• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. diikutinya. Tujuan utama mahasiswa di perguruan tinggi adalah belajar dan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. diikutinya. Tujuan utama mahasiswa di perguruan tinggi adalah belajar dan"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Mahasiswa merupakan orang yang sudah mengenyam pendidikan tinggi di suatu perguruan atau di universitas dan langsung terdaftar serta menetap sesuai masa kontraknya berakhir di perguruan tersebut atau kata lainnya sampai mahasiswa tersebut mendapatkan gelar sesuai jurusan yang diikutinya. Tujuan utama mahasiswa di perguruan tinggi adalah belajar dan mengembangkan pola pikir. Untuk mencapai tujuan belajar mahasiswa harus menjalankan semua proses pembelajaran di perguruan tinggi, agar memperoleh indeks prestasi yang baik dan menyelesaikan studi tepat waktu. Pada umumnya sebagian besar mahasiswa menghabiskan waktunya untuk belajar atau mengerjakan tugas-tugas yang diberikan dengan tujuan mencapai hasil belajar yang bagus.

Keberhasilan belajar mahasiswa tentunya dipengaruhi oleh faktor kondisi internal dan kondisi eksternal dalam proses perkuliahan. Kondisi internal mencakup pada kondisi fisik, kondisi psikis dan kondisi sosial sedangkan pada kondisi eksternal mencakup lingkungan. Selain itu terdapat kemungkinan faktor pengaruh dari kekurangan biaya pendidikan, keinginan mahasiswa untuk mencari pengalaman serta mengisi waktu luang menyebabkan sebagian mahasiswa memilih untuk kuliah sambil bekerja.

(2)

Selain dari faktor di atas, ada faktor yang mempengaruhi motivasi belajar mahasiswa, yaitu cita-cita atau aspirasi seseorang, kemampuan seseorang, kondisi seseorang, kondisi lingkungan seseorang, unsur-unsur dinamis dalam belajar dan pembelajaran (Dimyati dan Mudjiono, 1999).

Kuliah sambil bekerja bukanlah hal baru dikalangan mahasiswa. Beragamalasan melatarbelakanginya, mulai dari masalah ekonomi sampai hanya karena ingin mengisi waktu luang (Yenni, 2007). Motivasi mahasiswa tersebut berbeda-beda, ada yang ingin membantu orang tuanya dalam membiayai kuliahnya, ingin hidup mandiri dan mencari pengalaman (Wahyono, 2004). Menurut Cohen (dalam Ronen, 1981) bentuk pekerjan yang paling banyak dilakukan oleh mahasiswa adalah jenis pekerjaan paruh waktu (part-time work).

Fenomena mengenai mahasiswa yang kuliah sambil bekerja ditemukan di Universitas Medan Area. Dari jumlah mahasiswa Universitas Medan Area khususnya di fakultas psikologi yang terdaftar berdasarkan data statistik Universitas Medan Area dari tahun 2010 hingga 2012 yakni 646 orang, tidak menutup kemungkinan terdapat mahasiswa Universitas Medan Area yang kuliah sambil bekerja. Berdasarkan pengamatan secara tidak terstruktur dan hasil komunikasi personal dengan beberapa mahasiswa diketahui bahwa tidak sedikit mahasiswa Universitas Medan Area yang kuliah sambil bekerja khususnya mahasiswa perempuan yang berada di kampus 2 Universitas Medan Area, dimana mahasiswa perempuan di kampus 2 Universitas Medan Area mayoritas bekerja sebelum melakukan perkuliahan dari jumlah

(3)

mahasiswa perempuannya yang berjumlah 103 orang beda halnya dengan mahasiswa perempuan yang berada di kampus 1 yang jumlah mahasiswa perempuannya lebih banyak dibandingkan di kampus 2 yaitu 375 orang mereka tetap mengutamakan kuliah untuk masa depan mereka ketimbang bekerja sambil kuliah.

Hal ini diungkap oleh NA, seorang mahasiswa perempuan Fakultas Psikologi Universitas Medan Area di kampus 2 yang bekerja di salah satu TIKI yang ada di Kota Medan:

“Saya kuliah, juga kerja. Saya kerja di TIKI hingga sekarang. Padahal pekerjaan itu juga membutuhkan tanggung jawab besar, Alhamdulillah saya merasa enjoy dan bertahan sampai sekarang. Teman-teman saya juga banyak kok yang kuliah sambil kerja seperti saya. Tapi lama-kelamaan saya jadi lelah setelah bekerja dan ujung-ujungnya konsentrasi saya menurun sehingga motivasi belajar saya jadi menurun”.

(NA, 14 Maret 2014).

Berdasarkan wawancara di atas dapat disimpulkan bahwa kuliah sambil bekerja banyak memberi dampak bagi mahasiswa baik positif maupun negatif. Mahasiswa bisa mendapatkan uang dari hasil bekerja dan bisa meringankan orang tua tetapi dari bekerja itu mahasiswa tidak semangat untuk kuliah sehingga motivasi mahasiswa menurun. Hal ini didukung oleh Motte & Schwartz(2009) dimana dampak positifnya adalah dengan bekerja mahasiswa dapat membantu orang tua dalam membiayai kuliah, memperoleh pengalaman kerja serta kemandirian ekonomis sedangkan dampak negatifnya dengan

(4)

bekerja mahasiswa menjadi lelah sehingga turunnya konsentrasi yang berdampak pada motivasi belajar. Seperti yang diungkapkan oleh MR, salah seorang mahasiswa perempuan Jurusan Psikologi Universitas Medan Area dalam wawancara dengan peneliti:

“Kuliah sambil bekerja banyak juga manfaatnya buat saya. Saya bisa bantu-bantu orang tua, memberi uang jajan buat adik-adik, bisa bayar uang kuliah, sisanya buat ditabung walaupun sedikit, yah itung-itung cari pengalaman lah. Tetapi tugas kuliah yang diberikan dosen jadi terabaikan, gak bisa ku kerjakan hingga siap”.

(MR, 14 Maret 2014).

Berdasarkan petikan wawancara di atas, terlihat bahwa dengan bekerja mahasiswa tersebut dapat membantu orang tua dalam membiayai kuliah, memperoleh pengalaman kerja serta kemandirian ekonomis. Di sisi lain masalah yang perlu diwaspadai oleh mahasiswa yang bekerja adalah pekerjaan bisa membuat mahasiswa lalai akan tugas utamanya, yakni belajar (Yenni, 2007). Hal ini disebabkan karena mahasiswa tersebut merasa sudah bisa mendapatkan uang dan kuliah hanya sebagai kewajiban agar bisa lulus dan mendapatkan ijazah. Hal ini sesuai dengan kenyataan di lapangan, seperti yang diungkapkan oleh beberapa mahasiswa Universitas Medan Area dalam wawancara dengan penulis:

“Terus terang saja ya, sejak kuliah sambil kerja saya jadi gak ada gairah tuk belajar atau kata kerennya motivasi belajar saya udah menurun, yang penting saya bisa tamat kuliah aja udah syukur lah, kalo urusan nilai belakangan aja, toh saya udah bisa cari duit sendiri.” (DP, 14 Maret 2014).

(5)

Kuliah sambil kerja..ya itulah yang saya alami dan lakukan..walaupun tidak semudah yang dibayangkan sebab saya kerja dari jam 07.30 s/d 14.00 trus masuk kuliah jam 14.30 s/d 17.50 cape banget.. kadang-kadang saya gak ada waktu untuk belajar trus setiba di kelas saya udah tak konsentrasi lagi tuk belajar dan motivasi belajar saya udah tak ada, kalo malem badan udah capek, padahal besok hari ada midtest,”

(AJ, 14 Maret 2014).

Berdasarkan petikan wawancara di atas, terlihat bahwa mahasiswa tersebut mengalami kesulitan dalam membagi waktu antara kuliah, kerja dan belajar. Sesuai dengan pernyataan Ningsih (2005) bahwa hal yang menjadi kendala dalam kuliah sambil bekerja yaitu tidak mudah membagi waktu antara kuliah, kerja, istirahat dan urusan-urusan lain.

Menurut Martin dan Osborne (dalam Tim Orientasi Belajar Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2008) mahasiswa yang memiliki kemampuan mengatur waktu yang baik dan memiliki batas waktu untuk setiap pengerjaan tugasnya adalah salah satu kriteria mahasiswa yang berhasil. Mahasiswa diharapkan mampu memakai rentangan waktu dalam satu hari yaitu 24 jam itu dengan sebaik-baiknya untuk menyelesaikan tugas-tugas studinya sampai pada waktu pengumpulan tugas tersebut (Djamarah, 2002).

Hal ini senada dengan pendapat Nidya (2011) menyatakan bahwa “Mahasiswa di dunia kampus, sudah tampak lebih dewasa dan mampu mengolah pikir untuk mencari pekerjaan. Mereka seakan acuh tak acuh dengan jerih payah orang tua yang telah mengucurkan keringat membiasakan mengirim anaknya dengan uang hasil dari kerja”. Mahasiswa tidak peduli dengan besarnya tanggung jawab dalam menyelesaikan studi di perguruan

(6)

tinggi. Namun ada sebagian dari mahasiswa yang peduli akan besarnya biaya pendidikan yang dikeluarkan, maka dari itu,mahasiswa memilih untuk kuliah sambil bekerja. Mahasiswa dituntut untuk mampu mengembangkan pola pikir saat menempuh pendidikan di perguruan tinggi. Mahasiswa harus sadar bahwa pada saat mencari lowongan pekerjaan di perusahaan industri maupun di penerimaan CPNS untuk menjadi guru, minimal sudah menempuh pendidikan S1.

Dalam kehidupan, manusia selalu mengadakan bermacam-macam aktivitas. Salah satu aktivitas itu diwujudkan dalam gerakan yang disebut dengan kerja. As‟ad (2001) mengatakan bahwa bekerja adalah aktivitas manusia baik fisik maupun mental yang pada dasarnya adalah bawaan dan mempunyai tujuan yaitu mendapatkan kepuasan. Weiten dan Llyod (2006) mengatakan bahwa kerja adalah suatu aktivitas yang menghasilkan sesuatu yang berharga bagi orang lain.

Setelah mahasiswa khususnya perempuan memutuskan untuk bekerja dan mendapatkan uang, mereka lupa bahwa kuliah yang seharusnya diutamakan. Hal ini terus meningkatkan dirinya ingin berkaryadi luar kampus (kerja) untuk mendapatkan penghargaan ekonomi, sehingga lupa bahwa waktu studi yang ditentukan hampir habis. Berbeda dengan mahasiswa perempuan yang tidak bekerja tentu mempunyai banyak waktu lebih untuk belajar. Mahasiswa perempuan tersebut berkeinginan menyelesaikan studi terlebih dahulu setelah itu bekerja karena menganggap bekerja akan memperlama dalam menyelesaikan studinya, tidak mendapatkan peluang pekerjaan yang

(7)

sesuai di samping waktu kuliah, mengisi waktu luang dengan mengikuti kegiatan kampus (organisasi). Keadaan tersebut membuat mahasiswa perempuan tersebut tidak bisa menjalankan aktivitas kuliah sambil bekerja.

Pekerjaan yang paling banyak dilakukan oleh mahasiswa perempuan adalah freelance atau permanen. Namun berkemungkinan perempuan yang bekerja tidak terlepas dari kendala yang harus dihadapi yaitu padatnya aktivitas kuliah dan bekerja membuat mereka kesulitan dalam membagi waktu antara kuliah, belajar, bekerja dan istirahat yang dapat mempengaruhi hasil belajar.Terdapat kemungkinan juga, kurangnya motivasi untuk menyelesaikan studi dan hasil belajar mengalami penurunan bagi mahasiswa perempuan. Mereka merasa pekerjaan yang dijalani saat ini sudah cukup untuk bekal mereka hidup (Anoraga, 2001).

Selain itu terdapat kemungkinan, cara belajar mereka yang kurang disiplin dan sering kali mereka menunda untuk menyelesaikan tugas-tugas kuliah sehingga dapat berpengaruh terhadap hasil belajar. Dampak tersebut terdapat perbedaan hasil belajar yang ditunjukan kurang memuaskan bagi mahasiswa perempuan yang bekerja, tetapi ada juga mahasiswa perempuan yang bekerja masih bisa menunjukan hasil belajar yang baik. Berbeda dengan mahasiswa perempuan tidak bekerja, mereka mempunyai banyak waktu lebih untuk belajar sehingga pengaturan diri mereka lakukan untuk belajar. Namun demikian tidak berarti mahasiswa perempuan yang tidak bekerjamemiliki hasil belajar lebih baik dibandingkan dengan mahasiswa perempuan yang bekerja. Selain itu, beban studi yang dicapai mahasiswa tidak merata.

(8)

Menurut Oemar (2009) menyatakan bahwa “Belajar adalah modifikasi atau memperkuat tingkah laku melalui pengalaman dan latihan, dan belajar juga dapat diartikan sebagai suatu proses perubahan tingkah laku individu melalui interaksi lingkungannya”. Selanjutnya menurut Sumadi (2008) menyatakan bahwa “aktivitas individu dalam arti tingkah laku yang tampak dan aktivitas serta pengalaman batin dalam proses pendidikan”. Dapat disimpulkan bahwa aktivitas merupakan tingkah laku untuk melakukan perbuatan pada suatu kegiatan. Jadi aktivitas belajar dapat diartikan tingkah laku dalam menjalakan proses kegiatan pembelajaran. Mahasiswa perempuan yang bekerja adalah individu yang menuntut ilmu pada jenjang perguruan tinggi dan aktif sebagai peserta didik, yang juga menjalankan usaha atau sedang berusaha mengerjakan suatu tugas berupa buah karya, mendatangkan upah, uang atau barang yang dapat dinikmati oleh orang bersangkutan.

Begitu juga dengan Ashar (2001) “Setiap pekerjaan, untuk dapat melaksanakannya dengan hasil yang baik, memerlukan pengetahuan tertentu, keterampilan, kecakapan, dan ciri-ciri kepribadian. Selain mengetahui tentang tugas, tanggungjawab, dan “tanggung gugat”. Setiap mahasiswa yang bekerja berasal dari keadaan ekonomi keluarga yang berbeda. Keadaanyang dimaksud adalah keadaan ekonomi yang kurang mampu sehingga mempengaruhi mahasiswa tersebut untukbekerja mencari biaya hidup sendiri. Sehingga lebih termotivasi untukmembantu keluarga. Namun bagi mahasiswa perempuan yang tidak bekerja yang keadaan ekonominya juga kurang mampu, menyelesaikan studi merupakan suatu motivasi tersendiri untuk mengurangi

(9)

beban hidup yang ditanggung oleh orangtua. Motivasi mendorong seseorang untuk mencapai prestasi yang diinginkan tentunya dapat dilihat dari hasil yang telah dilakukan.

Bagi mahasiswa menyelesaikan studi merupakan suatu motivasi tersendiri untuk mengurangi beban hidup yang ditanggung oleh orang tua. Selain dari motivasi diperlukan keterampilan yang dapat mendukung keberhasilan belajar mahasiswa. Mahasiswa merupakan generasi penerus bangsa yang sangat diharapkan untuk dapat berpartisipasi dalam pembangunan bangsa Indonesia yang harus menjadi bangsa yang mampu bertahan dan mampu memenangkan persaingan yang semakin ketat. Dalam kondisi sekarang ini dimana perubahan berlangsung sangat cepat dan penuh ketidakpastian, mahasiswa sebagai insan berpendidikan sudah seharusnya memiliki wawasan dan pandangan yang luas dalam melihat persoalan bangsa ini.

Mahasiswa memang memiliki keunikan tersendiri di sistem jenjang pendidikannya. Sistem pembelajaran untuk mahasiswa kita biasa menemui istilah-istilah seperti IPK, SKS, skripsi, dosen, dan sebagainya. Lama waktu pembelajarannya pun tak sepadat sekolah-sekolah formal biasa, cukup dengan 3 hingga 4 jam perhari. Sementara itu, kerapkali kita melihat mahasiswa itu seperti tak pernah kuliah. Datang ke kampus, kuliah menunggu dosen, jika dosen tidak ada mereka akan pulang atau ke kantin. Mahasiswa yang jeli melihat waktu-waktu kosong, tak ada dosen atau sehabis pulang kuliah tak ada

(10)

kegiatan, mereka akan memanfaatkan waktu itu untuk hal-hal yang berguna. Salah satunya adalah kerja sambilan.

Pekerjaan yang umumnya dilakukan oleh mahasiswa perempuan antara lain bekerja sebagai pengajar les privat, SPG (Sales Promotion Girl), penyiar radio, penerjemah, penulis, wirausaha, reporter freelance, pramuniaga, penjaga warnet dan rental, dan tenaga administrasi (Tirta, 2005). Mahasiswa perempuan yang bekerja diharapkan memiliki kemampuan tertentu seperti penguasaanilmu dasar yang akan diajarkan dan kemampuan berkomunikasi dengan siswa pada pengajar les privat, kemampuan berbicara dan memiliki wawasan yang luas di bidang musik pada penyiar radio, kemampuan berkomunikasi dan penampilan yang menarik pada SPG, kemampuan dan bakat menulis pada penulis, ahli di bidang bahasa pada penterjemah, memiliki daya kreativitas yang tinggi pada wirausaha, ketekunan dan keuletan pada pramuniaga, kemampuan di bidang jurnalistik dan memiliki banyak jaringan kerja pada reporter freelance, serta menguasai komputer dengan baik pada penjaga warnet dan rental.

Fenomena mahasiswa kerja sambilan kiranya bukan hal baru. Banyak dari mahasiswa tersebut mencari tambahan penghasilan untuk mencukupi kebutuhan kuliah yang semakin menggunung. Kuliah sambil bekerja tidak lagi menjadi sesuatu hal yang langka dan hanya dilakukan mahasiswa yang lemah dalam ekonomi, karena kenyataannya biaya hidup sehari-hari seringkali tidak sebanding dengan uang saku yang diberikan oleh orang tua. Fenomena ini sangat menarik. Apalagi, ditambah adanya peluang berwirausaha bagi

(11)

mahasiswa. Namun, seperti biasa suatu hal memiliki pengaruh positif dan negatif. Pengaruh baik dan buruk tersebut dihadapkan pada prestasi kuliah. Pada akhirnya timbul pertanyaan, apakah mahasiswa yang kuliah dengan kerja sambilan mampu mengikuti kegiatan kuliah dengan baik atau malah kuliahnya terabaikan?.

Motivasi untuk menyelesaikan studi bagi mahasiswa perempuan yang sambil bekerja yang sudah sampai kepada tahap akhir studi untuk menyelesaikan skripsinya bisa saja juga mengalami penurunan karena mereka merasa pekerjaan yang mereka jalani saat ini sudah cukup untuk bekal mereka hidup. Menurut Sya‟ban (2006) bagi mahasiswa yang tidak bekerja motivasi untuk menyelesaikan skripsi itu biasanya di latar belakangi oleh tuntutan yang ada baik dari dalam diri mereka sendiri ataupun dari orang lain. Menyelesaikan skripsi bagi mahasiswa yang tidak bekerja merupakan pilihan tunggal. Motivasi yang mereka dapatkan terkadang hanya karena proses untuk menyelesaikan studi yang harus mereka lalui.

Menghadapi era globalisasi sekarang ini, diperlukan peningkatan kualitas sumber daya manusia. Peningkatan ini terlebih dahulu dapat dilakukan dengan peningkatan mutu pendidikan nasional pada umumnya dan peningkatan prestasi akademik seseorang pada khususnya. Menurut Hamalik (dalam Djamarah, 2002) motivasi adalah suatu perubahan energi di dalam pribadi seseorang yang ditandai dengan timbulnya afektif (perasaan) dan reaksi untuk mencapai tujuan. Dengan kata lain, seseorang mempunyai tujuan tertentu dari segala aktivitasnya. Demikian juga dalam proses belajar,

(12)

seseorang yang tidak mempunyai motivasi belajar, tidak akan mungkin melakukan aktivitas belajar dan prestasi akademiknya pun akan rendah. Sebaliknya, seseorang yang mempunyai motivasi belajar, akan dengan baik melakukan aktivitas belajar dan memiliki prestasi akademik yang lebih baik.

Berdasarkan fenomena-fenomena tersebut, maka peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul: “Perbedaan Motivasi Belajar pada Mahasiswa Perempuan Yang Bekerja dengan Yang Tidak Bekerja di Fakultas Psikologi Universitas Medan Area”.

B. Identifikasi Masalah

Peneliti akan meneliti motivasi belajar perempuan yang bekerja dan yang tidak bekerja di fakultas Psikologi Universitas Medan Area. Adapun faktor yang mempengaruhi motivasi belajar adalah cita-cita seseorang, kemampuan seseorang, kondisi seseorang, kondisi lingkungan seseorang, dan unsur dalam belajar pembelajaran. Perempuan yang bekerja adalah perempuan memutuskan untuk bekerja dan mendapatkan uang, mereka lupa bahwa kuliah yang seharusnya diutamakan. Hal ini terus meningkatkan dirinya ingin berkarya di luar kampus (kerja) untuk mendapatkan penghargaan ekonomi, sehingga lupa bahwa waktu studi yang ditentukan hampir habis. Contohnya saja pada mahasiswa perempuan yang ada di Universitas Medan Area khususnya di kampus 2, mereka tidak bisa mengoptimalkan kemampuan belajar mereka dikarenakan jadwal kerja mereka yang banyak mengeluarkan tenaga dan pikiran mereka jadi di saat masuk kuliah mereka sudah tidak fokus

(13)

pada mata kuliah yang diberikan. Hasilnya Indeks Prestasi mereka jauh ketinggalan dengan mahasiswa perempuan yang tidak bekerja dikarenakan motivasi belajar mereka sudah turun. Berbeda dengan perempuan tidak bekerja tentu mempunyai banyak waktu lebih untuk belajar dan memiliki motivasi belajar mereka baik. Mereka berkeinginan menyelesaikan studi terlebih dahulu setelah itu bekerja karena menganggap bekerja akan memperlama dalam menyelesaikan studinya, tidak mendapatkan peluang pekerjaan yang sesuai di samping waktu kuliah, mengisi waktu luang dengan mengikuti kegiatan kampus (organisasi). Keadaan tersebut membuat mahasiswa tidak bisa menjalankan aktivitas kuliah sambil bekerja. Penelitian ini baik dan layak untuk diteliti karena ingin mengetahui seberapa besar motivasi belajar pada mahasiswa perempuan yang bekerja dan pada mahasiswa perempuan yang tidak bekerja. Perbedaan inilah yang membuat peneliti tertarik untuk melihat perbedaan motivasi belajar pada mahasiswa perempuan yang bekerja dengan yang tidak bekerja di Fakultas Psikologi Universitas Medan Area.

C. Batasan Masalah

Agar memudahkan peneliti dalam penelitian ini maka peneliti membatasi masalah menjadi Perbedaan Motivasi Belajar Pada Mahasiswa Perempuan Yang Bekerja dengan Yang Tidak Bekerja di Fakultas Psikologi Universitas Medan Area. Peneliti membatasi masalahnya dengan mengambil mahasiswa perempuan menjadi populasinya yaitu seluruh mahasiswa

(14)

perempuan yang ada di fakultas psikologi Universitas Medan Area dari tahun 2010 hingga 2012 yang berjumlah 478 orang (dengan rincian 375 mahasiswa perempuan di kampus I dan 103 mahasiswa perempuan di kampus II) yang diambil menjadi sampelnya adalah mahasiswa perempuan dari tahun akademik 2010-2012. Maka sampel yang digunakan berjumlah 160 orang dimana pada mahasiswa perempuan yang bekerja berjumlah 80 orang dan pada mahasiswa perempuan yang tidak bekerja 80 orang.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan pada uraian latar belakang, maka peneliti merumuskan permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini adalah apakah ada perbedaan “Motivasi Belajar pada Mahasiswa Perempuan yang Bekerja dengan Yang Tidak Bekerja di Fakultas Psikologi Universitas Medan Area”.

E. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menguji secara empiris perbedaan motivasi belajar pada Mahasiswa Perempuan yang Bekerja dengan Yang Tidak Bekerja di Fakultas Psikologi Universitas Medan Area.

F. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis

Secara teoritis diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan sumbangan kepada disiplin ilmu psikologi, khususnya psikologi

(15)

pendidikan. Selain itu penelitian ini diharapkan dapat menambah bahan pustaka dan menjadi bahan masukan bagi penelitian-penelitian selanjutnya pada masa yang akan datang yang membahas motivasi belajar pada mahasiswa perempuan yang bekerja dengan yang tidak bekerja sehingga akan menambah wawasan dalam bidang psikologi pendidikan.

2. Manfaat Praktis

Membantu para mahasiswa perempuan khususnya bagi mahasiswa perempuan yang bekerjauntuk membangkitkan motivasi belajar dalam perkuliahan dan bisa menyeimbangkan antara bekerja dan kuliah.

Referensi

Dokumen terkait

Adapun karakteristik guru efektif (Dzulkifli & Sari, 2015) yaitu (1) memiliki rasa simpati yang tinggi, melayani, dan menganggap bahwa siswa merupakan anak sendiri,

Variabel independen yang digunakan dalam penelitian selanjutnya tidak hanya pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR), ukuran perusahaan (size),

Purwokerto. Pudiyono, M.Hum, Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Purwokerto.. Sony Irianto, M.Pd, Ketua Program Studi Pendidikan Guru

Rerata penerapan standar proses keperawatan di puskesmas dengan rawat inap di Kabupaten Cilacap termasuk kategori yang tidak baik menurut rentang nilai Arikunto

Dan nanti akan disediakan potongan huruf dan angka dalam berbagai macam warna, dan peserta didik diminta untuk merangkai huruf dan angka tersebut sesuai dengan nama dan

Untuk mengetahui sejauh mana fungsionalitas Aplikasi “Game Sejarah Malang” dapat berjalan pada perangkat Android yang telah dibangun dengan engine. Corona yang

Berdasarkan landasan teori dan pemamparan hasil penelitian terdahulu maka jawaban sementara dalam penelitian ini dapat dirumuskan hipotesis yaitu: H: Terdapat perbedaan

Berdasarkan hasil uji korelasi pearson untuk menemukan hubungan antara 2 variabel atau lebih dapat diketahui bahwa hubungan knowledge gap dengan kepuasan pasien