III. METODE PENELITIAN A. Metode Dasar Penelitian
Metode deskriptif analisis merupakan metode yang memusatkan diri pada suatu pemecahan masalah yang terjadi pada masa sekarang berupa masalah-masalah aktual. Data yang telah terkumpul lalu disusun, dijelaskan, dan kemudian dianalisis (Surakhmad, 2004). Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskripif analisis.
Penelitian ini akan menggunakan teknik survai dengan maksud penjelasan (explanotary), yaitu penelitian dengan cara pengambilan sampel dari suatu populasi dengan menggunakan kuisioner sebagai alat pengumpul data dan menjelaskan hubungan kausal antara variabel-variabel melalui pengujian hipotesis (Singarimbun, et al, 1995).
Penelitian ini akan menganalisis mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi pemuda desa terhadap pekerjaan sub sektor peternakan, persepsi pemuda desa terhadap pekerjaan sub sektor peternakan, serta hubungan antara faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi pemuda desa dengan persepsi pemuda desa terhadap pekerjaan sub sektor peternakan di Kecamatan Musuk Kabupaten Boyolali. Jadi penelitian ini akan dilakukan dengan mencari data-data seperti data primer yaitu data yang diperoleh dengan menggunakan kuisoner yang akan diberikan kepada pemuda desa dan data sekunder yaitu data yang dicatat secara sistematis dan dikutip secara langsung dari instansi pemerintah atau lembaga-lembaga yang terkait dengan penelitian ini misalnya data dari BPS ataupun dari Kecamatan Musuk. Kemudian data yang sudah ada akan disusun, dijelaskan, dan dianalisis untuk kemudian dapat ditarik kesimpulan dari perumusan masalah yang ada.
B. Penentuan Lokasi Penelitian
Pengambilan daerah penelitian dilakukan secara sengaja (purposive), yaitu pengambilan daerah penelitian dengan mempertimbangkan alasan yang diketahui dari daerah penelitian tersebut (Singarimbun, et al., 1995). Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Musuk Kabupaten Boyolali dengan
pertimbangan yaitu Kecamatan Musuk merupakan Kecamatan yang memiliki jumlah pemilik ternak terbanyak di Kabupaten Boyolali. Selain itu, Kecamatan Musuk Kabupaten Boyolali juga termasuk Kecamatan yang memiliki hewan ternak paling banyak. Kecamatan Musuk juga merupakan Kecamatan yang memiliki suhu udara yang cocok untuk ditinggali hewan ternak. Suhu di Kecamatan Musuk pada suhu maksimum mencapai 330
sedangkan suhu minimum mencapai 180.
Tabel 4. Jumlah Pemilik Ternak dan Jumlah Ternak di Kabupaten Boyolali Tahun 2013
Kecamatan Jumlah Pemilikk Ternak (Orang)
Jumlah Ternak (Ekor)
Selo 8004 11310 Ampel 12788 33482 Cepogo 12452 31582 Musuk 21559 61970 Boyolali 4930 12919 Mojosongo 7620 24775 Teras 4314 12481 Sawit 1408 9599 Banyudono 2432 9618 Sambi 5823 14314 Ngemplak 2334 6262 Nogosari 6561 15300 Simo 5703 13838 Karanggede 4964 14146 Klego 7387 18675 Andong 9027 23079 Kemusu 7643 19410 Wonosegoro 7265 18901 Juwangi 5871 18085 Jumlah 138085 369746 Sumber : BPS
Dari 19 Kecamatan di Kabupaten Boyolali, Kecamatan Musuk merupakan Kecamatan dengan jumlah pemilik ternak dan jumlah hewan ternak yang paling tinggi. Jumlah pemilik ternak (Sapi potong, sapi perah, kerbau, kuda, kambing, domba, babi,kelinci ) di Kecamatan Musuk di tahun 2013 adalah sebesar 21.559 jiwa. Dan jumlah hewan ternak yaitu 61.970 ekor pada tahun 2013.
C. Pengambilan Sampel
Pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan Multistage cluster sampling. Multistage cluster sampling yaitu proses pengambilan
sampel yang dilakukan melalui dua tahap atau lebih pengambilan sampel. Populasi dibagi dahulu berdasarkan area atau cluster, beberapa cluster dipilih dahulu sebagai sampel. Kemudian dipilih lagi anggota unit dari sampel cluster di atas (Nazir, 2005). Populasi pada penelitian ini adalah pemuda (usia 16-30 tahun) yang merupakan anak seorang pemilik ternak dengan skala usaha kecil (peternakan rakyat).
Tahap pertama cluster menurut desa di Kecamatan Musuk yang memiliki 20 desa yaitu Lampar, Dragan, Karanganyar, Jemowo, Sumur, Sangup, Mryan, Lanjaran, Karangkendal, Keposong, Pagerjurang, Sukorejo, Sruni, Cluntang, Kembangsari, Ringinlarik, Kebongulo, Musuk, Sukorame, dan Pusporenggo.
Tahap kedua mengambil dua sampel desa yang paling dekat dan jauh dari pusat pemerintahan Kecamatan Musuk dan dari pasar induk Kecamatan Musuk pada satu arah. Tahap ini diambil dengan alasan agar hasil wawancara tidak bias karena desa yang dekat dan jauh dari pusat pemerintahan Kecamatan Musuk dan dari pasar induk Kecamatan Musuk memiliki akses transportasi, pasar, serta tingkat kosmopitan yang berbeda. Pusat pemerintahan Kecamatan Musuk dan pasar induk Kecamatan Musuk terletak di desa Musuk Kecamatan Musuk. Desa yang paling jauh dengan pusat pemerintahan Kecamatan Musuk dan dari pasar induk Kecamatan Musuk adalah desa Lampar yaitu 15 km dan desa yang paling dekat adalah desa Ringinlarik yaitu 3 km.
Tabel 5. Jarak Desa dengan Pusat Pemerintahan Kecamatan Musuk
Desa Jarak desa dengan pusat pemerintahan kecamatan musuk (km) Pusporenggo 4 Sukorame 3 Musuk 0 Kebongulo 2 Ringinlarik 3 Kembangsari 5 Cluntang 11 Sruni 6 Sukorejo 4 Pagerjurang 7 Keposong 9 Karangkendal 6 Lanjaran 7 Mriyan 11 Sangup 11 Sumur 9 Jemowo 10 Karanganyar 10 Dragan 14 Lampar 15 Sumber : BPS
Tahap ketiga mengambil sampel di setiap desa. Pengambilan jumlah sampel yang dianalisis harus mengikuti distribusi normal yaitu jumlahnya lebih besar atau sama dengan 30 responden (Singarimbun, et al,.1995) serta adanya keterwakilan dari seluruh populasi, sehingga dalam penelitian ini diambil sampel sebanyak 50 responden dengan rumus perhitungan proportional random sampling yaitu menetapkan jumlah sampel yang akan diambil dengan menerapkan jumlah tergantung pada besar kecilnya kelompok yang diwakili. Sehingga didapat hasil sebagai berikut:
𝑛𝑖 = 𝑛𝑘
𝑁 𝑛
Keterangan:
ni = Jumlah responden di desa i nk = Jumlah pemuda di desa i
N = Jumlah total pemuda di kedua desa n = Jumlah keseluruhan responden
Tabel 6. Jumlah Sampel yang Diambil di Setiap Desa
Desa Jumlah Pemuda (Orang) Jumlah Sampel (Orang)
Ringinlarik 607 24
Lampar 642 26
Jumlah 1248 50
Sumber: Data Sekunder
Jadi penelitian ini akan dilaksanakan di dua desa di Kecamatan Musuk Kabupaten Boyolali yaitu Desa Ringinlarik dan Desa Lampar. Jumlah responden yang akan diteliti sebanyak 50 responden. Jumlah responden yang akan diteliti di desa Ringinlarik sebanyak 24 responden, sedangkan di desa Lampar sebanyak 26 responden.
D. Jenis dan Sumber Data 1. Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari responden melalui wawancara dengan menggunakan daftar pertanyaan (kuesioner) yang sudah dipersiapkan. Data primer dalam penelitian ini meliputi, identitas responden, faktor-faktor pembentuk persepsi, persepsi terhadap pekerjaan sub sektor peternakan.
2. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang dicatat secara sistematis dan dikutip secara langsung dari instansi pemerintah atau lembaga-lembaga yang terkait dengan penelitian ini.
Tabel 7. Jenis dan Sumber Data yang Digunakan dalam Penelitian
No. Data Jenis Data Sumber Data
P S Kn Kl Data Pokok:
1. Identitas responden V V Responden
2. Faktor pembentuk persepsi a. Faktor Internal
1) Umur
2) PendidikanFormal 3) Pendidikan Non Formal 4) Keterlibatan Kerja V V V V V V V V Responden Responden Responden Responden b. Faktor Eksternal 1) Lingkungan Keluarga 2) Lingkungan Sosial Primer 3) Lingkungan Sosial Sekunder 4) Lingkungan Ekonomi 5) Kosmopolitan 6) Sosial Budaya V V V V V V V V V V V V Responden Responden Responden Responden Responden Responden 3. Persepsi pemuda
a. Terhadap pendapatan V V Responden
b. Terhadap status pekerjaan V V Responden c. Terhadap lokasi pekerjaan V V Responden d. Terhadap peluang atau
kesempatan pengembangan karier
V V Responden
e. Terhadap jaminan hari tua V V Responden Data pendukung
1. Data monografi Kecamatan Musuk V V V Instansi
Sumber : Data Primer
Keterangan : P : Primer Kn : Kuantitatif S : Sekunder Kl : Kualitatif E. Teknik Pengumpulan Data
1. Observasi
Observasi adalah suatu fakta dalam kehidupan sehari-hari (Churchill, 2005). Observasi merupakan pengamatan dan pencatatan yang sistematis terhadap gejala-gejala yang diteliti. Teknik pengumpulan data dengan observasi dilakukan dengan mengadakan pengamatan langsung terhadap objek yang akan diteliti sehingga didapatkan gambaran yang jelas mengenai keadaan objek yang akan diteliti sehingga didapatkan gambaran yang jelas mengenai keadaan objek yang akan diteliti (Susanto, 2006). Pengamatan dilakukan untuk mengetahui kondisi umum wilayah Kecamatan Musuk.
2. Wawancara
Wawancara adalah metode pengumpulan data dengan cara bertanya langsung (berkomunikasi langsung) dengan responden. Dalam wawancara berlanagsung suatu tanya jawab lisan antara dua orang atau lebih secara langsung (Soeratno danArsyad, 1995). Kegiatan dalam penelitian ini dilakukan kepada pemuda desa berjumlah 50 yang berada di 2 Desa di Kecamatan Musuk.
3. Dokumenter
Metode dokumenter adalah salah satu metode pengumpulan data yang digunakan untuk menelusuri data historis. Menurut Afifudin dan Saebani (2009) metode dokumenter adalah metode pengumpulan data dan informasi melalui pencarian dan penemuan bukti-bukti yang berasal dari sumber non manusia. Sebagian besar data yang tersedia adalah berbentuk surat-surat, catatan harian, foto, cindera mata, laporan dan sebagainya. Sifat utama dari data ini tidak terbatas pada ruang dan waktu sehingga memberikan peuang kepada peneliti untuk mengetahui hal-hal yang perah terjadi diwaktu silam (Bungin, 2008).
F. Metode Analisis Data
1. Mengetahui persepsi pemuda desa terhadap pekerjaan sub sektor peternakan
Untuk mengetahui pemuda terhadap pekerjaan sub sektor peternakandalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan rumus lebar interval dengan tingkat pengukuran sangat baik, baik, sedang/ netral, tidak baik dan sangat tidak baik. Adapun rumus lebar interval tersebut antara lain : Kelas kategori =
kelas terendah skor tertinggi skor2. Mendeskripsikan faktor-faktor pembentuk persepsi pemuda desa terhadap pekerjaan sub sektor peternakan
Untuk mendeskripsikan faktor-faktor yang membentuk persepsi pemuda dalam penelitian ini menggunakan metode analisis deskriptif.
3. Mengetahui hubungan antara faktor pembentuk persepsi dengan persepsi pemuda desa terhadap pekerjaan sub sektor peternakan
Untuk mengetahui hubungan antara faktor – faktor pembentuk persepsi dengan persepsi pemuda desa di Kecamatan Musuk Kabupaten Boyolali diuji dengan korelasi RankSpearman(rs) yang ada pada software SPSS. Menurut Siegel (1992) rumus korelasi Rank Spearman sebagai berikut: 𝑟𝑠 = 1 −6 ∑ 𝑑𝑖 2 𝑁 𝑖−1 𝑁3− 𝑁 Keterangan :
rs = Koefisien korelasi RankSpearman N = Jumlah responden
di = Selisih atau ranking dari variabel pengamatan
Untuk menguji tingkat signifikansi RankSpearman (rs) digunakan uji t. t = rs √1−(𝑟𝑠)𝑛−22
Kriteria pengujiannya yaitu:
a. H0 diterima jika, t hitung ≤ t tabel, berarti tidak ada hubungan nyata
antara faktor-faktor pembentuk persepsi dengan persepsi pemuda desa. b. H0 ditolak jika, t hitung > t tabel, berarti ada hubungan yang nyata
antara faktor-faktor pembentuk persepsi dengan persepsi pemuda desa. 4. Menganalisis apakah terdapat perbedaan antara persepsi pemuda desa yang
tinggal di dekat pusat pemerintahan dengan pemuda desa yang tinggal jauh dari pusat pemerintahan. Uji Mann-Whitney digunakan untuk mengetahaui terdapat perbedaan respon populasi data yang saling independen. Tes ini masuk dalam uji nonparametrik.
Keterangan :
U : Uji Mann-Whitney n1 : Banyaknya sampel x
n2 : Banyaknya sampel y
R : Rangking keturunan untuk variabel
a. Apabila Asymp. Sig < α = 0,05; maka H0 ditolak, H1 diterima berarti
ada perbedaan antara persepsi pemuda desa yang tinggal di dekat pemerintahan dengan yang jauh dari pemerintahan.
b. Apabila Asymp. Sig > α = 0,05; maka H0 diterima, H1 ditolak berarti
tidak ada perbedaan antara persepsi pemuda desa yang tinggal di dekat pemerintahan dengan yang jauh dari pemerintahan.