• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAHAN. bulan Juli diremajakan. pertumbuhan. Gambar 4

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAHAN. bulan Juli diremajakan. pertumbuhan. Gambar 4"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

  P I b P A d m d j p G k d m Peneli Proteksi Tan Institut Perta bulan Juli 20 Pembiakan Isolat AB89 (B12) diremajakan metode peng dengan met jenis bakter pertumbuhan Gambar 4 s Isolat kuadrankem diambil deng media King tian dilakuk naman, Fak anian Bogor 012. dan Pemeli PGPR yang ), dan F8yan n sebelumny ggoresan ku ode penggo ri rizosfer n dan pengh Biakan mur subtilis AB8 yang direm mudian diink gan menggu ’s B (Gamb BAHAN Tempat da kan di Labor kultas Pertan r. Penelitian iharaan Pla digunakan a ng diremajak ya terlebih d uadran kemu oresan merat ini adalah hambatan bus

rni dan bent 89, dan (c) F majakan pad kubasi selam unakan jarum bar 4).Masin a N DAN MET an Waktu P ratorium Bak nian serta d dilakukan p ant Growth P adalah P. flu kan pada me ahulu pada udian dipind ta. Tujuan p sebagai b suk pangkal tuk koloni ( 8 pada med da media N ma 24 sampa m isolasi kem g-masing bi TODE Penelitian kteriologi Tu di Rumah K pada bulan D Promoting R uorescens RH dia King’s B mediaNutrie dahkan pada pembiakan d bahan dasar batang pada (a) P. fluore dia King’s B NA dengan ai 48 jam. K mudian digo iakan bakter b umbuhan, D Kaca Univer Desember 20 Rhizobacteri H4003 (P1),B B Agar. Mul ent Agar (N media King dan pemelih r pada uji a kedelai. escens RH40 Agar metode pe Koloni tung res secara m ri yang tumb Departemen rsity Farm, 011 sampai ia (PGPR) B. substilis lanya isolat NA) dengan g’s B Agar haraan tiga pemacuan 003, (b) B. enggoresan gal bakteri merata pada buh setelah c

(2)

 

diinkubasi selama 12 jam sampai 24 jam pada media King’s B kemudian dipindahkan kedalam media Nutrient Broth (NB).Permukaan media King’s B yang telah ditumbuhi dengan koloni bakterikemudian dimasukkan 5 ml air steril. King’s B yang telah bercampur dengan air steril di-scrub hingga koloni bakteri pada permukaan media terpisah dengan agar dan larut dalam air steril sehingga membentuk suspensi. Suspensi diambil 1 ml kemudian dimasukkan ke dalam 250 ml NB dan diinkubasi pada inkubator bergoyang selama 24 sampai 72 jam. Persiapan ini dilakukan untuk pengujian pemacuan pertumbuhan. Pengujian penghambatan busuk pangkal batang membutuhkan volume suspensi yang lebih sedikit dibandingkan dengan pengujian sebelumnya, yaitu hanya 100 ml NB. Volume suspensi bakteri yang digunakan lebih sedikit karena jumlah perlakuan yang akan dilakukan pada pengujian penghambatan penyakit busuk pangkal batang juga lebih sedikit dibandingkan dengan pengujian sebelumnya.Artinya adalah perlakuan pada pengujiaan penghambatan penyakit busuk pangkal batang merupakan perlakuan dengan hasil terbaik berdasarkan pengujian pemacuan pertumbuhan. Oleh karena itu, persiapan suspensi bakteri untuk masing-masing pengujian dilakukan pada waktu yang tidak bersamaan.

Pembiakan dan Pemeliharaan Sclerotiumrolfsii

BiakanS. rolfsiiyang digunakan adalah koleksi Laboratorium Bakteriologi Tumbuhan, Departemen Proteksi Tanaman.S. rolfsii diremajakan pada media Potato Dextrose Agar (PDA). Sklerotia yang berasal dari biakan tersebut diambil dengan menggunakan pinset yang telah disterilkan dengan alkohol 70%, kemudian diletakkan di atas permukaan media PDA. Metode peletakan sklerotia ini dilakukan dengan meletakkan satu sklerotia per cawan atau dua sampai tiga sklerotia per cawan. Selain dengan menggunakan sklerotia, miselium yang tumbuh dari biakan terdahulu juga dapat dimanfaatkan. Miselium cendawan dan media agar yang berada di bawahnya diambil dengan jarum isolasi dan diletakkan di permukaan media PDA. Inkubasi selama 4-5 hari sampai miselium tumbuh dan memenuhi permukaan cawan. Jumlah biakan yang digunakan dalam uji antagonisme adalah 40 cawan, maka peremajaanya di lakukan secara bertahap.

(3)

  G P p y d d 3 P u l t d p ( d n p b Gambar 5M m ( Persiapan M Media perbandinga yang dapat dimasukkan dilakukan p 31 Desembe Perendama Benih umumnya b lingkungan terlebih dah dilakukan d perca ke dal (Gambar 6) dalam 250 namun perl perlakuan b benih langsu Morfologi c miseliumdan (b) sklerotia Media Tana a tanam yang an 1:1. Tana menyerang ke dalam p ada minggu er 2011 di Ru an Benih kedelai ya anyak digun kampus IPB hulu.Benih dengan cara lam masing-). Perlakuan ml air steri akuan ini t aik tanpa pe ung ditanam cendawan S n miselium sebagai alat Uji Pema am g digunakan ah disterilka benih kedel polybag uku u ke-4 bulan umah Kaca, ang digunak nakan oleh p B.Pemilihan juga harus memasukka -masing susp n ditambah il sebagai p idak disebu erendaman m pada medi S. rolfsii,(a tumbuh ham t pemencaran acuan Pertum adalah tanah an terlebih lai yang aka uran 25 cm n Desember University F kan adalah petani dan ju benih yang s dalam ke an benih ya pensi isolat dengan mem perlakuan p ut sebagai k maupun tan ia tanam. Be a a) sklerotia mpir menutu n dan pertah mbuhan h steril dan p dahulu untu an ditanam. x 25 cm.P 2011. Penan Farm. varietas An uga cocok d g sehat dan eadaan yan ang telah di bakteri (P1, masukkan b erendaman kontrol. Perl npa aplikasi enih perlu d tumbuh m upi permuka hanan diri pupuk kanda uk mencega Media tana Persiapan me naman dilak njasmoro. V ditanami pad tidak cacat ng kering.P ibungkus de , B12, F8) 2 benih kedela tanpa aplik lakuan kont PGPR, artin dibungkus de membentuk aan cawan, ang dengan ah patogen am tersebut edia tanam kukan pada Varietas ini da lahan di t dilakukan erendaman engan kain 250 ml NB ai juga ke kasi PGPR, trol adalah nya adalah engan kain b

(4)

 

perca karena di dalam suspensi bakteri akan dimasukkan berbagai perlakuan perendaman dalam kurun waktu yang berbeda-beda.Perendaman benih dilakukan selama 5, 10, 15, dan 20 jam. Perendaman pertama yang dilakukan adalah perendaman 20 jam, benih dimasukkan kedalam suspensi bakteri dan air steril dimulai pada pukul 11.00. Perendaman kedua adalah 15 jam dan benih dimasukkan pada pukul 16.00. Perendaman selanjutnya adalah 10 jam dan benih dimasukkan pada pukul 21.00. Perendaman yang terakhir adalah 5 jam dan benih dimasukkan pada pukul 02.00. Perendaman benih dalam perlakuan 4 waktu yang berbeda tersebut selesai tepat pada pukul 07.00 dan benih siap ditanam.

Perlakuan pada uji pemacuan pertumbuhan adalah 17 dengan 3 kali ulangan dan menggunakan 5 unit benih kedelai dalam setiap perlakuannya. Perlakuan-perlakuan tersebut yaitu:

P1 5 = Benih kedelai dengan aplikasi P. fluorescens RH4003 melalui perendaman 5 jam

P1 10 = Benih kedelai dengan aplikasi P. fluorescens RH4003 melalui perendaman 10 jam

P1 15 = Benih kedelai dengan aplikasi P. fluorescens RH4003 melalui perendaman 15 jam

P1 20 = Benih kedelai dengan aplikasi P. fluorescens RH4003 melalui perendaman 20 jam

B12 5 = Benih kedelai dengan aplikasi B. subtilis AB89 melalui perendaman 5 jam

B12 10 = Benih kedelai dengan aplikasi B. subtilis AB89 melalui perendaman 10 jam

B12 15 =Benih kedelai dengan aplikasi B. subtilis AB89 melalui perendaman 15 jam

B12 20 = Benih kedelai dengan aplikasi B. subtilis AB89 melalui perendaman 20 jam

F8 5 = Benih kedelai dengan aplikasi F8 melalui perendaman 5 jam F8 10 =Benih kedelai dengan aplikasi F8 melalui perendaman 10 jam F8 15 = Benih kedelai dengan aplikasi F8 melalui perendaman 15 jam F8 20 = Benih kedelai dengan aplikasi F8 melalui perendaman 20 jam

(5)

 

A 5 = Benih kedelai melalui perendaman 5 jam tanpa aplikasi PGPR A10 = Benih kedelai melalui perendaman 10 jam tanpa aplikasi PGPR A 15 = Benih kedelai melalui perendaman 15 jam tanpa aplikasi PGPR A 20 = Benih kedelai melalui perendaman 20 jam tanpa aplikasi PGPR Kontrol = Benih kedelai tanpa aplikasi PGPR dan perendaman

Gambar 6Persiapan perendamanbenih pada uji pemacuan pertumbuhan, (a) benih kedelai dibungkus kain perca dan diberi labelwaktu perendaman dan (b)benih kedelai akan dimasukkan ke dalam suspensi bakteri dan air

Pemeliharaan Tanaman

Pemeliharaan dilakukan dengan menyiram tanaman kedelai secara teratur dan membersihkan sekitar pertanaman dari serangan gulma. Gulma yang tidak dibersihkan akan tumbuh sebagai tanaman yang tidak diinginkan dan bersaing dengan kedelai dalam memperoleh nutrisi dari dalam tanah.Penyiraman dilakukan setiap 2hari sekali. Penyiraman dilakukan pada pagi hari. Tanaman kedelai yang telah berumur 2 minggu setelah tanam (MST) dipasangi ajir agar dapat berdiri tegak. Kedelai yang ditanam tersebut tidak memerlukan penyiangan karena penanaman dilakukan di dalam rumah kaca.

Peubah yang Diamati

Uji pemacuan pertumbuhan dilakukan untuk mengamati laju pertambahan tinggi tanaman kedelai dan interaksi antara jenis PGPR dengan waktu perendaman yang dilakukan selama 7 minggu setelah tanam (MST).Peubah yang diamati

(6)

 

adalah laju pertambahan tinggi tanaman, nilai total laju pertambahan tinggi tanaman (AUHPGC), bobot basah akar, bobot kering akar, dan bobot kering tajuk.

Pengukuran Tinggi Tanaman

Tinggi tanaman diukur setiap empat hari sekali. Pengukuran tinggi tanaman pertama dilakukan pada 4 Januari 2012 dan pengukuran terakhir dilakukan pada

25 Februari 2012.

Data tinggi tanaman yang diperoleh kemudian digunakan dalam penghitungan nilai Area Under Height of Plant Growth Curve (AUHPGC).AUHPGC adalah total laju pertumbuhan tanaman. Nilai AUHPGC dapat dihitung menggunakan rumus yang dinyatakan oleh Van der Plank (1963 dalamCooke1998) sebagai berikut:

Keterangan:

AUHPGC = Area Under Height of Plant Growth Curve(cm hari)

Yi+t = Data pengamatan ke-i+1 ti+1 = Waktu pengamatan ke-i+1 Yi = Data pengamatan ke-1 ti = Waktu pengamatan ke-1

Penghitungan Bobot Basah dan Kering Tanaman

Bobot yang dihitung dalam uji pemacuan pertumbuhan ini adalah bobot basah akar, bobot kering akar, dan bobot kering tajuk. Tanaman kedelai berumur 7MST yang telah dipanen kemudian dipisahkan bagian akar dan tajuknya. Akar ditimbang untuk memperoleh data bobotbasah akar. Akar yang telah ditimbang tersebut beserta tajuk kemudian dijemur selama 2 minggu dan dimasukkan dalam oven 24 sampai 48 jam. Pengeringan di dalam oven bertujuan untuk memperoleh bobot kering akar dan tajuk yang konstan.

(7)

 

Uji Penghambatan Penyakit Busuk Pangkal Batang

Persiapan Media Tanam

Media tanam yang digunakan adalah tanah steril dan pupuk kandang dengan perbandingan 1:1. Tanah disterilkan terlebih dahulu untuk mencegah patogen lain yang dapat menyerang benih kedelai yang akan ditanam. Media tanam tersebut dimasukkan ke dalam polybag ukuran 25 cm x 25 cm. Media tanam dalam polybagdibagi menjadi 3 bagian. Bagian bawah adalah tanah steril non patogen, bagian tengah adalah tanah steril dengan infestasi patogen S. rolfsii, dan ditutupi bagian atas oleh tanah steril non patogen seperti bagian bawah.Jumlah biakan S. rolfsiiyang diinfestasi pada media tanam bagian tengah adalah 40 cawan. Setiap biakan cendawan dapat digunakan untuk infestasi ke dalam 3 polybag. Persiapan media tanam dilakukan pada minggu ke-4 bulan Mei 2012. Penanaman dilakukan pada 9 Juni2012 di Rumah Kaca, University Farm.

Perendaman Benih

Benih kedelai yang digunakan adalah varietas Anjasmoro, yaitu varietas yang sama seperti pada pengujian pemacuan pertumbuhan.Perendaman dilakukan dengan cara memasukkan benih yang telah dibungkus dengan kain perca ke dalam suspensi bakteri 100 ml NB (Gambar 7). Perendaman benih di dalam air steril tidak dilakukan pada uji penghambatan penyakit.Berdasarkan hasil uji pemacuan, pertumbuhan kedelai pada perlakuan perendaman di dalam air steril menunjukkan hasil yang tidak berbeda dengan kontrol.Perlakuan perendaman benih dilakukan selama 5 dan 10 jam. Kedua perlakuan ini merupakan perlakuan dengan hasil terbaik dari perlakuan lainnya pada pengujian pemacuan pertumbuhan yang telah dilaksanakan sebelumnya.Perendaman pertama yang dilakukan adalah perendaman 10 jam, benih dimasukkan ke dalam suspensi bakteri dimulai pada pukul 20.00. Perendaman kedua adalah 5 jam dan benih dimasukkan pada pukul 01.00. Perendaman benih dalam perlakuan 2waktu yang berbeda tersebut selesai tepat pada pukul 06.00 dan benih siap ditanam.

(8)

  d p P P B B F F K G Perlak dengan 3 k perlakuanny P1 5 P1 10 B12 5 B12 10 F8 5 F8 10 Kontrol Gambar 7Pe p w kuan pada uj kali ulangan ya.Perlakuan = Beni pere = Beni pere =Benih pere = Ben pere = Ben (S.r = Beni (S.r = Ben rolf ersiapan per pangkal bat waktu peren a ji penghamb n dan meng n-perlakuan t ih kedelai de endaman 5 j ih kedelai de endaman 10 h kedelai endaman 5 j nih kedelai endaman 10 nih kedelai d rolfsii) ih kedelai de rolfsii) nih kedelai fsii) rendaman b tang, (a) pe ndamannya, d a batanpenyak ggunakan 5 tersebut yaitu engan aplika am (S. rolfsi engan aplika jam (S. rolf dengan apl am (S. rolfsi dengan ap jam (S. rolf dengan aplik engan aplika tanpa aplik benih pada u ersiapan ben dan (c) benih

kit busuk pan unit benih u: asi P. fluore ii) asi P. fluore fsii) likasi B. su ii) plikasi B. s fsii) kasi F8 mela asi F8 melal kasi PGPR uji pengham nih, (b) pere h kedelai sia b ngkal batan kedelai da escens RH40 escens RH40 ubtilis AB8 ubtilis AB8 alui perendam lui perendam dan peren mbatan peny endaman be ap ditanam g adalah 7 alam setiap 003 melalui 003 melalui 89 melalui 89 melalui man 5 jam man 10 jam ndaman (S. yaki busuk enih sesuai c

(9)

 

Peubah yang Diamati

Uji penghambatanini dilakukan untuk mengamati kejadian penyakit busuk pangkal batang kedelai selama 6 MST. Peubah yang diamati adalah persentase kejadian penyakit dan nilai total persentase kejadian penyakit (AUDPC).

Penghitungan Kejadian Penyakit

Kejadian penyakit merupakan indikator penting untuk mengetahui perkembangan suatu penyakit pada pertanaman. Pengamatan masa inkubasi penyakit dilakukan saat benih ditanam sampai munculnya gejala pertama. Setelah itu, dilakukan pengamatan kejadian penyakit (KP) setiap minggunya. Kejadian penyakit dapat dihitung dengan rumus (Cooke 1998):

100% Keterangan: KP = Kejadian penyakit (%)

n = Jumlah tanaman yang terserang patogen N = Jumlah tanaman yang diamati

Data kejadian penyakit kemudian digunakan untuk memperoleh nilai AUDPC (Area Under Disease Progress Curve). AUDPC adalah total tingkat kejadian penyakit pada perlakuan. AUPDC dapat dihitung dengan rumus yang dinyatakan oleh Van der Plank (1963 dalamCooke 1998) sebagai berikut:

Keterangan:

AUDPC = Area Under Disease Progress Curve(% hari)

Yi+1 = Data pengamatan ke-i+1 ti+1 = Waktu pengamatan ke-i+1 Yi = Data pengamatan ke-1 ti = Waktu pengamatan ke1

(10)

 

Rancangan Percobaan dan Analisis Data

Uji pemacuan pertumbuhan dan penghambatan penyakit busuk pangkal batang kedelai yang dilakukan di rumah kaca ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dua faktor (Two Factors Experiments in Completely Randomized Design). Kemudian data yang diperoleh dilakukan analisis ragam (Anova) dengan menggunakan program Minitab versi 14 dan Statistical Analysis System (SAS) versi 9.1 pada taraf nyata 5%.

Gambar

Gambar 6Persiapan perendamanbenih pada uji pemacuan pertumbuhan, (a) benih  kedelai dibungkus kain perca dan diberi labelwaktu perendaman dan  (b)benih kedelai akan dimasukkan ke dalam suspensi bakteri dan air

Referensi

Dokumen terkait

• Program pendidikan sehingga dapat dihasilkan sarjana, magister dan doktor bidang kesehatan masyarakat dengan jumlah dan mutu yang sesuai dengan kebutuhan program

Berdasarkan hasil pemeriksaan kadar Kromium VI (Cr VI) pada air Sungai Pangkajene baik pada pagi dan sore hari menunjukan bahwa logam Kromium VI (Cr VI)

Selama 32 tahun pemerintah orde baru berkuasa, UUD 1945 telah berubah menjadi semacam kitab suci yang sakral yang tidak boleh disentuh perubahan, padahal Pasal 37 UUD 1945

Melalui studi in silico dengan metode molecular docking dapat dilihat beberapa bahan aktif ekstrak etanol daun Annona muricata memiliki tingkat afinitas lebih

Sementara itu Kasudin Tata Air Jakarta Selatan, Dedy Budiwidodo, menjelaskan jika Dinas Tata Air DKI memprioritaskan Mampang Prapatan, pihaknya justru memfokuskan

Hasil perbandingan kedua data tersebut menunjukan sisa-sisa bangunan benteng Kuta Lubok yang telah terkubur di bawah permukaan dapat dipetakan kembali berdasarkan pola-pola

Terpujilah Allah atas segala karyaNya dan kasih setiaNya, yang telah memimpin dan menolong penulis dalam menyelesaikan penulisan skripsi untuk menyelesaikan studi di Fakultas

Penelitian ini bertujuan untuk menunjukkan: (1) perbedaan hasil belajar antara penerapan strategi Time Token dan Learning Start with a Question (LSQ) pada siswa kelas