• Tidak ada hasil yang ditemukan

DESKRIPSI DISPOSISI MATEMATIS MAHASISWA PENDIDIKAN MATEMATIKA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "DESKRIPSI DISPOSISI MATEMATIS MAHASISWA PENDIDIKAN MATEMATIKA"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

124

DESKRIPSI DISPOSISI MATEMATIS MAHASISWA

PENDIDIKAN MATEMATIKA

Pipit Fitriani¹, Tri Nopriana²

¹) Universitas Swadaya Gunung Jati, Jalan Perjuangan No 1, Cirebon; pipitf444@gmail.com

²) Universitas Swadaya Gunung Jati, Jalan Perjuangan No 1, Cirebon; trinopriana@unswagati.ac.id

Abstrak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana

mahasiswa dalam menyikapi kemampuan disposisi matematis tentunya mempengaruhi mahasiswa dalam proses pembelajaran, karena dengan kemampuan disposisi matematis yang baik, mahasiswa akan lebih peracaya diri serta ulet dalam menyelesaikan permasalahan dalam matematika. Subjek penelitian ini adalah 20 mahasiswa tingkat 1 disalah satu Universitas yang ada di Kota Cirebon. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa secara keseluruhan disposisi matematis dengan kategori tinggi dan pencapaian 78,26%. Berdasarkan jenis kelamin disposisi matematis mahasiswa laki-laki lebih baik dari disposisi matematis perempuan. Berdasarkan asal sekolah mahasiswa dengan latar belakang Sekolah Menengah Kejuruan memiliki disposisi matematis yang lebih baik. Dan berdasarkan indikator disposisi matematis dengan kategori tinggi atau paling atas nilai presentasinya terdapat pada indikator 2.

Kata kunci : Deskripsi Disposisi Matematis

1. Pendahuluan

Matematika merupakan suatu pengetahun yang mempunyai karakteristik berfikir logis, kritis, sistematis, kreatif dan banyak nilai-nilai. Matematika bermanfaat untuk berbagai jenis program sekolah dan sangat erat hubungannya dengan kegiatan kehidupan sehari-hari. Memiliki rasa kesadaran diri dan kecendurungan dalam pembelanjaran matematika merupakan hal yang penting bagi mahasiswa pendidikan matematika. Sumarmo (2012: 2) mengatakan kecenderungan yang kuat pada diri siswa untuk berfikir dan berbuat secara matematik dengan cara yang posistif dan didasari dengan iman, taqwa, dan akhlak mulia.

(2)

125 Namun, dalam pembelajaran matematika kurangnya kesadaran diri pada mahasiswa pendidikan matematika. Menurut (Dahlan, 2011: 847) pengembangan minat dan ketertarikan terhadap matematika tersebut akan membentuk kecenderungan yang kuat yang dinamakan disposisi matematis (mathematical disposition). Komponen disposisi meliputi rasa percaya diri, ekspektasi dan metakognisi, gairah dan perhatian serius dalam belajar matematika, kegigihan dalam menghadapi dan menyelesaikan masalah, rasa ingin tahu yang tinggi serta berbagi pendapat dengan orang lain. Memperhatikan kekuatan kognitif dan afektif yang termuat dalam berfikiran disposisi diatas, adalah rasional bahwa dalam belajar bidang studi apapun mahasiswa perlu mengutamakan pengembangan kemampuan berfikir dan disposisi tersebut. NCTM (Kusmaryono & Dwijanto, 2016: 20) bahwa pada pembelajaran disposisi merupakan salah satu komponen yang sangat penting bagi siswa (mahasiswa) karena mahasiswa dibiasakan mendapatkan persoalan-persoalan yang memerlukan sikap positif, percaya diri, mandiri dan tangguh untuk menyelesaikan.

Disposis matematis merupakan dorongan, kesadaran atau kecenderungan. Menurut (National Council Of Teacher Of Mathematics, 2011) mendefinisikan matematis sebagai ketertarikan dan apresiasi terhadap matematika. Dalam arti yang lebih luas, disposisi matematik bukan hanya sebagai sikap saja tetapi juga sebagai kecenderungan untuk berfikir dan bertindak positif. Demikan pula, Sumarmo (Kesumawati, 2010: 4), disposisi matematis adalah dedikasi yang kuat pada diri siswa untuk belajar matematika. Dedikasi tersebut berupa apresiasi siswa terhadap matematika berupa: (1) kepercayaan diri dalam menggunakan matematika, (2) fleksibilitas dalam menyelidiki gagasan matematis, (3) tekun dalam mengerjakan tugas matemtika, (4) mempunyai minat belajar dan rasa keingintahuan yang tinggi terhadap persoalan matemtis.

Oleh sebab itu, kemampuan disposisi matematis tentunya sangat mempengaruhi mahasiswa dalam proses pembelajaran, karena dengan kemampuan disposisi yang baik, mahasiswa akan lebih percaya diri serta ulet dalam menyelesaikan permasalahan dalam matematika. Hipotesis penelitian menunjukan bahwa mahasiswa pendidikan matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan di salah satu Universitas Swasta Cirebon yang mempunyai disposisi matematis lebih tinggi cenderung mempunyai kemampuan memecahkan masalah matematis lebih tinggi dibandingkan

(3)

126 mahasiswa dengan disposisi matematis lebih rendah. Menurut hasil penelitian yang dilakukan oleh Mahmudi, semakin menunjukan bahwa disposisi matematis siswa memiliki pengaruh terhadap hasil belajar siswa.

Oleh karena itu, Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, maka rumusan masalah dari penelitian ini adalah bagaimana mendeskripsikan disposisi matematis mahasiswa tingkat 1 pendidikan matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan di salah satu Universitas Swasta Cirebon.

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah tersebut, bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh disposisi matematis mahasiswa tingkat 1 pendidikan matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, serta mengetahui pemahaman mahasiswa tingkat 1 dalam pendidikan matematika dalam disposisi matematis. Bagi peneliti diharapkan dapat menambah pengetahun, pemahaman dan wawasan tentang disposisi matematis mahasiswa pendidikan matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan.

2. Metode

Jenis penelitian ini adalah penelitian Deskriptif – Kuantitatif. Subjek dalam penelitian ini adalah mahasiswa tingkat 1 pendidikan matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan di salah satu universitas swasta di cirebon. Data pada penelitian ini dikumpulkan secara langsung oleh peneliti, sehigga peneliti merupakan instrumen utama dalam penelitian ini. Menurut (Sugiyono, 2016) peneliti merupakan instrumen utama. Kedudukan peniliti sebagai instrumen utama adalah sebagai pengumpulan data, analisis, penafsir data dan pada akhirnya peneliti menjadi pelapor hasil penelitian (Moloeng, 2006). Selain peneliti sebagai instrumen utama, terdapat instrumen bantu berupa angket disposisi matematis.

Data yang dikumpulkan adalah data tentang disposisi matematis yang berkaitan dengan indikator disposisi matematis selama proses pembelajaran. Disposisi matematis sendiri merupakan sikap-sikap yang mungkin akan muncul dengan cara tertentu yang diperlukan mahasiswa untuk bertahan dalam menghadapi masalah, mengambil tanggung jawab dalam belajar, dan mengembangkan kebiasaan kerja yang baik dalam matematika.

(4)

127 Tabel 1. Indikator Pada Angket Disposi Matematis

Variabel

Penelitian Indikator Nomor Pernyataan

Disposisi Matematis 1. kepercayaan Diri 1,2,3,4 2. Fleksibilitas 5,6,7,8,9 3. Bertekad Kuat 10,11,12,13 4. Ketertarikan, Keingintahuan 14,15,16,17,18 5. kecenderungan 19,20,21,22,23,24,25,26,27,28

3. Hasil Dan Pembahasan

Penelitian ini membahas tentang bagaimana disposisi matematis pada mahasiswa tingkat 1 pendidikan matematika. Disposisi matematis dilihat dari skor angket mahasiswa, di mana pemberian angket tersebut. Angket yang diberikan bertujuan untuk mengetahui tingkat disposisi matematis. Data yang dikumpulkan pada setiap kegiatan angket dari setiap siklus di analisis dengan cara menghitung presentase.

Presesntase dihitung dengan rumus menurut (Ngalim Purwanto, 2009: 102) :

NP = 𝑆𝑀𝑅 × 100

Keterangan:

NP : Nilai persen yang dicari atau diharapkan R : Skor mentah yang diperoleh siswa SM : Skor maksimum ideal dari Pengamatan

(5)

128 100 : Bilangan tetap

Selanjutnya nilai-nilai persen itu ditransfer ke dalam huruf yang terdapat dalam tabel.

Tabel 2. Klasifikasi Hasil Skor Angket Disposisi Matematis Mahasiswa

No. Presentase (%) Nilai Huruf Kategori

1. 81 – 100 A Sangat tinggi

2. 61 – 80 B Tinggi

3. 41 – 60 C Cukup

4. 21 – 40 D Rendah

5. 0 – 20 TL Sangat rendah

Untuk mengetahui tingkat disposisi matematis siswa dapat dilihat deskripsi data disposisi matematis siswa, dimana data disposisi matematis dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 3. Deskripsi Disposisi Matematis Berdasarkan Jenis Kelamin

Berdasarkan tabel 3. di atas terlihat bahwa disposisi matematis yang dimiliki mahasiswa laki-laki pendidikan matematika sudah sangat baik, akan tetapi disposisi matematis terhadap perempuan nilai presentasenya lebih rendah dibandingkan nilai presentase yang dimiliki laki-laki. Sedangkan mahasiswa perempuan lebih spesifik ke pengalaman yang telah dilakukannya, menyukai cara yang praktis, serta emosional dan multytasking.

DESKIRPSI DISPOSISI MATEMATIS BERDASARKAN JENIS KELAMIN JUMLAH MAHASISWA RATA-RATA NILAI MAX NILAI

MIN PRESENTASE KATEGORI

LAKI-LAKI 2 97 111 83 86,61 SANGAT

TINGGI

(6)

129 Hal ini meski siswa laki-laki mempunyai persepsi sangat tinggi terhadap pembelajaran matematika. Sedangkan perempuan mempunyai presepsi tinggi terhadap pembelajaran matematika.

Pernyataan diatas menunjukkan sebuah persepsi yang terjadi pada siswa laki-laki maupun siswa perempuan, dengan persepsi itu sendiri adalah proses dimana kita mengorganisasi dan menafsirkan pola stimulus (rangsangan) yang diterima oleh indera kita terhadap lingkungan (Atkinson, Atkinson, & R. Hilgard, 1983).

Tabel 4. Deskripsi Disposisi Matematis Berdasarkan Jurusan Asal Sekolah

DESKIRPSI DISPOSISI MATEMATIS BERDASARKAN ASAL SEKOLAH JUMLAH MAHASISWA RATA-RATA NILAI MAX NILAI

MIN PRESENTASE KATEGORI SMA

(IPA) 15 86,43 95 77 77,17 TINGGI

SMK 5 87,25 97 77 77,90 TINGGI

Dari data di atas diketahui mahasiswa yang berasal dari jurusan asal IPA dan SMK memiliki disposisi matematis yang baik atau kategori tinggi. Akan tetapi mahasiswa yang asal jurusan IPA memiliki nilai presentase lebih kecil dibandingkan SMK. Disposisi matematis lebih cenderung tinggi terhadap mahasiswa yang asal jurusan SMK, karena siswa SMK lebih menekankan pada perkembangan keterampilan atau hard skill sehingga mereka mempunyai sikap percaya diri, jenjang SMK juga menitikberatkan pada persiapan siswa untuk menghadapi dunia kerja. Jadi, secara umum, SMK lebih mengasah skill ketimbang SMA. Sedangkan asal jurusan SMA, siswa SMA lebih menekankan pada teori atau materi pelajaran.

(7)

130 Keterangan:

• Indikator 1 : Kepercayaan diri dalam menyelesaikan masalah matematika, mengkomunikasikan ide-ide serta mampu memberi alasan yang logis

• Indikator 2 : Fleksibilitas dalam mengeksplorasi ide-ide matematis dan mencoba berbagai metode alternatif untuk pemecahan masalah • Indikator 3 : Bertekad kuat untuk menyelesaikan tugas-tugas

matematika

• Indikator 4 : Ketertarikan, keingintahuan, dan kemampuan untuk menemukan dalam pembelajaran

• Indkator 5 : Kecenderungan untuk melakukan refleksi terhadap hasil kinerjanya

Dari data diatas, dapat dilihat dari beberapa indikator diatas bahwa mahasiswa tingkat 1 (satu) yang memiliki nilai presentase tertinggi yaitu berada pada indikator 2 yang menunjukan nilai presentase sebesar 79. Sedangkan indikator yang memiliki nilai presentase yang sangat rendah yaitu berada pada indikator 1 yang memiliki nilai indikator sebesar 76. Nilai-nilai presentase tersebut diperoleh dari angket yang telah disebar pada responden dan kemudian diolah datanya, serta dipengaruhi juga dari berapa banyaknya pernyataan yang di hasilkan dari setiap indikator dan dari penilaian responden yang mengisinya juga.

Dari penjelasan diatas dapat diketahui bahwa indikator-indikator disposisi matematis termasuk dalam faktor psikologi yang

(8)

131 mempengaruhi hasil belajar siswa. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Mahmudi (2010) menunjukan bahwa siswa yang mempunyai disposisi matematis lebih tinggi cenderung mempunyai kemampuan memecahkan masalah matematis lebih tinggi daripada siswa dengan disposisi matematis lebih rendah. Hasil penelitian ini semakin menunjukan bahwa disposisi matematis siswa memiliki pengaruh terhadap hasil belajar siswa.

4. Simpulan dan Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan bahwa tingkat disposisi matemastis terhadap mahasiswa tingkat 1 pendidikan matematika tergolong tinggi. Dilihat dari perbandingan gender, jurusan asal sekolah dan indikator. Pada angket perbandingan gender ternyata hasil yang sangat tinggi disposisi matematisnya dimiliki laki-laki sedangkan perempuan hanya tinggi saja. Dalam angket jurusan asal sekolah ternyata jurusan SMK hasil angket sama-sama tinggi akan tetapi di SMK lebih besar dari nilai presentasenya yaitu SMA 77,17% dengan SMK 77,90 %. Sedangkan angket disposisi matematis berdasarkan Indikator sangat baik. Fleksibilitas dalam mengeksplorasi ide-ide matematis dan mencoba berbagai metode alternatif untuk pemecahan masalah.

Berdasarkan hasil penelitian, maka penulis mengemukakan saran yaitu sebaiknya tingkat disposisi matematis dalam perempuan lebih ditingkatkan lagi. Untuk penelitian selanjutnya hendaknya diteliti untuk mengembangkan disposisi matematis dengan baik. Hal ini dikarenakan pentingnya disposisi matematis pada mahasiswa, sebab disposisi matematis mempengaruhi mahasiswa dalam proses pembelajaran, karena dengan kemampuan disposisi matematis yang baik, mahasiswa akan lebih peracaya diri serta ulet dalam menyelesaikan permasalahan dalam matematika. sehingga diharapkan melaluidisposisi matematis dapat membuat mahasiswa lebih aktif.

Daftar Pustaka

Astuti Puji.2017. Peningkatan Disposisi dalam Pembelajaran Matematika dan

Kemampuan Pemecahan Matematika dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think-Talk-Write pada Siswa Kelas VIII A SMP PGRI Bagelen Purworejo Tahun Pelajaran 2016/2017. Skripsi. FKIP

Universitas Muhammadiyah Purworejo: Dipublikasikan.

Sumarmo Utari., Rohaeti Eti Euis., & Hendriana Heris. 2017. Hard Skills

(9)

132 Putra Dian Agung. 2016. Hubungan Self-Efficacy Berdasarkan Gender dengan

Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran IPA Kelas VIII Se-Kecamatan Tanjung Senang. Skripsi. FKIP Universitas Lampung. Dipublikasikan.

Sugiyono. 2016. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitif,

Kualitatif dan R&D). Bandung: ALFABETA.

Sugiyanti., Prasetyowati Dina., Kartikah.2017. Profil Disposisi Matematis Mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika Universitas PGRI Semarang pada Mata Kuliah Integral. Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika. 2(2). 140-151.

Sumarmo Utari., Hidayat Wahyu, dkk. 2012. Kemampuan dan Disposisi Berfikir Logis, Kritis, dan Kreatif Matematik (Eksperimen terhadap Siswa SMA Menggunakan Pembelajaran Berbasis Masalah dan Strategi Think-Talk-Write. Jurnal Pengajaran MIPA. 17(1). 17

Gambar

Tabel 2. Klasifikasi Hasil Skor Angket Disposisi Matematis  Mahasiswa

Referensi

Dokumen terkait

Abstrak: Penahanan dilakukan dengan tujuan untuk kepentingan pemeriksaan, demi keadilan dan ketertiban dalam masyarakat, hal ini dilakukan terhadap orang yang tidak

Jika dilihat dari Trend Tingkat partisipasi angkatan kerja (TPAK) dalam kurun waktu 2012 sampai pada tahun 2016, Tingkat partisipasi angkatan kerja (TPAK) Provinsi

Analisa data statistik untuk menghitung kadar nitrit pada kornet daging sapi baliko ® tanggal kadaluarsa

Permintaan yang melebihi kapasitas akan membuat produk yang dibuat tidak akan.. selesai pada waktu yang telah disepakati, sehingga perusahaan

PENERAPAN PENDEKATAN SAINTIFIK UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP IPA DI SEKOLAH DASAR.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

7.4. Keterpaduan pelaksanaan tugas Kepala Subbagian Tata Usaha, Kepala Subbagian Rumah Tangga, Kelapa Subbagian Hukum dan Tata Laksana dan Kepala Subbagian

Gatot Subroto No.10 Raba Bima Telpr. Langsung sebagai berikut

PEnerapan Model Pemblejaran Kooperatif Tipe Learning untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa tentang Penjumlahan Pecahan Biasa Berpenyebut tidak Sama.. Universitas Pendidikan