• Tidak ada hasil yang ditemukan

STRATEGI PEMASARAN PENDIDIKAN DALAM MENARIK MINAT SISWA BARU DI SMKIT NURUL QOLBI BEKASI Skripsi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "STRATEGI PEMASARAN PENDIDIKAN DALAM MENARIK MINAT SISWA BARU DI SMKIT NURUL QOLBI BEKASI Skripsi"

Copied!
168
0
0

Teks penuh

(1)

STRATEGI PEMASARAN PENDIDIKAN DALAM MENARIK

MINAT SISWA BARU DI SMKIT NURUL QOLBI BEKASI

Skripsi

“Diajukan Kepada Fakultas Tarbiyah dan Keguruan”

“Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)” Disusun “Oleh””: Muhammad Fikri (11160182000003)

“PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN”

UIN “SYARIF” HIDAYATUALLAH JAKARTA

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

ii

“ABSTRAK”

Muhammad Fikri (“NIM”: 11160182000003). Strategi Pemasaran Pendidikan dalam Menarik Minat Siswa Baru di SMKIT Nurul Qolbi Bekasi.

“Skripsi Program Strata 1 (S1) Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta”.

“Penelitian ini bertujuan (1) untuk mengetahui dan mendeskripsikan data mengenai strategi penentuan pasar sasaran, strategi penentuan posisi pasar persaingan dan strategi bauran pemasaran yang dilakukan oleh sekolah” SMKIT Nurul Qolbi Bekasi dalam meningkatkan minat siswa baru. (2) Untuk mendeskripsikan terkait minat siswa baru di sekolah SMKIT Nurul Qolbi Bekasi.

“Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif. Pengumpulan data pada penelitian ini yaitu wawancara, observasi dan studi dokumen. Teknik analisis data yang digunakan yaitu dengan melakukan reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan”.

Hasil penelitian menunjukan bahwa sekolah SMKIT Nurul Qolbi telah menerapkan startegi “pemasaran pendidikan yang cukup baik, beberapa program dan pelayanan yang ditawarkan dapat menarik selera dan minat masyarakat, kegiatan promosi yang dilakukan sekolah berjalan cukup baik dan dikelola secara terpusat oleh pihak yayasan dan dibantu oleh kepala sekolah”. Kegiatan promosi yang dilakukan ada dua macam yaitu ketika PPDB dan ketika diluar PPDB. Promosi yang dilakukan ketika PPDB yaitu dengan pemasangan spanduk, pamflet, dan pembagian brosur. Selain itu juga pernah melakukan presentasi ke SMP/MTS dan Masyarakat. Kemudian untuk promosi yang dilakukan diluar PPDB yaitu dengan melakukan kegiatan-kegiatan seperti mengikuti perlombaan, pawai pada saat menyambut hari besar islam dengam memberikan informasi tentang kegiatan sekolah, memperat hubungan dengan masyarakat yaitu dengan pembagian jadwal imsakkiyah, pembagian zakat fitrah dan daging kurban pada masyarakat di sekitar sekolah.

(7)

iii ABSTRACT

Muhammad Fikri (“NIM: 11160182000003). “Educational Marketing Strategy”” in “Attracting” New Students' Interest in The SMKIT Nurul Qolbi Bekasi. “Minithesis Strata 1 (S1) Faculty Of Teacher Training” Science, “Islamic State University Syarif Hidayatullah Jakarta”.

“The research purposes (1) to know and describe the data about the target market strategy, competitive positioning strategy and marketing mix strategy that are used by the” SMKIT Nurul Qolbi Bekasi in attracting New Student‟s in school.(2) to describe about the school of attracting new student‟s the SMKIT Nurul Qolbi Bekasi. “The data” collection “of this research are interview, observation and document studies”.

“Technique analysis that use are data reduction, data display, and verification.

The Results showed that the” SMKIT Nurul Qolbi Bekasi “has implemented the marketing strategy of good education” service, “some programs and services” offeres “can attract the taste and interest of the community, the promotion activities conducted by the school run well enough and managed centrally by the foundation” and assited by principal. There are two kinds of promotional activities, namely when PPDB and when outside PPDB. Promotions carried out during PPDD include installing banners, pamphlets, and distributing brochures. In addition, he also made presentations to SMP / MTS and the community. Then for promotions carried out outside PPDB, namely by carrying out activities such as participating in competitions, parades when welcoming Islamic holidays by providing information about school activities, strengthening relations with the community, namely by sharing imsakkiyah schedules, distributing zakat fitrah and sacrificial meat to the community in around school.

(8)

iv

Bismillahirrahmanirrahmin

Alhamdulillahirabbilaalamin. Segala puji dan syukur penulis ucapkan

syukur atas kehadirat Allah SWT yang senantiasa memberikan nikmat, rahmat dan karunia-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini sebagai persyaratan dalam mendapat gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd). Shalawat serta salam semoga Allah limpahkan kepada junjungan Nabi Muhammad SAW yang telah membimbing umatnya untuk menuju kesuksesan dunia dan akhirat.

Penulis menyadari bahwa rasa bangga dan kebahagiaan yang telah tercapai ini tidak lepas dari adanya dukungan dan kerjasama banyak pihak. Oleh karenanya, kepada semua pihak yang telah memberikan bimbingan dan bantuan baik materil dan non materil kepada penulis untuk kelancaran dalam penulisan skripsi ini. Atas segala hormat serta kerendahan hati, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :

1. Terkasih kedua orangtua yang senantiasa memberikan do‟a terbaiknya dan selalu mendukung baik secara materil maupun non materil, kalian adalah alasan bagi penulis untuk menyegerakan kelulusan ini agar bisa sukses semuda mungkin dan dapat membahagiakan serta bermanfaat untuk agama dan bangsa.

2. Dr. Sururin M.Ag, Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta;

3. Dr. Muarif SAM, M.Pd, Ketua Jurusan Manajemen Pendidikan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta; 4. Drs. Rusydy Zakaria, M.Ed.I, Dosen Penasehat Akademik yang telah

memberikan motivasi dan pengarahan selama menjalani perkuliahan;

5. Dr. Hasyim Asy‟ari M.Pd dan Dr. Salman Tumanggor, M.Pd, selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang telah meluangkan banyak waktu, tenaga dan pikirannya untuk memberikan pengarahan dan dukungan kepada penulis sehingga dapat terselesaikannya skripsi ini dengan baik;

(9)

v

6. “Seluruh Dosen dan Staff Jurusan Manajemen Pendidikan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah mendidik dan memberikan pelayanan jasa pendidikan terbaik selama penulis menjalani perkuliahan”;

7. Bapak Basri S.Pd Kepala Sekolah SMKIT Nurul Qolbi Bekasi yang “telah memberikan izin untuk melakukan penelitian, serta untuk para guru, staf dan orangtua siswa di” SMKIT Nurul Qolbi Bekasi yang “telah bersedia meluangkan waktunya untuk memberikan informasi data sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini”.

8. Ibu Septimawati S.Si, M.Pd Wakasek Bidang Manajemen Mutu dan Guru Mata Pelajaran Fisika yang “telah memberikan izin dan meluangkan waktunya untuk memberikan informasi mengenai data penelitian”

9. Adikku (Annisa Fitria Rahmah) “yang selalu mendukung, mendo‟akan” akan

“memberikan semangat”.

10. “Teman- teman seperjuangan Manajemen Pendidikan Angkatan 2016 terutama untuk” (Intan, Indah, Rifqa, Nida, Peacia, Dian, Devi, Hafni dan Nunu) terima kasih atas kebersamaan yang penuh kenangan di masa kuliah. 11. Perpustakaan Utama UIN, Perpustakaan FITK, yang telah menyediakan

berbagai buku, jurnal dan karya tulis.

“Penulis mengucapkan terimakasih untuk pihak-pihak yang tidak penulis sampaikan satu persatu. Semoga segala bentuk bantuan, dukungan dan partisipasi yang diberikan kepada penulis, mendapatkan balasan yang berlipat ganda dari Allah SWT”. “Aamiin”

“Akhir kata, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak da;am bidang kependidikan dan bidang umum lainnya, khususnya bermanfaat bagi diri penulis. Penulis memohon maaf apabila dalam penulisan skripsi ini terdapat banyak kekurangan”.

Bekasi, 31 Oktober 2020 Penulis Muhammad Fikri

(10)

vi DAFTAR ISI ABSTRAK ... ii ABSTRACT ... iii KATA PENGANTAR ... iv DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah... 1

B. Identifikasi Masalah ... 6

C. Pembatasan Masalah ... 7

D. Perumusan Masalah ... 7

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 8

BAB II KAJIAN TEORI ... 8

A. Strategi Pemasaran Jasa Pendidikan ... 8

1. Pengertian Strategi ... 8

2. Pengertian Pemasaran Jasa Pendidikan ... 9

3. Fungsi dan Tujuan Pemasaran Pendidikan ... 13

4. Strategi Pemasaran Jasa Pendidikan ... 16

B. Minat Peserta Didik Baru ... 27

1. Pengerian Minat Peserta Didik Baru ... 27

2. Faktor yang Mempengaruhi Minat ... 28

C. Hasil Penelitian yang Relevan ... 30

D. Kerangka Berfikir ... 32

BAB III METODELOGI PENELITIAN ... 31

A. Tempat dan Waktu Penelitian ... 31

B. Metode Penelitian ... 32

C. Sumber Data ... 33

(11)

vii

E. Teknik Pengumpulan Data ... 38

F. Pemeriksaan atau Pengecekan Keabsahan Data ... 39

G. Analisis Data ... 41

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 42

A. Gambaran Umum Obyek Penelitian ... 42

B. Deskripsi Hasil Penelitian ... 51

C. Strategi Bauran Pemasaran (Marketing Mix Strategy) ... 60

BAB V PENUTUP ... 80

A. Kesimpulan ... 80

B. Saran ... 81

DAFTAR PUSTAKA ... 82

(12)

viii

3.1 Pelaksanaan Penelitian ... 31

3.2 Kisi-kisi Instrumen Wawancara ... 33

3.3 Kisi-kisi Instrumen Observasi Penelitian ... 34

3.4 Kisi-kisi Instrumen Studi Dokumen Penelitian ... 34

4.1 Daftar guru dan staff di SMKIT Nurul Qolbi Bekasi ... 44

4.2 Data Siswa Empat Tahun Terakhir ... 46

4.3 Jumlah Perkembangan Siswa/I SMKIT Nurul Qolbi Bekasi ... 46

4.4 Daftar Sarana Kelas di SMKIT Nurul Qolbi Bekasi... 47

4.5 Daftar Sarana dan Prasarana di SMKIT Nurul Qolbi Bekasi ... 48

4.6 Program Kegiatan Peserta Didik di SMKIT Nurul Qolbi Bekasi ... 49

4.7 Prestasi Peserta Didik SMKIT Nurul Qolbi Bekasi ... 50

4.8 Perbedaan Pengelolaan Smk Negeri dan Swasta ... 56

(13)

ix

DAFTAR GAMBAR

4.1 Peta Sekolah ... 66 4.2 Bangunan Sekolah SMKIT Nurul Qolbi Bekasi ... 76

(14)
(15)

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Tingkat persaingan dalam dunia pendidikan menutut setiap pemasar untuk mampu melaksanakan kegiatan strategi pemasaran yang efektif dan efisien. Kegiatan pemasaran tersebut membutuhkan sebuah konsep pemasaran yang mendasar sesuai dengan kepentingan pemasaran dan kebutuhan serta keinginan pelanggan. Dalam hal ini, strategi pemasaran jasa pendidikan memiliki posisi yang sangat dimana dunia telah memasuki zaman globalisasi, zaman dimana iklim kompetitif sudah masuk di semua line kehidupan.

Persaingan tersebut juga berlaku dalam dunia pendidikan, meskipun lembaga pendidikan tidak termasuk lembaga profit,namun pengelolaannya tidak bisa dilakukan secara tradisional akan tetapi membutuhkan kemampuan khusus sehingga output pendidikan memiliki daya saing tinggi untuk dapat bersaing ditingkat global. Saat ini paradigma dalam memandang pendidikan mulai bergeser, yang awalnya pendidikan di pandang dan dikaji sebagai aspek social, sekarang orang melihat pendidikan sebagai corporate.1

“Pendidikan dipercaya sebagai alat untuk meningkatkan taraf hidup manusia. Melalui pendidikan, manusia menjadi cerdas, memiliki” kemampuan atau “skill, sikap hidup yang baik, sehingga dapat bergaul dengan baik di masyarakat”. “Pendidikan menjadi investasi yang” memberi

“keuntungan sosial”“dan pribadi yang menjadikan bangsa” bermartabat “dan” individunya “menjadi” “manusia yang memiliki derajat”.2Lembaga yang dimaksud adalah sebuah sekolah. Agar bisa mempertahankan eksistensinya, sekolah dituntut untuk dapat memasarkan madrasahnya, karena bagaimanapun bagusnya suatu sekolah jika tidak dipromosikan secara

1 Arifin Zainal, Penelitian Pendidikan (Metode Paradigma Baru), (Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya,201414), hlm. 20

2

Engkoswara, Mahmud, Pengantar Pemasaran Modern, (Yogyakarta: UUP AMP YKPN, 2005), hlm.14

(16)

maksimal akan berdampak pada minimnya jumlah siswa dan tidak dikenalnya sekolah tersebut di kalangan masyarakat. “Pemasaran menjadi sesuatu yang mutlak harus dilaksanakan oleh sekolah, selain ditujukan untuk memperkenalkan, pemasaran di lembaga pendidikan” berfungsi “untuk membentuk citra baik terhadap lembaga” dan menari minat “sejumlah calon siswa”.3

Philip Kotler dan Topor menyatakan dalam bukunya Muhaimin, bahwa citra yang positif merupakan asset yang sangat berharga di pasar. Image yang positif juda modal dasar yang kuat dalam mempengaruhi harapan pelanggan. Citra baik tersebut salah satunya dilakukan dengan cara memengaruhi kebutuhan dan harapan pelanggan agar sesuai dengan produk dan layanan yang ada di sekolah atau madrasah. Dengan demikian, calon siswa lebih tertarik untuk masuk sekolah atau madrasah tersebut.4 Maka dari itu, sekolah harus berusaha untuk dapat menghasilkan produk yang berkualitas, layanan yang memuaskan, dan didukung dengan promosi yang maksimal agar hasil yang diharapkan akan tercapai. “Pemasaran adalah suatu proses sosial dan manajerial dimana individu dan kelompok mendapatkan kebutuhan dan keinginan” bersama “dengan menciptakan, menawarkan dan saling bertukar sesuatu yang bernilai, satu” dengan lainnya.5 Ada komponen kunci yang dapat dijadikan bahan analisis untuk memahami konsep pemasaran pendidikan, yaitu konsep pasar. Pasar merupakan tempat bertransaksi berbagai komoditas yang dihasilkan produsen dengan yang dibutuhkan, diinginkan dan diharapkan konsumen. Pemasaran adalah proses transaksional untuk meningkatkan harapan, keinginan dan kebutuhan calon konsumen sehingga calon konsumen menjadi teransang untuk memiliki produk yang ditawarkan dengan mengeluarkan imbalan yang disepakati.6

3 Muhaimin, dkk, Manajemen Pendidikan: Aplikasinya dalam penyusunan Pengembangan

Sekolah/ Madrasah, (Jakarta: Kencana, 2009), hlm. 101

4 Ibid., hlm. 100

5 Bahtiar Yoyon, Pemasaran Pendididkan, (Modul Pendidikan Administrasi UPI,

Administrasi Pendidikan)

6

Tim Dosen Administrasi Pendidikan UPI, Manajemen Pendidikan, (Bandung: Alfabeta, 2011), hlm. 334

(17)

“Pemasaran adalah proses” social “yang dengan proses itu individu dan kelompok mendapatkan apa yang” mereka “butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan” apa “yang” mereka butuhkan dan “secara bebas mempertukarkan produk”dan jasa “yang bernilai dengan pihak lain”. Jadi, tujuan pemasaran jasa pendidikan “adalah mengetahui dan memahami pelanggan” jasa pendidikan “dengan baik sehingga produk” pendidikan “atau jasa” pendidikan “itu cocok dengan pelanggan” jasa pendidikan dan selanjutnya mampu menjual dirinya sendiri. Idealnya, pemasaran jasa pendidikan “harus menghasilkan pelanggan” jasa pendidikan “yang siap membeli. Yang dibutuhkan selanjutnya adalah menyediakan produk” pendidikan “atau jasa pendidikan “itu”.7

“Fungsi pemasaran pada organisasi yang berorientasi laba (perusahaan) dengan organisasi” non-laba (“sekolah”) tentu “berbeda”. Perbedaan yang nyata terlerak pada cara organiasi dalam “memperoleh sumber dana yang” dibutuhkan “untuk melakukan” berbagai aktivitas perusahaan, “memperoleh” modal pertamanya “dari” para investor atau pemegang saham dan jika perusahaan telah beroperasi, maka “dana perusahaan operasional diperoleh dari hasil penjualan produk yang dihasilkan oleh perusahaan. Sebaliknya organisasi non-profit laba (sekolah) “memperoleh” dana dari sumbangan para donator atau lembaga induk yang tidak meminta imbalan apapun dari organisasi tersebut.8

Pelaksanaan strategi pemasaran jasa pendidikan sekolah yang tepat akan memicu tumbuh kembangnya pendidikan di dalam suatu lembaga pendidikan. Pada akhirnya hasil pendidikan yang berupa sumber daya manusia akan dapat digunakan untuk kebutuhan masayarakat di luar maupun di dalam bidang pendidikan itu sendiri. Hal itu juga berlaku dalam dunia pendidikan, meskipun lembaga pendidikan tidak termasuk lembaga profit, namun pengelolaanya tidak dapat dilakukan secara tradisional akan tetapi membutuhkan kemampuan khusus sehingga output pendidikan memiliki daya

7

Wijaya, David, Pemasaran Jasa Pendidikan, (Jakarta: Salemba Empat, 2012), hlm.48

(18)

saing tinggi untuk dapat bersaing ditingkat global. Apalagi saat ini paradigma dilihat dan dikaji dari aspek sosial, sekarang orang memiliki pendidikan lebih pada sebuah corporate. Artinya, lembaga pendidikan dipahami sebagai suatu organisasi produksi yang menghasilkan jasa pendidikan yang dibeli oleh para konsumen. Apabila produsen tidak mampu memasarkan hasil produksinya, dalam hal ini jasa pendidikan disebabkan mutunya tidak dapat memuaskan konsumen, maka produksi jasa yang ditawarkan tidak laku.

Strategi tersebut diadopsi dari dunia bisnis, dimana istilah marketing terfokus ada sisi kepuasaan konsumen dengan memakai dasar pemikiran yang logis: jika konsumennya tidak puas, berarti marketingnya gagal. Dengan kata lain, jika lembaga pendidikan yang memproses jasa pendidikan tidak mampu memuaskan users education sesuai dengan kebutuhan pasar, maka lembaga pendidikan tersebut tidak akan berlaku untuk terus eksis.9

Adapun tujuan dari pemasaran adalah membantu pengelola suatu organisasi untuk memutuskan produk apa yang mesti ditawarkan terlebih dahulu dan menghasilkan kepuasan bagi pihak-pihak yang terlihat. Di lembaga pendidikan pemasaran bertujuan untuk memberi informasi kepada masyarakat tentang produk sekolah, meningkatkan minat dan ketertarikan masyarakat tentang produk sekolah, membedakan produk sekolah dengan produk sekolah lainnya, memberi penekanan nilai lebih yang diterima masyarakat atas produk yang ditawarkan, dan menstabilkan eksistensi serta kebermaknaan sekolah di masyarakat.

Dalam kaitannya dengan pemasaran, kegiatan manajemen pemasaran sangat diperlukan oleh sekolah guna tercapainya peningkatkan penerimaan peserta didik, sebuah sekolah harus tetap eksis dengan adanya jumlah peserta didik baru minimal 2 rombel atau 2 kelas yang perkelasnya berisi 25-30 siswa. Manajemen pemasaran yang baik ialah melakukan kegiatan menganalisis, merencakan, mengimplementasi, dan mengawasi segala kegiatan (program),

9

Sri Minari, Manajemen Sekolah (Mengelola Lembaga Pendidikan Secara Mandiri), (Yogyakarta: Ar-Ruz Media, 2011), hlm. 370-371

(19)

guna memperoleh tingkat “pertukaran yang menguntungkan dengan pembeli sasaran” dalam rangka “mencapai tujuan organisasi”.10

Berdasarkan studi pendahuluan dalam bentuk wawancara dengan Bapak Basri selaku Kepala Sekolah dan juga ikut menjadi panitia dalam kegitan PPDb (Penerimaan Peserta Didik Baru) bahwasanya Yayasan Sofwatul Qolbi ini sudah berdiri dari tahun 2004 yang pada awalnya mendirikan Strata SD saja, dan sekarang berkembang hingga Strata SMK. SMKIT Nurul Qolbi sendiri sudah berdiri 10 tahun lamanya. Berdirinya Yayasan Sofwatul Qolbi ini didasari dengan adanya tujuan untuk mendidik siswa agar menguasai ilmu pengetahuan umum, serta bertujuan untuk pembentukan karakter yang baik agar siswa bisa mandiri saat sudah lulus, mengingat output/ lulusan yang dihasilkan di SMKIT Nurul Qolbi ini ialah tenaga- tenaga kerja yang sudah mempunyai keterampilan di bidang yang mereka kuasai dan siap untuk terjun di dunia industri kerja. SMKIT Nurul Qolbi juga mempunyai tujuan untuk meningkatkan mutu dan menghasilkan siswa yang cerdas, mandiri dan agamis.

Dengan banyaknya sekolah baik yang berstatus negeri maupun swasta yang sederajat terurama di Kecamatan Tarumajaya, namun grafik minat siswa baru untuk mendaftar di SMKIT Nurul Qolbi Bekasi meningkatkan setiap tahunnya, hal tersebut dikarenakan sekolah untuk terus meningaktkan pelayanan terbaiknya di SMKIT Nurul Qolbi dan memiliki program unggulamn yaitu Tahfizul Al-Qur‟an.

Melalui observasi pra penelitian juga di SMKIT Nurul Qolbi Bekasi adalah sekolah yang berada di Kecamatan Tarumajaya, Kabupaten Bekasi dan merupakan salah satu lembaga swasta serta menjadi pilihan penulis untuk dikaji strategi pemasaran pendidikannya, karena SMKIT Nurul Qolbi merupakan salah satu madrasah yang berada di Kecamatan Tarumajaya yang sudah memperoleh akreditasi A sudah lebih 3 kali berturut-turut, dengan pencapaian akreditas ini merupakan sebuah nyawa bagi madrasah agar tetap

10

Buchari Alma, Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa, (Bandung: Alfabeta, 2014), hlm. 130

(20)

eksis dan diminati banyak masyarakat. Hal ini dilatarbelakangi hasil wawancara penulis dengan Kepala Sekolah SMKIT Nurul Qolbi yaitu Bapak Basri, beliau mengatakan “manajemen pemasaran merupakan langkah yang dilakukan mulai dari perencanaan untuk mencapai tujuan yang diinginkan, dalam pelakasanaan pemasaran beliau mengartikan sebagai suatu usaha/

entrepreneurship, tetapi usaha disini bukan sebagai bisnis melainkan usaha

untuk mendapatkan kepercayaan dari masyarakat. Pemasaran sangatlah perlu dan penting dilakukan agar pelanggan tahu, serta paham terkait apa yang ditawarkan, selain itu, kami juga menggunakan strategi pemasaran yang tersusun agar program-program yang kita buat dapat terlaksana dengan baik dan benar sesuai dengan tujuan”.11

Adanya strategi pemasaran ini menjadikan jumlah peserta didik yang berminat untuk masuk ke SMKIT Nurul Qolbi Bekasi semakin meningkat. Berdasarkan pemaparan diatas SMKIT Nurul Qolbi Bekasi berusaha semaksimal mungkin untuk selalu memberikan layanan pendidikan sebaik mungkin, mulai dari pelayanan jasa yang prima, pelayanan fasilitas, mutu yang terjamin dan pembinaan karakter. Dengan demikian hal itu harus disertai dengan pemasaran yang baik dan tenaga pendidik yang berkompeten dalam menyusun semua strategi yang disiapkan. Berdasarkan hal itulah peneliti tertarik untuk melakukan penelitian terhadap Strategi Pemasaran Jasa Pendidikan dalam Menarik Minat Siswa Baru di SMKIT Nurul Qolbi Bekasi. B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan pemaparan latar belakang masalah, maka penulis menjabarkan indentifikasi masalah sebagai berikut :

1. Persaingan antar sekolah yang semakin ketat.

2. Munculnya pandangan masyarakat terhadap lembaga swasta yang mahal tanpa terlebih dulu mengetahui kualitas pendidikan yang ditawarkan. 3. Optimalisasi media komunikasi pemasaran yang belum dapat digunakan

secara optimal demi menunjang kegiatan pemasaran jasa pendidikan.

11

(21)

4. Kurangnya tenaga kependidikan yang ahli dalam mengelola dan menjalankan media komunikasi pemasaran yang digunakan oleh lembaga pendidikan dalam mempromosikan sekolahnya.

C. Pembatasan Masalah

Setelah penulis mengidentifikasi permasalahan yang timbul, maka untuk memperjelas dan memberikan tujuan penelitian yang tepat, penulis membatasi cakupan permasalahan penelitian ini pada “Strategi Pemasaran Pendidikan dalam Kegiatan Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) di SMKIT Nurul Qolbi Bekasi”.

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan Batasan masalah yang telah diuraikan di atas, agar permasalahan yang dibatasi bisa dikaji dan diperoleh kejelasan serta jawaban yang tepat, maka penulis merumuskan masalah yang akan diteliti mengenai, “Bagaimana Strategi Pemasaran Jasa Pendidikan dalam Kegiatan Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) di SMKIT Nurul Qolbi Bekasi?”.

(22)

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. Untuk mengetahui dan memahami strategi pemasaran jasa pendidikan dalam menarik minat siswa baru di SMKIT Nurul Qolbi Bekasi. b. Untuk mengetahui dan memahami implementasi strategi pemasaran

jasa pendidikan di SMKIT Nurul Qolbi bekasi dalam menarik minat siswa baru.

c. Untuk mengetahui faktor pendukung dan penghambat dalam proses implementasi strategi pemasaran jasa pendidikan dalam menarik minat siswa baru.

d. Untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan yang dicapai oleh SMKIT Nurul Qolbi Bekasi.

e. Untuk mengetahui dan dijadikan sebagai contoh konsep strategi pemasaran pendidikan bagi sekolah lain.

2. Manfaat Penelitian a. Secara Teoritis :

1) Membantu memperluas ilmu (pengetahuan) dalam kegiatan promosi sekolah pada guru dan kepala sekolah sehingga dapat meningkatkan jumlah murid di SMKIT Nurul Qolbi Bekasi. 2) Menambah khazanah keilmuan tentang hasil peneliian sebagai

pertimbangan dan pengembangan penelitian mendatang b. Secara Praktis :

1) Bagi Sekolah, sebagai bahan evaluasi strategi promosi kepada sekolah ataupun guru untuk kedepannya.

2) Bagi Pembaca, diharapkan dapat menjadi dasar untuk lebih memahami pentingnya strategi pemasaran sekolah.

(23)
(24)

8

“BAB II”

“KAJIAN TEORI”

A. “Strategi Pemasaran Jasa Pendidikan” 1. “Pengertian Strategi”

“Banyak pendapat ahli menjelaskan tentang pengertian strategi, berikut ini akan dikemukakan menurut pendapat Ilham Prisgunanto yang mengemukakan bahwa “strategi adalah” perencanaan berupa taktik operasional yang matang dilakukan oleh perusahaan dalam mencapai tujuan”.12

Dikatakan “oleh Ahmad S. Adnanputra, bahwa arti strategi adalah “bagian terpadu dari suatu” rencana/ “perencanaan (planning), yang pada akhirnya perencanaan adalah suatu fungsi dasar dari proses manajemen”.13

Dari pengertian strategi diatas “menjelaskan bahwa adanya sebuah fungsi yang penting dari manajemen yaitu suatu rencana/ perencanaan yang digunakan sebagai tahap awal dalam menjalankan kegiatan di sebuah Lembaga/ organisasi yang berguna untuk mencapai tujuan yang telah dirumuskan”.

“Mengenai pengertian strategi, Rosady menyebutkan strategi itu” adalah “suatu perencanaan (planning) dan manajemen (management) untuk mencapai tujuan tertantu dalam praktik operasionalnya”.14

“Dari beberapa pendapat ahli diatas, maka dapat disimpulkan bahwa pengertian strategi pada dasarnya adalah perencanaan yang dirumuskan dan digunakan untuk dapat melaksanakan kegiatan manajemen di sebuah Lembaga atau organisasi”.

12

Ilham Prisgunanto, Komunikasi Pemasaran Era Digital, (Jakarta: CV. Prisani Cendikia, 2014), hlm. 138

13 Rusadi Ruslan, Manajemen Public Relations dan Media Komunikasi, Konsep dan Aplikasi,

(Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2008), hlm. 133

14

Rusadi Ruslan, Kiat dan Strategi Kampanye Public Relations, (Jakarta: Rajawali Pres, 2013), hlm. 37

(25)

2. Pemasaran Jasa Pendidikan a. Pengertian Pemasaran

“ Pemasaran adalah salah satu kegiatan pokok yang perlu dilakukan oleh perusahaan baik itu perusahaan barang atau jasa dalam upaya untuk mempertahankan kelangsungan hidup usahanya. Pemasaran berasal dari kata dasar pasar, istilah pasar yaitu terdiri dari semua pelanggan potensial yang memiliki kebutuhan atau keinginan tertentu serta mau dan mampu turut dalam pertukaran untuk memenuhi kebutuhan atau keinginan tersebut. Besarnya pasar tergantung dari jumlah orang yang memiliki kebutuhan, memiliki sumber daya yang diminati orang lain, dan mau menawarkan sumber daya tersebut untuk ditukar agar dapar memenuhi kebutuhan mereka.”

“Pengertian di atas menjelaskan, bahwa pemasaran adalah sebuah disiplin bisnis strategis yang mengarahkan proses penciptaan, penawaran dan perubahan nilai dari satu inisiator kepada

stakeholdernya. Landasan filosofis yang mendasari definisi tersebut

dapat dijabarkan dalam bentuk visi, misi dan nilai pemasaran itu sendiri.”

“Visi pemasaran yaitu pemasaran harus menjadi suatu konsep strategis yang dapat memberi kepuasaan berkelanjutan, bukan kepuasaan sesaat untuk tiga stakeholder utama yaitu konsumen, karyawan dan pemilik. Di dalam Lembaga pendidikan kepuasaaan harus diutamakan bagi tiga komponen yaitu peserta didik, guru/karyawan, dan pemilik (pemerintah/ Yayasan).”

“Sedangkan misi pemasaran yaitu pemasaran akan menjadi jiwa, bukan sekedar salah satu anggota atau bagian saja dalam Lembaga yang harus aktif dalam marketing, tapi semua ini harus menjadi pemasar ulung, semua harus merasa terpanggil untuk mencapai tujuan Lembaga yaitu memberi kepuasaan. Nilainya ialah jaga merek, agar lebih melekat dihati para konsumen, setiap orang dalam

(26)

Lembaga harus merasa terlibat dalam proses pemuasaan konsumen. Karyawan bukan hanya sebagai petugas perpanjangan tangan dari atasan saja, tapi semua karyawan harus mampu menambah nilai terhadap kepuasaan konsumen.15”

“Dari definisi tersebut di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa pemasaran merupakan suatu terpadu untuk menggabungkan rencana- rencana startegis yang diarahkan kepada usaha memuasakan kebutuhan dan keinginan konsumen untuk memperoleh keuntungan yang diharapkan melalui proses pertukaran atau transaksi. Adanya kepuasaan yang dirasakn oleh konsumen, menimbulkan respon positif berupa terjadinya pembelian ulang, dan mengajurkan konsumen lain agar pembeli produk atau jasa yang sama. Keuntungan berlipat ganda juga akan diperoleh produsen, melalui penyebaran informasi positif dari konsumen ke konsumen lain.” 16 b. Pengertian Jasa Pendidikan

“Jasa merupakan suatu keinginan yang bersifat melayani, membantu dan melakukan hal yang bermanfaat bagi orang lain. Jasa digambaran sebagai suatu kegiatan yang sering kali diukur berdasarkan waktu. Kotler mengemukakan, jasa adalah setiap kegiatan atau manfaat yang dapat diberikan oleh suatu pihak kepada pihak lainnya yang pada dasarnya tidak berwujud dan tidak mengakibatkan kepemilikan apa pun. Produksinya dapat atau tidak dapat dikaitkan dengan suatu produk fisik.”17

Berdasarkan definisi di aras maka dapat disimpulkan bahwa pendidika sebagai produk jasa merupakan sesuatu yang tidak berwujud akan tetapi dapat memenuhi kebutuhan konsumen yang diproses dengan menggunakan atau tidak menggunakan interaksi

15

Buchari Alma, Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa, (Bandung: Alfabeta, 2007), hlm. 257

16

Ibid., hlm. 5

17

Philip Kotler dan Gary Amstrong, Dasar-dasar Pemasaran, terj. Wilhelmus W. Bakowatun, (Jakarta: Intermedia, 1992), hlm. 382

(27)

antara penyedia jasa dengan pengguna jasa yang mempunyai sifat tidak mengakibatkan peralihan haka tau kepemilikan.

Jasa pendidikan adalah intelektual dan pembentukan watak secara menyeluruh baik menggunakan bantuan fisik maupun tidak, untuk memenuhi kebutuhan konsumen (peserta didik). Jasa pendidikan merupakan jasa yang bersifat kompleks karena sifat padat karya dan padat modal. Artinya dibutuhkan banyak tenaga kerja yang memiliki skill khusus dalam bidang pendidikan dan padat modal karena membutuhkan infrastruktur (peralatan) yang lengkap dan harganya mahal.

Berikut ini akan dipaparkan beberapa pendapat ahli mengenai pengertian pemasaran jasa Pendidikan menurut Hurriyati di dalam Jurnal Ekonomi, Bisnis” & Entrepreneurship “Dudung dan Ali,

marketing jasa Pendidikan berarti” “suatu proses mempersepsikan, memahami, menstimulasi, dan memenuhi kebutuhan pasar sasaran yang dipilih secara khusus dengan menyalurkan sumber- sumber sebuah Lembaga Pendidikan untuk memenuhi kebutuhan tersebut”.18

“Lebih jauh lagi dijelaskan oleh David yang” mengatakan

“bahwa pemasaran jasa Pendidikan dapat menentukan masalah pemasaran jasa Pendidikan dengan menggunakan empat pendekatan” : a. “Untuk melakukan pemasaran jasa Pendidikan, sekolah perlu melakukan analisis pasar, dengan memperhatikan analisis kepentingan dan penanganan yang cepat jika terjadi keluhan hal ini dapat dilakukan dengan melakukan pendekatan kepada para pelanggan jasa Pendidikan.

b. Permasalahan yang muncul kemudian dicatat sesuai dengan keluhan yang diutarakan dari pelanggan.

18 Dudung Juhana dan Ali Mulyawan, “Pengaruh Kualitas Pelayanan Jasa Pendidikan

terhadap Kepuasaan Mahasiswa di STMIK Mardira Indonesia Bandung”, Jurnal Ekonomi, Bisnis & Enterpreneurship, Vol.9, No.1, 2015, hlm. 5

(28)

c. Sekolah mengukur tingkat permintaan terhadap produk dan jasa Pendidikan yang disesuaikan dengan kepentingan dari pelanggan jasa Pendidikan”.

“Kegiatan audit pemasaran jasa Pendidikan harus dilakukan secara menyeluruh dan berkesinambungan untuk modal perencanaan aktivitas pemasaran”.19

Dalam pandangan lain” dengan mendegar kata pemasaran atau

marketing, pemikiran kita selalu tertuju pada dunia bisnis. Hal ini

wajar karena kata atau istilah “marketing” sering kali muncul dan berkembang dikalangan bisnis, baik bisnis manufaktur maupun jasa.

Menurut Indradjaja dan Karno, pemasaran jasa pendidikan mutlak diperlukan karena hal-hal berikut:

1. Kita perlu menyakinkan masyarakat dan pelanggan jasa pendidikan (siswa, orang tua siswa, dan pihak terkait lainnya) bahwa Lembaga pendidikan yang kita kelola masih tetap eksis;

2. Kita perlu meyakinkan masyarakat dan pelanggan jasa pendidikan bahwa jasa pendidikan yang kita lakukan relevan dengan kebutuhan mereka;

3. Kita perlu melakukan pemasaran jasa pendidikan agar jenis jasa pendidikan yang kita lakukan dapat dikenal dan dipahami oleh masyarakat, terutama pelanggan jasa pendidikan;

4. Kita perlu melakukan pemasaran jasa pendidikan agar eksistensi sekolah tidak ditinggalkan oleh masyarakat dan pelanggan jasa pendidikan.20

“Pemasaran jasa Pendidikan merupakan salah satu kegiatan yang dilakukan oleh lembaga Pendidikan untuk memberikan informasi tentang berbagai jenis pelayanan jasa pendidikan agar dapat menghasilkan produk unggulan yaitu hasil lulusan dari lembaga pendidikan tersebut. Untuk memperoleh tujuan tersebut. Untuk

19

David Wijaya, Pemasaran Jasa Pendidikan, (Jakarta: Salemba Empat, 2012), hlm. 17

(29)

memperoleh tujuan tersebut maka sekolah bukan hanya sekedar menjalankan proses manajemen sekolah tetapi juga menganalisis masalah yang kemungkinan akan timbul. Analisis permasalahan pemasaran berguna untuk mengetahui permintaan konsumen yang sesuai dengan kebutuhan dan keinginan”.

“Pengertian pemasaran jasa pendidikan yang lain sebagaimana dikemukakan oleh Barnawi dan Mohammad Arifin”adalah “proses pengelolaan pendidikan dalam kegiatan pertukaran nilai- nilai untuk memenuhi kepentingan sekolah dan kepentingan peserta didik berdasarkan harapan dan kebutuhan stakeholder”.21

“Berdasarkan dari beberapa uraian di atas maka dapat dikemukakan “bahwa pemasaran jasa pendidikan merupakan proses kegiatan komunikasi pemasaran yang dilakukan oleh lembaga pendidikan berkaitan dengan kebutuhan dan kepentingan para pelanggan jasa pendidikan, melalui serangkaian cara mulai dari merencanakan, mengorganisasikan, mengarahkan dan mengawasi setiap kegiatan dan permasalahan dari pemasaran jasa pendidikan yang dilakukan pada lembaga pendidikan agar tercapainya” kepuasaan “dari pelanggan jasa pendidikan”.

3. Fungsi dan Tujuan Pemasaran Pendidikan

Buchari Alma menjelaskan bahwa fungsi marketing dalam dunia pendidikan adalah” “untuk membentuk citra baik terhadap lembaga, dalam rangka menarik minat sejumlah calon pelanggan jasa pendidikan”.22

Dari pendapat tersebut dikatakan bahwa pemasaran bias berfungsi dalam membentuk citra sekolah, citra sekolah dapat digunakan untuk menarik calon peserta didik dan untuk menarik calon peserta didik dan untuk meningkatkan keunggulan kompetitif sekolah”.

21 Barnawi dan Mohammad Arifin, Buku Pintar Mengelola Sekolah (Swasta), (Yogjakarta:

Ar-Ruzz Media, 2012), hlm. 14

22

Buchari Alma, Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa , (Bandung: Alfabeta, 2016), hlm. 372

(30)

“Selain itu pemasaran berfungsi” “untuk mempertahankan kepuasaan pelanggan dibuktikan dengan suatu kegiatan yang jelas dan dapat dirasakan pelanggan pendidikan dalam pemasarannya”.23

Maka sama seperti pemikiran Charles” “The function of marketing must be

given a more importante place in the marketing- management concept, because consumers can only be satisfied by the performance of activities that make available to them a preferred combination of products, service, and price”.24

“Fungsi pemasaran yang diberikan kepada para pelanggan menjadi hal terpenting dalam konsep manajemen pemasaran, karena para pelanggan hanya” bisa “merasakan kepuasan dari para kinerja produsen dalam menyediakan produk, layanan dan harga. Dapat disimpulkan bahwa fungsi pemasaran jasa pendidikan adalah untuk menentukan” startegi “yang harus dilakukan sekolah dalam memasarkan kualitas jasa pendidikan yang sesuai dengan perkembangan zaman dan kebutuhan dalam rangka meningkatkan eksistensi sekolah agar dapat menarik minat dan menjaga loyalitas pelanggan jasa pendidikan”.

Pendapat dari Kotler dan Fox dalam buku yang ditulis oleh David Wijaya mendefiniskan tujuan utama pemasaran jasa pendidikan yaitu untuk :

a. Memenuhi misi sekolah dengan tingkat keberhasilan yang besar; b. Meningkatkan kepuasan pelanggan jasa pendidikan;

c. Meningaktkan ketertarikan terhadap sumber daya pendidikan; d. Meningkatkan efisiensi pada aktivitas pemasaran jasa

pendidikan.25

Lembaga organisasi yang bersifat non-profit melakukan kegiatan pemasaran bertujuan yaitu untuk mengubah pola piker

23 Rohmitriasih Hendyat Soetopo, Strategi Pemasaran Jasa Pendidikan dalam Meningkatkan

Loyalitas Pelanggan, Jurnal Edukasi, Vol. 24, 2015, hlm. 403

24 Charless G. Walters, Whats Is This “Marketting Management”?, The Southwestern Social

Science Quarterly, Vol. 46, No. 1, 1965, pp. 36

(31)

masyarakat terkait identitas diri sekolahnya diantara para pesaingnya, dan juga untuk mendapat dukungan tambahan berupa anggaran ketika sekolah sedang mengadakan acara/ kegiatan.

Pemasaran jasa pendidikan bertujuan untuk memberikan keseimbangan kehidupan demi memenuhi kebutuhan para pelanggan dan pengguna jasa pendidikan. Dari kegiatan jasa yang dilakukan akan terjalin timbal balik yang saling menguntungkan satu sama lain, karena produsen telah berhasil mendapatkan banyaknya pelanggan dari kegiatan promosi, sedangkan para pelanggan atau konsumen mendapatkan pelayanan yang sesuai dengan program yang ditawarkan.

“Secara umum Kasmir menjelaskan tujuan pemasaran adalah sebagai berikut: (1)” memaksimukan “konsumsi atau dengan kata lain memudahkan dan merangsang konsumsi, sehingga dapat menarik pelanggan jasa untuk membeli produk yang ditawarkan organisasi secara berulang-ulang, (2) memaksimumkan kepuasan konsumen melalui berbagai pelayanan yang diinginkan, (3) memaksimumkan pilihan produk jasa, (4) memaksimumkan mutu hidup dan menciptakan iklim yang efisien”.26

“Pada dasarnya Barnawi dan Arifin menjelaskan bahwa tujuan” “pemasaran sekolah bukanlah untuk memuaskan pelanggan semata, melainkan juga kepentingan sekolah itu sendiri. Pemasaran bertujuan untuk memberikan kenyamanan peserta didik”.27

Tujuan pemasaran berguna untuk mempertahankan merek lembaga pendidikan, memberikan” kenyamanan “dan kesejahteraan bagi produsen dan konsumen, dan memberikan perkembangan yang signifikan untuk lembaga pendidikan agar lebih dikenal masyarakat secara lebih luas”.

Berdasarkan pendapat dari para ahli di atas maka disimpulkan bahwa tujuan dari pemasaran jasa pendidikan adalah, untuk memberikan informasi “secara menyeluruh mengenai program dan

26

Kasmir, Manajemen Perbankan, (Jakarta: Rajawali Pres, 2014), hlm. 197

27

(32)

kegiatan lembaga pendidikan yang ditawarkan kepada para pelanggan jasa pendidikan, untuk kepentingan bersama dalam mencapai tujuan dari pendidikan”.

4. Strategi Pemasaran Jasa Pendidikan

“Pemasaran jasa pendidikan harus membangun sudut pandang masa depan sekolahnya dengan baik. Oleh karena itu, pemasaran jasa pendidikan harus memiliki pola pikir yang berpandangan ke depan dan jangka Panjang, sehingga dapat menghasilkan peserta didik yang berkualitas untuk” menyosong “identitas diri sekolah”.

“Sebagaimana yang dikemukakan oleh” Craves dan Piery “each

market segment of interest needs to be studied to determine its potential attractiveness as a market segment”.28

Dalam hal ini sebagai strategi produk pasar jasa pendidikan, Kotler dan Fox (1995) mengemukakan ada tiga tahapan dari perumusan strategi pemasaran, yang bertujuan untuk menentukan pasar sasaran, posisi pasar dan atribut pendukung untuk memberikan layanan. Ketiga unsur tersebut adalah sebagai berikut” :

a. Strategi Penentuan Pasar Sasaran (Target Market Strategy). “Tahap awal untuk melakukan kegiatan pemasaran jasa pendidikan hampir sama seperti pemasaran pada umumnya yaitu dengan menentukan terlebih dahulu pasar sasaran. Kasmir memberikan definisi bahwa menetapkan pasar sasaran artinya” “mengevaluasi keaktifan setiap segmen, kemudian memilih salah satu dari segmen pasar atau lebih untuk dilayani. Menetapkan pasar sasaran dengan cara mengembangkan ukuran- ukuran dan daya Tarik segmen kemudian segmen sasaran”.29

“Strategi ini bertujuan untuk mengelompokkan dan membuat keputusan segmen pasar dari keseluruhan pasar jasa pendidikan

28 M. Noor Sembiring, Startegi Pemasaran Jasa Teori dan Aplikasi di Indonesia, (Yogyakarta:

Deepublish, 2016), hlm. 82

(33)

yang telah berjalan. Hasil dari identifikasi pasar yang didapat kemudian di kelompokkan sesuai dengan kebutuhan dn keinginan para pelanggan”.30

“Berdasarkan informasi yang diperoleh pemasar, maka pasar potensial dapat dikategorikan dengan empat cara” :

1) “Segmentasi Demografi

“Membuat kelompok pasar berdasarkan identifikasi usia, pendidikan, jenis kelamin, penghasilan, dan jumlah keluarga”. 2) “Segmentasi Geografi”

Identifikasi berdasarkan besarnya wilayah, iklim, kepadatan penduduk, atau kondisi fisik pasar.

3) “Segmentasi Psikografi”

Identifikasi pasar berdasarkan gaya hidup masyarakat dan kepribadian konsumen dengan mengamati aktivitas seseorang, selera, minat atau opini.

4) “Segmentasi Manfaat”

“Memfokuskan pada kegunaan yang diharapkan dari suatu produk atau pelayanan yang ditawarkan dan diberikan. Segi manfaat dari produk yang diharapkan sesuai dengan keinginan dan kebutuhan untuk para pelanggannya”.

“Menurut Murgatroyd dan Morgan di dalam buku David Wijaya, telah” mengindetifikasikan keempat strategi penentuan pasar sasaran jasa pendidikan yang digunakan sekolah. Dibawah ini merupakan strategi- strategi tersebut.

a) “Strategi pemasaran yang terbuka luas (broad open

strategy), yaitu sekolah tidak membedakan dirinya dengan

sekolah” kompetitor, “tetapi hanya menjalankan program pendidikan yang lebih baik”.

30

Indo Yama Narazudin dan Hemmy Fauzan, Pengantar Bisnis dan Manajemen, (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2006), Cet.I, hlm. 108

(34)

b) “Strategi pemasaran terbuka yang meningkat” (echanced

“open strategy), yang melibatkan beberapa syarat

pendukung tambahan (misalnya, Bahasa pengantar sekolah adalah Bahasa inggris)”.

c) “Strategi ceruk pasar dasar” (block “niche strategy), yang

menekankan pada bidang keahlian tertentu dalam kurikulum (misalnya, sekolah menekankan pada ilmu pengetahuan atau teknologi informasi)”.

d) “Strategi ceruk pasar yang meningkat (enhanced niche

strategy) yang berfokus pada perubahan sekolah terhadap

bidang pendidikan tertentu (misalnya, sekolah asrama atau sekolah seni)”.31

Dari beberapa pendapat diatas mengenai bagaimana langkah-langkah untuk menjalankan strategi penentuan pasar sasaran, masing- masing memiliki kriteria segmentasi yang hampir sama yaitu melakukan identifikasi untuk mempermudah kegiatan promosi ke pelanggan.

b. Strategi Penentuan Posisi Pasar Persaingan (Competitive Positioning Strategy).

Masalah Persaingan bukanlah masalah baru dunia usaha, ini dapat dilihat dalam perkembangannya dimana kemajuan suatu perusahaan selalu diiringi oleh perusahaan lain untuk menuju kearah yang lebih baik. Setiap perusahaan tidak dapat menghindari persiangan dari perusahaan lain.

Menurut kamus besar Bahasa Indonesia persaingan adalah suatu persaingan yang dilakukan oleh seseorang atau kelompok orang tertentu, agar memperoleh kemenangan atau hasil secara kompetitif.

(35)

Persaingan juga merupakan kenyataan hidup dalam dunia bisnis, sifat, bentuk, dan intensitas yang terjadi dan cara yang ditempuh oleh para pengambil keputusan stratejik untuk menghadapi para tingkat yang dominan mempengaruhi tingkat keuntungan suatu perusahaan.32

Dalam persaingan kita mengenal istilah “pesaing” yaitu perusahaan yang menghasilkan atau menjual barang atau jasa yang sama atau mirip dengan produk yang kita tawarkan. Pesaing suatu perusahaan dapat dikategorikan pesaing yang kuat dan pesaing yang lemah atau ada pesaing yang deket yang memiliki produk yang sama atau memiliki produk yang mirip.33

Untuk mengetahui jumlah dan jenis pesaing serta kekuatan dan kelemahan yang mereka miliki, perusahaan perlu membuat peta persaingan yang digunakan untuk melakukan analisis persaingan memerlukan langkah-langkah yang tepat. Langkah pertama yang dilakukan adalah dengan identifikasi seluruh pesaing yang ada, tujuannya agar kita mengetahui secara utuh kondisi pesaing kita. Identifikasi pesaing meliputi sebagai berikut :

1) Jenis produk yang ditawarkan

2) Melihat besarnya pasar yang dikuasai 3) Identifikasi peluang dan ancaman

4) Identifikasi keunggulan dan kelemahan.34

Lebih khusus, kita dapat mengidentifikasi pesaing perusahaan dari pandangan industri dan pandangan pasar, sebagai berikut : 1) Konsep industry mengenai pasar

Industry didefinisikan sebagai sekelompok perusahaan yang menawarkan produk atau jenis- jenis produk yang masing-masing merupakan subsitusi dekat. Pada dasarnya, analisi dimulai dengan memahami kondisi pasar yang

32

Sondang P. Siangian, Manajemen Stratejik, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2005), hlm.83-84

33

Kasmir, Kewirausahaan, (Jakarta: PT. Raja Grafindo, 2007), 279

34

(36)

mendasari permintaan dan penawaran. Kondisi ini selanjutnya mempengaruhi struktur industry. Struktur industry selanjutnya mempengaruhi perilaku industry dalam bidang-bidang seperti pengembangan produk, penetapan harga dan strategi perikalanan. Perilaku dan industry kemudian membentuk kinerja industry, contohnya efisiensi industry, kemajuan tekonologi dan penggunaan tenaga kerja.

(37)

2) Konsep pasar tentang persaingan

Selain kita mengetahui pesaing dan market share yang telah dikuasai, kita perlu mengetahui sasaran dari pesaing dan siapa yang menjadi target mereka selanjutnya. Sasaran pesaing antara lain memaksimalkan laba, memperbesar market share, meningkatkan mutu produk atau mungkin juga mematikan atau menghambat pesaing lainnya.

Setelah kita mengetahui pesaing dan market share yang telah dikuasai, kita perlu mengetahui sasaran dari pesaing dan siapa yang menjadi target selanjutnya. Sasaran pesaing antara lain memaksimalkan laba, memperbesar market share, meningkatkan mutu produk atau mungkin juga mematikan atau menghambat pesaing lainnya.

Terjadi persaingan antar lembaga pendidikan sudah biasa terjadi baik sekolah yang berstatus negeri maupun swasta. Dalam mempertahankan jati diri sebuah lembaga pendidikan,

“Selanjutnya John R. Hauser memberikan penjelasan bahwa, “To highlight positioning issues and to keep the analysis feasible, I analyse the situasion where brands are already in the market. Such mature markets represent a large portion of the situations faced by marketing managers. For example, repositioning an existing brand, changing advertising copy, adjusting price, or reformulating product features are all considerations in mature market”.35

“Penentuan posisi pasar dilakukan dengan tetap menganalisis situasi merek yang sudah ada di pasaran. Misalnya, memposisikan ulang merek yang sudah ada”,

“mengubah Salinan iklan, menyesuaikan harga, atau dengan

35

John R. Hauser, Competitive Price and Positioning Strategies, Marketing Science, Vol.7, No. 1, 1988, pp. 77.

(38)

merumuskan kembali produk yang banyak disukai oleh masyarakat”. “Di lingkungan dunia pendidikan seorang manajer sekolah harus berusaha memahami pasarnya dan menyesuaikan posisi mereknya untuk mengetahui reaksi konsumen terhadap startegi baru dan untuk mencapai tujuan”.

“Menurut Pendapat Agus Hermawan dalam melakukan startegi mendekati pesaing, terdapat beberapa hal meliputi” “pencocokan atau pendekatan kompetitif, seperti pengisian dengan harga yang sama atau harga yang ditetapkan dengan persentase lebih rendah disbanding pesaing”.36

“Menurut Glatter dkk dalam buku David Wijaya, mengidentifikasi delapan pilihan startegi posisi pasar persaingan bagi sekolah, yaitu:”

1) “Perbedaan struktur, yaitu cara sekolah dalam mengelola pendidikannya, karena sekolah negeri dan swasta punya perbedaan”.

2) “Perbedaan kurikulum, yaitu mengembangkan salah satu komponen dari kurikulum yang digunakan, agar sekolah memiliki ciri khusus salah satu yang diunggulkan. (misalnya keagamaan, kesenian, atau olahraga)”.

3) “Perbedaan gaya, metode belajar dan mengajar yang digunakan”.

4) “Perbedaan agama atau filosofi, sekolah mengunggulkan keagamaannya misalnya sekolah Islam Terpadu atau sekolah Tahfizul Al- Qur‟an”.

5) “Perbedaan rentang kemampuan siswa, yaitu melalui klasifikasi berdasarkan hasil tes pemilihan dari bakat dan minat siswa”.

6) “Perbedaan prestasi siswa, yaitu penekanan pada prestasi yang diperoleh siswa berdasarkan hasil perolehan nilai

(39)

riwayat pendidikan sebelumnya atau hasil perolehan dari tes akademik siswa”.37

Dari beberapa pendapat para ahli diatas maka dapat kesimpulan, bahwasanya sekolah harus memperhatikan para pesaing dari sekolah lain. Agar sekolah bisa mempersiapkan startegi pemasaran yang efektif untuk dijalankan. Sekolah perlu mendapatkan informasi secara detail mengenai strategi, sasaran, kekuatan dan kelemahan, serta reaksi yang ditemukan dari para pesaingnya, untuk dapat menarik loyalitas dari pelanggan. c. Strategi Bauran Pemasaran (Marketing Mix Strategy) Jasa

Pendididkan.

1) Pengertian Bauran Pemasaran

Bauran pemasaran (marketing mix) merupakan alat bagi pemasar yang terdiri atas berbagai unsur suatu program pemasaran yang perlu dipertimbangkan agar segmentasi, targeting, dan

positioning yang ditetapkan dapat berjalan sukses. Menurut

Zeithaml dan Bitner bauran pemasaran jasa pendidikan adalah elemen- elemen organisasi pendidikan yang dapat dikontrol oleh organisasi pendidikan dapat melakukan komunikasi dengan peserta didik dan akan dipakai untuk memuasakan peserta didik.38

Bauran pemasaran menurut Fandy Tjiptono adalah” “seperangkat alat yang digunakan pemasar untuk membentuk karakteristik jasa yang ditawarkan kepada pelanggan”.39

Artinya kegiatan pemasaran yang dilakukan ini secara bersamaan melibatkan bagian- bagian yang ada dalam bauran pemasaran. Setiap bagian tidak dapat berjalan sendiri- sendiri tanpa dukungan

37 Wijaya, op. cit., hlm. 62 38

Buchari Alma dan Ratih Hurriyati, Manajemen Corporate dan Strategi Pemasaran Jasa

Pendidikan Fokus pada Mutu dan Layanan Prima, (Bandung: Alfabeta, 2009), hlm. 154

39

Fandy Tjiptono, Pemasaran Jasa Prinsip, Penerapan, dan Penelitian, (Yogyakarta: Andi, 2014), hlm. 41

(40)

dari bagian yang lain, karena semua bagian yang ada saling terikat satu sama lain”.

“Marketing mix” menurut Sumarmi dan Soeprihanto “Bauran

pemasaran adalah campuran dari variabel atau kegiatan yang merupakan inti dari system kegiatan pemasaran yaitu produk, harga, promosi, dan distribusi. Dengan kata lain definisi “bauran pemasaran adalah kumpulan” dari variabel “yang dapat” digunakan oleh organisasi atau lembaga untuk dapat mempengaruhi tanggapan konsumen.40 Organisasi yang menawarkan ketegori produk yang sama dengan “pesaing, tetap harus membidik pasar target yang berbeda untuk merancang bauran pemasaran (marketing mix) yang berbeda dengan pesaing”.

Adapun penjelasan dari Walter and Christophe, Of the many

schemata proposed, only McCarthy‟s has survived and it has become the “dominant design” or “received view”. His 4P formula discerned four” clasess, “Product, Price, Place, and Promotion. Promotion itself being split into advertising, personal selling, publicity (in the sense of free advertising), and” salses “promotion. Presumably because of its” bery “pithy and easy to remember re-production of some undeniable basic principles, “it has become the most” citied “and the most often used classification system for the marketing mix”.41

2) Elemen- elemen Bauran Pemasaran

“Dari banyaknya skema yang diusulkan oleh para ahli mengenai bauran pemasaran, hanya dari McCarthy‟s yang bertahan dengan konsep 4P yaitu produk, harga, tempat dan promosi. Promosi dipecah menjadi kegiatan yang meliputi (iklan, penjualan pribadi, publisitas, dan promosi penjualan). 4P ini menjadi” system

40 Sumarmi dan Soeprihanto, Pengantar Bisnis (Dasar-dasar Ekonomi Perusahaan),

(Yogyakarta: Liberty Yogyakarta: 2010), hlm. 274

41

Walter van Waterschoot and Christophe van den Bulte, The 4P Classification of the Marketing Mix Revisted, Journal of Marketing, Vol. 56, No.4, 1992, pp. 84

(41)

klasfikasi “yang sering digunakan dalam bauran pemasaran”. Karena konsep pemasaran bukanlah ilmu pasti seperti”“keuangan, teori bauran pemasaran menjadi terus berkembang. Sehingga dalam perkembangannya, saat ini 4P dikenal menjadi istilah 7P (Product, Price, Place, Promotion, People, Physical Evidence,

Process)”, yaitu42 :

1) “Produk (product), produk yang dimaksud yaitu berupa pelayanan jasa yang diberikan sekolah. Banyak hal yang ditawarkan bukan sekedar fasilitas dan pelayanan, tetapi bisa juga berupa reputasi, prospek masa depan setelah belajar di” sekolah “tersebut untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan berikutnya atau untuk mendapatkan masa depan yang lebih baik”.

2) “Harga (price), sejumlah uang yang harus dibayarkan sebagai alat tukar karena telah memperoleh pelayanan jasa pendidikan dari sekolah”. Komponan “harga harus menjadi bahan pertimbangan dalam kegiatan bauran pemasaran untuk biaya SPP, biaya” operasioal “pendidikan, dan biaya” pemeliharaan

“fasilitas pendidikan”.

3) “Lokasi” (price), “lokasi perlu dipertimbangkan sebagai daya tarik utama para pelanggan jasa pendidikan. Hal yang diperhatikan meliputi akses menuju sekolah mudah dijangkau atau tidak, keamanan lingkungan sekitar lokasi, kebersihan lingkungan sekitar lokasi, dan kenyamanan untuk para pelanggan jasa pendidikan. Masyarakat serta sarana- sarana disekitar lokasi sekolah harus dapat mendukung dengan hal- hal yang positif”.

4) “Promosi (promotion), komponen pemasaran menjadi bentuk komunikasi yang digunakan sekolah untuk menjual/

42

Buchari Alma dan Ratih Hurriyati, Manajemen Corporate dan Strategi Pemasaran Jasa

(42)

menginformasikan terkait produk/ jasa yang ditawarkan. Banyak hal yang bisa dilakukan untuk mempromosikan”

“terkait produk/ jasa yang ditawarkan. Banyak hal yang bisa dilakukan untuk mempromosikan sekolah bisa melalui media cetak maupun media elektronik, dengan memperhatikan tema, isi konten, dan kebenaran dari apa yang akan ditawarkan”. 5) “Sumber daya manusia (people)”, meperhatikan “semua orang

yang terlibat dalam proses penyampaian dan pemberian jasa pendidikan. Adanya peran pemimpin untuk” memegang

“tanggung jawab dalam mengelola sumber daya manusia di sekolah, karena peran seorang pemimpin bisa membantu dalam mengangkat citra sekolah dan pemimpin dapat menjadikan contoh bagi anggota- anggotanya”.

6) “Bukti fisik (physical evidence), karena sekolah bergerak dalam pemberian pelayanan jasa maka segala aktivitasnya pasti melibatkan benda- benda yang berwujud. Sekolah perlu menyediakan fasilitas berupa Gedung dan bangunan sekolah, ruangan tempat belajar, perpustakaan, internet, laboratorium”, klinik, “sarana ibadah, ruangan kantor sekolah, sarana parker dan sarana olahraga, tempat makan/ kantin sekolah, ruangan untuk penunjang kegiatan para pelanggan jasa pendidikan. Selain fasilitas sekolah bukti fisik juga bisa diwujudkan melalui logo sekolah, seragam sekolah, warna bangunan sekolah yang” menajdi “sebuah identitas sekolah”.

7) “Proses (process), melalui komponen- komponen bauran pemasaran yang sudah dijelaskan diatas selanjutnya akan dijalankan. Dalam pemberian layanan hal yang perlu diperhatikan yaitu” focus “terhadap mutu pelayanan apakah telah sesuai dengan kebutuhan dan keinginan dari para pelanggan jasa pendidikan”. “Intinya serangkaian kegiatan

(43)

yang dilakukan sekolah harus sesuai dengan perumusan dari visi dan misi sekolahnya”.

“Jadi dalam menjalankan strategi bauran pemasaran semua komponen yang terdapat pada bauran pemasaran harus digunakan dan dijadikan sebagai strategi terpadu agar sekolah dapat mencapai target sasaran”.

B. Minat Peserta Didik Baru

1. Pengertian Minat Peserta Didik Baru

Menurut Slameto dalam buku Syaiful Bahri Djamarah, “minat” adalah suatu rasa lebih suka dan rasa” keteratikan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh”.43

Secara sederhana, “minat” (interest) “berarti kecendrungan “dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu”.44

Sedangkan “menurut Djali bahwa “minat” “adalah” suatu

“perpaduan keinginan dan kemauan yang dapat berkembang jika ada motivasi”.45

Peserta didik adalah individu yang sedang tumbuh dan berkembang baik secara fisik, psikologis, sosial, dan religius dalam mengarungi kehidupan di dunia dan di akhirat kelak.46

Peserta siswa atau “peserta didik menurut ketentuan umum undang-undang RI No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan

43 Djamarah Bahri Syaiful, Psikologi Belajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2008), hlm. 191 44 Muhibbinsyah, Psikologi Pendidikan, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2010), hlm. 133 45

Djali, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2008), hlm. 121

(44)

potensi diri melalui proses pembelajaran yang tersedia pada jalur, jenjang, dan jenis pendidikan tertentu”.47

Dari berbagai istilah diatas dapat disimpulkan bahwa minat peserta didik baru adalah suatu ketertarikan peserta didik/ orang tua terhadap suatu lembaga pendidikan tanpa adanya paksaan untuk mengembangkan potensi yang ada dalam dirinya sesuai dengan tahap perkembangannya.

2. Faktor yang Mempengaruhi Minat

Cukup banyak “faktor-faktor” yang dapat “mempengaruhi timbulnya “minat” terhadap sesuatu dimana “secara garis besar” dapat

“dikelompokkan” “menjadi dua yaitu” bersumber “dari dalam diri individu yang bersangkutan (misal: bobot, umur, jenis kelamin, pengalaman, perasaan mampu, kepribadian)” dan yang “berasal dari luar mencakup lingkungan keluarga”, lingkungan “sekolah dan” lingkungan “masyarakat”. Menurut “Crow dan Crow” ada tiga faktor yang menjadi” timbulnya “minat”:

a. “Dorongan dari dalam diri individu, misalnya dorongan ingin tahu atau rasa ingin tahu akan membangkitkan minat untuk membaca, belajar, menuntut ilmu” dan lain-lain.

b. “Motif sosial, dapat menjadi faktor yang membangkitkan minat untuk melakukan suatu aktivitas tertentu”. Misalnya “minat untuk belajar atau menuntut ilmu pengetahuan timbul karena ingin mendapat penghargaan dari masyarakat”, “karena biasanya yang memiliki ilmu pengetahuan cukup luas” (orang pandai) “mendapat kedudukan yang tinggi dan terpandang dalam masyarakat”.

c. “Faktor emosional, minat mempunyai hubungan yang erat dengan emosi”.

d. Pertimbangan Orang Tua dalam Memilih Sekolah

47 Republik Indonesia, Undang- undang Republik Indonesia No.14 Tahun 2005 tentang Guru

dan Dosen & Undang-undang Republik Indonesia No 20 Tahun 2003 tentang siskdinas, (Bandung:

(45)

Sekolah merupakan salah satu tempat untuk melakukan proses pendidikan formal bagi anak atau peserta didik. Pendidikan tersebut nantinya akan digunakan sebagai bekal peserta didik untuk kehidupan mereka. Maka dari itu sekolah tidak hanya memberikan suatu nilai akan tetapi sekolah juga harus bisa mempersiapkan peserta didik dalam pembentukan karakter supaya kelak mereka dapat terjun dalam dunia masyarakat, sesuai dengan kebutuhan zaman dan masyarakat. Sangat penting bagi orang tua dalam memilih lembaga pendidikan pada anaknya. Saat ini sudah banyak sekali berdiri lembaga pendidikan yang berbasis Islam Terpadu (IT) dengan memadukan pendidikan formal dan pendidikan akhlak. Ada 7 pertimbangan orang tua yaitu: a. Visi Misi Sekolah. Visi misi menentukan kurikulum yang

digunakan. Jadi orang tua harus melihat visi dan misi tersebut sudah sesuai dengan pendidikan yang ada di keluarga apa belum.

b. Tenaga Pendidik. Orang tua juga harus memperhatikan latar belakang pendidik yang ada di sekolah tersebut karena pendidik merupakan ujung tombak keberhasilan dalam pembelajaran.

c. Kondisi Sekolah dan Lingkungan disekitarnya termasuk kelengkapan sarana dan prasarana. Apabila semua hal terpenuhi dengan baik maka kebutuhan dan kenyamanan peserta didik juga terjamin.

d. Jarak Sekolah. Jangan sampai terlalu jauh sehingga anak lelah di jalan menjadi tidak semangat dalam belajar.

e. Sesuai dengan Kebutuhan dan Karakter Anak. Orang tua juga harus memperhatikan karakter anak tersebut dan disesuaikan dengan lembaga pendidikan yang sesuai dengan minat dan kebutuhan anak. f. Pengenalan akan kebutuhan karakter dan kebutuhan peserta didik.

(46)

g. Biaya yang dibutuhkan. Orang tua juga harus memilih sekolah sesuai kemampuan keuangannya sehingga pendidikan anak bisa terlaksana tanpa ada hambatan.48

Jadi dapat disimpulkan bahwa orang tua harus mempertimbangkan berbagai hal dalam memilihkan sekolah untuk anaknya seperti kesesuaian visi dan misi sekolah, jarak dan biaya. Akan tetapi juga harus disesuaikan dengan kemauan dari anak supaya proses pendidikan atau belajar bisa sesuai dengan tujuan yang diharapkan.

C. Hasil Penelitian yang Relevan

Tidak begitu banyak penelitian yang membahas secara eksklusif tentang strategi pemasaran sekolah untuk menarik minat peserta didik baru di SMKIT/SMA. Namun dengan demikian, ada beberapa penelitian yang bertemakan pemasaran atau paling tidak membahas hal- hal yang berhubungan dengan pemasaran pendidikan. Berikut penelitian- penelitian tersebut :

1. Skripsi Hidayah Zakiyah K (2010) IAIN Surakarta yang berjudul Manajemen Marketing dalam Lembaga Pendidikan Islam (Studi kasus SDIT Al-Huda Sidoharjo, Wonogiri).

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif.

Hasil Penelitian dapat disimpulkan bahwa manajemen marketing yang dimiliki oleh SDIT Al-Huda mencakup beberapa hal yaitu perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, pengawasan dan evaluasi. Manajemen marketing di SDIT Al-Huda dilakukan dengan system yang baik dan mengedepankan kerjasama diantara pihak terutama warga sekolah secara keseluruhan untuk turut mensosialisasikan eksistensi sekolah kepada masyarakat, semua dilakukan dengan semangat bersama- sama membangun citra sekolah dengan berbasis islam yang selama ini selalu

48

Afifah Riana, Pertimbangan dalam Memilih Sekolah Untuk Anak.

http://edukasi.kompas.com/amp/read/2013/01/18/08280233/pilihsekolahyangtepat.apa.saja.pertimbanga nnya. Diakses pada hari Minggu, 27 Oktober 2019 Pukul 10.00

(47)

mendapat respon yang kurang dari masyarakat, tapi dengan hasil terhadap peserta didik yang berhasil dilakukan tentu hal ini memberikan penilaian baik terhadap sekolah dan masyarakat semakin menjadikan pilihan utama dan pertama.

Penelitian ini sama- sama membahas tentang strategi pemasaran dalam untuk menarik minat peserta didik dan meningkatkan eksistensi sekolah tersebut. Sedangkan perbedaaan peneliiannya yaitu penelitian ini membahas tentang tata pelaksanaaan penerimaan peserta didik baru sedangkan perbedaan penelitiannya yaitu penelitian ini membahas tentang tata pelaksanaan penerimaan peserta didik baru sedangkan penelitian yang peneliti lakukan hanya berfokus pada cara yang dilakukan dalam pemasaran

2. Skripsi Mualimah Nidaul Khairah (2015) IAIN Surakarta yang berjudul Pengaruh Promosi Sekolah terhadap banyaknya Pencapaian Peserta Didik Baru di MTS Negeri Gondangrejo Filial Ngadilueuh Mateseh Karanganyar Tahun Pelajaran 2014/2015.

Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif dengan menggunakan pendekatan komparasi. Hasil analisis data yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa : 1) hasil data menunjukan bahwa pencapaian banyaknya peserta didik baru sebelum promosi sekolah di MTS Negeri Gondangrejo Filial Ngadiluwuh Karanganyar Tahun Pelajaran 2014/2015 sebanyak 43 Siswa. 2) hasil data menunjukan bahwa banyaknya pencapaian peserta didik setelah promosi sekolah di MTSN Negeri Gondangrejo Filial Ngadiluwuh Mateseh Karanganyar Tahun 2014/2015 sebanyak 71 Siswa. 3) dair hasil analisis menunjukan bahwa diketahui Chi Kuadrat (X2) hitung 4,01389 > Chi Kuadrat (X2) tabel sebesar 3,481. Maka hasil penelitian menunjukan bahwa ada pengaruh antara promosi sekolah terhadap capaian banyaknya peserta didik baru di MTS Negeri Gondangrejo Filial Nadiluwuh Matesih Karanganyar Tahun Pelajaran 2014/2015.

Gambar

Gambar 4.1 Peta Sekolah
Gambar 4.2 Bangunan Sekolah SMKIT Nurul Qolbi Bekasi  7.  Proses Pelayanan Jasa di SMKIT Nurul Qolbi Bekasi

Referensi

Dokumen terkait

Dalam upaya meningkatkan jumlah nasabah BPRS Bumi Artha Sampang, Sampang, Cilacap menggunakan strategi pemasaran dengan marketing

Oleh karena itu dalam memasarkan produknya Bumiputera membutuhkan suatu strategi pemasaran yang cocok. Implementasi service marketing mix strategy tersebut tidak cukup tanpa

Berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa secara keseluruhan penggunaan konsep bauran pemasaran ( marketing mix ) untuk produk jasa jika digabungkan

Hafifatus Sariyah, Nuruddin, M.Pd.I, 2022: Manajemen Pemasaran Jasa Pendidikan dalam Menarik Minat Siswa Baru di MA Bustanul Ulum Bulugading Bangsalsari Jember. Pemasaran

Strategi pemasaran yang dilakukan perusahaan telah menggunakan konsep bauran pemasaran (marketing mix) tujuh P, yaitu : 1) faktor produk, subfaktor yang

Oleh karena itu, penulis akan menganalisa strategi bauran pemasaran atau marketing mix strategy 4P dari segi produk product, harga price, tempat place, dan promosi promotion, yang

| P a g e 102 Alimah, Atik PENGARUH STRATEGI MARKETING MIX 4P DALAM UPAYA MENINGKATKAN KINERJA PEMASARAN PADA MASA PANDEMI COVID-19 Studi Kasus Pada Geffa Production Sukoharjo

Nuansa Citra Mandiri telah menerapkan Strategi pemasaran dengan alat marketing mix yang menggunakan variable 4P yaitu product, price, place dan promotion yang mampu meningkatkan