Abstrak- Kebutuhan akan hunian di Surabaya semakin meningkat seiring dengan meningkatnya angka kelahiran dan maraknya aktivitas urbanisasi. Banyaknya pembangunan proyek apartemen sebagai solusi dari keterbatasan lahan di Surabaya menyebabkan kompetisi antar perusahaan penyedia jasa konstruksi semakin ketat. Salah satu strategi yang dapat digunakan dalam menghadapi persaingan antar perusahaan penyedia jasa konstruksi adalah dengan penerapan metode rantai pasok. Rantai pasok adalah suatu sistem tempat organisasi menyalurkan barang produksi dan jasanya kepada customer. Rantai pasok dalam dunia konstruksi adalah aktivitas bersifat dua arah yang dilakukan oleh kontraktor terhadap supplier dan oleh supplier terhadap kontraktor sehingga aktivitas tersebut dapat memunculkan suatu risiko. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi risiko, menganalisis risiko dan respon risiko dalam aktivitas rantai pasok pada proyek pembangunan apartemen di Surabaya. Penelitian ini menggunakan metode survei dengan instrumen penelitian berupa kuesioner yang ditujukan kepada manajer proyek pembangunan apartemen di Surabaya baik dari pihak kontraktor maupun supplier. Survei pendahuluan dilakukan untuk mengidentifikasi variabel risiko yang relevan dalam aktivitas rantai pasok pada proyek pembangunan apartemen di Surabaya. Setelah itu, dilakukan survei utama untuk mendapatkan penilaian persepsi risiko mengenai probabilitas dan dampak terjadinya risiko. Dari penilaian persepsi responden terhadap probabilitas dan dampak risiko, dihasilkan skala penilaian risiko yang kemudian dipetakan dalam Matriks Probabilitas dan Dampak untuk mengetahui kategori risiko. Wawancara kepada responden dilakukan untuk mendapatkan respon risiko atas kejadian risiko kategori tinggi.
Berdasarkan hasil survei pendahuluan, diperoleh 28 variabel risiko yang terbagi dalam 3 aliran yaitu aliran material/fisik, aliran finansial dan aliran informasi. Dari hasil analisis data pada survei utama diketahui bahwa risiko kategori tinggi dari sudut pandang kontraktor adalah variabel-variabel risiko yang berada pada aliran material/fisik dan aliran finansial. Sedangkan risiko kategori tinggi dari sudut pandang supplier adalah variabel-variabel risiko yang berada pada aliran informasi. Baik dari pihak kontraktor maupun supplier memilih opsi respon risiko dengan upaya mengurangi risiko untuk mengatasi risiko kategori tinggi agar apabila risiko tersebut terjadi selama proyek berlangsung, tidak akan mengganggu dan membawa dampak yang besar pada tujuan proyek. Kata Kunci : Rantai Pasok, Analisis Risiko, Apartemen, Surabaya
PENDAHULUAN
P
ada tahun 2014, terdapat beberapa apartemen yang sedang dalam proses pembangunan. Seiring dengan banyaknya pembangunan proyek apartemen di Surabaya, kompetisi antar perusahaan penyedia jasa konstruksi pun semakin ketat dan harapan customer terhadap hasil produk yang dihasilkan oleh para penyedia jasa konstruksi menjadi tinggi. Bertambahnya perusahaan penyedia jasa konstruksi di Indonesia yang tidak diimbangi dengan bertambahnya jumlah proyek, tentu akan menimbulkan persaingan diantara para perusahaan penyedia jasa konstruksi. Para perusahaan penyedia jasa akan berlomba-lomba mencari cara untuk menghasilkan produk yang berkualitas dengan harga yang kompetitif, yang salah satu caranya adalah dengan upaya memproduksi barang secara efisien. Untuk memenuhi hal ini dapat ditempuh dengan strategi manajemen rantai pasok. Secara umum, rantai pasok adalah suatu sistem tempat organisasi menyalurkan barang produksi dan jasanya kepada customer. Penerapan strategi rantai pasok dalam proyek konstruksi juga dapat memunculkan risiko. Risiko dapat timbul dalam berbagai bentuk dari setiap kegiatan atau aktivitas proyek konstruksi, tetapi dapat dikelola sesuai dengan kebutuhan perusahaan. Sebuah penanganan yang baik terhadap terjadinya risiko akan membuahkan hasil berupa peningkatan kinerja perusahaan dan menekan kejadian negatif yang tidak diinginkan dalam aktivitas perusahaan yang bersangkutan. Suatu pendekatan untuk memahami, mengidentifikasi dan mengevaluasi suatu kejadian risiko disebut dengan manajemen risiko. Dengan upaya penggabungan strategi rantai pasok dengan manajemen risiko, diharapkan dapat menekan dan meminimalisir hambatan-hambatan yang terjadi dalam penghantaran produk (material) ke pengguna akhir (customer) sehingga dapat menghasilkan suatu produk konstruksi yang murah, berkualitas, dan tepat waktu.I. METODOLOGI A. Langkah Penelitian
Diagram alir penelitian dapat dilihat pada Gambar 1.
Analisis Risiko Rantai Pasok pada Proyek Pembangunan
Apartemen di Surabaya
Shelly Atma Devinta, I Putu Artama Wiguna, Cahyono Bintang Nurcahyo
Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS)
Jalan Raya ITS, Surabaya 60111
B. Data
Dalam penelitian ini terdapat dua jenis data yang akan digunakan, yaitu:
1.
Data PrimerData primer didapatkan dari hasil penyebaran kuesioner dan wawancara secara langsung kepada responden dari pihak kontraktor dan pihak supplier yang bekerja sama dengan kontraktor yang bersangkutan selama proyek berlangsung.
2.
Data SekunderData sekunder yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
a. Data identitas responden
b. Data identitas proyek apartemen yang sedang dalam proses pembangunan
c. Data perusahaan supplier yang bekerja sama dengan kontraktor pada proyek bersangkutan.
C. Variabel Penelitian
Risiko dalam aktivitas rantai pasok pada proyek pembangunan apartemen di Surabaya yang akan diteliti adalah risiko aktivitas rantai pasok yang terjadi dalam perspektif kontraktor terhadap supplier dan perspektif supplier terhadap kontraktor. Penelitian ini dilakukan dengan pengkategorian risiko ke dalam tiga kategori, yakni aliran material/fisik, aliran finansial, dan aliran informasi. Variabel-variabel risiko dapat dilihat pada Tabel 1 dan Tabel 2.
Tabel 1. Variabel Risiko Rantai Pasok pada Hubungan Kerja Kontraktor terhadap Supplier
Kategori Kode Variabel
Aliran Material/
Fisik
A1 Ketidakstabilan suplai material oleh supplier kepada pihak kontraktor A2 Risiko keterlambatan pengiriman material oleh supplier kepada pihak kontraktor yang diakibatkan
oleh proses mendapatkan material pengganti A3 Kerusakan material saat pengiriman oleh supplier kepada pihak kontraktor A4 Ketidaksesuaian antara volume material yang dikirim oleh supplier kepada pihak kontraktor dengan volume permintaan dari pihak kontraktor A5
Ketidaksesuaian mutu/kualitas material yang dikirim oleh supplier kepada pihak kontraktor terhadap standar mutu sesuai spesifikasi pada kontrak
A6 Kegagalan pengiriman material yang dikirim oleh supplier kepada pihak kontraktor karena lokasi
proyek yang kurang jelas atau sulit dilalui A7 Perizinan pengadaan material khusus yang berbelit A8 Pembatasan impor material dan peralatan A9
Risiko akibat persyaratan ketat yang berlaku di sekitar lingkungan proyek terkait pengadaan material oleh supplier kepada kontraktor ke lokasi proyek
Aliran Finansial
B1 Pembayaran yang terlambat atau bahkan tidak terbayarnya supplier karena keuangan kontraktor yang bermasalah
B2 Harga yang diberikan oleh supplier kepada pihak kontraktor kurang kompetitif B3 Kesalahan dalam estimasi biaya
B4 Frekuensi pembayaran yang dilakukan oleh pihak kontraktor kepada supplier B5 Perubahan harga material yang di-supply B6 Risiko akibat eskalasi kenaikan harga material B7 Risiko akibat fluktuasi kurs mata uang B8 Terjadi peningkatan tarif pajak barang atau jasa B9 Terjadinya krisis ekonomi
Aliran Informasi
C1 Ketidakjelasan supplier dalam memberikan informasi C2 Minimnya kepercayaan kontraktor terhadap
supplier
C3 Minimnya sumber daya alat dan/atau manusia yang dimiliki perusahaan pada proses pertukaran informasi
C4 Perubahan spesifikasi dari material yang telah dipesan oleh kontraktor kepada pihak supplier C5 Pengajuan klaim dari pihak kontraktor atas ketidakpuasan material yang telah dikirim oleh
supplier
C6 Manipulasi informasi oleh supplier
C7 Negosiasi tidak berjalan lancar dengan pihak
supplier
C8 Tidak adanya petunjuk penggunaan peralatan dan material oleh supplier kepada kontraktor C9 Kurang baiknya proses pengawasan dokumen pengadaan C10 Minimnya frekuensi diadakannya rapat koordinasi antara pihak-pihak yang terlibat dalam proses
konstruksi Gambar 1 Diagram Alir Penelitian
Tabel 2. Variabel Risiko Rantai Pasok pada Hubungan Kerja Supplier terhadap Kontraktor
Kategori Kode Variabel
Aliran Material/ Fisik
D1 Ketidakstabilan suplai material oleh supplier kepada pihak kontraktor D2 Risiko keterlambatan pengiriman material oleh supplier kepada pihak kontraktor yang diakibatkan
oleh proses mendapatkan material pengganti D3 Kerusakan material saat pengiriman oleh supplier kepada pihak kontraktor D4 Ketidaksesuaian antara volume material yang dikirim oleh supplier kepada pihak kontraktor dengan volume permintaan dari pihak kontraktor D5
Ketidaksesuaian mutu/kualitas material yang dikirim oleh supplier kepada pihak kontraktor terhadap standar mutu sesuai spesifikasi pada kontrak
D6 Kegagalan pengiriman material yang dikirim oleh supplier kepada pihak kontraktor karena lokasi
proyek yang kurang jelas atau sulit dilalui D7 Perizinan pengadaan material khusus yang berbelit D8 Pembatasan impor material dan peralatan D9
Risiko akibat persyaratan ketat yang berlaku di sekitar lingkungan proyek terkait pengadaan material oleh supplier kepada kontraktor ke lokasi proyek
Aliran Finansial
E1 Pembayaran yang terlambat atau bahkan tidak terbayarnya supplier karena keuangan kontraktor yang bermasalah
E2 Harga yang diberikan oleh supplier kepada pihak kontraktor kurang kompetitif E3 Kesalahan dalam estimasi biaya
E4 Frekuensi pembayaran yang dilakukan oleh pihak kontraktor kepada supplier E5 Perubahan harga material yang di-supply E6 Risiko akibat eskalasi kenaikan harga material E7 Risiko akibat fluktuasi kurs mata uang E8 Terjadi peningkatan tarif pajak barang atau jasa E9 Terjadinya krisis ekonomi
Aliran Informasi
F1 Ketidakjelasan kontraktor dalam memberikan informasi F2 Minimnya kepercayaan supplier terhadap kontraktor F3 Minimnya sumber daya alat dan/atau manusia yang dimiliki perusahaan pada proses pertukaran
informasi
F4 Perubahan spesifikasi dari material yang telah dipesan oleh kontrakor kepada pihak supplier F5 Pengajuan klain dari pihak kontraktor atas ketidakpuasan material yang telah dikirim oleh
supplier
F6 Manipulasi informasi oleh kontraktor
F7 Negosiasi tidak berjalan lancar dengan pihak kontraktor F8 Tidak adanya petunjuk penggunaan peralatan dan material oleh supplier kepada kontraktor F9 Kurang baiknya proses pengawasan dokumen pengadaan F10 Minimnya frekuensi diadakannya rapat koordinasi antara pihak-pihak yang terlibat dalam proses
konstruksi
D. Responden dan Obyek Penelitian
Responden dari pihak kontraktor adalah sebagai berikut: 1. Pimpinan Pelaksana Proyek
2. Site Manager
3. Staf Logistik, Pengadaan, Quantity Surveyor/Quality Control
Responden dari pihak supplier adalah sebagai berikut: 1. Kepala Batching Plant
2. Quality Control, dsb.
Obyek penelitian ini adalah proyek pembangunan apartemen yang sedang dalam proses pembangunan dan berada di wilayah Surabaya, antara lain:
1. Proyek Apartemen De Papilio, Jalan Ahmad Yani. 2. Proyek Apartemen Bale Hinggil, MERR II-C.
3. Proyek Apartemen Puncak Bukit Golf, Jalan Darmo Boulevard.
4. Proyek Apartemen Educity, Pakuwon. E. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner. Skala penilaian yang digunakan dalam kuesioner adalah skala likert yaitu skala penilaian risiko dengan skala 1 sampai dengan 5. Penjelasan mengenai skala penelitian risiko akan dijelaskan sebagai berikut:
a. Untuk mengukur probabilitas terjadinya risiko digunakan skala penilaian dengan nilai:
1 = sangat jarang terjadi 2 = jarang terjadi
3 = kadang-kadang terjadi 4 = sering terjadi
5 = sangat sering terjadi
b. Untuk mengukur dampak yang ditimbulkan oleh risiko digunakan skala penilaian dengan nilai:
1 = sangat kecil 2 = kecil 3 = sedang 4 = besar 5 = sangat besar
Metode yang digunakan untuk menentukan nilai probabilitas/dampak dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3. Penentuan Nilai Probabilitas/Dampak
Nilai Probabilitas/ Dampak Skala Penilaian Probabilitas/Dampak 1,00 – 1,50 1 1,51 – 2,50 2 2,51 – 3,50 3 3,51 – 4,50 4 4,51 – 5,00 5
F. Teknik Pengumpulan Data a. Survei Pendahuluan
Bertujuan untuk mendapatkan variabel risiko yang relevan dari variabel yang telah didapatkan dari studi literatur dan mendapatkan daftar rekanan supplier readymix dari proyek yang bersangkutan. b. Survei Utama
Pada survei ini, responden diminta untuk memberi penilaian persepsi probabilitas dan dampak terhadap masing-masing variabel risiko. c. Survei Respon Risiko
Bertujuan untuk mengetahui upaya pencegahan dan penanganan dari risiko kategori tinggi (High Risk).
G. Teknik Analisis Data
1. Menghitung nilai mean dari nilai probabilitas dan dampak pada masing-masing variabel.
2. Memetakan hasil nilai probabilitas dan dampak pada Matriks probabilitas dan Dampak untuk mendapatkan kategori risiko; rendah, sedang atau tinggi. Contoh Matriks Probabilitas dan Dampak dapat dilihat pada Gambar 2.
Keterangan: = Tinggi = Sedang = Rendah
Gambar 2. Matriks Probabilitas dan Dampak (diambil dari PMBOK 5th Edition) 3. Survei respon risiko dilakukan melalui wawancara
kepada responden untuk mengetahui repon/strategi risiko kategori tinggi.
II. HASILDANPEMBAHASAN A. Hasil Survei Pendahuluan
Dari survei pendahuluan yang telah dilakukan, dihasilkan variabel-variabel yang tidak berbeda dengan variabel yang telah didapat dari studi literatur. Hal ini menunjukkan bahwa variabel yang telah didapat dari studi literatur sudah dianggap relevan bagi responden. Responden juga tidak mencantumkan variabel risiko tambahan pada survei ini.
Terdapat 9 variabel risiko pada aliran material/fisik, 9 variabel risiko pada aliran finansial dan 10 variabel risiko pada aliran informasi.
B. Hasil Survei Utama
1. Penilaian Persepsi Probabilitas dan Dampak Kontraktor terhadap Supplier akan ditunjukkan pada Tabel 4. Tabel 4. Hasil Penilaian Persepsi Kontraktor terhadap Supplier
Kode
Variabel Nilai mean Probabilitas Skala Nilai Mean Dampak Skala
A1 2,92 3 3,69 4 A2 3,08 3 3,54 4 A3 2,15 2 3,08 3 A4 1,85 2 2,54 3 A5 2,15 2 3,38 3 A6 1,85 2 2,31 2 A7 1,46 1 1,46 1 A8 1,38 1 1,46 1 A9 2 2 2,23 2 B1 2,31 2 3,15 3 B2 2,85 3 3,23 3 B3 2,15 2 3 3 B4 3 3 3 3 B5 3,08 3 4 4 B6 2,77 3 3,69 4 B7 2,31 2 2,69 3 B8 2,38 2 2,92 3 B9 1,92 2 3,23 3 C1 1,92 2 2,69 3 C2 1,77 2 2,08 2 C3 1,54 2 1,85 2 C4 2 2 2,31 2 C5 2,85 3 3,08 3 Lanjutan Tabel 4 Kode
Variabel Nilai Mean Probabilitas Skala Nilai Mean Dampak Skala
C6 1,77 2 2,92 3
C7 2,31 2 2,54 3
C8 1,46 1 2,08 2
C9 1,85 2 2,62 3
C10 3,31 3 2,69 3
Setelah itu, nilai skala probabilitas dan dampak dipetakan pada Matriks Probabilitas dan Dampak. Proses ini dimulai dengan menginformasikan dan mengklarifikasi matriks yang akan digunakan untuk memetakan variabel risiko kepada responden dari pihak kontraktor. Hal ini bertujuan untuk mendapatkan kesepakatan tentang keakuratan zona kategori risiko dari matriks yang telah didapatkan dari studi literatur. Terdapat perubahan pada bentuk matriks yaitu pada kolom pertemuan skor 1 untuk probabilitas dan skor 5 untuk dampak yang semula berwarna kuning (Medium Risk) menjadi berwarna merah (High Risk).
Pemetaan pada matriks dilakukan dengan menentukan posisi A1 melalui kolom vertikal (probabilitas) dan baris horizontal (dampak) sesuai dengan skor/nilai mean probabilitas dan dampak dari variabel A1. Hasil pemetaan variabel pada matriks dapat dilihat pada Gambar 3.
Gambar 3. Hasil Pemetaan Variabel Risiko pada Matriks Probabilitas dan Dampak Persepsi Risiko Kontraktor
terhadap Supplier
Dari matriks pada Gambar 3 dapat diketahui bahwa terdapat 4 variabel risiko kategori tinggi yaitu A1, A2, B5 dan B6.
2. Penilaian Persepsi Probabilitas dan Dampak Supplier terhadap Kontraktor akan ditunjukkan pada Tabel 5. Tabel 5. Hasil Penilaian Persepsi Supplier terhadap Kontraktor
Kode
Variabel Nilai Mean Probabilitas Skala Nilai Mean Dampak Skala
D1 2,5 2 3,25 3 D2 2,25 2 3,5 3 D3 2,25 2 4,25 4 D4 2 2 3,25 3 D5 2,5 2 4 4 D6 2 2 3,75 4 D7 2 2 2,75 3 D8 1,5 1 3 3 D9 2,25 2 3 3 E1 2,25 2 3,75 4 E2 2,5 2 3,5 3 E3 2,25 2 3,75 4
Lanjutan Tabel 5 Kode
Variabel Nilai Mean Probabilitas Skala Nilai Mean Dampak Skala
E4 2,75 3 2,75 3 E5 2,5 2 3,75 4 E6 2,75 3 3,5 3 E7 2,75 3 2,75 3 E8 2,5 2 3,25 3 E9 2,25 2 4 4 F1 2,75 3 3,75 4 F2 2 2 2,75 3 F3 2,5 2 3,5 3 F4 2,5 2 3,5 3 F5 2,25 2 4 4 F6 2 2 3,25 3 F7 2,5 2 3,25 3 F8 2,25 2 2,5 2 F9 2,25 2 3,5 3 F10 3 3 3,75 4
Sama halnya dengan perubahan matriks yang terjadi pada persepsi penilaian kontraktor terhadap supplier, para responden dari pihak supplier juga menyatakan hal yang sama tentang perubahan bentuk matriks. Perubahan matriks persepsi penilaian supplier terhadap kontraktor juga terjadi pada kolom pertemuan skor 1 untuk probabilitas dan skor 5 untuk dampak yang semula berwarna kuning (Medium Risk) menjadi berwarna merah (High Risk). Hasil pemetaan variabel pada matriks dapat dilihat pada Gambar 4.
Gambar 4. Hasil Pemetaan Variabel Risiko pada Matriks Probabilitas dan Dampak Persepsi Risiko Supplier terhadap
Kontraktor
Dari matriks pada Gambar 4 dapat diketahui bahwa terdapat 2 variabel risiko kategori tinggi yaitu F1 dan F10.
C. Hasil Survei Respon Risiko
Survei respon risiko tidak hanya berfokus pada upaya penanganan yang dilakukan (strategi risiko kuratif) oleh para pelaku proyek, tetapi juga terhadap upaya pencegahan suatu kejadian risiko (strategi risiko preventif), faktor penyebab dan dampak yang ditimbulkan dari risiko tersebut sehingga survei ini akan dibagi ke dalam 4 pertanyaan, yaitu:
1. Faktor Penyebab 2. Dampak
3. Strategi Risiko Preventif 4. Strategi Risiko Kuratif
1. Respon Risiko Kontraktor terhadap Supplier
Dari analisis data yang telah dilakukan dan dibahas pada poin sebelumnya, terdapat 4 variabel risiko kategori tinggi pada hubungan kerja sama ini. Hasil survei respon risiko kontraktor terhadap supplier akan disajikan pada Tabel 6.
Tabel 6. Hasil Survei Respon Risiko Kontraktor terhadap Supplier
Pernyataan High Risk : A1
Faktor Penyebab
1. Kelangkaan bahan baku disebabkan peraturan pada daerah setempat yang membatasi perijinan untuk menggali pasir
2. Kekurangan armada yang dimiliki oleh
supplier untuk mengangkut readymix ke
lokasi proyek Dampak
1. Terhambatnya /terlambatnya progress pekerjaan dari jadwal yang telah ditentukan 2. Penambahan biaya upah pekerja akibat
penambahan jam kerja Strategi
Risiko Preventif
1. Menjalin komunikasi yang baik kepada pihak
supplier agar tidak terjadi kesalahan
pertukaran informasi
2. Konsisten terhadap jadwal yang telah direncanakan/ditentukan
3. Membuat daftar supplier cadangan Strategi
Risiko Kuratif
1. Mencari supplier readymix lain yang dapat memenuhi permintaan readymix pada proyek tersebut
Pernyataan High Risk : A2
Faktor Penyebab
1. Kelangkaan bahan baku disebabkan peraturan pada daerah setempat yang membatasi perijinan untuk menggali pasir
Dampak 1. Terhambatnya pekerjaan dari jadwal yang telah ditentukan /terlambatnya progress Strategi
Risiko Preventif
1. Menjalin komunikasi yang baik kepada pihak
supplier agar tidak terjadi kesalahan
pertukaran informasi
2. Konsisten terhadap jadwal yang telah direncanakan/ditentukan
3. Membuat daftar supplier cadangan Strategi
Risiko Kuratif
1. Mencari supplier readymix lain yang dapat memenuhi permintaan readymix pada proyek tersebut
Pernyataan High Risk : B5
Faktor
Penyebab 1. Perubahan harga pada tarif BBM, TDL, UMR dan harga bahan baku readymix Dampak 1. Tergerusnya anggaran kontraktor dan bila harga terus berubah maka memungkinkan
terjadinya defisit pada anggaran biaya Strategi
Risiko Preventif
1. Menyusun anggaran untuk material readymix melebihi dari harga yang diberlakukan di pasaran
Strategi Risiko Kuratif
1. Bernegosiasi kepada supplier agar perubahan harga yang diberikan tidak terlalu signifikan Pernyataan High Risk : B6
Faktor
Penyebab 1. Perubahan harga pada tarif BBM, TDL, UMR dan harga bahan baku readymix Dampak 1. Tergerusnya anggaran kontraktor dan bila harga terus berubah maka memungkinkan
terjadinya defisit pada anggaran biaya Strategi
Risiko Preventif
1. Menyusun anggaran untuk material readymix melebihi dari harga yang diberlakukan di pasaran
Strategi Risiko Kuratif
1. Bernegosiasi kepada supplier agar perubahan harga yang diberikan tidak terlalu signifikan Setelah diketahui strategi risiko yang dilakukan oleh para pelaku proyek dari pihak kontraktor, strategi risiko
kemudian akan dikelompokkan ke dalam risk response. Opsi Risk Response adalah sebagai berikut:
1. Menghindari risiko 2. Mengalihkan risiko 3. Mengurangi risiko 4. Menerima risiko
Penggolongan strategi respon risiko ke dalam risk response dapat dilihat pada Tabel 7.
Tabel 7. Penggolongan Risk Response Kontraktor terhadap Supplier
High
Risk Strategi Risiko
Risk Response
A1
Preventif
Menjalin komunikasi yang baik kepada pihak supplier agar tidak terjadi kesalahan pertukaran informasi
Mengurangi Risiko Konsisten terhadap jadwal yang
telah direncanakan/ditentukan Mengurangi Risiko Membuat daftar supplier
cadangan Mengurangi Risiko
Kuratif Mencari supplier readymix lain yang dapat memenuhi permintaan
readymix pada proyek tersebut
Mengurangi Risiko
A2
Preventif
Menjalin komunikasi yang baik kepada pihak supplier agar tidak terjadi kesalahan pertukaran informasi
Mengurangi Risiko Konsisten terhadap jadwal yang
telah direncanakan/ditentukan Mengurangi Risiko Membuat daftar supplier
cadangan Mengurangi Risiko
Kuratif Mencari supplier readymix lain yang dapat memenuhi permintaan
readymix pada proyek tersebut
Mengurangi Risiko
B5
Preventif
Menyusun anggaran untuk material readymix melebihi dari harga yang diberlakukan di pasaran
Mengurangi Risiko
Kuratif Bernegosiasi kepada supplier agar perubahan harga yang diberikan tidak terlalu signifikan
Mengurangi Risiko
B6
Preventif
Menyusun anggaran untuk material readymix melebihi dari harga yang diberlakukan di pasaran
Mengurangi Risiko
Kuratif Bernegosiasi kepada supplier agar perubahan harga yang diberikan tidak terlalu signifikan
Mengurangi Risiko 2. Respon Risiko Supplier terhadap Kontraktor
Dari analisis data yang telah dilakukan dan dibahas pada subbab sebelumnya, terdapat 2 variabel risiko kategori tinggi pada hubungan kerja sama ini. Hasil survei respon risiko supplier terhadap kontraktor akan disajikan pada Tabel 8.
Tabel 8. Hasil Survei Respon Risiko Supplier terhadap Kontraktor
Pernyataan High Risk : F1
Faktor Penyebab
1. Belum diberikannya jadwal pengecoran oleh kontraktor
2. Lahan atau zona pengecoran yang belum siap dan terlambat dari jadwal pengecoran
Dampak 1. Kerugian pada aspek waktu, biaya dan material Strategi Risiko
Preventif 1. Berkomunikasi kepada pihak kontraktor untuk memastikan waktu pengecoran Strategi Risiko
Kuratif 1. Mencari customer lain untuk mengalihkan volume readymix yang tersedia
Lanjutan Tabel 8
Pernyataan High Risk : F1
Faktor Penyebab
1. Kesibukan jadwal baik dari pihak kontraktor maupun supplier
2. Minimnya SDM yang dimiliki oleh kedua belah pihak dalam proses koordinasi
Dampak
1. Terjadinya kesalahan pertukaran informasi 2. Terjadinya komplain dari pihak kontraktor
kepada supplier atas ketidakpuasan material yang dikirim
Strategi Risiko Preventif
1. Pihak Supplier melakukan pendekatan kepada kontraktor
Strategi Risiko Kuratif
1. Petugas lapangan dari supplier akan menginformasikan kepada mandor di lapangan jika terjadi permasalahan dalam proses pengecoran
Penggolongan strategi respon risiko ke dalam risk response dapat dilihat pada Tabel 9.
Tabel 9. Penggolongan Risk Response Supplier terhadap Kontraktor
High
Risk Strategi Risiko
Risk Response
F1
Preventif Berkomunikasi kepada pihak kontraktor untuk memastikan waktu pengecoran
Mengurangi Risiko Kuratif Mencari customer lain untuk mengalihkan volume
readymix yang tersedia
Mengurangi Risiko
F10
Preventif Pihak Supplier melakukan pendekatan kepada kontraktor
Mengurangi Risiko
Kuratif
Petugas lapangan dari
supplier akan
menginformasikan kepada mandor di lapangan jika terjadi permasalahan dalam proses pengecoran
Mengurangi Risiko
III. KESIMPULAN
Hasil akhir dari penelitian tugas akhir ini adalah merupakan jawaban dari rumusan masalah yaitu:
1. Diperoleh 9 variabel risiko pada aliran material/fisik, 9 variabel risiko pada aliran finansial dan 10 variabel risiko pada aliran informasi yang relevan terkait rantai pasok pada proyek pembangunan apartemen di Surabaya.
2. Dari hasil survei utama dan analisis data didapatkan risiko kategori tinggi, yaitu:
a. Risiko kategori tinggi dari sudut pandang kontraktor terhadap supplier adalah, ketidakstabilan suplai material oleh supplier kepada pihak kontraktor; risiko keterlambatan pengiriman material oleh supplier kepada pihak kontraktor yang diakibatkan oleh proses mendapatkan material pengganti; perubahan harga material yang di-supply; dan risiko akibat eskalasi kenaikan harga material.
b. Risiko kategori tinggi dari sudut pandang supplier terhadap kontraktor adalah, ketidakjelasan kontraktor dalam memberikan informasi; dan minimnya frekuensi diadakannya rapat koordinasi antara pihak-pihak yang terlibat dalam proses konstruksi.
3. Respon terhadap risiko kategori tinggi yang dilakukan adalah:
a. Respon risiko yang dilakukan kontraktor dalam menanggulangi risiko ketidakstabilan suplai material oleh supplier kepada pihak kontraktor dan risiko keterlambatan pengiriman material oleh supplier kepada pihak kontraktor yang diakibatkan oleh proses mendapatkan material pengganti adalah dengan mencari supplier readymix lain yang dapat memenuhi permintaan readymix pada proyek. Sedangkan upaya penanganan yang dilakukan pada risiko perubahan harga material yang di-supply dan risiko akibat eskalasi kenaikan harga material adalah dengan bernegosiasi dengan pihak supplier agar perubahan/kenaikan harga yang diberikan tidak terlalu ekstrim/signifikan.
b. Respon risiko yang dilakukan supplier dalam
mengatasi risiko ketidakjelasan kontraktor dalam memberikan informasi adalah dengan mengalihkan volume readymix ke proyek konstruksi lainnya. Sedangkan strategi untuk menangani risiko minimnya frekuensi diadakannya rapat koordinasi antara pihak-pihak yang terlibat dalam proses konstruksi adalah dengan menugaskan petugas lapangan dari pihak supplier untuk mendiskusikan permasalahan yang terjadi kepada petugas lapangan dari pihak kontraktor.DAFTARPUSTAKA
[1] Project Management Institute. 2013. A Guide to the Project
Management Body of Knowledge (PMBOK Guide), Project
Management Institute, Inc. Pennsylvania, USA.
[2] Pujawan, I N. 2005. Supply Chain Management, Edisi Pertama, Guna Widya, Surabaya.
[3] Soepiadhy, S., 2011, Pengaruh Rantai Pasok terhadap
Kinerja Kontraktor Bangunan Gedung di Jember, Tesis
Magister Program Studi Magister Teknik Sipil, ITS, Surabaya.
[4] Soetowijoyo, H., 2011, Penilaian Persepsi Risiko Rantai
Pasok pada Proyek Konstruksi Gedung di Surabaya, Tesis
Magister Program Studi Magister Teknik Sipil, ITS, Surabaya.