• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA

PEMIKIRAN

Tinjauan Pustaka

Serat ijuk adalah serat alam yang mungkin hanya sebagian orang yang mengetahuinya kalau serat ini sangatlah istimewa dibanding dengan serat lainnya. Serat berwarna hitam yang dihasilkan dari pohon aren (Arenga pinnata Merr) memiliki banyak keistimewaan, diantaranya, tahan lama hingga ratusan bahkan ribuan tahun, tahan terhadap asam dan garam air laut dan mencegah penembusan rayap tanah (Arengabroom, 2009).

Serat-serat ijuk yang dihasilkan oleh pohon aren (Arenga pinnata Merr) dapat dipanen setelah pohon tersebut berusia 5 tahun dan secara tradisional sering digunakan sebagai bahan pembungkus kayu-kayu bangunan yang ditanam dalam tanah untuk mencegah serangan rayap. Kegunaan tersebut didukung oleh sifat ijuk yang elastis, keras, tahan air dan sulit dicerna oleh organisme perusak. Ijuk tumbuh berlapis-lapis di bagian atas pohon aren, selapis ijuk tumbuh dalam kurun waktu empat bulan. Idealnya panen ijuk dilakukan dilakukan sekali dalam setahun, yakini pada saat lapisannya berjumlah tiga (Arengabroom, 2009).

Proses pembuatan sapu ijuk sebenarnya tidaklah sulit dan terbilang cukup sederhana dengan menggunakan alat-alat yang sederhana pula. Serat ijuk yang didapatkan dari hasil pertanian ekstraktif dari desa sekitar dipilih dan dibersihkan agar mudah diurai. Ijuk yang sudah dibersihkan kemudian dibentuk dan dipasang secara horizontal di plastik yang telah dirancang sedemikian rupa sehingga

(2)

menjadikannya sebagai kepala sapu, kemudian di rapikan dengan cara di sisir dengan sisir khusus yang terbuat dari kawat yang tebal, hal ini diakukan agar serat ijuk menjadi lurus dan rapi sebelum dipotong ujung-ujungnya untuk meratakan permukaan sapunya sehingga dapat membersihkan lantai secara maksimal. Setelah kepala sapu selesai, langkah berikutnya adalah dengan pemasangan gagang sapu yang terbuat dari kayu yang telah disiapkan lalu kepala sapu pun di kemas dengan bungkus pelastik dengan merk tertentu yang tertera pada plastiknya. Jadilah sebuah sapu yang siap dipasarkan dan dipakai.

Landasan Teori

Sektor pertanian mempunyai kaitan erat dengan sektor industri. Karena sektor pertanian menghasilkan bahan mentah yang pada gilirannya harus diolah oleh industri menjadi barang setengah jadi atau barang jadi dan sebaliknya sektor industri diharapkan mampu menghasilkan sendiri berbagai macam sarana produksi yang sangat diperlukan oleh industri pengolah pertanian meliputi usaha yang mengolah bahan baku menjadi komoditi yang secara ekonomi menambah tinggi nilainya. (Soekartawi, 2000).

Biaya Produksi

Biaya adalah setiap kegiatan yang dilakukan pada suatu usaha memerlukan pengorbanan fisik non fisik, baik langsung maupun tidak langsung. Dalam kegiatan ekonomi setiap kegiatan untuk memperoleh suatu barang atau jasa diperlukan pengorbanan dari barang atau jasa lain dengan demikian perngorbanan ini diartikan sebagai modal atau baiya. Biaya produksi dalam usahatanidapat berupa uang tunai, upah kerja untuk biaya persiapan dan penggarapan tanah, biaya

(3)

Biaya dapat dibedakan menjadi beberapa macam yaitu:

a) Biaya tetap, biaya yang harus dikeluarkan oleh para petani yang penggunaannya tidak habis dalam masa satu kali produksi, seperti membajak tanah pertanian, retribusi air, gajih karyawan tetap, premi asuransi, penyusutan alat dan bangunan pertanian.

b) Biaya variabel, yaitu biaya yang besar dan kecilnya tergantung pada jumlah produksi.

c) Biaya semi variable, ialah biaya yang sifatnya bisa di anggap tetap, namun bisa juga di anggap variable. (Soekartawi, 1995).

Penerimaan

Menurut Sudarsono (1995), penerimaan merupakan suatu hasil penjualan dari barang tertentu yang diterima atas penyerahan sejumlah barang pada pihak lain. Jumlah penerimaan (total revenue) di definisikan sebagai penerimaan dari penjualan dari barang tertentu yang peroleh dari sejumlah satuan barang yang terjual di kalikan harga penjualan setiap satuan barang.

Penerimaan dibidang pertanian adalah produksi yang dinyatakan dalam betuk uang tunai sebelum dikurangi dengan biaya pegeluaran selama kegiatan usaha tani tersebut (Daniel, 2004). Sedangkan menurut Soekartawi (1995), penerimaan usahatani adalah perkalian antara produksi yang diperoleh dengan harga jual. Secara matematis dapat dilihat seperti:

(4)

TR = P.Q Keterangan :

TR : Total Penerimaan (Total Revenue)

Q : Kualitas barang yang di hasilkan (Quantity) P : Harga (Price)

Pendapatan

Menurut Adiwilanga, (1992) pendapatan diperlukan oleh keluarga petani untuk memenuhi kebutuhan hidup ini tidak tetap melainkan terus menerus. Oleh karena itu, pendapatan yang dimaksimal itulah yang selalu diharapkan petani dari usaha tani. Di tambahkan oleh Mosher (1991), pendapatan merupakan produksi yang dinyatakan dalam bentuk uang setelah dikurang biaya yang dikeluarkan selama kegiatan usaha tani.

Menurut Aukley (1983), pendapatan seseorang individu di definisikan sebagai jumlah penghasilan yang diperoleh dari jasa – jasa produksi yang diserahkan pada suatu atau diperolehnya dari harta kekayaannya, sedangkan pendapatan tidak lebih dari pada penjumlahan dari semua pendapatan individu.

Menurut Soekarwati (1995), pendapatan dibedakan atas dua pengertian yaitu: a) Pendapatan kotor usahatani. Sebagai nilai produksi usahatani dikalikan harga

dalam jangka waktu tertentu baik yang jual maupun yang dikonsumsi sendiri, digunakan untuk pembayaran dan simpanan atau ada digudang pada akhir tahun.

(5)

Hubungan biaya dengan pendapatan dapat diperitungkan untuk seluruh usaha tani sebagai satu unit selama periode tertentu, misalnya pada musim tanam.Dalam hal ini semua biaya semua produksi dijumlahkan kemudian di bandingkan dengan pendapatan diperoleh.

Pemasaran

Pengertian sehari-hari arti pemasaran adalah aktfitas jual beli dalam bidang ekonomi pemasaran tidak terbatas pada kegiatan jual beli saja akan tetapi semua aktifitas ekonomi uang memungkinkan barang dan jasa bergerak dari produsen sampai ke konsumen.

Menurut Soekartawi (1993) pemasaran atau marketing pada prinsipnya adalah aliran barang dari produsen ke konsumen, aliran barang ini dapat terjadi karena adanya lembaga pemasaran. Sedangkan menurut Mubyarto (1994) tataniaga atau pemasaran diartikan sebagai suatu kegiatan ekonomi yang mengakibatkan terjadinya pemindahan milik barang dan jasa untuk menyalurkan distiribusi dari produsen ke konsumen. Fungsi dan peranan tataniaga atau pemasaran yaitu mengusahakan agar pembeli memperoleh barang yang diinginkan pada tempat, waktu, bentuk dan harga yang tepat. Fungsi utama dari tataniaga atau pemasaran adalah menyangkut penyimpanan, pengolahan dan pembiayaan.

Ditambahkan oleh Soekartawi (1993) mengemukakan bahwa saluran pemasaran dapat berbentuk secara sederhana dan dapat pula rumit sekali, hal demikian tergantung dari macam komoditi lembaga pemasaran dan sistem pasar (iklim pasar). Sedangkan yang dimaksud dengan saluran pemasaran adalah suaatu jalur

(6)

yang dilalui oleh arus barang-barang dari produsen ke perantara dan sampai akhirnya ke tangan konsumen.

Menurut Sihombing (2011) istilah tata niaga sering juga disebut pemasaran yang bersumber dari kata marketing. Kegiatan tataniaga adalah sebagian dari kegiatan distribusi. Distribusi menimbulkan suatu kesan seolah-olah orang-orang yang bergerak di dalam bagian ini bersifat statis, menunggu saja dari apa yang dihasilkan produsen untuk dibagi-bagikan lagi kepada konsumen.

Tataniaga atau pemasaran memerlukan biaya, dan biaya ini makin besar dengan perkembangan pertanian maupun peternakan dan makin kompleksnya tataniaga atau pemasaran tersebut. Menurut Danil (2004) setiap kegiatan pemasaran memerlukan biaya mulai dari pengumpulan, pengangkutan, pengolahan pembayaran retribusi, bongkar muat dan lain-lain. Jadi bisa disimpulkan biaya pemasaran adalah biaya yang dikeluarkan oleh lembaga pemasaran (pedagang) dalam menyalurkan hasil pertanian dari produksen ke konsumen.

Kerangka Pemikiran

Industri pengolahan sapu ijuk merupakan salah satu jenis industri dengan memanfaatkan ijuk sebagai bahan baku utamanya, dimana ijuk tersebut akan diolah sesuai dengan kebutuhan untuk dijual secara komersil. Usaha pengolahan ijuk adalah suatu kegiatan mengolah ijuk agar dapat memiliki daya guna yang lebih efektif ataupun untuk meningkatkan nilai jual dari ijuk. Usaha industri sapu ijuk yang dilakukan di daerah penelitian masih tergolong pengolahan yang bersifat sederhana dengan bahan baku yang di peroleh dari serat-serat ijuk yang

(7)

dihasilkan oleh pohon aren (Arenga pinnata Merr). Dimana industri sapu ijuk tersebut dapat menciptakan produk-produk unggulan dari desa tempat penelitian.

Industri pengolahan ijuk dapat menciptakan kesempatan kerja bagi angkatan kerja yang ada disekitar tempat pembuatan sapu ijuk. Ketersediaan tenaga kerja khususnya tenaga kerja lokal yang hidup di sekitar area lokasi industri sapu ijuk dapat memperoleh mata pencaharian baru yang lebih menjamin kelangsungan hidupnya.

Industri sapu ijuk ini sangat memotivasi warga sekitar khususnya kaum ibu-ibu yang kebanyakan dari mereka tidak memiliki pekerjaan dan memilih untuk mengisi waktu luangnya dengan bekerja sebagai pengerajin sapu ijuk. Motivasi mereka adalah uang atau pendapatan yang bisa mereka terima yang sangat berpengaruh kontribusinya terhadap pendapatan dalam keluarga.

Total pendapatan keluarga diperoleh dari penjumlahan pendapatan pengerajin sapu ijuk dengan pendapatan dari luar industri sapu ijuk. Untuk melihat besarnya kontribusi masing-masing sumber pendapatan dapat dihitung dengan perhitungan pendapatan setiap sumber pendapatan dibagi dengan total pendapatan keluarga dan dikali 100 %.

(8)

Secara singkat dapat dibuat kerangka pemikiran sebagai berikut:

Keterangan:

: Menyatakan hubungan Pendapatan di luar sapu ijuk - Usahatani

- Non usahatani

Gambar 1. Skema Kerangka Pemikiran

Industri Sapu Ijuk

Input Pengerajin sapu ijuk Penerimaan Total Pendapatan Keluarga Harga Jual Pendapatan Industri Rumah Tangga Sapu

Ijuk Produksi

Biaya Produksi Pendapatan Non Industri

Sapu Ijuk

Pendapatan Keluarga (Non Industri Sapu Ijuk)

(9)

Hipotesis Penelitian

1. Kontribusi industri sapu ijuk terhadap total pendapatan keluarga pengerajin sapu ijuk lebih dari 50%.

Referensi

Dokumen terkait

Menurut Soekanto (2002), proses pembentukan lembaga kemasyarakatan yaitu suatu proses yang dilewati oleh suatu norma yang baru untuk menjadi bagian dari salah

Pada perusahaan manufaktur, penghasilan yang diperoleh dari hasil penjualan produk yang diolah sendiri dalam hal ini perusahaan manufaktur harus mengolah terlebih

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah "apakah ada pengaruh penerapan strategi pembelajaran inquiri pada mata pelajaran PPKn terhadap kecerdasan majemuk

Menurut model ini, bahwa konflik yang terjadi dalam organisasi karena adanya deferensi secara vertikal dan horizontal, yang mengarah kepada pembentukan subunit

Pada perancangan ini, perangkat keras yang digunakan adalah sensor Photovoltaic untuk mendeteksi perubahan rangsang berupa cahaya, mikrokontroler Arduino Uno R3

Perpustakaan dengan koleksinya yang lengkap merupakan sumber utama dalam pelayanan informasi. Sebagai sumber informasi, koleksi perpustakaan tidak hanya dalam bentuk tercetak

membaca atau membaca bersama. Jenis buku ini akan diminati siswa karena tampilannya menarik perhatian mereka. Dengan ukurannya yang besar dan gambar yang menarik,

Manfaat dari penelitian in secara praktis adalah sebagai berikut:.. 1) Manfaat bagi warga Muhammadiyah dan Nahdatul Ulama adalah sebagai landasan atau pengaplikasian dari