• Tidak ada hasil yang ditemukan

Vol. 8, No. 7, Oktober 2020

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Vol. 8, No. 7, Oktober 2020"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

1149

Peningkatan Kedisiplinan Waktu Kehadiran Guru Dan Dalam

Melaksanakan Kegiatan Pembelajaran Melalui Penerapan Reward

Dan Punishment Di SD Negeri 1 Lut Tawar

Hidayah

Kepala Sekolah SD Negeri 1 Lut Tawar Kabupaten Aceh Tengah Email : [email protected]

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kedisiplin waktu kehadiran guru dan dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran melalui penerapan reward dan

punishment di SD Negeri 1 Lut Tawar Tahun 2019. Penelitian ini dilakukan di tempat

tugas peneliti bertugas di SD Negeri 1 Lut Tawar pada semester ganjil lebih kurang tiga bulan mulai dari bulan Agustus sampai dengan bulan Oktober tahun 2019. Subjek penelitian ini adalah guru-guru SD Negeri 1 Lut Tawar Kabupaten Aceh Tengah tahun pelajaran 2019/2020 sebanyak 16 orang guru. Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Sekolah (PTS) yang dilakukan sebanyak dua siklus. Setiap siklusnya terdiri dari tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, tahap observasi dan tahap refleksi. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini melalui observasi dan angket. Teknik analisa data dalam penelitian ini menggunakan analisis deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan pada siklus I masih ada guru yang datang terlambat hadir di sekolah sebesar 12,5%, sedangkan pada siklus II semua guru (100%) tidak ada lagi yang terlambat hadir di sekolah. Guru yang tepat waktu masuk kelas pada siklus I sebesar 75%, pada siklus II meningkat menjadi 100%. Kemudian guru yang melaksanakan kegiatan pembelajaran dan mengakhiri pembelajaran tepat waktu sesuai dengan jadwal pada siklus I sebesar 62,5%. Sedangkan pada siklus II mengalami peningkatan menjadi 100%. Pada siklus I masih ada guru yang keluar dari kelas pada waktu jam kegiatan pembelajaran berlangsung sebesar 12,5%, sedangkan pada siklus II tidak ada lagi. Kemudian dari hasil angket respon guru juga diketahui bahwa para guru memberikan respon yang positif dengan penerapan reward dan

punishment serta para guru berkeinginan untuk dapat melaksanakan kedisiplinan

waktu kehadiran di sekolah dan waktu melaksanakan kegiatan pembelajaran. Sehingga dapat disimpulkan penerapan reward dan punishment dapat meningkatkan kedisiplinan waktu kehadiran guru dan dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran di SD Negeri 1 Lut Tawar Tahun 2019.

Kata Kunci: disiplin, Kehadiran, pembelajaran, Reward And Punishment. PENDAHULUAN

Pelaksanaan pembelajaran di sekolah, guru merupakan komponen yang sangat penting karena guru adalah seorang yang mengajar dan mendidik peserta didik di lingkungan sekolah. Oleh karena itu, guru perlu dibekali pengetahuan dan keterampilan yang memadai sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya sebagai guru. Pada dasarnya

(2)

1150

peningkatan kualitas diri seseorang harus menjadi tanggung jawab diri peribadi, jadi usaha peningkatan kualitas guru terletak pada diri guru untuk senantiasa dan terus menerus meningkatkan pengetahuan dan kemampuan yang diperluka sebagai pengajar yang professional. Hal ini sesuai dengan yang di ungkapkan oleh Roestiyah (2001: 175) Seorang pendidik professional adalah seorang yang memiliki pengetahuan, keterampilan dan sikap professional yang mampu dan setia mengembangkan profesinya, menjadi anggota organisasi professional pendidikan memegang teguh kode etik profesinya, ikut serta didalam mengomunikasikan usaha pengembangan profesi bekerja sama dengan profesi yang lain.

Proses belajar mengajar merupakan kegiatan inti dari penyelenggaraan pendidikan. Seluruh komponen-komponen pembelajaran saling berkaitan untuk mencapai tujuan dari pembelajaran, terutama guru sebagai tenaga pengajar. Guru merupakan salah satu unsur di bidang kependidikan yang harus berperan secara aktif dan menempatkan kedudukannya sebagai tenaga profesional sesuai dengan tuntutan masyarakat yang semakin berkembang. Dalam hal ini guru tidak semata-mata sebagai pengajar yang melakukan transfer ilmu pengetahuan, tetapi juga sebagai pendidik yang melakukan transfer nilai-nilai sekaligus sebagai pembimbing yang memberikan pengarahan dan menuntun peserta didik dalam belajar. Kedisiplinan dan kualitas dari guru tersebut akan mempengaruhi keberhasilan peserta didik dalam belajar yang berujung pada peningkatan mutu pendidikan. Untuk itu guru dituntut profesional dalam menjalankan tugasnya.

Pada perkembangan berikutnya, paradigma guru tidak hanya bertugas sebagai pengajar, yang mendoktrin peserta didiknya untuk menguasai seperangkat pengetahuan dan skill tertentu. Guru hanya bertugas sebagai motivator dan fasilitator dalam proses belajar mengajar. Keaktifan sangat tergantung pada peserta didiknya sendiri, sekalipun keaktifan itu berakibat dari motivasi pemberian fasilitas dari pendidiknya. Seorang guru dituntut mampu memainkan peranan dan fungsinya dalam menjalankan tugas keguruannya, sehingga guru bisa menempatkan kepentingan sebagai individu, anggota masyarakat, warga negara, dan pendidik sendiri. Antara tugas keguruan dan tugas lainnya harus ditempatkan menurut proporsinya.

Dalam kegiatan pembelajaran guru diharapkan dapat menjadi panutan bagi peserta didik. Guru juga berperan dalam menumbuh kembangkan motivasi belajar, hasrat ingin tahu, dan minat yang kuat pada peserta didik untuk mengikuti pelajaran. Melalui guru kegiatan pembelajaran yang benar akan menjadikan peserta didik termotivasi dalam mengikuti kegiatan pembelajaran dan meningkatkan hasil belajar peserta didik yang pada akhirnya dapat mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan. Melalui kedisiplinan yang dilakukan oleh para guru, maka peserta didik secara perlahan-lahan dalam pribadinya akan tumbuh dorongan (motivasi) untuk mengikuti jejak gurunya yang tepat waktu masuk kelas. Karena itu peserta didikpun akan tepat waktu datang dan masuk kelas serta bersemangat dan termotivasi dalam mengikuti pelajaran yang diberikan oleh gurunya. Motivasi dalam hal ini adalah kekuatan yang tersembunyi dalam diri yang mendorong kita untuk berkelakuan dan bertindak dengan cara yang khas. Menurut Najati (2005:265) motivasi adalah kekuatan penggerak yang menyusun membangkitkan aktivitas pada makhluk hidup, dan menimbulkan tingkah laku serta mengarahkannya menuju tujuan tertentu.

(3)

1151 Untuk itu guru perlu melaksanakan kedisiplinan yang berlaku di sekolah demi kelancaran pelaksanaan kegiatan pembelajaran di sekolah. Kedisiplinan adalah kesadaran seseorang menaati semua peraturan dan norma-norma sosial yang berlaku (Hasibuan, 2007: 193). Menurut Sastrohadiwiryo (2002:294) disiplin adalah sikap menghormati, menghargai, patuh dan taat kepada peraturan peraturan yang berlaku, baik yang tertulis maupun yang tidak tertulis serta sanggup menjalankannya dan tidak mengelak untuk menerima sanksi-sanksinya bila guru melanggar tugas dan wewenang yang diberikan kepadanya. Guru sebagai pengajar dan pendidik harus melaksanakan kedisiplinan yang berlaku dalam melaksanakan tugasnya terutama disiplin waktu, karena disiplin waktu juga merupakan upaya untuk membentuk sikap disiplin yang lainnya. Dengan guru memilik kedisiplinan waktu dalam kehadiran di sekolah dan mengajar di kelas dalam kegiatan pembelajaran bisa terpelihara dengan baik. Kemudian suasana lingkungan belajar aman dan terkendali sehingga peserta didik bisa mencapai hasil belajar yang optimal.

Menurut Zuriah (2011:83) menyatakan bahwa seseorang dikatakan berdisiplin apabila melakukan pekerjaan dengan tertib dan teratur sesuai dengan waktu dan tempatnya serta dikerjakan dengan penuh kesadaran, ketekunan, keikhlasan atau tanpa paksaan dari pihak manapun. Sedangkan menurut Allen (2005: 21) Kedisiplinan adalah tata tertib atau ketaatan terhadap peraturan. Disiplin merupakan suatu yang berkenaan dengan pengendalian diri seseorang terhadap bentuk-bentuk aturan. Berbagai pengertian di atas cenderung menggambarkan bahwa esensi kedidiplinan adalah kepatuhan pada peraturan. Untuk itu guru perlu menyadari betapa pentingnya kedisiplinan guru dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar agar membawa peserta didik menjadi berprestasi. Terutama disiplin waktu, kalau guru tidak disiplin dalam waktu, tentu kegiatan belajar mengajar tidak bisa dilaksanakan dengan sempurna. Dari pengertian tersebut dapat dikatakan bahwa kedisiplinan guru bukan sekedar yang bersangkutan datang mengajar dan pulang tepat waktu, tetapi lebih dari itu dituntut juga prilaku, sikap dan perbuatan yang sesuai dengan peraturan yang tertulis maupun tidak tertulis serta mampu untuk bertanggung jawab dengan tugas dan perannya sebagai seorang guru yang memberikan contoh kepada peserta didik.

Berdasarkan hasil observasi peneliti sebagai Kepala Sekolah di SD Negeri 1 Lut Tawar Kabupaten Aceh Tengah provinsi Aceh diketahui bahwa di sekolah yang dipimpin peneliti terdapat guru-guru yang tidak disiplin dalam waktu hadir di sekolah dan dalam waktu melaksanakan kegiatan pembelajaran. Sehingga menyebabkan terjadinya kegaduhan di kelas dan berkurangnya waktu kegiatan pembelajaran. Dari hasil observasi peneliti juga menemukan peserta didik berada di luar kelas pada waktu jam pembelajaran. Kemudian peneliti juga menemukan bahwa ketidakdisiplinan para guru dalam waktu mempengaruhi hasil hasil belajar peserta didik yang rendah dan peserta didik juga terlambat hadir ke sekolah.

Berdasarkan permasalahan yang ditemukan tersebut, peneliti berupaya mengatasinya dengan menerapakan sistem reward dan punishment. Reward adalah pemberian pengahargaan berupa hadiah ataupun berupa pujian atas keberhasilan yang diperoleh. Sedangkan punishment merupakan sanksi atau hukuman. Menurut Djamarah

(4)

1152

(2008: 182) reward (hadiah) adalah memberikan sesuatu kepada orang lain sebagai penghargaan atau kenang-kenangan/ cendramata. Sadily (2003:135) menambahkan bahwa reward adalah situasi atau pernyataan lisan yang bisa menghasilkan kepuasan atau menambah kemungkinan suatu perbuatan yang dikerjakan.

Sedangkan punishment menurut Baharudin (2010:74) punishment adalah menghadirkan atau memberikan sebuah situasi yang ingin dihindari untuk menurunkan tingkah laku. Koencoro (2013:3) menambahkan bahwa punishment adalah ancaman hukuman yang bertujuan untuk memperbaiki kinerja pelanggar, memelihara peraturan yang berlaku dan memberikan pelajaran kepada pelanggar. Pemberian reward dilakukan kepada guru yang dapat melaksanakan disiplinan waktu kehadiran di sekolah dan dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran. Sedangkan punishment diberikan kepada para guru yang tidak melakukan dsisiplin waktu kehadiran di sekolah dan dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran. Melalui penerapan sistem pemberian reward dan punishment diharapkan dapat meningkatkan kedisiplinaan para guru dalam waktu kehadiran di sekolah dan juga dalam waktu melaksanakan kegiatan pembelajaran.

Dari latar belakang masalah yang telah dijelaskan, maka peneliti akan melakukan penelitian dengan judul “Peningkatan Kedisiplinan Waktu Kehadiran Guru dan dalam Melaksanakan Kegiatan Pembelajaran Melalui Penerapan Reward dan Punishment Di SD Negeri 1 Lut Tawar Tahun 2019.”

METODE PENELITIAN

Penelitian ini dilakukan di tempat tugas peneliti bertugas di SD Negeri 1 Lut Tawar pada semester ganjil lebih kurang tiga bulan mulai dari bulan Agustus sampai dengan bulan Oktober tahun 2019. Subjek penelitian ini adalah guru-guru SD Negeri 1 Lut Tawar Kabupaten Aceh Tengah tahun pelajaran 2019/2020 sebanyak 16 orang guru. Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Sekolah (PTS) yang dilakukan sebanyak dua siklus. Setiap siklusnya terdiri dari tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, tahap observasi dan tahap refleksi. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini melalui observasi dan angket. Teknik analisa data dalam penelitian ini menggunakan analisis deskriptif kualitatif.

HASIL PENELITIAN DA N PEMBAHASAN Deskripsi Kondisi Awal

Hasil observasi peneliti selaku Kepala sekolah di SD Negeri 1 Lut Tawar Kabupaten Aceh Tengah Privinsi Aceh menunjukkan terdapat guru-guru yang belum disiplin tidak disiplin dalam waktu hadir di sekolah dan dalam waktu melaksanakan kegiatan pembelajaran. Peneliti juga menemukan peserta didik berada di luar kelas pada waktu jam pembelajaran, terjadinya kegaduhan di kelas dan berkurangnya waktu kegiatan pembelajaran. Kemudian peneliti juga menemukan bahwa ketidakdisiplinan para guru dalam waktu mempengaruhi hasil hasil belajar peserta didik yang rendah dan peserta didik juga terlambat hadir ke sekolah.

Peneliti selaku Kepala sekolah di SD Negeri 1 Lut Tawar Kabupaten Aceh Tengah Privinsi Aceh berupaya untuk meningkatkan kedisiplinan para guru dalam waktu hadir di sekolah dan dalam waktu melaksanakan kegiatan pembelajaran. Upaya yang dilakukan

(5)

1153 peneliti adalah dengan menerapkan sistem reward dan punishment. Penerapan sistem

reward dan punishment dilakukan kepada guru-guru yang akan menjadi subjek penelitian

ini. Reward diberikan kepada guru-guru yang melakukan disiplin. Sedangkan punishment diberikan kepada guru yang tidak disiplin. Melalui pemberian reward dan punishment ini diharapkan dapat meningkatkan kedisiplin para guru dalam waktu hadir di sekolah dan dalam waktu melaksanakan kegiatan pembelajaran.

Deskripsi Hasil Penelitian Siklus I

a. Tahap Perencanaan

Pada tahap perencanaan peneliti membuat perencanaan untuk melakukan kegiatan penelitian. Perencanaan yang dipersiapkan peneliti adalah menentukan jadwal observasi dan pelaksanaan observasi serta menetapkan jadwal pertemuan dengan guru-guru. Selanjutnya peneliti membuat format lembar pengamatan disiplin waktu kehadiran guru di sekolah dan waktu melaksanakan pembelajaran. Kemudian peneliti juga menyiapkan perlengkapan dan bahan yang diperlukan untuk melakukan pertemuan.

b. Tahap Pelaksanaan

Pada tahap pelaksanaan peneliti mengadakan pertemuan dengan guru-guru di ruangan guru sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan yaitu pada hari Sabtu tanggal 31 Agustus 2019. Pada pertemuan ini peneliti akan menerapkan sistem reward dan punisment kepada guru-guru. Sebelum memulai pertemuan, peneliti terlebih dahulu menginformasikan waktu pertemuan yang akan dilakukan kepada guru-guru. Sehingga guru yang menjadi subjek pada penelitian ini dapat hadir.

Peneliti memulai pertemuan dengan menyampaikan tentang disiplin waktu kehadiran dan pada pelaksanaan kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan para guru selama ini. Selanjutnya peneliti memberitahukan tujuan pertemuan, sehingga para guru bisa mengerti tentang kehadiran mereka. Berdasarkan hasil observasi peneliti sebelum melaksanakan penelitian, telah diketahui nama-nama guru yang belum dan sudah melaksanakan disiplin waktu. Selanjutnya peneliti menegur para guru yang masih kurang disiplin dalam waktu kehadiran dan pada waktu melaksanakan kegiatan pembelajaran. Peneliti juga memberikan reward kepada guru-guru yang telah melaksanakan disiplin waktu kehadiran sekolah dan disiplin waktu dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran berupa apresiasi dengan kata-kata pujian dan juga berupa appluse dari seluruh para guru.

Kegiatan selanjutnya peneliti melakukan diskusi dengan para guru-guru tentang permasalahan yang dihadapi para guru sehingga kesulitan/hambatan dalam menerapkan disiplin sekolah. Diantara hambatan paling dominan yang dimiliki para guru adalah kesalahan/kelalaian mereka sendiri untuk melaksanakan disiplin, disamping ada alasan lainnya. Untuk itu sebelum mengakhiri pertemuan, peneliti mengingatkan para guru. Khususnya para guru yang mendapatkan punisment untuk tidak mengulanginya lagi dan berupaya untuk lebih disiplin lagi terutama dalam disiplin waktu kehadiran guru di sekolah dan pada waktu melaksanakan kegiatan pembelajaran.

(6)

1154

c. Tahap Observasi

Pada tahap observasi peneliti melakukan observasi terhadap kedisiplin kedisiplinan waktu kehadiran dan waktu melaksanakan kegiatan pembelajaran. Observasi ini dilakukan dengan menggunakan lembar observasi yang telah dilakukan disiapkan oleh peneliti. Untuk kedisiplin waktu kehadiran di sekolah, peneliti melakukan observasi dengan mengcek kehadiran para guru pada pagi hari. Sedangkan untuk kedisiplinan waktu dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran, peneliti melakukannya dengan mengecek ke kelas. Observasi ini dilakukan dengan tidak memberitahukan pada para guru, sehingga data kedisiplin waktu para guru yang diperoleh sesuai dengan sebenarnya bukan kerena faktor lainnya. Karena bisa jadi guru melakukan disiplin waktu karena sudah tahu akan di observasi. Untuk itu peneliti merahasikan waktu melakukan observasi.

Adapun hasil observasi peneliti yang telah diperoleh dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 1. Hasil Observasi Disiplin Waktu Siklus I

No. Aspek yang diamati Jumlah Guru Persentase (%) 1. Guru yang hadir di sekolah 15 menit

sebelum jam pelajaran dimulai 8 50%

2. Guru datang ke Sekolah 5 menit

sebelum dimulainya jam pelajaran 6 37,5%

3. Guru yang datang ke Sekolah

setelah jam pelajaran dimulai 2 12,5%

Jumlah guru 16

4. Guru yang tepat waktu masuk kelas 12 75%

5. Guru yang terlambat masuk kelas 4 25%

Jumlah guru 16

6.

Guru melaksanakan kegiatan pembelajaran dan mengakhiri pembelajaran tepat waktu sesuai dengan jadwal

10 62,5%

7.

Guru melaksanakan pembelajaran dan mengakhirinya sebelum waktu jam pembelajaran habis

4 25%

8.

Guru melaksanakan pembelajaran dan mengakhirinya melebihi waktu jam pembelajaran yang disediakan

2 12,5%

Jumlah guru 16

9.

Guru yang keluar dari kelas pada waktu jam kegiatan pembelajaran berlangsung

2 12,5%

Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa dari 16 guru yang hadir di sekolah 15 menit sebelum jam pelajaran dimulai baru 8 orang guru dengnan persentase sebesar 50%.

(7)

1155 Kemudian untuk guru datang ke sekolah 5 menit sebelum jam pembelajaran dimulai adalah sebanyak 6 orang guru dengan persentase sebesar 37,5%, dan untuk guru yang datang ke sekolah setelah jam pelajaran dimulai sebanyak 2 orang guru dengan persentase sebesar 12,5%. Kemudian dari tabel juga diketahui bahwa guru yang tepat waktu masuk kelas adalah sebanyak 12 orang guru dengan persentase yang diperoleh 75% dan guru yang trlambat masuk kelas adalah sebanyak 4 orang dengan persentase sebesar 25%.

Dari tabel juga diketahui bahwa guru melaksanakan kegiatan pembelajaran dan mengakhiri pembelajaran tepat waktu sesuai dengan jadwal adalah sebanyak 10 orang guru dengan persentase sebesar 62,5%. Untuk guru yang melaksanakan pembelajaran dan mengakhirinya sebelum waktu jam pembelajaran habis adalah sebanyak 4 orang dengan persentase sebesar 25%. Kemudian untuk guru melaksanakan pembelajaran dan mengakhirinya melebihi waktu jam pembelajaran yang disediakan adalah sebanyak 2 orang dengan persentase sebesar 12,5%. Selanjutnya dari tabel juga menunjukkan bahwa masih ada guru yang keluar dari kelas pada waktu jam pembelajaran berlangsung. Kemudian dalam melakukan observasi peneliti juga masih menemukan ada guru-guru yang keluar kelas, dari 16 guru yang di amati terdapat 2 orang guru yang keluar kelas saat jam pembelajaran berlangsung dengan persentase sebesar 12,5%.

d. Tahap Refleksi

Hasil observasi menunjukkan tingkat kedisiplinan para guru pada waktu kehadiran di sekolah dan pada waktu melaksanakan kegiatan pembelajaran belum mencapai indikator keberhasilan penelitian. Dari pelaksanaan penelitian yang telah dilakukan diketahui masih ada guru yang terlambat hadir di sekolah dan . terlambat memulai kegiatan pembelajaran. Kemudian juga masih ada guru yang tidak tepat waktu dalam mengakhiri kegiatan pembelajaran dan masih ada guru yang keluar kelas pada waktu jam kegiatan pembelajaran berlangsung. Sehingga peneliti harus melakukan perbaikan pada siklus II. Perbaikan yang dilakukan peneliti berupa memberikan penegasan dan sanksi apabila diperlukan bagi guru yang masih melanggar. Kemudian tindakan perbaikan yang harus dilakukan peneliti adalah memotivasi para guru untuk meningkatkan disiplin waktu. Melalui perbaikan yang dilakukan ini diharapkan tingkat kedisiplinan para guru dapat lebih meningkat lagi.

Deskripsi Hasil Penelitian Siklus II

a. Tahap Perencanaan

Pada tahap perencanaan ini peneliti membuat perancanaan untuk pelaksanaan siklus II. Perencanaan yang dipersiapkan peneliti adalah menentukan jadwal observasi dan pelaksanaan observasi. Peneliti juga menetapkan jadwal untuk melakukan pertemuan dengan guru-guru. Perencanaan selanjutnya adalah membuat format lembar pengamatan disiplin waktu kehadiran guru di sekolah dan waktu melaksanakan pembelajaran. Peneliti juga membuat angket pendapat guru tentang penerapan reward dan punisment. Perencanaan terakhir menyiapkan perlengkapan dan bahan yang diperlukan untuk melakukan pertemuan. Kemudian untuk pelaksanaan siklus II peneliti juga hasil refleksi siklus I berupa pemberian penegasan dan motivasi kepada guru-guru.

(8)

1156

b. Tahap Pelaksanaan

Pada tahap pelaksanaan peneliti melakukan pertemuan yang kedua dengan para guru. Pertemuan ini dilakukan pada hari Sabtu tanggal 14 September 2019. Peneliti mengumpulkan para guru untuk dilaksanakan reward dan punisment. Peneliti memulai pertemuan dengan menyampaikan tentang disiplin waktu kehadiran dan pada pelaksanaan kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan para guru pada siklus I. Berdasarkan hasil observasi dari siklus I, peneliti melakukan reward dan punisment kepada guru-guru. Bagi guru yang sudah melaksanakan disiplin waktu, maka peneliti memberikan reward dengan kata-kata pujian dan juga berupa appluse dari seluruh para guru, selain itu peneliti juga memberikan hadiah.

Sedangkan untuk guru-guru yang belum melaksanakan disiplin waktu, maka peneliti memberikan punisment. Peneliti menyebutkan nama-nama para guru yang belum melaksanakan disiplin waktu kehadiran di sekolah dan pada waktu melaksanakan kegiatan pembelajaran. Peneliti memberikan teguran dan penegasan terhadap kelalaian para guru dalam menjalankan disiplin waktu. Kemudian peneliti juga menanyakan alasan guru-guru tersebut kenapa melanggar kedisiplinan waktu kehadiran dan waktu melaksanakan kegiatan pembelajaran.

Selanjutnya peneliti melakukan diskusi dengan para guru. Dalam melakukan diskusi peneliti meminta kesedian para guru dapat melaksanakan disiplin waktu, khususnya bagi yang mendapatkan punisment diminta untuk tidak mengulangi kesalahannya lagi. Sebelum mengakhiri pertemuan, peneliti juga memotivasi para guru untuk dapat melaksanakan disiplin waktu, khusunya kedisiplianan waktu kehadiran guru di sekolah dan dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran. Kemudian peneliti juga membagikan angket kepada para guru untuk mengetahui pendapat guru tentang penerapan reward dan punisment. c. Tahap Observasi

Pada tahap observasi peneliti melakukan observasi kedisiplinan waktu kehadiran dan waktu melaksanakan kegiatan pembelajaran kepada guru-guru dengan menggunakan lembar observasi yang telah dipersiapkan. Observasi yang dilakukan peneliti adalah sama dengan siklus I yaitu dengan melakukan observasi langsung terhadap kedisiplinan waktu kehadiran guru dan waktu melaksanakan kegiatan pembelajaran.

Hasil observasi peneliti terhadap kedisiplinan waktu kehadiran dan waktu melaksanakan kegiatan pembelajaran dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 2. Hasil Observasi Disiplin Waktu Siklus II

No. Aspek yang diamati Jumlah Guru Persentase (%) 1. Guru yang hadir di sekolah 15 menit

sebelum jam pelajaran dimulai 14 87,5%

2. Guru datang ke Sekolah 5 menit

sebelum dimulainya jam pelajaran 2 12,5%

3. Guru yang datang ke Sekolah

setelah jam pelajaran dimulai 0 0%

Jumlah guru 16

(9)

1157

5. Guru yang terlambat masuk kelas 0 0%

Jumlah guru 16

6.

Guru melaksanakan kegiatan pembelajaran dan mengakhiri pembelajaran tepat waktu sesuai dengan jadwal

16 100%

7.

Guru melaksanakan pembelajaran dan mengakhirinya sebelum waktu jam pembelajaran habis

0 0%

8.

Guru melaksanakan pembelajaran dan mengakhirinya melebihi waktu jam pembelajaran yang disediakan

0 0%

Jumlah guru 16

9.

Guru yang keluar dari kelas pada waktu jam kegiatan pembelajaran berlangsung

0 0%

Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa kedisiplinan waktu kehadiran dan waktu melaksanakan kegiatan pembelajaran secara keseluruhan telah mengalami peningkatan. Dari tabel diketahui bahwa sebanyak 14 orang guru telah hadir di sekolah 15 menit sebelum jam pelajaran dimulai dengan persentase sebesar 87,5%. Sedangkan guru yang hadir 5 menit sebelum dimulainya jam pelajaran adalah sebanyak 2 orang guru dengan persentase sebesar 12,5%. Sehingga tidak ada lagi guru yang datang terlambat kemudian sekolah.

Dari tabel juga diketahui bahwa semua guru telah tepat waktu masuk kelas dengan persentase sebesar 100%. Tidak ada lagi guru yang melaksanakan pembelajaran dan mengakhirinya sebelum waktu jam pembelajaran habis dan juga tidak ada lagi guru yang melaksanakan pembelajaran dan mengakhirinya melebihi waktu jam pembelajaran yang disediakan. Selain itu juga diketahui bahwa dalam kegiatan pembelajaran tidak ada lagi guru yang keluar dari kelas pada waktu jam kegiatan pembelajaran berlangsung.

Kemudian dari hasil angket yang telah dibagikan kepada guru untuk mengetahui respon guru-guru tentang penerapan reward dan punisment juga diketahui bahwa respon guru terhadap penerapan reward dan punisment adalah positif. Hasil respon guru-guru dari angket yang telah dibagikan dapat dilihat pada di bawah ini.

Tabel 3. Hasil Angket Guru

No Pernyataan Persentase (%)

SS S TS STS

1. Pemberian reward kepada guru yang melaksanakan disiplin waktu dalam kehadiran di sekolah dan pada kegiatan pembelajaran dan pemberian punisment kepada guru yang tidak disiplin waktu

(10)

1158

dalam kehadiran di sekolah dan pada kegiatan pembelajaran

2. Upaya pengembangan budaya disipin sekolah disertai dengan sistim imbalan meskipun tidak atau selalu dalam bentuk barang atau uang.

87,5% 12,5% 0% 0%

3. Disiplin merupakan suatu bentuk ketaatan pada peraturan dan sanksi yang berlaku

dalam lingkungan sekolah. 93,75% 6,25% 0% 0%

4. Salah satu faktor penyebab rendahnya mutu pendidikan di sekolah erat kaitanya dengan disiplin waktu guru dalam kehadiran mengajar dikelas.

87,5% 12,5% 0% 0%

5. Seorang guru dituntut harus memiliki disiplin yang sangat tinggi, tidak menyia-nyiakan waktu melaksanakan pembelajaran dengan kegiatan yang tidak relevan dengan pembelajaran.

93,75% 6,25% 0% 0%

6. Saya tidak meninggalkan sekolah sebelum jam sekolah berakhir, kecuali untuk keperluan yang sangat penting dan ada izin dari siswa.

81,25% 18,75% 0% 0% 7. Agar guru tidak terlambat masuk mengajar

dan cepat keluar dari kelas sebelum waktunya, pada setiap rapat pembinaan diumumkan pelangaran yang dilakukan secara terbuka.

75% 25% 0% 0%

8. Ketika waktu istirahat sudah habis saya

segera masuk kelas. 93,75% 6,25% 0% 0%

9. Saya menyesal bila melanggar disiplin

waktu yang telah ditentukan sekolah. 93,75% 6,25% 0% 0% 10. Setiap guru dituntut untuk memiliki jadwal

mengajar dan mengingatnya sehingga tidak terlambat masuk kelas.

93,75% 6,25% 0% 0% 11. Saya berupaya untuk tepat waktu hadir di

sekolah, melaksanakan pembelajaran dan

pulang tepat pada waktunya. 100% 0% 0% 0%

Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa para memberikan respon yang positif terhadap penerapan sistem reward dan punisment untuk meningkatkan kedisiplinan waktu kehadiran para guru dan waktu melaksanakan kegiatan pembelajaran. Dari tabel diketahui sebanyak 15 orang guru atau 93,75% sangat setuju untuk melaksanakan pemberian reward

(11)

1159 kepada guru yang melaksanakan disiplin waktu dalam kehadiran di sekolah dan pada kegiatan pembelajaran dan pemberian punisment kepada guru yang tidak disiplin waktu dalam kehadiran di sekolah dan pada kegiatan pembelajaran. sedangkan yang menjawab setuju hanya 1 orang guru atau 6,25%.

Kemudian untuk pernyataan lainnya para guru juga memberikan respon positif terutama pada upaya untuk tepat waktu hadir di sekolah, melaksanakan pembelajaran dan pulang tepat pada waktunya. Seluruh guru (100%) memberikan respon sangat setuju. Dari hasil respon guru dapat memberikan gambaran bahwa para guru pada dasarnya memiliki keinginan dan kemauan untuk melaksanakan kedisiplinan waktu kehadiran di sekolah dan waktu melaksanakan kegiatan pembelajaran.

d. Tahap Refleksi

Pada tahapan ini merupakan tahapan untuk memproses data yang di dapat saat melakukan observasi. Berdasarkan hasil observasi yang telah diperoleh diketahui kedisiplinan guru telah mengalami peningkatan, baik kedisiplinan waktu kehadiran dan waktu melaksanakan kegiatan pembelajaran. Kemudian hasil observasi yang diperoleh telah mencapai indikator keberhasilan penelitian. Hal ini menunjukkan upaya perbaikan yang dilakukan oleh peneliti telah berhasil. Kemudian dari hasil angket para guru juga diketahui bahwa respon para guru sangat positif terhadap penerapan reward dan

punishment serta para guru juga memiliki keinginan untuk dapat melaksanakan

kedisiplinan waktu kehadiran di sekolah dan waktu melaksanakan kegiatan pembelajaran. Sehingga penelitian yang dilakukan ini sudah selesai dan tidak perlu lagi dilanjutkan ke siklus berikutnya.

PENUTUP Simpulan

Berdasarkan dari hasil observasi yang telah dilakukan diketahui bahwa pada siklus I masih ada guru yang datang terlambat kesekolah yaitu 12,5%. Sedangkan pada siklus II seluruh guru (100%) telah hadir di sekolah sebelum jam pembelajaran dimulai. Pada siklus I guru yang tepat waktu masuk kelas sebesar 75% dan yang terlambat sebesar 25%. Sedangkan pada siklus II semua guru tidak ada lagi yang terlambat masuk kelas atau 100%. Kemudian guru yang melaksanakan kegiatan pembelajaran dan mengakhiri pembelajaran tepat waktu sesuai dengan jadwal pada siklus I sebesar 62,5%. Sedangkan pada siklus II mengalami peningkatan menjadi 100%. Guru yang keluar dari kelas pada waktu jam kegiatan pembelajaran berlangsung sebesar 12,5%, sedangkan pada siklus II tidak ada lagi guru yang keluar dari kelas pada waktu jam kegiatan pembelajaran berlangsung. Hasil angket juga menunjukkan bahwa para guru memberikan respon yang positif dengan penerapan reward dan punishment serta para guru berkeinginan untuk dapat melaksanakan kedisiplinan waktu kehadiran di sekolah dan waktu melaksanakan kegiatan pembelajaran. Sehingga dapat disimpulkan penerapan reward dan punishment dapat meningkatkan kedisiplinan waktu kehadiran guru dan dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran di SD Negeri 1 Lut Tawar Tahun 2019.

(12)

1160

DAFTAR PUSTAKA

Allen, Jane Elizabeth. 2005. Disiplin Positif. Jakarta : Pustakarya.

Baharudin. 2010. Teori Belajar dan Pembelajaran. Jogjakarta: AR-Ruzz Media. Hasibuan. 2007, Manajemen Sumber Daya Manusia, Jakarta, Bumi. Aksara. Djamarah, Syaiful Bahri. 2008. Psikologi Belajari. Jakarta: Rineka Cipta.

Koencoro, Galih Dwi. 2013. Pengaruh Reward snd Punishment terhadap Kenerja. Skripsi. Universitas Brawijaya.

Najati, Muhammad Usman. 2005. Psikologi Dalam Al-Quran, Terj. M. Zaka Al-Farisi. Bandung : Pustaka Setia.

Roestiyah, N.K. 2001. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Sadily, Hasan dan John, M. Echols. 2003. Kamus Inggris–Indonesia, cet. Ke -17. Jakarta: PT. Gramedia.

Sastrohadiwiryo, Siswanto. 2002. Manajemen Tenaga Kerja Indonesia.Jakarta : Bumi Aksara.

Zuriah, Nurul. 2011. Pendidikan Moral dan Budi Pekerti dalam Perspektif

Gambar

Tabel 1.  Hasil Observasi Disiplin Waktu Siklus I
Tabel 2. Hasil Observasi Disiplin Waktu Siklus II
Tabel 3. Hasil Angket Guru

Referensi

Dokumen terkait

Pelatihan tahsin merupakan program utama yang dilakukan oleh pengurus Badko TPQ Kalijambe dalam meningkatkan kemampuan baca Al-Qur‟an bagi ustaz/ustazah TPQ

Merupakan penggambaran riwayat Sang Buddha dalam deretan relief- relief (tetapi bukan merupakan riwayat yang lengkap ) yang dimulai dari turunnya Sang Buddha dari

Untuk mengatasi permasalahan tersebut, dibutuhkan paduan Zr-0,3% Mo-0,5% Fe-0,5% Cr yang mempunyai struktur butir ekuiaksial relatif besar dan homogen agar bersifat

Al-Imam Al-Bukhariy telah meriwayatkan dari Malik bin Al-Huwairits: Saya mendatangi Nabi dalam suatu rombongan dari kaumku, maka kami tinggal bersamanya selama 20 hari, dan Nabi

Dengan demikian kombinasi pemupukan organik (alfagro, pukan halus, pukan granul) dengan anorganik diharapkan dapat meningkatkan kesuburan fisik maupun kimia

Berdasarkan hasil deteksi histologik, luka pada kulit mencit dapat diobati dengan daun mengkudu, dan pada minggu keempat telah memberikan gambaran histologis kulit

kalau suksesor dirasa sudah matang dalam mengelola dan memimpin perusahaan dengan senang hati pemindahan jabatan dilakukan T : Selama ini apakah pernah karyawan

Seperti yang diamanatkan dalam UU No. 4/2009, perusahaan wajib melakukan pengolahan dan pemurnian mineral mentah di dalam negeri dengan tujuan untuk meningkatkan nilai tambah. Hal