ANALISIS KENDALA INVESTASI BAGI PENANAM MODAL
UNTUK INDUSTRI PENGOLAHAN HASIL PERIKANAN
ORIENTASI EKSPOR
FEBRINA AULIA PRASASTI
PROGRAM STUDI
MANAJEMEN BISNIS DAN EKONOMI PERIKANAN-KELAUTAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008
ANALISIS KENDALA INVESTASI BAGI PENANAM MODAL
UNTUK INDUSTRI PENGOLAHAN HASIL PERIKANAN
ORIENTASI EKSPOR
Oleh :
FEBRINA AULIA PRASASTI C44104033
SKRIPSI
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Perikanan pada Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan
Institut Pertanian Bogor
PROGRAM STUDI
MANAJEMEN BISNIS DAN EKONOMI PERIKANAN-KELAUTAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR TABEL ... v
DAFTAR GAMBAR . ... vi
DAFTAR LAMPIRAN ... vii
I. PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang... ... 1
1.2 Perumusan Masalah... ... 5
1.3 Tujuan.. ... 8
1.4 Ruang Lingkup Penelitian... 8
II. TINJAUAN PUSTAKA... 9
2.1 Teori Investasi …... 9
2.2 Undang-Undang Penanaman Modal No. 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal . ... 12
2.3 Industri Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan ... ... 14
2.4 Proses Hirarki Analisis... 15
2.5 Regresi Linear Berganda ... 16
III. KERANGKA PENDEKATAN STUDI... 22
IV. METODOLOGI PENELITIAN. ... 24
4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 24
4.2 Metode Penelitian ... 24
4.3 Jenis dan Sumber Data.. ... 24
4.4 Metode Penentuan Responden . ... 25
4.5 Metode Pengumpulan Data.... ... 25
4.6 Metode Analisis . ... 26
4.6.1 Metode Deskriptif ... 26
4.6.2 Proses Hirarki Analitik... 27
4.6.3 Regresi Linear Berganda ...32
4.7 Konsepsi dan Batasan Penelitian ... 34
V. HASIL DAN PEMBAHASAN ... 36
5.1 Hasil ... 36
5.1.1 Gambaran Umum Kawasan Pelabuhan Nizam Zachman Jakarta... 36
5.1.1.1 Sejarah Kawasan Pelabuhan Nizam Zachman 36
5.1.1.2 Visi dan Misi ... 37 5.1.1.3 Tujuan Pembangunan Pelabuhan Nizam
Zachman ... 37
5.1.2 Kondisi Industri Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan di Indonesia ... 38
5.1.3 Posisi Industri Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan Dalam Industri Nasional ... 43
5.1.4 Analisis Deskriptif Kondisi Investasi Industri Pengolahan Hasil Perikanan ... 46
5.1.6 Analisis Regresi Linear Berganda ... 60
5.1.5 Proses Hirarki Analitik ... 67
5.1.5.1 Analisis Identifikasi Permasalahan, Sub Masalah dan Faktor Penyebab Sub Masalah ... 68
5.1.5.2 Analisis Identifikasi Alternatif ... 77
5.1.5.3 Analisis Hasil Pengolahan PHA ... 79
5.2 Pembahasan ... 87
VI KESIMPULAN DAN SARAN ... 100
6.1 Kesimpulan ... 101
6.2 Saran ... 102
DAFTAR PUSTAKA. ... 103 LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Nomor Halaman
1. Perkembangan Realisasi Investasi (Ijin Usaha Tetap) PMA Sektor
Primer, 2002-31 Oktober 2006 ... 3
2. Perkembangan REalisasi Investasi (Ijin Usaha Tetap) PMDN Sektor Primer, 2002-31 Oktober 2006 ... 4
3. Investasi PMA dan PMDN Usaha Budidaya, Penangkapan, Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan Tahun 2000-2004 ... 4
4. Skala Banding Berpasangan untuk Pengisian Matriks Pembanding Berpasangan ... 29
5. Iliustrasi Matriks Pendapat Individu (MPI) ... 30
6. Ilustrasi Matriks Pendapat Gabungan (MPG) ... 30
7. Nilai Indeks Acak ... 32
8. Produksi Ikan Olahan Menurut Cara Perlakuan Tradisional (Ton), 1999-2003 ... 39
9. Produksi Ikan Olahan dengan Pengolahan Modern (Ton), 1999-2003 ... 40
10. Perkembangan Unit Pengolahan Ikan Skala Besar, 2000-2004 ... 41
11. Jumlah Unit Pengolahan Ikan Skala Kecil Menengah, 2004 ... 42
12. Hasil Pendugaan Koefisien Regresi dengan Metode Regresi Linear Berganda Nilai Investasi Total Usaha Pengolahan Perikanan di Provinsi DKI Jakarta Periode 1997-2006 ... 64
13. Prediksi Total Konsumsi dan Perkiraan Konsumsi Ikan Dunia Periode 1973-1997 dan 2020 ... 70
14. Susunan Bobot dan Prioritas Hasil Pengolahan Horisontal dan Vertikal antar Elemen Tingkat 1 ... 79
15. Susunan Bobot dan Prioritas Hasil Pengolahan Horisontal Antar Elemen Tingkat 2 ... 81
16. Susunan Bobot dan Prioritas Hasil Pengolahan Horisontal Antar Elemen Tingkat 2 dan Tigkat 3 untuk Masalah Produksi ... 82
17. Susunan bobot dan Prioritas Hasil Pengolahan Horisontal Antar Elemen Tingkat 2 dan Tingkat 3 untuk Masalah Sumberdaya Manusia ... 83
18. Susunan Bobot dan Prioritas Hasil Pengolahan Horisontal Antar .Elemen Tingkat 2 dan Tingkat 3 untuk Masalah Pemasaran ... 84 19. Susunan bobot dan Prioritas Hasil Pengolahan Vertikal Antar Elemen
pada Tingkat 2 ... 85 20. Susunan Bobot dan Prioritas Hasil Pengolahan Vertikal Antar Elemen
pada Tingkat 3 Terhadap Alternatif Masalah ... 86 21. Susunan Bobot dan Prioritas Hasil Pengolahan Horisontal Antar .Elemen
Tingkat 4 ... 87 22. Impor Udang oleh USA (bulan Januari – Mei 2005 dan 2004) ... 92 23. Jumlah Ekspor Tuna Segar dan Beku Beberapa Negara ... 95
DAFTAR GAMBAR
Nomor Halaman
24. Kurva Philips ... 10 25. Kurva Hubungan Antara tingkat bunga Riil dan Investasi ... 11 26. Kerangka Pendekatan Studi ... 22 27. Perkembangan Nilai Total Investasi Industri Pengolahan dan Pemasaran
Hasil Perikanan di Indonesia Periode 1997-2006 ... 48 28. Perkembangan Laju Inflasi Riil Periode 1997-2006 ... 50 29. Perkembangan Suku Bunga Pinjaman Modal Riil Periode 1997-2006 ... 51 30. Hubungan antara Suku Bunga Pinjaman Riil dengan Nilai Investasi
Total Industri Pengolahan Hasil Perikanan Periode 1997-2006 ... 51 31. Perkembangan Persentase PPh Badan untuk Industri Makanan Selama
Periode 1997-2006 ... 52 32. Perkembangan Harga Nominal Solar Periode 1997-2006 ... 53 33. Perkembangan Upah Minimum Riil Periode 1997-2006 Berdasarkan
Indeks Harga Konsumen Tahun 2000 ... 54 34. Hubungan antara Laju Inflasi dengan Upah Riil Minimum Periode
1997-2006 ... 55 35. Hasil Pernyataan Responden Terhadap Faktor Ekonomi yang
Dipertimbangkan untuk Berinvestasi ... 57 36. Hasil Pernyataan Responden Terhadap Faktor Eksternal yang
Dipertimbangkan untuk Berinvestasi ... 57 37. Hasil Pernyataan Responden Terhadap Faktor Produksi yang
Dipertimbangkan untuk Berinvestasi ... 58 38. Hasil Pernyataan Responden Terhadap Faktor SDM yang
Dipertimbangkan untuk Berinvestasi ... 59 39. Hasil Pernyataan Responden Terhadap Faktor Pemasaran yang
Dipertimbangkan untuk Berinvestasi ... 59 40. Hirarki Kendala Investasi Bagi Penanam Modal Untuk Industri
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Halaman
41. Karaktieristik Responden ... 106 42. Jenis Usaha Responden ... 107 43. Hasil Pengolahan Horisontal Pada Setiap Elemen Tingkat 1 (Masalah
yang Menjadi Kendala Investasi) ... 108 44. Hasil Pengolahan Horisontal antar Elemen pada Tingkat 2 (Susunan Sub
Masalah dari Setiap Permasalahan) ... 109 45. Hasil Pengolahan Horisontal antar Elemen pada tingkat 3 (Faktor-Faktor
Penyebab dari Setiap Sub Masalah) ... 110 46. Hasil Pengolahan Vertikal antar Elemen pada tingkat 2 Terhadap
Alternatif Masalah ... 112 47. Hasil Pengolahan Vertikal Pada Setiap Tingkat 3 Terhadap
Alternatif Masalah ... 113 48. Hasil Pengolahan Horisontal antar Elemen alternative untuk Setiap
Faktor Penyebab ... 114 49. Hasil Pengolahan Horisontal Pada Setiap Tingkat 4 ... 116 50. Hasil Poling Responden ... 117 51. DataNilai Investasi Total Industri Pengolahan Hasil Perikanan Nasional
(Penambahan dan Penanaman Modal Baru), Laju Inflasi Nasional, Suku Bunga Penjaman Nasional, Upah Minimum, PPh Industri Makanan, dan Bea Masuk Mesin ... 118
52. Data Nilai Investasi Total Industri Pengolahan Hasil Perikanan
Provinsi DKI Jakarta, Laju Inflasi Provinsi DKI Jakarta ... 119 53. Hasil Pengolahan Regresi Linear Berganda ... 120
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Indonesia sebagai Negara berkembang di samping melakukan
pembangunan sektor pertanian juga melakukan pembangunan sektor industri. Pengembangan sektor industri merupakan usaha Indonesia untuk mengelola sumberdaya yang dimilikinya. Sumberdaya perikanan dan kelautan memiliki potensi yang sangat tinggi untuk menjadi penggerak ekonomi Indonesia. Sejak krisis ekonomi melanda Indonesia pada tahun 1997, sektor perikanan menjadi “primadona” dalam pembangunan perekonomian. Sebab sektor perikanan mampu diandalkan untuk menghasilkan output unggulan yang mampu bersaing di pasar global tanpa harus menuggu input diimpor dari luar negeri.
Menurut DKP (2006), Industri perikanan dibagi menjadi dua, yaitu industri primer dan industri sekunder. Industri perikanan primer terdiri atas industri budidaya dan industri penangkapan, sedangkan industri sekunder adalah industri pengolahan. Pengolahan hasil perikanan merupakan tahap akhir dari sistem ekonomi bidang perikanan. Industri pengolahan produk perikanan, secara umum merupakan kegiatan yang berkaitan dengan pengolahan produk perikanan dirangkai dengan kegiatan pemasaran hasil produk perikanan tersebut.
Pengolahan produk perikanan merupakan industri pengolahan berwawasan lingkungan yang bertujuan untuk meningkatkan nilai dari sumberdaya kelautan dan perikanan, sehingga diperoleh nilai manfaat yang optimal dan berkelanjutan (DKP 2006).
Kondisi sumberdaya kelautan dan perikanan yang masih sangat potensial, juga pasar yang relatif cukup besar, maka industri pengolahan dan pemasaran hasil perikanan merupakan usaha yang masih sangat terbuka lebar untuk
dikembangkan di Indonesia. Selain sumberdaya alam dan sumberdaya manusia, iklim investasi di Indonesia juga memiliki pengaruh bagi penanam modal.
Penanaman modal atau investasi memiliki peranan yang sangat penting dalam pembangunan nasional khususnya untuk mendorong pertumbuhan ekonomi. Investasi merupakan salah satu komponen dari pembentukan pendapatan nasional, sehingga pertumbuhan investasi akan berdampak pada
2
pertumbuhan pendapatan nasional (BKPM 2004). Selain itu pada tahun 2007, pengesahan Undang-Undang Penanaman Modal pada tanggal 29 Maret 2007, yang merupakan hasil dari gabungan antara Undang-Undang No.1 Tahun 1976 tentang Penanaman Modal Asing dan Undang-Undang No. 6 Tahun 1968 tentang Penanaman Modal Dalam Negeri menjadi Undang-Undang No. 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal mempengaruhi keadaan investasi pada berbagai sektor.
Lebih lanjut terdapat beberapa perbeedaan antara penanaman modal dalam negeri (PMDN) dengan penanaman modal asing (PMA) yang kini sudah tidak ada lagi. Sebagai contoh investor dalam Undang-undang tersebut, adalah
perseorangan atau badan usaha yang melakukan penanaman modal yang dapat berupa penanam modal dalam negeri dan penanam modal asing. Bahkan, tidak membedakan asal negara investor. Semua bidang dibolehkan selama tidak melanggar apa yang mereka sebut kriteria kepentingan nasional, yaitu
perlindungan sumber daya alam, perlindungan, pengembangan usaha mikro, kecil, menengah, dan koperasi, pengawasan produksi dan distribusi, peningkatan
kapasitas teknologi, partisipasi modal dalam negeri, serta kerja sama dengan badan usaha yang ditunjuk pemerintah.
Terbentuknya Undang-Undang No.25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal diharapkan dapat meningkatkan investasi di Indonesia, karena dalam Undang-undang tersebut, pemerintah telah berusaha memberikan insentif-insentif investasi bagi para investor. Sebagai contoh, pada pasal 4 ayat 2b disebutkan bahwa pemerintah menjamin kepastian hukum, kepastian berusaha dan keamanan berusaha bagi penanam modal untuk sejak proses pengurusan perijinan sampai dengan berakhirnya kegiatan penanam modal sesuai dengan ketentuan perundang-undangan. Selain itu, misalnya, pasal 18 ayat 4 menyebutkan bahwa pemerintah memberikan fasilitas terhadap penanam modal seperti pembebasan atau
keringanan bea masuk bahan baku atau bahan penolong untuk keperluan produksi untuk jangka waktu tertentu dan persyaratan tertentu, pembebasan atau
keringanan bea masuk atas impor barang modal, mesin, atau peralatan untuk keperluan produksi yang belum dapat diproduksi dalam negeri, dan fasilitas lainnya.