SKRIPSI
FADEL MUHAMMAD ABGAN
105710230615
PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
MAKASSAR
2020
ii
SKRIPSI
PENGARUH INFRASTRUKTUR JALAN TERHADAP
PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN POLEWALI
MANDAR PERIODE 2014-2018
FADEL MUHAMMAD ABGAN
105710230615
Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Univesritas Muhammadiyah Makassar
Sebagai Prasyarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
MAKASSAR
2020
iii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO“Orang yang tidak pernah gagal dalam hidupnya ialah orang yang tidak pernah mencoba”.
Teruslah mencoba sampai kegagalan tidak lagi mendekatimu.
PERSEMBAHAN
Kupersembahkan Karya ini dengan tulus dan ikhlas untuk kepada kedua orang tuaku Bapak Gunawan S.Sos dan Almarhuma Ibunda Nurhayati Hadil. Bunda Suriani Asmin S.Pd Tercinta serta kedua kakakku Wanti Yunigsih Pratiwi dan Putri Sri Jawanti yang telah banyak membantu dan mendoakan dengan penuh
keikhlasan, semoga Allah SWT senantiasa menganugrahkan rahmat petunjuk dan karunianya kepada kita semua Amin Ya Robbal Alamin.
iv
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
Jl. Sultan Alauddin No. 259 gedung iqra lt. 7 Telp. (0411)-866972 Makassar
LEMBAR PERSETUJUAN
Judul : ”Perngaruh Infrastruktur Jalan Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Polewali Mandar Periode 2014-2018”. Nama : Fadel Muhammad Abgan
No. Stambuk/NIM : 105710230615
Program Studi : Ekonomi Pembangunan Fakultas : Ekonomi dan Bisnis
Perguruan Tinggi : Universitas Muhammadiyah Makassar
Meyatakan Bahwa Skripsi ini telah diperiksa dan diujikan di depan panitia penguji Skripsi Strata Satu (S1) Pada Hari Rabu 05 Februari 2020
Makassar,10 Februari 2020 Disetujui Oleh :
Pembimbing I, Pembimbing II,
Asriati, SE., M.Si Asdar, SE., M.Si
NIDN: 0031126303
NIDN: 0903039102
Mengetahui :
Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Ketua Program Studi EP,
Ismail rasulong, SE., MM Hj. Naidah, SE.,M.Si NBM : 903 078 NBM : 710 551
v
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
Jl. Sultan Alauddin No. 259Gedung Iqra Lt.7 Tel. (0411) 866 972 MakassarLEMBAR PENGESAHAN
Skripsi atas nama Fadel Muhammad Abgan, NIM : 105710230615
diterima dan disahkan oleh Panitia Ujian Skripsi berdasarkan Surat Keputusan Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar Nomor : 0002/SK/-Y/60201/091004/2020 Tanggal 09 Jumada Awwal 1441 H / 5 Februari 2020 M, sebagai salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada
program studi Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar.
Makassar, 09 jumada awwal 1441 H 05 Februari 2020 M PANITIA UJIAN
1. Pengawas Umum : Prof. Dr. H. Abdul Rahman Rahim, SE., MM (………..)
(Rektor Unismuh Makassar)
2. Ketua : Ismail Rasulong, SE., MM (………….….) (Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis)
3. Sekretaris : Dr. Agus Salim HR, SE., MM. (………..) (WD I Fakultas Ekonomi dan Bisnis)
4. Penguji : 1. Dr. H. Muhammad Rusyidi, M.Si (………….….) 2. Dr.H. Andi Jam’an SE., M.Si. (………….….) 3. Ismail Rasulong, SE., MM. (……..……....) 4. Asdar, SE., M.Si (….….…..…..)
Disahkan oleh,
Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar
Ismail Rasulong, SE.,MM NBM: 903 078
vi
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
Jl. Sultan Alauddin No. 259Gedung Iqra Lt.7 Tel. (0411) 866 972 MakassarSURAT PERNYATAAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : Fadel Muhammad Abgan Stambuk : 105710230615
Program Studi : Ekonomi Pembangunan
Dengan Judul : “Perngaruh Infrastruktur Jalan Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Polewali Mandar Periode 2014-2018.
Dengan ini menyatakan bahwa :
Skripsi yang saya ajukan di depan Tim Penguji adalah ASLI hasil karya sendiri, bukan hasil jiplakan dan tidak dibuat oleh siapa pun.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya dan saya bersedia menerima sanksi apabila pernyataan ini tidak benar.
Makassar, 7 Februari 2020 Yang membuat Pernyataan,
FADEL MUHAMMAD ABGAN
Diketahui Oleh :
Dekan, Ketua,
Fakultas Ekonomi & Bisnis Prodi Ekonomi Pembangunan
Ismail Rasulong, SE.,MM Hj. Naidah, SE.,M.Si NBM: 903 078 NBM: 710 789
vii
KATA PENGANTAR
Puji dan rasa syukur mendalam penulis panjatkan kehadiran Allah SWT, karena berkat limpahan rahmat, hidayah dan inayah-Nya maka penulis dapat menyelesaikan dengan baik. Selam dan shalawat semoga selalu tercurah pada baginda Rasulullah Muhammad SAW.
Skripsi yang berjudul “Pengaruh Infrastruktur Jalan Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Polewali Mandar Periode 2014-2018” skripsi ini penulis susun untuk memenuhi persyaratan kurikulum sarjana strata-1 (S-1) pada Juruan Ekonomi Pembangunan, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis, Universitas Muhammadiyah Makassar.
Teristimewa dan terutama penulis sampaikan ucapan terima kasih kepada kedua orang tua penulis Bapak Gunawan S.Sos dan Almarhuma Ibunda Nurhayati Hadil. Bunda Suriani Asmin S.Pd yang senantiasa memberi harapan, semagat, kasih sayang dan doa yang tulus, tak lupa juga saya ucapkan rasa terima kasih kepada keluarga besar Hj. Norma Abdullah yang sudah bersedia memberikan tumpangan selama masa studi dan saudara-saudaraku tercinta yang senantiasa mendukung dan memberikan semangat hingga akhir studi ini.
Dan seluruh keluarga besar atas segala pengorbanan, dukungan dan doa restu yang telah diberikan demi keberhasilan penulis dalam menuntut ilmu. Semoga apa yang telah mereka berikan kepada penulis menjadi ibadah dan cahaya penerang kepada kehidupan di dunia dan akhirat.
Penulis mengucapkan rasa terima kasih yang sebasar-besarnya atas semua bantuan yang telah di berikan, baik secara langsung maupun tidak
viii
langsung selama penyusunan tugas akhir hingga selesai. Secara khusus rasa terima kasih tersebut saya sampaikan kepada:
1. Bapak Dr. H. Abd Rahman rahim, SE.,MM., Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar.
2. Bapak Ismail Rasullong, SE., MM, Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Makassar.
3. Ibu Hj. Naidah, SE., M. Si. selaku ketua jurusan Program Studi Ekonomi Pembangunan Universitas Muhammadiyah.
4. Ibu Asriati, SE., M. Si, selaku Pembimbing I yang senantiasa meluangkan waktunya membimbing dan mengarahkan penulis, sehingga skripsi dapat diselesaikan.
5. Bapak Asdar, SE., M. Si selaku Pembimbing II yang telah berkenan membantu selama dalam penyusunan skripsi hingga ujian skripsi.
6. Bapak/ibu dan asisten Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar yang tak kenal lelah banyak menuangkan ilmunya kepada penulis selama mengikuti kuliah.
7. Para staf karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar.
8. Keluarga Besar KSR-PMI Unit 114 Unismuh Makassar, Terkhusus angkatan Virus 15 yang senantiasa menghibur dan memberikan motivasi kepada penulis dan untuk Saudaraku Muh Supriyadi, Alfiah Ramadhani dan Uswa Tul Hairah, yang telah membantu penulis baik sumbangsi pemikiran maupun materi dan memberikan motivasi kepada penulis.
9. Teman-teman yang saya banggakan kelas EP 15 E yang selalu memberikan semangat dan dorongan.
ix
10. Teman-teman kost El Thory De Fuskho pacappu ande maringing.
11. Terima kasih teruntuk semua kerabat yang tidak bisa saya tulis satu persatu yang telah memberikan semangat, kesabaran, motivasi, dan dukungannya sehingga penulis dapat merampungkan penulisan skripsi ini
Mudah-mudahan skripsi yang sederhana ini dapat bermanfaat bagi semua pihak utamanya kepada Almamater Kampus Biru Universitas Muhammadiyah Makassar.
Billahi fisabilil Haq fastabiqul khairat, Wassalamualaikum Wr.Wb
Makassar, 19 Sep 2019
x
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Jurusan Ekonomi Pembangunan Dibimbing oleh Pembimbing I Asriati dan Pembimbing II Asdar.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis dampak dari infrastruktur jalan terhadap pertumbuhan ekonomi Kabupaten Polewali Mandar dengan menggunak data sekunder dalam bentuk (time series) periode 2014-2018. Adapaun metode analisis data menggunakan regresi linear sederhanaa dengan munggunakan program SPSS versi 17. Penelitian ini menggunakan dua variabel yaitu dimana pertumbuhan ekonomi sebagai variabel (Y) dan infrastruktur jalan sebagai variabel (X). Dari penelitian ini menghasilkan, bahwa pengaruh infrastruktur jalan berpengaruh secara positif namun tidak signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Polewali Mandar Hal ini dibuktikan dengan uji parsial dimana t hitung < t tabel atau 0.675 < 1.63774. dari tingkat signifikan lebih besar dari 0,05 (0,548 > dari 0,10).
xi
Supervised by Supervisor I Asriati and Supervisor II Asdar.
The purpose of this study is to analyze the impact of road infrastructure on economic growth in Polewali Mandar Regency by using secondary data in the form of (time series) for the 2014-2018 period. The data analysis method uses simple linear regression using SPSS version 17. This research uses two variables namely economic growth as a variable (Y) and road infrastructure as a variable (X). The results of this study indicate that the influence of road infrastructure has a positive but not significant effect on economic growth in Polewali Mandar Regency. This is evidenced by the partial test where t arithmetic <t table or 0.675 <1.63774. from a significant level greater than 0.05 (0.548> from 0.10).
xii
DAFTAR ISI
SAMPUL ... I
HALAMAN JUDUL ... ii
HALAMAN PERSEMBAHAN ... iii
HALAMAN MOTTO ... iii
HALAMAN PERSETUJUAN ... iv
HALAMAN PENGESAHAN ... v
HALAMAN PERNYATAAN ... vi
KATA PENGANTAR ... vii
ABSTRAK ... x
ABSTRACT ... xi
DAFTAR ISI ... xii
DAFTAR TABEL ... xiv
DAFTAR GAMBAR ... xv BAB I PENDAHULUAN ... 1 A. Latar Belakang ... 1 B. Perumusan Masalah ... 4 C. Tujuan penelitian ... 4 D. Manfaat penelitian ... 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 6
A. Infrastruktur ... 6
B. Pertumbuhan Ekonomi ... 12
C. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi ... 14
D. Teori Pertumbuhan Ekonomi ... 17
xiii
F. Tinjauan Empiris ... 21
G. Kerangka Konsep ... 23
H. Hipotesis ... 25
BAB III METODE PENELITIAN ... 23
A. Jenis Penelitian ... 23
B. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 23
C. Definisi Operasional Variabel dan Pengukuran Variabel ... 27
D. Teknik Pengumpulan Data... 28
E. Teknik Analisis Data... 28
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 30
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 30
B. Hasil Penelitian ... 35 C. Pembahasan ... 41 BAB V PENUTUP ... 44 A. Kesimpulan ... 44 B. Saran ... 44 DAFTAR PUSTAKA ... 46 DAFTAR LAMPIRAN
xiv
DAFTAR TABEL
Nomor Judul Halaman
Tabel 4.1 Luas Wilayah Menurut Kecamatan Kabupaten Polewali Mandar .. … 31
Tabel 4.2 Letak Geografi Perkecamatan Daerah Kabupaten Polewali Mandar 32 Tabel 4.3 Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin di Kabupaten Polewali Mandar Tahun 2015………. 33
Tabel 4.4 Jumlah Penduduk Yang Berumur 15 Tahun Keatas yang Bekerja Menurut Lapangan Usaha di Kabupaten Polewali Mandar Tahun 2018………. 34
Tabel 4.5 Panjang Jalan Menurut Pemerintahan yang Berwenang di Kabupaten Polewali Mandar tahun 2014-2018 (km) ... 36
Tabel 4.6 PDRB dan Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Polewali Mandar Periode 2014-2018 Berdasarkan Harga Konstan Tahun 2009 ... 37
Tabel 4.7 Regresi Linear Sederhana ... 39
Tabel 4.8 Uji-t ... 40
xv
DAFTAR GAMBAR
Nomor Judul Halaman Gambar 2.1 Bagan Kerangka Konsep ... 25 Gambar 4.1 Peta Administrasi Kabupaten Polewali Mandar ... 30
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
Kesenjangan atau ketimpangan antar daerah menimbulkan dampak negatif dalam aspek ekonomi, dan aspek sosial. Dalam aspek ekonomi, yaitu terjadi perbedaan dalam tingkat pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat. Dalam aspek sosial, yaitu terdapatnya pembangunan yang tidak merata yang menimbulkan rasa ketidakadilan dalam masyarakat. Kesenjangan dan ketimpangan antar daerah harus diupayakan dikurangi menjadi sekecil mungkin (seminimal mungkin) dengan melaksanakan berbagai strategi, kebijakan dan program pembangunan yang terintegrasi, terkoordinir, tersinkronisasi, berkelanjutan dan harmonis (Adisasmita, 2015:2).
Menyadari pentingnya infrastruktur dalam mendorong pertumbuhan ekonomi, para pakar infrastruktur sepakat bahwa dalam mendorong pembangunan infrastruktur, pemerintah sebagai pemain utama dalam sektor infrastruktur selayaknya menjaga kesinambungan investasi pembangunan infrastruktur dan memprioritaskan infrastruktur dalam rencana pembangunan nasional, sehingga infrastruktur dapat dibenahi baik secara kuantitas maupun kualitas. Pembangunan infrastruktur juga sepatutnya melibatkan pihak swasta dan masyarakat demi tercapainya pembangunan berkesinambungan. Untuk itu perlu pendekatan lebih terpadu dalam pembangunan infrastruktur mulai dari perencanaan sampai pelayanannya kepada masyarakat, guna menjamin sinergi antar sektor, daerah maupun wilayah.
Istilah infrastruktur sering digunakan dalam pembangunan kawasan ekonomi, pembangunan kota dan pertumbuhan ekonomi. Infrastruktur merupakan prasarana publik primer dalam menjalankan perekonomian suatu negara. Keberadaan infrastruktur akan sangat mempengaruhi perekonomian suatu daerah di mana keberadaan infrastruktur yang baik akan berpengaruh positif terhadap kesejahteraan masyarakat suatu daerah. Selain berfungsi menfasilitasi, keberadaan infrastruktur dapat mendukung kelancaran aktivitas ekonomi masyarakat dan distribusi aliran barang. Dengan adanya infrastruktur yang memadai akan terselenggara sistem transportasi yang efektif, efisien, aman, lancar dan murah.
Salah satu moda infrastruktur yang paling sering digunakan adalah jalan, dimana menurut UU Nomor 38 tahun 2004 tentang jalan di mana jalan berperan sebagai prasarana transportasi yang memiliki peran penting dalam ekonomi yang merupakan urat nadi kehidupan masyarakat, bangsa dan negara, sosial budaya, lingkungan hidup, politik, pertahanan dan keamanan serta dipergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat, sebagai prasarana distribusi barang dan merupakan kesatuaan sistem jaringan jalan menghubungkan dan mengikat wilayah Republik Indonesia.
Polewali Mandar merupakan salah satu daerah tingkat II di provinsi Sulawesi Barat, Indonesia di sisi lain daerah ini juga salah satu daerah yang cukup tertinggal hubungannya dengan transportasi umum. Moda sarana transportasi jalan merupakan penghubung utama dari dan keluar Kabupaten Polewali Mandar. Selain jalan menuju Kabupaten Mamasa dan Kabupaten Pinrang (Sulawesi Selatan). Pemerintah telah membuka jalan ke Ibukota
Provinsi Sulawesi Barat (Mamuju) namun kondisi jalan belum cukup layak sehingga sulit dilalui oleh kendaraan roda empat.
Kerusakan jalan tersebut akan mengganggu perekonomian di Polewali Mandar, Dimana kelancaran distribusi barang yang sangat dipengaruhi oleh infrastruktur akan mempengaruhi pertumbuhan ekonomi di kota Polewali Mandar. Pembangunan infrastruktur sangatlah penting dalam rangka meningkatan perekonomian masyarakat suatu wilayah, prasarana infrastruktur tidak hanya dibutuhkan oleh rumah tangga maupun industri sehingga peningkatan prasarana infrastruktur juga dapat membawa kesejahteraan dan mempercepat pertumbuhan ekonomi. Jika Dareah Polewali Mandar memiliki prasarana yang mencukupi maka Polewali akan mempunyai keuntungan yang lebih besar dalam usaha menarik investasi masuk ke derah dibandingkan dengan daerah yang memiliki prasarana yang minim.
Infrastruktur merupakan kebutuhan dasar fisik yang diperlukan seperti jalan, jalur kereta api, jembatan, kelistrikan, telekomunikasi, pengairan/irigasi dan bandar udara yang bertujuan untuk pengorganisasian sistem struktur yang diperlukan agar ekonomi dapat berjalan. “Dengan tersedianya infrastruktur fisik secara memadai, akan mendukung kelancaran aktivitas ekonomi masyarakat, distribusi aliran produksi barang dan jasa” (Susantono, 2012:194). Fungsi dari pembangunan infrastruktur adalah untuk kelancaran arus barang dan jasa, infrastruktur transportasi akan memberikan dampak yang besar untuk biaya pokok produksi. Infrastruktur merupakan peningkatan aksesibilitas yang mampu untuk memfasilitasi mobilitas barang dan jasa yang lebih efisien.
Berdasarkan uraian tersebut, serta mengingat sangat pentingnya infrastruktur terhadap perekonomian Kabupaten Polewali Mandar, rendahnya kualitas serta kuantitas infrastruktur jalan maka penulis manarik kesimpulan dengan dilakukan penelitian dengan tema “Pengaruh Infrastruktur Jalan terhadap Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Polewali Mandar Periode 2014-2018” dengan menganalisis permasalahan
akan transportasi publik utamanya jalan di Kabupaten Polewali Mandar.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah infrastruktur jalan berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Polewali Mandar ?
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh infrastruktur jalan terhadap pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Polewali Mandar.
D. Manfaat Penelitian
Berdasarkan tujuan penelitian yang ingin dicapai, maka penelitian ini diharapakan dapat memberikan pengetahuan ke pihak-pihak terkait baik secara langsung maupun tidak langsung. Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Manfaat Teoritis
Secara teoritis hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat yaitu: a. Memberikan sumbangan pemikiran bagi pemerintah Kabupaten
Polewali Mandar dalam pembangunan infrastruktur jalan.
b. Memberikan bahan informasi untuk mengetahui pengaruh infrastruktur jalan terhadap pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Polewali Mandar. c. Sebagai pijakan referensi dan bahan pertimbangan bagi peneliti
berikutnya yang berhubungan dengan masalah yang sama. 2. Manfaat Praktis
Secara praktis penelitian ini dapat bermanfaat sebagai berikut: a. Bagi penulis
Sebagai referensi dan bahan pertimbangan bagi peneliti berikutnya yang berhubungan dengan masalah yang sama, sekaligus menjadi sumbangan pemikiran yang dapat memperkaya khasanah ilmu pengetahuan.
b. Bagi pemerintah
Dapat diketahui upaya-upaya dan kebijakan yang seharusnya dilakukan oleh pemerintah daerah dalam pembangunan infrastruktur jalan guna meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan menarik para investor untuk berinvestasi.
c. Bagi civitas akademika UNISMUH MAKASSAR
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan oleh peneliti lain baik mahasiswa UNISMUH sendiri maupun mahasiswa dari kampus lainnya yang ingin mengulas tentang masalah pengaruh infrastruktur jalan terhadap pertumbuhan ekonomi.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA A. Infrastruktur
1. Pengertian Infrastruktur
Infrastruktur adalah fasilitas yang memungkinkan adanya kegiatan ekonomi dan pasar, seperti jaringan transportasi, komunikasi dan distribusi, utilitas, air, saluran air, dan sistem persediaan energi (Todaro, 2011:82). Stone dalam Prasetyo (2009:225) mendefinisikan “infrastruktur sebagai fasilitas-fasilitas fisik yang dibutuhkan oleh agen-agen publik untuk fungsi-fungsi pemerintahan dalam penyediaan air, tenaga listrik, pembuangan limbah, transportasi untuk menfasilitasi tujuan-tujuan ekonomi dan sosial”. Sistem Infrastruktur merupakan pendukung utama fungsi-fungsi sistem sosial dan sistem ekonomi dalam kehidupan sehari-hari masyarakat. “Sistem infrastruktur dapat didefinisikan sebagai fasilitas atau struktur dasar, peralatan-peralatan, instalasi- instalasi yang dibangun dan yang dibutuhkan untuk berfungsinya sistem sosial dan sistem ekonomi masyarakat” (Grigg dalam Prasetyo, 2009:225). Dalam World
Bank Report infrastruktur dibagi kedalam 3 golongan yaitu:
a. Infrastruktur ekonomi, merupakan aset fisik yang menyediakan jasa dan digunakan dalam produksi dan konsumsi final meliputi public
utilities (telekomunikasi, air minum, sanitasi, dan gas), public works
(bendungan, saluran irigasi dan drainase) serta sektor transportasi (jalan, kereta api, angkutan pelabuhan dan lapangan terbang).
b. Infrastruktur sosial, merupakan aset yang mendukung kesehatan dan keahlian masyarakat meliputi pendidikan (sekolah, dan perpustakaan),
kesehatan (rumah sakit, pusat kesehatan) serta untuk rekreasi (tanah, museum, dan lain-lain).
c. Infrastruktur administrasi/instansi, meliputi penegak hukum, kontrol administrasi dan koordinasi serta kebudayaan.
Pemerintah melalui Peraturan Presiden Nomor 42 Tahun 2005 tentang Komite Percepatan Penyediaan Infrastruktur menjelaskan beberapa jenis infrastruktur yang penyediaannya diatur pemerintah, yaitu: infrastruktur transportasi, infrastruktur jalan, infrastruktur pengairan, infrastruktur air minum dan sanitasi, infrastruktur telematika, infrastruktur ketenagalistrikan, dan infrastruktur pengangkutan minyak dan gas bumi. Penggolongan infrastruktur tersebut diatas dapat dikategorikan sebagai infrastruktur dasar, karena sifatnya yang dibutuhkan oleh masyarakat luas sehingga perlu diatur oleh pemerintah.
2. Pengertian Jalan
Menurut UU No.38 Tahun 2004 tentang Jalan, jalan merupakan prasana transportasi darat yang meliputi segala bagian jalan, termasuk pembangunan pelengkap dan perlengkapannya yang diperuntukkan bagi lalulintas, yang berada di permukaan tanah dan atau air serta di atas permukaan air, kecuali jalan kereta api, jalan lori, dan jalan kabel. Jalan dibedakan atas 3 jenis yaitu :
a. Jalan udara yaitu jalan untuk lalu lintas pesawat terbang
b. Jalan air (laut, sungai danau dan saluran) yaitu jalan untuk lalu lintas dengan kapal atau perahu.
c. Jalan darat yaitu jalan yang dipergunakan untuk orang yang berjalan kaki, hewan dan kendaraan di daratan.
Jalan dapat dibedakan atas jalan umum dan jalan khusus. Jalan umum adalah jalan yang dibuat dan dipelihara oleh pemerintah dan dipakai untuk umum. Jalan khusus adalah jalan yang dibuat dan dipelihara oleh perusahaan–perusahaan swasta atau perorangan dan tidak untuk umum.
Jalan raya adalah jalur-jalur tanah di atas permukaan bumi yang dibuat oleh manusia dengan bentuk, ukuran-ukuran dan jenis konstruksinya, sehingga dapat digunakan untuk menyalurkan lalu lintas orang, hewan dan kendaraan yang mengangkut barang dari suatu tempat ketempat lainnya dengan mudah dan cepat.
3. Fungsi dan Klasifikasi Infrastruktur Jalan
Klasifikasi jalan atau hierarki jalan adalah pengelompokan jalan berdasarkan administrasi pemerintahan dan berdasarkan muatan sumbu yang menyangkut dimensi dan berat kendaraan. Penentuan klasifikasi jalan terkait dengan besarnya volume lalu lintas yang menggunakan jalan tersebut, besarnya kapasitas jalan, keekonomian dari jalan tersebut serta pembiayaan pembangunan dan perawatan jalan. Berikut ini klasifikasinya: a. Berdasarkan fungsi Jalan
Jalan umum menurut fungsinya di Indonesia dikelompokkan kedalam jalan arteri, jalan kolektor, jalan lokal, dan jalan lingkungan. (UU RI No. 38 tahun 2004 tentang jalan) dan UU. No. 22 tahun 2009. Klasifikasi jalan fungsional di Indonesia berdasarkan peraturan perundangan yang berlaku adalah:
1. Jalan arteri, merupakan jalan umum yang berfungsi melayani (angkutan) utama dengan ciri perjalanan jarak jauh, kecepatan rata-rata tinggi, dan jumlah jalan masuk (akses) dibatasi secara berdaya guna.
2. Jalan kolektor, merupakan jalan umum yang berfungsi melayani angkutan pengumpul atau pembagi dengan ciri perjalanan jarak sedang, kecepatan rata-rata sedang, dan jumlah jalan masuk dibatasi.
3. Jalan lokal, merupakan jalan umum yang berfungsi melayani angkutan setempat dengan ciri perjalanan jarak dekat, kecepatan rata-rata rendah, dan jumlah jalan masuk tidak dibatasi.
4. Jalan lingkungan, merupakan jalan umum yang berfungsi melayani angkutan lingkungan dengan ciri perjalanan jarak dekat, dan kecepatan rata-rata rendah.
b. Klasifikasi berdasarkan administrasi pemerintahan
Pengelompokan jalan dimaksudkan untuk mewujudkan kepastian hukum penyelenggaraan jalan sesuai dengan kewenangan pemerintah pusat dan pemerintah daerah. Jalan umum menurut statusnya dikelompokkan ke dalam jalan nasional, jalan provinsi, jalan kabupaten, jalan kota, dan jalan desa.
1) Jalan nasional, merupakan jalan arteri dan jalan kolektor dalam sistem jaringan jalan primer yang menghubungkan antar-ibukota provinsi, dan jalan strategis nasional, serta jalan tol.
2) Jalan provinsi, merupakan jalan kolektor dalam sistem jaringan jalan primer yang menghubungkan ibukota provinsi dengan ibukota
kabupaten/kota, atau antar-ibukota kabupaten/kota, dan jalan strategis provinsi.
3) Jalan kabupaten, merupakan jalan lokal dalam sistem jaringan jalan primer yang tidak termasuk jalan yang menghubungkan ibukota kabupaten dengan ibukota kecamatan, antar-ibukota kecamatan, ibukota kabupaten dengan pusat kegiatan lokal, antarpusat kegiatan lokal, serta jalan umum dalam sistem jaringan jalan sekunder dalam wilayah kabupaten, dan jalan strategis kabupaten.
4) Jalan kota, adalah jalan umum dalam sistem jaringan jalan sekunder yang menghubungkan antarpusat pelayanan dalam kota, menghubungkan pusat pelayanan dengan persil, menghubungkan antarpersil, serta menghubungkan antarpusat permukiman yang berada di dalam kota.
5) Jalan desa, merupakan jalan umum yang menghubungkan kawasan dan/atau antarpermukiman di dalam desa, serta jalan lingkungan. c. Klasifikasi berdasarkan beban muatan sumbu
Untuk keperluan pengaturan penggunaan dan pemenuhan kebutuhan angkutan, jalan dibagi dalam beberapa kelas yang didasarkan pada kebutuhan transportasi, pemilihan moda secara tepat dengan mempertimbangkan keunggulan karakteristik masing-masing moda, perkembangan teknologi kendaraan bermotor, muatan sumbu terberat kendaraan bermotor serta konstruksi jalan. Pengelompokkan jalan (UU No. 14 Tahun 1992) tentang lalu lintas dan angkutan jalan menurut muatan sumbu yang disebut juga kelas jalan, terdiri dari:
1) Jalan Kelas I, yaitu jalan arteri yang dapat dilalui kendaraan bermotor termasuk muatan dengan ukuran lebar tidak melebihi 2.500 milimeter, ukuran panjang tidak melebihi 18.000 milimeter, dan muatan sumbu terberat yang di izinkan lebih besar dari 10 ton, yang saat ini masih belum digunakan di Indonesia, namun sudah mulai dikembangkan diberbagai negara maju seperti di Prancis telah mencapai muatan sumbu terberat sebesar 13 ton;
2) Jalan Kelas II, yaitu jalan arteri yang dapat dilalui kendaraan bermotor termasuk muatan dengan ukuran lebar tidak melebihi 2.500 milimeter, ukuran panjang tidak melebihi 18.000 milimeter, dan muatan sumbu terberat yang diizinkan 10 ton, jalan kelas ini merupakan jalan yang sesuai untuk angkutan peti kemas;
3) Jalan Kelas III A, yaitu jalan arteri atau kolektor yang dapat dilalui kendaraan bermotor termasuk muatan dengan ukuran lebar tidak melebihi 2.500 milimeter, ukuran panjang tidak melebihi 18.000 milimeter, dan muatan sumbu terberat yang diizinkan 8 ton;
4) Jalan Kelas III B, yaitu jalan kolektor yang dapat dilalui kendaraan bermotor termasuk muatan dengan ukuran lebar tidak melebihi 2.500 milimeter, ukuran panjang tidak melebihi 12.000 milimeter, dan muatan sumbu terberat yang diizinkan 8 ton;
5) Jalan Kelas III C, yaitu jalan lokal dan jalan lingkungan yang dapat dilalui kendaraan bermotor termasuk muatan dengan ukuran lebar tidak melebihi 2.100 milimeter, ukuran panjang tidak melebihi 9.000 milimeter, dan muatan sumbu terberat yang diizinkan 8 ton.
B. Pertumbuhan Ekonomi
Pertumbuhan ekonomi menunjukkan sejauh mana aktivitas perekonomian yang akan menghasilkan tambahan pendapatan masyarakat pada suatu periode tertentu, karena pada dasarnya aktivitas perekonomian adalah suatu proses penggunaan faktor-faktor produksi untuk menghasilkan output maka proses ini pada gilirannya akan menghasilkan suatu balas jasa terhadap faktor produksi yang dimiliki oleh masyarakat. Dengan adanya pertumbuhan ekonomi, diharapkan pendapatan masyarakat sebagai pemilik faktor produksi juga akan meningkat.
Indikator pertumbuhan ekonomi merupakan pertanda pentingnya di dalam kehidupan perekonomian. Pertumbuhan ekonomi adalah salah satu faktor yang mempengaruhi investasi asing langsung. Menurut Ernita dkk (2013), dalam analisis makro pertumbuhan ekonomi yang dicapai oleh satu negara diukur dari perimbangan pendapatan nasional rill yang dicapai satu negara. Suatu perekonomian dikatakan meningkat apabila jumlah barang dan jumlah jasa mengalami peningkatan. Terdapat enam ciri pertumbuhan ekonomi modern yang muncul dalam analisis yang didasarkan pada produk nasional dan komponennya, penduduk, tenaga kerja dan lain-lain. Adapun keenam ciri-ciri pertumbuhan ekonomi modern tersebut adalah sebagai berikut :
Pertama, laju pertumbuhan penduduk dan produk perkapita. Pertumbuhan ekonomi modern sebagaimana terungkap dari pengalaman negara maju sejak akhir abad ke-18 dan awal abad ke-19, ditandai
dengan kenaikan produk perkapita yang tinggi dibarengi dengan laju pertumbuhan penduduk yang cepat.
Selanjutnya Peningkatan produktifitas. Pertumbuhan ekonomi terlihat dari semakin meningkatnya laju produk perkapita terutama adanya perbaikan kualitas input yang meningkatkan efesiensi dan produktifitas per unit input. Hal ini dapat dilihat dari semakin besarnya masukan sumber tenaga kerja dan modal atau semakin meningkatnya efesiensi, atau kedua-duanya. Kenaikan efesiensi berarti penggunaan output yang lebih besar untuk setiap unit input.
Yang ketiga, laju perubahan struktur yang tinggi. Perubahan struktural dalam pertumbuhan ekonomi mencakup peralihan dari kegiatan pertanian ke non pertanian, dari industri ke jasa, perubahan dari skala unit-unit produksi dan peralihan dari perusahaan perorangan menjadi perusahaan berbadan hukum serta perubahan status kerja buruh.
Keempat yaitu, Urbanisasi. Pertumbuhan ekonomi ditandai pula dengan semakin banyaknya penduduk di negara maju yang berpindah dari daerah pedesaan kedaerah perkotan.
Ciri pertumbuhan ekonomi selanjutnya yaitu ekspansi negara maju. Pertumbuhan negara maju kebanyakan tidak sama pada beberapa bangsa. Pertumbuhan ekonomi modern terjadi lebih awal dari pada bangsa lain. Hal ini sebagian besar disebabkan perbedaan latar belakang sejarah masa lalu. Dan yang terakhir adalah arus barang, modal dan orang antar bangsa. Arus barang, modal dan orang antar bangsa akan mempercepat pertumbuhan ekonomi.
Pertumbuhan ekonomi berarti perkembangan kegiatan dalam perekonomian yang menyebabkan barang dan jasa yang diproduksi bertambah dan kemakmuran masyarakat meningkat. Pertumbuhan ekonomi juga merupakan tingkat kenaikan PDB atau PNB riil pada suatu tahun tertentu apabila dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Pada umumnya pertumbuhan ekonomi dapat diukur dengan perbandingan “Gross Domestic Product” (GDP) atau “Product Domestic Regional Bruto” (PDRB) untuk daerah, dan “Gross National Product” (GNP) untuk skala nasional.
C. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi
Pertumbuhan ekonomi ialah proses perubahan kondisi perekonomian suatu negara secara berkesinambungan yaitu dengan menunjukan keadaan yang lebih baik dalam periode tertentu. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi ada 6 yaitu sebagai berikut :
a. Sumber daya manusia
Untuk menentukan hal yang paling penting dari pertumbuhan ekonomi di suatu negara ialah dengan memperhitungkan kualitas dan kuantitas sumber daya manusia yang tersedia secara langsung untuk dapat mempengaruhi pertumbuhan ekonomi. Kualitas sumber daya manusia dapat dilihat pada ilmu keterampilan, kemampuan kreatif, pelatihan, dan pendidikan yang dimilikinya. Jika suatu negara memiliki sumber daya manusia yang baik. Jika sumber daya manusia suatu negara terampil dan terlatih maka output yang dihasilkan juga akan berkualitas tinggi.
Namun, kekurangan akan sumber daya manusia yang terampil dapat menghambat pertumbuhan ekonomi, sedangkan surplus akan sumber daya manusia ini akan kurang signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi. Maka dari itu, sumber daya manusia suatu negara harus sebanding antara jumlahnya dengan keterampilan dan kemampuan yang dibutuhkan, sehingga akan tercapainya pertumbuhan ekonomi.
b. Sumber daya alam
Sumber daya alam dapat mempengaruhi pertumbuhan ekonomi suatu negara. Sumber daya alam ialah sumber daya yang telah tersedia di alam, baik di darat ataupun di bawah laut. Sumber daya alam yang dimiliki suatu negara sesuai dengan kondisi iklim dan lingkungan di negara tersebut. Negara yang memiliki banyak sumber daya alam dapat menikmati pertumbuhan yang baik dibandingkan dengan negara-negara yang sumber daya alamnya sedikit. Pemanfaatan sumber daya alam secara efisien atau eksploitasi itu terjadi tergantung dengan keterampilan dan kemampuan sumber daya manusia dalam memanfaatkannya, dan teknologi yang digunakan serta ketersediaan dana yang mencukupi. Sebuah negara yang memiliki sumber daya manusia yang terampil dan terdidik dalam pemanfaatan sumber daya alam yang kaya, hal ini akan menunjukkan status perekonomian mengalami pertumbuhan.
c. Pembentukan modal
Pembentukan modal terdiri dari tanah, bangunan, mesin, listrik, transportasi, dan media komunikasi. Pembentukan modal ialah proses memproduksi dan memperoleh semua produk buatan manusia.
Pembentukan modal dapat meningkatkan ketersediaan modal untuk tenaga kerja, yang dapat meningkatkan rasio modal atau tenaga kerja. Akibatnya, meningkatnya produktivitas tenaga kerja, yang dapat menghasilkan peningkatan output serta pertumbuhan ekonomi suatu Negara.
d. Pengembangan teknologi
Teknologi merupakan sifat dan jenis dari instrumen teknis yang digunakan oleh sejumlah tenaga kerja. Perkembangan teknologi mempunyai andil dalam membantu peningkatan produktivitas dengan jumlah sumber daya yang terbatas. Negara-negara yang telah menggunakan pengembangan teknologi mampu tumbuh secara pesat dibandingkan dengan negara-negara yang tidak menggunakannya. Pemilihan teknologi secara tepat dan cermat dapat berperan dalam pertumbuhan ekonomi.
e. Faktor Sosial dan Politik
Faktor sosial terdiri dari adat istiadat, tradisi, nilai-nilai dan keyakinan, hal-hal tersebut dapat memberikan kontribusi dalam pertumbuhan ekonomi. Kondisi politik suatu negara dapat mempengaruhi pertumbuhan ekonomi suatu negara. Jika kondisi politik suatu negara stabil dan berjalan dengan baik maka akan memberikan kenyamanan bagi para masyarakat serta dapat mendukung peningkatan kinerja dalam produksi. Dengan demikian masyarakat akan bebas dalam berinovasi dan mengembangkan segala potensinya yang dimilikinya, sehingga akan tercapainya pertumbuhan ekonomi.
f. Faktor budaya
Faktor budaya memberikan dampak tersendiri terhadap pertumbuhan ekonomi suatu negara. Faktor ini berfungsi sebagai pembangkit atau pendorong proses pertembuhan namun dapat juga menjadi penghambatpertumbuhan suatu negara.
Budaya yang dapat mendorong peertumbuhan suatu negara ialah sikap kerja keras dan kerja cerdas, jujur, ulet dan lain-lain. Dan budaya yang dapat menghambat pertumbuhan ekonomi suatu negara diantaranya ialah sikap anarkis, egois, boros, hedonisme, KKN, dan lain-lain.
D. Teori Pertumbuhan Ekonomi
Dalam zaman ahli ekonomi klasik, seperti Adam Smith dalam buku karangannya yang berjudul An Inquiry into the Nature and Causes of the
Wealt Nations, menganalisis sebab berlakunya pertumbuhan ekonomi dan
faktor yang menentukan pertumbuhan ekonomi. Setelah Adam Smith, beberapa ahli ekonomi klasik lainnya seperti Ricardo, Malthus, Stuart Mill, juga membahas masalah perkembangan ekonomi.
Adapun Teori tentang pertumbuhan ekonomi yaitu sebagai berikut : 1) Teori Klasik
a) Adam Smith.
Teori Adam Smith beranggapan bahwa pertumbuhan ekonomi sebenarnya bertumpu pada adanya pertambahan penduduk. Dengan adanya pertambahan penduduk maka akan terdapat pertambahan output atau hasil. Teori Adam Smith ini tertuang dalam bukunya yang
berjudul An Inquiry Into the Nature and Causes of the Wealth of Nations.
b) David Ricardo.
Ricardo berpendapat bahwa faktor pertumbuhan penduduk yang semakin besar sampai menjadi dua kali lipat pada suatu saat akan menyebabkan jumlah tenaga kerja melimpah. Kelebihan tenaga kerja akan mengakibatkan upah menjadi turun. Upah tersebut hanya dapat digunakan untuk membiayai taraf hidup minimum sehingga perekonomian akan mengalami kemandegan (statonary state). Teori David Ricardo ini dituangkan dalam bukunya yang berjudul The
Principles of Political and Taxation.
2) Teori Neoklasik
a) Model Input-Output Leontief.
Model ini merupakan gambaran menyeluruh tentang aliran dan hubungan antar industri. Perencanaan pertumbuhan ekonomi dapat dilakukan secara konsisten karena dapat diketahui gambaran hubungan aliran input-output antar industri. Hubungan tersebut diukur dengan koefisien input-output dan dalam jangka pendek/menengah dianggap konstan tak berubah.
b) Robert Solow
Robert Solow berpendapat bahwa pertumbuhan ekonomi merupakan rangkaian kegiatan yang bersumber pada manusia, akumulasi modal, pemakaian teknologi modern dan hasil atau output. Adapun pertumbuhan penduduk dapat berdampak positif dan dapat berdampak negatif. Oleh karenanya, menurut Robert Solow
pertambahan penduduk harus dimanfaatkan sebagai sumber daya yang positif.
E. Pengaruh Infrastruktur Terhadap Pertumbuhan Ekonomi
Pertumbuhan ekonomi dapat diartikan sebagai peningkatan pendapatan (Sullivan. 2008:27) pertumbuhan ekonomi biasanya diukur dengan Gross Domestic Product (GDP) atau keseluruhan values added yang diciptakan di suatu negara.
Di balik itu ada beberapa hal yang menjadi sumber terjadinya pertumbuhan ekonomi. Sumber pertumbuhan ekonomi yan paling utama yaitu tersedianya faktor kapital dan tenaga kerja. Peningkatan kapital dan tenaga kerja akan meningkatan output secara agregat di dalam perekonomian. Kapital meliputi investasi sektor publik dan privat di dalam perekonommian. Misalnya saja, sektor privat melakukan pembangunan pabrik, pembelian mesin-mesin produksi, dsb. Sedangkan sektor publik dengan membangun infrastruktur seperti jalan, jembatan, jaringan telekomunikasi dan jaringan listrik yang disebut juga sebagai public capital.
Capital deepening merupakan peningkatan jumlah kapital untuk
setiap pekerja artinya pekerja lebih bayak mendapatkan kesempatan untuk meningkatkan produktivitasnya dikarenakan banyaknya akses untuk memanfaatkan kapital yang ada.
Human capital berkenan dengan tingkat pengeluaran/pendidikan
seseorang yang memberikan kontribusi terhadap tingkat produktivitas dan pendapatannya. Peningkatan pendidikan dan skill para pekerja juga memugkinkan terjadinya efek limpahan kepada pekerja yang lain yaitu
dengan berbagai pengalaman, pengetahuan dan keterampilan. Secara teori, pekerja yang lebih pandai akan lebih produktif dan akan lebih tinggi tingkat pendapatannya dengan memanfaatkan efek kelimpahan tersebut. Secara agregat dapat terjadi peningkatan tingkat produktivitas dan pendapatan pada pekerja lain. (O’sullivan. 2008:27) menjelaskan bahwa peningkatan human
capital akan meingkatkan produktivitas kerja dan pendapatan sehingga akan
terjadi pertumbuhan ekonomi.
Sumber yang terakhir adalah kemajuan teknologi, sumber pertumbuhan ini memberikan efek tidak langsung terhadap pertumbuhan ekonomi. Kemajuan teknologi mempengaruhi ara kerja para pekerja. Kemajuan teknologi memberikan kemudahan dalam proses produksi, suatu masyarakat dengan tingkat pengetahuan yang sama akan lebih produktif ketika masyarakat tersebut mempunyai akses untuk memanfaatkan kemajuan teknologi dalam proses produksi. Peningkatan produktivitas akan meningkatkan tingkat pendapatan pekerja yang akan mendorong perekonomian.
F. Tinjauan Empiris
Penelitian yang di tulis oleh Abdul Maqin tahun 2011 yang bertemakan “Pengaruh Kondisi Infrastruktur Terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Jawa Barat”. Variabel yang digunakan adalah pertumbuhan ekonomi, infrastruktur jalan, kesehatan, pendidikan dan listrik, jumlah penduduk, dan besarnya pengeluaran pemerintah. Rasio panjang jalan dengan volume kendaraan, rasio infrastruktur kesehatan dengan jumlah penduduk, rasio infrastruktur pendidikan dengan jumlah murid di tahun 2000
dan 2007 mengalami peningkatan. 9 kabupaten yang memiliki pertumbuhan diatas rata-rata Jawa Barat sedangkan sisanya, yaitu 13 kabupaten dan kota memiliki tingkat pertumbuhan ekonomi dibawah tingkat pertumbuhan ekonomi Jawa Barat. Faktor–faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi kabupaten dan kota di Jawa Barat dapat disimpulkan bahwa infrastruktur listrik, tenaga kerja, dan pengeluaran pembangunan mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi. Untuk infrastruktur jalan dan infrastruktur pendidikan memiliki hubungan yang positif namun tidak signifikan. Sedangkan infrastruktur kesehatan memiliki hubungan yang negatif dan tidak signifikan.
Penelitian kedua yang dilakukan oleh Hasudungan S. 2007, "Pengaruh PDRB perkapita, Infrastruktur jalan, dan jumlah penduduk terhadap penerimaan pajak bumi dan bangunan di Kabupaten Banggai". Dari hasil penelitiannya dengan menggunakan regresi berganda dijelaskan bahwa naik turunnya penerimaan PBB dipengaruhi oleh naik turunnya PDRB perkapita, infrastruktur jalan dan jumlah keluarga sebesar 0,774. Dalam rangka peningkatan kualitas sumber daya manusia pemerintah daerah perlu melakukan investasi melalui penyediaan sarana dan prasaran pendidikan dan pelatihan, sehingga secara bersama-sama pertumbuhan yang diikuti kenaikan pendapatan perkapita akan meningkatkan penerimaan PBB.
Penelitian ketiga yang dilakukan oleh Laen Sugi Rante Tandung pada tahun 2015 dengan judul “Analisis Pengaruh Infrastruktur Jalan Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Mamasa priode 2003-2013” dimana dari hasil estimasi diketahui bahwa variabel pengeluaran infrastruktur jalan (X1) berpengaruh positif terhadap Pertumbuhan Ekonomi
kabupaten Mamasa namun tidak signifikan, dengan demikian hipotesis tidak terbukti. Pengeluaran pemerintah memiliki pengaruh positif namun tidak sinifikan ini berbeda dengan hipotesis dan teori yang menyaakan jika pengeluaran pemerintah di sektor infrastruktur jalan meningkat maka akan meningkatkan pertumbuhan.
Penelitain keempat yang dilakukan oleh Evanti Andriani Syahputri tahun 2013 dengan judul “Analisis Peran Infrastruktur Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Jawa Barat”. Tujuan penelitian ini adalah menjelaskan perkembangan infrastruktur yang ada di Jawa Barat dan menganalisis peran infrastruktur terhadap pertumbuhan ekonomi di Provinsi Jawa Barat. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) sebagai pengukuran output, panjang jalan (km), jumlah energi listrik terjual (KWh), dan jumlah air bersih yang tersalurkan (m3). Hasil menunjukkan bahwa infrastruktur di Jawa Barat terus meningkat. Berdasarkan model dalam analisis, infrastruktur jalan, listrik dan air bersih memiliki efek yang positif dan kontribusi yang signifikan pada pertumbuhan ekonomi daerah dimana infrastruktur listrik memberikan kontribusi terbesar terhadap perekonomian daerah di Provinsi Jawa Barat.
Penelitian Sibarani (2002) mengenai “Kontribusi Infrastruktur pada Pertumbuhan Ekonomi Indonesia”, menyimpulkan bahwa infrastruktur (jalan, listrik, telepon) memberikan pengaruh yang signifikan dan positif pada agregat output yang diwakili oleh variabel pendapatan per kapita. Kontribusi setiap jenis infrastruktur untuk setiap wilayah berbeda. Untuk estimasi dengan data semua provinsi di Indonesia hasil yang diperoleh yaitu elastisitas listrik pada pertumbuhan yaitu 0,06; pendidikan 0,07; investasi
0,01. Variabel jalan dan telepon tidak signifikan. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa kebijakan pembangunan infrastruktur yang terpusat di pulau Jawa dan Indonesia Bagian Barat (IBB) menimbulkan disparitas pendapatan perkapita di masing-masing daerah di Indonesia, terutama antara pulau Jawa dengan luar Jawa dan Indonesia Bagian Barat (IBB) dengan Indonesia Bagian Timur (IBT), meskipun pada saat yang sama pertumbuhan ekonomi meningkat.
G. Kerangka Konsep
Dalam hal ini infrastruktur tidak secara langsung mempengaruhi pertumbuhan ekonomi tetapi melalui proses. Dalam upaya pencapaian tingkat pertumbuhan ekonomi yang tinggi pemerintah perlu memperhatikan keberadaan aspek infrastuktur sebagai faktor pendukung perekonomian. Infrastruktur merupakan salah satu modal sosial masyarakat (social
overhead capital) yaitu barang-barang modal esensial sebagai tempat
bergantung bagi perkembangan ekonomi dan merupakan prasyarat agar berbagai aktivitas masyarakat dapat berlangsung. Dengan demikian, usaha meningkatkan output tidak mungkin dicapai apabila tidak ada ketersediaan infrastruktur jalan yang memadai. Kondisi dan panjang jalan diketahui mempengaruhi output suatu daerah akan membuat aliran barang dan jasa menjadi semakin lancar.
Dengan adanya kondisi jalan yang baik jalan akan mempersingkat waktu tempuh, mempermudah mobilisasi barang dan jasa sehingga dapat mengurangi biaya produksi dan meningkatkan total produksi. Jalan sebagai
pengeluaran pemerintah untuk menambahkan panjang dan perbaikan kondisi jalan. Pengeluaran pemerintah dalam bidang pengembangan infrastuktur jalan akan memberikan pengaruh terhadap perekonomian, pengeluaran pemerintah terhadap infrastruktur jalan merupakan investasi yang dapat menciptakan serta meningkatkan kegiatan ekonomi dimana keberadaan investasi akan menciptakan faktor produksi baru, yang akan menciptakan lapangan pekerjaan baru. Dengan demikian akan menambah, pendapatan baru dan teknologi pada faktor produksi sehingga akan terjadi peningkataan output. Aliran investasi sangat dipengaruhi oleh keberadaan infrastruktur dimana keberadaan infrastuktur akan merangsang dunia usaha dan memberikan akses lebih luas untuk menikmati sumber daya. Melalui intensif infrastruktur diharapkan aliran modal untuk investasi suatu daerah akan meningkat. Seperti yang diketahui investor akan mengevaluasi keberadaan infrastruktur transportasi dari dua sisi yaitu :
1. Investor akan tertarik menanamkan modalnya apabila telah tersedia infrastruktur transportasi yang memadai (investment follows the ship); 2. Investor akan tertarik menambah investasinya apabila pembangunan
infrastruktur transportasi terus dikembangkan sejalan dengan perkembangan perekonomian (ship follows the investment) dan keterbatasan infrastruktur menyebabkan perusahaan-perusahaan yang sudah ada tidak akan terdorong melakukan ekspansi dan investor baru juga tidak tertarik melakukan investasi.
Berikut ini bagan kerangka konsep Pengaruh Infrastruktur Jalan Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Polewali Mandar :
Gambar 2.1 Bagan Kerangka Konsep H. Hipotesis
Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah diduga bahwa infrastruktur jalan berpengaruh secara positif dan singnifikan terhadap pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Polewali Mandar.
Infrastruktur Jalan (X)
Pertumbuhan Ekonomi (Y)
BAB III
METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang di gunakan adalah pendekatan deskriptif kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah penelitian ilmiah yang sistematis terhadap bagian-bagian dan fenomena serta hubungan-hubungannya, yang pada dasarnya menekan analisisnya pada data numerical (angka) yang diolah dengan metode statistika. Pada dasarnya pendekatan kuantitatif dilakukan pada penelitian inferensial (dalam angka pengujian hipotesis) dan menyadarkan kesimpulan pada suatu probabilitas kesalahan penolakan hipotesis nihil. Dengan metode kuantitatif akan memperoleh signifikasi perbedaan kelompok atau signifikasi hubungan antar variabel yang di teliti.
B. Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Lokasi Penelitian
Adapun lokasi pelaksanaan peneltian ini di Kabupaten Polewali Mandar salah satu Kabupaten di Provinsi Sulawesi Barat. Dengan data PDRB berdasarkan harga konstan Kabupaten Polewali Mandar pada tahun 2014-2018.
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan selama dalam kurun waktu dua bulan yaitu juli-agustus 2019.
C. Defenisi Operasional Variabel dan Pengukuran 1. Variabel Penelitian
Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang akan menjadi objek penelitian (Nazir, 1983). Variabel yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari dua variabel yaitu variabel dependen (variabel terikat) dan variabel independen (variabel bebas). Variabel Dependen yaitu variabel yang tergantung atas variabel lain. Misalkan jika variabel Y disebabkan oleh variabel X, maka variabel Y dinamakan variabel dependen atau variabel terikat (Nazir, 1983). Variabel dependen dalam penelitian ini yaitu: Infrastruktur Jalan (X). Variabel Independen yaitu variabel yang mempengaruhi variabel lain. Misalkan jika variabel Y disebabkan oleh variabel X, maka variabel X dinamakan variabel independen atau variabel bebas (Nazir, 1983). Variabel independen dalam peneltian ini yaitu: Pertumbuhan Ekonomi (Y).
2. Definisi Operasional Variabel
Untuk menyamakan persepsi tentang variabel yang digunakan dan menghindari dari terjadinya perbedaan penafsiran, maka penulis memberikan batasan operasional sebagai berikut:
a. Pertumbuhan Ekonomi (Y) adalah pertumbuhan ekonomi Kabupaten Polewali Mandar yang diukur dari besarnya Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) yang dihasilkan dari kegiatan perekonomian Kabupaten Polewali Mandar dan dinyatakan dalam satuan rupiah.
b. Infrastruktur jalan (X) merupakan salah satu kebutuhan fisik untuk mendorong pertumbuhan perekonomian yang di nyatakan dalam panjang jalan.
D. Teknik Pengumpulan Data
Untuk memperoleh data yang diperlukan dalam melakukan penelitian ini maka akan dilakukan metode pengumpulan data sebagai berikut:
1. Penelitian Kepustakaan, yang akan dilakukan melalui pengumpulan literatur, artikel, karangan ilmiah yang berhubungan erat dengan masalah yang akan dibahas.
2. Penelitian Lapangan, dengan mengunjungi langsung instansi-instansi terkait dengan penelitian ini berupa BALITBANGREN Kabupaten Polewali Mandar, dan instansi terkait lainnya.
3. Pengambilan data dilakukan secara langsung dengan mengamati lokasi penelitian dalam proses pengambilan data.
E. Teknik Analisis Data
Analisis data diartikan sebagai upaya data yang sudah tersedia kemudian diolah dengan statistik dan dapat di gunakan untuk menjawab rumusan masalah dalam penelitian. Dengan demikian, teknik analisis data dapat diartikan sebagai cara melaksanakan analisis terhadap data, dengan tujuan mengolah data tersebut untuk menjawab rumusan masalah.
Metode analisis data yang digunakan adalah metode analisis statistik dengan menggunakan software SPSS, penelitian ini menggunakan analisis regresi sederhana :
Dimana :
Y = Pertumbuhan Ekonomi X = Infrastruktur Jalan a = Konstanta
b = Koefisien Variabel Adapun uji statistik yaitu : 1. Uji Koefisien Determinasi (R²)
Koefisien determinasi (R²) Pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi-variasi dependen. Nilai koefisien determinasi adalah nol dan satu. Nilai R² yang kecil berarti kemampuan variabel dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi vasiasi variabel dependen. Dari hasil pengujian di atas maka diketahui bahwa nilai koefisen determinasi (R²) yaitu sebesar 0.417 atau sebesar 41.7%.
2. Uji Parsial (uji t)
Uji t digunakan untuk mengetahui apakah variabel-variabel independen secara parsial berpengaruh nyata atau tidak terhadap variabel dependen. Derajat signifikansi yang digunakan adalah 0.05 atau Apabila nilai signifikan lebih kecil dari derajat kepercayaan maka kita menerima hipotesis alternatif, yang menyatakan bahwa suatu variabel independen secara parsial mempengaruhi variabel dependen.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
1. Geografis, Administratif dan Kondisi Fisik
Kabupaten Polewali Mandar merupakan salah satu dari enam kabupaten yang berada di wilayah Provinsi Sulawesi Barat. Dengan luas wilayah darat ± 2.094.18 Km2 dan luas wilayah laut ± 460km2 serta panjang garis pantai ± 94,12 Km. Berdasarkan letak geografis, Kabupaten Polewali Mandar berbatasan dengan:
a. Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Mamasa b. Sebelah Selatan berbatasan dengan Selat Makassar c. Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Pinrang d. Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Majene
Gambar 4.1 Peta Administrasi Kabupaten Polewali Mandar
Sumber Data: RTRW Kabupaten Polewali Mandar, 2012-2032
2. Luas Wilayah
Kabupaten Polewali Mandar memiliki potensi Sumber Daya Alam yang beraneka ragam, anatara lain pertanian, perkebunan, peternakan, perikanan laut, perikanan darat, pertambangan dan pariwisata Secara administratif, Kabupaten Polewali Mandar terbagi ke dalam 16 (enambelas) kecamatan yang terdiri atas 144 desa dan 23 kelurahan dengan luas wilayah 2.022,30 Km2. Kecamatan Tubbi Taramanu merupakan kecamatan yang terluas dengan luas wilayah 356,95Km2 atau 17,65 persen dari seluruh luas wilayah Kabupaten Polewali Mandar. Sementara kecamatan dengan luas wilayah terkecil adalah Kecamatan Tinambung dengan luas 21,34 Km2 atau hanya 1,06 persen dari total luas wilayah Kabupaten Polewali Mandar. Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 4.1
Luas wilayah Menurut Kecamatan Kabupaten Polewali Mandar tahun, 2015
No Kecamatan Luas Area (Km2) Presentase Terhadap Luas Kab. Polewali Mandar (%) 1 Tinambung 21,34 1.06 2 Balanipa 37,42 1.85 3 Limboro 47,55 2.35 4 Tubbi taramanu 356,95 17.6 5 Alu 228,3 11.29 6 Campalagian 87,84 4.34 7 Wonomulyo 72,82 3,60 8 Luyo 156,6 7.74 9 Mapilli 91,75 4.54 10 Tapango 125,81 6.22 11 Matakali 57,62 2.85 12 Polewali 26,27 1.30 13 Binuang 123,43 6.10 14 Anreapi 124,62 6.16 15 Matangnga 234,92 11.62 16 Bulo 229,5 11.35
Kab. Polewali Mandar 2.022,30 100
3. Letak dan Kondisi Geografis
Secara geografi, Kabupaten Polewali Mandar terletak pada posisi 030 40’ 00” – 3032’ 5,28” Lintang Selatan dan 1180 53’ 58,2” – 1190 29’ 35,8” Bujur Timur. Untuk lebih jelasnya, letak geografi perkecamatan dan ketinggian dari permukaan laut dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 4.2
Letak Geografi Perkecamatan Daerah Kabupaten Polewali Mandar
No Kecamatan Letak geografis Ketinggian dari permukaan laut Lintang selatan Bujur timur
1 Tinambung 03º1033, 30׳ ” 119º0136,6 ” ׳ 20 2 Balanipa 03º089, 30׳ ” 119º0248,0 ” ׳ 26 3 Limboro 03º166, 26׳ ” 119º0038,7 ” ׳ 24 4 Tubbi Taramanu 03º346, 20׳ ” 119º0133,1 ” ׳ 123 5 Alu 03º366, 25׳ ” 119º5934,0 ” ׳ 47 6 Campalagian 03º132, 28׳ ” 119º0826,0 ” ׳ 22 7 Luyo 03º248, 22׳ ” 119º0809,2 ” ׳ 28 8 Wonomulyo 03º510 ,23׳ ” 119º1236,4 ” ׳ 15 9 Mapilli 03º148, 24׳ ” 119º1052,3 ” ׳ 21 10 Tapango 03º182, 19׳ ” 119º1454,2 ” ׳ 46 11 Matakali 03º001, 23׳ ” 119º1833,5 ” ׳ 24 12 Polewali 03º272, 24׳ ” 119º1833,5 ” ׳ 12 13 Binuang 03º538, 26׳ ” 119º2409,6 ” ׳ 14 14 Anreapi 03º013, 23׳ ” 119º2104, ” 7׳ 42 15 Matangnga 03º414, 07׳ ” 119º1303,6 ” ׳ 314 16 Bulo 03º501, 13׳ ” 119º0906,6 ” ׳ 480
Sumber: Badan Pusat Statistik Kabupaten Polewali Mandar, Tahun 2015
4. Kondisi Demografi
Penduduk suatu daerah merupakan salah satu sumber daya yang dimiliki daerah yang harus diberdayakan demi peningkatan pembangunan dan pertumbuhan ekonomi suatu daerah. Struktur umur dalam analisis penduduk merupakan faktor utama dan alat analisis dalam sumber daya manusia untuk suatu daerah. Hal ini karena struktur penduduk menurut umur memberikan suatu potensi
dan informasi mengenai potensi sumber daya manusianya, sedangkan tingkat ketergantungan penduduk menurut umur serta berbagai karakteristik penduduk dan sumber daya yang lainnya. Berikut tabel komposisi perbandingan jumlah penduduk Kabupaten Polewali Mandar.
Tabel 4.3
Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin di Kabupaten Polewali Mandar Tahun 2015
Kelompok umur Laki-laki Wanita Jumlah/total 0 – 4 20,814 19,589 40,403 5 – 9 21,307 20,092 41,403 10 – 14 23,700 22,852 46,552 15 – 19 21,219 20,289 41,508 20 – 24 19,574 19,418 38,692 25 – 29 16,187 16,909 33,096 30 – 34 14,790 16,212 31,002 35 – 39 14,618 15,995 30,613 40 – 44 14,618 15,393 29,492 45 – 49 11,714 12,785 24,499 50 – 54 9,008 9,783 18,791 55 – 59 9,008 7,800 14,308 60 – 64 4,819 5,891 10,710 65 – 69 3,613 4,904 8,517 70 + 5,293 7,914 13,207 Total 206,963 216,830 422.793
Sumber: Badan Pusat Statistik Kabuapten Polewali Mandar, Tahun 2016
Tabel diatas menunjukkan jumlah penduduk Kabupaten Polewali Mandar berdasarkan umur dan jenis kelamin, yaitu sebesar 422,793 jiwa pada tahun 2015, dengan komposisi jumlah laki-laki sebesar 206.963 dan jumlah perempuan sebesar 215.830.
Pada tabel diatas dapat dilihat jumlah laki-laki pada tahun 2015 sebesar 206.963 jiwa, jika dilihat gambaran penduduk laki-laki sebagian besar adalah berumur 10-14 tahun yang berjumlah 23.700 jiwa diikuti oleh kelompok umur 5-9 tahun 21.307 jiwa sedangkan kelompok umur yang paling rendah adalah kelompok 65-69 tahun yang hanya 3.613 jiwa.
Jumlah penduduk perempuan Kabupaten Polewali Mandar yang mencapai 215.830 jiwa dimana komposisi penduduk perempuan ini sebagian besar berusia produktif. Kelompok yang paling besar adalah kelompok umur 10- 14 tahun sebesar 22.852 jiwa yang diikuti oleh kelompok umur 15-19 tahun dengan jumlah 20.289 jiwa, selanjutnya kelompok umur 0-4 tahun dengan jumlah 20.096 jiwa sedangkan kelompok perempuan yang paling rendah adalah berumur 65-69 tahun sebesar 4.904 jiwa. Ini menunjukkan bahwa jumlah penduduk yang masuk usia produktif lebih banyak laki-laki daripada perempuan. Jumlah penduduk di Kabupaten Polewali Mandar akan terus tumbuh seiring dengan perkembangan Kabupaten Polewali Mandar itu sendiri.
Adapun tabel jumlah penduduk yang berumur 15 tahun keatas yang bekerja menurut lapangan usaha di Kabupaten Polewali Mandar sebagai berikut:
Tabel 4.4
Jumlah Penduduk Yang Berumur 15 Tahun Keatas Yang Bekerja Menurut Lapangan Usaha di Kabupaten Polewali Mandar Tahun 2018.
No Jenis Pekerjaan Jumlah Angkatan Kerja 1 Pertanian 90.937 2 Perdagangan 34.733 3 Jasa 27.998 4 Industry 21.254 5 Lainnya 22.667 Total 197.589
Sumber: Kabupaten Polewali Mandar Dalam Angka 2019
Tabel diatas menunjukan lapangan usaha di kabupaten polewali mandar dimana lapangan usaha Pertanian paling banyak menyerap pekerja sebanyak 90.937 jiwa, dibidang Perdagangan meyerap pekerja sebanyak 34.733 jiwa. Dibidang jasa menyerap pekerja sebanyak 27.998 jiwa, dibidang industri menyerap pekerja sebanyak 21.254 jiwa dan di
bidang lainnya sebanyak 22.667 jiwa. Adapaujn total jiwa yang bekerja di kabupaten polewali mandar pada tahun 2018 yaitu sebanyak 197.589 jiwa.
B. Hasil Penelitian
Wilayah Kabupaten Polewali Mandar terdiri atas dataran tinggi, rendah dan pesisir pantai termasuk juga daerah sekitar aliran sungai Mandar dan Maloso. Kecamatan yang letaknya di bagian utara pada umunya memiliki perbukitan dan dan pegunungan yang berpotensi dijadikan cadangan untuk ekosistem guna mendukung pembangunan berwawasan lingkungan sedangkan kecamatan yang letaknya di bagian selatan yang memiliki garis pantai adalah daratan rendah yang berpotensi untuk pengembangan pertanian, perkebunan dan perikanan, daratan dan laut.
1. Infrastruktur Jalan
Jalan merupakan prasarana angkutan darat yang sangat penting untuk memperlancar kegiatan perekonomian suatu daerah. Sebagian besar wilayah (>78% dari luas kabupaten) memeliki topografi bergunung dengan, kelas lereng dominan 41 – 60% dan >60%. Sisanya didominasi oleh topografi datar dengan kelas lereng 2. Kabupaten ini memiliki tidak kurang dari 43 gunung dan 35 sungai diantaranya 5 aliran sungai besar yang mengaliri wilayah kabupaten ini. Dua sungai terpanjang adalah sungai Maloso dan sungai Mandar, masing-masing adalah 95 km dan 90 km.
Tabel 4.5
Panjang Jalan Menurut Pemerintahan yang Berwenang di Kabupaten Polewali Mandar Tahun 2014-2018 (Km)
Jenis
Jalan Negara Jalan Provinsi Jalan Kabupaten Jalan Panjang Jalan Total 2014 68,80 161,17 874,766 1104,736 2015 68,80 161,17 874,766 1104,736 2016 141,31 165,55 874,766 1181,626 2017 114,22 143,94 874,766 1132,926 2018 89,78 146,61 874,766 1111,156
Sumber: Data Dinas BALITBANGREN Kabupaten Polewali Mandar, 2019
Usaha pembangunan yang meningkat menuntut adanya sarana transportasi untuk menunjang mobilitas penduduk dan kelancaran distribusi barang dari daerah satu ke daerah lain. Panjang jalan di Kabupaten Polewali Mandar pada tahun 2014 sepanjang 1104,736 dimana jalan negara sepanjang 68,80 km, jalan provinsi sepanjang 161,17 km dan jalan kabupaten 874,766. Pada tahun 2015 panjang jalan sama dengan tahun sebelumnya dimana panjang jalan negara sepanjang 68,80 km, jalan provinsi sepanjang 161,17 km dan jalan kabupaten 874,766 km. tahun 2016 sepanjang 1181,626 km dimana panjang jalan Negara 141,31 km, jalan provinsi 165,55 km dan jalan kabupaten sepanjang 874,766 km. Tahun 2017 sepanjang 1132,926 km dimana panjang jalan Negara 114,22 km, jalan provinsi 143,94 km, jalan kabupaten 874,766 km dan pada tahun 2018 sepanjang 1111,156 km yang terdiri dari 89,78 km jalan negara, 146,61 km jalan provinsi, 874,766 km jalan kabupaten.
2. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) dan Pendapatan Ekonomi
PDRB merupakan salah satu indikator untuk mengetahui kondisi perekonomian pada suatu daerah dala satu periode tertentu. PDRB Atas Dasar Harga (ADH) berlaku atau nominal dan PDRB atas dasar harga konstan atau riil. PDRB atas dasar harga berlaku digunakan untuk mengetahui perkembangan struktrur ekonomi, sementara PDRB atas dasar harga konstan digunakan untuk mengetahui pertumbuhan ekonomi dari tahun ke tahun. Penggunaan atas dasar harga konstan ini dimaksudkan untuk menghindari pengaruh perubahan harga, sehingga perubahah yang diukur untuk menghindari pengaruh perubahan harga, sehingga perubahan yang diukur merupakan perubahan riil ekonomi.
Tabel 4.6
PDRB dan Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Polewali Mandar Periode 2014-2018 Berdasarkan Harga Konstan tahun 2010
Tahun Konstan (Juta Rupiah) PDRB Harga Pertumbuhan Ekonomi (%)
2014 6.772.589 7.31
2015 7.254.311 7.11
2016 7.784.967 7.32
2017 8.355.344 7.33
2018 8.878.283 6.26
Sumber: Badan Pusat Statistik 2019
Tabel diatas menunjukan pada tahun 2014 PDRB Kabupaten Polewali Mandar berjumlah 6,772.589 dengan Pertumbuhan Ekonomi sebesar 7.31%. Pada tahun 2015 PDRB Kabupaten Polewali Mandar mangalami penurunan harga yaitu 7,254.311 begitu juga dengan Pertumbah Ekonominya megalami
penurunan dari tahun sebelumnya yaitu 7.11%. Pada tahun 2016 PDRB Kabupaten Polewali Mandar mengalami kenaikan sebesar 7,784.967 begitu juga dengan Pertumbuhan Ekonominya mengalami kenaikan sebesar 7.32%. Pada tahun 2017 Pdrb Kabupaten Polewali Mandar kembali mengalami kenaikan harga sebesar 8,355.344 begitu juga dengan Pertumbuhan Ekonomi mengalami kenaikan sebesar 7.33%. di tahun 2018 PDRB Kabupaten Polewali Mandar mengalami perubahan dari tahun sebelumnya yaitu 8.878.283 namun Pertumbuhan Ekonominya mengalami penurunan dari tahun sebelumnya yaitu 6.26%.
3. Analisis Data
Untuk mengetahui pengaruh dari variabel X terhadap variabel Y maka dilakukan pengolahan data menggunakan SPSS. Dalam penelitian ini terdapat 1 variabel bebas yaitu infrastruktur jalan (X) dan variabel terikat yaitu pertumbuhan ekonomi (Y). Dengan menggunakan data selama satu periode tahun 2014-2018, untuk menguji ada tidaknya pengaruh dari variabel bebas terhadap variabel terikat maka dilakukan pengujian model regresi linear sederhana dengan bantuan program komputer SPSS.
a. Analisis Regresi Linier Sederhana
Analisis regresi linier sederhana dilakukan untuk mengetahui besarnya variabel independen terhadap variabel dependen yang diukur dengan menggunakan koefisien regresi. Metode ini menghubungkan antara variabel independen dengan variabel dependen. Adapun analisis regresi linier sederhana dapat dilihat pada tabel 4.7 dibawah ini.
Tabel 4.7
Regresi linear sederhana Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
B Std. Error Beta t Sig. 1 (Constant) 1.301 8.542 .152 .889
X .005 .008 .363 .675 .548 a. Dependent Variable: Y1
Dari hasil analisis regresi sederhana diatas maka diketahui bahwa persamaan regresi adalah sebagai berikut:
Y= 1,301 + 0,005 X
1) Berdasarkan persamaan regresi diatas diketahui bahwa nilai konstanta sebesar 1,301 artinya jika variabel independen (infrastruktur jalan) diasumsikan tidak mengalami perubahan (konstan) maka variabel dependen (pertumbuhan ekonomi) sebesar 1,301%.
2) Nilai koefisien regresi variabel pengeluaran infrastruktur jalan (X) bernilai positif sebesar 0,005 artinya apabila terjadi peningkatan variabel infrastruktur jalan sebesar satu satuan maka pertumbuhan ekonomi akan meningkat sebesar 0,005%.
b. Uji Statistik
1) Uji Parsial (uji t)
Uji t merupakan pengujian terhadap koefisien dari variabel bebas secara parsial. Uji ini dilakukan untuk melihat tingkat signifikansi dari veriabel bebas secara individu dalam mempengaruhi variasi dari variabel terikat. Dengan kata lain, untuk mengetahui apakah variabel terikat dapat menjelaskan perubahan yang terjadi pada variabel
bebas secara nyata. Jika t hitung > t tabel H1 diterima (signifikan) dan
jika t hitung < t tabel H0 diterima (tidak signifikan) digunakan untuk
membuat keputusan apakah hipotesis terbukti atau tidak. Dimana tingkat signifikan yang digunakan yaitu 5%. Adapun t tabel yaitu : n-k-1(5-4-1) = 3. Jadi t tabel 1.63774. Adapun hasil uji t-hitung sebagai berikut
Tabel 4.8 Uji-t
Analisis T-Hitung Signifikan constant .152 .889
X .675 .548
Berdasarkan uji t hitung yang dapat dilihat pada tabel koefisien pada tabel 4.8 diketahui bahwa nilai t hitung variabel independen Infrastruktur jalan (X) adalah 0,675 < t tabel 1,63774 dan tingkat signifikan 0,548 > dari 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel independen Infrastruktur jalan (X) tidak berpengaruh terhadap variabel dependen pertumbuhan ekonomi (Y). dengan kata lain hipotesis tidak terbukti.
2) Uji Koefisien Determinasi (R²)
Koefisien determinasi (R²) Pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi-variasi dependen. Nilai koefisien determinasi adalah nol dan satu. Nilai R² yang kecil berarti kemampuan variabel dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel independen memberikan
hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi vasiasi variabel dependen. Tabel 4.9 Model Summary Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate 1 .363a .132 -.157 .494579 a. Predictors: (Constant), X
Berdasarkan tabel 4.9 di atas maka diketahui bahwa nilai koefisen determinasi (R²) yaitu sebesar 0,132 atau sebesar 13,2%. Hal ini berarti variasi naik turunnya variabel pertumbuhan ekonomi ditentukan oleh infrastruktur jalan (X) dan pertumbuhan ekonomi (Y) berpegaruh sebesar 13,2% dan sisahnya 86,8% merupakan pengaruh dari faktor lain yang tidak dimasukkan kedalam penelitian.
C. Pembahasan
Hasil dari penelitian ini memperlihatkan bahwa tidak terdapat pengaruh variabel independen (X) terhadap variabel dependen (Y) atau hipotesis tidak terbukti. Hal ini dapat dilihat pada hasil uji statistik secara parsial dimana t-hitung < t-tabel (0,675 < 1,63774) dimana taraf signifikansi lebih besar dari 0,05 dan (0,548 > 0,05) sehingga dapat disimpulkan bahwa Infrastruktur jalan (X) tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi (Y) di Kabupaten Polewali Mandar.
Hasil penelitian inipun diperkuat dengan hasil uji statistik Koefisien determinasi (R²) dimana nilai R sangat kecil sehingga variabel variabel independen Infrastruktur jalan (X) hanya mampu menjelaskan variabel