• Tidak ada hasil yang ditemukan

FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU SEKS PRANIKAH PADA REMAJA PUTRI DI SMAN 2 KOTA JAMBI TAHUN 2015

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU SEKS PRANIKAH PADA REMAJA PUTRI DI SMAN 2 KOTA JAMBI TAHUN 2015"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

174 FAKTOR–FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU SEKS PRANIKAH PADA REMAJA PUTRI DI SMAN 2 KOTA JAMBI TAHUN 2015

Herlina

STIkes Prima Jambi

Korespondensi Penulis :herlina.harahap@stikesprima-jambi.ac.id

ABSTRAK

Perilaku seks pranikah merupakan sebuah bentuk hubungan badan yang dilakukan oleh sepasang individu tanpa ada ikatan resmi baik hukum maupun agama.

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional yang bertujuan untuk mengetahahui Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Perilaku Seks Pranikah Pada Remaja Putri Di SMAN 2 Kota Jambi Tahun 2015. Penelitian ini dilakukan pada tanggal 11-12 Agustus 2015. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswi kelas XI dan XI yang berjumlah 500 orang. Pengambilan sampel sebanyak 73 orang dengan menggunakan teknik propotional stratified random sampling. Pengambilan data dilakukan dengan menggunakan pembangian kuesioner. Analisis data menggunakan Univariat dan Biavariat.

Dari hasil penelitian diperoleh dari 46 responden memiliki pengetahuan yang kurang baik sebanyak 31 (67,4%) responden memiliki perilaku yang negatif terhadap seks pranikah dengan p -value

(0,023) ≤ α. Dari 37 responden yang memiliki sikap negatif sebanyak 28 (75,7%) responden memiliki perilaku yang negatif terhadap seks pranikah dengan p -value (0,002) ≤ α. Dari 40 responden yang

memiliki peran keluarga negatif sebanyak 32 (80,0%) responden memiliki perilaku yang negatif terhadap perilaku seks pranikah dengan p -value (0,000) ≤ α.

pengetahuan, sikap, dan peran keluarga sangat berperan penting terhadap perilaku seks pranikah, maka perlu ada upaya peningkatan pengetahuan remaja melalui sosialisasi dan edukasi. Remaja perlu mendapatkan informasi tentang tenaga kesehatan reproduksi sehingga mempunyai sikap yang positif tentang seks pranikah. Membangun hubungan yang harmonis antara anak dengan orang tua sangat penting karena dapat menumbuhkan kehidupan emosional yang optimal.

Kata Kunci : Perilaku Seks Pranikah, Pengetahuan, Sikap dan Peran Keluarga.

THE FACTORS RELATED TO PREMARITAL SEX BEHAVIORS IN YOUNG WOMEN HIGH SCHOOL 2 IN JAMBI CITY 2015

ABSTRACT

Premarital sexual behavior is a form of sexual intercourse performed by a pair of individuals with no official ties both law and religion.

This research is descriptive analytic with cross sectional approach which aim to find the Factors Related With Premarital Sex Behavior In Young Women In high school 2 in Jambi city 2015. This study was conducted in 11-12 August 2015. The population in this study is all students in grade XI and XI with total to 500 people. Sampling as many as 73 students using proportional stratified random sampling technique. Data was obtained by using questionnaire . The analysis of this reseach were using Univariate and Bivariate.

The results were obtained from 46 respondents have a poor knowledge of as many as 31 (67,4%) of respondents have a negative behavior towards premarital sex with p Value-(0,023) ≤ α. Of the 37 respondents who have a negative attitude as many as 28 (75,7%) of respondents have a negative behavior towards premarital sex with p-Value (0,002) ≤ α. Of the 40 respondents who had a negative family roles as many as 32 (80,0%) of respondents have a negative behavior toward premarital sexual behavior with p-Value (0,000) ≤ α.

Knowledge, attitudes, and the role of the family is very important to premarital sexual behavior, there should be efforts to increase knowledge of adolescents through socialization and education.Teenagers to information on reproductive health workers so as to have a positive attitude about premarital sex. Building a harmonious relationship between children and parents is very important because it can foster optimal emotional life.

(2)

PENDAHULUAN

Sejak masa remaja pada diri seorang anak terlihat adanya perubahan-perubahan pada bentuk tubuh yang disertai dengan perubahan struktur dan fungsi. Pematangan kelenjar pituitari berpengaruh pada proses pertumbuhan tubuh sehingga remaja mendapatkan ciri-ciri sebagai perempuan dewasa dan laki-laki dewasa. Masa remaja diawali oleh masa pubertas, yaitu masa teradinya perubahan-perubahan fisik dan fungsi fisiologis (Kusmiran, 2011).

Perubahan psikologis pada masa remaja meliputi perubahan emosi. Perubahan tersebut berupa kondisi Sensitif atau peka misalnya mudah menangis, cemas, frustasi, dan sebaliknya bisa tertawa tanpa alasan yang jelas. Utamanya sering terjadi pada remaja putri, lebih-lebih sebelum menstruasi, Mudah bereaksi bahkan agresif terhadap ganguan atau rangsangan luar yang mempengaruhinya. Itulah sebabnya mudah terjadi perkelahian. Suka mencari perhatian dan bertindak tanpa berpikir terlebih dahulu, Ada kecenderungan tidak patuh pada orang tua dan lebih senang pergi bersama dengan temanya dari pada tinggal di rumah. Dan ada perkembangan intelegensia. Pada perkembangan ini

menyebabkan remaja cenderung

mengembangkan cara berfikir abstrak, suka memberikan kritik, cenderung ingin mengetahui hal-hal baru, sehingga muncul perilaku ingin mencoba-coba. (Widyastuti, 2009).

Pada umumnya memasuki usia remaja tidak mempunyai pengetahuan yang memadai tentang seks. Selama

hubungan pacaran berlangsung,

pengetahuan itu bukan saja tidak bertambah, akan tetapi malah bertambah dengan informasi-informasi yang salah. Hal ini kerena orang tua merasa tabu membicarakan seks dengan anaknya dan hubungan orang tua dan anak sudah telanjur jauh sehingga anak berpaling kesumber-sumber lain, seperti kerena

adanya penyebaran informasi dan rangsangan seksual melalui media massa (video cassette, fotokopi, satelit, VCD porno, telepon genggam dan internet) (Sarwono, 2013).

Pengetahuan mengenai seks sangat penting diberikan kepada anak remaja, karena ada masa ini kita ketahui fungsi fungsi hormonal sedang meningkat dan ini menyebabkan anak mudah terangsang. Ia mulai memerhatikan lawan jenisnya. Di samping itu juga perlu diketahui bahwa pada usia remaja hal yang paling menonjol adalah sifat mudah terpengaruhnya terhadap lingkungan dan rasa ingin tahu terhadap hal hal yang baru yang dihadainya maka sering mencoba– coba. Maka dari itu agar anak tidak mengalami akibat akibat yang tidak dinginkan ia diberikan pengetahuan tentang seks yang lengkap dan benar, serta akibat buruk baginya (Irianto, 2014).

Berdasarkan survei BKKBN (2011), di Indonesia 63 jiwa remaja berusia 10–24 tahun berprilaku tidak sehat yaitu berhubungan seks pranikah. Kasus aborsi di kalangan remaja di peroleh 27 % dari 700.000 kalangan remaja yang melakukan hubungan seks pranikah. Di indonesia 15-50 % kematian ibu di sebabkan karena tindakan aborsi yang tidak aman, khususnya sebagian besar di lakukan oleh remaja.

Data dari Dinas Kesehatan kota Jambi (DINKES, 2014) remaja putri yang hamil < 18 tahun berjumlah 116 orang, remaja putri yang melahirkan < 18 tahun berjumlah 53 orang, 14 orang terkena gonorrhea, 2 orang terkena HIV, 84 orang terkena IMS (Infeksi Menular Seksual) dan 10 orang terkena ISR (Infeksi Saluran Reproduksi).

Berdasarkan latar belakang diatas, penulis tertarik untuk meneliti “Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Perilaku Seks Pranikah Pada Remaja Putri di SMAN 2 Kota Jambi Tahun 2015.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat deskriptif analitik dengan desain penelitian cross sectional yang bertujuan untuk mengetahui Faktor-Faktor

Yang Berhubungan Dengan Perilaku Seks Pranikah di SMAN 2 Kota Jambi Tahun 2015. Populasi dalam penelitian ini adalah 500 orang siswi, yang diambil dari kelas XI berjumlah 213 orang dan kelas XII bejumlah 188 orang. Pengambilan sampel

(3)

176

dalam penelitian sebanyak 73 orang yang diambil dari 23 kelas, dengan menggunakan teknik propotional stratifite

random sampling, yaitu pengambilan

sampel yang dilakukan apabila unit penelitian berbeda antara strata satu dengan strata yang lain. Penelitian ini dilakukan di SMAN 2 kota Jambi dengan membagikan kuesioner pada remaja putri yang menjadi responden. Penelitian ini dilakukan pada tanggal 11-12 Agustus 2015, dan analisis data menggunakan analisa univariat dan bivariat (Hidayat, 2013).

HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis Univariat

Gambaran Pengetahuan Remaja Putri Tentang Perilaku Seks Pranikah Di SMAN 2 Kota Jambi Tahun 2015.

Diagram 1. Gambaran Pengetahuan Remaja Putri Tentang Perilaku Seks Pranikah Di SMAN 2 Kota Jambi Tahun

2015. (n=73) 46 (63.0%) 27 (37.0%) Pengetahuan (n=73) KURANG BAIK BAIK

Dari diagram diatas dapat diketahui dari 73 responden sebanyak 27 (37,0%)) memiliki pengetahuan yang baik tentang perilaku seks pranikah dan 46 (63,0%) responden memiliki pengetahuan yang kurang baik tentang perilaku seks pranikah.

Hal ini dikarenakan kurangnya pengetahuan remaja tentang seks

pranikah sehingga remaja mencari sumber informasi tersebut melalui berbagai sumber seperti teman sebaya, media massa (internet, Koran, majalah-majalah/komik yang barbau pornografi) dan orang-orang dianggapnya mengetahui tentang informasi yang mereka butuhkan. akibatnya apabila remaja mendapatkan informasi yang salah maka mereka akan terjerumus kedalam hal-hal yang negatif. Gambaran Sikap Remaja Putri Tentang Seks Pranikah Di SMAN 2 Kota Jambi Tahun 2015

Diagram 2. Gambaran Sikap Remaja Putri Tentang Seks Pranikah Di SMAN

2 Kota Jambi Tahun 2015 (n = 73)

36 (49.3%) 37 (50.7%) Sikap (n=73)

POSITIF NEGATIF

Dari diagram diatas dapat diketahui dari 73 responden sebanyak 36 (49,3%) memiliki sikap yang positif terhadap perilaku seks pranikah dan 37 (50,7%) responden memiliki perilaku negatif tentang perilaku seks pranikah.

Hal ini dikarenakan remaja mempunyai pengetahuan yang kurang tentang perilaku seks pranikah sehingga akan mempengerahui sikap remaja, apabila remaja menpunyai pengetahuan yang baik tentang perilaku seks pranikah maka secara otomatis sikap mereka akan mempunyai sikap yang positif, karena remaja sudah mengetahui hal yang mana boleh dilakukan dan mana yang tidak boleh dilakukan para remaja sebelum menikah

Gambaran Peran Keluarga Remaja putri tentang Seks Pranikah Di SMAN 2 Kota Jambi Tahun 2015

Diagram 3. Gambaran Peran Keluarga Remaja putri tentang Seks Pranikah Di SMAN 2 Kota Jambi Than 2015. (n=73)

32 (43.8%) 41 (56.2%)

Peran Keluarga (n=73)

POSITIF NEGATIF

Dari diagram diatas dapat diketahui dari 73 responden sebanyak 32 (43,8%) memiliki peran keluarga yang positif terhadap perilaku seks pranikah dan 41 (56,2%) memiliki perilaku negatif tentang perilaku seks pranikah.

Hal ini dikarenakan karena para orang tua mengganggap remaja sudah dewasa sehingga mereka tahu apa yang seharusnya mereka lakukan, keluarga yang tidak harmonis (orang tua yang terlalu sibuk denga kerjaanya) juga dapat menyebabkan remaja tidak betah tinggal dirumah mereka lebih senang berkumpul

(4)

dengn teman sebanya dan banyak juga sebagian para orang tua meresa tabu membicarakan masalah seks, karena mereka beranggapan seks boleh dibicarakan setelah mereka menikah, padahal seharusnya pendidikan seks harus diberikan kepada anak sejak dini mereka diajarkan memahami perbedaan jenis kelamin antara pria dan wanita. Gambaran Perilaku Remaja Putri Tentang Seks Pranikah Di SMAN 2 Kota Jambi Tahun 2015

Diagram 4

Gambaran Perilaku Remaja Putri Tentang Seks Pranikah Di SMAN 2 Kota

Jambi Tahun 2015. (n=73)

32 (43.8%)

41 (56.2%)

Perilaku Seks Pranikah (n=73)

POSITIF NEGATIF

Dari diagram diatas dapat diketahui dari 73 responden sebanyak 32 (43,8%) responden memiliki perilaku yang positif terhadap perilaku seks pranikah dan 41 (56,2%) responden memiliki perilaku negatif tentang perilaku seks pranikah.

Hal ini disebabkan karena kurangnya peran keluarga dalam memberikan pendidikan seks sehingga membuat pengetahuan remaja menjadi kurang baik, akibat dari pengetahuan yang kurang tersebut akan memperangaruhui sikap

remaja tersebut. Apabila remaja memiliki pengetahuan yang kurang, sikap yang negatif dan peren keluarga yang negatif maka perilaku seks yang dimiliki remaja tersebut akan menjadi negatif pula.

Perilaku seksual adalah segala tingkah laku yang didorong oleh hasrat sdeksual, baik dengan lawan jenisnya maupun dengan sesama jenis. Bentuk-bentuk tingkah laku ini bisa bermacam-macam, mulai dari perasaan tertarik sampai tingkah laku berkencan, bercumbu, dan bersenggama (Sarwono, 2013).

Analisis Bivariat

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan antara variabel independen (Pengetahuan, sikap, dan peran keluarga) dengan variabel dependen (perilaku pencegahan seksual). Analisa yang digunakan adalah uji chi-square dengan tingkat kepercayaan 95% dengan p-value 0,05. Jika p-value ≤0,05 berarti ada hubungan yang bermakna antara variabel independen dengan variabel dependen (Ho ditolak) dan apabila p-value > 0,05 artinya tidak ada hubungan yang bermakna antara variabel independen dengan variabel dependen (Ho diterima).

Hubungan Pengetahuan dengan Perilaku Seks Pranikah Pada Remaja Putri Di SMAN 2 Kota Jambi Tahun 2015

Tabel 1

Hubungan Pengetahuan Dengan Perilaku Seks Pranikah Pada Remaja Putri Di SMAN 2 Kota Jambi Tahun 2015 (n=73)

Hasil uji statistik di peroleh nilai p -value Hasil penelitian menunjukkan bahwa masih banyak responden yang memiliki pengetahuan kurang baik dan mempunyai perilaku seks pranikah yang negatif yaitu

sebanyak 31 (67,4%) responden disebabkan karena kurangnya informasi

tentang seks (kecenderungan

penyimpangan penyebaran informasi dan rangsangan seksual melalui media massa

Pengetahuan Perilaku Seks Jumlah p-value

Negatif Positif F % F % F % 0,023 Kurang Baik 11 31 67,4 12 15 52 32,6 23 46 10 100 Baik 9 10 37,0 21 17 7 63,0 30 27 10 100 J Jumlah 37 41 39 32 76 73

(5)

178

seperti VCD porno, telepon genggam dan internet) dan tabu/larangan tentang pendidikan seks (orang tua selalu mentabukan pembicaraan mengenai seks dengan anak, dan cenderung membuat

jarak dengan anak mengenai

pembicaraan tentang seks). Hasil uji statisik diketahui ada hubungan yang bermakna anatara pengetahuan dengan perilaku seks pranikah (p-value 0,023)

Masih ada remaja yang

mempunyai pengetahuan yang baik memiliki perilaku seks pranikah negatif hal ini dikarenakan remaja hanya sekeder mengetahuinya saja tetapi tidak menerapkan kedalam kehidupanya karena adanya berbagai faktor dari luar

(lingkungan remaja) yang

mempengaruhinya. Karena sifat remaja masih ingin mencoba-coba hal yang baru dan rasa keingintahuan mereka sangat tinggi.

Remaja yang mempunyai

pengetahuan yang kurang baik tetapi ada yang memiliki perilaku positif hal ini dikarenakan remaja tersebut masih mempercayai kalo melakukan seks pranikah itu adalah sebuah dosa, sehingga remaja tersebut merasa takut untuk melakukan kegiatan seks.

Untuk meningkatkan pengetahuan responden maka Dinas pendidikan dapat mengeluarkan kebijakan tentang penambahan materi-materi tentang kesehatan reproduksi khususnya yang membahas tentang masalah pendidikan seks. Memberikan pendidikan seks sejak dini kepada remaja sangat penting diberikan karena pada masa remaja itulah terjadi pertumbuhan yang pesat pada sistem reproduksi. Untuk menambah pengetahuan.

Hubungan Sikap dengan Perilaku Seks Pranikah Pada Remaja Putri Di SMAN 2 Kota Jambi Tahun 2015

Tabel 2

Hubungan Sikap Dengan Seks Pranikah Pada Remaja Putri Di SMAN 2 Kota Jambi Tahun 2015 (n=73)

S Sikap Perilaku Seks Pranikah Jj Jumlah p-v p-value

Negatif Positif F F % F F % % F F % % 0 A 0,002 P Negatif 28 75,7 7 11 9 2823,3 3937 10100 P Positif 9 , 13 36,1 2 28 23 7563,9 3736 10100 JJ Jumlah 37 41 39 32 7673

Hasil penelitian menunjukkan bahwa masih banyak remaja putri yang memiliki sikap negatif dan memiliki perilaku yang negatif terhadap seks pranikah yaitu sebanyak 28 (75,7%) responden. Hasil uji statisik diketahui ada hubungan yang bermakna anatara sikap dengan perilaku seks pranikah (p-value 0,002)

Masih adanya remaja yang memiliki sikap positif tetapi perilaku seksnya negatif hai ini dikarenakan adanya remaja yang bersifat tertutup masalah seks tetapi remaja tersebut diluar lingkungan sekolah dia melakukan kegiatan seks bersama pasanganya. Biasanya remaja yang bersifat tertutup

tersebut ingin dirinya dianggap sebagai anak yang baik untuk menutupi perilaku buruk yang dimilikinya.

Dan remaja yang memiliki sikap negatif tetapi perilaku seksnya positif hal ini dikarenakan tidak semua remaja yang memiliki sikap yang negatif melakukan kegiatan seks pranikah. Biasanya remaja yang mempunyai sikap negatif ini hanya ingin mencari perhatian orang tua, teman sebaya dan lingkungan karena ingin dianggap sebagai anak yang mempunyai pergaulan yang luas.

Untuk membentuk suatu sikap yang positif maka dapat ditanamkan pada diri sendiri yaitu dengan mengisi kegiatan-kegiatan yang positif seperti mengikuti

(6)

suatu organisasi di sekolah (PIKRR, OSIS, PMR), mengikuti kegiatan remaja mesjid (resanda/rekrisda) dan bergaul

dengan teman yang memiliki kegiatan yang positif.

Hubungan Peran Keluarga dengan Perilaku Seks Pranikah Pada Remaja Putri Di SMAN 2 Kota Jambi Tahun 2015

Tabel 3. Hubungan Peran Keluarga dengan Perilaku Seks Pranikah Pada Remaja Putri Di SMAN 2 Kota Jambi Tahun 2015 (n=73)

Peran Keluarga

P

M Perilaku Seks J Jumlah p-v p-value

Negatif Positif Ff F % % F F % % F F % % 0, 0,000 Negatif 2332 74 80,0 8 8 25 20,0 3140 10100 P Positif 149 31 27,3 3124 68 72,7 4533 10100 J Jumlah 41 H 32 39 77 7376 Hasil penelitian menunjukkan

bahwa masih banyak remaja putri yang memiliki peran keluarga yang negatif tentang perilaku seks pranikah yaitu sebanyak 32 (80,0%) responden

disebabkan karena kurangnya

pembekalan ajaran agama yang kokoh, pendidikan seks dan kurangnya pengawasan dari orang tua sehingga remaja tersebut tergoda oleh kehidupan seks bebas. Hasil uji statisik diperoleh nilai p-value = 0,000 dengan kata lain terdapat hubungan yang bermakna antara peran keluarga dengan perilaku seks pranikah pada remaja putri.

Masih adanya remaja yang memiliki peran keluarga negatif tetapi perilaku seksnya positif hal ini dikarenakan mereka memang tidak

mendapatkan informasi tentang

pendidikan seksnya dari orang tua tetapi dengan mereka bergaul dengan teman-teman yang mempunyai kegiatan positif (organisasi-organisasi yang ada disekolah, kegiatan keagamaan dan mengikuti kegiatan karangtaruna yang ada di dalam masyarakat) sehingga sedikit banyak mereka mengatahui mana yang baik dan mana yang buruk, dan apabila remaja itu berpacaran mereka tidak melakukan kegiatan-kegiatan yang negatif, tetapi lebih melalukan kegiatan yang positif.

Adapula remaja yang memiliki peran keluarga positif tetapi memiliki perilaku yang negatif hal ini dikarenakan

adanya faktor lingkungan yang ada disekitar remaja tersebut seperti lingkungan sekolah, lingkungan masayarakat, teman sebaya atau orang-orang yang ada disekitar remaja. faktor lingkungan yang ada disekitar remaja sangat berpengaruh besar terhadap perkembangan remaja. apabila remaja berada dilungkungan yang mempunyai perilaku positif maka remaja tersebut akan mempunyai perilaku positif, tetapi apabila lingkungan remaja tersebut memiliki perilaku yang negatif maka perilaku remaja tersebut pun menjadi negatif.

Untuk meningkatkan peran keluarga yang positif maka dapat dilakukan dengan cara membangun hubungan orang tua dan anak yang harmonis. Karena dengan adanya hubungan yang harmonis antara orang tua

dan anak dapat menumbuhkan

kehidupan emosional yang optimal terhadap perkembangan kepribadian remaja. dan sebaliknya jika orang tua yang sering bertengkar akan menghambat komunikasi dalam keluarga, dan remaja akan melarikan diri dari keluarga. Dalam hal komunikasi orang tua dengan remaja, remaja seringkali merasa tidak nyaman.

SIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan mngenai hubungan faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku seks pranikah pada remaja putri di SMAN 2 Kota Jambi Tahun 2015, maka dapat

(7)

180

disimpulkan bahwa remaja putri memiliki pengtahuan yang baik tentang perilaku seks ranikah yaitu sebanyak 46 (63,0%), 37 (50,7%) remaja putri memiliki sikap yang negatif tentang perilaku seks pranikah, 41 (56,2%) remaja putri memiliki peran keluarga yang negatif terhadap perilaku seks pranikah dan 41 (56,2%) remaja putri memiliki perilaku seks yang negatif terhadap seks pranikah.

DAFTAR PUSTAKA

BKKBN. (2012). “Pengertian Perilaku

Seks Pranikah”

http://psycologhymania.

Data Dinas Kesehatan Kota Jambi. (2014). Format Laporan Kegiatan

Kesehatan Remaja TK.

Kabupaten/Kota

Hidayat. A. Aziz Alimul. (2013). Metode Penelitian Kebidanan Teknik Analisa Data. Jakrta: Salemba Medika

.

Irianto, Koes. (2014). Seksologi

Kesehatan. Bandung: Alfabeta Kusmiran. Eny. (2014). Kesehatan

Reproduksi Remaja dan wanita . Jakarta: Selemba Medika.

Sarwono, W, Sarlito. (2013). Psikologi Remaja. Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada.

Widyastuti. Yani. Dkk. (2009). Kesehatan Reproduksi. Yogyakarta: Fitramaya.

Gambar

Diagram  1. Gambaran Pengetahuan   Remaja Putri Tentang Perilaku Seks  Pranikah Di SMAN 2 Kota Jambi Tahun

Referensi

Dokumen terkait

Pengelolan data Administrasi Sistem Peminjaman VCD Pada Rental Disk Tara mempunyai peranan penting untuk menghasilkan Informasi pelayanan yang akan dilaporkan untuk setiap

Untuk pertama kalinya, kepercayaan terhadap Mahkamah Konstitusi berada pada titik nadir. Pasca penangkapan ketuanya, kepercayaan publik terhadap MK merosot dibawah 30 %. Publik

Atribut merupakan entitas pasti yang memiliki elemen yang berfungsi untuk dapat. mendeskripsikan karakteristik dari suatu entitas tersebut seperti contoh di atas. Isi

Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan dukungan keluarga dengan tingkat kecemasan ibu dalam menghadapi menopause di Dusun Karangploso Sitimulyo Piyungan Bantul,

Cyclic-Cubes dan Wrapped Butterfly Networks (WB) merupakan dua graf yang berbeda dan masih asing ditelinga banyak orang termasuk bentuk dari kedua graf tersebut. Hsu dan Lin

3.2 Mengenal teks cerita narasi sederhana kegiatan dan bermain di lingkungan dengan bantuan guru atau teman dalam bahasa Indonesia lisan dan tulis yang dapat diisi dengan

Tanda perubahan (alterasi) adalah istilah yang dipakai untuk perubahan kromatis (nada yang berjarak ½) salah satu nada dalam suatu Accord.. Tanda perubahan (alterasi) dibagi menjadi

1) Perencanaan ( planning ) : Kegiatan perencanaan pada usaha pembuatan pupuk organik Gapoktan Suka hasil meliputi perencanaan anggaran biaya, perencanaan pengadaan