• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LANDASAN TEORI. termuat dalam Kitab Undang-Undang Hukum Dagang atau Wetboek van Koophandel

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II LANDASAN TEORI. termuat dalam Kitab Undang-Undang Hukum Dagang atau Wetboek van Koophandel"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

5

LANDASAN TEORI

A. Asuransi

1. Pengertian Asuransi

Pengertian Asuransi memiliki banyak pengertian, namun secara umum substansi yang termuat dalam Kitab Undang-Undang Hukum Dagang atau Wetboek van Koophandel pasal 246, yaitu :

Asuransi atau pertanggungan (verzekering) adalah suatu perjanjian dengan mana seorang penanggung mengikatkan diri kepada tertanggung, dengan menerima premi, untuk memberikan penggantian kerugian keuangan kepadanya atas suatu kerusakan, kehilangan keuntungan yang diharapkan, yang mungkin akan dideritanya karena suatu peristiwa yang tidak tentu.

Undang-undang No. 2 tahun 1992 memberikan definisi asuransi sebagai berikut : Asuransi atau pertanggungan adalah perjanjian antara dua pihak atau lebih, dengan mana pihak penanggung mengikatkan diri kepada tertanggung, dengan menerima premi asuransi , untuk memberikan penggantian kepada tertanggung karena kerugian, kerusakan atau kehilangan keuntungan yang diharapkan, atau tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga yang mungkin diderita tertanggung, yang timbul dari suatu peristiwa yang tidak pasti, atau untuk memberikan suatu pembayaran yang didasarkan atas meninggal atau hidupnya seseorang yang dipertanggungkan ( UU No. 2 tahun 1992, pasal 1 )

Sedangkan asuransi menurut Mark R. Greene (2001:7) adalah sebagai berikut :

Insurance is an economic institution that reduce risk by combining under one management a group of object so situated that the aggregate accidental losses to which the group is subject become predictable within narrow limit and insurance is usually effected by and can be said to include certain legal contract under which the insurer, for consideration to promises to reimburse the insured or render service in case of certain describe accidental losses surfed during the term agreement.

(2)

Dari ketiga pengertian asuransi tersebut dapat disimpulkan bahwa Asuransi merupakan perjanjian antara pihak tertanggung (pemegang polis) dengan penanggung (perusahaan asuransi) untuk memindahkan atau meminimalisasi resiko kerugian yang sifatnya belum pasti (uncertainty of loses) dengan membayar sejumlah uang (premi) kepada penanggung.

Berdasarkan Undang-undang nomor 2 tahun 1992 tentang perasuransian, jenis usaha asuransi terdiri dari ;

1. Usaha Asuransi Kerugian, memberikan jasa dalam penanggulangan resiko yang timbul dari peristiwa yang tidak pasti atas kerugian, kehilangan manfaat dan tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga yang timbul dari peristiwa yang tidak pasti.

2. Usaha Asuransi Jiwa, memberikan jasa dalam penanggulangan resiko yang dikaitkan dengan hidup atau meninggalnya seseorang yang dipertanggungkan. 3. Usaha Reasuransi, memberikan jasa dalam pertanggungan ulang terhadap

resiko yang dihadapi oleh perusahaan asuransi kerugian dan atau perusahaan asuransi jiwa.

1. Prinsip Akuntansi

Menurut Nico Lukum (2000 : 38) dalam usaha asuransi kerugian terdapat 5 prinsip asuransi yaitu :

(3)

Yaitu hak menurut hukum untuk mengasuransikan yang timbul dari hubungan finansial, yang diakui oleh hukum antara tertanggung dan pokok pertanggungan.

b. Utmost Good faith (Itikad Terbaik)

Prinsip ini merupakan azas bagi setiap perjanjian atau kontrak asuransi, dan dipertegas dalam pasal 1338 KUHP perdata yang berbunyi :

” persetujuan-persetujuan harus dilaksanakan dengan itikad baik”. c. Proximate Cause (Causa Proxima)

Yaitu suatu aspek hubungan kausalitas untuk menentukan apakah suatu kerugian dijamin oleh polis.

d. Indemnity (Ganti rugi)

Suatu mekanisme dimana penanggung memberikan ganti rugi finansial dalam suatu upaya menempatkan tertanggung pada posisi keuangan yang dimiliki pada saat sebelum kerugian itu terjadi.

e. Subrogation (Subrogasi)

Seorang penanggung yang telah membayar kerugian kepada tertanggung, maka menggantikan tertanggung dalam segala hak yang diperoleh dari pihak ketiga berhubungan dengan kerugian tersebut.

f. Contribution (Kontribusi)

Hak penanggung untuk meminta para penanggung lain yang turut bertanggung jawab kepada tertanggung yang sama untuk turut

(4)

menanggung kerugian tertentu yang ganti rugi penuhnya telah dibayar oleh penanggung yang pertama tersebut. Menurut pasal 277 KUHD, konstribusi dapat timbul apabila :

a. Ada dua atau lebih polis.

b. Polis-polis tersebut menutup pokok pertanggungan yang sama. c. Polis yang pertama tidak dipertanggungkan harga sepenuhnya. 2. Fungsi Asuransi

Fungsi asuransi dapat digolongkan menjadi 3 yaitu : a. Fungsi Utama, yaitu meliputi ;

1) Risk Transfer

Asuransi adalah mekanisme pengalihan resiko, dimana perorangan atau badan usaha dapat mengalihkan sesuatu yang tidak pasti kepada pihak lain, dengan sejumlah premi yang relatif kecil dibandingkan dengan kemungkinan kerugian, ketidakpastian kerugian itu dialihkan kepada asuransi.

2) Common Pool

Premi tersebut diterima dan dikumpulkan dalam suatu fund atau pool serta dikembangkan untuk menanggulangi klaim yang terjadi.

3) Equitable Premium

Pengalihan resiko telah dilakukan melalui common pool, fungsi utama yang ketiga adalah konstribusi yang harus dibayar oleh masing-masing peserta harus fair.

(5)

b. Fungsi Tambahan, yaitu meliputi ; 1) Stimulus to Business Enterprise

Fungsi sebagai pendorong usaha tergambar dalam kegiatan asuransi melakukan investasi yang berasal dari dana asuransi. Selain itu dengan asuransi dapat memberikan keberanian para investor untuk membangun usaha baru atau mengembangkan usahanya.

2) Loss Prevention

Fungsi sebagai loss prevention tergambar dalam saran yang direkomendir oleh surveyor asuransi untuk melakukan hal-hal yang dapat mencegah terjadinya kerugian.

3) Loss Control

Rekomendasi dari surveyor asuransi bukan saja terbatas pada pencegahan kerugian tetapi juga memberikan rekomendasi cara untuk mengurangi kerugian.

4) Social

Klaim yang dibayarkan oleh asuransi memungkinkan pengusaha dapat membangun kembali pabrik/usahanya, sehingga dapat menghindari adanya pemutusan hubungan kerja akibat pabrik terbakar.

5) Saving

Dalam produk asuransi jiwa khususnya endowment insurance menjamin pembayaran baik meninggal atau hidup di akhir kontrak, pembayaran yang diterima tertanggung pada akhir kontrak pada dasarnya merupakan akumulasi premi ditambah dengan bunga.

(6)

c. Fungsi Lainnya, yaitu meliputi :

1) Dana Investasi (Investment of Funds)

Himpunan dana asuransi (premi) yang disediakan untuk membayar klaim, merupakan sumber dana investasi yang menimbulkan kegiatan investasi dalam pasar uang dan pasar modal.

2) Pendapatan Jasa (Invisible Earnings)

Transaksi asuransi dan reasuransi terjadi dalam jangkauan yang luas antar negara. Suatu negara yang banyak menerima pendapatan premi dari negara lain merupakan penghasilan negara yang bersangkutan dari perdagangan jasa. (Mark Greene.2001)

B. Pendapatan

1. Pengertian Pendapatan

Definisi pendapatan menurut IAI PSAK (2007:23,25) adalah sebagai berikut : Pendapatan adalah arus masuk bruto dari manfaat ekonomi yang timbul dari

aktivitas normal perusahaan selama suatu periode bila arus masuk itu mengakibatkan kenaikan ekuitas, yang tidak berasal dari konstribusi penanaman modal.

Pengertian lain menyatakan, ”pendapatan adalah semua perubahan dalam asset bersih yang berasal dari aktivitas penghasil pendapatan dan keuntungan atau kerugian yang berasal dari asset tetap dan investasi” (Ahmed Belkaoui 2000:179) Dari uraian definisi-definisi tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa kriteria pendapatan adalah :

a. Adanya arus masuk aktiva atau manfaat ekonomi

(7)

c. Mengakibatkan kenaikan entitas/kekayaan perusahaan yang bukan berasal dari konstribusi penanaman modal

d. Adanya transfer barang atau jasa kepada konsumen

2. Pengukuran dan Pengakuan Pendapatan a. Pengukuran Pendapatan

Pendapatan dapat diukur dengan nilai barang atau jasa yang ditukarkan dalam suatu transaksi perdagangan. Nilai tersebut menggambarkan ekuivalen kas netto atau nilai tunai uang yang diterima atau akan diterima dalam pertukaran dengan barang atau jasa yang diberikan oleh perusahaan kepada para pelanggannya. Oleh karena itu pengukuran pendapatan harus diukur dengan nilai wajar imbalan yang diterima atau dapat diterima (PSAK No. 23)

b. Pengakuan Pendapatan

Dalam akuntansi yang berlaku umum, pendapatan dapat diakui dalam empat cara, yaitu :

1. Pendapatan diakui pada saat selesainya produksi

2. Pendapatan diakui secara proporsional dalam tahap produksi 3. Pendapatan diakui pada saat pembayaran diterima

4. Pendapatan dari penjualan konsiyasi

Dari pengakuan pendapatan diatas, dapat disimpulkan bahwa syarat pengakuan pendapatan adalah :

(8)

b. Measurable, artinya pendapatan harus diukur

c. Earned, artinya kewajiban si penjual telah dilaksanakan

Perusahaan asuransi sebagai salah satu perusahaan jasa dalam suatu transaksi penjualan jasa dapat diestimasi dengan andal, pendapatan sehubungan dengan transaksi tersebut harus diakui dengan acuan tingkat penyelesaian dari transaksi pada tanggal neraca. Hasil suatu transaksi dapat diestimasi dengan andal bila kondisi berikut ini dipenuhi:

1). Jumlah pendapatan harus dapat diukur dengan andal

2). Besar kemungkinan manfaat ekonomi sehubungan dengan transaksi akan diperoleh perusahaan

3). Tingkat penyelesaian dari suatu transaksi pada tanggal neraca dapat diukur dengan andal

4). Biaya yang terjadi untuk transaksi tersebut dan biaya untuk penyelesaian transaksi tersebut dapat diukur dengan andal (PSAK No. 23)

3. Pendapatan Dalam Perusahaan Asuransi a. Pendapatan Premi

Pendapatan premi perusahaan asuransi kerugian terdiri dari : 1. Premi Bruto

adalah premi yang diperoleh dari tertanggung (pemegang polis), agen, broker, maupun dari perusahaan asuransi/reasuransi lainnya.Premi bruto yang berasal dari pertanggungan langsung (direct business) dinamakan premi langsung sedangkan premi yang berasal dari pertanggungan tidak langsung (indirect business) seperti yang diterima dari perusahaan asuransi

(9)

dan reasuransi lainnya dinamakan premi tidak langsung. Premi yang diperoleh diakui sebagai pendapatan berdasarkan accrual basic. Jurnal dari pengakuan pendapatan pada saat diterbitkannya nota debit tagihan kepada tertanggung adalah sebagai berikut :

Dr. Piutang Premi Asuransi xxx

Cr. Pendapatan Premi Asuransi xxx

2. Premi Reasuransi

Adalah bagian dari premi bruto yang dikeluarkan atau merupakan kewajiban kepada pihak reasuradur berdasarkan treaty maupun facultative. Premi reasuransi diakui dan dicatat pada periode yang sama dengan periode pengakuan pendapatan premi yang bersangkutan. Premi reasuransi dalam Laporan Laba Rugi dikurangkan langsung dari premi bruto.

- Reasuransi Treaty adalah perjanjian reasuransi dalam bentuk kontrak (treaty) antara satu perusahaan asuransi dengan beberapa perusahaan asuransi lainnya yang lazim berlangsung dalam jangka waktu 1 tahun. - Reasuransi Facultative adalah suatu penempatan reasuransi secara

bebas dimana ceding company bebas menawarkan atau tidak menawarkan serta perusahaan penanggung ulang (reinsurer) bebas untuk menerima atau menolak resiko yang ditawarkan.

(10)

Adapun pencatatan premi reasuransi pada saat diterbitkannya nota kredit adalah sebagai berikut :

Dr. Premium Reasuransi xxx

Cr. Hutang Reasuransi xxx

3. Kenaikan / penurunan premi yang belum merupakan pendapatan

Adalah premi yang belum merupakan pendapatan diakui pada tanggal neraca. Kenaikan/penurunan premi yang belum merupakan pendapatan adalah selisih dari premi yang belum merupakan periode berjalan dan periode lalu. Perhitungan dari premi yang belum merupakan pendapatan dapat dilakukan dengan beberapa cara yaitu:

a.Dihitung secara agregatif tanpa memperhatikan tanggal penutupannya, besarnya dihitung berdasarkan presentase (%) tertentu dari jumlah premi tanggungan sendiri, tiap jenis pertanggungan asuransi.

b.Dihitung secara individual dari tiap pertanggungan dari besarnya premi yang belum merupakan pendapatan ditetapkan secara prorate untuk tiap tahun yang bersangkutan

Pencatatan jurnal dari premi yang belum merupakan pendapatan adalah sebagai berikut :

Dr. Kenaikan/penurunan yang belum

merupakan pendapatan xxx

(11)

merupakan pendapatan xxx

b. Pendapatan Hasil Investasi

Adalah pendapatan yang merupakan hasil yang diperoleh dari pengelolaan aktiva investasi perusahaan antara lain bunga, deviden, sewa, capital gain (loss) , selisih kurs investasi, bagian laba (rugi) perusahaan asosiasi.

Pengakuan atas pendapatan dari hasil investasi adalah sebagai berikut :

1. Pendapatan bunga harus diakui atas dasar proporsi waktu (acrual) dan dicatat sebesar jumlah bruto atau netto.

2. Pendapatan deviden (metode biaya) diakui bila hak perusahaan sebagai pemegang saham untuk penerimaan pembayaran deviden telah ditetapkan dan diumumkan.

3. Pendapatan sewa harus diakui atas dasar proporsi waktu (acrual) dan dicatat sebesar jumlah bruto atau netto.

4. Pendapatan berupa capital gain (loss) berasal dari pelepasan properti, surat berharga, dan pelepasan investasi perusahaan asosiasi, diakui pada saat terjadinya transaksi.

5. Selisih kurs dari transaksi investasi dalam mata uang asing diakui pada saat terjadinya transaksi pelepasan dan tanggal neraca.

6. Pendapatan bagian laba/rugi perusahaan asosiasi diakui sebesar proporsional kepemilikan atas laba (rugi) dari perusahaan asosiasi pada setiap akhir periode.

(12)

Adalah bagian klaim yang menjadi kewajiban reasuradur sehubungan dengan perjanjian reasuransi.

8. Pendapatan lain-lain

Pendapatan lain-lain pada asuransi kerugian adalah berupa komisi reasuransi dan komisi keuntungan reasuransi.

C. Beban

1. Pengertian Beban

Menurut IAI dalam Standar Akuntansi Keuangan, mendefinisikan beban (expense) adalah sebagai berikut :

Penurunan masa manfaat ekonomis selama suatu periode dalam bentuk arus keluar atau berkurangnya aktiva atau terjadinya kewajiban yang mengakibatkan penurunan ekuitas yang tidak menyangkut pembagian kepada penanam modal. (IAI. 2007 : 78)

2. Pengukuran dan Pengakuan Beban a. Pengukuran Beban

Berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan, pengukuran beban pada dasarnya proses penetapan jumlah uang untuk mengakui dan memasukkan setiap unsur laporan keuangan. Dasar pengukuran tersebut sebagai berikut: 1). Biaya Historis (Historical Cost)

Dicatat sebesar pengeluaran kas yang dibayar untuk memperoleh aktiva pada saat perolehan. Biaya historis biasanya dipakai untuk pengukuran beban dalam metode yang konvensional, karena penggunaan biaya

(13)

historis dianggap dapat diverifikasi, dan merupakan nilai tukar barang dan jasa tersebut.

Adapun kelemahan dari biaya historis adalah sering biaya ini tidak merupakan pengukuran yang relevan mengenai beban bagi pemakai laporan keuangan eksternal. Biaya historis juga tidak memungkinkan pemisahan antara hasil kegiatan usaha dengan laba atau rugi yang timbul dari kegiatan pembelian atau perubahan harga yang dapat diramalkan.

2). Harga Kini (Current Prices)

Dinilai dari jumlah kas yang seharusnya dibayar bila aktiva diperoleh sekarang. Salah satu alasan utama pemakaian harga berlaku karena pendapatan diukur dengan harga berlaku, oleh karena itu sudah selayaknya beban juga menggunakan harga berlaku (matching

concept). Pengukuran beban dengan harga berjalan ini mempunyai

keuntungan karena memungkinkan pemisahan antara: a). Laba yang timbul dari transaksi

b). Keuntungan atau kerugian yang timbul dari penyimpangan aktiva sebelum dipakai

3). Nilai Realisasi (Realizable Value)

Dinyatakan dalam jumlah kas dapat diperoleh sekarang dengan menjual aktiva dalam pelepasan normal.

(14)

Dinyatakan sebesar arus kas masuk bersih di masa depan yang didiskontokan ke nilai sekarang dari pos yang diharapkan dapat memberikan hasil dalam pelaksanaan usaha normal.

b. Pengakuan Beban

Beban diakui pada saat barang atau jasa dikonsumsi bisa juga sesudahnya. Menurut Sofyan Syafri Harahap, pengakuan beban dikelompokkan dalam 3 cara yaitu :

a. Beban yang dihubungkan dengan penghasilan pada periode itu

b. Beban yang dihubungkan dengan periode tertentu yang tidak dikaitkan dengan penghasilan

c. Beban yang karena alasan praktis tidak dapat dikaitkan dengan periode manapun

Pengakuan yang lebih komprehensif terdapat dalam kerangka dasar dan Penyajian Laporan Keuangan, yang menyebutkan pengakuan beban sebagai berikut :

1). Beban diakui dalam laporan laba rugi kalau penurunan manfaat ekonomi masa depan yang berkaitan dengan penurunan aktiva atau peningkatan kewajiban telah terjadi dan dapat diukur dengan andal. 2). Beban diakui dalam laporan laba rugi atas dasar hubungan langsung

antara biaya yang timbul dan pos penghasilan tertentu yang diperoleh (matching of costs with revenues)

3). Kalau manfaat ekonomi diharapkan timbul selama beberapa periode akuntansi dan hubungannya dengan penghasilan hanya dapat ditentukan secara luas atau tidak langsung, beban diakui dalam laporan laba rugi atas dasar prosedur alokasi yang rasional dan sistematis 4). Beban segera diakui dalam laporan laba rugi kalau pengeluaran tidak

menghasilkan manfaat ekonomi masa depan atau sepanjang manfaat ekonomi depan tidak memenuhi syarat, atau tidak lagi memenuhi syarat untuk diakui dalam neraca sebagai aktiva

5). Beban diakui dalam laporan rugi laba pada saat timbul kewajiban tanpa adanya pengaakuan aktiva (IAI 2004 :15-16)

(15)

Pada umumnya suatu perusahaan dalam menjalankan aktivitas operasinya memerlukan beban, namun karena kekhususannya perusahaan asuransi mempunyai jenis-jenis beban yang berbeda. Beban dalam perusahaan asuransi terdiri dari :

a. Beban Underwriting

Beban underwriting ini meliputi : beban klaim, beban komisi, dan beban underwriting lain.

1). Beban Klaim

Beban klaim perusahaan asuransi kerugian diatur sebagai berikut : a. Klaim bruto adalah bagian yang jumlahnya telah disepakati termasuk

biaya penyelesaian klaim.

b. Klaim reasuransi adalah bagian dari klaim bruto yang menjadi tanggungan reasuradur

c. Estimasi klaim retensi sendiri adalah taksiran jumlah kewajiban yang menjadi tanggungan sendiri sehubungan dengan klaim yang masih dalam proses penyelesaian, termasuk klaim yang terjadi namun belum dilaporkan.

2). Beban Komisi

Beban komisi pada usaha asuransi kerugian adalah komisi yang diberikan kepada pialang asuransi, agen, dan perusahaan asuransi lain sehubungan dengan penutupan pertanggungan. Komisi reasuransi adalah komisi yang diterima dari perusahaan asuransi lain sehubungan dengan transaksi reasuransi.

(16)

Komisi yang diperoleh dari transaksi reasuransi merupakan pengurangan beban komisi. Dalam hal jumlah komisi yang diperoleh lebih besar dari jumlah beban komisi, maka selisih tersebut disajikan sebagai pendapatan dalam laporan laba rugi.

3). Beban Underwriting Lain

Beban underwriting lain pada usaha asuransi kerugian adalah beban yang terjadi sehubungan dengan kegiatan underwriting selain beban klaim dan beban komisi antara lain biaya survey resiko, biaya jasa penilai (appraisal) dan lain lain.

b. Beban Usaha

Beban usaha pada usaha asuransi kerugian antara lain biaya pendidikan dan pelatihan, biaya pegawai, biaya listrik, biaya telepon dan lain-lain.

D. Konsep Penandingan (Matching Concept)

Konsep ini mengatur agar pembebanan biaya harus dilakukan pada periode yang sama dengan periode menurut periode pengakuan pendapatan dan biaya yang akan dibebankan sesuai periode itu.

Konsep penandingan (matching concept) diperlukan karena : 1. Penentuan income berkala, misalnya kwartalan atau tahunan.

2. Transaksi mengenai pendapatan dan transaksi beban dilaporkan secara terpisah.

(17)

3. Penggunaan barang dan jasa biasanya tidak digunakan secara bersamaan dengan saat penjualan produk perusahaan.

Metode dalam konsep penandingan pendapatan dan beban sebagai berikut : 1. Menghubungkan sebab dan akibat (direct matching)

Aliran keluar atau penggunaan lain suatu aktiva yang mempunyai kaitan langsung untuk memperoleh pendapatan dibandingkan secara langsung, misalnya : harga pokok penjualan, biaya pengiriman, dan komisi penjualan.

2. Alokasi yang sistematis dan rasional (systematic and rational

allocation)

Prinsip ini digunakan apabila terdapat kesulitan untuk menghubungkan biaya secara langsung dengan pendapatan atau periode tertentu. Prinsip ini digunakan untuk menandingkan harga perolehan aktiva yang mempunyai manfaat lebih dari satu periode.

3. Aliran keluar atau penggunaan lain suatu aktiva boleh jadi tidak mempunyai kaitan langsung dengan pendapatan, namun jelas dikorbankan dalam rangka memperoleh barang atau jasa yang digunakan secara tidak langsung untuk memperoleh pendapatan.

E. Pelaporan Pendapatan dan Beban 1. Pelaporan Pendapatan

(18)

a. Premi yang diperoleh sehubungan dengan kontrak asuransi dan reasuransi sebagai pendapatan selama periode polis. Dalam hal periode polis berbeda signifikan dengan periode resiko, maka seluruh premi yang diperoleh diakui sebagai pendapatan selama periode resiko, kecuali apabila jumlah premi masih dapat disesuaikan misalnya premi ditentukan periode akhir kontrak atau premi disesuaikan pada akhir kontrak berdasarkan nilai pertanggungan, maka pendapatan premi diakui sebagai berikut :

1. Apabila jumlah premi dapat diestimasi secara layak, maka pendapatan premi diakui selama periode kontrak dan estimasi jumlah premi tersebut disesuaikan setiap periode mencerminkan jumlah premi yang sesungguhnya.

2. Apabila jumlah premi tidak diestimasi secara layak, maka premi diperlukan dengan metode uang muka (deposit methode) sampai jumlah premi dapat diestimasi secara layak.

b. Premi dari polis bersama diakui sebesar pangsa premi yang diterima oleh perusahaan.

c. Perusahaan asuransi (ceding company) dapat memperoleh ganti rugi atas klaim sehubungan dengan kontrak asuransi yang ditutupnya, dengan melakukan kontrak reasuransi dengan asuradur lain atau reasuradur. Selanjuntya reasuradur dapat mengadakan kontrak sebagai proses retrosesi. Perlakuan akuntansi terhadap transaksi reasuransi tergantung pada apakah suatu kontrak reasuransi tersebut merupakan reasuransi prospektif atau retroaktif.

(19)

d. Jumlah premi dibayar atau bagian premi atas transaksi reasuransi prospektif diakui sebagai premi reasuransi selama sisa periode kontrak yang jumlahnya proporsional dengan proteksi yang diberikan. Jika bagian premi reasuransi masih dapat disesuaikan dan jumlahnya dapat diestimasi secara layak, maka jumlah premi reasuransi yang diakui selama sisa periode kontrak adalah sebesar estimasi premi yang akan dibayar tersebut. e. Pembayaran dan kewajiban atas transaksi reasuransi retroaktif diakui

sebagai piutang reasuransi sebesar jumlah keawjiban yang dicatat sehubungan dengan kontrak reasuransi yang mendasari, apabila kewajiban yang dicatat melebihi jumlah yang dibayar, maka piutang reasuransi harus dinaikkan untuk mencerminkan perbedaan tersebut dan menimbulkan keuntungan ditangguhkan. Keuntungan ditangguhkan diamortisasi selama estimasi sisa periode penyelesaian (settlement period)

f. Apabila jumlah pembayaran atau kewajiban atas transaksi reasuransi retroaktif melebihi jumlah kewajiban yang dicatat, ceding company harus menaikkan kewajiban yang bersangkutan atau mengurangi piutang reasuransi, atau keduanya pada saat kontrak reasuransi dilakukan. Perbedaan tersebut dibebankan pada laporan laba rugi.

g. Perubahan dalam jumlah estimasi jumlah kewajiban sehubungan dengan kontrak reasuransi yang mendasari diakui dalam laporan laba-rugi pada periode perubahan. Piutang reasuransi harus mencerminkan perubahan yang berhubungan dengan jumlah klaim yang dapat diperoleh dari reasuradur dan ditangguhkan dan diamortisasi.

(20)

h. Apabila kontrak reasuransi mencakup baik reasuransi prospektif maupun reasuransi retroaktif, maka transaksi reasuransi tersebut dipertanggungjawabkan secara terpisah.

2. Pelaporan Beban

Pelaporan beban pada umumnya sama seperti dengan perusahaan jasa lainnya, namun khusus beban klaim pada usaha asuransi kerugian diatur sebagai berikut :

a). Klaim sehubungan dengan terjadinya peristiwa kerugian terhadap obyek asuransi yang dipertanggungkan meliputi klaim yang disetujui (settled claims), klaim dalam proses penyelesaian (outstanding

claims), klaim yang terjadi namun belum dilaporkan, dan beban

penyelesaian klaim (claim settlement expenses), diakui sebagai beban klaim pada saat timbulnya kewajiban untuk memenuhi klaim. Hak subrogasi diakui sebagai pengurang beban klaim pada saat realisasi. b). Jumlah klaim dalam proses penyelesaian, termasuk klaim yang terjadi

namun belum dilaporkan, ditentukan berdasarkan estimasi kewajiban klaim tersebut. Perubahan jumlah estimasi kewajiban klaim sebagai akibat proses penelaahan lebih lanjut dan perbedaan antara jumlah estimasi klaim dengan klaim yang dibayarkan diakui dalam laporan laba rugi pada periode terjadinya perubahan (PAKASI 1996 : 29)

(21)

Secara umum berdasarkan PSAK No. 1, pelaporan pendapatan dan beban disajikan dalam Laporan Laba Rugi atau di Catatan Atas Laporan Keuangan dimana dalam penyajiannya minimal mencakup pos-pos berikut:

a. Pendapatan b. Laba rugi usaha c. Beban pinjaman

d. Bagian dari laba atau rugi perusahaan afiliasi yang diperlakukan menggunakan metode ekuitas

e. Beban pajak

f. Laba atau rugi dari aktivitas normal perusahaan g. Pos luar biasa

h. Hak minoritas

i. Laba atau rugi bersih untuk periode berjalan

Penyajian laporan keuangan atas perusahaan asuransi telah diatur secara khusus dalam PSAK No. 28 dimana tentang pelaporan pendapatan dan beban dalam laporan laba rugi sebagai berikut:

a. Laporan laba rugi disajikan dalam bentuk multiple step

b. Pendapatan premi disajikan sedemikian rupa sehingga menunjukkan jumlah premi bruto, premi reasuransi, dan kenaikan (penurunan) premi yang belum merupakan pendapatan. Premi reasuransi disajikan sebagai pengurang premi bruto.

c. Bagian reasuradur atas klaim yang telah disetujui dan atau dibayar, dan diestimasi bagian reasuransi atas klaim dalam proses penyelesaian,

(22)

termasuk klaim yang terjadi namun belum dilaporkan, disajikan sebagai pengurang beban klaim.

d. Komisi yang diperoleh dari transaksi reasuransi merupakan pengurang beban komisi.

Dalam Catatan atas laporan keuangan, pengungkapan dilakukan sebagaimana ditentukan dalam prinsip akuntansi yang berlaku umum, kecuali :

a. Kebijakan akuntansi mengenai :

 Pengakuan pendapatan premi dan penentuan premi yang belum merupakan pendapatan.

 Transaksi reasuransi termasuk sifat, tujuan dan efek transaksi reasuransi terhadap operasi perusahaan.

 Pengakuan beban klaim dan penentuan estimasi klaim retensi sendiri

 Kebijakan akuntansi yang penting lainnya

b. Perubahan akuntansi dan koreksi kesalahan mendasar mencakup :  Perubahan kebijakan akuntansi

 Perubahan estimasi akuntansi c. Reklasifikasi Akun

d. Hal-hal yang material dan relevan wajib diungkapkan atas akun-akun laporan keuangan

Referensi

Dokumen terkait

Alhamdulillahirobbil’alamin, puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan taufik dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

Pada penelitian ini peneliti ingin meneliti pengaruh pemberian koloid dalam larutan normal salin dan dalam ringer laktat terhadap kondisi keseimbangan asam basa

Pegawai yang dijatuhi Hukuman Disiplin dan sedang menjalani pemotongan Tunjangan Kinerja sesuai dengan Peraturan Kepala Badan Kepegawaian Negara Nomor 12. Tahun

Seminar Proposal Tugas Akhir dilaksanakan sesuai dengan jadwal yang sudah ditentukan oleh Komisi Tugas Akhir dalam rentang waktu yang diatur dalam Kalender

Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi penggunaan faktor-faktor produksi pada usahatani jagung, serta untuk menentukan kombinasi penggunaan faktor-faktor produksi

Semakin tinggi nilai z-score, maka semakin stabil keuangan bank dan jauh dari kegagalan finansial dan akan meningkatkan rasio pembiayaan, hasil ini mirip dengan hasil

- Ho : Tidak Ada pengaruh signifikan dari dimensi pelayanan ( responsiveness, reliability, assurance, emphaty, dan tangibles) secara simultan terhadap kepuasan pelanggan