Jurnal Keperawatan CARE Vol. 8 No.1 (2018) 1
STATUS GIZI PADA ANAK USIA 12-24 BULAN DI DESA KETANGGUNG, SINE, NGAWI
Muhammad Sowwam, Warti Ningsih
Akademi Keperawatan YAPPI Sragen Email: [email protected]
Abstrak
Latar Belakang. Kesehatan merupakan masalah yang penting dalam sebuah keluarga, terutama yang berhubungan dengan bayi dan anak. Pemerintah mewajibkan setiap anak untuk mendapatkan imunisasi dasar terhadap tujuh macam penyakit yaitu penyakit TBC, Difteria, Tetanus, Batuk Rejan (Pertusis), Polio, Campak (Measles, Morbili) dan Hepatitis B. Status gizi juga merupakan bagian dari pertumbuhan anak, sehingga kita dapat mendeteksi secara dini adanya kelainan atau gangguan pertumbuhan dengan melihat status gizinya dan dapat digunakan untuk mencari penyebab serta mengusahakan pemulihannya.Metode Penelitian. Pada penelitian ini peneliti menggunakan jenis penelitian analisis korelasi. Desain penelitian ini menggunakan cross sectional tehnik sampel yang ditempuh dalam pengambilan sampel yaitu random sampling. Selanjutnya untuk menganalisa data dilakukan secara komputerisasi dengan menggunakan program spss, untuk mengetahui hubungan antar variabel, maka digunakan uji statistik spearman rho. Hasil Penelitian. Dari hasil penelitian menunjukkan sebagian besar status gizi anak balita menurut indeks BB/U, sudah berada dalam kategori normal. Balita yang memiliki status gizi lebih sebanyak 0 anak (0%), Balita status gizi baik sebanyak 42 anak (89,36%), Balita status gizi kurang sebanyak 4 anak (8,51%) dan Balita status gizi buruk sebanyak 1 anak (2,13%). Dari data penelitian yang telah diperoleh, didapatkan hasil bahwa sebagian besar balita memiliki Imunisasi dasar lengkap, yaitu sebanyak 41 Balita atau sebesar 87,27% . Sedangkan Imunisasi dasar yang tidak lengkap sebanyak 6 Balita atau sebesar 12,73%. Dihasilkan nilai koefisien korelasi positif dengan spearman rho 0,189 menunjukkan ada hubungan antara kedua variabel tetapi sangat rendah di daerah Ketanggung Kecamatan Sine Kabuten Ngawi. Simpulan. Dalam penelitian ini terdapat hubungan antara kelengkapan imunisasi dasar dengan status gizi pada anak usia 12-24 bulan di Desa Ketanggung, Sine , Ngawi.
Kata Kunci : Status Gizi, Imunisasi, Balita
THE RELATION BETWEEN BASIC IMMUNIZATION AND NUTRITIONAL STATUS ON 12-24 YEARS AGE CHILDREN
IN DESA KETANGGUNG, SINE, NGAWI
Abstract
Background. Health is an important issue in a family, especially with regard to infants and children. The government requires every child to get basic immunization against seven kinds of diseases namely TB disease, Diphtheria, Tetanus, Whooping Cough (Pertussis), Polio, Measles, Morbili and Hepatitis B. Nutritional status is also a part of child growth, so we can early detect any abnormalities or growth disorders by looking at the nutritional status and can be used to find the cause and seek recovery. Methods. In this study researchers used a type of correlation analysis research. The design of this study using cross sectional technique samples taken in sampling that is random sampling. Next to analyze the data is done by computerized using spss program, to know the relationship between variables, then used statistical test spearman rho. Result. From the results of research shows most of nutrition status of children under five according to index BB / U, already in normal category. (0%), under-five children with good nutrition status as many as 42 children (89.36%), under-five children with less than 4 children (8.51%) and under-five children with malnutrition status 2.13%). From research data that have been obtained, got result that most of balita have complete basic immunization, that is counted 41 balita or equal to 87,27%. While Immunization of incomplete basic as much as 6 balita or equal to 12,73%. Result of positive correlation coefficient value with spearman rho 0,189 show there is relation between two variable but very low in area Ketanggung Kecamatan Sine Kabuten Ngawi. Conclusion. In this study there is a relationship between the completeness of basic immunization with nutritional status in children aged 12-24 months in the Village Ketanggung, Sine, Ngawi. Keywords: Nutritional Status, Immunization, Toddler
Jurnal Keperawatan CARE Vol. 8 No.1 (2018) 2
Pendahuluan
Pemerintah Indonesia
mencanangkan gerakan
pembangunan berwawasan
kesehatan sebagai strategi
pembangunan nasional untuk
mewujudkan Indonesia sehat 2010. Dengan kebijakan dan strategi ini,
perencanaan pembangunan dan
pelaksanaannya disemua sektor
harus dipertimbangkan lebih dahulu dampak negatif dan dampak positif terhadap kesehatan. Masyarakat juga
ikut bertanggung jawab untuk
melaksanakan hidup sehat, perilaku sehat dan upaya pencegahan agar tidak terkena penyakit menular.
Dengan demikian masyarakat
mampu hidup produktif dan dapat
berperan maksimal dalam
pembangunan nasional. Dalam
pembangunan yang berwawasan
sumber daya manusia (SDM) dimana strateginya meningkatkan status gizi
masyarakat dan masalah
penanggulangan masalah gizi, hal ini dapat ditempatkan sebagai ujung
tombak paradigma sehat 2010.
Sejalan dengan upaya menurunkan angka kematian bayi dan balita terus digalakkan. Imunisasi merupakan program unggulan pertama dalam
rangka percepatan perbaikkan derajat kesehatan (Depkes RI, 1999 : 11).
Tingginya angka kesakitan bayi dan gangguan gizi yang diderita oleh bayi dan anak balita di Indonesia saat ini mempengaruhi kualitas remaja, calon ibu dan bapak serta sumber daya tenaga kerja 10 – 20 tahun mendatang. Oleh karena itu apabila kelangsungan hidup dan
tumbuh kembang anak tidak
diprioristaskan maka kondisi bangsa dan negara Indonesia pada tahun 2010 – 2015 akan semakin terpuruk lagi karena buruknya kualitas SDM (Sumber Daya Manusia). Penyebab angka kematian bayi (AKB) memang
bermacam-macam, selain karena
gangguan pada masa perinatal,
tingginya angka kematian bayi
tersebut juga disebabkan oleh
penyakit infeksi (Depkes, 2004).
Penyakit infeksi dapat
menyebabkan kematian anak -anak. Penyakit ini disebabkan oleh kuman– kuman yang menyerang tubuh dan dapat ditularkan dari orang ke orang. Tubuh bisa melindungi diri dari kuman bila orang tersebut telah diimunisasi (Adi, 1993). Beberapa penyakit infeksi yang dapat dicegah dengan imunisasi dan merupakan
Jurnal Keperawatan CARE Vol. 8 No.1 (2018) 3
program pemerintah diantaranya
TBC, difteri, tetanus, batuk rejan (pertusis), polio, campak (measles, morbili), dan hepatitis B.
Imunisasi adalah upaya yang
dilakukan dengan sengaja
memberikan kekebalan pada bayi atau anak sehingga terhindar dari
penyakit (Depkes, 2000 ).
Pentingnya imunisasi didasarkan pada pemikiran bahwa pencegahan
penyakit merupakan upaya
terpenting dalam pemeliharaan
kesehatan anak dan untuk
menurunkan angka kematian bayi dan balita yang menjadi salah satu tujuan pelita 1V dibidang kesehatan. Untuk mencapai tujuan tersebut ,
pelayanan imunisasi harus
dilaksanakan secara merata melalui
puskesmas maupun sarana
kesehatan lainnya di kecamatan. Sarana program imunisassi yang ditentukan dalam pelita IV adalah cakupan imunisasi lengkap 65%.
Dengan imunisasi lengkap
dimaksudkan bahwa setiap bayi harus mendapatkan 1 kali BCG, 3 kali polio, dan 1 kali campak (Depkes, 2000).
Cakupan imunisasi di
Indonesia menurut data subdin
Imunisasi pada tahun 2005 bahwa cakupan imunisasi BCG 99.6 %, Polio 85.0 %, Hepatitis B 62.0 %, Campak 91.7 %, (Ismael, 2001). Menurut data di Dinas Kesehatan Kabupaten Ngawi melalui data posyandu desa tahun 2009 bahwa cakupan imunisasi BCG 96.35 %, DPT 1 98.00 %, DPT 3 96.84 %, Polio 4 96.63 %, Campak 97.42 %, Hepatitis B 3 98.84 %.Menurut data di Desa Ketanggung Kecamatan Sine Kabupaten Ngawi cakupan Imunisasi BCG 100 %, DPT 98 %, Polio 3 87.4 %, Hepatitis B 99 %.
Dari data SUSENAS
terungkap pada tahun 2003
prevalensi gizi kurang di Indonesia sebesar 27.5 % kondisi ini lebih baik dibandingkan dengan tahun 2002 yaitu sebesar 37.5 % atau terjadi penurunan sebesar 10 %,sedangkan
di Dinas kesehatan Kabupaten
Ngawi yaitu gizi lebih 1,4 %, gizi baik 96.3 %, gizi kurang 4,3 %, gizi
buruk 2,00 % (DinkesNgawi,
2009).Dan status gizi di Desa
Ketanggung Kecamatan Sine
Kabupaten Ngawi melalui data posyandu desa tahun 2009 yaitu Gizi lebih 1,3 %, gizi baik 97.2 %, gizi kurang 33.3 %,gizi buruk 0 %.
Jurnal Keperawatan CARE Vol. 8 No.1 (2018) 4
Status gizi merupakan
ekspresi dari keadaan keseimbangan dalam bentuk variabel tertentu atau perwujudan dari natriture dalam bentuk variabel tertentu (Supariasa,
dkk. 2004). Status gizi juga
merupakan bagian dari pertumbuhan anak, sehingga kita dapat mendeteksi secara dini adanya kelainan atau
gangguan pertumbuhan dengan
melihat status gizinya dan dapat digunakan untuk mencari penyebab serta mengusahakan pemulihannya (Soetjiningsih, 2004).
Status gizi seorang anak dapat dipengaruhi oleh dua hal yaitu asupan makanan yang kurang dan adanya infeksi. Penyakit infeksi
dapat meningkatkan karena
dipengaruhi oleh pelayanan
kesehatan dan hygiene sanitasi yang kurang baik meliputi imunisasi dan
tindakan kuratif serta
rehabilitatif.Secara langsung
diberikan secara lengkap diharapkan dapat meningkatkan kekebalan anak dari penyakit infeksi sehingga status
gizi anak dapat meningkat
(Supariasa, dkk. 2001). Imunisasi yang dapat diperoleh anak adalah imunisasi dasar. Imunisasi ini harus diperoleh anak sebelum usia 12
bulan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara kelengkapan imunisasi dasar lengkap dengan status gizi anak usia 12-24 bulan di Desa Ketanggung, Sine, Ngawi.
Metode Penelitian
Penelitian ini merupakan jenis penelitian analisis korelasi dengan pendekatan cross sectional. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober 2016 sampai dengan Desember 2016 di Desa Ketanggung, Sine, Ngawi.
Populasi dalam penelitian ini
adalah seluruh keluarga yang
memiliki anak yang berusia 12-24 bulan ada di Desa Ketanggung Kecamatan Sine Kabupaten Ngawi. Berdasarkan data dari posyandu di daerah setempat, jumlah populasi
sebanyak 54 anak di Desa
Ketanggung Kecamatan Sine
Kabupaten Ngawi. Dalam penelitian ini peneliti akan menentukan jumlah sampel dengan menggunakan teknik
simple random sampling dengan
jumlah sampel 47 responden.
Variabel independent dalam penelitian ini adalah kelengkapan
Jurnal Keperawatan CARE Vol. 8 No.1 (2018) 5 depenedennya adalah status gizi
anak. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah dacin, KMS anak, dan rujukan WHO terkait status gizi anak. Dalam penelitian ini analisis univariat digunakan untuk mengetahui distribusi frekuensi dari karakteristik responden dan variabel penelitian yang meliputi variabel Independent Kelengkapan Imunisasi Dasar dan variabel Dependent yaitu
Status Gizi Anak. Dalam penelitian ini, analisis bivariat digunakan untuk mengetahui hubungan antara variabel menggunakan uji statistic spearman
rho.
Hasil Penelitian
Data umum dalam penelitian ini adalah karakteristik responden meliputi umur ibu, umur balita dan jenis kelamin balita.
0% 20% 40% 60% 80% 100% <20 tahun 20-35 tahun
Berdasarkan Umur Ibu
Diagram 1. Distribusi Responden berdasarkan umur ibu di Desa Ketanggung Kecamatan Sine Kabupaten Ngawi
Berdasarkan diagram 1 di
atas dapat diketahui hampir
seluruh responden berumur 20 - 35 tahun sebanyak 40 orang (93%).
Diagram 2. Distribusi Responden berdasarkan umur balita di Desa Ketanggung Kecamatan Sine Kabupaten Ngawi
Jurnal Keperawatan CARE Vol. 8 No.1 (2018) 6 Berdasarkan diagram 2 di
atas dapat diketahui hampir
sebagian lebih balita berumur 12 – 16 bulan sebanyak 25 orang (53%).
Diagram 3. Distribusi Responden berdasarkan jenis kelamin balita di Desa Ketanggung Kecamatan Sine Kabupaten Ngawi
Berdasarkan diagram 3 di atas dapat diketahui paling banyak
balita berjenis kelamin laki - laki sebanyak 28 orang (60 %).
Tabel 1. Data Kelengkapan Imunisasi Dasar
No Imunisasi Balita Fk
1 Lengkap 42 89%
2 Tidak Lengkap 5 11%
Jumlah 47 100%
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa lebih dari
sebagian balita mendapatkan
imunisasi secara lengkap yaitu
sebanyak 42 balita (89%), sedangkan yang tidak mendapatkan imunisasi secara lengkap hanya 5 balita (11%).
Tabel 2. Status gizi anak berdasarkan berat badan / umur
No Status Gizi Balita Fk
1 Lebih _ _
2 Baik 42 89 %
3 Kurang 4 9 %
4 Buruk 1 2 %
Jumlah 47 100%
Dari data tabel diatas dapat diketahui bahwa sebanyak 42 balita (89%) berstatus gizi baik, 4 Balita
(9%) berstatus gizi kurang dan 1 Balita (2%) berstatus gizi buruk.
Jurnal Keperawatan CARE Vol. 8 No.1 (2018) 7 Tabel 3. Tabulasi silang antara kelengkapan imunisasi dengan status gizi balita
No Kelengkapan
Imunisasi
Status gizi anak balita
f %
Gizi buruk Gizi kurang Gizi baik Gizi lebih
f % f % f % f %
1 Lengkap 0 0 4 8,5 38 80,9 0 0 42 89,4
2 Tidak Lengkap 1 2,1 0 0 4 8,5 0 0 5 10,6
Jumlah 1 2,1 4 8,5 42 89,4 0 0 47 100
Berdasarkan tabel 3 diatas dapat dijelaskan bahwa dari 5 responden yang tidak mendapat
imunisasi lengkap sebanyak 4
responden (8,5%) mempunyai status gizi baik. Sedangkan dari 42 responden yang mendapat imunisasi lengkap sebanyak 38 responden (80,9%) mempunyai status gizi baik.
Dengan menggunakan analisa korelasi dari uji statistik spearman rho dangan taraf signifikan 1%, ditemukan nilai koefisien korelasi = 0,000 (α < 0,01) jadi Ha diterima. Ini menunjukkan
bahwa ada hubungan antara
kelengkapan imunisasi dengan status gizi anak balita di Desa
Ketanggung. Sedangkan nilai
koefisien korelasi positif 0,189 menunjukkan ada hubungan antara kedua variabel tetapi sangat rendah.
Pembahasan
Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 1 dapat diketahui bahwa
lebih dari sebagian balita
mendapatkan imunisasi secara
lengkap yaitu sebanyak 42 balita (89%), sedangkan yang tidak
mendapatkan imunisasi secara
lengkap hanya 5 balita (11%).
Menurut Depkes (2000)
mendefinisikan imunisasi sebagai
upaya yang dilakukan dengan
sengaja memberikan kekebalan
(imunitas) pada bayi atau anak sehingga terhindar dari penyakit. Imunisasi merupakan upaya untuk
mencegah penyakit lewat
peningkatan kekebalan tubuh
seseorang.Selama ini, imunisasi lebih banyak diberikan pada masa anak-anak (Ridwan, 2007).
Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 2 dapat diketahui bahwa sebanyak 42 balita (89%) berstatus gizi baik, 4 Balita (9%) berstatus gizi kurang dan 1 Balita (2%) berstatus gizi buruk. Menurut Supariasa 2001, Status gizi seorang anak dapat dipengaruhi oleh dua hal yaitu
Jurnal Keperawatan CARE Vol. 8 No.1 (2018) 8 asuapan makanan yang kurang dan
adanya infeksi.Penyakit infeksi dapat meningkat karena di pengaruhi oleh pelayanan kesehatan dan higiene sanitasi dan tindakan kuratif serta rehabilitative. Hal itu sesuai dengan penelitian didesa Ketanggung, bahwa status gizi dapat dipengaruhi oleh banyak faktor.
Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 3 dapat dijelaskan bahwa dari 5 responden yang tidak
mendapat imunisasi lengkap
sebanyak 4 responden (8,5%)
mempunyai status gizi baik.
Sedangkan dari 42 responden yang
mendapat imunisasi lengkap
sebanyak 38 responden (80,9%) mempunyai status gizi baik.
Dari hasil uji analisa dengan
spearman Rho nilai koefisien
korelasi positif 0,189 menunjukkan ada hubungan antara kedua variabel tetapi sifatnya sangat rendah. Gizi
adalah suatu proses organisme
menggunakan makanan yang
dikonsumsi secara normal melalui
proses digesti, absorbsi,
transformasi, penyimpanan,
metabobolisme dan pengeluaran zat-zat yang tidak digunakan untuk
mempertahankan kehidupan,
pertumbuhan dan fungsi normal dari
organ-organ serta menghasilkan
energi. Status gizi seseorang erat
kaitannya dengan permasalahan
kesehatan individu, karena
disamping faktor predisposisi yang dapat memperparah penyakit infeksi, juga dapat menyebabkan terjadinya gangguan kesehatan (Supariasa dkk, 2001).
Dari hasil penelitian tersebut, Desa Ketanggung masih termasuk daerah yang memiliki permasalahan
gizi mengingat kriteria suatu
masyarakat disebut tidak mempunyai
masalah kesehatan menurut
Kepmenkes RI
No.920/Menkes/SK/VIII/2002 yang menyebutkan bahwa dikatakan tidak
mempunyai masalah kesehatan
masyarakat apabila hanya 2,0% Balita berada antara – 2 SD dan – 3 SD. Namun permasalahan gizi di
Desa Ketanggung tidak hanya
dipengaruhi oleh kelengkapan
imunisasi dasar.
Simpulan
Sebagian besar balita
mendapatkan imunisasi secara
lengkap. Sebagian besar status gizi balita di Desa Ketanggung adalah baik. Terdapat hubungan antara
Jurnal Keperawatan CARE Vol. 8 No.1 (2018) 9 kelengkapan imunisasi dengan
status gizi anak balita di Desa Ketanggung dengan nilai koefisien korelasi positif 0,189 menunjukkan ada hubungan antara kedua variable tetapi sangat rendah.
Daftar Pustaka
Arikunto,S.(2006). Prosedur
Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Rineka Cipta : Jakarta Depkes. R.I.,(1999). Indonesia Sehat
2010. Jakarta
Depkes. R.I.,(2004). Sistem
Kesehatan Nasional (SKN). Jakarta
Notoadmojo.S.(2005). Metodologi
Penelitian Kesehatan. edisi revisi PT.Rineka Cipta; Jakarta
Nursalam.,(2003). Konsep Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Salemba Medika : Jakarta
Setiadi.,(2004). Penilaian Status Gizi.EGC : Jakarta
Supariasa dkk.,(2002). Penilaian Status Gizi.EGC : Jakarta Supartini,Y.(2004). Konsep Dasar
Keperawatan Anak.EGC :
Jakarta
Soetjiningsih.,(2004). Tumbuh
Kembang Kembang Remaja dan Permasalahannya. Jakarta : Sagung Seto
Theophilus.,(2000). Penilaian
Imunisasi dasar lengkap.EGC: jakarta.