• Tidak ada hasil yang ditemukan

The Role of Mucoactive Agents in Management of Respiratory Disease: A Further Approach of Treatment

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "The Role of Mucoactive Agents in Management of Respiratory Disease: A Further Approach of Treatment"

Copied!
44
0
0

Teks penuh

(1)

The Role of Mucoactive Agents in

Management of Respiratory

Disease:

A Further Approach of Treatment

(2)

Penyakit penyebab utama kematian

(3)

Global surveillance, prevention and control of Chronic Respiratory Diseases: A comprehensive approach. WHO. 2007

(4)

Penyebab penyakit pernapasan

(5)

PPOK di tahun 2020

Murray CJ & Lopez AD. Lancet 1997;349:1498–1504.

Ischaemic heart disease Cardiovascular disease Lower respiratory infection Diarrhoeal disease Perinatal disorders

COPD

Tuberculosis Measles Road traffic accident Lung cancer

Ischaemic heart disease Cardiovascular disease

COPD

Lower respiratory infection Lung cancer

Road traffic accident Tuberculosis Stomach cancer HIV Suicide 1st 2nd 3rd 4th 5th 6th 7th 8th 9th 10th 1990 2020

PPOK dapat menjadi penyebab kematian terbesar

ketiga di tahun 2020

(6)

SYMPTOMS chronic cough chronic cough shortness of breath shortness of breath EXPOSURE TO RISK FACTORS tobacco tobacco occupation occupation indoor/outdoor pollution indoor/outdoor pollution

SPIROMETRY: Required to establish diagnosis SPIROMETRY: Required to establish diagnosis

Global Strategy for Diagnosis, Management and Prevention of COPD

Diagnosis of COPD

Global Strategy for Diagnosis, Management and Prevention of COPD

Diagnosis of COPD



sputum sputum

(7)

Non Immune Defense Mechanism

1. Refleks batuk

2. Mucociliary clearance

(8)

Klasifikasi Batuk



Batuk dapat dikelompokkan menjadi batuk

akut

dan

kronik

dan



Secara klinis, batuk terbagi menjadi

batuk produktif

dan

batuk kering

(9)

merupakan mekanisme dasar saluran

pernapasan, melindungi mukosa di saluran

pernapasan dari partikel dan

mikroorganisme yang terhirup

Clarke SW, Pavia D. Br J Clin Pharmac. 1980; 9: 537-546

(10)

“Mucociliary Apparatus”



Lapisan mukus



Cairan perisilier



Lapisan permukaan epitel

◦ Sel epitel bersilia

◦ Sel tanpa silia (Goblet)



Kelenjar submukosa

(11)

Sel- sel Epitel Permukaan Jalan Napas

& Kelenjar Submukosa

McCray PB, Welsh MJ. Transport function of airway epithelia and submucosal glands. In: Pulmonary disease and disorder. 4thed. Philadelphia: The Mc Graw Hill Company. 2008.

(12)

mucus dust particles Gel layer Sol layer Goblet cell Mucous gland

Bronchial wall epithelium

cilia

Mucociliary clearance

Ditentukan oleh:

-produksi lapisan mukus oleh sel-sel goblet & kelenjar mukus

(13)

Fungsi mucociliary clearance



Fungsi proteksi

◦ Membersihkan partikel yang terperangkap oleh mukus dan mengangkut sel-sel yang mati/menua.

◦ Antimikrobial (enzim pada lapisan sol/gel) ◦ Melembabkan

◦ Penyekat/isolasi ( mencegah kehilangan panas dan kelembaban)

 NOTE: No cilia or mucus in lower airways (respiratory bronchioles on

down)



Mukus juga melindungi struktur epitelial dari

material toksik.

(14)

Faktor-Faktor yg Mempengaruhi

Mucociliary Clearance



Hidrasi yg optimal di jalan napas

Meningkatkan asupan cairan (oral / IV)



Menghilangkan faktor penyebab

Asap rokok, polusi, alergen



Optimalisasi “ tracheobronchial clearance”



Penggunaan terapi mukolitik



Menekan reaksi inflamasi

(15)

Cilia



Paru-paru manusia mengandung 0,5 m

2

epitel

bersilia



Cilia beat frequency berperan dalam MCC

(16)

Interaksi cilia dan mukus

(17)

Mukus

 Produk dari sel goblet dan kelenjar submukosa

 Secara normal mukus yang disekresikan <10 ml/hari

 Berperan sebagai 1st line defense dan melindungi saluran

pernapasan bawah

(18)

Rose MC, Voynow JA. Physiol Rev.2006.

(19)

Struktur & Fungsi Mukus

di Jalan Napas

 Mukus terdiri dari 97% air

3% padat (musin, musin non-protein, elektrolit, lemak & debris-debris seluler)

 Musin adalah glikoprotein besar (3x106)

◦ 50% - 90% karbohidrat

◦ 18 gen mengkode musin pada genom manusia

(20)

Produksi Mukus



MUC5AC & MUC5B didapatkan ekspresinya kuat

pada sistem pernapasan

MUC5AC Goblet cells



Pada individu sehat

MUC5B SMG



Alergi

: MUC5AC (40-200 x)



Asma & perokok : MUC5B

(21)

Rose MC, Voynow JA. Physiol Rev.2006.

(22)

Sistem Pernapasan – Kelenjar/Sel

 Kelenjar Bronkial/Seromukosa :

- Sel serous, memproduksi sekresi serous (watery)

- Sel mucous, memproduksi sekresi mucous (sticky)

 Sel Goblet:

- memproduksi sekresi mucous

 Sel Clara:

- dipercaya memproduksi sekresi serous dan surfaktan

 Alveolar Type II/Pneumocyte Type II cells :

- memproduksi surfaktan

Goblet Cells

Sol phase Gel phase

(23)

Surfaktan

Surfaktan memegang peranan penting pada

(24)

Peranan Surfaktan:

Anti-aglomerasi dan Anti-glue

 Efek Anti-aglomerasi

Surfaktan mengurangi kohesivitas antara partikel mukus, mencegah pembentukan mukus yang lebih besar/yang sulit diekspektorasi

 Efek Anti-glue

Memfasilitasi fase gel untuk lebih mudah bergerak menujur fase sol, mengurangi kelengketan mukus pada dinding bronkus

(25)

Defisiensi Surfaktan

 Pada gangguan pernapasan seperti PPOK, batuk dan flu,

defisiensi surfaktan dapat terjadi.

 Merokok mengarah pada kerusakan surfaktan bronkial yang

hampir segera.

 Merokok juga menyebabkan kerusakan sel epitel.

(26)

Mukus Abnormal

 Saat sistem imun melemah, bakteri atau virus dapat

terperangkap di lintasan pernapasan. Sebagai mekanisme pertahanan, diproduksi mukus yang lebih banyak.

 Mukus yang diproduksi memiliki viskositas yang abnormal dan

lengket pada bronkus, serta melapisi silia dan mengganggu "conveyor belt function".

 Jika mukus tidak dikeluarkan dengan baik, mukus dapat

terakumulasi dan menjadi lebih kental sehingga menyebabkan batuk yang mengiritasi dan menyakitkan.

(27)

Management

 Meningkatkan ketebalan dari lapisan sol - Penguapan uap air/saline/cairan elektrolit

 Mengubah konsistensi lapisan gel

- Mukolitik seperti bromhexine (Bisolvon), carbocysteine, acetylcysteine

 Mengurangi kekentalan lapisan gel, aktivitas mucosilier

- Ambroxol

 Memperbaiki aktifitas sel bersilia

- Beta-2 agonist

 Merangsang kelenjar bronkial untuk mensekresi mukus yang

lebih

(28)

Mucolytics: Patients with

viscous sputum may

benefit from mucolytics;

overall benefits are very

small.

© 2013 Global Initiative for Chronic Obstructive Lung Disease

Global Strategy for Diagnosis, Management and Prevention of COPD

Diagnosis of COPD

Global Strategy for Diagnosis, Management and Prevention of COPD

Diagnosis of COPD

UPDATED 2013

(29)

Mucoactive Agents



Expectorants



Mucoregulators



Mucolytics



Mucokinetics

Hypertonic saline, Guaifenesin

Carbocysteine, Anticholinergics, Glucocorticoids, Macrolids

N-Acetylcysteine, N-Acysteline, Erdosteine, Dornase-α, Gelsolin, Tymosin-ß4, Dextran, Heparine

Broncodilators, Bromhexine, Ambroxol, Surfactant

(30)

Ekspektoran

Ekspektoran dapat meningkatkan sekresi mucin dan/atau meningkatkan hidrasi mukus hingga membentuk sejumlah volume mukus yang dapat dikeluarkan. Obat batuk jenis ini dapat menginduksi terjadinya batuk untuk mengeluarkan mukus.

Aerosol hypertonic saline – meningkatkan volume sekresi dan/atau hidrasi

Guaifenesin- menstimulasi sistem kolinergik dan meningkatkan sekresi mukus

(31)

Mukoregulator termasuk obat yang tidak berperan langsung pada saluran napas, tetapi dapat mengurangi proses

hipersekresi mukus kronik melalui penurunan aktivitas

antiinflamasi atau menghambat aspek fisiologi mukus tertentu

Carbocysteine – mempengaruhi viskoelastisitas mukus

Antikolinergik – menghambat sekresi mukus yang diinduksi

saraf kolinergik.

Glukokortikoid – menurunkan inflamasi pernapasan dan sekresi mukus.

Macrolids – menurunkan inflamasi pernapasan dan sekresi mukus.

Mukoregulator

(32)

Mukolitik

Mukolitik bekerja dengan mengurangi viskositas/kekentalan mukus. Mucin respiratori juga mengandung ikatan disulfida yang berperan dalam membentuk struktur mucin. Mukolitik mengandung gugus sulfhidril yang dapat memecah ikatan disulfida sehingga berpotensi mengurangi viskositas mukus.

N-Acetylcysteine – memecah ikatan disulfida dalam polimer musin

Erdosteine – meningkatkan transport mukus

(33)

Mukokinetik

Senyawa mukokinetik dapat meningkatkan pergerakan mukus sehingga meningkatkan pengeluaran mukus melalui batuk. Ada beberapa jenis obat yang bekerja dengan menurunkan aderen mukus sehingga “kelengketan” mukus pada epitel berkurang dan pergerakan mukus dapat bertambah serta mukus lebih mudah dikeluarkan.

Bronkodilator – memperbaiki batuk dengan meningkatkan aliran ekspirasi dan sekresi

Ambroxol – meningkatkan produksi surfaktan, menghambat kanal klorida, menurunkan viskositas sekresi

Surfaktan – mengurangi adesi permukaan antara mukus dan saluran napas

Bromhexine

(34)

Mencegah pembentukan serabut AMPS (Acid

Mucopolysaccharide) di dalam sel goblet dan kelenjar mucus.

Memecah fragment/serabut AMPS yang sudah terbentuk sehingga mengurangi kekentalan dahak1

Mengaktifkan kerja silia (rambut getar di saluran pernapasan) sehingga transport mucus diperbaiki2

Memperbaiki difusi antara pembuluh darah dan saluran pernafasan (difusi vaso-bronkial)3

Mekanisme Kerja Bromhexine

1. Sasaki, H, et al. Basic Pharmacology and Therapeutics. 1979; 7(10): 3159-3165; 2. Thomson, M.L, et al. Brit. J. Dis. Chest. 1974; 68:21-27; 3. Tsuda, M. Basic Pharmacology and Therapeutics. 1980; 8(4).

(35)

 Studi klinis terbaru tahun 2010 pada pengobatan bronkiolitis pada 330

pasien yang berusia 1,5 sampai dengan 14 bulan dengan penggunaan kombinasi Epinephrine inhalasi dan Bromhexine inhalasi.

Sarrell, EM, et al. J Pediatr Infect Dis. 2010 ;5:377-384 # Each measurement was taken in the morning, before initiation of treatment

*control group vs others; Day 1 (P=0.002), Day 2 (P=0.034) **study group vs others; Day 3 (P=0.08) , Day 4 (P=0.003)

0 5 10 15 20 25 30 1 2 3 4 5 6 7 % in fa n ts t h a t sh o wed im p ro v em en t fr o m p rev io u s d a y

Time of PaO2 measurement#(day)

Change in PaO2 over time

Epinephrine + Saline Epinephrine + Bromhexine Saline only * * ** **

Control group: Epinephrine + Saline Study group: Epinephrine + Bromhexine Placebo group: Saline only

Bromhexine Inhalasi dalam

(36)

Control group: Epinephrine + Saline Study group: Epinephrine + Bromhexine Placebo group: Saline only

*control group vs others (P<0.0001) **study group vs others (P<0.0001)

0 2 4 6 8 10 12

Baseline Day 1 Day 3 Day 5 Day 7

B ro n ch io lit is c a reg iv er d ia ry ( B C D ) sc o re

BCD Score in different treatment group

Epinephrine + Saline Epinephrine + Bromhexine Saline only * ** ** ** **

Kesimpulan:

Pemberian kombinasi Epinephrine inhalasi dan Bromhexine inhalasi menunjukkan perbaikan klinis lebih cepat dibandingkan

pemberian Epinephrine saja.

Sarrell, EM, et al. J Pediatr Infect Dis. 2010 ;5:377-384

Bromhexine Inhalasi dalam

(37)

Sinergis dengan Antibiotik

p=0.022

p=0.008

Roa, C.C., et al. Arzneim-Forsch./Drug Res. 1995;45(1), Nr.3:267-272.

Adanya peningkatan angka kesembuhan yang bermakna pada kelompok Bromhexine

(38)

Bromhexine vs N-Acetylcysteine

Kasus pada Anak dengan Bronkitis Akut

(39)

Bromhexine vs N-Acetylcysteine

Kasus pada Anak dengan Bronkitis Akut

(40)

0 5 10 15 20 25 30

Spontaneous NAC Bromhexine

K ons ta n ta K ec epa ta n R a ta -R a ta k2 (x1 0 5M -1s -1)

Konstanta Kecepatan Orde Dua dari Reaksi O2·-dengan NAC dan Bromhexine

0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2 1.4 1.6 1.8 2 NAC Bromhexine k2 sen y a w a/ ·O H (x 1 0 1 0 M -1 s -1 )

Konstanta Kecepatan Reaksi Radikal ·OH dengan NAC dan Bromhexine

Keterangan:

NAC= N-acetyl-L-cystein

Spontaneous= Reaksi spontan antar molekul radikal superoksida (tanpa katalisator)

O2·-= radikal superoksida

·OH = radikal hidroksil radikal bebas = penyebab terjadinya kerusakan sel

Felix K, et al. Life Sci. 1996; 59(14): 1141-1147

Antioxidant Activity of Bromhexine:

a Pulse Radiolysis Study

(41)

• Bromhexine memiliki struktur (gugus aromatik) yang berperan dalam menghasilkan efek antioksidan.

• Bromhexine memiliki cakupan aktivitas antioksidan yang

lebih luas (terhadap radikal O2·- dan radikal ·OH)

dibandingkan dengan NAC yang hanya bereaksi dengan radikal ·OH.

• Sifat antioksidatif Bromhexine secara klinis

berhubungan dengan penanganan kerusakan paru-paru akibat oksidan (radikal) yang diinduksi oleh keadaan inflamasi dan/atau polutan lingkungan.

Diskusi:

Felix K, et al. Life Sci. 1996; 59(14): 1141-1147

Antioxidant Activity of Bromhexine:

a Pulse Radiolysis Study

(42)

Hargrave SA, et al. Brit. J. Dis. Chest. 1975; 69: 195-198.

Injeksi Bromhexine pada

Bronkopneumonia Post-operasi

• Bromhexine merupakan turunan sintetik vasicine yang dapat mengurangi viskositas sputum meningkatkan kecepatan mucociliary clearance

• Pada penelitian S.A. Hargrave, et al. diteliti pengunaan injeksi

bromhexine (8 mg/ 4ml) secara intramuskular hingga hari ke-5 setelah operasi terhadap kejadian bronkopneumonia post operasi.

• Bronkopneumonia post operasi ditandai oleh adanya sputum purulen yang kental, demam di atas 38,5oC dan kelainan radiologi.

(43)

25% 35% 34% 60% 0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90% 100%

Seluruh pasien Pasien risiko tinggi

Kejadian Bronkopneumonia Post-operasi Bromhexine Kontrol * * P<0.05

Kejadian bronkopneumonia post operasi terjadi lebih sedikit pada kelompok Bromhexine (25%)

dibandingkan dengan kontrol (34%) pada pasien yang diteliti.

Pada pasien risiko tinggi, kejadian bronkopneumonia pada kelompok Bromhexine (35%) lebih rendah dibandingkan kontrol (60%) dengan nilai P<0,05.

Hargrave SA, et al. Brit. J. Dis. Chest. 1975; 69: 195-198.

Injeksi Bromhexine pada

(44)

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian ini sangat berbeda dengan temuan Fahmi &amp; Subamia (2007) yang menyatakan bahwa pemberian pakan buatan dikombinasi dengan maggot segar umur 7 hari sebanyak 40%

Penelitian ini adalah penelitian pengembangan perangkat pembelajaran matematika model kooperatif tipe STAD bermuatan kewirausahaan. Tujuan penelitian ini adalah menghasilkan

Luas (m²) Register Kondisi Bangunan (B,RR,RB) Bertingkat/ Tidak Harga (Rp) Beton/ Tidak Tanggal. No Jenis Barang/

Hasil uji kuantitatif yang mendapatkan bahwa variabel motivasi kerja dan disiplin kerja memberikan pengaruh yang positif terhadap prestasi kerja pegawai Dinas Kelautan dan

Pelindu Penase Ketua Bidang Ketua B Wakil B Bendah Ketua B Anggo Arbitra ung ehat g/Kegiatan Bid.. Pertan hara

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di Kabupaten Semarang ditemukan 12 jenis tumbuhan dan satu varietas anggota famili Zingiberaceae Jenis-jenis

Apabila dalam setiap prosesnya melibatkan dan mengikutsertakan anak-anak dikenakan uqūbāt ta‟zīr cambuk paling banyak 80 (delapan puluh) kali atau denda paling

Dengan menggunakan QR Code untuk menentukan posisi pengguna dalam suatu gedung bertingkat dan penggunaan algoritma Dijkstra dalam mencari rute terpendek ke suatu tujuan,