan evaluasi terakhir melalui blendspace, yaitu setiap kelompok mengerjakan soal yang sudah disediakan di blendspace. Seluruh tahapan dalam menjalankan metode pembelajaran Group Investigation dilaksanakan dalam satu kali pertemuan, dan diulang sampai tiga kali pertemuan. Pertemuan terakhir atau pertemuan keempat adalah diadakan posttest untuk mengetahui nilai tes siswa.

Kendala yang terjadi pada saat penelitian ini adalah (1) saat pembentukan kelompok siswa menginginkan tiap kelompok beranggotakan 6-7 orang, (2) siswa belum sepenuhnya berbagi tugas dalam mengerjakan kelompok, (3) jaringan wifi sekolah yang kadang putus jaringannya, dan (4) saat ada presentasi, kelompok yang lain belum berani mengajukan pertanyaan.

4.1 Analisis Hasil Observasi Keaktifan Siswa

Perhitungan untuk mengetahui keaktifan siswa pada saat proses pembelajaran mengacu pada indikator keaktifan siswa. Pengamatan dilakukan dengan cara mengisi checklist lembar observasi yang telah disediakan. Pengisian lembar observasi dilakukan oleh guru mata pelajaran yang sudah mengetahui dan hafal dengan peserta didiknya supaya hasil yang

(3)

diperoleh akurat. Pengamatan dilakukan pada saat proses pembelajaran berlangsung. Pengamatan keaktifan siswa dilakukan pada kelas kontrol dan eksperimen. Hasil perhitungan lembar observasi akan dibandingkan antara kelas kontrol dan eksperimen. Seluruh indikator dinilai dari tiap siswa dalam kelompoknya masing-masing.

N o

Indikator Kelas Kontrol Kelas Eksperimen

Pert. 1 Pert. 2 Pert. 3 Pert. 1 Pert. 2 Pert. 3 1 Siswa turut serta dalam

melakukan tugas belajarnya.

69,44 69,44 72,22 63,88 72,22 83,33

2 Siswa terlibat dalam pemecahan masalah

52,77 58,33 61,11 52,77 63,88 77,77

3 Bertanya kepada siswa lain atau guru apabila tidak memahami persoalan yang dihadapinya

36,11 41,66 52,77 58,33 44,44 61,11

4 Berusaha mencari berbagai informasi yang diperoleh untuk pemecahan masalah

58,33 61,11 66,66 63,88 66,66 72,22

5 melaksanakan diskusi kelompok sesuai dengan petunjuk guru.

41,66 44,44 47,22 61,11 75 88,88

6 Menilai kemampuan dirinya dan hasil yang diperoleh.

52,77 55,55 52,77 52,77 63,88 66,66

7 Melatih diri dalam memecahkan soal atau masalah yang sejenis

63,88 69,44 72,22 63,88 69,44 75

Total Keaktifan keseluruhan 53,57 57,14 60.71 59,52 65,07 75

Tabel 4. Perbandingan keaktifan siswa kelas kontrol dan eksperimen

Indikator yang pertama adalah siswa turut serta dalam melakukan tugas belajarnya. Untuk kelas kontrol guru menjelaskan materi, sedangkan siswa mendengarkan dan memperhatikan penjelasan dari guru. Indikator ini mendapatkan persentase sebesar 69,44% pada pertemuan pertama dan kedua, dan meningkat menjadi 72,22% pada pertemuan ketiga Pada kelas eksperimen saat pertemuan pertama indikator ini hanya mencapai 63,88%, sehingga saat pertemuan kedua guru mencoba memberikan aturan yaitu siswa harus sungguh-sungguh dalam mengikuti pelajaran dan diskusi sehingga pada pertemuan kedua meningkat menjadi 72,22% dan pada pertemuan ketiga meningkat menjadi 83,33%. Berdasarkan pengamatan guru peningkatan ini terjadi karena siswa sudah mulai terbiasa dalam proses pembelajaran menggunakan metode pembelajaran Group Investigation dan penggunaan

(4)

Blendspace. Aturan yang diberikan guru juga dipatuhi siswa dan siswa sudah memahami langkah-langkah dalam proses belajarnya.

Indikator yang kedua adalah siswa terlibat dalam pemecahan masalah. Pada pertemuan pertama kelas kontrol indikator ini hanya mendapatkan persentase sebesar 52,77%. Untuk meningkatkan indikator ini guru berdiskusi dengan siswa, agar siswa dapat mengungkapkan pendapatnya mengenai masalah yang sedang dihadapi di dalam kelas. Indikator ini 58,33% pada pertemuan kedua dan meningkat menjadi 61,11% pada pertemuan ketiga. Sedangkan untuk kelas eksperimen pada saat pertemuan pertama indikator ini hanya mendapatkan sebesar 52,77%, sehingga saat pertemuan kedua guru memberikan pengarahan agar diskusi dapat berjalan dengan baik dan semua anggota mempunyai tanggung jawab terhadap kelompoknya, semua anggota harus terlibat dalam pemecahan masalah yang sedang dihadapi kelompoknya. Pertemuan kedua indikator ini meningkat menjadi 63,88% dan di pertemuan ketiga meningkat kembali menjadi sebesar 77,77%.

Indikator yang ketiga adalah bertanya kepada siswa lain atau guru apabila tidak memahami persoalan yang dihadapinya. Pada pertemuan pertama kelas kontrol indikator ini mendapatkan 36,11%. Masih banyak siswa yang tidak menggunakan kesempatan bertanya kepada guru. Guru mencoba berdiskusi dengan siswa agar indikator ini dapat meningkat. Pertemuan kedua indikator ini meningkat menjadi 41,66% dan meningkat kembali menjadi 52,77% di pertemuan ketiga. Sedangkan pada pertemuan pertama kelas eksperimen indikator ini mendapatkan 58,33% dan pertemuan kedua menurun menjadi 44,44%. Di pertemuan pertama siswa masih sering bertanya tentang penggunaan blendspace, misalkan cara login atau kode kelas karena siswa sebelumnya belum pernah menggunakan blendspace. Karena di pertemuan kedua indikator ini menurun, saat pertemuan ketiga guru mencoba memulai memberikan beberapa pertanyaan kepada siswa agar siswa juga memberikan tanggapan dan bertanya kembali kepada guru, sehingga pada pertemuan ketiga indikator ini meningkat menjadi 61,11%.

Indikator keempat adalah berusaha mencari berbagai informasi yang diperoleh untuk pemecahan masalah. Pada pertemuan pertama untuk kelas kontrol indikator ini mendapatkan presentase sebesar 58,33%. Masih banyak siswa yang tidak membuka buku untuk membaca materi atau mencari jawaban saat ada pertanyaan dari siswa yang lain. Guru mencoba mengingatkan agar siswa membaca buku untuk memperdalam materi yang diberikan oleh guru. Indikator ini meningkat pada pertemuan kedua menjadi sebesar 61,11% dan 66,66% pada pertemuan ketiga. Sedangkan pada kelas eksperimen pertemuan pertama indikator ini mendapatkan 63,88%, dan pertemuan kedua mendapatkan 66,66%. Siswa mencari informasi

(5)

atau materi melalui blendspace, dan jika masih ada yang masih bingung terhadap materi, siswa mencoba bertanya kepada guru tentang permasalahannya tersebut. Indikator ini meningkat di pertemuan ketiga menjadi 72,22%.

Indikator kelima yaitu melaksanakan diskusi kelompok sesuai dengan petunjuk guru. Pertemuan pertama pada kelas kontrol indikator ini memperoleh persentase sebesar 41,66%. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk berdiskusi dengan teman sebangkunya tentang materi yang sedang dibahas. Pertemuan kedua indikator ini meningkat menjadi 44,44% dan 47,22% di pertemuan ketiga. Sedangkan untuk kelas eksperimen, sudah menjadi kebiasaan bahwa siswa sulit untuk berbagi tugas saat berdiskusi. Pada pertemuan pertama indikator ini hanya mencapai 61,11%. Guru melihat ini sebagai masalah, karena metode Group Investigation adalah metode yang berfokus terhadap diskusi, sehingga pada pertemuan kedua guru memberikan pengertian bahwa tugas ini adalah tugas kelompok, tugas bersama, tanggung jawab bersama, sehingga semua anggota harus bekerja dalam kelompok. Guru memberikan arahan bahwa semua siswa harus berdiskusi, harus mempunyai tanggung jawab terhadap kelompoknya. Semua anggota kelompok harus mempunyai tanggung jawab masing-masing terhadap tugas yang sedang dikerjakan, sehingga pada pertemuan kedua indikator ini meningkat menjadi 75% dan pada pertemuan ketiga meningkat menjadi 88,88%.

Indikator keenam yaitu menilai kemampuan dirinya dan hasil yang diperoleh. Pertemuan pertama untuk kelas kontrol indikator ini mendapatkan persentase sebesar 52,77%. Masih banyak siswa yang mencontek tugas temannya. Guru mengingatkan agar siswa mengerjakan sendiri, dan di pertemuan kedua dan ketiga indikator ini memperoleh persentase sebesar 55,55%. Sedangkan kelas eksperimen pada pertemuan pertama indikator ini mendapatkan 52,77%. Siswa masih bergantung kepada teman kelompoknya untuk menjawab pertanyaan yang tersedia di blendspace, sehingga saat pertemuan kedua guru memberikan arahan bahwa semua anggota wajib berdiskusi untuk mengerjakan soal secara bersama-sama sehingga indikator ini meningkat menjadi 63,88% dan 66,66% pada pertemuan ketiga.

Indikator ketujuh yaitu melatih diri dalam memecahkan soal atau masalah yang sejenis. Pada pertemuan pertama kelas kontrol indikator ini memperoleh 63,88%. Siswa masih ragu-ragu untuk menjawab pertanyaan dari guru. Guru memberikan penjelasan bahwa siswa harus berupaya menjawab meskipun jawabannnya belum tepat, karena nantinya akan dibahas secara bersama-sama jawaban yang benar. Indikator ini meningkat menjadi 69,44% pada pertemuan kedua, dan meningkat menjadi 72,22% pada pertemuan ketiga. Pada kelas eksperimen saat pertemuan pertama indikator ini memperoleh 63,88%. Masih banyak siswa

(6)

yang kurang antusias terhadap pertanyaan yang diberikan guru sesudah diskusi. Pada pertemuan kedua guru memberikan semangat dan motivasi kepada siswa untuk berani menjawab pertanyaan yang diberikan, dan itu memberikan dampak positif terhadap siswa sehingga indikator ini meningkat menjadi 69,44% dan meningkat menjadi 75% pada pertemuan ketiga.

Pada tabel 4 halaman 10 tentang perbandingan keaktifan siswa kelas kontrol dan eksperimen dapat dilihat bahwa hasil rata-rata keaktifan siswa kelas kontrol lebih rendah dibandingkan dengan kelas eksperimen, karena pada kelas eksperimen sudah mulai menggunakan pembelajaran Cooperative tipe Group Investigation berbantuan Blendspace. Menurut pengamatan pada saat penelitian hal ini dikarenakan penggunaan metode pembelajaran Cooperative tipe Group Investigation berbantuan Blendspace pada kelas eksperimen membuat siswa menjadi lebih tertarik terhadap pembelajaran dibandingkan dengan kelas kontrol yang hanya menggunakan media ppt, buku paket dan pembelajaran ceramah yang menyebabkan siswa merasa bosan dan cenderung tidak memperhatikan penjelasan dari guru. Penggunaan Blendspace pada kelas eksperimen sebagai penyedia materi dan media evaluasi membuat siswa lebih aktif dalam pembelajaran dikarenakan siswa lebih aktif dan giat dalam menyelesaikan tugas kelompok yang sedang mereka bahas. Blendspace membuat siswa akan lebih fokus dalam pembelajaran yang mengakibatkan pada peningkatan keaktifan siswa saat ikut serta dalam proses pembelajaran. Dari penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa di kelas eksperimen selalu terjadi peningkatan pada setiap indikator keaktifan pada pertemuan ketiga daripada pertemuan pertama.

4.2 Analisis Hasil Tes

Tes digunakan untuk mengukur pengetahuan siswa terhadap materi ajar Indonesia zaman pra-aksara, dengan pokok bahasan perkembangan teknologi. Instrumen tes yang digunakan adalah instrumen yang sudah dinyatakan valid dengan melalui uji validitas dan reliabilitas. Butir soal yang dinyatakan tidak valid adalah nomor 1, 8, 10, 11, 18, 19 dan 23. Tes yang digunakan adalah sebanyak 20 butir soal. Pelaksanaan proses pembelajaran kelas treatment pada kelas X TKJ B mengalami peningkatan. Hal ini ditunjukkan pada hasil nilai rata-rata pretest sebesar 68,88% menjadi 80,69% pada saat diadakan posttest, sedangkan preetest pada kelas kontrol mendapatkan persentase sebesar 70,69% dan posttest sebesar 78,75%. Dapat disimpulkan bahwa pembelajaran menggunakan model Cooperative tipe Group Investigation berbantuan blendspace berpengaruh terhadap peningkatan hasil ulangan siswa. Secara individual, siswa dinyatakan tuntas apabila nilai ulangan siswa memenuhi KKM yang telah ditetapkan oleh sekolah yaitu 75. Dari total 36 siswa, terdapat 32 siswa yang

(7)

mencapai nilai KKM atau jika dipresentasekan sebesar 88%. Siswa yang nilainya belum mencapai KKM diberikan tugas individu untuk mendapatkan nilai tambahan agar nilainya mencapai KKM.

4.3 Analisis Hasil Angket

Angket merupakan serangkaian atau daftar pertanyaan yang disusun sistematis, kemudian dikirim untuk diisi oleh responden[17]. Angket tanggapan digunakan untuk mengetahui tanggapan atau respon siswa dan guru setelah digunakannya model pembelajaran Cooperative tipe Group Investigation berbantuan blendspace. Hasil perhitungan angket tanggapan siswa dapat dilihat pada tabel 5.

No. Pernyataan Persentase

1 Materi pelajaran Sejarah Indonesia dapat dipelajari dan dipahami dengan mudah melalu pembelajaran Cooperative tipe Group

Investigation berbantuan blendspace.

80,6

2 Belajar Sejarah Indonesia menggunakan model pembelajaran

Cooperative tipe Group Investigation berbantuan blendspace

ternyata menyenangkan.

80

3 Model pembelajaran Cooperative tipe Group Investigation berbantuan blendspace membuat saya lebih akrab dan dekat dengan teman-teman di kelas.

82,2

4 Model pembelajaran Cooperative tipe Group Investigation berbantuan blendspace membuat saya dapat belajar dan mengerjakan tugas secara kelompok, dapat membantu untuk mengerti pelajaran Sejarah Indonesia lebih baik.

80,6

5 Model pembelajaran Cooperative tipe Group Investigation berbantuan blendspace membantu saya dalam meningkatkan hasil belajar.

78,9

6 Model pembelajaran Cooperative tipe Group Investigation berbantuan blendspace memberikan kesempatan untuk diskusi dan saling tukar pendapat lebih banyak.

85,6

7 Model pembelajaran Cooperative tipe Group Investigation berbantuan blendspace membuat saya belajar menyampaikan pendapat dan mendengar pendapat orang lain.

82,2

8 Model pembelajaran Cooperative tipe Group Investigation berbantuan blendspace membuat saya lebih bersemangat dalam mengikuti pelajaran Sejarah Indonesia.

78,9

9 Saya lebih bergairah dan antusias dalam belajar menggunakan model pembelajaran Cooperative tipe Group Investigation berbantuan blendspace.

(8)

10 Model pembelajaran Cooperative tipe Group Investigation berbantuan blendspace dapat membuat saya belajar dari teman, tidak hanya dari guru

81,1

11 Saya merasa senang apabila dalam mengajar guru memberikan pekerjaan/tugas secara kelompok dalam mengerjakan tugas tersebut.

81,7

Total 81,11

Tabel 5. Angket Tanggapan Siswa[6]

Angket tanggapan siswa memperoleh skor sebesar 1605 dari maksimal 1980, jika dipersentase sebesar 81,11% yaitu berada pada kategori sangat baik. Hal ini menunjukkan bahwa hasil tanggapan siswa sesuai dengan tujuan penelitian. Hasil persentase tersebut dapat dilihat bahwa perolehan persentase hampir memiliki hasil yang sama yaitu berada dikisaran 80%, sedangkan yang dibawah 80% terdapat 2 pernyataan dari total 11 pernyataan, yaitu pernyataan nomor 5 dan 8. Pernyataan nomor 6 memperoleh persentase tertinggi, yaitu sebesar 85,6%. Hal tersebut dirasa wajar karena pembelajaran Cooperative tipe Group Investigation membuat siswa belajar banyak melalui kelompoknya untuk saling berdiskusi dan menyampaikan ataupun menerima pendapat dari teman sekelompoknya. Pernyataan nomor 5 dan 8 memperoleh hasil persentase paling rendah yaitu sebesar 78,9%. Berdasarkan pengamatan hal ini disebabkan oleh siswa yang merasa pelajaran Sejarah Indonesia susah untuk dipelajari karena banyak hapalan dan istilah-istilah yang sulit untuk dipahami, masih banyak siswa yang merasa kesulitan dalam memahami istilah-istilah dalam pelajaran sejarah Indonesia. Sesuai dengan hasil angket tanggapan siswa tersebut maka dapat disimpulkan bahwa penggunaan model pembelajaran Cooperative tipe Group Investigation berbantuan Blendspace memperoleh tanggapan baik dari para siswa sesuai kategori kriteria skor angket.

Gambar

Gambar 1. Tampilan awal blendspace
Gambar 2. Hasil quis
Tabel 4. Perbandingan keaktifan siswa kelas kontrol dan eksperimen
Tabel 5. Angket Tanggapan Siswa[6]

Referensi

Dokumen terkait

Kemudian nilai tersebut dimasukkan ke Persamaan (1) untuk mendapatkan ukuran kristal dari sampel. Hasil analisis menunjukkan bahwa ukuran kristal partikel sebesar

20 Maret 2019 Pada hari kedua puluh dua, seperti biasa penulis melakukan tugas rutinitas mengganti kaset sama seperti pada hari sebelumnya hanya saja kaset yang

walaupun secara statistik tidak berbeda nyata namundapat diketahui bahwa faktor tunggal pemberian mikro 4 g/ polybag memberikan berat kering yang lebih baik, hal ini

Pengujian Sistem Pakar Mendiagnosa Penyakit Umum yang Sering Diderita Anak dilakukan dengan menggunakan black box testing yang bertujuan untuk fungsi-fungsi

Selain itu daerah berhak mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat berdasarkan prakasa sendiri dan aspirasi masyarakat dalam ikatan Negara Kesatuan

Pengujian pada aspek functional suitability sudah memenuhi standar AQuA, pada aspek performance efficiency sudah memenuhi ambang batas aman yang ditetapkan oleh Little Eye dan

Sistem layanan jemput bola merupakan sistem yang sangat bagus dalam memasarkan produk ataupun jasa karena sistem jemput bola merupakan pelayanan yang sangat memanjakan

Penelitian bertujuan untuk menentukan pola penggunaan neuroprotectan pada pasien dengan stroke iskemik serta memeriksa hubungan terapi neuroprotectan terkait dosis,