• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH MONITORING DAN SURAT TAGIHAN PAJAK DAERAH TERHADAP TINGKAT KEPATUHAN WAJIB PAJAK (Studi pada Dinas Pendapatan Daerah Kota Batu Tahun 2014)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGARUH MONITORING DAN SURAT TAGIHAN PAJAK DAERAH TERHADAP TINGKAT KEPATUHAN WAJIB PAJAK (Studi pada Dinas Pendapatan Daerah Kota Batu Tahun 2014)"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

Jurnal Administrasi Bisnis - Perpajakan (JAB)|Vol. 6 No. 1 2015| perpajakan.studentjournal.ub.ac.id

1 PENGARUH MONITORING DAN SURAT TAGIHAN PAJAK DAERAH TERHADAP TINGKAT

KEPATUHAN WAJIB PAJAK

(Studi pada Dinas Pendapatan Daerah Kota Batu Tahun 2014) Ary Fauziah Amini

Suhadak Wilopo

(PS Perpajakan, JurusanAdministrasiBisnis, FakultasIlmuAdministrasi, UniversitasBrawijaya, [email protected])

ABSTRACT

This study uses explanatory research method with a quantitative approach. Distributing questionnaires that have been tested for validity and reliability are used in this research. Population in this study is the number of taxpayers in Batu who receive local tax bill letters for the year 2014, which are 241 taxpayers. Samples are taken by using simple random sampling which are 71 taxpayers. Data of the population is obtained from the Local Revenue Office of Batu. The analysis of data is multiple regression analysis by using SPSS 21.0 program. Statistics test results shows that monitoring and local tax bill letters have simultaneously positive and significant effect on the level of tax compliance. The results shows that monitoring has positive and significant effect, while Local Tax Bill Letters hasn’t positive and significant effect on the level of tax compliance. These results explain that monitoring and publication of Local Tax Bill Letters regularly make taxpayers compliance in Batu better. Monitoring makes taxpayers in Batu paying tax accordance with the omzet data that has been collected by fiscus, although there are many taxpayers who do not understand the functions of Local Tax Bill Letters. Monitoring has a greater effect on taxpayers compliance in Batu. Keywords: Local Tax, Taxpayers, Monitoring, Local Tax Bill Letters, Taxpayer Compliance

ABSTRAK

Penelitian ini menggunakan metode penelitian explanatory dengan pendekatan kuantitatif. Data yang digunakan dengan penyebaran kuesioner yang telah diuji validitas dan reliabilitasnya. Populasi dalam penelitian ini adalah jumlah wajib pajak Kota Batu yang menerima surat tagihan pajak daerah selama tahun 2014, sejumlah 241 wajib pajak. Sampel diambil dengan menggunakan simple random sampling yang berukuran 71 wajib pajak. Data populasi diperoleh dari Dinas Pendapatan Daerah Kota Batu. Analisis data yang digunakan adalah analisis statistik regresi. Berdasarkan hasil uji statistik menunjukkan bahwa monitoring dan surat tagihan pajak daerah secara simultan berpengaruh positif dan signifikan terhadap tingkat kepatuhan wajib pajak. Hasil uji statistik pada variabel monitoring menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang positif dan signifikan terhadap tingkat kepatuhan wajib pajak. Hasil uji statistik pada surat tagihan pajak daerah menunjukkan bahwa tidak ada pengaruh positif dan signifikan terhadap tingkat kepatuhan wajib pajak. Hasil ini menjelaskan bahwa semakin teratur Monitoring dilaksanakan dan Surat Tagihan Pajak Daerah diterbitkan, maka semakin baik Kepatuhan Wajib Pajak di Kota Batu. Monitoring membuat wajib pajak Kota Batu melakukan pembayaran pajak sesuai dengan omzet yang telah dikumpulkan oleh petugas pajak, meskipun masih banyak wajib pajak yang belum memahami fungsi Surat Tagihan Pajak Daerah. Sehingga Monitoring memiliki pengaruh lebih besar terhadap Kepatuhan Wajib Pajak.

Kata Kunci: Pajak Daerah, Wajib Pajak, Monitoring, Surat Tagihan Pajak Daerah, Kepatuhan Wajib Pajak

(2)

Jurnal Administrasi Bisnis - Perpajakan (JAB)|Vol. 6 No. 1 2015| perpajakan.studentjournal.ub.ac.id

2 PENDAHULUAN

Sistem pemungutan pajak di Indonesia ada tiga, yakni Official Assesment System, Self Assesment System, dan Witholding System. Setelah adanya reformasi perpajakan di tahun 1984, sistem pemungutan pajak yang sebelumnya menggunakan Official Assesment System berubah menjadi Self Assesment System. Self Assesment System memiliki tujuan untuk mengoptimalkan penerimaan negara dan meningkatkan kepatuhan Wajib Pajak (Harahap, 2013:4). Self Assesment System memberi kepercayaan dan keleluasaan terhadap Wajib Pajak untuk menghitung, melapor, serta membayar pajak masing-masing, karena itulah sistem ini memungkinkan terjadinya kelalaian yang bisa menimbulkan kerugian bagi negara (Harahap, 2013:4).

Kelalaian Wajib Pajak dalam melakukan kewajiban perpajakan tentunya akan menimbulkan dampak terhadap penerimaan negara. Apabila kelalaian dari Wajib Pajak bisa diminimalisir, maka dapat dipastikan penerimaan negara akan optimal (Yeni, 2013:8). Terlebih lagi perolehan pajak dari sektor pariwisata seperti di Kota Batu yang saat ini tengah berkembang pesat, pasti akan memberikan pemasukan yang besar bagi daerah maupun negara.

Kota Batu sebagai Kota Pariwisata diharuskan menyediakan berbagai macam fasilitas seperti hotel, restoran, lahan parkir, penerangan jalan yang baik, serta tempat-tempat hiburan yang bagus, yang mana berbagai macam fasilitas ini dikenai pajak daerah. Pajak daerah yang dipungut di Kota Batu dalam pembayarannya pun tidak luput dari kelalaian atau ketidakpatuhan dari Wajib Pajak, karena masih banyaknya tunggakan dari beberapa pajak daerah seperti pajak hotel dan pajak hiburan.

Upaya yang dilakukan oleh pemerintah Kota Batu atau dalam hal pemungutan pajak daerah, yaitu Dinas Pendapatan Daerah Kota Batu, untuk meminimalisir ketidakpatuhan Wajib Pajak adalah dengan melakukan kegiatan monitoring terhadap omzet dari Wajib Pajak. Monitoring dilakukan dengan mengumpulkan data atau informasi secara teratur dan berkelanjutan terkait dengan kegiatan usaha Wajib Pajak di Kota Batu yang nantinya akan diolah dan dibukukan, kemudian dicocokkan dengan pembayaran pajak yang dilakukan oleh Wajib Pajak. Melalui kegiatan monitoring ini akan terlihat pajak terutang sudah sesuai dengan data kegiatan usaha Wajib Pajak atau tidak.

Selain kegiatan monitoring, upaya untuk memiminalisir ketidakpatuhan Wajib Pajak yang dilakukan oleh Dinas Pendapatan Daerah Kota Batu dengan melakukan tindakan penagihan melalui Surat Tagihan Pajak Daerah (STPD). Surat Tagihan Pajak Daerah merupakan alat untuk menagih pajak, apabila pajak terutang Wajib Pajak dalam Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Daerah (SPTPD) tidak sesuai dengan data kegiatan usaha yang dikumpulkan oleh petugas pajak.

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka penulis tertarik membuat penelitian dengan judul “Pengaruh Monitoring dan Surat Tagihan Pajak Daerah terhadap Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak” (Studi pada Dinas Pendapatan Daerah Kota Batu Tahun 2014).

Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Mengidentifikasi dan menjelaskan pengaruh kegiatan Monitoring dan Surat Tagihan Pajak Daerah secara simultan terhadap tingkat kepatuhan Wajib Pajak Kota Batu.

2. Mengidentifikasi dan menjelaskan pengaruh Monitoring dan Surat Tagihan Pajak Daerah secara parsial terhadap tingkat kepatuhan Wajib Pajak Kota Batu.

KAJIAN PUSTAKA Pajak Daerah

Pajak daerah sebagai pajak-pajak yang dipungut Pemerintah Daerah (misal: Propinsi, Kabupaten, Kota) yang diatur berdasarkan peraturan daerah masing-masing dan hasil pemungutannya digunakan untuk pembiayaan rumah tangga daerah (Prakosa, 2005:1). Davey dalam Prakosa (2005:2) menyebutkan bahwa pajak daerah memiliki empat kriteria, yaitu: 1. Pajak yang dipungut oleh pemerintah daerah

berdasarkan pengaturan daerah dari daerah sendiri,

2. Pajak yang dipungut berdasarkan peraturan pemerintah pusat tetapi penetapan tarifnya dilakukan oleh pemerintah daerah,

3. Pajak yang ditetapkan dan atau dipungut oleh pemerintah daerah,

4. Pajak yang dipungut dan diadministrasikan oleh pemerintah pusat tetapi hasil pungutannya diberikan pemerintah daerah. Berdasarkan kriteria di atas, dapat disimpulkan bahwa pengertian pajak daerah terdiri dari pajak yang ditetapkan dan atau dipungut di wilayah daerah dan bagi hasil pajak dengan pemerintah pusat (Prakosa, 2005:2).

(3)

Jurnal Administrasi Bisnis - Perpajakan (JAB)|Vol. 6 No. 1 2015| perpajakan.studentjournal.ub.ac.id

3 Monitoring

Monitoring adalah proses pengumpulan data secara sistematis dan berkelanjutan berdasarkan indikator yang telah ditetapkan untuk menyediakan manajemen dan intervensi berkelanjutan dari pemangku kepentingan dengan indikasi-indikasi atas tingkat pencapaian tujuan yang objektif serta kemajuan dalam penggunaan dana yang dialokasikan (UNITED NATIONS OFFICE ON DRUGS AND CRIME, 2008:540-542). Definisi lain dari monitoring menurut Bates dan Jones (2012:3) adalah mengumpulkan dan merekam informasi secara tetap terkait dengan impelementasi dari aktivitas sebuah proyek dari hari ke hari.

Surat Tagihan Pajak Daerah

Surat Tagihan Pajak Daerah menurut Undang-undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah ayat (59) adalah surat untuk melakukan tagihan pajak dan/ atau sanksi administratif berupa bunga dan/ atau denda. Surat Tagihan Pajak Daerah diterbitkan oleh Kepala Daerah jika (UU No. 28 Tahun 2009 pasal 100):

1. Pajak dalam tahun berjalan tidak atau kurang dibayar

2. Dari hasil penelitian SPTPD terdapat kekurangan pembayaran sebagai akibat salah tulis dan/ atau salah hitung

3. Wajib Pajak dikenakan sanksi administratif berupa bunga dan/ atau denda.

Kepatuhan Wajib Pajak

Menurut James dan Alley dalam Simanjuntak (2012:84) kepatuhan wajib pajak adalah sekedar menyangkut sejauh mana wajib pajak memenuhi kewajiban perpajakannya sesuai aturan perpajakan yang berlaku. Sedangkan Sidik dalam Rahayu (2010:139) menjelaskan bahwa kepatuhan Wajib Pajak adalah kepatuhan memenuhi kewajiban perpajakan secara sukarela (voluntary of compliance) merupakan tulang punggung sistem self assessment, dimana Wajib Pajak bertanggung jawab menetapkan sendiri kewajiban perpajakan dan kemudian secara akurat dan tepat waktu membayar dan melaporkan pajaknya tersebut.

Model Konseptual

Gambar 1. Model Konsep

Sumber: Data diolah, 2015

Model Hipotesis

H1

H2 Simultan Parsial

Gambar 2. Model Hipotesis

Sumber: Data diolah, 2015 H1:

Variabel Monitoring dan Surat Tagihan Pajak Daerah berpengaruh secara simultan atau bersama-sama terhadap Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak.

H2:

Variabel Monitoring dan Surat Tagihan Pajak Daerah berpengaruh secara parsial terhadap Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini termasuk jenis explanatory research (Singarimbun dan Effendi, 2006:5) dengan pendekatan kuantitatif (Indriantoro dan Supomo, 2009:12).

Populasi yang diambil untuk penelitian ini adalah Wajib Pajak daerah Kota Batu yang mendapatkan Surat Tagihan Pajak Daerah. Wajib Pajak yang mendapatkan Surat Tagihan Pajak Daerah di tahun 2014 sebanyak 241 Wajib Pajak. Populasi inilah yang kemudian diambil sampelnya untuk membantu melakukan pengisian angket dalam penelitian. Sampel diambil dengan menggunakan teknik probability sampling dengan menggunakan cara pengambilan sampel yaitu simple random sampling (Harahap, 2013:45). Teknik pengumpulan data menggunakan angket tertutup dan dokumen terkait (Harahap, 2013:46).

Analisis data yang digunakan adalah regresi linier berganda, yang memiliki tujuan untuk meramalkan kondisi (naik turunnya) variabel dependen apabila dua atau lebih variabel

Monitoring Kepatuhan WP STPD Monitoring Kepatuhan WP STPD

(4)

Jurnal Administrasi Bisnis - Perpajakan (JAB)|Vol. 6 No. 1 2015| perpajakan.studentjournal.ub.ac.id

4 independen sebagai faktor prediktor

dimanipulasi (dinaik turunkan nilainya) (Sugiyono, 2011:275). Kemudian data juga diuji menggunakan uji asumsi klasik. Uji asumsi klasik terdiri dari uji normalitas, multikolinearitas, dan heteroskedastisitas (Ghozali, 2009:107). Hipotesis dalam penelitian ini juga diuji dengan menggunakan uji koefisien determinasi (R2), uji F (simultan), dan uji t (parsial) (Priyatno, 2008:83). HASIL DAN PEMBAHASAN

Distribusi data dikatakan normal apabila data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal atau grafik dari histogram. Dalam penelitian ini, berdasarkan hasil uji normalitas dengan menggunakan software SPSS versi 21.0 diperoleh gambar yang menunjukkan bahwa uji normalitas telah terpenuhi, karena penyebaran data tersebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal.

Hasil Uji Multikolinearitas yang dilakukan dengan menggunakan software SPSS versi 21.0 menunjukkan bahwa nilai VIF dari variabel monitoring (X1) sebesar 1,268. Variabel surat tagihan pajak daerah (X2) mempunyai nilai VIF sebesar 1,268. Berdasarkan hasil tersebut, maka bisa disimpulkan bahwa kedua variabel tersebut tidak terjadi korelasisempurna antar variabel, karena nilai VIF kedua variabel < 10 dan tolerance > 0,10.

Uji heterokedastisitas yang dilakukan menggunakan software SPSS versi 21.0 menunjukkan bahwa titik-titik menyebar secara acak baik di bagian atas angka nol maupun di bawah angka nol pada sumbu Y, berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa hasil dari uji ini tidak terjadi heteroskedastisitas.

Analisis regresi linier berganda dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui hubungan antara variabel bebas, yaitu monitoring dan surat tagihan pajak daerah terhadap variabel terikat, yaitu tingkat kepatuhan wajib pajak. Hasil dari analisis regresi linier berganda disajikan dalam tabel 1.

Tabel 1. Analisis Regresi Linier Berganda

Sumber: Data diolah, 2015

1. Y = 2,307+ 0,602 X1 – 0,147 X2 + e

2. Konstanta 2,307 dengan asumsi jika semua variabel bebas, yaitu monitoring dan surat tagihan pajak daerah, memiliki nilai 0 (nol). 3. Nilai koefisien untuk variabel monitoring

(X1) sebesar 0,602. Hal ini berarti setiap ada kenaikan satu satuan dari variabel monitoring (X1), maka tingkat kepatuhan wajib pajak akan mengalami kenaikan pula sebesar 0,602 dengan asumsi nilai koefisien variabel surat tagihan pajak daerah (X2) adalah tetap atau konstan.

4. Nilai koefisien variabel surat tagihan pajak daerah (X2) sebesar -0,147. Hal tersebut mengandung arti bahwa setiap kenaikan variabel surat tagihan pajak daerah (X2) satu satuan maka variabel tingkat kepatuhan wajib pajak (Y) akan turun sebesar 0,147 dengan asumsi bahwa variabel monitoring (X1) adalah tetap atau konstan.

Analisis koefisien korelasi (R) digunakan untuk mengetahui hubungan antara variabel bebas (monitoring dan surat tagihan pajak daerah). Hasil koefisien determinasi bisa dilihat pada tabel 2

Tabel 2. Koefisien Determinan

Sumber: Data diolah, 2015

Kontribusi dari kedua variabel melalui besarnya adjusted R square yang menunjukkan angka 19,6% menjelaskan bahwa dua variabel bebas dalam penelitian ini, yaitu Monitoring (X1) dan Surat Tagihan Pajak Daerah (X2) memiliki pengaruh yang masih sangat kecil terhadap Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak di Kota Batu. Hal ini bisa dilihat bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat kepatuhan wajib pajak di Kota Batu bisa dilihat dari faktor yang lain, seperti kesadaran wajib pajak, pengetahuan wajib pajak, pelayanan fiskus, dan sanksi pajak.

Uji F digunakan untuk mengetahui pengaruh dari variabel bebas (X1 dan X2) terhadap variabel terikat (Y) secara bersamaan. Hasil penelitian bisa dilihat pada tabel 3.

Tabel 3. Uji F

Sumber: Data diolah, 2015

Berdasarkan hasil penelitian, maka diperoleh hasil bahwa Monitoring dan Surat Tagihan Pajak Daerah memiliki pengaruh secara bersama-sama atau simultan terhadap Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak. Hal ini ditunjukkan

(5)

Jurnal Administrasi Bisnis - Perpajakan (JAB)|Vol. 6 No. 1 2015| perpajakan.studentjournal.ub.ac.id

5 melalui Fhitung yang lebih besar dari Ftabel, serta

nilai signifikansi yang lebih kecil dari nilai signifikansi yang disyaratkan.

Uji t digunakan untuk mengetahui apakah dalam model regresi variabel independen atau bebasnya secara parsial memiliki pengaruh signifikan terhadap variabel dependen atau terikat. Hasil penelitian berdasarkan tabel 1 menunjukkan bahwa secara parsial Monitoring (X1) memiliki pengaruh terhadap Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak, hal ini bisa dilihat dari besarnya thitung yang memiliki angka lebih besar dari ttabel yaitu 4,271 > 1,995, dengan nilai signifikansi yang lebih kecil dari nilai signifikansi yang disyaratkan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat keselarasan antara hasil uji dengan teori, monitoring yang dilakukan oleh petugas pajak sebagai tindakan pengawasan terhadap wajib pajak memang memiliki pengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak. Semakin monitoring dilakukan dengan teratur, maka kepatuhan wajib pajak pun semakin bagus. Wajib pajak pun melakukan pembayaran sesuai dengan data yang dikumpulkan oleh petugas pajak, walaupun kegiatan monitoring yang dilakukan petugas pajak dirasakan agak mengganggu jalannya usaha dari wajib pajak.

Variabel bebas Surat Tagihan Pajak Daerah (X2) sesuai dengan hasil penelitian menunjukkan bahwa Surat Tagihan Pajak Daerah tidak memiliki pengaruh secara parsial terhadap Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak. Hasil ini bisa dilihat dari besarnya thitung yang lebih kecil dari ttabel, yaitu -1,172 < 1,995, dengan nilai signifikansi yang lebih besar dari nilai signifikansi yang disyaratkan. Surat Tagihan Pajak Daerah yang secara teori digunakan sebagai alat untuk menagih pajak yang seharusnya bisa meningkatkan kepatuhan wajib pajak ternyata tidak selaras dengan hasil ini. Hal ini disebabkan karena kurangnya pengetahuan wajib pajak atas fungsi dari Surat Tagihan Pajak Daerah. Wajib pajak hanya memahami bahwa Surat Tagihan Pajak Daerah diterbitkan apabila terdapat wajib pajak yang tidak atau kurang dalam melakukan pembayaran pajak. Kriteria dalam penerbitan Surat Tagihan Pajak Daerah yang lain, seperti apabila terdapat wajib pajak yang dikenai sanksi administratif berupa bunga dan/denda maka diterbitkan STPD, faktanya memang kurang begitu dipahami oleh wajib pajak. Hal inilah yang menyebabkan STPD kurang begitu berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak.

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

1. Kegiatan Monitoring serta Penerbitan Surat Tagihan Pajak Daerah secara simultan (bersama-sama) memberi pengaruh terhadap terhadap Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak di Kota Batu.

2. Variabel Monitoring berpengaruh positif signifikan secara parsial terhadap tingkat kepatuhan wajib pajak di Kota Batu. Variabel Surat Tagihan Pajak Daerah tidak berpengaruh positif signifikan secara parsial terhadap tingkat kepatuhan wajib pajak di Kota Batu.

Saran

1. Dinas Pendapatan Daerah Kota Batu diharapkan tetap teratur dalam melaksanakan kegiatan Monitoring terhadap Wajib Pajak. Dinas Pendapatan Daerah Kota Batu juga diharapkan untuk melakukan evaluasi terhadap penerbitan Surat Tagihan Pajak Daerah yang dirasa masih belum memberikan dampak yang positif terhadap kepatuhan wajib pajak. Fungsi dari Surat Tagihan Pajak Daerah sebagai alat untuk menagih pajak hendaknya lebih dimanfaatkan dan difungsikan agar Wajib Pajak yang masih belum melaksanakan kewajiban perpajakan dengan benar bisa diminimalisir. Dinas Pendapatan Daerah Kota Batu juga diharapkan meningkatkan sosialisasi terkait dengan maksud dan tujuan diterbitkannya Surat Tagihan Pajak Daerah kepada Wajib Pajak, agar Wajib Pajak memiliki pengetahuan yang lebih luas terkait dengan penerbitan Surat Tagihan Pajak Daerah.

2. Penelitian selanjutnya yang mungkin akan dilakukan oleh peneliti lain dengan kajian di bidang yang sama, bisa menambahkan variabel-variabel lain yang berkaitan dengan tingkat kepatuhan wajib pajak. Contoh variabel lain misalnya, tentang sanksi perpajakan serta pelayanan fiskus kepada wajib pajak yang bisa memberikan dampak terhadap kepatuhan wajib pajak dalam melaksanakan kewajiban perpajakan. Pengetahuan Wajib Pajak dalam bidang perpajakan pun juga bisa dijadikan variabel yang memberikan dampak terhadap kepatuhan wajib pajak. Tingginya sosialisasi dari petugas pajak kepada wajib pajak juga memiliki dampak terhadap kepatuhan wajib

(6)

Jurnal Administrasi Bisnis - Perpajakan (JAB)|Vol. 6 No. 1 2015| perpajakan.studentjournal.ub.ac.id

6 pajak, sehingga sosialisasi perpajakan juga

bisa dijadikan salah satu variabel penelitian. DAFTAR PUSTAKA

Bates, Jeoff dan Lisa Jones. 2012. Monitoring and Evaluation : a Guide For Community Projects. Faculty of Health and Applied Social Science. Liverpool John Moores University : Centre for Public Health Ghozali, Imam. 2009. Ekonometrika Teori, Konsep

dan Aplikasi SPSS 17. Semarang : Badan Penerbit Universitas Diponegoro

Harahap, Hafsyah Nur Hidayah. 2013. Pengaruh Pelaksanaan Pemeriksaan Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Badan. Universitas Pasundan : Bandung Indriantoro, Nur, & Bambang Supomo. 2009.

Metodologi Penelitian Bisnis. Yogyakarta : BPFE

Prakosa, Kesit Bambang. 2005. Pajak Daerah dan Retribusi Daerah. Yogyakarta : UII Press

Priyatno, Duwi. 2008. Mandiri Belajar SPSS. Yogyakarta : Mediakom

Rahayu, Siti Kurnia. 2010. Perpajakan Indonesia: Konsep dan Aspek Formal. Yogyakarta : Garis Ilmu

Republik Indonesia, Undang-undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retibusi Daerah

Simanjuntak, Timbul Hamonangan & Imam Mukhlis. 2012. Dimensi Ekonomi Perpajakan dalam Pembangunan Ekonomi. Jakarta : Raih Asa Sukses Singarimbun, Masri dan Sofian Effendi. 2006.

Metode Penelitian Survey (editor). Jakarta : LP3ES

Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Administrasi. Bandung : CV. Alfabeta

United Nations Office On Drugs And Crimes. 2008. “Toolkit to Combat Traficcking in Persons”. Global Programme Against Traficking In Human Beings. 14(08) : 540-542

Yeni, Rahma. 2013. Pengaruh Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak Badan terhadap Peningkatan Penerimaan Pajak yang Dimoderasi oleh Pemeriksaan Pajak pada KPP Pratama

Padang. Universitas Negeri Padang : Padang

Gambar

Gambar 1. Model Konsep  Sumber: Data diolah, 2015  Model Hipotesis

Referensi

Dokumen terkait

Arahan Pengembangan Daerah Tertinggal Kecamatan Tambelangan dan Karang Penang  prioritas I karena merupakan daerah tertinggal Kecamatan-kecamatan yang tergolong sebagai

Dari gambar grafik 3.1 diatas terlihat bahwa nilai intensitas cahaya matahari mempengaruhi arus listrik yang dihasilkan oleh panel surya 10 Wp, artinya semakin

berarti ada hubungan yang signifikan antara perilaku cara penyimpanan kacang tanah dan jagung dengan infeksi jamur Aspergillus fu- migatus pada penjual kacang tanah dan ja- gung

nama Kementerian Negara/Lembaga. [3] Berisikan kode Unit Organisasi diikuti dengan uraian Unit Organisasi. [4] Berisikan kode Provinsi diikuti dengan uraian Provinsi. [5]

Berdasarkan hasil observasi kemampuan guru (peneliti) melaksanakan langkah – langkah pembelajaran dalam peningkatan kemampuan siswa dalam menulis karangan narasi

Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka dapat dirumuskan judul penelitian ini yaitu Penerapan Model Student Team Achievement Division (STAD) Berbasis Media PhET

Hasil observasi terhadap pemenuhan 8 komponen Standar Nasional Pendidikan (SNP) menunjukkan bahwa komponen standar yang paling banyak memiliki gap adalah standar

Selain itu, pendekatan problem posing dapat melatih siswa untuk membuat soal dari situasi yang diberikan sehingga siswa akan terbiasa dalam menghadapi dan menyelesaikan soal.8