• Tidak ada hasil yang ditemukan

Mengingat : bidang agama serta untuk menindaklanjuti Undang-Undang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Mengingat : bidang agama serta untuk menindaklanjuti Undang-Undang"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA

NOMOR

4

TAHUN 2010

TENTANG

PEMBENTUKAN KANTOR KEMENTERIAN AGAMA KABUPATEN NAGEKEO, KANTOR KEMENTERIAN AGAMA KABUPATEN SUMBA TENGAH, DAN KANTOR KEMENTERIAN AGAMA KABUPATEN SUMBA BARAT DAYA DI PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang

bahwa untuk

meningkatkan pelayanan

kepada

ma$yarakat di

bidang

agama

serta untuk

menindaklanjuti

Undang-Undang

Nomor

2

Tahun

2007

tentang

Pembentukan

Kabupaten

Nagekeo

di

Provinsi Nusa Tenggara Timur,

Undang-Undang Nomor 3

Tahun

2007 tentang Pembentukan Kabupaten Sumba

Tengah

di

Provinsi Nusa Tenggara Timur, dan Undang-Undang

Nomor

16

Tahun

2007 tentang

Pembentukan

Kabupaten

Sumba Barat Daya

di

Provinsi Nusa Tenggara Timur,

perlu

menetapkan

Peraturan Menteri

Agama tentang

Pembentukan

Kantor

Kementerian

Agama

Kabupaten Nagekeo,

Kantor

Kementerian

Agama

Kabupaten

Sumba Tengah,

dan

Kantor

Kementerian

Agama Kabupaten Sumba Barat Daya

di

Provinsi Nusa Tenggara Timur;

1.

Undang-Undang Nomor 2

Tahun

2007 tentang Pembentukan

Kabupaten Nagekeo

di

Provinsi

Nusa

Tenggara

Timur (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 3,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Nomor 4678),

2.

Undang-Undang Nomor 3

Tahun

2007 tentang Pembentukan

Kabupaten Sumba Tengah

di

Provinsi Nusa Tenggara Timur (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 4,

Tambahan Lembaran Neqara Republik lndonesia

Nomor

4679)',

3.

Undang-Undang Nomor 16 Tahun 20Q7 tentang Pembentukan Kabupaten

Sumba Barat

Daya

'di

Provinsi Nusa

Tenggara

Timur

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

2007

Nomor

18, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4692);

4. Peraturan ...

Mengingat

:

(2)

Memperhatikan

:

4.

Peraturan Presiden Nomor 50 Tahun 2008 tentang perubahan Kesembilan

Atas

Peraturan Presiden

Nomor

10 Tahun 2005

tentang

Unit

Organisasi

dan

Tugas Eselon

I

Kementerian Negara Republik Indonesia;

5.

Peraturan

Presiden

Nomor

47

Tahun 2009

tentano Pembentukan dan Organisasi Kementerian Negara;

6.

Keputusan Menteri

Agama

Nomor

517 Tahun

2001 tentang

Penataan Organisasi

Kantor

Urusan

Agama

Kecamatan sebagaimana telah diubah dengan Keputusan Menteri Agama Nomor 8 Tahun 2008:

7.

Keputusan Menteri

Agama

Nomor

373 Tahun

2002 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kantor Wilayah KementerianAgama

Provinsi

dan

Kantor

KementerianAgama

Kabupaten/Kota sebagaimana telah diubah dengan Keputusan Menteri Agama Nomor 480 Tahun;

8.

Peraturan Menteri Agama Nomor

3

Tahun

2006

tentang Organisasi dan Tata Kerja Departemen Agama;

Persetujuan Menteri

Pendayagunaan

Aparatur Negara

dalam Surat

Nomor:

B/2655/M.PAN/8/2009

tanggal

25 Agustus 2009;

MEMUTUSKAN:

PERATURAN MENTERI

AGAMA

TENTANG PEMBENTUKAN

KANTOR

KEMENTERIAN

AGAMA

KABUPATEN NAGEKEO,

KANTOR

KEMENTERIAN

AGAMA

KABUPATEN

SUMBA

TENGAH,

DAN

KANTOR

KEMENTERIAN

AGAMA

KABUPATEN SUMBA BARAT

DAYA

DI

PROVINSI

NUSA TENGGARA TIMUR. Menetapkan BAB I PEMBENTUKAN Pasal 1 Membentuk:

a.

Kantor Kementerian Agama Kabupaten Nagekeo di Kabupaten Nagekeo;

b.

Kantor

Kementerian

Agama

Kabupaten

Sumba Tengah

di

Kabupaten Sumba Tengah; dan

(3)

Di

Kantor Kementerian Agama Kabupaten Sumba Barat Daya

di

Kabupaten Sumba Barat Daya.

Provinsi Nusa Tenggara Timur.

BAB II

KEDUDUKAN, TUGAS DAN FUNGSI

Pasal 2

Kantor Kementerian

Agama

Kabupaten Nagekeo, Kantor

Kementerian Agama Kabupaten

Sumba Tengah,

dan

Kantor

Kementerian

Agama

Kabupaten Sumba

Barat

Daya

sebagaimana dimaksud

dalam Pasal

1

adalah

instansi

vertikal Kementerian Agama yang berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada Kepala Kantor

wilayah

Kementerian Agama Provinsi Nusa Tenggara Timur.

Pasal 3

Kantor Kementerian Agama kabupaten

sebagaimana

dimaksud dalam Pasal

2

mempunyai

tugas

melaksanakan

tugas

dan

fungsi

Kementerian

Agama

dalam wilayah kabupaten berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Pasal 4

(1)

Dalam

melaksanakan

tugas

sebagaimana

dimaksud dalam Pasal

3,

Kantor Kementerian Agama Kabupaten menyelenggarakan fungsi:

a.

perumusan kebijakan

teknis

operasional

dan

penyusunan rencana

kerja

Kementerian

Agama

Kabupaten

sesuai dengan

kebijakan

Kementerian Agama;

b. pengorganisasian

dan

pembimbingan pelaksanaan

kegiatan

di

lingkungan Kementerian Agama Kabupaten;

c.

pelaksanaan

program

yang

meliputi

pembinaan, pelayanan

dan

penyelenggaraan

urusan

agama,

pendidikan

agama

dan

keagamaan,

penyelenggaraan haji dan umrah, pengelolaan zakat, pengelolaan wakaf, dan kerukunan umat beragama;

d.

pengelolaan Kabupaten;

e.

pengelolaan Kementerian

f.

pengendalian Kabupaten.

(2)

Dalam pelaksanaan fungsi sebagaimana dimaksud pada

ayat (1)

Kementerian Agama Kabupaten berkoordinasi dengan Pemerintah Daerah, instansi terkait dan lembaga sosial keagamaan yang berada

diwilayah

kabupaten.

BAB

ill

...

administrasi

dan

informasi

di

lingkungan Kementerian Agama

barang

milik/kekayaan

negara yang menjadi

tanggung jawab Agama Kabupaten;

program dan pelaporan pelaksanaan tugas Kementerian Agama

4

a

(4)

BAB III

SUSUNAN ORGANISASI Pasal 5

(1) Susunan Organisasi Kantor Kementerian

Agama

Kabupaten Nagekeo, Provinsi Nusa Tenggara Timur terdiri dari:

a.

Subbagian Tata Usaha;

b.

Seksi Pendidikan dan Bimbingan Masyarakat lslam;

c.

Seksi Urusan Agama Katolik;

d.

Seksi Pendidikan Agama Katolik;

e.

Penyelenggara Haji dan Umrah; serta

f.

Kelompok Jabatan Fungsional.

(2)

Susunan Organisasi Kantor

Kementerian

Agama

Kabupaten

Sumba

Tengah, Provinsi Nusa Tenggara Timur terdiri dari:

a.

Subbagian Tata Usaha;

b.

Seksi Pendidikan dan Bimbingan Masyarakat lslam;

c.

Seksi Urusan Agama Kristen;

d.

Seksi Pendidikan Agama Kristen;

e.

Penyelenggara Haji dan Umrah;

f.

Penyelenggara Bimbingan Masyarakat Katolik; dan

g.

Kelompok Jabatan Fungsional.

(3) Susunan Organisasi Kantor Kementerian Agama Kabupaten Sumba Barat Daya, Provinsi Nusa Tenggara Timur terdiri dari.

a.

Subbagian Tata Usaha;

b.

Seksi Pendidikan dan Bimbingan Masyarakat lslam;

c.

Seksi Bimbingan Masyarakat Kristen;

d.

Seksi Bimbingan Masyarakat Katolik;

e.

Penyelenggara Haji dan Umrah; serta

f.

Kelompok Jabatan Fungsional.

(4)

Bagan

struktur organisasi Kantor

Kementerian

Agama Kabupaten

Nagekeo, Kantor Kementerian Agama Kabupaten Sumba Tengah, dan Kantor Kementerian

Agama Kabupaten Sumba Barat Daya sebagaimana tersebut dalam Lampiran l,

Lampiran

ll

dan Lampiran

lll

Peraturan ini.

.-<

(5)

Pasal 6

(1)

Subbagian

Tata

Usaha

mempunyai

tugas

melakukan koordinasi perumusan

kebijakan, pelayanan

dan

pembinaan administrasi kepada seluruh

satuan

organisasi dan/atau satuan kerja

di

lingkungan

Kantor

Kementerian Agama Kabupaten berdasarkan

kebijakin

tekniJ yang Oitetapkan

oleh

Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten.

(2)

Seksi

Pendidikan

dan

Bimbingan Masyarakat

lslam

mempunyai

tugas

melakukan pelayanan

dan

bimbingan

di

bidang

pendidikan

madrasah,

pendidikan

agama lslam,

pendidikan

diniyah

dan

pondok

pesantren, pengelolaan kepenghuluan, pembinaan Kantor Urusan Agama lslam (KUA) dan

keluarga sakinah, pemberdayaan masjid, pembinaan syariah dan hisab rukyat, penerangan agama lslam, pengelolaan zakat, pengelolaan wakaf, serta sistem informasi manajemen pendidikan dan bimbingan masyarakat lslam

(3)

Seksi

Bimbingan Masyarakat Kristen mempunyai

tugas

melakukan pelayanan dan bimbingan di bidang pengelolaan lembaga dan keesaan gereja, penyuluhan dan tenaga teknis keagamaan, seni budaya dan keagamaan, pendidikan agama

dan

pendidikan keagamaan Kristen,

serta

sistem

informasi

manajemen bimbingan masyarakat Kristen.

(4)

Seksi Urusan Agama Kristen

mempunyai

tugas melakukan

pelayanan dan bimbingan di bidang pengelolaan lembaga dan keesaan gereja, penyuluhan dan

tenaga teknis keagamaan, seni budaya dan keagamaan, serta sistem informasi manajemen urusan agama Kristen.

(5)

Seksi Pendidikan Agama Kristen mempunyai tugas melakukan pelayanan dan

bimbingan

di

bidang pengelolaan pendidikan agama kristen pada

jenjang pendidikan tingkat dasar dan tingkat menengah, pendidikan keagamaan, serta sistem informasi manajemen pendidikan agama Kristen.

(6)

Seksi

Bimbingan Masyarakat Katolik mempunyai

tugas

melakukan pelayanan

dan

bimbingan

di

bidang pengelolaan lembaga

dan

sarana

keagamaan,

penyuluhan dan tenaga teknis keagamaan, pendidikan agama dan pendidikan

keagamaan Katolik, serta sistem informasi manajemen bimbingan masyarakat Katolik.

(7)

Seksi Urusan Agama Katolik

mempunyai

tugas melakukan

pelayanan dan bimbingan

di

bidang pengelolaan lembaga keagamaan, penyuluhan dan tenaga

teknis

keagamaan, pembinaan sarana keagamaan

serta sistem

informjsi manajemen urusan agama Katolik,

(8) Seksi ...

(6)

(8)

Seksi

Pendidikan

Agama

Katolik mempunyai tugas melakukan pelayanan dan

bimbingan

di

bidang pengelolaan pendidikan agama Katolik pada

jenjang pendidikan tingkat dasar dan tingkat menengah, pendidikan keagamaan, serta sistem informasi manajemen pendidikan agama Katolik

(9)

Penyelenggara

Haji dan

Umrah mempunyai

tugas

melakukan pelayanan dan

bimbingan

di

bidang

pengelolaan pendaftaran

dan

sistem

informasi

haji,

pembinaan

haji,

perjalanan

dan

dokumen, akomodasi

dan

Biaya

Perjalanan lbadah Haji (BPIH) serta penyuluhan haji dan umrah.

(10)

Penyelenggara

Bimbingan

Masyarakat

Katolik

mempunyai

tugas

melakukan bimbingan dan pelayanan

di

bidang keagamaan pada masyarakat Katolik yang

meliputi urusan agama Katolik, pendidikan agama dan pendidikan keagamaan Katolik serta sistem informasi manajemen bimbingan masyarakat Katolik.

Pasal 7

Pelaksanaan

tugas

pelayanan terhadap agama

yang tidak

tertampung

dalam

struktur

organisasi

sebagaimana dimaksud

dalam pasal 5 ayat (1), ayat (2) dan ayat (3) dapat dilakukan dengan menunjuk seorang pengadministrasi layanan agama yang dikoordinasikan

oleh dan

bertanggung

jawab

kepada Kepala Subbagian Tata Usaha.

KELoMPoK

JABl?lK

FUNGSToNAL Pasal 8

Di lingkungan Kantor Kementerian Agama Kabupaten sebagaimana dimaksud dalam

Pasal

2

dapat

ditetapkan jabatan fungsional berdasarkan ketentuan

peraturan perundang-undangan.

Pasal 9

Kelompok Jabatan Fungsional mempunyai tugas melaksanakan tugas sesuai dengan

jabatan fungsional

masing-masing berdasarkan

ketentuan peraluran

perundang-undangan.

Pasal 10

(1)

Kelompok jabatan fungsional terdiri dari sejumlah tenaga dalam jenjang jabatan fungsional yang diatur berdasarkan ketentuan peraturan perundang--undangan.

(2)

Kelompok

jabatan

fungsionar sebagaimana

dimaksud

pada

ayat

(1),

dikoordinasikan

oleh

pejabat

fungsional

senior yang ditunjuk oleh

pimpinan satuan organisasi yang bersangkutan.

(3) Jumlah ...

(7)

(3)Jumlah tenaga fungsional

sebagaimana

dimaksud pada

ayat (1),

ditentukan berdasarkan kebutuhan dan beban kerja.

(4) Jenis dan jenjang jabatan fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat (1), diatur berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan.

rarTPrvnla

Pasal 11

(1)Setiap

pimpinan

satuan

organisasi dan/atau satuan

kerja

di

lingkungan Kantor Kementerian

Agama

Kabupaten dalam melaksanakan tugas

wajib

menerapkan

prinsip

koordinasi, integrasi,

dan

sinkronisasi dengan satuan organisasi/satuan

kerja

di

lingkungan KementerianAgama Kabupaten/Kota

dan

pemerintah daerah serta instansi vertikal lainnya.

(2) Setiap pimpinan satuan organisasi dan/atau satuan kerja wajib mengembangkan

pelaksanaan

tata

kerja

Kantor

Kementerian

Agama

Kabupaten

dengan

menerapkan pemerintahan

yang

bersih,

akuntabel

dan

pemberdayaan masyarakat.

(3)

Setiap

pimpinan

satuan

organisasi dan/atau satuan

kerja

di

lingkungan Kantor

Kementerian

Agama

Kabupaten

bertanggung

jawab

memimpin

dan mengkoordinasikan pelaksanaan tugas bawahannya.

(4) Setiap pimpinan satuan organisasi dan/atau satuan kerja wajib mengembangkan

pelaksanaan tugas

dan

fungsinya

berdasarkan

rencana strategis yang

telah ditetapkan serta menyusun dan memelihara tata hubungan kerja yang serasi baik intern maupun ekstern.

(5)

Setiap pimpinan satuan

organisasi dan/atau

satuan kerja wajib

melaksanakan

administrasi keuangan, akuntansi, menyusun laporan keuangan

dan

laporan kinerja sebagaimana d iatu r dalam ketentuan peraturan perundang-u ndangan.

(6)

Setiap pimpinan satuan

organisasi dan/atau

satuan kerja wajib

melaksanakan

pengawasan

melekat,

penilaian

kinerja,

mematuhi ketentuan

peraturan

perundang-undangan

dan

menyampaikan

laporan hasil

pelaksanaan tugasnya kepada atasan masing-masing secara berjenjang dan berkala.

Dengan ditetapkannya sarana:

BAB VI

KETENTUAN PERALIHAN Pasal 12

peraturan ini maka satuan kerja, pegawai, pembiayaan serta

(8)

a.

b.

Kantor

Kementerian

Agama

Kabupaten Nagekeo

yang

berada

dalam

kewenangan

Kantor

Kementerian

Agama

Kabupaten

Ngada segera

dialihkan kepada Kantor Kementerian Agama Kabupaten Nagekeo;

Kantor

Kementerian

Agama

Kabupaten

sumba Tengah

yang

berada

dalam

kewenangan

Kantor

Kementerian

Agama

Kabupaten

sumba

Barat

segera dialihkan kepada Kantor Kementerian Agama Kabupaten Sumba Tengah; dan

Kantor Kementerian

Agama

Kabupaten Sumba Barat Daya

yang

berada dalam

kewenangan

Kantor

Kementerian

Agama

Kabupaten

Sumba Barat

segera dialihkan kepada Kantor Kementerian Agama Kabupaten

sumba

Barat Daya.

BAB VII

KETENTUAN PENUTUP Pasal 13

Pelaksanaan Peraturan

ini

dilakukan selambat-lambatnya

dalam waktu

6

(enam) bulan sejak tanggal ditetapkan.

Pasal 14 Peraturan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

Agar setiap orang

mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan ini dengan penetapannya dalam Berita Negara Republik Indonesia.

Dite kan

di

Jakarta

nggal

lj

ltlaret

2010

REPUBLIK INDONESIA,

ALI Diundangkan di Jakarta

pada

tanggal

25 Maret

2O1O

MENTERI HUKUM DAN HAM REPUBLIK INDONESIA,

PATRIALIS

AKBAR

(9)

\

(t, Il"l z.

o

o

=

:< J trt

=

o-tu

u

=

(,

t

o

r N .P 0) t{ cd

E

[n

6

(t) o, c (u (o E(o -:<(g

-E

-:< L

=

(s

'a

-

(It (o <t)

"E:

€.

c Q)

o-=

(9

z

E

ut F

iii o

+r!

uil

:(,

15<

nZ.

F

z.m

:< :< (r, z.

=H

<(L

9a

z.A

#=

ru-l-r

fr#

s

E$

o

o

z.u,

F=

=

s-E

il

fis

e

ila

H:

3$s

*=

F+=

3?*{3e

E-EE=8

6

JH:

F

E

==

FEa

B

=

=V=

F

=5

rr

\u2

o-

2s

:

fr

E=

*

il-=

P6

3F

36

n

!(=

u)

i4=

HF

p

F3

2

(D(,

:<(n

(o (o

.-{-v

-\<:o

9i:

i6 vJ : \.2 -o C. o) o-(9

(v<

Z

E<

zE

<LU

\ZF

z. LU ul :< (s E

3=

<E

r5

5

:E

b(,)

xa

P(s

-.=

6co

o_

(10)

l=

\

CN UI z.

o

o

=

:<

=

(n

3

(L lu M,

=

(9 e. r N

+

+r rrl LN N

E

(o

E

(g -:<(g

o

c

=

(9 z.

{-aea.

{

!u

<-,

ctr=z

=fiH

8gs

e?6.

<92(']

m

:<:<

a

z.

=

<o

=E

<(L

36

z.<

fi5

FF

z,<

lU

(r

fr

Ia*

^

o=

vL-(tr

26

=

52.

:<

t

sF

r

-=

o-

ur

;i

Ho 33*

sF

===

<2.

tJ.t=a-9?o kds

-=2

aL<=

*trfl

a=E

Eofr

$-9

So<F

eHH

<O

EZz

4E

$E=

E=A

tr

trE

o- ,a

=

il:<

3

f;=

=

:<o

O-p

=

F=

j

=g

sF

Z4

g=

J-,

-,n atl z, cll ul

fiF

o-5

m :< -c(U E

=

(u E (5 I (g (U

NE:

B

o,

ap:

5 dt c o) o_ (g <t> (g Cg F (o E (u (>) .-{ (t) c - q) 7i(o(, .X -:< '= "t-;y -o c q) o-(9 tv<

^Z-tr<

z.t

<ru

:<F

z. LU LU :< .Y

oc

o-(U

E(o

C, -o

qrg

\< c .rJc

bu)

j<.^

pfti

EF

dim

o_

(11)

l=

=

s-v) ]u a\2,

:o

^o

Kz

:<

lr=

om tu= ;d(L

uul

4E -<a

,s=

--<r _ (D'

=

r

(t L E :l c (g af (u

-

c (g (u =

rl!=

il

15:

5

6

>\ c q)

o-=

(9

z.<

<o

n&.>

Zur<

riFd -2.4 Zrrt; ==u

rdii{

-lI-406

<LF

(r:z

@ (Il :< :< cn z.

=F

*d

v-<o

z.<

#3

FF

z.<

ur (r

8

is

F

P=

=

z.

.rt

=

;

$r

8k

=

:<=

E-

H5*

=F

=4=

ff= gar

#F=$38

EokS;9

HocFeHH

eE

€eg

EZA

g

eP

H

P1

=

fr=

e

E=

=

F3

_l Z. Z.

<uJ

:<F

z.<

<m

Y=

==

FA

z,-EH

Hg

00 :< (It (g a

=

(\t (g t--

=

:< a/) (u .E

o

z.

xE<

y$r>

22#,

gg<

LU :<

Referensi

Dokumen terkait

Faktor lain yang menyebabkan Islam dapat berkembang pesat di Arab Saudi di samping karena adanya faktor kesejarahan sebagai basis umat Islam sejak masa Nabi

Pemahaman Perwira TNI yang masih mencampur adukkan antara keahlian militer dan keterampilan militer, membuat seluruh Perwira dalam penelitian Muhadjir Effendy menganggap

Keuntungan umum yang terlihat adalah observasi lapangan merupakan suatu cara alternatif karena tidak semua persoalan penelitian media massa bisa diselesaikan

[r]

Metode Kuadrat Terkecil merupakan metode yang digunakan untuk menduga koefisien regresi dalam persamaan regresi linear dengan mendapatkan penduga yang linear,

Berdasarkan hasil penelitian, metode SPT (shortest processing time) dan EDD (earliest due date) merupakan metode yang paling baik yang bisa meminimalkan keterlambatan

Terima kasih juga kami sampaikan kepada para pembaca yang telah memberikan testimoni atau dukungan kepada saya. Cerita dan kisah anda sangat berarti dan memberikan pencerahan bagi

Hasil Uji t atau Uji Parsial – Kepuasan Nasabah Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. Artinya, bahwa variabel kualitas pelayanan