• Tidak ada hasil yang ditemukan

BUPATI PACITAN. i PERATURAN BUPATI PACITAN ; NOMOR 5" TAHUN 2008 TENTANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BUPATI PACITAN. i PERATURAN BUPATI PACITAN ; NOMOR 5" TAHUN 2008 TENTANG"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

BUPATI PACITAN i PERATURAN BUPATI PACITAN ; NOMOR 5" TAHUN 2008

TENTANG

PETUNJUK PELAKSANAAN PERATURAN D A E R A I I K A B U P A T E N PACITAN NOMOR 25 T A H U N 2007 TENTANG ORGAN DAN K E P E G A W A I A N

PERUSAHAAN DAERAH A I R M I N U M j KABUPATEN PACITAN

DENGAN R A H M A T T U H A N YANG M A H A ESA J BUPATI PACITAN

i '' '

1

Menimbang : bahwa guna melaksanakan Peraturan Daerah Kabupaten Pacitan Nomor 25 Tahun 2007 lentang Organ dan Kepegawaian Perusahaan Daerah Air Minum, Kabupaten Pacitan. perlu menetapkan Petunjuk Pelaksanaan. Peraturan Daerah dimaksud dengan menuangkanhya dalam suatu; Peraturan. Mengingat 1. 2. 3. 4. 5.

Undang-undang Nomor 12 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-daerah Kabupaten Dalam Lingkungan Propinsi Jawa Timur Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1962 tentang Perusahaan Daerah : (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1962 Nomor 10, ' Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2387);

Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2005 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang Nomor 3 Taliun 2005 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah Menjadi Undang-Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 108, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4493);

*

Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 32, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4377);

Undang-undang Nomor 10 Tahun 2004 tentJing Pembentukan Peraturan Pcrundang-undangan (Lembaran Negara RI Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 4389);

(2)

^ f I i i i * BAB H

SUSUNAN ORGANISASI DAN T A T A K E R J A P D A M

I \ Bagian Pertama i Umum 1 i ; Pasal 2 1 V

(1) Susunan Organisasi PDAM terdiri dari: a. i Dewan Pengawas;

b. ! Unsur Pimpinan, yaitu Direksi; c. 1 Unsur Slaf, yailu Bagian;

d. i Unsur Pelaksana. yaitu unit cabang.

*

(2) Bentuk Organisasi PDAM jumiah pelanggannya sampai dengan 10.000 adalah sebagai berikut:

a. . 1 (salu) direktur;

b. ; 2 (dua) kepala bagian yang membidangi bagian Administrasi dan, ; keuangan dan bagian teknik;

c. I Masing-masing bagian dapat memiliki maksimal 5 (lima) Sub' : Bagian/seksi.

!

]

(3) Bentuk Organisasi PDAM jumiah pelanggannya sebanyak 10.001 sampai dengan 30.000 adalah sebagai berikut:

a. i I (satu) direktur;

b. 13 (tiga) kepala bagian yang membidangi bagian administrasi dan ; keuangan, bagian teknik, dan bagian hubungan pelanggan; c. J Masing-masing bagian dapat memiliki maksimal 5 (lima) Sub

: Bagian/seksi;

d. : Untuk imit cabang dikepalai oleh seorang kepala unit setingkat ; Kepala Bagian dan bertanggung jawab langsung kepada direktur. (4) Bentuk Organisasi PDAM jumiah pelanggannya sebanyak 30.001

sampai dengan 50.000 adalah sebagai berikut:

a. !Paling banyak 3 orang direksi yang terdiri dari: 1 (satu) direktur utama dan 2 (dua) direktur yaitu direktur administrasi dan , keuangan, dan direktur teknik;

b. 6 (enam) kepala bagian yang membidangi bagian keuangan, bagian perencanaan teknik, bagian hubungan pelanggan, bagian umum, bagian produksi, bagian transmisi dan distribusi;

c. Masing-masing bagian dapat memiliki maksimal 5 (lima) Sub Bagian/seksi;

d. Untuk unit cabang dikepalat oleh seorang kepala unit setingkat Kepala Bagian dan bertanggung jawab langsung kepada direktur. (5) Bentuk Organisasi PDAM jumiah pelanggannya sebanyak 50.001

sampai dengan 100.000 adalah sebagai berikut:

a. Paling banyak 3 orang direksi yang terdiri dari: 1 (satu) direktur utama dan 2 (dua) direktur yaitu direktur administrasi dan keuangan, dan direktur teknik;

I i r i I I

(3)

t

i

b. " 7 (tujuh) kepala bagian yang membidangi bagian keuangan, I bagian perencanaan teknik, bagian hubungan pelanggan, bagian j umum, bagian produksi, bagian transmisi dan distribusi, bagian t perawatan.

c. | Masing-masing bagian dapat memiliki maksimal 5 (lima) Sub I Bagian/seksi;

d. ; Untuk unit cabang dikepalai oleh seorang kepala unit setingkat 1 Kepala Bagian dan bertanggung jawab langsung kepada direktur.

i

(6) Bentuk Organisasi PDAM jumiah pelanggannya lebih dari 100,000 dapat mengembangkan struktur Organisasi sendiri dengan pertimbangan terdiri dari paling banyak 4 Direksi yang terdiri dari: 1 (satu) Direktur Utama, dan 3 (tiga) Direktur.

I Pasal 3

(1) Susunan Organisasi dan Tata Kerja PDAM Sebagaimana dimaksud pada pasal 2 ditetapkan oleh Direksi dalam suatu Peraturan.

(2) Susunan Organisasi dan Tata Kerja PDAM Sebagaimana dimaksud pada ayat (1) hams mendapatkan persetujuan Dewan Pengawas dan Bupati.

j

i Pasal 4 i

(1) Rancangan Peraturan Direksi tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja PDAM Sebagaimana dimaksud pada pasal 3 diajukan kepada Dewan Pengawas untuk disetujui.

(2) Dewan pengawas wajib memberikan persetujuan atau penolakan atas Rancangan Peraturan Direksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dalam jangka waktu 15 (lima belas) hari kerja sejak diterimanya Rancangan Peraturan Direksi tersebut dengan menuangkannya dalam suatu Keputusan Dewan Pengawas.

(3) Penolakan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) hams disertai alasan-alasan, dan saran guna perbaikan.

(4) Direksi segera melakukan perbaikan atas Rancangan Peraturan Direksi sesuai dengan saran Dewan Pengawas sebagaimana dimaksud pada ayat (3).

(5) Dalam hal setelah 15 (lima belas) hari kerja, Dewan Pengawas tidak mengeluarkan Keputusan sebagaimana dimaksud pada ayat (2), maka Dewan Pengawas dianggap telah memberikan persetujuan.

i Pasal 5

i

(1) Setelah mendapatkan persetujuan sebagaimana dimaksud dalam pasal 4 ayat (2) dan ayat (4), Rancangan Peraturan Direksi diajukan kepada Bupati untuk mendapat persetujuan disertai dengan Surat Persetujuan Dewan Pengawas..

(2) Persetujuan Bupati sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan dalam suatu Keputusan.

(3) Penolakan Bupati atas Rancangan Peraturan Direksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ) hams disertai alasan-alasan, dan saran guna perbaikan.

i

t i

(4)

1 I

(4) Direksi segera melakukan perbaikan atas Rancangan Peraturan Direksi sesuai dengan saran Bupati sebagaimana dimaksud pada ayat (3).

(6) Setelah mendapatkan persetujuan sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Rancangan Peraturan Direksi ditetapkan menjadi Peraturan Direksi.

i

\ Bagian Kedua [ Dewan Pengawas i Pasal 6

(1) Dewan Pengawas berasal dari unsur pejabat pemerintah daerah, profesional dan/atau masyarakat konsumen yang diangkat oleh Bupati.

(2) Masa jabatan anggota Dewan Pengawas paling lama 3 (tiga) tahun dan dapat diangkat kembali untuk 1 (satu) kali masa jabatan.

(3) Batas usia Dewan Pengawas paling tinggi 65 (enam puluh lima) tahim.

(4) Pengangkatan kembali anggota Dewan Pengawas sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dibuktikan dengan kinerja dalam melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan kegiatan Direksi dan kemampuan PDAM dalam meningkatkan kinerja pelayanan air minum kepada masyarakat.

(5) Pengangkatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dituangkan dalam suatu Keputusan.

Pasal 7

(1) Calon anggota Dewan Pengawas memenuhi persyaratan; a. imenguasaimanajemenPDAM;

b. ' menyediakan waktu yang cukup untuk melaksanakan tugasnya;

I

dan

c. I tidak terikat hubungan keluarga dengan Bupati/Wakil Bupati ^atau Dewan Pengawas yang lain atau Direksi sampai derajat 'ketiga baik menurut garis lurus atau kesamping termasuk • menantu dan ipar.

(2) Pengangkatan anggota Dewan Pengawas sebagaimana dimaksud , pada ayat (1) ditetapkan dengan Keputusan Bupati.

1 Pasal 8 t

(1) Jumiah anggota Dewan Pengawas ditetapkan berdasarkan jumiah pelanggan dengan ketentuan:

a. paling banyak 3 (tiga) orang untuk jumiah pelanggan sampai dengan 30.000; dan

b. paling banyak 5 (lima) orang untuk jumiah pelanggan di atas 30.000.

(2) Penentuan jumiah Dewan Pengawas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan berdasarkan asas efisiensi pengawasan dan efektivitas pengambilan keputusan.

(3) Anggota Dewan Pengawas sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

i

i r

(5)

i I

diangkat seorang sebagai Ketua merangkap anggota dan seorang sebagai Sekretaris merangkap anggota dengan Keputusan Bupati.

Bagian Ketiga I Direksi * \ Pasal 9 i t

(1) Direksi diangkat oleh Bupati atas usul Dewan Pengawas.

(2) Usulan pengangkatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan selambat-lambatnya 30 (Tiga Puluh) Hari Kerja sebelum masa jabatan Direksi habis.

(3) Pengangkatan Direksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan dengan Keputusan Bupati.

i

Pasal 10

(1) Bams usia Direksi yang berasal dari luar PDAM pada saat diangkat, pertama kali berumur paling tinggi 50 (lima puluh) tahun.

(2) Batas usia Direksi yang berasal dari PDAM pada saat diangkat pertama kali berumur paling tinggi 55 (lima puluh lima) tahun.

(3) Masa jabatan Direksi selama 4 (empat) tahun dan dapat diangkat kembali untuk l(satu) kali masa jabatan.

(4) Jabatan Direksi berakhir pada saat yang bersangkutan berumur paling, tinggi 60 (enam puluh) tahun.

(5) Pengangkatan kembali sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dilakukan apabila Direksi terbukti mampu meningkatkan kinerja PDAM dan pelayanan kebutuhan air minum kepada masyarakat setiap tahun.

; Pasal 11

t

(1) Pelanlikan dan pengambilan sumpah Direksi dilakukan oieh Bupati atau pejabat lain yang ditunjuk.

(2) Susunan kata-kata sumpalujanji Direksi P D A M adalah sebagai berikut:

i "DEMI A L L A H (TUHAN), SAYA BERSUMPAH / BERJANJI BAHWA SAYA A K A N MEMENUHI KEWAJIBAN SAYA SELAKU DIREKTUR PDAM KABUPATEN PACITAN' DENGAN SEBAIK-BAIKNYA. SEJUJUR-JUJURNYA, DAN SEADIL-ADILNYA;

\ BAHWA SAYA A K A N SELALU MENGUTAMAKAN PELAYANAN DEMI TERCAPAINYA KESEJAHTERAAN R A K Y A T

i BAHWA SAYA A K A N SELALU T A A T D A L A M M E N G A M A L K A N D A N MEMPERTAHANKAN PANCASILA SEBAGAI DASAR NEGARA; D A N UNDANG-UNDANG, DASAR 1945 SERTA M E L A K S A N A K A N SEGALA PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN DENGAN SELURUS-LURUSNYA YANG BERLAKU BAGI PERUSAHAAN, DAERAH, D A N NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA"

(6)

I

I

i I

I Pasal12

(1) Apabila sampai berakhimya masa jabatan sebagaimana dimaksud pada pasal 8, pengangkatan Direksi bam masih dalam proses penyelesaian, Bupati dapat menunjuk/mengangkat Direksi yang lama 'atau seorang Pejabat Stmktural PDAM sebagai penjabat sementara. (2) Pengangkatan penjabat sementara sebagaimana dimaksud pada ayat

(1) ditetapkan dengan Keputusan.

(3) Masa Jabatan Penjabat sementara sebagaimana dimaksud pada ayat (1) paling lama 6 (enam) bulan sejak tanggal penerbitan Keputusan. (4) Penjabat sementara sebagaimana dimaksud pada ayat ( I ) tidak

dilakukan pelantikan dan pengambilan sumpah jabatan.

(5) Pejabat sementara sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dalam melaksanakan tugasnya tidak boleh mengambil kebijakan yang bersifat strategis.

1

! Bagian Keempat

Bagian, Sub Bagian/Seksi, dan Unit Cabang

I Pasal13

(1) Bagian dipimpin oleh seorang Kepala Bagian.

(2) Kepala Bagian diangkat oleh Direksi atas pertimbangan Dewan Pengawas.

' Pasal 14 t

(

(1) Bagian terdiri atas Sub Bagian atau Seksi.

(2) Sub Bagian atau Seksi dipimpin oleh Kepala Sub Bagian atau Kepala Seksi..

(3) Kepala Sub Bagian atau Kepala Seksi diangkat oleh Direksi atas pertimbangan dewan pengawas

; Pasal 15

I

(1) Guna mempermudah akses pelayanan kepada konsumen, PDAM dapat membentuk Unit Cabang.

(2) Unit Cabang dikepalai oleh Kepala Unit setingkat Kepala Bagian. (3) Kepala Unit diangkat oleh Direksi atas pertimbangan dewan

pengawas. 4 ! Bagian Kelima J Kepegawaian i ; Pasal 16

(1) Pengangkatan pegawai PDAM dilakukan oleh Direksi dengan suatu Keputusan.

(2) Pengangkatan pegawai sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus dengan persetujuan dewan pengawas dan Bupati.

(7)

: Pasal 17

(1) Pengangkatan pegawai honorer atau tenaga kontrak PDAM dilakukan oleh Direksi dengan suatu Keputusan.

(2) Pengangkatan pegawai sebagaimana dimaksud pada ayat (!) harus dengan persetujuan dewan pengawas.

I Pasal18

>

(1) Rancangan Keputusan Direksi tentang Pengangkatan Pegawai PDAM Sebagaimana dimaksud pada pasal 16, atau Rancangan Keputusan Direksi tentang Pengangkatan Pegawai Honorer PDAM Sebagaimana dimaksud pada pasal 17, diajukan kepada Dewan Pengawas untuk disetujui.

(2) Dewan pengawas wajib memberikan persetujuan atau penolakan atas Rancangan Keputusan Direksi sebagdmana dimaksud pada ayat ( I ) dalam jangka waktu 15 (lima belas) hari kerja sejak diterimanya Rancangan Peraturan Direksi tersebut dengan menuangkannya dalam suatu Keputusan Dewan Pengawas.

(3) Penolakan sebagaimana dimaksud pada ayat (2)'harus disertai alasan-alasan, dan saran guna perbaikan.

(4) Direksi segera melakukan perbaikan atas Rancangan Keputusan Direksi sesuai dengan saran Dewan Pengawas sebagaimana dimaksud pada ayat (3).

(5) Dalam hal setelah 15 (lima belas) hari kerja, Dewan Pengawas tidak mengeluarkan Keputusan sebagaimana dimaksud pada ayat (2), maka • Dewan Pengawas dianggap telah memberikan persetujuan.

i

Pasal 19

i 4

(1) Setelah mendapatkan persetujuan sebagaimana dimaksud dalam pasal 18 ayat (2) dan ayat (4), Rancangan Keputusan tentang Pengangkatan Pegawai PDAM sebagaimana dimaksud dalam pasal 18 ayat (1), Direksi diajukan kepada Bupati untuk mendapat persetujuan disertai dengan Surat Persetujuan Dewan Pengawas..

(2) Persetujuan Bupati sebagaimana dimaksud pada ayat ( I ) ditetapkan dalam suatu Keputusan.

(3) Penolakan Bupati atas Rancangan Keputusan Direksi sebagaimana dimaksud pada ayat ( 1 ) ) harus disertai alasan-alasan, dan saran guna perbaikan.

(4) Direksi segera melakukan perbaikan atas Rancangan Keputusan Direksi sesuai dengan saran Bupati sebagaimana dimaksud pada ayat (3).!

(5) Setelah mendapatkan persetujuan sebagaimana dimaksud pada ayat (2), i Rancangan Keputusan Direksi ditetapkan menjadi Keputusan Direksi. i I T 1 I t i i

(8)

i ; BAB I I I I C U T I ! I f \ Bagian Pertama 1 Umum \ Pasal 20 i i

(1) Pegawai memperoleh hak cuti meliputi: a. I cuti tahunan;

b. cuti besar; c. ' cuti sakit;

d. i cuti karena alasan panting atau cuti untuk menunaikan Ibadah • ihaji;

e. ; cuti nikah; {. j cuti bersalin; dan

g . ; cuti di luar tanggungan PDAM.

(2) Pegawai yang menjalankan cuti sebagaimana dimaksud pada: ayat (1) tetap diberikan penghasilan penuh, kecuali cuti di luar tanggungan P D A M .

i

i

> Bagian Kedua \ Cuti Pegawai PDAM f I Paragraf 1 I Cuti Tahunan ; Pasal 21 F I

(1) Pegawai PDAM yang telah bekerja sekarang-kurangnya 1 (satu) tahun secara terus-menerus berhak atas cuti tahunan.

(2) Larnanya cuti tahunan adalah 12 (dua belas) hari kerja.

(3) Cuti tahunan tidak dapat dipecah-pecah hingga jangka waktu yang kurang dari 3 (tiga) hari kerja.

(4) Untuk mendapatkan cuti tahunan Pegawai PDAM yang bersangkutan meiigajukan permintaan secara tertulis kepada Direksi.

(5) Cuti tahunan diberikan secara tertulis oleh Direksi. \ Pasal 22

Cuti tahunan yang akan dijalankan di tempat yang suHt perhubungannya, maka jangka waktu cuti tahunan tersebut dapat ditambah untuk paling lama 14 (empat belas) hari.

1 Pasal 23

1

(1) Cuti tahunan yang tidak diambil dalam tahun yang bersangkutan, dapat diambil dalam tahun berikutnya untuk paling lama 18 (delapan belas) hari kerja termasuk cuti tahunan dalam tahun yang sedang berjalan.

(9)

(2) Cuti tahunan yang tidak diambil lebih dari 2 (dua) tahun berturut-turut, dapat diambil dalam tahun berikutnya untuk paling lama 24 (dua puluh empat) hari kerja termasuk cuti tahunan dalam tahun yang sedang berjalan.

i

\ Pasal24

f »

(1) Cut! tahunan dapat ditangguhkan pelaksanaannya oleh Direksi untuk paling lama 1 (satu) tahun, apabila kepentingan dinas mendesak. (2) Cuti tahunan yang ditanggidikan sebagaimana dimaksud dalam ayat

(1) dapat diambil dalam tahun berikutnya selama 24 (dua puluh empat) hari keija termasuk cuti tahunan dalam tahun yang sedang berjalan.

j Paragraf 2 t Cuti Besar \ Pasal 25

(1) Pegawai PDAM yang telah bekerja sekurang-kurangnya 6 (enam) tahun secara terus-menerus berhak atas cuti besar yang lamanya 3 (tiga) bulan.

(2) Pegawai PDAM yang menjalani cuti besar tidak berhak lagi atas cuti tahunannya dalam tahun yang bersangkutan.

(3) Untuk mendapatkan cuti besar, Pegawai PDAM yang bersangkutan mengajukan permintaan secara tertulis kepada Direksi.

(4) Cuti besar diberikan secara tertulis oleh Direksi. Pasal 26

Cuti besar dapat ditangguhkan pelaksanaannya oleh Direksi untuk paling lama 2 (dua) tahun, apabila kepentingan dinas mendesak.

! Paragraf 3 \ Cuti Sakit

4

\

\ Pasal 27

Setiap Pegawai PDAM yang menderita sakit berhak atas cuti sakit. i Pasal 28

)

\

(1) Pegawai PDAM yang sakit selama 1 (satu) atau 2 (dua) bar! berhak atas cuti sakit, dengan ketentuan, bahwa ia harus memberitahukan kepada atasannya langsung.

(2) Pegawai PDAM yang sakit lebih dari 2 (dua) hari sampai dengan 14 (empat belas) hari berhak atas cuti sakit, dengan ketentuan bahwa Pegawai PDAM yang bersangkutan harus mengajukan permintaan secara tertulis kepada Direksi dengan melampirkan surat keterangan dokter.

(3) Pegawai PDAM yang menderita sakit lebih dari 14 (empat belas) Hari berhak cuti sakit, dengan ketentuan bahwa Pegawai PDAM yang bersangkutan harus mengajukan permintaan secara tertulis kepada Direksi dengan melampirkan surat keterangan dokter Rumah Sakit Pemerintah.

(10)

(4) Surat keterangan dokter sebagaimana dimaksud dalam ayat (3) antara Iain menyatakan tentang perlunya diberikan cuti, lamanya cuti dan keterangan Iain yang dipandang perlu.

(5) Cuti sakit sebagaimana dimaksud dalam ayat (3) diberikan untuk waktu paling lama 1 (satu) tahun.

(6) Jangka waktu cuti sakit sebagaimana dimaksud dalam ayat (5) dapat ditambah untuk paling lama 6 (enam) bulan apabila dipandang perlu berdasarkan surat keterangan dokter Rumah Sakit Pemerintah.

(7) Pegawai PDAM yang tidak sembuh dari penyakimya dalam jangka Waktu sebagaimana dimaksud dalam ayat (5) dan atau ayat (6), harus Diuji kembali kesehatannya oleh dokter Rumah Sakit Pemerintah. (8) Apabila berdasarkan basil pengujian kesehatan sebagaimana

dimaksud dalam ayat (7) Pegawai PDAM yang bersangkutan belum sembuh dari penyakitnya, maka ia diberhentikan dengan hormat dari jabatannya karena sakit dengan mendapat uang tunggu berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

i

' Pasal 29

I I

(1) Pegawai PDAM wanita yang mengalami gugur kandung berhak atas cuti sakit untuk paling lama 1,5 (satu setengah) bulan.

(2) Untuk mendapatkan cuti sakit sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), Pegawai PDAM wanita yang bersangkutan mengajukan permintaan secara tertulis kepada Direksi dengan melampirkan surat keterangan dokter atau bidan.

; Pasal 30 f

Pegawai PDAM yang mengalami kecelakaan dalam dan oleh karena menjalankan tugas kewajibannya sehingga ia perlu mendapat perawatan, berhak atas cuti sakit sampai ia sembuh dari penyakitnya.

j

i Pasal 31

(1) Cuti sakit sebagaimana dimaksud pada pasal 28 ayat (1) diberikan secara tertulis oleh atasan langsung.

(2) Cuti sakit sebagaimana dimaksud pada pasal 28 ayat (2), (3), Pasal 23, dan Pasal 24 diberikan secara tertulis oleh Direksi.

i

i Paragraf 4

Cuti Karena Alasan Penting atau untuk menunaikan ibadah haji

I

j Pasal 32

Yang dimaksud dengan cuti karena alasan penting atau untuk menunaikan ibadah haji adalah cuti karena:

a. ibu,' bapak, isteri/suami, anak, adik, kakak, mertua, atau menantu sakit keras atau meninggal dunia;

b. salah seorang anggota keluarga yang dimaksud dalam huruf a , meninggal dunia dan menurut ketentuan hukum yang berlaku ' Pegawai PDAM yang bersangkutan harus mengurus hak-hak dari anggota keluarganya yang meninggal dunia

(11)

Pasal 33

(1) Pegawai PDAM berhak alas cuti karena alasan penting atau untuk menunaikan ibadah haji.

(2) Lamanya cuti karena alasan penting atau untuk menunaikan ibadah haji ditentukan oleh Direksi untuk paling lama 2 (dua) bulan.

: Pasal 34

t

(1) Untuk mendapatkan cuti karena alasan penting atau untuk menunaikan ibadah haji, Pegawai PDAM yang bersangkutan mengajukan permintaan secara tertulis dengan menyebutkan alasan-alasannya kepada Direksi.

(2) Cuti karena alasan penting atau untuk menunaikan ibadah haji diberikan secara tertulis oleh Direksi.

(3) Dalam hal yang mendesak, sehingga Pegawai PDAM yang bersangkutan tidsJc dapat menunggu keputusan dari Direksi, maka atasan langsung Pegawai PDAM yang bersangkutan dapat memberikan izin sementara untuk menjalankan cuti karena alasan penting atau untuk menunaikan ibadah haji.

(4) Pemberian izin sementara sebagaimana dimaksud dalam ayat (3) harus segera diberitahukan kepada Direksi oleh atasan langsung sebagaimana dimaksud pada ayat (3).

(5) Direksi setelah menerima pemberitahuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (4) memberikan cut! karena alasan penting atau untuk menunaikan ibadah haji kepada Pegawai PDAM yang bersangkutan. •

', Paragraf 5 ! Cuti Nikah i Pasal 35 (1) Pegawai PDAM berhak atas cuti Nikah.

(2) Lamanya cuti Nikah ditentukan oleh Direksi untuk paling lama 1 (satu) bulan.

i Pasal 36

(1) Untuk mendapatkan cuti Nikah, Pegawai PDAM yang bersangkutan mengajukan permintaan secara tertulis kepada Direksi.

(2) Cuti Nikah diberikan secara tertulis oleh Direksi.

(3) Dalam hal yang mendesak, sehingga Pegawai PDAM yang bersangkutan tidak dapat menunggu keputusan dari Direksi, maka atasan langsung Pegawai PDAM yang bersangkutan dapat memberikan izin sementara untuk menjalankan cuti Nikah.

(4) Pemberian izin sementara sebagaimana dimaksud dalam ayat (3) hams segera diberitahukan kepada Direksi oleh atasan langsung sebagaimana dimaksud pada ayat (3).

(5) Direksi setelah menerima pemberitahuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (4) memberikan cuti Nikah kepada Pegawai PDAM yang bersangkutan.

i

(12)

1 i I i I J j Paragraf 6 Cuti Bersalin i Pasal 37 )

(1) Untuk persalinan anaknya yang pertama, kedua, dan ketiga, Pegawai PDAM wanita berhak atas cuti bersalin.

(2) Untuk persalinan anaknya yang keempat dan seterusnya, kepada Pegawai PDAM wanita diberikan cuti di luar tanggungan PDAM. (3) Lamanya cuti-culi bersalin tersebut dalam ayat ( I ) dan (2) adalah I

(satu) bulan sebelum dan 2 (dua) bulan sesudah persalinan. I Pasal 38

i

(1) Untuk mendapatkan cuti bersalin, Pegawai PDAM wanita yang bersangkutan mengajukan permintaan secara tertulis kepada Direksi. (2) Cuti bersalin diberikan secara tertulis oleh Direksi.

{ Paragraf? i Cuti Di Luar Tanggungan PDAM.

I i

i Pasal 39

(1) Kepada Pegawai PDAM yang telah bekerja sekurang-kurangnya 5 (lima) tahun secara tenis-menerus, karena alasan-alasan pribadi yang penting dan mendesak dapat diberikan cuti di luar tanggungan PDAM.

(2) Cuti di tuar tanggungan PDAM dapat diberikan - paling lama 3 (tiga) tahun.

(3) Jangka waktu cut! di luar tanggungan PDAM sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) dapat dipcrpanjang paling lama 1 (satu) tahun apabila ada alasan-alasan yang penting untuk memperpanjangnya.

J

{ Pasal 40

(1) Cuti di luar tanggungan PDAM mengakibatkan Pegawai PDAM yang bersangkutan dibebaskan dari jabatannya, kecuali cuti di luar tanggungan PDAM sebagaimana dimaksud dalam Pasal 31 ayat (2). (2) Jabatan yang menjadi lowong karena pemberian cuti di luar

tanggungan PDAM dengan segera dapat diisi. •; Pasal 41

j

(1) Untuk mendapatkan cuti di luar tanggungan PDAM, Pegawai PDAM yang bersangkutan mengajukan permintaan secara tertulis kepada Direksi disertai dengan alasan-alasannya.

(2) Cuti di luar tanggungan PDAM hanya dapat diberikan dengan surat keputusan Direksi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) setelah mendapat persetujuan dari Dewan Pengawas.

!

I

I Pasal 42

(1) Selama menjalankan cuti di luar tanggungan PDAM, Pegawai PDAM yang bersangkutan tidak berhak menerima penghasilan.

(2) Selama menjalankan cuti di luar tanggungan PDAM tidak diperhitungkan sebagai masa kerja Pegawai PDAM.

(13)

Pasal43

(1) Pegawai PDAM yang sedang menjalankan cuti tahunan, cuti besar, dan cuti karena alasan penting, dapat dipanggil kembali bekerja apabila kepentingan dinas mendesak.

(2) Dalam hal terjadi sebagai dimaksud dalam ayat (1), maka jangka waktu cuti yang belum dijalankan itu tetap menjadi hak Pegawai PDAM yang bersangkutan. ^

! Bagian Ketiga Cuti Direksi Pasal 44 I i I I

(1) Direksi memperoleh hak cuti meliputi: ^ a. cuti tahunan;

b. cuti besar; c. cuti sakit;

d. cuti karena alasan penting atau cuti untuk menunaikan Ibadah haji;

e. cuti nikah;

f. cuti bersalin; dan

g. cuti di luar tanggungan PDAM. <.

(2) Direksi yang menjalankan cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tetap diberikan penghasilan penuh, kecuali cuti di luar tanggungan PDAM. < ^

(3) Pelaksanaan cuti bag! Direksi PDAM berlaku ketentuan umum mengenai cut! pegawai PDAM sebagaimana diatur dalam peraturan daerah i n i . i ^

(4) Dalam hal cuti Direksi PDAM, permohonan cuti disampaikan tertulis kepada Bupati disertai alasannya. <^

(5) Cuti bagi Direksi PDAM diberikan secara tertulis oleh Bupati atau pejabat yang ditunjuk. ^

i BAB I V

; K E T E N T U A N P E R A L I I I A N

<

i Pasal 45

I

(1) Pada saat Peraturan ini berlaku, Direksi dan Dewan Pengawas PDAM tetap melaksanakan tugas sampai berakhir masa jabatannya^ (2) Pegawai PDAM yang pada saat berlakunya Peraturan ini sedang

menjalankan cuti berdasarkan peraturan lama, dianggap menjalankan cuti berdasarkan Peraturan ini. ^

(3) Direksi PDAM segera membuat Susunan Organisasi dan Tata Kerja PDAM Kabupaten Pacitan dengan menuangkannya dalam Peraturan ^ Direksi selambat-lambatnya 3 bulan sejak ditetapkannya Peraturan ini.

* •

i i

(14)

BAB V

i K E T E N T U A N PENUTUP

I

i

I Pasal 46

Dengan berlakunya Peraturan ini maka Keputusan Kepala Daerah Tingkat I I Pacitan Nomor 363 tahun 1993 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja PDAM dinyatakan dicabut dan tidak berlaku lagi.

t

\ Pasal 47

i I

Peraturan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan.

i

Agar setiap orang dapat mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Bupati ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Kabupaten Pacitan.

Ditetapkan di Pacitan

Pada tanggal 1 — A — 2008

BUPATI PACITAN

Referensi

Dokumen terkait

9) Melakukan penyusunan laporan Seksi Laporan Hasil pelaksanaan program Evaluasi PDK-08.01.01 Pengolahan data dan statistik satuan pendidikan. Penyusunan Laporan Seksi

Bimbingan belajar tersebut memiliki tenaga-tenaga pengajar yang bisa mengoperasikan komputer, sehingga bisa memanfaatkan tenaga yang ada untuk meminimalkan biaya untuk

Dari Tabel 1 dan Tabel 4 terlihat bahwa baik untuk data Karangploso dan Banyuwangi, nilai RMSE yang diuji menggunakan metode BPNN lebih kecil jika dibandingkan dengan

Tama, perkawinan antar-agama adalah ikatan lahir batin antara seorang pria dan wanita yang, karena berbeda agama, menyebabkan tersangkutnya dua peraturan yang

Sarung tangan yang kuat, tahan bahan kimia yang sesuai dengan standar yang disahkan, harus dipakai setiap saat bila menangani produk kimia, jika penilaian risiko menunjukkan,

Idris dan Jamal (1992) mengemukakan bahwa pendidikan Nasional sebagai suatu sistem adalah karya manusia yang terdiri dari komponen – komponen yang mempunyai hubungan fungsional

3) Selisih besarnya simpanan pokok dan simpanan wajib sebagai konsekuensi butir g.1) diakui sebagai modal penyetaraan anggota baru Koperasi yang memiliki USP.

Sepengetahuan bapak, pernahkah pemda Aceh Besar memberikan bantuan modal/pinjaman kepada petani lahan kering untuk pengembangan kebun/ladang.. Bagaimana komentar bapak terhadap