• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. mulai memandang bahwa berwisata merupakan suatu kebutuhan. Dapat

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. mulai memandang bahwa berwisata merupakan suatu kebutuhan. Dapat"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pariwisata telah menjadi salah satu penggerak utama perekonomian global dengan tingkat perkembangan yang sangat cepat. Perkembangan pariwisata sebagai industri yang mengutamakan jasa dan pelayanan menunjukan peran yang sangat menjanjikan bagi pertumbuhan ekonomi suatu negara. Fakta tersebut kemungkinan disebabkan oleh begitu besarnya minat masyarakat dunia yang mulai memandang bahwa berwisata merupakan suatu kebutuhan. Dapat dibayangkan dengan jumlah penduduk dunia yang begitu besar dan seandainya 30% sepakat memandang pariwisata merupakan kebutuhan hidup maka betapa kayanya negara-negara yang menjadikan sektor jasa ini sebagai sumber pendapatan.

Pariwisata di Indonesia sudah sejak lama berkembang terutama di beberapa daerah yang memiliki keunikan dan cepat direspon oleh wisatawan seperti Bali, Yogyakarta, Sumatera Utara, Sulawesi Selatan dan NTB. Namun jika dicermati sebenarnya potensi pariwisata di Indonesia belum digali secara menyeluruh karena berbagai kendala. Padahal kenyataannya potensi pariwisata di Indonesia sangat beragam dan menarik hanya saja belum menjadi prioritas pemerintah daerah setempat.

Perubahan paradigma pembangunan dari era sentralisasi menuju desentralisasi yang tertuang dalam konsep otonomi daerah dengan landasan hukumnya pada UU No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, memberi konsekuensi pada daerah untuk dapat menggali dan memberdayakan seluruh potensi yang dimiliki

(2)

sebagai penerimaan daerah yang dapat digunakan sebagai modal pembangunan tanpa harus bergantung pada pemerintah pusat. Pemberian kewenangan yang luas kepada Kabupaten/Kota, membawa konsekwensi kepada pemerintahan Kabupaten/Kota harus memiliki visi kedepan dalam pengembangan potensi sumber daya yang dimiliki. Idealnya pengembangan tersebut didasarkan kepada harapan peningkatan kesejahteraan masyarakat secara berkelanjutan.

Patut diapresiasi pada satu dasawarsa terakhir semakin banyak daerah di Indonesia yang semakin menyadari dengan potensi wisata yang dimiliki seperti potensi wisata alam, potensi wisata budaya dan potensi wisata buatan sebagai salah satu prioritas perencanaan pembangunan di wilayahnya. Selain bertujuan untuk meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD), banyak pertimbangan-pertimbangan positif menjadi acuan pemerintah daerah yang sebelumnya tidak memfokuskan kepada pariwisata, kini sudah mulai terlihat mengarah kepada perpaduan antara sektor pertanian, perkebunan, perikanan dan kelautan dengan sektor pariwisata.

Seperti di Provinsi Nusa Tenggara Timur sebagai salah satu daerah tujuan wisata yang memiliki prospek menjanjikan akan keunikan budaya dan keindahan alam tersebar di 34 Kabupaten. Provinsi Nusa Tenggara Timur memiliki 566 pulau, 246 pulau diantaranya sudah memiliki nama dan terdapat 4 pulau besar yaitu Flores, Sumba, Timor dan Alor (Flobamora) dan banyak pulau kecil seperti Adonara, Babi, Lomblen, Pamana Besar, Panga Batang, Parmahan, Rusah, Samhila, Solor, Rote dan masih banyak pulau lainnya.

Selama ini Provinsi Nusa Tenggara Timur memiliki dua unggulan pada sektor pertanian yaitu sub sektor perkebunan dan perikanan. Komoditi unggulan

(3)

yaitu kakao, kelapa dan kopi. Untuk perikanan terdiri dari perikanan laut, perairan umum dan perikanan darat (tambak, kolam dan sawah). Sektor penunjang perekonomian adalah dibukanya dua kawasan industri Boanawa di Kabupaten Ende dan kawasan industri Bolok di Kabupaten Kupang.

Infrastruktur jalan darat di Provinsi Nusa Tenggara Timur sepanjang 17.116,45 km yang terdiri dari jalan negara sepanjang 1.309,78 km, jalan provinsi sepanjang 2.939,86 km dan sisanya berupa jalan kabupaten sepanjang 12.866,81 km. Selain jalur darat, dengan kondisi sebagai wilayah kepulauan, Nusa Tenggara Timur memiliki prasarana perhubungan laut dan udara yang mutlak diperlukan untuk menunjang aksesibilitas antar sektoral. Terdapat dua pelabuhan laut yaitu pelabuhan Waingapu dan pelabuhan Maumere, satu bandara udara nasional dan beberapa bandara udara perintis yang tersebar di 14 kabupaten yang memenuhi standar untuk disinggahi pesawat jenis Cassa secara regular. Sementara empat bandara udara perintis sudah dapat disinggahi pesawat Fokker 27 dan Fokker 28. Kupang (www.portalnasional.go.id,2007).

Melihat kondisi existing Provinsi Nusa Tenggara Timur seperti di atas, mendorong pemerintah provinsi untuk semakin meningkatkan pembangunan di segala sektor untuk mewujudkan kesejahterahaan masyarakat dan peningkatan PAD. Pemerintah Provinsi bersama pemerintah kabupaten di Nusa Tenggara Timur berupaya mengembangkan potensi-potensi sumber daya di berbagai sektor yang real dan tepat untuk dikelola dengan harapan hasilnya segera dapat dirasakan oleh masyarakat.

Kantor Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Provinsi Nusa Tenggara Timur mulai menunjukkan upaya positif untuk pengembangan kepariwisataan di

(4)

daerahnya. Dinas Pariwisata Ekonomi dan Kreatif mensinyalir bahwa lambannya perkembangan kepariwisataan di Provinsi Nusa Tenggara Timur disebabkan kurangnya menjalin kerjasama dengan pihak swasta dan upaya promosi melalui media massa baik lokal, nasional maupun internasional. Sekretaris Dinas Parekraf Provinsi NTT Wely Rohimone menyampaikan hal tersebut sebagai salah satu upaya menjadikan pariwisata sebagai sektor unggulan berdampingan dengan sektor unggulan lainnya. Meskipun diakui sampai saat ini dukungan dana dari APBN maupun APBD untuk sektor pariwisata di Provinsi Nusa Tenggara Timur masih sangat minim (2015, www.antaranews.go.id).

Kabupaten Sumba Tengah Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) adalah kabupaten baru hasil pemekaran dari Kabupaten Sumba Barat yang berada diwilayah administratif Provinsi Nusa Tenggara Timur.Untuk mensukseskan tahun Pariwisata yang dicanangkan oleh Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT), Frans Lebu Raya dalam Program Visit Nusa Tenggara Timur 2013, maka pengelolaan dan pengembangan objek-objek wisata mutlak dilakukan dan ditingkatkan agar kepariwisataan di NTT dapat menjadi salah satu sektor unggulan dalam usaha peningkatan pendapatan masyarakat dan daerah.

Provinsi Nusa Tenggara Timur atau NTT memiliki beragam budaya yang memberi kontribusi besar terhadap sumber daya tarik wisata dan atraksi bagi wisatawan. Namun potensi yang besar itu belum dikemas secara baik sehingga belum mampu memberikan kontribusi optimal terhadap pertumbuhan ekonomi dan dan kesejahterahaan rakyat. Melalui beragam potensi yang dimiliki yaitu keragaman budaya dan keindahan alam diharapkan mampu memberikan kontribusi besar terhadap daya tarik dan atraksi bagi wisata sehingga bukannya

(5)

tidak mungkin suatu saat nanti pariwisata dapat menjadi salah satu sektor andalan Provinsi NTT (Dewa, 2011).

Apa yang dilakukan oleh Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur melalui Kantor Disparekraf secara cepat direspon oleh beberapa kabupaten. Salah satunya adalah kabupaten Sumba Tengah yang ternyata memiliki Daya tarik Wisata yang sangat menarik dan masih alami tapi belum mendapat penanganan yang serius dari Pemerintah. Keasrian alam dan budaya yang khas sebenarnya dapat menjadi modal utama penggerak roda perekenomian. Pemerintah Kabupaten Sumba Tengah dibawah naungan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata saat ini berupaya mewujudkan pembangunan pariwisata.

Langkah awal dari pengembangan kepariwisataan di Kabupaten Sumba Tengah yaitu pariwisata budaya, hal ini sesuai dengan pembagian wilayah (cluster 4) oleh Dinas Pariwisata Ekonomi dan Kreatif Provinsi Nusa Tenggara Timur yang memasukkan Pulau Sumba sebagai tujuan pengembangan obyek wisata budaya. Hingga saat ini beberapa sektor unggulan sedang giat dilakukan pengembangan agar tujuan pambangunan dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat dapat terwujud, terutama sektor yang memiliki potensi salah satunya adalah sektor pariwisata.

Memang dari perspektif anggaran sektor pariwisata belum menjadi andalan. Kabupaten Sumba Tengah pada tahun anggaran 2015 menargetkan perolehan pendapatan asli daerah (PAD) sebesar Rp 21.494.208.277 atau naik sebesar Rp 1.642.141.748 (naik 8 persen) dari tahun sebelumnya 2014 Rp 19.852.066.529. Target itu terdiri pajak daerah sebesar Rp 4.345.924.807, retribusi daerah Rp 1.853.475.000, hasil pengelolaan kekayaan daerah Rp

(6)

4.121.117.470 dan lain-lain pendapatan yang sah Rp 11.173.691.000. Ada pun sumber-sumber PAD adalah dari pajak, retribusi, hasil pengelolaan kekayaan daerah dan lain-lain belum sepenuhnya bersumber dari sektor pariwisata (2015, Kupangtribunnews.com).

Tantangan terberat Kabupaten Sumba Tengah membangun sektor pariwisata adalah Daya Tarik Wisata yang sudah dikembangkan belum sepenuhnya dikelola dengan baik karena masih terbatasnya fasilitas pendukung yang memadai. Apabila semuanya ditangani dan dikembangkan tentunya akan memberikan dukungan bagi pertumbuhan ekonomi dan pembangunan daerah. Berdasarkan data dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Sumba Tengah terdapat 38 Daya Tarik Wisata yang tertera pada tabel berikut :

Tabel 1.1

Daya Tarik Wisata Kabupaten Sumba Tengah No Nama Obyek

Wisata

Lokasi 1 Air Terjun

Praikalala

Desa Sambaliloku Kecamatan Umbu Ratu Nggay Barat

2 Air Terjun Waikapori

Desa Maradesa Selatan Kecamatan Umbu Ratu Nggay

3 Air Terjun Matayangu

Desa Manurara Kecamatan Katikutana Selatan

4 Air Terjun Bola Desa Wangga Waiyengu Kecamatan Umbu Ratu Nggay Barat

5 Air Terjun Ta Urang

Desa Manurara, Kecamatan Katikutana Selatan 6 Pantai Karendi Desa Susu Wendewa Kecamatan Mamboro 7 Pantai Pahar /

Wende

Desa Lenang Kecamatan Umbu Ratu Nggay 8 Pantai Kapulit Desa Watuasa Kecamatan Mamboro

9 Pantai Tarapa dan pasir besi

Desa Manuwolu Kecamatan Mamboro

10 Pantai Maloba Desa Konda Maloba Kecamatan Katikutana Selatan 11 Pantai Mananga Desa Wendewa Utara Kecamatan Mamboro

(7)

No Nama Obyek Wisata

Lokasi

12 Pantai Aili Desa Konda Maloba Kecamatan Katikutana Selatan 13 Pantai Konda Desa Konda Maloba Kecamatan Katikutana Selatan 14 Pantai Waiurang Kecamatan Umbu Ratu Nggay

15 Gua Alam Liangu Marapu

Desa Umbu Pabal Kecamatan Umbu Ratu Nggay Barat

16 Gua Alam Tana Rara

Desa Mara Desa Kecamatan Umbu Ratu Nggay 17 Gua Alam Liangu

Paniki

Desa Wailawa Kecamatan Katikutana Selatan 18 Gua Alam Rati

Maka Dewa

Desa Dameka Kecamatan Katikutana Selatan 19 Kampung Adat

Wawarongu

Desa Wendewa Barat Kecamatan Mamboro 20 Kampung Adat

Manua Kalada

Desa Wendewa Selatan Kecamatan Mamboro 21 Kampung Adat

Laitarung

Desa Makatakeri Kecamatan Katikutana 22 Kampung Adat

Kabonduk

Desa Makatakeri Kecamatan Katikutana 23 Kampung Adat

Pasunga

Desa Anakalang Kecamatan Katikutana 24 Kampung Adat

Anakalang, Waikajawi

Desa Anakalang Kecamatan Katikutana

25 Kampung Adat Galu Bakul dan sekitarnya (Kabelawuntu, Anabura, Matolang dan Radak)

Desa Malinjak Kecamatan Katikutana Selatan

26 Kampung Adat Padabar

Desa Waimanu Kecamatan Katikutana Selatan 27 Kampung Adat

Laipatedang

Desa Makatakeri Kecamatan Katikutana 28 Kampung Adat

Anajiaka Ngora

Desa Anajiaka Kecamatan Umbu Ratu Nggay Barat 29 Kampung Adat

Manukaka

Desa Wairasa Kecamatan Umbu Ratu Nggay Barat 30 Kampung Adat

Anamadiata

Desa Anajiaka Kecamatan Umbu Ratu Nggay Barat 31 Kampung Adat

Praikalowu

Desa Wailawa Kecamatan Katikitana Selatan 32 Kampung Adat

Kambajawa

Desa Umbu Pabal Kecamatan Umbu Ratu Nggay Barat

33 Kampung Adat Wailolung

Desa Anajiaka Kecamatan Umbu Ratu Nggay Barat 34 Kampung Adat

Bolu Bokat

Desa Mara Desa Kecamatan Umbu Ratu Nggay 35 Kampung Adat Desa Mara Desa Kecamatan Umbu Ratu Nggay

(8)

No Nama Obyek Wisata Lokasi Marada Deta 36 Makam Umbu Tipuk Marisi

Desa Anajiaka Kecamatan Umbu Ratu Nggay Barat 37 Embung

Lokujangi

Perbatasan antara Desa Umbu Pabal Selatan Kecamatan Umbu Ratu Nggay Barat dan Desa Dasa Elu Kecamatan Katikutana Selatan

38 Wisata Kuliner Langgaliru

Desa Padiratana Kecamatan Umbu Ratu Nggay Sumber : Data Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Sumba Tengah, 2014

Berdasarkan tabel 1.1 di atas, terlihat bahwa daya tarik wisata yang dimiliki oleh Kabupaten Sumba Tengah cukup beragam baik secara potensi budaya maupun potensialam. Permasalahan utamanya adalah masih minimnya wisatawan yang datang berkunjung ke kabupaten Sumba Tengah. Hal ini menyebabkan perlu adanya suatu penataan dan pengembangan objek dan daya tarik wisata yang meliputi seluruh aspek yang berkaitan dengan pengembangan kepariwisataan Kabupaten Sumba Tengah. Penataan dan pengembangan berbagai potensi pariwisata dengan segala fasilitas pendukungnya memerlukan upaya dan usaha dari berbagai pihak terutama instansi atau lembaga pemerintah dan dunia usaha yang secara langsung maupun tidak langsung menunjang pembangunan kepariwisataan, sehingga segala program dan kegiatan antar sektor tersebut dapat terpadu dan pelaksanaan kegiatan pembangunan kepariwisataan di Kabupaten Sumba Tengah dapat berjalan secara efisien dan efektif.

Salah satu tolok ukur untuk mengetahui perkembangan pariwisata di Kabupaten Sumba Tengah dapat dilihat dari perkembangan jumlah kunjungan wisatawan baik domestik maupun mancanegara dalam kurun waktu lima tahun terakhir, seperti terlihat dalam tabel Jumlah Kunjungan Wisatawan Lima Tahun Terakhir di Kabupaten Sumba Tengah dibawah ini :

(9)

Tabel 1.2

Jumlah Kunjungan Wisatawan Lima Tahun Terakhir

No Tahun Wisman (orang) Wisnus (orang) Jumlah (orang) Pertumbuhan (%) 1 2010 90 65 155 - 2 2011 105 73 178 11,5 3 2012 156 98 454 25,5 4 2013 310 160 470 10,4 5 2014 460 220 680 14,5

Sumber : Disbudpar Kabupaten Sumba Tengah, 2014

Dari Tabel 1.2 tersebut dapat dilihat jumlah kunjungan wisatawan yang datang di Kabupaten Sumba Tengah masih relatif sedikit. Terdapat penambahan angka tetapi tidak signifikan. Bahkan wisatawan yang datang ke Sumba Tengah belum terkelola secara baik, sehingga masih sulit untuk di deteksi dan diakses datanya baik yang melakukan kunjungan langsung dan kunjungan ke titik destinasi wisata lainnya.

Salah satu hal yang harus dipertimbangkan secara serius oleh Pemerintah Kabupaten Sumba Tengah dalam mengembangkan kepariwisataan adalah peran Dinas Kebudayan dan Pariwisata Kabupaten Sumba Tengah, Provinsi Nusa Tenggara Timur dalam pengembangan kepariwisataan. Peran pemerintah dalam hal ini Disbudpar Kabupaten Sumba Tengah jelas sangat urgent karena menentukan arah pembangunan kepariwisataan bersinergi dengan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Sumba Tengah dan stakeholders terkait.Tumbuh kembangnya kepariwisataan di Kabupaten Sumba Tengah akan sangat menentukan Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan peningkatan kehidupan ekonomi masyarakat secara berkelanjutan.

(10)

Dalam Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009, ditegaskan kepariwisataan adalah keseluruhan kegiatan yang terkait dengan pariwisata yang bersifat multidimensi serta multidisiplin yang muncul sebagai wujud kebutuhan setiap orang, dan negara serta interaksi antara wisatawan dan masyarakat setempat, sesama wisatawan, Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan pengusaha. Kelembagaan memegang peranan penting dalam manajemen kepariwisaan di Indonesia, termasuk terbentuknya Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Sumba Tengah berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Sumba Tengah Nomor 6 Tahun 2008merupakan instansi dalam Pemerintah Kabupaten Sumba Tengah yang mempunyai Tugas Pokok melaksanakan urusan pemerintahan daerah berdasarkan azas otonomi dan tugas pembentukan di bidang kebudayaan dan pariwisata.

Penelitian ini dilakukan untuk memberikan deskripsi mendalam dan pemahaman peran Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Sumba Tengah, Provinsi NTT dalam implementasi strategi pengembangan kepariwisataan yang sudah diupayakan. Sehingga akan diketahui peran Dinas Kebudayaan dan Pariwisata dari aspek regulator dan fasilitator dalammengimplementasikan strategi pengembangan pariwisata di Kabupaten Sumba Tengah sebagai sebuah studi kasus.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa Peran Dinas Kebudayaan dan Pariwisata dalam PengembanganPariwisata diKabupaten Sumba Tengah, Provinsi Nusa Tenggara Timur?

(11)

2. Bagaimana Implementasi Strategi Pengembangan Pariwisata Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Sumba Tengah, Provinsi Nusa Tenggara Timur?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas yang menjadi tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui Peran Dinas Kebudayaan dan Pariwisata dalam Pengembangan Pariwisata di Kabupaten Sumba Tengah Provinsi NTT. 2. Untuk mengetahui Implementasi Strategi Pengembangan Pariwisata yang

dilakukan oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Sumba Tengah Provinsi NTT.

1.4 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diperoleh dari penelitian ini yaitu : 1. Manfaat akademis

Manfaat penelitian secara akademis sebagai aplikasi teori dan konsep ilmu pariwisata khususnya mata kuliah Perencanaan Destinasi Wisata. Diharapkan dapat mengaplikasikan teori dan konsep, yang memfokuskan kepada Peran dan implementasistrategi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata, Kabupaten Sumba Tengah, Provinsi NTT dalam penyelengaraan kepariwisataan.

2. Manfaat Praktis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan pemahaman dan rekomendasi tentang optimalisasi peran dan implementasi strategi

(12)

pengembanganDinas Kebudayaan dan Pariwisata, Kabupaten Sumba Tengah, Provinsi NTT kedepannya, untuk secara efisien dan efektif mengambil langkah-langkah strategis dalam pengembangan kepariwisataan.

1.5 Sistematika Pembahasan

Penelitian yang berjudul “ Peran Dan Implementasi Strategi Pengembangan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Sumba Tengah Provinsi Nusa Tenggara Timur Dalam Pembangunan Pariwisata (Suatu Pendekatan Kualitatif) “ ini menggunakan sistematika pembahasan sebagai berikut :

BAB I : PENDAHULUAN

Dalam bab ini diuraikan latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, dan manfaat penelitian, serta sistematika pembahasan.

BAB II : LANDASAN KONSEP DAN TEORI ANALISIS

Dalam bab ini diuraikan hasil penelitian sebelumnya dan deskripsi konsep meliputi landasan konsep dan teori analisis tentang konsep pariwisata, konsep pembangunan, teori Struktural-Fungsional, konsep peran, konsep implementasi, konsep strategi, konsep pengembangan pariwisata, konsep birokrasi.

BAB III : METODE PENELITIAN

Dalam bab ini diuraikan tentang lokasi penelitian, ruang lingkup penelitian, jenis dan sumber data, teknik pengumpulan data, teknik penentuan informan dan teknik analisis data.

(13)

BAB IV : HASIL DAN PEMBAHASAN

Dalam bab ini akan diuraikan tentang gambaran umum lokasi penelitian, hasil dan pembahasan masalah yang diteliti.

BAB V : SIMPULAN DAN SARAN

Bagian ini merupakan bab penutup yang terdiri atas simpulan yang diperoleh dari hasil dan pembahasan tentang permasalahan yang diteliti dan saran-saran bagi hasil penelitian tersebut.

Referensi

Dokumen terkait

Livemocha is an online language learning site which claims itself as the world’s largest online language learning community in the world. It offers opportunity

[r]

Hasil Uji t atau Uji Parsial – Kepuasan Nasabah Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. Artinya, bahwa variabel kualitas pelayanan

serangkaian masalah yang mungkin disebabkan oleh obat atau yang dapat diselesaikan dengan terapi obat. Oleh karena itu, DRPs menggambarkan ruang lingkup tanggung jawab dari

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana sikap anggota UMKM di Surabaya mengenai program Corporate Social Responsibility (CSR) “Rumah Kreatif BUMN” oleh PT.

“ Sintesis Mikroalga Chorella Vulgaris Menjadi Biodiesel Melalui Proses Esterifikasi dan Transesterifikasi (Studi Metode Ekstraksi Lipid Mikroalga dan Pengaruh

Sistem informasi stok darah dan agenda donor darah ini dapat memberikan kemudahan kepada Keluarga Donor Darah (KDD) atau intansi dalam melakukan proses kerjasama