• Tidak ada hasil yang ditemukan

IMPLEMENTASI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA ANAK USIA DINI DI DESA SUKODADI KECAMATAN SUKARAMI PALEMBANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "IMPLEMENTASI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA ANAK USIA DINI DI DESA SUKODADI KECAMATAN SUKARAMI PALEMBANG"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

Rulitawati1, Purmansyah Ariadi2 , dan Ruskam Su’aidi3 : Implementasi Pendidikan Agama Islam pada Anak Usia Dini di Desa Sukodadi Kecamatan Sukarami Palembang Page 75

IMPLEMENTASI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA ANAK

USIA DINI DI DESA SUKODADI KECAMATAN SUKARAMI

PALEMBANG

Rulitawati1*), Purmansyah Ariadi2)Ruskam Su’aidi3)

1,2,3

Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Palembang

Email: 1ita.ilet44@gmail.com, 2ariadipurmansyah@gmail.com, 3ruskam_ump-palembang.ac.id

ABSTRACT

One of the non-formal educational institutions is early childhood education. The efforts made by parents in educating and fostering children at an early age provide a stimulus in helping physical and spiritual growth and development from birth until the child is considered mature, before he learns at a later age. The purpose of this study was to determine how the implementation of Islamic religious education is implemented by both parents in early childhood. This research is a qualitative research conducted in Sukodadi Village, Sukarami Districti , Palembang. This research presents a qualitative descriptive report through observation, interview and documentation. The technique of drawing conclusions using purposive sampling is a method of selecting informants based on certain characteristics, using personal considerations according to the research topic, where the object of this study is the parents of the guardians of children in PAUD Sukodadi. As for the results of this study, the process of planting Islam is the Implementation of Religious Education in Early Childhood in Sukodadi Village Sukarami District,, has been going quite well. Before the implementation of the learning process has been planned first which is included in the RKH and RKM, then in the implementation they try to implement it according to the activity plan that has been made as closely as possible. As for the methods used in PAUD Sukodadi, the first is the method playing, the second is the field trip method, the third is the storytelling method, the fourth is the singing method, the fifth is the sixth method, this exemplary method is required to have good character, because schools, educators are friendly and speak well. From the results of these studies that Islamic education early childhood is the main solution for children towards higher education. Keywords: Islamic Religious Education, Early Childhood

(2)

Rulitawati1, Purmansyah Ariadi2 , dan Ruskam Su’aidi3 : Implementasi Pendidikan Agama Islam pada Anak Usia Dini di Desa Sukodadi Kecamatan Sukarami Palembang Page 76

ABSTRAK

Salah satu lembaga pendidikan non formal adalah pendidikan anak usia dini. Upaya yang dilakukan oleh orang tua dalam mendidik dan membina anak pada usia dini memberikan stimulus dalam membantu tumbuh kembang jasmani dan rohani mulai anak dilahirkan hingga anak dianggap matang, sebelum dia belajar pada usia selanjutnya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana implementasi pendidikan agama Islam yang diterapkan oleh kedua orang tua pada anak usia dini. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif yang dilaksanakan di Desa Sukodadi Kecamatan Sukarame Palembang, penelitian ini menyajikan laporan dalam bentuk kualitatif deskriptif dilakukan melalui observasi, wawancara dan dokumentasi. Teknik penarikan kesimpulan menggunakan porpusive sampling adalah suatu metode dalam pemilihan informan berdasarkan karakteristik tertentu, menggunakan pertimbangan pribadi sesuai topik penelitian, dimana yang menjadi objek penelitian ini adalah orang tua wali anak di PIAUD Sukadadi. Adapun hasil penelitian ini, proses penanaman agama Islam adalah kedua orang tua, terutama seorang ibu, yang mengajarkan dan pembentukan akhlak serta penanaman nilai-nilai agama, kedua kerja sama antara orang tua dengan guru sebagai tenaga pendidik, ketiga faktor lingkungan juga sangan menentukan. Dari hasil penelitian tersebut bahwa pendidikan Islam anak usia didni merupakan solusi utama anak untuk menuju pendidikan yang lebih tinggi.

(3)

Rulitawati1, Purmansyah Ariadi2 , dan Ruskam Su’aidi3 : Implementasi Pendidikan Agama Islam pada Anak Usia Dini di Desa Sukodadi Kecamatan Sukarami Palembang Page 77

PENDAHULUAN

Pendidikan merupakan suatu proses dan sekaligus sistem yang bermuara pada pencapaian tujuan tertentu yang dinilai dan diyakini sebagai sesuatu yangpaling ideal.1 Bagi bangsa Indonesia tujuan yang paling ideal yang hendak dicapai lewat proses dan sistem pendidikan nasional ialah sebagaimana yang telah dituangkan dalam Undang – Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003. “Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk menciptakan proses pembelajaran dan suasana belajar agar dapat mengembangkan potensi diri secara aktif untuk mendapatkan keterampilan, akhlak mulia, kecerdasan, kepribadian, pengendalian diri dan kekuatan spritual keagamaan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara.2

Pendidikan di Indonesia untuk mewujudkan tujuan idealnya, secara implisit akan mencerminkan kualitas manusia Indonesia seutuhnya sebagaimana yang tergambar di atas.3 Tentu saja apa yang digambarkan sebagai yang ideal itu masih dalam pengertian abstrak-umum. Untuk pengertian praktek pendidikan harus dilakukan subtansiasi, sehingga yang abstrak umum itu menjadi operasional. Bagaimana menciptakan tujuan itu pemerintah telah mengamanatkan bahwa pendidikan dimulai sejak usia dini, guna membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam menjalani kehidupannya.

Pendidikan anak usia dini penting dilakukan karena mengarah pada pembentukan karakter sejak dini, kapasitas otak anak pada lima tahun pertama merupakan masa perkembangan pesat otak (photographic memory) daya ingatnya sangat tinggi bahkan penelitian menyebutnya dengan goldenage atau masa emas karena kecerdasan otak anak mencapai 50 persen pada masa ini.

Pentingnya pendidikan anak usia dini itu, sistem pendidikan nasional mengamanatkannya dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No.20 Tahun 2003 dimana pendidikan nasional dilaksanakan kepada seluruh rakyat Indonesia sejak usia dini, yakni sejak anak dilahirkan.4 Lebih lanjut di pasal 1 butir 14 Undang-Undang Tentang Sistem Pendidikan Nasional No.20 Tahun 2003 dinyatakan bahwa: “PAUD dilaksanakan sebelum jenjang pendidikan dasar, dan PAUD dapat diselenggarakan dalam jalur pendidikan formal (seperti

1

.A Malik Fadjar, Visi Pembahuruan Pendidikan Islam (Jakarta: LPENI, 1998), hal. 30

2

Direktorat Jendral Pendidikan Luar sekolah Departeman Pendidikan Nasional, PAUD Investasi Masa

Depan, (Jakarta: Dirjen Pendidikan Anak Usia Dini), 2006. hal. 26

3

.A Malik Fadjar, Op.Cit., hal. 31.

4

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional RI Nomor 58 Tahun 2009 tentang Standar Pendidikan Anak Usia Dini, hal. 1

(4)

Rulitawati1, Purmansyah Ariadi2 , dan Ruskam Su’aidi3 : Implementasi Pendidikan Agama Islam pada Anak Usia Dini di Desa Sukodadi Kecamatan Sukarami Palembang Page 78

Taman kanak-kanak, Raudhatul athfal atau bentuk lain yang sederajat), jalur pendidikan non formal (seperti Taman penitipan anak, kelompok bermain atau bentuk lain yang sederajat.5 Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah menciptakan interaktif edukatif yang diarahkan pada perkembangan optimal seluruh potensi yang dimiliki anak, selain itu, agar dapat mencapai taraf kemanusiaan dan anak dapat mengembangkan seluruh potensi yang dimiliki melalui berbagai pemberian ransangan dari orang dewasa atau lingkungan sekitar.6

Kenyataan diatas Pendidikan Islam anak usia dini di tengah masyarakat belum mendapat sorotan dilingkungan masyarakat, pemaham masyarakat terhadap Pendidikan Islam Anak Usia dini masih menyamakan dengan taman kanak-kanak, sehingga kesadaran orang tua tentang pemahaman belum terlalu penting. Ditambah lagi ekonomi Indonesia yang indeks pertumbuhannya masih rendah, hal ini tentu berdampak bagi ekonomi di daerah-daerah terpencil sekalipun, termasuk ekonomi keluarga untuk membiayai pendidikan anaknya pada sekolah PAUD tidak bisa dipungkiri bahwa sekolah PAUD banyak didirikan oleh kalangan swasta, dimana mereka mengeluarkan dana yang cukup besar untuk mendirikan lembaga PAUD tersebut, makanya untuk biaya sekolah PAUD di swasta biayanya lebih besar dibandingkan dengan di sekolah negeri karena pihak swasta/yayasan membebankan biaya pembangunan dari SPP yang dikutip dari orang tua anak, dengan demikian orang tua dari kalangan ekonomi lemah tentu tidak memiliki kemampuan untuk menyekolahkan anaknya di PAUD yang berbiaya tinggi tersebut walaupun kwalitasnya bagus sekalipun.

Fenomena yang terjadi saat ini sangat menghawatirkan, untuk itu menurut penulis, sangat perlu lembaga pendidikan anak usia dini (PAUD) dirancang dan dipersiapkan lebih dini, di bangun sesuai dengan standar yang ditetapkan pemerintah agar lembaga PAUD ini bisa tetap eksis dimasa-masa yang akan datang.

Sebuah lembaga pendidikan seperti PAUD didirikan bukan hanya sekedar berlomba untuk mendapatkan bantuan dana dari pemerintah, setelah dananya dapat, lembaga tidak terkelola secara baik, memang mengelola suatu lembaga pendidikan bukanlah pekerjaan mudah. Apalagi yang dimaksud mengelola tidak sekedar dalam pengertian "mempertahankan” yang sudah ada, tetapi melakukan pengembangan secara sistematik dan sistemik, yang mengikuti aspek ideologis (visi dan misi), kelembagaan dan langkah operasionalnya serta mencerminkan

5

Ibid, hal. 1.

6

(5)

Rulitawati1, Purmansyah Ariadi2 , dan Ruskam Su’aidi3 : Implementasi Pendidikan Agama Islam pada Anak Usia Dini di Desa Sukodadi Kecamatan Sukarami Palembang Page 79

pertumbuhan, perubahan dan pembaruan

Untuk memenuhi tuntutan kebutuhan masyarakat tersebut di atas, lembaga pendidikan dituntut dapat menawarkan program-programnya secara cerdas berdasarkan kebutuhan kekinian dan kedisiplinan serta menjanjikan masa depan. Persoalannya adalah sejauhmana lembaga-lembaga pendidikan yang ada sekarang terutama pendidikan anak usia dini dapat merekam dinamika kebutuhan masyarakat, dan lembaga pendidikan anak usia dini yang bermutu yang pada gilirannya dapat mengemban fungsinya secara memadai.

Dalam rangka menjamin mutu lembaga pendidikan PAUD pemerintah telah membuat standar pendidikan anak usia dini sebagai acuan atau pedoman tentang mutu dan bagaimana menjaga mutu pendidikan itu sendiri agar menghasilkan lulusan yang berkualitas sebagaimana yang tertuang didalam Permen No.58 Tahun 2009 yang dipakai sebagai acuan minimal dalam penyelenggaraan PAUD yang disesuaikan dengan kebutuhan pertumbuhan dan perkembangan anak.12Selain itu, perlu adanya usaha dari lembaga pendidikan dan pihak-pihak yang berkompeten di dunia pendidikan untuk mewujudkannya. Usaha tersebut mulai dari bagaimana mempersiapkan, melaksanakan dan menjaga mutu tersebut.

Semua organisasi baik organisasi publik maupun organisasi swasta memahami pentingnya mutu. Setiap organisasi pasti selalu mencari sumber daya yang bermutu untuk mendukung pencapaian tujuan organisasi termasuk organisasi BP-PAUD dan Diknas ataupun lembaga pendidikan PAUD. Mutu terkait dengan kepuasan pelanggan secara sempurna. Kepuasan pelanggan akan tercapai saat suatu produk diproses sesuai standar dan memenuhi standar kepuasan pelanggan. Produk yang diproses sesuai standar ialah produk yang tanpa ada cacat. Selain itu, produknya sesuai dengan spesifikasi yang tercantum dan sesuai dengan tujuan dan manfaatnya.13

Pendidikan nonformal memiliki beberapa program yang menjadi bidang garapannya, salah satu diantaranya ialah Pendidikan Anak Usia Dini. Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah suatu upaya yang dilakukan oleh orang dewasa untuk membina anak usia dini melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu tumbuh kembang jasmani dan rohani mulai anak dilahirkan hingga anak tersebut dianggap matang dalam memecahkan masalahnya supaya kelak anak tersebut memiliki kesiapan dalam menempuh pendidikan dasar dan kehidupan pada tahap-tahap selanjutnya. Dalam hal ini pendidikan sejatinya bukan dilakukan setelah menginjak usia SD, melainkan pendidikan tersebut sudah harus dilakukan sedini mungkin atau sejak anak baru dilahirkan.

(6)

Rulitawati1, Purmansyah Ariadi2 , dan Ruskam Su’aidi3 : Implementasi Pendidikan Agama Islam pada Anak Usia Dini di Desa Sukodadi Kecamatan Sukarami Palembang Page 80

Usia dini merupakan masa sangat penting dalam keseluruhan tahap perkembangan manusia. Pada masa itu terjadi lonjakan perkembangan anak yang tidak terulang pada periode berikutnya. Sehingga para ahli menyebutkan sebagai masa keemasan perkembangan. Oleh karena itu pembentukan dasar keimanan dan ketakwaan, serta pembentukan watak dan karakter sangat tepat jika dilakukan pada usia dini. Melihat pentingnya pendidikan anak usia dini, maka pada tanggal 8 Juli 2003 tentang sistem pendidikan nasional.hal ini merupakan bukti komitmen bangsa Indonesia untuk menyelenggarakan pendidikan anak usia dini bagi anak sejak lahir dengan usia enam tahun.7

Dari phenomena diatas, timbul pertanyaan besar bagi peneliti “ Bagaimana Implementasi dari Pendidikan Agama Islam pada Anak Usia Dini yang memberikan kontribusi bagi orang tua dan lembaga pendidikan non formal yang berkembang sekarang ini. Untuk menjawab pertanyaan tersebut peneliti akan membuat sub-sub pertanyaan, pertama bagaimana pelaksanaan pendidikan agama usia dini, kedua bagaimana hasil evaluasi dalam pelaksanaan Pendidikan Islam Anak Usia Dini. Untuk itu peneliti akan membahasnya dalam penelitian ini.

PEMBAHASAN

Pendidikan anak usia dini merupakan salah satu bentuk penyelenggaraan pendidikan yang menitik beratkan pada pendekatan dasar kearah pertumbuhan dan perkembangan fisik (koordinasi motorik halus dan kasar), kecerdasan (daya pikir, daya cipta, kecerdasan emosi, kecerdasan spiritual) sosio emosional (sikap dan prilaku serta agama) bahasa dan komunikasi, sesuai dengan keunikan dan tahap-tahap perkembangan yang dilalui oleh anak usia dini.

Anak usia dini (0-6 tahun) adalah masa yang paling potensial untuk membangun dan menumbuhkembangkan potensi dalam diri anak. Anak usia dini cendrung memiliki sifat yang jenuh dan mudah bosan, sehingga dengan adanya pembelajaran pada anak usia dini tidak merasa bosan, karena banyak tampilan-tampilan multimedia dan aplikasi-aplikasi Islami lainya yang membuat belajar anak menjadi menyenangkan. Untuk itu dalam kesempatan ini memberikan pemahaman penndidikan agama Islam pada anak usia dini (PIAUD) yang dilakukan kepada ibu kelurahan Sukodadi kecamatan Sukarami Palembang.

7

Novan Ardi dan Barnawi, Format PAUD:Konsep, Karakteristik, dan Implementasi Pendidikan Anak

(7)

Rulitawati1, Purmansyah Ariadi2 , dan Ruskam Su’aidi3 : Implementasi Pendidikan Agama Islam pada Anak Usia Dini di Desa Sukodadi Kecamatan Sukarami Palembang Page 81

Kegiatan yang dilakukan oleh guru-guru memberikan parenting kepada ibu-ibu warga Sukodadi merupakan salah satu bentuk dan Tanya jawab, yang berkenaan dengan penanaman nilai-nilai agama kepada anak di usia dini, dengan tujuan memberikan kesadaran kepada masyarakat, orang tua tentang urgensi Pendidikan Agama Islam Pada Anak Usia Dini (PIAUD) dan memenuhi kebutuhan pemerintah memudahkan dan mempersiapkan dalam mendidik anaknya baik di lingkungan keluarga, masyarkat, sekolah dan ketika anak melajutkan pendidikannya kejenjang yang lebih tinggi. Pendidikan Agama Islam merupakan sebuah usaha sadar serta terencana untuk mengubah tingkah laku sehingga dapat berkembang dan mewujudkan proses pembelajaran sesuai syari‟at agama Islam.

Implementasi dalam Pendidikan Agama Islam harus mempunyai bentuk pengarahan ke arah yang lebih bagus, baik melalui cara atau metode yang mudah digunakan, sederhana penerapannya, tidak banyak menghabiskan biaya, efektif dan berhasil. Terkait dengan implementasi Pendidikan Agama Islam, maka dalam hal ini bagaimana Pendidikan Agama Islam dapat dioptimalkan melalui proses implementasi itu sendiri. Jadi, implementasi Pendidikan Agama Islam adalah suatu proses pelaksanaan pendidikan yang berbasis Agama (Islam) untuk lebih meningkatkan mutu dan kualitas Pendidikan Agama Islam dengan tujuan menjunjung tinggi ajaran Agama Islam baik melalui kajian teori maupun praktik untuk dimanfaatkan sebaik-baiknya yang meliputi pendidikan Al-Qur‟an dan Hadits, Aqidah, Akhlaq, Sejarah dan Fiqh.

Sejalan dengan pendapat Mulyasa bahwa implementasi merupakan suatu proses penerapan ide, konsep, kebijakan atau inovasi dalam suatu tindakan praktis sehingga memberikan dampak, baik berupa perubahan, pengetahuan, keterampilan maupun nilai dan sikap.8 Jadi dalam penelitian ini penulis menyimpulkan bahwa implemtasi adalah proses pelaksanaan atau penerapan konsep dalam tindakan yang akan mendapat dampak perubahan.

Sejalan dengan Undang-undangan No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional , disebutkan bahwa “pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan

8

E.Mulyasa, Kurikulum Berbasis Kompetensi Konsep, Karakteristik dan Implementasi, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2015), hal. 93.

(8)

Rulitawati1, Purmansyah Ariadi2 , dan Ruskam Su’aidi3 : Implementasi Pendidikan Agama Islam pada Anak Usia Dini di Desa Sukodadi Kecamatan Sukarami Palembang Page 82

Negara.9 Sedangkan menurut Ahmad D. Marimba mengartikan pendidikan adalah bimbingan atau pimpinan secara sadar oleh si pendidik terhadap perkembangan jasmani dan rohani si terdidik menuju terbentuknya kepribadian yang utama.10 Merujuk dari pengertian dari para ahli, maka penulis memberikan asumsi bahwa usaha sadar dan terencana untuk mendewasakan manusia baik secara jasmani dan rohani serta mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif dapat mengembangkan potensi dirinya supaya memiliki kekuatan spiritual keagamaan, emosional, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat.

Pendidikan pada anak usia dini merupakan hal yang sangat penting, sebab pendidikan yang diberikan saat anak-anak akan selalu diingat sampai ia dewasa. Terutama pendidikan agama Islam, untuk membentuk pribadi yang baik pada saat dewasa. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 58 Tahun 2009 tentang StandarPendidikan Anak Usia Dini meliputi pendidikan formal dan nonformal yang terdiri atas: a) Standar tingkat pencapaian perkembangan; b) Standar pendidik dan tenaga kependidikan; c) Standar isi, proses dan penilaian; d) Standar sarana dan prasarana, pengelolaan dan pembiayaan. Standar tersebut menjadi acuan bagi guru atau pendidik didalam membuat perencanaan pembelajaran seperti Rencana Kegiatan Harian (RKH). Materi pembelajaran nilai agama Islam masuk ke dalam lingkup perkembangan nilai-nilai agama dan moral. Materi pembelajarannya di sesuaikan dengan Tingkat Pencapaian Perkembangan (TTP) anak berdasarkan kelompok usia. Berikut tingkat pencapaian perkembangan anak di kelompok usia 5-6.

Pendidikan bukan sekedar memberikan pengetahuan atau nilai pelatihan ketrampilan. Pendidikan berfungsi mengembangkan apa yang secara potensi dan aktual telah memiliki anak didik, karena peserta didik bukanlah gelas kosong yang harus diisi dari luar. Anak didik telah memiliki potensi, dan peran pendidik adalah mengarahkan potensi tersebut sehingga berkembang. Anak didik berkembang dan mempunyai potensi, disamping juga peserta didik bukan lah sebua gelas kosong yang diisi dari luar, anak didik mempunyai potensi dan peran pendidik adalah mengarakan potensi tersebut sehingga berkembang.

Implementasi Pendidikan Agama Anak Usia Dini

9

Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional.

10

(9)

Rulitawati1, Purmansyah Ariadi2 , dan Ruskam Su’aidi3 : Implementasi Pendidikan Agama Islam pada Anak Usia Dini di Desa Sukodadi Kecamatan Sukarami Palembang Page 83

Perencanaan yang dilaksanakan Kepala Sekolah sesuai dengan PERMENDIKNAS No. 58 Tshun 2009 tentang Standar Pendidikan Anak Usia Dini yang meliputi program semester, rencana pelaksanaan pembelajaran mingguan dan rencana pelaksanaan pembelajaran harian. Perencanaan tersebut disusun oleh Tim Penyusun Kurikulum Kepala sekolah.11

Tujuan dari semua materi yang akan disampaikan tidak akan tercapai jika tidak ada metode yang sesuai. Sehingga kegiatan pembelajaran tidak sebatas penyampaian materi kepada anak, tetapi materi yang disampaikan dapat teringat kuat dan dilaksanakan dalam kehidupan sehari-hari. Jadi perlu adanya metode yang sesuai dengan materi yang akan disampaikan.

Dalam Pelaksanaan Pendidikan Islam Anak usia Dini, maka Kepala sekolah’ menggunakan metode yang sesuai dengan perkembangan anak didiknya dengan harapan setelah diajarkan materi- materi tersebut anak mampu merekam dalam ingatannya dan mampu mengamalkan dalam kehidupan mereka. Berikut pengembangan materi PAI yang di implementasikan pada aspek perkembangan anak

Pertama Mengenal adanya Tuhan melalui agama yang dianut Dalam materi ini, guru

tidak semata-mata langsung mengenalkan Tuhan melalui agama yang dianut. Dengan mengajak peserta didik bermain diluar kelas (halaman luar) guru mengajak untuk memperhatikan benda-benda yang ada disekitar, siapa yang menciptakan tumbuhan ataupun hewan yang ada di lingkungan yang sedang diamati. Selain itu, guru juga mengajak diskusi benda-benda lain ciptaan Tuhan.

Pengenalan terhadap Tuhan tidak terlepas dari pendidikan di lingkungan keluarga, karena anak tumbuh dan berkembang di lingkungan keluarga yang mempunyai sifat religious, mempunyai dampak yang positif terhadap akhlak anak. Dengan mengelanal Tuhan yang di mulai dari lingkungan keluarga akan lebih memudahkan anak belajar di lingkungan sekolah. Peran orang tuan sangat dominan ketika anak tumbuh dan berkembang, hal ini sesuai dengan hadits Rasulullah SAW yang berbunyi:

لُّ كُ دٍ وْ كُ وْ مَ كُ مَ وْ كُ ىمَلمَع ،ِةمَروْطِفوْ ا كُاامَ مَ مَ مَ ِ ِاامَ وِّ مَ كُ وْ مَ ِ ِا مَ وِّ مَ كُ وْ مَ ِ ِاامَروِّ مَ كُ

Artinya: Setiap anak yang lahir dilahirkan di atas fitrah. Kedua orang tuanyalah yang

menjadikannya Yahudi, Majusi, atau Nasrani.

11

(10)

Rulitawati1, Purmansyah Ariadi2 , dan Ruskam Su’aidi3 : Implementasi Pendidikan Agama Islam pada Anak Usia Dini di Desa Sukodadi Kecamatan Sukarami Palembang Page 84

Dari hadits tersebut diatas jelas bahwa fitrah seorang anak dalam kajian ilmu pendidikan bahwa peran orang tua sangat penting dalam menanamkan nilai-nilai keagamaan, baik dalm lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat.

Kedua, membiasakan diri untuk beribadah, baik di rumah maupun di lingkungan

sekolah, berdasarkan pengamatan penulis Membiasakan diri beribadah untuk anak usia dini meliputi doa-doa (doa sebelum dan sesudah kegiatan), mengenal ibadah sehari-hari, mengenal hari-hari besar agama, tempat ibadah. Pada materi ini setiap hari Jum’at melaksanakan sholat berjama’ah dan berinfaq. Dalam proses praktek sholat, semua peserta didik digabungkan dalam aula kecil yang ada di PIAUD. Ada salah satu pendidik yang bertugas mendampingi peserta didik yang ditugaskan sebagai imam sholat. Setiap gerakan sholat akan ada pendidik yang berkeliling untuk membenarkan posisi/gerakan sholat yang benar. Sejalan dengan pelaksanaan tersebut diatas secara tidak langsung perkembangan kognitif, fisik motorik, sosial emosional dan perkembangan bahasa anak akan lebih baik. Dan pembiasaan kegiatan ini akan memberikan kemudahan kepada anak untuk mengingat dan mebiasakan untuk beribadah dalam kehidupan sehari-hari.

Ketiga, membedakan prilaku baik dan buruk kepada anak, Seperti halnya materi yang

sebelumnya, pendidik mengajak peserta didik untuk berdiskusi tentang hal apa saja yang termasuk perilaku baik maupun buruk. Pendidik menyediakan dua gambar yang mewakili perilaku baik dan buruk. Kemudian pendidik menanyakan kepada peserta didik, perilaku mana yang baik maupun buruk dan sebabnya apa. Perkembangan itu bisa dilihat dari aspek kognitif, perkembangan sosial emosional, perkembangan nilai agama dan moral. Sedangkan metoda dalam pelaksanan dalam memberikan materi menggunakan metode pembiasaan, metode keteladanan, metode Tanya jawab.

Keempat, memberikan evaluasi, dengan tujuan mengukur tingkat perkembangan

peserta didik dilakukan dengan menggunakan beberapa tahap dan disesuaikan dengan tingkat perkebangan anak. Serta ruang lingkup perkembangan nilai agama dan moral fisik meliputi motorik kasar dan motorik halus, bahasa, kognitif, sosial emosional dan kreativitas peserta didik. Dalam ke enam aspek tersebut, disatukan dalam sebuah penilaian yaitu: observasi pembelajaran siswa denga dicatat dalam bentuk check list melalui kode BB (Belum berkembang), MB (Mulai Berkembang), BSH (Berkembang Sesuai Harapan), BSB (Berkembang Sangat Baik).

(11)

Rulitawati1, Purmansyah Ariadi2 , dan Ruskam Su’aidi3 : Implementasi Pendidikan Agama Islam pada Anak Usia Dini di Desa Sukodadi Kecamatan Sukarami Palembang Page 85

Tujuan dari evaluasi dilakukan untuk melihat tahapan perkembangan di mulai dari observasi terhadap anak didik, dengan melihat hasil karya peserta didik. Kemudian dianalisis dengan melihat tingkah laku peserta didik, dari PIAUD Sukodadi melakukan evaluasi pada tahap hasil-hasil pembelajaran anak didik setiap selesai pembelajaran, dengan tujuan dengan tujuan melihat daya serap pemahaman dan perkembangan peserta didik. Dengan demikian pendidik mengetahui sejauh mana hasil perkembangan peserta didik dan tercapai tidaknya tujuan pendidikan. Adapun metode yang digunakan dalam mengimplimentasikan Pendidikan Agama Islam di PIAUD, sudah bervariatif dan tepat. Setiap metode yang diterapkan pada proses pembelajaran memiliki keterkaitan dengan aspek perkembangan anak usia dini. Dalam proses pembelajaran di PIAUD menggunakan enam metode yang mempunyai kelebihan dan kekurangan, hal ini di karenakan keterbatasan sarana dan prasarana yang ada berdampak pada proses pembelajaran.

Setelah diterapkannya pendidikan agama Islam, peserta didik mengalami perkembangan sedikit demi sedikit. Hal tersebut terlihat dan perubahan sikap tiap harinya. Perubahan mulia terlihat dari keaktifan dalam mengikuti pembelajaran, menghafal surat-surat pendek, menghafal do’a-do’a, menghafal hadits-hadits, dapat menyelesaikan berbagai macam bahan main yang tersedia, bersikap penyayang, suka berbagi dengan teman, terbiasa berjabat tangan dan mengucapkan salam ketika berjumpa dengan pendidik maupun teman, makan secara mandiri dan terbiasa berdo’a sebelum dan sesudah kegiatan.

Upaya dalam mengimplementasikan pendidikan agama Islam pada anak usia dini di PIAUD Sukodadi’ dinilai sudah cukup berhasil. Karena implementasi pendidikan agama Islam tidak hanya dilakukan dengan mengenalkan saja, namun ditunjang dengan membiasakan sehingga dapat tercermin dalam kebiasaan sehari-hari peserta didik.

Proses evaluasi di PIAUD Sukodadi’ sudah sesuai dengan PERMENDIKNAS No. 58 Tahun 2009. Kegiatan evaluasi dilakukan setiap pertemuan dengan cara pengamatan perkembangan peserta didik secara berkala dan terus menerus dengan cara observasi, pemberian tugas dalam bentuk majalah yang sesuai dengan perkembangan peserta didik. Kemudian dicatat hasilnya oleh pendidik dalam sebuah laporan yang akan disampaikan kepada wali murid di setiap akhir semester.

(12)

Rulitawati1, Purmansyah Ariadi2 , dan Ruskam Su’aidi3 : Implementasi Pendidikan Agama Islam pada Anak Usia Dini di Desa Sukodadi Kecamatan Sukarami Palembang Page 86

KESIMPULAN

Implementasi Pendidikan Agama Pada Anak Usia Dini di desa Sukodadi kecamatan Sukarami, sudah berlangsung cukup baik. Sebelum pelaksanaan proses pembelajaran telah direncanakan terlebih dahulu yang tercakup dalam RKH dan RKM, kemudian dalam pelaksanaan mereka mencoba melaksanakan sesuai dengan rencana kegiatan yang telah dibuat semaksimal mungkin. Meteri yang digunakan sesuai dengan tema perkembangan anak. Dalam proses pembelajaran menggunakan konsep bermain dan belajar yang dapat merangsang seluruh aspek perkembangan naka berkembang secara optimal. Penilaian dilaksanakan melalui pengamatan dan penugasan yang dilaksanakan secara berkala agar tidak member beban kepada anak.

Metode yang digunakan dalam proses implementasi sudah baik, metode yang dipilih berkesinambungan dengan materi yang akan disampaikan. Selain itu metode yang digunakan juga sesuai dengan aspek perkembangan anak usia dini, adapun metode yang digunakan di PIAUD Sukodadi pertama metoden bermain, dengan tujuan mengembangkan kognitifnya dengan mengenal konsep warna, bentuk dan jumlah. Selain kognitif, bermain juga meningkatkan perkembangan kriativitasnya, melakukan kegiatan dalam memecahkan permasalahan., kedua metode karyawisata, membawa anaka untuk menambah wawasan lingkungan disekitar yang merupakan ciptaan Allah, ketiga metode bercerita, menceritakan kisah-kisah nabi yang akan membentuk akhlak anak sejak didik, keempat, metode bernyanyi metode ini yang paling disukai oleh anak-anak karena dapat memacu semangat anak ketika sudah bosan dengan alur pembelajaran, kelima, metode pembiasaan ini dapat memaksimalkan perkembangan sosial-emosional nilai agama dan moral. Keenam, metode keteladanan metedote ini dituntut untuk berakhlak baik, karena sekolah, pendidik bersikap rama dan bertutur kata dengan baik.

(13)

Rulitawati1, Purmansyah Ariadi2 , dan Ruskam Su’aidi3 : Implementasi Pendidikan Agama Islam pada Anak Usia Dini di Desa Sukodadi Kecamatan Sukarami Palembang Page 87

DAFTAR PUSTAKA

A Malik Fadjar, Visi Pembahuruan Pendidikan Islam (Jakarta: LPENI, 1998)

Ahmad D. Marimba, Pengantar Filsafat Pendidikan Islam (Bandung: Al-Ma’arif, 2016) Ardi, Novan dan Barnawi. Format PAUD:Konsep, Karakteristik, dan Implementasi

Pendidikan Anak Usia Dini. (Yogyakarta: Ar-Ruz Media.2014), hal.15.

Arifin, M.. Ilmu Pendidikan Islam: Tinjauan Teoritis dan Praktis Berdasarkan Pendekatan

Interdisipliner. (Jakarta: Bumi Aksara.2011),

Departemen Agama RI. Al-Qur’an dan Terjemahannya Juz 1-Juz 30. Surabaya: Surya Cipta Aksara.

Dimyati, Johni. .Metodologi Penelitian Pendidikan dan Aplikasinya pada Pendidikan Anak

Usia Dini (PAUD).( Jakarta: Kencana, 2013 ),

Direktorat Jendral Pendidikan Luar sekolah Departeman Pendidikan Nasional, PAUD Investasi

Masa Depan, (Jakarta: Dirjen Pendidikan Anak Usia Dini), 2006.

E.Mulyasa, Kurikulum Berbasis Kompetensi Konsep, Karakteristik dan Implementasi, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2015).

El-Khuluqo, Ihsana. 2015. Manajemen PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini). (Yogyakarta Pustaka Pelajar. 2015)

Fadhilah, Muhammad. 2012. Desain Pembelajaran PAUD.(Yogyakarta:Ar-Ruz Media2012) Helmawati. 2015. Mengenal dan Memahami PAUD.(Bandung: Remaja Rozdakarya.2015) Novan Ardi dan Barnawi, Format PAUD:Konsep, Karakteristik, dan Implementasi Pendidikan

Anak Usia Dini, (Yogyakarta: Ar-Ruz Media, 2014), hal. 32.

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional RI Nomor 58 Tahun 2009 tentang Standar Pendidikan Anak Usia Dini, hal. 251.

Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Wawancara Kepala Sekolah pada tanggal 14 Oktober 2020

Referensi

Dokumen terkait

Keuntungan usaha dalam usaha budidaya perikanan air tawar di Kabupaten Kampar, khususnya usaha budidaya ikan patin kolam di Kecamatan XIII Koto Kampar dan ikan keramba

TELAH MELAKSANAKAN PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH PADA TANGGAL 25 FEBRUARI 2018 DAN 11 MARET 2018. Diperiksa

Menerapkan prinsip- prinsip pembelajaran sesuai dengan teori belajar dalam proses pembelajaran pada program keahlian Teknika Kapal Penangkap Ikan 2.2..

Prekursor ZnO yang digunakan dalam penelitian adalah Zn(NO 3 ) 2 .6H 2 O yang dihasilkan menggunakan metode sol-gel sedangkan material yang akan dicoating adalah baja karbon

Instrumen yang digunakan untuk mengukur budaya sekolah adalah kuesioner yang dirumuskan oleh peneliti sendiri dalam bentuk skala psikologis yang dibangun dari

Akibat menggunakan spesifikasi batubara yang berbeda pada waktu pengujian dengan komissioning diperoleh kesimpulan bahwa efisiensi boiler (HHV basis) pada pengujian

Umumnya dua jaringan yang terpisah yang menggunakan Firewall yang sejenis, atau seorang remote user yang terhubung ke jaringan dengan menggunakan software client

Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT atas segala limpahan berkat dan segala karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh