• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PEMBATASAN PAKAN DENGAN CARA PEMUASAAN TERHADAP BOBOT POTONG, PERSENTASE KARKAS, LEMAK ABDOMINAL DAN LEMAK DAGING AYAM BROILER JANTAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGARUH PEMBATASAN PAKAN DENGAN CARA PEMUASAAN TERHADAP BOBOT POTONG, PERSENTASE KARKAS, LEMAK ABDOMINAL DAN LEMAK DAGING AYAM BROILER JANTAN"

Copied!
35
0
0

Teks penuh

(1)

commit to user

PENGARUH PEMBATASAN PAKAN DENGAN CARA PEMUASAAN TERHADAP BOBOT POTONG, PERSENTASE KARKAS,

LEMAK ABDOMINAL DAN LEMAK DAGING AYAM BROILER JANTAN

Jurusan/Program Studi Peternakan

Oleh : Antonius Riyanto

H0507019

FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA 2012

(2)

commit to user

i

PENGARUH PEMBATASAN PAKAN DENGAN CARA PEMUASAAN TERHADAP BOBOT POTONG, PERSENTASE KARKAS,

LEMAK ABDOMINAL DAN LEMAK DAGING AYAM BROILER JANTAN

Skripsi

Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memeperoleh derajat Sarjana Peternakan

di Fakultas Pertanian

Universitas Sebelas Maret Surakarta

Jurusan/Program Studi Peternakan

Oleh : Antonius Riyanto

H0507019

FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA 2012

(3)
(4)

commit to user

iii

KATA PENGANTAR

Kami mengucapkan puji dan syukur kehadirat Allah, atas limpahan rahmat dan nikmat yang penulis dapatkan, sehingga pada kesempatan kali ini penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang berjudul Pengaruh Pembatasan Pakan Dengan Cara Pemuasaan terhadap Bobot Potong, Persentase Karkas, Lemak Abdominal dan Lemak Daging Ayam Broiler Jantan.

Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, tidaklah mungkin skripsi ini dapat tersusun. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Kedua orang tua penulis yang telah memberikan segalanya. 2. Dekan Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta.

3. Ketua Jurusan Peternakan Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta.

4. Dr. sc. Agr. Adi Ratriyanto. S.Pt., MP. selaku Pembimbing utama. 5. Aqni Hanifa, S.Pt., M.Si., selaku pembimbing pendamping. 6. Ratih Dewanti, S.Pt., M.Sc., selaku dosen penguji

7. Dosen dan Staf Jurusan Peternakan.

8. Teman-teman peternakan 2007 dan semua yang turut membantu.

Akhirnya, kritik dan saran dari pembaca sangat penulis harapkan. Penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Surakarta, Juli 2012

(5)

commit to user iv DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL ... i HALAMAN PENGESAHAN ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... vi

DAFTAR GAMBAR ... vii

DAFTAR LAMPIRAN ... viii

RINGKASAN ... ix SUMMARY ... xi I. PENDAHULUAN ... 1 A. Latar Belakang ... 1 B. Perumusan Masalah ... 2 C. Tujuan ... 3

II. TINJAUAN PUSTAKA ... 4

A. Ayam Broiler ... 4 B. Pembatasan Pakan ... 6 C. Karkas ... 7 D. Lemak Abdominal ... 8 E. Lemak Daging ... 9 HIPOTESIS ... 10

III. METODE PENELITIAN ... 11

A. Tempat dan Waktu ... 11

B. Bahan dan Alat ... 11

C. Persiapan Penelitian... 13

D. Cara Penelitian ... 14

E. Cara Analisis Data ... 15

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ... 17

(6)

commit to user

v

B. Persentase Karkas ... 18

C. Persentase Lemak Abdominal ... 19

D. Kadar Lemak Daging ... 20

V. KESIMPULAN ... 23

DAFTAR PUSTAKA ... 24

(7)

commit to user

vi

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

1 Kebutuhan Nutrien Ayam Broiler ... 11 2 Kandungan Pakan BR 1 dan BR 2 produksi PT. Japfa Comfeed

Indonesia, Tbk. ... 12 3 Program PemberianVaksinAyam Broiler selamaPemeliharaan... 13

(8)

commit to user

vii

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman

1 SkemaPerkawinanNew Lohmann(MB 202) Broiler ... 5 2 PengaruhPembatasanPakandengan Cara

PemuasaanterhadapBobotPotongAyam Broiler Jantan (gram/ekor) ... 17 3PengaruhPembatasanPakandengan Cara PemuasaanterhadapPersentase

KarkasAyam Broiler Jantan (%) ... 18 4PengaruhPembatasanPakandengan Cara PemuasaanterhadapPersentase

Lemak Abdominal Ayam Broiler Jantan (%) ... 19 5PengaruhPembatasanPakandengan Cara PemuasaanterhadapKadar

(9)

commit to user

viii

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Judul Halaman

1AnalisisVariansiRerataBobotPotongAyam Broiler Jantan (gram/ekor) ... 29

2AnalisisVariansiRerataPersentaseKarkasAyam Broiler Jantan (%) ... 31

3AnalisisVariansiRerataPersentaseLemak Abdominal Ayam Broiler Jantan (%)... 32

4AnalisisVariansiRerata Kadar LemakDagingAyam Broiler Jantan (%) ... 33

5 Analisis Variansi Rerata PertambahanBobotBadanHarian Ayam Broiler Jantan (gram/ekor/hari) ... 34

5Konsumsi P0(gram/ekor/hari) ... 36 6Konsumsi P1(gram/ekor/hari) ... 37 7Konsumsi P2(gram/ekor/hari) ... 38 8. Konsumsi P3(gram/ekor/hari) ... 39 9. BobotBadanRata-rata P0, P1, P2 dan P3 ... 40 10. TemperaturKandang ... 41 11. Denah Kandang ... 42

(10)

commit to user ix

PENGARUH PEMBATASAN PAKAN DENGAN CARA PEMUASAAN TERHADAP BOBOT POTONG, PERSENTASE KARKAS,

LEMAK ABDOMINAL DAN LEMAK DAGING AYAM BROILER JANTAN

Antonius Riyanto H0507019

RINGKASAN

Ayam broiler merupakan ternak yang sangat potensial dalam penyediaan daging. Ayam broiler juga dapat memberikan bahan pangan sumber protein hewani dan sumber lemak yang tinggi. Pemberian pakan secara ad libitum dapat menyebabkan konsumsi pakan yang berlebihan sehingga terjadi penumpukan lemak yang tinggi, sedangkan konsumen menginginkan kadar lemaknya rendah. Perlakuan pembatasan pakan diharapkan dapat mengurangi konsumsi pakan sehingga menurunkan kandungan lemak dalam daging ayam broiler.

Penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh pembatasan pakan dengan cara pemuasaan terhadap bobot potong, persentase karkas, persentase lemak abdominal dan lemak daging ayam broiler jantan. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Jirapan, Kecamatan Masaran, Kabupaten Sragen, selama 42 hari mulai tanggal 14 September sampai 25 Oktober 2011. Materi yang digunakan adalah ayam broiler jantan strain Lohmann sebanyak 100 ekor. Penelitian dilakukan secara eksperimental menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan empat macam perlakuan pakan, lima ulangan dan setiap ulangan terdiri lima ekor ayam broiler. Setiap ulangan diambil dua ekor ayam broiler sebagai sampel. Empat macam perlakuan ransum dalam penelitian ini yaitu P0 (ad libitum), P1 (6 hari ad

libitum, 1 hari puasa), P2 (5 hari ad libitum, 1 hari puasa) dan P3 (4 hari ad libitum,

1 hari puasa). Pakan yang digunakan adalah pakan BR 1 dan BR 2 produksi PT. Japfa Comfeed Indonesia, Tbk. unit Sidoarjo. Pakan ayam pada umur 1 sampai 21

(11)

commit to user x

hari (starter) menggunakan pakan BR 1 dan pada ayam umur 22 sampai 42 hari (finisher) menggunakan pakan BR 2.

Hasil analisis variansi menunjukkan bahwa pembatasan pakan dengan cara pemuasaan berpengaruh sangat nyata (P<0,01) terhadap bobot potong, tetapi berpengaruh tidak nyata terhadap persentase karkas, persentase lemak abdominal dan kadar lemak daging ayam broiler jantan. Kesimpulan dari penelitian ini adalah pembatasan pakan dengan cara pemuasaan menurunkan bobot potong, akan tetapi tidak berpengaruh terhadap persentase karkas, persentase lemak abdominal dan kadar lemak daging ayam broiler jantan.

Kata Kunci: Ayam Broiler, Pembatasan Pakan, Karkas, Lemak Abdominal, Kadar Lemak Daging

(12)

commit to user xi

THE EFFECT OF FEED RESTRICTION ON SLAUGTHER WEIGHT, CARCASS PERCENTAGE, ABDOMINAL FAT AND MEAT FAT

CONTENT OF MALE BROILERS

Antonius Riyanto H0507019

SUMMARY

Broilers are high potential livestock for supplying meat. Broilers also provide food sources contain high animal protein and animal fat. Ad libitum feeding could increase feed intake leading to high extent of meat fat content, but consumer prefer to low fat content of meat. Treatment of feed restriction on broilers are expected to reduce intake dan reduce meat fat content of broilers.

The objective of the research was to know the effect of feed restriction on slaugther weight, carcass percentage, abdominal fat and meat fat content of male broilers. The research was located in Jirapan village, subdistrict Masaran, regency Sragen and was conducted for 42 days started on September 14 to October 25, 2011. The materials used were 100 male broiler chicken strain Lohmann. The research was carried out experimentally using the Completly Randomised Design (CRD) which were divided into four of treatments, five replications and every replication consisted of five male broilers. Every replication was taken two male broilers as sample. Four treatment were P0 (ad libitum), P1 (6 days ad libitum, 1 day fasting), P2 (5 days ad libitum, 1 day fasting) dan P3 (4 days ad libitum, 1 day fasting). The birds were fed BR 1 and BR 2 produceds PT. Japfa Comfeed Indonesia, Tbk., Sidoarjo. BR 1 feed was used from 1 day until 21 day old chick (starter) and BR 2 feed was used from 22 day until 42 day old chick (finisher).

The results indicated that feed restriction gave highly significant different on slaugther weight (P<0,01), but there was no significant different on carcass percentage, abdominal fat and meat fat content of male broilers. The conclusion of

(13)

commit to user xii

the research was that feed restriction decreased slaugther weight, but did not affect on carcass percentage, abdominal fat and meat fat content of male broilers.

Keywords: Broilers, Feed Restriction, Carcass, Abdominal Fat and Meat Fat Content

(14)

commit to user

1

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Produk peternakan khususnya daging ayam broiler banyak disukai oleh masyarakat Indonesia.Kebutuhan daging ayam broiler nasional saat ini mencapai 1,5 miliar ekor per tahun (Yazid, 2012). Menurut Direktorat Jendral Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian Republik Indonesia (2012) populasi ternak ayam broiler di Indonesia sebanyak 986.871.711 ekor pada tahun 2010 dan angka sementara 1.041.968.244 ekor pada tahun 2011.

Ayam broiler merupakan ternak yang sangat potensial dalam penyediaan daging, selain itu ayam broiler juga dapat memberikan bahan pangan sumber protein hewani dan sumber lemak yang tinggi. Terdapat sebagian konsumen di Indonesia yang menghendaki kandungan lemaknya rendah, seperti ayam buras (Abubakar et al.,1988), sehingga menuntut adanya ketersediaan karkas ayam broiler yang berkualitas dengan kadar lemak yang rendah karena pada umumnya daging ayam memiliki kadar lemak yang tinggi. Komposisi nutrien daging yaitu air 65 sampai 80 %, protein 16 sampai 22%, lemak 1,5 sampai 13%, substansi-subtansi non nitrogen yang larut 3,5%,vitamin dan mineral (Soeparno, 2005).

Menurut Ma'ruf (2007) pemberian pakan secara ad libitum pada ayam broiler dapat menyebabkan konsumsi pakan yang berlebihan sehingga pertumbuhan dan kandungan lemak dagingnya sangat tinggi. Khotimah (2002) menyatakan bahwa kadar lemak tinggi pada daging sekitar 10 sampai 25%. Konsumsi pakan yang berlebihan dapat meningkatkan konsumsi energi, lemak dan protein. Konsumsi energi dan lemak yang melebihi kebutuhan ternak akan ditimbun menjadi lemak dalam tubuh sebagai cadangan energi.Menurut Nutracare (2011), lemak yang beredar di dalam tubuh diperoleh salah satunya berasal dari pakan, yang bisa disimpan di dalam sel-sel lemak sebagai cadangan energi. MenurutKamal (1994)konsumsi protein berlebihan tidak dibenarkan karena konsumsi protein yang berlebihan tidak dapat disimpan dalam tubuh.Pola pembatasan kuantitatif dengan cara

(15)

commit to user

pemuasaan dapat mengurangi konsumsi pakan. Menurut Darmawati(2005) pemberian pakan penuh 3 hari dan puasa 1 hari secara periodik dapat mengurangi konsumsi pakan sebesar7,95 gram/ekor/hari, sedangkan pada pemberian pakan penuh selama 6 hari dan dipuasakan sehari secara periodik dapat mengurangi pakan sebesar 6,55 gram/ekor/hari.Menurut Ma'ruf (2007) pembatasan pakan pada ayam dapat memperbaiki efesiensi penggunaan pakan dan pada pembatasan pakan dengan cara mengurangi jumlah pakan sebanyak 10% di bawah jumlah pakan standar juga menyebabkan penurunan persentase lemak abdominal, penurunan kadar lemak daging, tidak mempengaruhi persentase karkas dan bobot badan ayam pedaging.Keuntungan lain pembatasan pakan kuantitatif pada ayam broiler yaitu dapat mengurangi mortalitas (Tottori et al., 1997; Rincon dan Lesson, 2002), menekan asites/busung pada ayam (Tarmudji, 2005) dan kelainan tulang (Lesson dan Summers, 1991 cit. Suci et al., 2005).

Berdasarkan uraian diatas, penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh pembatasan pakan dengan cara pemuasaan terhadap bobot potong, persentase bobot karkas, persentase lemak abdominal dan kadar lemak daging ayam broiler.

B. Rumusan Masalah

Ayam broiler sangat potensial dalam penyediaan bahan pangan asal hewani yang mempunyai nilai mutu dan gizi tinggi. Ayam broiler dapat memberikan bahan pangan sumber protein hewani dan sumber lemak tinggi. Sebagian konsumen menghendaki bahan pangan tersebut memiliki kandungan lemak yang rendah. Pembatasan pakan dapat menaikkan efisiensi pakan, mengurangi konsumsi pakan, menurunkan konversi pakan, menurunkan persentase lemak abdominal dan menurunkan kadar lemak tubuh.

Pemberian pakan ayam pedaging saat ini banyak dilakukan secara ad

libitumsehingga pertumbuhannya cepat dan kandungan lemak dagingnya

(16)

commit to user

beberapa hari diberi pakan penuh pada ayam broiler dapat mengurangi konsumsi energi, lemak dan protein, sehingga dapat mempengaruhi bobot potong, persentase karkas, persentase lemak abdominal dan kadar lemak daging yang dihasilkan. Pada saat kekurangan energi, lemak akan menjadi sumber energi alternatif, konsumsi lemak yang berkurang dapat menyebabkan terhambatnya penimbunan lemak dalam tubuh dan protein yang sesuai akan dapat membentuk karkas dan mengurangi pengeluaran protein melalui ekskreta. Hal ini dikarenakan saat konsumsi protein yang berlebih tidak bisa disimpan dalam tubuh, berbeda dengan lemak dan energi yang dapat disimpan dalam tubuh.

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh pembatasan pakan dengan cara pemuasaan terhadap bobot potong, persentase bobot karkas, persentase lemak abdominal dan kadar lemak daging ayam broiler.

C. Tujuan

Penelitianbertujuan untuk mengetahui pengaruhperlakuan pembatasan pakan terhadapbobot potong, persentase bobot karkas, persentase lemak abdominal, dan kadar lemak daging ayam broiler jantan.

(17)

commit to user

4

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Ayam Broiler

Ayam broiler merupakan ternak yang mampu menghasilkan daging dalam waktu yang cepat yaitu umur lima sampai enam minggu sudah dapat dipasarkan dengan berat badan mencapai 1,30 kg sampai 1,60 kg(Rasyaf, 2003).Tujuan dari pemeliharaan ayam pedaging adalah untuk memproduksi daging. Sifat-sifat ayam broiler yang harus diperhatikan yaitu sifat dan kualitas daging baik, laju pertumbuhan dan bobot badan tinggi, warna kulit kuning, warna bulu putih, konversi pakan rendah, bebas dari sifat kanibalisme, sehat kuatdan kaki tak mudah bengkok, tidak temperamental dan cenderung malas, daya hidup tinggi (95%) dan membentuk karkas tinggi (Yuwanta, 2004).

Ayam broiler telah mengalami perbaikan genetik.Umur panen ayam broiler menjadi lebih pendek dengan berat yang sama. Berat panen 1,6 sampai 1,7 kg, sekitar 5 sampai 10 tahun lalu baru diperoleh pada umur 35 hari, sekarang hanya 30 sampai 31 hari. Ayam broiler merupakan hasil persilangan galur murni unggul dan rekayasa genetik dengan karakter pertumbuhan cepatdan selektif, yakni daging dada lebih banyak, serta FCR rendah, sehingga sangat efisien dalam mengubah pakan menjadi daging(Mulyantono dan Isman, 2008).

Strain New Lohmann merupakan ayam pedaging yang mempunyai ciri umum warna bulu putih, kulit kuning, jengger merah terang serta berkaki pendek dan besar. Ciri yang lain yaitu pertumbuhan bulu yang lambat (slow

feathering), karena nutrien yang ada dipergunakan untuk pertumbuhan daging

terlebih dahulu. Bobot badan untuk ayam jantan pada umur enam minggu dapat mencapai 2,8kg(Aviagen, 2007).Ayam broiler mempunyai kelemahan yaitu lebih peka terhadap perubahan iklim, mudah stress, pertumbuhan bulu lambat dan memerlukan pemenuhan nutrisi yang benar-benar tepat (Mulyantono dan Isman, 2008).Faktor pendukung pertumbuhan ayam broiler yaitu pakan, temperatur lingkungan dan pemeliharaan (Rasyaf, 2003).

(18)

commit to user

Gambar 1. Skema Perkawinan New Lohmann (MB 202) Broiler (Japfa, tt). Menurut Soeparno (2005), faktor-faktor yang mempengaruhi bobot hidup ayam yaitu konsumsi pakan, kualitas pakan, jenis kelamin, lama pemeliharaan dan aktivitas. Perbedaan umurpada ayam broiler menyebabkan kebutuhan nutrisi juga berbeda.Faktor genetik dan lingkungan juga mempengaruhi laju pertumbuhan komposisi tubuh yang meliputi distribusi bobot, komposisi kimia dan komponen karkas. Menurut Anggorodi (1985) bahwa faktor yang mempengaruhi bobot badan akhir ayam broiler antara lain; genetik, jenis kelamin, protein pakan, suhu, manajemen perkandangan, dan sanitasi.

Penimbangan ternak dilakukan pada setiap jangka waktu tertentu misalnya setiap minggu atau setiap bulan akan dapat mengetahui besarnya pertambahan bobot badan ternak. Pertambahan bobot badan digunakan untuk mengukur kecepatan pertumbuhan (Kamal, 1997).Bobot potong diperoleh dari hasil penimbangan bobot ternak setelah dipuasakan sebelum dipotong(Bachari et al., 2007).

Parents Stock

Broilers Grand Parents Stock

A ♂ A ♀ B ♂ B ♀ C ♂ C ♀ D ♂ D ♀

A ♂ B ♀

AB ♂ CD ♀

C ♂ D ♀

(19)

commit to user B. Pembatasan Pakan

Pakan adalah campuran berbagai macam bahan organik dan anorganik yang diberikan kepada ternak untuk memenuhi kebutuhan nutrien yang diperlukan bagi pertumbuhan, perkembangan dan reproduksi (Suprijatna et al., 2005). Pertumbuhan yang cepat pada ayam broiler belum tentu ditunjang dengan sisi lain yang membaik pula. Contohnya, konsumsi pakan ayam menjadi lebih banyak, karena pakan diperlukan untuk pertumbuhan sehingga berdampak terhadap konversi dan biaya produksi atau mungkin juga terjadi mortalitas dimasa awal lebih tinggi atau penumpukan lemak tubuh dimasa akhir menjadi lebih banyak (Rasyaf, 2003).

Pola pemberian pakan pada ayam dewasa terbagi dalam dua pola, yaitu pola kondisi normal dan panas.Pada kondisi normal, pakan diberikan dua kali sehari, yaitu pada pagi dan sore hari.Pada kondisi panas, ayam dipusakan hingga panas mencapai puncaknya diperkirakan sekitar pukul 11.00. Tiga jam sebelu puncak panas, diharapkan konsumsi ayam sudah mulai dibatasi. Pemuasaan dilakukan hingga udara sejuk, yakni sekitar pukul 15.00 sampai 16.00, hal ini dilakukan agar ayam tidak mengalami stres panas. Pemberian pakan disaat kondisi panas tidak efisien karena energi yang terkonsumsi akan dibuang untuk menghilangkan panas tubuh (Mulyantono dan Isman, 2008).

Program pemberian pakan yang dapat diterapkan pada ayam broiler yaitu program pengurangan nutrien pakan, pembatasan pakan dan pemberian cahaya (Theodorou dan France, 2000).Beberapa teknik pembatasan pakan yaitu sistem skip a dayfeeding, sistem 4-3 feeding, dan sistem 3-1-2-1

feeding. Sistem skip a dayfeeding yaitu cara satu hari dipuasakan dan satu

hari diberi pakan, sistem 4-3 feeding yaitu dalam satu minggu empat hari diberi makan dan tiga hari puasa dan sistem 3-1-2-1 feeding yaitu dengan cara tiga hari diberi pakan dan satu hari dipuasakan (Fadilah et al., 2007).

Program pembatasan pakan dengan cara pemuasaan merupakan salah satu strategi yang banyak diajukan sebagai metode yang dapat mengurangi dampak akibat konsumsi pakan yang berlebihan pada sistem pemberian pakan

(20)

commit to user

ad libitum (Banong dan Hakim, 2011). Ternak yang kekurangan pakan,

pertumbuhannya akan melambat, tetapi setelah mendapat pakan yang cukup, ternak tersebut mampu tumbuh kembali dengan cepat bahkan lebih cepat dari pertumbuhan normal (Rincon, 2000). Pembatasan jumlah pakan 10% di bawah jumlah pakan standar mulai umur 15 – 34 hari dapat menurunkan persentase lemak abdominal dan kadar lemak daging, tetapi tidak mempengaruhi karkas dan bobot potong ayam broiler (Ma'ruf, 2007). Pembatasan pakan juga dapat mengurangi mortalitas (Tottori et al., 1997; Rincon dan Lesson, 2002), menekan asites/busung pada ayam (Tarmudji, 2005) dan kelainan tulang (Lesson dan Summers, 1991 cit. Suci et al., 2005).

C. Karkas

Karkas ayam merupakan ayam yang telah dikeluarkan organ dalamnya, kepala dipisahkan dengan leher hingga batas pemotongan dan kaki. Karkas ayam dibuat klasifikasinya berdasarkan bagian-bagian tubuh. Selama proses pengolahan akan terjadi kehilangan berat hidup 1/3 bagian (berat daging siap masak kurang lebih 2/3 dari berat hidupnya) karena bulu, kaki, cakar, leher, kepala, organ dalam atau isi dalam dan ekor dipisah dari bagian daging tubuh dengan demikian daging siap masak hanya tinggal 75% dari berat hidup (Rasyaf, 2003).Bagian-bagian karkas antara lain adalah dada, paha, punggung dan sayap (Megawati, 2011).Persentase bagian-bagian karkas ayam broiler umur enam minggu pada perlakuan kontrol adalah dada 30 ± 1,15%, sayap 11 ± 0,34%,paha 30 ± 0,76%dan punggung 22 ± 0,51%(Tirajoh

et al., 2009).

Faktor yang menentukan nilai karkas meliputi berat karkas, jumlah daging yang dihasilkan dan kualitas daging dari karkas yang bersangkutan. Karkas yang berasal dari ternak ayam yang diberi pakan berenergi tinggi mengandung lemak lebih banyak daripada yang diberi pakan berenergi rendah. Proporsi tulang, otot dan lemak merupakan komponen utama karkas (Soeparno, 2005).

(21)

commit to user

Karkas berdasarkan cara penanganannya dibedakan menjadi 3, yaitu karkas segar, karkas dingin dan karkas beku. Karkas segar ialah karkas segar yang baru selesai diproses selama tidaklebih dari 6 jam dan tidak mengalami perlakuan lebih lanjut. Karkas dingin segar ialah karkas segar yang segera didinginkan setelahselesai diproses sehingga suhu di dalam daging menjadi antara 4 sampai 5oC. Karkas beku ialah karkas yang telah mengalami proses pembekuancepat atau lambat dengan suhu penyimpanan antara 12 sampai dengan18oC (StandarNasional Indonesia, 1995). Pembatasan jumlah pakan 10% di bawah jumlah pakan standar mulai umur 15 – 34 haripada ayam broiler tidak mempengaruhi persentase karkas yang dihasilkan (Ma'ruf, 2007).

D. Lemak Abdominal

Lemak abdominal adalah lapisan lemak yang terdapat disekitar

gizzard dan lapisan antara otot abdominal dan usus. Lemak abdominal yang

merupakan kombinasi berat lemak abdomen dan lemak yang melekat pada ampela, sering dipergunakan sebagai petunjuk perlemakan ayam broiler. Lemak abdominal mempunyai korelasi yang tinggi dengan total lemak tubuh dan lemak pada berbagai depot (Soeparno, 1992).

Penimbunan lemak abdominal merupakan penghamburan energi dan merugikan berat karkas, disamping bahwa lemak itu sendiri akhirnya dibuang waktu pengolahan. Lemak tubuh juga merupakan penghamburan energi. Lemak tubuh dilihat dari segi penggunaan tidak merugikan, namun ditinjau dari segi persyaratan gizi hal ini tidak menguntungkan karena lemak mengandung kolesterol yang dapat menggangu kesehatan (jantung) (Soeharsono, 1977).

Pertambahan bobot badan diikuti dengan terbentuknya akumulasi sejumlah lemak di rongga abdominal yang tidak diinginkan.Salah satu cara mengurangi perlemakan pada broiler adalah dengan jalan menvariasikan dengan nutrien pakan, terutama energi protein. Peningkatan energi pakan akan meningkatkan kandungan lemak abdominal ayam broiler (Wahju, 2004).Penelitian Ma'ruf (2007) menunjukkan bahwa pembatasan jumlah

(22)

commit to user

pakan 10% di bawah jumlah pakan standar mulai umur 15 – 34 hari dapat menurunkan persentase lemak abdominal tetapi pada penelitian Dozier et al. (2002) bahwa pembatasan pakan dengan pemuasaan selama 24 jampada umur 8, 10, 12, 14, 16 dan 18 hari juga tidak mempengaruhi persentase lemak abdominal.

E. Lemak Daging

Otot merupakan komponen utama penyusun daging. Daging juga tersusun dari jaringan ikat, jaringan syaraf, pembuluh darah dan lemak (Soeparno, 2005). Lemak adalah sekelompok substansi organik yang terdapat pada jaringan tanaman dan jaringan hewan, tidak larut dalam air tetapi larut di dalam zat pelarut organik atau pelarut lemak, seperti: benzen, ether, dan

kloroform (Kamal, 1994).

Deposisi lemak pada ternak muda terjadi disekitar jerohan dan ginjal. Bertambahnya umur serta konsumsi energi menyebabkan deposisi lemak yang terjadi diantara otot (lemak intermuskular), lapisan bawah kulit (lemak subkutan) dan terakhir diantara ikatan serabut otot yaitu lemak intramuskular atau marbling. Perlemakan dalam tubuh ternak merupakan lemak

intramuskular, lemak abdominal dan lemak visceral. Energi yang sebagian

besar di dalam tubuh ternak tersimpan di dalam depot lemak, termasuk lemak otot yang disebut lemak intramuskular (Soeparno, 2005).

Lemak yang terdapat dalam tubuh ternak berasal dari lemak, kabohidrat dan protein dalam pakan. Sebagian lemak, karbohidrat dan protein pakan yang telah dicerna dan diabsorpsi masuk tubuh bila sampai kelebihan akan diubah menjadi lemak dan disimpan sebagai lemak tubuh (Gunawan, 1999).Penelitian Ma'ruf (2007) menunjukkan bahwa pembatasan jumlah pakan 10% di bawah jumlah pakan standar mulai umur 15 – 34 hari dapat menurunkan kadar lemak daging ayam broilerdan pada penelitian Santoso (2000) pemberian pakan 75% dari ad libitum selama 5 sampai 15 hari yang dimulai pada ayam umur 5 hari tidak berpengaruh nyata terhadap kadar lemak daging.

(23)

commit to user

11

III. METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat

Pemeliharaan dilakukan selama 42 hari mulai tanggal 14 September sampai 25 Oktober 2011 dan analisis lemak daging dilakukan selama 32 hari.Penelitian ini dilaksanakan di kandang yang terletak di Desa Jirapan RT 16 RW 05, Kecamatan Masaran, Kabupaten Sragen. Analisis sampel daging dilakukan di Laboratorium Nutrisi dan Makanan Ternak, Jurusan Peternakan, Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta.

B. Bahan dan Alat

Bahan dan alat yang digunakan dalam penelitian ini meliputi : 1. Ternak

Ternak yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan DOC broiler jantan strain Lohmann sebanyak 100 ekor.

2. Pakan

Penelitian menggunakan pakan BR 1 dan BR 2 produksi PT. Japfa Comfeed Indonesia, Tbk., unit Sidoarjo. Ayam pada umur 1 sampai 21 hari (starter) menggunakan pakan BR 1 dan pada ayam umur 22 sampai42 hari (finisher) menggunakan pakan BR 2. Kebutuhan nutrien dapat dilihat pada Tabel 1, kandungan pakan BR 1 dan BR 2 dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 1. Kebutuhan Nutrien Ayam Broiler

Nutrien Starter

(1 sampai 21 hari)

Finisher

(22 sampai 42 hari) Energi metabolis (Kcal/kg)

Protein kasar (%) Serat kasar (%) Lemak (%) Ca (%) P tersedia (%) 3200,00 23,00 4,00 6,00 1,00 0,45 3200,00 20,00 5,00 6,00 0,90 0,35 Sumber : NRC (1994)

(24)

commit to user

Tabel 2. Kandungan Pakan BR 1 dan BR 2 Produksi PT. Japfa Comfeed Indonesia, Tbk.

Nutrien BR 1 BR 2

Air Maks. 12 % Maks. 12 %

Protein kasar Min. 21 % Min. 19 %

Lemak kasar 3 sampai 7 % 3 sampai 8 %

Serat kasar Maks. 5 % Maks. 5 %

Abu Maks. 7 % Maks. 7 %

Kalsium 0,9 sampai 1,1 % 0,9 sampai 1,1 % Fosfor 0,6 sampai 0,9 % 0,6 sampai 0,9 %

Sumber : Label pakan BR 1 dan BR 2 produksi PT. Japfa Comfeed Indonesia, Tbk. unit Sidoarjo

3. Kandang dan Peralatannya

Penelitian ini menggunakan 20 petak kandang litter dengan ukuran (panjang x lebar x tinggi) = 1,0 m x 1,0 m x 0,5 m. Bahan untuk sekat tiap kandang terbuat dari bambu dan untuk litter terbuat dari sekam. Setiap petak kandang berisi lima ekor ayam.

Peralatan yang digunakan adalah : a. Tempat pakan

Tempat pakan yang digunakan terbuat dari bahan bambu sebanyak 20 buah (panjang 40 cm) yang ditempatkan pada setiap petak kandang masing-masing satu buah.

b. Tempat minum

Tempat minum yang digunakan terbuat dari bahan plastik sebanyak 20 buah yang ditempatkan pada setiap petak kandang masing-masing satu buah.

c. Termometer

Termometer yang digunakan adalah termometer ruang untuk mengetahui suhu ruang kandang.

d. Lampu pijar

Lampu pijar yang digunakan adalah lampu pijar 25 watt sebanyak 20 buah yang ditempatkan satu buah untuk setiap petak kandang dan cukup untuk memberikan kehangatan yang merata.

(25)

commit to user e. Timbangan

Timbangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah timbangan merk Camry dengan kapasitas lima kilogram dengan kepekaan 1 gram untuk menimbang pakan dan bobot badan ayam.

f. Obat-obatan, vitamin dan vaksin

Vaksin yang diberikan dalam penelitian ini adalah ND B1, ND La

Sota dan Gumboro. Vitamin yang diberikan pada penelitian ini adalah vita stressdan vita chick.

Tabel 3. Program Pemberian Vaksin Ayam Broiler selama Pemeliharaan

Vaksin yang diberikan Umur (hari) Cara Pemberian

Vaksin ND B1 4 Tetes mata

Vaksin Gumboro B 9 Air minum

Vaksin ND La Sota 14 Air minum

C. Persiapan Penelitian 1. Persiapan kandang

Kandang terlebih dahulu dibersihkan dan didesinfeksi dengan

formalin dengan kadar 1 liter formalin dalam 30 liter air sebelum

digunakan. Desinfeksi bertujuan untuk menjaga kebersihan kandang dan sanitasi kandang dari semua mikrobia pathogen. Kegiatan lain yang dilakukan adalah pencucian lantai kandang, pengapuran lantai dan penyekat. Untuk pencucian peralatan seperti tempat pakan dan tempat minum dengan merendamnya dalam larutan rodalon 1,5 ml per 1 liter air dan mengeringkannya dibawah sinar matahari.

2. Persiapan Ayam

DOC yang baru datang ditimbang dan langsung diberi larutan gula 2% (Medion,2010). Ayam broiler dimasukkan ke dalam petak kandang perlakuan secara acak.

3. Penentuan petak kandang

Penentuan petak kandang dilakukan untuk menentukan petak perlakuan yaitu dengan cara acak pengundian.

(26)

commit to user D. Cara Penelitian

1. Macam penelitian

Penelitian mengenai pengaruh pembatasan pakan dengan pemuasaan terhadap bobot potong, persentase karkas, persentase lemak abdominal dan lemak daging ayam broiler jantan dilakukan secara eksperimental.Rancangan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL). Perlakuan pembatasan pakan dengan cara pemuasaan dilakukan pada ayam mulai umur 15 hari. Macam perlakuan terdiri dari empat perlakuan (P0, P1, P2, dan P3) dan lima kali ulangan untuk setiap perlakuan. Masing-masing ulangan berisi lima ekor ayam broiler. Macam perlakuan sebagai berikut :

P0 = Ad libitum(tanpa puasa)

P1 = 6 hari ad libitum, 1 hari puasa (pembatasan pakan 14,29%) P2 = 5 hari ad libitum, 1 hari puasa (pembatasan pakan16,67%) P3 = 4 hari ad libitum, 1 hari puasa (pembatasan pakan 20%) 2. Pelaksanaan penelitian

Pemeliharaan dilaksanakan selama 6 minggu. Pemberian pakan secara ad libitum pada ayam umur satu sampai 14 hari dan perlakuan pembatasan pakan dimulai pada ayam umur 15 hari.Penyembelihan dilakukan pada saat ayam umur 43 hari.Ayam yang disembelih diambil 2 ekor ayam dari setiap ulangan. Ayam dipuasakan terlebih dahulu selama 12 jam kemudiandilakukan proses penimbangan bobot potong, sebelum ayam disembelih. Pencabutan buludilakukan setelah proses penyembelihan selesai. Untuk mempermudah pencabutan bulu ayam dicelupkan ke dalam air hangat 50 sampai 54oCselama 30 sampai 45 detik. Setelah pencabutan bulu, dilakukan eviserasi dan pemisahan kepala, leher dan kaki, kemudian diperoleh data karkas danlemak abdominal. Pengambilan sampel daging yaitu dengan mengambil daging paha sebelah kanan (tanpa kulit), kemudian diblender. Setelah proses blender selesaisecara acak diambil sedikit cuplikan sampel untuk analisiskadar lemak.Metode analisiskadarlemak mengunakan metode extraksi Soxhlet.Dua ayam yang

(27)

commit to user

telah disembelih dari setiap ulangan, masing-masing ayam diambil satu sampel untuk analisis kadar lemak daging.

3. Peubah penelitian

a. Bobot Potong (gram/ekor)

Bobot potong diperoleh denganmenimbang ayam sebelum dipotong setelah dipuasakan selama 12 jam (Sembiring dan Tri, 2005).

b. Persentase Bobot Karkas (%)

Persentase bobot karkas diperoleh dengan membagi bobot ayam tanpa kepala, bulu, darah, kaki dan organ visceral dengan bobot potong kemudian dikalikan 100% (Sembiringdan Tri, 2005).

c. Persentase Lemak Abdominal (%)

Persentase lemak abdominal diperoleh dari perbandingan bobot lemak abdominal dengan bobot potong (bobot badan akhir) dikalikan 100 persen (Samudera dan Hidayatullah, 2008).

d. Persentase Kadar Lemak Daging

Persentase kadar lemak daging diperoleh dengan mengambil sampel paha ayam (sebelah kanan tanpa kulit) kemudian diukur dengan metode ekstraksi Soxhlet (Fauzi, 2005). Sampel menggunakan daging paha karena bagianpaha lebih banyak mengandung lemak daripada daging dada ayam (Acandra, 2010).

E. Cara Analisis Data

Data yang diperoleh diuji dengan menggunakan analisis ragam dengan rancangan acak lengkap untuk mengetahui adanya pengaruh perlakuan terhadap peubah yang diamati. Data diperoleh setelah pemeliharaan selesai yaitu bobot potong, persentase karkas dan persentase lemak abdominal. Data untuk kadar lemak daging diperoleh setelah analisis lemak selesai.

% Karkas = k

% Lemak Abdominal =

(28)

commit to user

Model matematika yang digunakan adalah sebagai berikut :

Keterangan :

Yij = nilai pengamatan pada satuan perlakuan ke-i ulangan ke-j µ = nilai tengah

τi = pengaruh perlakuan ke-i

εij = kesalahan (galat) percobaan pada perlakuan ke-i ulangan ke-j Apabila hasil analisis data menunjukkan adanya pengaruhyang nyata dil ju k de Uji J k e d Du c ’ (Duncan’s Multiple Range

Test/DMRT) untuk mengetahui perbedaan antara empat perlakuan

(Yitnosumarto, 1993).

(29)

commit to user

17

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Bobot Potong

Pengaruh pembatasan pakan dengan cara pemuasaan terhadap bobot potong dari hasil penelitian dapat dilihat pada Gambar 2.Hasil analisis variansi menunjukkan adanyapengaruh yang sangat nyata dari perlakuan pembatasan pakan terhadap bobot potong. Hasil uji DMRT menunjukkan adanya perbedaan yang sangat nyata antara perlakuan P0 dengan perlakuan P1, P2 dan P3 dan tidak ada perbedaan yang nyata antara P1, P2 dan P3.

Gambar 2. Pengaruh Pembatasan Pakan dengan Cara Pemuasaan terhadap Bobot Potong Ayam Broiler Jantan (gram/ekor)

Hasil bobot potong yang lebih rendah pada ayam yang diberi pembatasan pakan (P1, P2, dan P3) dibandingkan ayam yang tidak diberikan pembatasan pakan (P0), diduga karena lamanya pembatasan pakan.Pembatasan pakan dapat mengurangi pertambahan bobot badan ayam broiler, dikarenakan nutrisi yang masuk dalam tubuh ternak berkurang.Pertambahan bobot badan yang lambat akan menghasilkan bobot potong yang rendah pula. Pertambahan bobot badan perhari pada penelitian ini juga menunjukkan adanya perbedaan yang nyata antara ad libitum (P0) dengan ayam yang diberi pembatasan pakan (P1, P2 dan P3), tetapi tidak ada perbedaan diantara ayam yang diberi pembatasan pakan (P1, P2 dan P2) (Lampiran 5.).

Menurut Rincon (2000) pertumbuhan bobot badan yang rendah pada ayam yang diberi pembatasan pakan berhubungan erat dengan lamanya

(30)

commit to user

pembatasan pakan, umur ternak saat dibatasi dan periode pembatasan pakan.Menurut Lesson dan Zubair (1996) cit. Suci et al. (2005) semakin lama pembatasan pakan, maka semakin sulit bagi ayam broiler untuk mengembalikan bobot badannya.Menurut Soeparno (2005) antaraindividu ternak di dalam suatu bangsa atau di antara bangsa terdapat perbedaan respon terhadap pengaruh lingkungan, nutrisional, fisis dan mikrobiologis. Perbedaan respon ini menyebabkan adanya perbedaan laju pertambahan bobot badan ternak. Pertambahan bobot badan sangat mempengaruhi bobot potong.

Pembatasan pakan dengan pemberian 95%, 90% dan 85% dari ad

libitum yang dimulai umur 5 sampai 42 hari pada ayam broiler menghasilkan

bobot akhir (umur 42 hari) yang lebih rendah dibandingkan perlakuan ad

libitum(Rincon, 2000). Pembatasan pakan selama 24 jam pada umur 8, 10, 12

14, 16 dan 18 hari juga secara nyata menurunkan bobot akhir ayam broiler (umur 54 hari) dari pelakuan ad libitum(Dozier et al., 2002).

B. Persentase Karkas

Pengaruh pembatasan pakan dengan cara pemuasaan terhadap persentase karkas dari hasil penelitian dapat dilihat pada Gambar 3.Hasil analisis variansi menunjukkan persentase karkastidak pengaruhi oleh perlakuan pembatasan pakan.Hal ini diduga karena pertambahan bobot badan diikuti pertambahan bobot karkas, sehingga menghasilkan persentase karkas yang sama.

Gambar 3. Pengaruh PembatasanPakan dengan Cara Pemuasaan terhadap Persentase Karkas Ayam Broiler Jantan (%)

(31)

commit to user

Menurut Yunilaset al. (2008) persentase karkas dipengaruhi oleh bertambahnya umur dan bobot hidup dan akan diikuti dengan peningkatan bobot karkas yang dihasilkan.Persentase karkas yang dihasilkan dalam penelitian ini masih normal.Murtidjo (1987) mengemukakan bahwa rata-rata persentase karkas ayam pedaging berkisar antara 65 sampai 75 %.

Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Dozier et al. (2002) bahwa pembatasan pakan dengan pemuasaan selama 24 jam pada umur 8, 10, 12, 14, 16 dan 18 hari tidak mempengaruhi persentase karkas yang dihasilkan ayam broiler umur 54 hari.Pada penelitian Ramlah et al. (1996) juga menunjukkan hasil persentase karkas yang tidak berbeda nyata antara ayam broiler yang diberi pembatasan pakan dan ayam broiler yang diberi pakan secara ad libitum.

C. Persentase Lemak Abdominal

Pengaruh pembatasan pakan dengan cara pemuasaan terhadap persentase lemak abdominal dari hasil penelitian dapat dilihat pada Gambar 4.Hasil analisis variansi menunjukkan bahwa persentase lemak abdominal tidak dipengaruhi perlakuan pembatasan pakan.

Gambar 4. Pengaruh Pembatasan Pakan dengan Cara Pemuasaan terhadap Persentase Lemak Abdominal Ayam Broiler Jantan (%)

Perlakuan pembatasan pakan dengan cara pemuasaan tidak berpengaruh terhadap persentase lemak abdominal ayam broiler jantandiduga karenaperlakuan pembatasan pakan yang dilakukan.Saat pembatasan pakan 24 jam dilakukan, ternak tidak memiliki sumber energi selain mengambilnya

(32)

commit to user

dari tubuh, tetapi setelah dipuasakan ternak makan lebih banyak dari ternak yang tidak dipuasakan.Hal ini yang diduga menyebabkan terjadi penimbunan lemak pada ternak yang diberi pembatasan pakan.

Menurut Anggorodi (1985) penimbunan lemak dapat terjadi karena kelebihan energi setelah digunakan untuk memenuhi kebutuhan pokok dan untuk produksi dan penimbunan lemak ini dipengaruhi oleh bangsa, galur, sistem kandang, umur, dan jenis kelamin.Pada penelitian Dozier et al. (2002) bahwa pembatasan pakan dengan pemuasaan selama 24 jampada umur 8, 10, 12, 14, 16 dan 18 hari juga tidak mempengaruhi persentase lemak abdominal yang dihasilkan ayam broiler umur 54 hari.

Hasil penelitian lain melaporkan bahwa terdapat penurunan lemak abdominal pada pembatasan pakan pada yang dimulai umur 7 hari yang diberi pakan 25% ad libitum selama 9 hari, 50% ad libitum selama 3 hari dan 75%

ad libitum selama 6 atau 9 hari (Santoso, 2001).Menurut Tumova dan

Teimouri (2010) bahwa efek pembatasan pakan terhadap penimbunan lemak ayam broiler masih sangat bervariasi, hal ini mungkin disebabkan karena perbedaan perlakuan pembatasan pakan yang dilakukan, besarnya dan lamanya pembatasan pakan, umur waktu dibatasi pakan, strain ayam broiler dan jenis kelamin, serta semua faktor yang mempengaruhi respon ayam broiler.

Persentase lemak abdominal pada penelitian ini masih normal berkisar rata-rata 1,21%sampai 2,52%. Menurut Becker et al. (1979) cit. Mahfudz et

al. (2009) persentase lemak abdominal ayam broiler berkisar antara

0,73%sampai 3,78%.

D. Kadar Lemak Daging

Pengaruh pembatasan pakan dengan cara pemuasaan terhadap kadar lemak daging dari hasil penelitian dapat dilihat pada Gambar 5.Hasil analisis variansi menunjukkan bahwa kadar lemak daging tidak dipengaruhi oleh perlakuan pembatasan pakan.

(33)

commit to user

Perlakuan pembatasan pakan dengan cara pemuasaan tidak berpengaruh nyata terhadap kadar lemak daging ayam broiler jantan. Tidak adanya perbedaan yang nyatakadar lemak antar perlakuan diduga karena setelah dipuasakan ternak makan lebih banyak dari ternak yang tidak dipuasakan sehingga masih terjadi penimbunan lemak daging setelah terjadi penimbunan lemak abdominal pada ayam yang dipuasakan.

Gambar 5. Pengaruh Pembatasan Pakan dengan Cara Pemuasaan terhadap KadarLemak DagingAyam Broiler Jantan (%)

Pada ternak muda, deposisi lemak terjadi disekitar jerohan dan ginjal, seiring dengan bertambahnya umur serta konsumsi energi, deposisi lemak juga terjadi diantara otot, lapisan bawah kulit dan yang terakhir diantara ikatan serabut otot yaitu lemak marbling (Soeparno, 2005).Penelitian ini menghasilkan lemak abdominal yang tidak berbeda nyata antar perlakuan, begitu pula dengan kadar lemak daging yang dihasilkan. Hal ini sesuai dengan pendapat Leclercq dan Witehead (1988) disitasi Mahfudz et al. (2009) menyatakan bahwa lemak abdominal dan lemak karkas mempunyai hubungan korelasi positif, yaitu ketika lemak abdominal meningkat maka lemak karkas juga meningkat begitupula dengan sebaliknya.

Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Santoso (2000) bahwa pemberian pakan 75% dari ad libitum selama 5 sampai 15 hari yang dimulai pada ayam umur 5 hari tidak berpengaruh nyata terhadap kadar lemak daging karkas.Hal ini berlawanan dengan hasil penelitian Santoso (2001) yang mengamati penurunan kadar lemak daging pada ayam broiler yang dibatasi pakai mulai umur 7 hari yang diberi pakan 25 % ad libitum selama 9

(34)

commit to user

hari, dan 75% selama 3 sampai 9 hari. Menurut Tumova dan Teimouri (2010) bahwa efek pembatasan pakan terhadap penimbunan lemak ayam broiler masih sangat bervariasi, hal ini mungkin disebabkan karena perbedaan perlakuan pembatasan pakan yang dilakukan, besar dan lamanya pembatasan pakan, umur waktu dibatasi pakan, strain ayam broiler dan jenis kelamin, serta semua faktor yang mempengaruhi respon ayam broiler.

(35)

commit to user

23

V. KESIMPULAN

Kesimpulan dari penelitian ini adalah pembatasan pakan dengan cara pemuasaan pada ayam broiler menurunkan bobot potong, tetapi tidak berpengaruh terhadap persentase bobot karkas,persentase lemak abdominal dan kadar lemak daging.

Gambar

Gambar 1. Skema Perkawinan New Lohmann (MB 202) Broiler (Japfa, tt).
Tabel 1. Kebutuhan Nutrien Ayam Broiler
Tabel  2. Kandungan  Pakan  BR 1 dan  BR 2 Produksi PT. Japfa Comfeed  Indonesia, Tbk
Tabel 3. Program  Pemberian  Vaksin  Ayam  Broiler  selama  Pemeliharaan
+5

Referensi

Dokumen terkait

Pada perlakuan dengan penambahan minyak kacang tanah sebagai bahan tambahan dapat menyebabkan mortalitas ulat grayak lebih tinggi sebesar 39,97%; 51,63%; 56,44% dan

Dari sekian banyak kegiatan atau tindakan dalam pelaksanaan tugas pekerjaan untuk perubahan (sosial) yang dimaksudkan itu, akan selalu bertumpu pada kompetensi

Berdasarkan kajian terhadap kebijakan fiskal pada masa awal Islam, terlihat bahwa zakat me- mainkan peranan yang sangat pen- ting untuk mencapai tujuan kebijak- an

Kemahiran insaniah (KI) atau Soft skills di Universiti Malaysia Pahang (UMP), dahulunya dikenali sebagai Kole} Universiti Kejuruteraan &amp; Teknologi Malaysia (KUKTEM)

Dari penentuan nilai tersebut dilakukan penentuan nilai kepentingan dari setiap kriteria yang nantinya digunakan sebagai penentuan nilai bobot dari kriteria nilai dari

Mutu layanan jasa sangat bergantung pada proses pelayanan jasa kepada konsumen, mengingat bahwa mutu layanan jasa tergantung pada karyawan atau pekerja usaha itu sendiri maka dari

Pada sistem yang berjalan saat ini terjadi beberapa kendala diantaranya informasi yang tidak tersebar dengan baik dan tidak semua mengetahui informasinya, dikarenakan

9 為者が構成要件に該当する実行行為を行う者を正犯、そうでない者を共犯とする「形式的 客観説