• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III KERANGKA BERPIKIR, KONSEP, DAN HIPOTESIS PENELITIAN 3.1 Kerangka Berpikir Kerangka Konsep Hipotesis Penelitian...

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III KERANGKA BERPIKIR, KONSEP, DAN HIPOTESIS PENELITIAN 3.1 Kerangka Berpikir Kerangka Konsep Hipotesis Penelitian..."

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

DAFTAR ISI

SAMPUL DALAM ... i

LEMBAR PENGESAHAN ... ii

PENETAPAN PANITIA PENGUJI ... iii

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS SKRIPSI ... iv

ABSTRAK ... v

ABSTRACT ... vi

RINGKASAN ... vii

SUMMARY ... ix

KATA PENGANTAR ... xi

DAFTAR ISI ... xiii

DAAFTAR GAMBAR...xvi

DAFTAR TABEL ... xvii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1 1.2 Rumusan Masalah ... 3 1.3 Tujuan Penelitian ... 3 1.3.1 Tujuan Umum ... 3 1.3.2 Tujuan Khusus ... 4 1.4 Manfaat Penelitian ... 4

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Demam Berdarah Dengue ... 6

2.1.1 Definisi dan Etiologi ... 6

2.1.2 Patogenesis Demam Berdarah Dengue ... 7

2.1.3 Patofisiologi Demam Berdarah Dengue ... 11

2.1.4 Faktor Resiko Demam Berdarah Dengue ... 12

2.1.4.1 Faktor Pejamu ... 12

2.1.4.2 Faktor Virus ... 13

2.1.5 Diagnosis Demam Berdarah Dengue ... 14

(2)

2.1.5.2 Pemeriksaan Laboratorium ... 15

2.1.5.3 Tes Serologi ... 16

2.1.6 Klasifikasi Demam Berdarah Dengue ... 17

2.2 Sistem Golongan Darah ABO ... 19

2.3 Hubungan Golongan Darah dengan Demam Berdarah Dengue ... 23

BAB III KERANGKA BERPIKIR, KONSEP, DAN HIPOTESIS PENELITIAN 3.1 Kerangka Berpikir ... 27

3.2 Kerangka Konsep ... 28

3.3 Hipotesis Penelitian ... 28

BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Rancangan Penelitian ... 29

4.1.1 Desain Penelitian ... 29

4.1.2 Waktu dan Tempat Penelitian ... 29

4.2 Subjek dan sampel ... 29

4.2.1 Variabilitas Populasi ... 29

4.2.2 Kriteria Subjek ... 30

4.2.3 Besaran Sampel ... 30

4.2.4 Teknik Penentuan Sampel ... 31

4.3 Variabel ... 31

4.3.1 Identifikasi Variabel ... 31

4.3.2 Klasifikasi Variabel ... 31

4.3.3 Definisi Operasional Variabel ... 31

4.4 Bahan dan Instrumen Penelitian ... 33

4.4.1 Data Primer ... 33

4.4.2 Data Sekunder ... 33

4.5 Protokol Penelitian ... 34

4.6 Analisis Data ... 34

BAB V HASIL PENELITIAN 5.1 Hasil Analisis ... 36

5.1.1 Hubungan Golongan Darah dengan Derajat Keparahan DBD ... 36

(3)

5.1.3 Hubungan Golongan Darah B dengan Derajat Keparahan DBD ... 38 ... 5.1.4 Hubungan Golongan Darah O dengan Derajat Keparahan DBD ... 39 5.1.5 Hubungan Golongan Darah AB dengan Derajat Keparahan DBD ... 40 5.2 Pembahasan ... 41 BAB VI SIMPULAN, KELEMAHAN PENELITIAN DAN SARAN

6.1 Simpulan ... 48 6.2 Kelemahan Peneitian ... 49 6.3 Saran ... 49 DAFTAR PUSTAKA

(4)

ABSTRAK

HUBUNGAN GOLONGAN DARAH TERHADAP DERAJAT

KEPARAHAN DEMAM BERDARAH DENGUE PADA ANAK DI

RSUP SANGLAH

Demam Berdarah Dengue telah menjadi salah satu masalah kesehatan utama di dunia karena tingkat insidennya yang masih sangat tinggi meskipun angka kematiannya semakin menurun seiring tahun. Angka kematian ini dapat meningkat apabila tidak mendapatkan penanganan dengan baik sehingga pasien jatuh ke derajat DBD yang berat yakni syok. Terdapat beberapa faktor yang dapat memperberat derajat DBD. Salah satu faktornya adalah golongan darah. ;Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan golongan darah terhadap meningkatnya derajat DBD serta mencaritahu hubungan tiap-tiap golongan darah terhadap derajat keparahan DBD. Dilakukan penelitian cross sectional dengan pemilihan sampel secara total sampling terhadap anak usian 0 hingga 12 tahun yang mnederita DBD mulai grade I hingga IV berdasarkan kriteria WHO. Pemeriksaan golongan darah menggunakan metode slide test. Korelasi dihitung menggunakan uji chi square. berdasarkan hasil analisis diperoleh bahwa golongan darah berhubungan dengan meningkatnya derajat keparahan DBD (IK 95% >7.814 p=0.026). Berdasarkan perhitungan odd ratio didapatkan pengaruh tiap golongan darah sebagai berikut golongan darah A (OR=0,31348 IK95% 0,1-1,5), B (OR=0,308642 IK95% 0,1-1,2), O (OR=4,854369 IK95% 1,4-7,4) dan AB (OR=0,694444 IK95% 0,1-4,5). Kesimpulan penelitian ini adalah ada hubungan antara golongan darah dengan menigkatnya derajat keparahan DBD, dan golongna darah O memiliki pengaruh yang paling besar dibandingkan ketiga golongan darah lainnya.

(5)

ABSTRACT

RELATIONSHIP OF BLOOD GROUP TO THE INCREASING DEGREE SEVERITY OF DENGUE HAEMORRHAGIC FEVER ON CHILDREN IN

SANGLAH HOSPITAL

Dengue has become one of the major health problems in the world because the high incidence rate despite the death rate which has declined over the year . But, the mortality rate can be increased if it is not treated well so that the patient falls into the severe degree of dengue shock . There are several factors that can aggravate the severity of DHF . One of them is blood type . This study aimed to determine the relationship of the blood group in increasing the severity degree of dengue and to find out the relationship of each blood type on the degree severity of DHF . cross sectional study with a total sampling was performed in children between 0 to 12 years who suffer from DHF grade I to IV according to WHO criteria . Blood type is tested using the slide test . Correlations were calculated using the chi square test . the results of the analysis showed that the blood type associated with increasing degree severity of DHF ( CI 95 % > 7,814 p = 0.026 ) . Based on the calculation of odds ratios, obtained the effect of each blood : blood type A OR=0,31348 CI 95% 0,1-1,5), B

(OR=0,308642 CI 95% 0,1-1,2), O (OR=4,854369 CI 95% 1,4-7,4) dan AB (OR=0,694444 CI 95% 0,1-4,5).. The conclusion there is a relationship between blood type with increasing the degree severity of DHF , and blood type O has the greatest influence compared to the three other blood type .

(6)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Dengue telah menjadi salah satu masalah kesehatan utama di dunia. Dengue, termasuk beberapa manifetasi spektrum klinisnya yaitu Demam Berdarah Dengue (DBD) dan Sindrom Syok Dengue (SSD), disebabkan oleh empat jenis serotipe virus yang serupa namun berbeda yakni DENV-1, DENV-2, DENV-3, dan DENV-4 (Candra A, 2010).

Insiden penyakit yang menular lewat gigitan nyamuk yang terinfeksi khususnya aedes aegepty ini telah meningkat tiga puluh kali lipat lebih banyak selama rentang lima dekade terakhir. Menurut World Health Organization (WHO) sejumlah lima puluh hingga seratus juta kasus diperkirakan akan muncul di lebih dari seratus negara, dengan perkiraan 500.000 kasus DBD dengan angka kematian sebesar 20.000 nyawa, yang sebagian besar terjadi pada anak-anak. Kasus-kasus tersebut terutama tersebar di daerah tropis dan subtropis, terutama Asia Tenggara, Amerika Tengah, dan Karibean serta telah mengakibatkan kematian 90% pada anak-anak dibwah 15 tahun. Dengue telah menjadi epidemik di negara-negara kawasan Asia Tenggara termasuk Indonesia. Pada tahun 2008 data dari Departemen Kesehatan Republik Indonesia menunjukkan jumlah kasus DBD masih cukup tinggi yakni mencapai 133,402 kasus dengan angka kejadian (incidence rate) 58,85/100.000 penduduk an Bali termasuk satu dari tiga provinsi dengan angka kesakitan DBD tertinggi disamping Jakarta dan Kalimantan Timur. Menurut Profil Indonesia Sehat 2007 dan

(7)

Ditjen P2PL Departemen Kesehatan RI 2008, penderita DBD di Bali berjumlah 6375 orang dengan Incidence Rate yang tinggi yaitu sebesar 193,2. Namun, Case Fatality Rate atau jumlah kematian akibat DBD mulai menurun di sebagian besar wilayah, khususnya di Bali sendiri jumlahnya terhitung sangat kecil yakni hanya sebesar 0,2.

Tren angka kematian akibat DBD memang telah menurun sepanjang tahun, namun angka kematian ini dapat meningkat lebih dari 20% bila penatalaksanaan tidak tepat, tetapi apabila ditangani dengan baik di ruang intensif, angka kematian dapat diturunkan sampai kurang dari 1% (WHO, 2005). Kematian pada kasus DBD biasanya disebabkan oleh kebocoran plasma yang berujung pada kejadian syok. WHO mengklasifikasikan derajat DBD menjadi 4, yakni DBD derajat I, II, III, dan IV. Derajat III dan IV lebih dikenal dengan Sindrom Syok Dengue (SSD) yang merupakan kegawatan serta perlu tindakan segera untuk mencegah kematian.

Situasi kegawatan tersebut bisa diantisipasi lebih awal apabila kita mengetahui sedini mungkin apa saja faktor faktor yang dapat memperberat derajat DBD seseorang menuju ke arah SSD. Pawitan (2011) menyatakan beberapa faktor tersebut antara lain : serotipe virus (DENV-2), usia anak-anak dan orang tua, infeksi sekunder, malnutrisi, dan status penyakit kronik seperti diabetes mellitus, hipertensi, and anemia bulan sabit. Salah satufaktor lain yang memperberat derajat infeksi dengue adalah faktor golongan darah ABO (Kalayanarooj S,Gibbons RV, dkk, 2007). Penelitian yang dilakukan Fitri Hartanto pada tahun 2005 menyebutkan bahwa tidak ada hubungan yang bermakna antara golongan darah dengan kejadian syok pada DBD, dan dinyatakan bahwa golongan darah O memiliki hubungan bermakna terhadap meningkatnya perdarahan pada pasien DBD dikarenakan hubungannya dengan faktor von willebrand yang mempengaruhi homeostasis sehingga mungkin mempengaruhi derajat keparahan pada DBD. Namun pada penelitian yang dilakukan Kalayanarooj di

(8)

Thailand dua tahun setelahnya menyatakan hal yang berbeda. Hasil penelitiannya menyatakan bahwa golongan darah berpengaruh terhadap meningkatnya derajat keparahan DBD, terutama golongan darah AB. Kalayanarooj menjelaskan bahwa hal tersebut terjadi karena adanya reaksi silang antara antigen A dan atau B pada sel endotel dengan IgM yang berujung pada kebocoran plasma.

Hasil dari kedua penelitian diatas masih bertetangan satu sama lain dan belum mencapai kesimpulan yang pasti tentang bagaimana hubungan antara jenis golongan darah dengan derajat keparahan DBD. Oleh karena itu peneliti tertarik untuk mencari tahu bagaimana hubungan golongan darah terhadap derajat keparahan DBD terutama pada anak-anak, yang diketahui lebih rentan terhadap infeksi DBD. Penelitian ini akan dilakukan di RSUP Sanglah Denpasar, Bali.

1.2 RumusanMasalah

Bagaimana hubungan golongan darah terhadap derajat keparahan DBD pada anak di RSUP Sanglah?

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Untuk memastikan bagaimana hubungan golongan darah terhadap derajat keparahan DBD pada anak di RSUP Sanglah.

1.3.2 Tujuan Khusus

1) Untuk mengetahui hubungan golongan darah A terhadap derajat keparahan DBD pada anak di RSUP Sanglah

(9)

2) Untuk mengetahui hubungan golongan darah B terhadap derajat keparahan DBD pada anak di RSUP Sanglah

3) Untuk mengetahui hubungan golongan darah O terhadap derajat keparahan DBD pada anak di RSUP Sanglah

4) Untuk mengetahui hubungan golongan darah AB terhadap derajat keparahanDBD pada anak di RSUP Sanglah.

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Bagi Pelayanan di Rumah Sakit

1) Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan pihak RSUP Sanglah sebagai data tentang pengaruh golongan darah terhadap derajat keparahan Demam Berdarah Dengue terutama pada anak.

2) Menjadipertimbangan dalam upaya peningkatan kualitas pelayanan kesehatan terhadap anak dengan infeksi DBD agar tidak jatuh kekeadaan yang lebih parah (usaha preventif).

1.4.2 Bagi perkembangan ilmu kedokteran

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pemahaman tentang pengaruh golongan darah terhadap derajat keparahan DBD pada anak.

1.4.3 Bagi perkembangan riset

Diharapkan hasil dari penelitian ini nantinya dapat digunakan sebagai data dasar penelitian lebih lanjut.

Referensi

Dokumen terkait

• Hadirnya Perusahaan seyogianya memiliki tanggung jawab sosial (Corporate Social Responsibility) untuk turut serta dalam kegiatan pemberdayaan masyarakat di lingkungan

Kelemahan yang ada pada sistem tabbed windows yang dimiliki oleh Opera Mini versi 5 beta adalah user harus melakukan serangkaian beberapa aksi hanya untuk berpindah ke tab yang

Dalam mendesain keseimbangan lintasan produksi untuk sejumlah produksi tertentu, waktu siklus harus sama atau lebih besar dari waktu operasi terbesar yang

Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 4, Pasal 8 ayat (1), dan Pasal 8 ayat (3) Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 6 Tahun 2016 tentang Pedoman Umum

Mahasiswa dapat menjelaskan pengertian, jenis, proses persepsi dan faktor yang mempengaruhi persepsi b.. Mahasiswa

Pada satu sisi, praktisi penyiaran termasuk pengelola stasiun televisi swasta berupaya untuk menjaga program sebagai asset utama jualan mereka terhadap berbagai kemungkinan

Di wilayah Langkat Hulu yang terdiri dari 8 kecamatan yaitu : Bahorok, Salapian, Kuta Mbaru, Serapit, Kuala, Sei Bingei, Selesai dan Kecamatan Binjai ; Ngogesa Sitepu

Untuk menghadapi persaingan dengan jejaring sosial, layanan VoIP, serta layanan video call, penulis berpendapat akan jauh lebih efektif jika operator Seluler menyediakan layanan