• Tidak ada hasil yang ditemukan

tedi last 08/17 C D E Batasan Keuangan Negara Pengelolaan Keuangan Negara Penatausahaan Keuangan Daerah (Contoh Aplikasi)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "tedi last 08/17 C D E Batasan Keuangan Negara Pengelolaan Keuangan Negara Penatausahaan Keuangan Daerah (Contoh Aplikasi)"

Copied!
29
0
0

Teks penuh

(1)

 Batasan Keuangan Negara

 Pengelolaan Keuangan Negara

 Penatausahaan Keuangan Daerah (Contoh Aplikasi)

tedi – last 08/17

A

C

D

E

(2)

Keuangan negara adalah :

semua hak dan kewajiban negara yang dapat dinilai dengan uang, termasuk segala sesuatu baik berupa uang maupun barang yang dapat dijadikan milik negara yang berhubungan dengan pelaksanaan hak dan kewajiban tersebut.

Hak-hak negara :

1. Hak untuk menarik pajak. 2. Hak untuk menarik iuran. 3. Hak untuk mencetak uang.

4. Hak untuk mengadakan pinjaman.

5. Hak untuk melakukan pinjaman paksa. Kewajiban negara :

(3)

Ruang linglup keuangan negara :

APBN, APBD, Anggaran BUMN/BUMD, bumi, air

dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya,

yang hakekatnya seluruh kekayaan negara

Dalam pengelolaannya, ruang lingkup keuangan

negara tersebut dibagi menjadi :

1.

Pengelolaan

Fiskal

o/Pemerintah

secara

Langsung

2.

Pengelolaan Moneter  o/ Bank Sentral

3.

Pengelolaan Kekayaan Negara Yang Dipisahkan 

(4)

BPKP (2007) menjelaskan bahwa penerapan

kaidah-kaidah yang baik (best practices) dalam pengelolaan

keuangan negara berlandaskan kepada asas :

1.

Asas Tahunan

2.

Asas Universalitas (Kelengkapan)

3.

Asas Kesatuan

4.

Asas Spesialis

5.

Asas Akuntabilitas

6.

Asas Profesionalitas

7.

Asas Proporsionalitas

8.

Asas Keterbukaan

(5)

Dalam melaksanakan pengelolaan keuangan negara

secara langsung ini terdapat 2 tipe pengurusan :

1. Peng. Umum/Administratif (Administratief Beheer)

2. Peng. Khusus/Bendaharawan (Comptabel Beheer)

Tujuan pengelolaan keuangan negara :

1.

Realokasi sumber daya secara adil dan merata.

2.

Pemerataan pembangunan

3.

Menjaga kestabilan ekonomi, pertahanan dan

(6)

Pengurusan Umum :

1. Otorisator (Penguasa Primer).

2. Ordonatur (Penguasa Sekunder).

Dipegang oleh Presiden, dan dilimpahkan

kepada Para Menteri/ Ketua Lembaga

(7)

Otorisator  Pejabat yang berwenang mengambil

tindakan

yang

mengakibatkan

adanya

penerimaan/pengeluaran negara

Otorisasi dapat dibedakan menjadi 2 (dua) jenis, yaitu :

1. Otorisasi yang bersifat luas/umum.

Otorisasi ini dalam pelaksanaannya tidak membawa

akibat secara langsung terhadap penerimaan dan

pengeluaran negara, serta dikeluarkan dalam bentuk

peraturan seperti : UU, PP, Kepres.

2. Otorisasi yang bersifat sempit/khusus.

Otorisasi ini dalam pelaksanaannya membawa akibat

secara langsung terhadap terhadap penerimaan dan

pengeluaran negara, serta dikeluarkan dalam bentuk

Surat Keputusan Otorisasi/SKO, misalnya : Otorisasi

Permanen, Otorisasi Rutin

(8)

Ordonator  Pejabat yang berwenang melakukan

pengujian dan pembebanan tagihan yang diajukan

kepada kementerian/lembaga sehubungan dengan

tindakan

otorisator,

serta

memerintahkan

pembayaran dan atau menagih penerimaan yang

timbul sebagai akibat pelaksanaan anggaran.

Tugas ordonatur :

1.

Mengusahakan

agar

penerimaan-penerimaan

negara masuk ke kas negara tepat pada waktunya

(kecuali untuk Pajak, Bea & Cukai)

2.

Menerima, menguji dan membebankan

tagihan-tagihan kepada negara sesuai dengan bagian dan

mata anggarannya (menerbitkan SPM)

(9)

Bendaharawan :

Orang/badan hukum yang ditugaskan untuk menerima, menyimpan, dan membayar (mengeluarkan) atau menyerahkan uang, surat berharga, dan barang milik negara di dalam gudang atau tempat penyimpanan yang lain.

Berdasarkan objek pengurusannya : 1. Bendaharawan Uang.

2. Bendaharawan Barang.

Menteri Keuangan bertindak sebagai : Bendahara Umum Negara.

Dibantu oleh Kuasa BUN : Dirjen Perbendaharaan Negara, Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara.

(10)

Bendaharawan Uang.

Bendaharawan uang dikelompokan menjadi 2 :

1. Bendaharawan Umum.

Tugas bendaharawan umum ini meliputi :

1.

Menerima uang yang berasal dari

pemindah-bukuan, dan dari setoran penerimaan pajak dan

PNBP.

2.

Menyimpan uang negara, uang pihak ketiga yang

dikuasai negara, dan surat berharga.

3.

Membayar berbagai tagihan dari pihak ketiga

berdasarkan ketentuan yang berlaku.

4.

Mencatat

semua

transaksi

keuangan

dan

mempertanggungjawabkan pengurusannya.

(11)

2. Bendaharawan Khusus.

Berdasarkan ruang lingkup tugasnya, bendaharawan

khusus dibedakan menjadi :

1.Bendaharawan Penerima/Penyetor Tetap

(Bend.

Penerima Bea Dan Cukai, Bend. Penerima pada

kementrian/lembaga

negara

yang

mempunyai

penerimaan non pajak, dan menata-usahakan sendiri

penerimaannya

Tugas bendaharawan Penerima adalah :

1.

Menerima penerimaan-penerimaan negara yang

berada dalam ruang lingkup tugasnya.

2.

Menyimpan penerimaan-penerimaan tersebut.

3.

Menyetorkan penerimaan-penerimaan negara ke

rekening kas negara.

4.

Mencatat

semua

transaksi

keuangan

dan

mempertanggungjawabkan pengurusannya kepada

kementrian/lembaga negara yang membawahinya.

(12)

2. Bendaharawan UUDP :

Tugas bendaharawan UUDP yaitu menangani

pengeluaran rutin atau

pengeluaran-pengeluaran pembangunan.

Bendaharawan UUDP ini terdiri atas :

1.

Bendaharawan Rutin

2.

Bendaharawan Proyek

3.

Bendaharawan Pembuat Daftar Gaji,

4.

Bendaharawan Pensiun

5.

Bendaharawan Pemberi Uang Muka Cabang

6.

Bendaharawan Pemegang Uang Muka Cabang

7.

Bendaharawan Pemilu

(13)

Bendaharawan Barang adalah :

bendaharawan yang bertugas menerima, menyimpan,

menyalurkan, mencatat, dan

mempertanggungjawabkan semua barang milik

negara yang berada dalam pengurusannya.

Pejabat yang berkuasa mengadakan barangnya adalah

para menteri dan ketua lembaga negara yang dalam

hal ini bertindak selaku Kuasa Material.

Dalam praktek, fungsi ini dilimpahkan kepada

Pembantu Kuasa Material yang dijabat oleh para

(14)

Dilihat dari ruang lingkup tugasnya, Bendaharawan Barang dapat dibedakan menjadi 4 (empat) kelompok, yaitu :

1. Bendaharawan Gudang Pusat :

Bertugas menerima, menyimpan dan menyalurkan barang kepada instansi-instansi lain di daerah.

2. Bendaharawan Gudang Penyalur :

Bertugas sebagai perantara gudang pusat dan gudang persediaan, terutama bagi instansi di daerah yg tidak dapat berhubungan langsung dengan gudang pusat.

3. Bendaharawan Gudang Persediaan :

Bertugas mengurusi barang untuk instansinya (sebagai gudang pemakai) dan menyalurkan barang kepada instansi seinduk di bawahnya.

4. Bendaharawan Gudang Pemakai :

Bertugas mengurusi barang untuk dipakai bagi kepentingan instansinya sendiri.

(15)

.

Asas Umum Penatausahaan Keuangan Daerah :

• Pengguna

anggaran/kuasa

pengguna

anggaran,

bendahara penerimaan/pengeluaran dan orang atau

badan

yang

menerima

atau

menguasai

uang/barang/kekayaan daerah,

wajib menyelenggarakan

penatausahaan

sesuai dengan peraturan

perundang-undangan.

• Pejabat yang menandatangani dan/atau mengesahkan

dokumen yang berkaitan dengan surat bukti yang

menjadi dasar pengeluaran atas beban APBD

bertanggung

jawab atas kebenaran material dan akibat yang timbul

dari

penggunaan surat bukti dimaksud.

(16)

Untuk pelaksanaan APBD, sebelum tahun anggaran

berjalan, Kepala Daerah (KDH) menetapkan:

a. Pejabat yang diberi wewenang menandatangani SPD

(Surat Penyediaan Dana)

b. Pejabat yang diberi wewenang menandatangani SPM

(Surat Perintah Membayar (uang))

c. Pejabat yang diberi wewenang mengesahkan SPJ (surat

pertanggungjawaban)

d. Pejabat yang diberi wewenang menandatangani SP2D

(Surat Perintah Pencairan Dana)

e. Bendahara penerimaan/pengeluaran

f. pejabat lainnya yang ditetapkan dalam rangka

pelaksanaan APBD.

PELAKSANAAN PENATAUSAHAAN KEUANGAN DAERAH

PP 58 Pasal 87 Lanjutan : …

(17)

Peraturan Menteri Dalam Negeri (PMDN) 13 menambah 2 ayat untuk pelaksanaan APBD, kepala daerah menetapkan :

.

Lanjutan : …

Bendahara Pengeluaran

yang mengelola : 1. Belanja bunga2. Belanja subsidi 3. Belanja Hibah

4. Belanja Bantuan Sosial 5. Belanja Bagi Hasil

6. Belanja bantuan Keuangan 7. Belanja Tdk Terduga

8. Pengeluaran pembiyaan pd SKPKD (Satuan Kerja Pengelola Keuangan Daerah)

Bendahara penerimaan pembantu dan bendahara pengeluaran pembantu SKPD (Satuan Kerja Perangkat Daerah)

(18)

Bendahara penerimaan pembantu dan bendahara

pengeluaran pembantuSKPD

Pejabat lainnya yang ditetapkan dalam rangka pelaksanaan APBD dideligasikan oleh Kepala daerah kepada kepala SKPD mencakup:

1. PPK-SKPD (Pejabat Pengelola Keuangan SKPD) yg diberi wewenang fungsi tata usaha keuangan pada SKPD

2. PPTK (Panitia Pelaksana Teknis Kegiatan) yg diberi wewenang melaksanakan satu atau beberapa kegiatan dari suatu program sesuai dgn bidang tugasnya

3. Pejabat yg diberi wewenang menandatangani surat bukti pemungutan pendapatan daerah

4. Pejabat yg diberi wewenang menandatangani surat bukti penerimaan kas dan bukti penerimaan lainya yg sah

5. Pembantu bendahara penerimaan dan/atau pembantu bendahara pengeluaran

lanjutan : …

(19)

lanjutan : …

(20)

PMDN 13 Pasal 186 lanjutan : …

Melaksanakan fungsi sbg kasir atau pembuat dokumen penerimaan

Melaksanakan fungsi sbg kasir,

pembuat dokumen pengeluran uang atau pengurusan gaji Pembantu Bendahara penerimaan Pembantu Bendahara pengeluaran

(21)

• Bendahara penerimaan pada SKPD wajib menyelenggarakan pembukuan terhadap seluruh penerimaan dan penyetoran atas penerimaan yang menjadi tanggung jawabnya, yg terdiri atas : a) BKU (Buku Kas Umum)

b) Buku pembantu per rincian objek penerimaan c) Buku rekapitulasi penerimaan harian

Dokumen sebagai sumber pencatatan :

o SKP–DAERAH (Surat Ketetapan Pajak - Daerah)

o SKR (Surat Ketetapan Retribusi) o STS (Surat Tanda Setoran)

o Surat tanda bukti pembayaran

o Bukti penerimaan lain yg sah

PELAKSANAAN PENATAUSAHAAN BENDAHARA PENERIMAAN

(22)

•Bendahara penerimaan pada SKPD wajib menyampaikan

laporan pertanggungjawaban penerimaan kepada PPKD

paling lambat tanggal 10 bulan berikutnya.

Lanjutan : …

•BKU

•Buku pembantu per rincian objek penerimaan •Buku rekapitulasi penerimaan harian

•Bukti penerimaan lain yg sah LPJ dilampiri dengan :

• PPKD melakukan verifikasi, evaluasi dan analisis atas

laporan pertanggungjawaban penerimaan.

PP 58 Pasal 91 PMDN 13 Pasal 188 ayat 6

(23)

PELAKSANAAN PENATAUSAHAAN PENGELUARAN PENYEDIAAN DANA

PMDN 13 Pasal 196 & 197

SPD

(Surat Penyediaan Dana)

PENETAPAN ANGGARAN KAS PENGELUARAN KAS a/ BEBAN APBD Disiapkan : o/ Kuasa BUD di-ttd o/ PPKD

(24)

SP2D-UP/GU/TU SP2P-LS LPJ PENGGUNAAN UP/GU/TU/LS LENGKAP &SAH PELAKSANAAN PENATAUSAHAAN BENDAHARA PENGELUARAN PMDN 13 Pasal 198,211,216,220 SPP-UP SPP-GU SPP-TU SPP-LS - LENGKAP - SESUAI PAGU - SAH SPM-UP SPM-GU SPM-TU SPM LS PENGGUNAAN DANA PEMBUKUAN

(25)

Keterangan naratif Penatausahaan Bendahara Pengeluaran :

1. Permintaan pembayaran dilakukan melalui penerbitan

SPP-LS, SPP-UP, SPP-GU, dan SPP-TU.

2. PPTK mengajukan SPP-LS melalui pejabat penatausahaan keuangan pada SKPD kepada pengguna anggaran/kuasa pengguna anggaran paling lambat 3 (tiga) hari kerja setelah diterimanya tagihan dari pihak ketiga.

3. Bendahara pengeluaran melalui pejabat penatausahaan

keuangan pada SKPD mengajukan SPP-UP kepada pengguna anggaran setinggi-tingginya untuk keperluan satu bulan.

4. Untuk penggantian dan penambahan uang persediaan, bendahara pengeluaran mengajukan GU dan/atau SPP-TU.

5. Pengguna anggaran/kuasa pengguna anggaran mengajukan

permintaan uang persediaan kepada kuasa BUD dengan menerbitkan SPM-UP.

(26)

6. Pengguna anggaran/kuasa pengguna anggaran mengajukan penggantian uang persediaan yang telah digunakan kepada kuasa BUD, dengan menerbitkan SPM-GU yang dilampiri bukti asli pertanggungjawaban atas penggunaan uang persediaan sebelumnya.

7. Dalam hal uang persediaan tidak mencukupi kebutuhan,

pengguna anggaran/kuasa pengguna anggaran dapat mengajukan tambahan uang persediaan kepada kuasa BUD dengan menerbitkan SPM-TU.

8. Kuasa BUD menerbitkan SP2D atas SPM yang diterima dari pengguna anggaran/kuasa pengguna anggaran yang ditujukan kepada bank operasional mitra kerjanya paling lama 2 (dua) hari kerja sejak SPM diterima.

(27)

9. Kuasa BUD berhak menolak permintaan pembayaran yang diajukan pengguna anggaran/kuasa pengguna anggaran bilamana :

o Pengeluaran tersebut melampaui pagu; dan/atau

o Tidak didukung oleh kelengkapan dokumen sesuai dengan

ketentuan perundang-undangan.

10.Jika Kuasa BUD menolak permintaan pembayaran, SPM dikembalikan paling lama 1 (satu) hari kerja setelah diterima.

(28)

• Pemerintah

daerah

menyusun

sistem

akuntansi

pemerintah daerah (SAPD) yang mengacu kepada SAP

yang ditetapkan dengan peraturan kepala daerah dan

mengacu pada perda tentang pengelolaan keuangan

daerah.

• Kepala daerah berdasarkan SAP menetapkan peraturan

kepala daerah tentang kebijakan akuntansi.

• Sistem akuntansi pemerintah daerah paling sedikit

meliputi:

a. Prosedur akuntansi penerimaan kas

b. Prosedur akuntansi pengeluaran kas

c. Prosedur akuntansi aset

d. Prosedur akuntansi selain kas

SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH DAERAH (SAPD)

(29)

tedi.doc

Disclaimer :

Sumber referensi dapat dilihat pada tautan

Referensi

Dokumen terkait

Bahwa hwa set setiap iap nud nude e yan yang g ter terhu hubu bung ng pad pada a seb sebuah uah jar jaring ingan an yan yang g ber berbas basis is protocol

“Identitas budaya dan hak masyarakat tradisional dihormati selaras dengan perkembangan zaman dan peradaban. Hukum Adat mengakar kuat di dalam masyarakat di

Penelitian ini diharapkan dapat membantu pengelolaan hubungan rumah sakit dengan pasien; meningkatkan kualitas hubungan rumah sakit dengan pasien; memudahkan penyampaian informasi ke

ketahanan terhadap penyakit bercak kuning dari 12 genotipe hasil persilangan beberapa varietas tebu di PT Gunung Madu Plantations yang diuji pada penelitian ini cukup luas

Judul yang dipilih dalam penelitian ini adalah Pengaruh Sistem Pengendalian Intern, Penerapan Prinsip-Prinsip Good Corporate Governance Dan Penerapan Manajemen

Keberhasilan mi diperoteh melatui rekomendasi yang disampaikan mela[ui kegiatan Pendampingan Pemetaan, Penyusunan Area Perbaikan, Rencana Aksi dan Self Assessment dalam

Windbelt (Pembangkit Listrik Tenaga Angin dengan Sistem Mekanik Vibrasi Pita Dawai) adalah suatu alat yang bekerja untuk mengkonversi tenaga angin menjadi energi

Analisa terhadap produk sabun transparan yang dihasilkan meliputi pengukuran kadar air dan zat menguap, kadar asam lemak, kadar fraksi tak tersabunkan, kadar bagian tak larut