I. PENDAHULUAN
I.1 Latar BelakangSering kita dengar salah satu faktor penyebab kecelakaan pada kendaraan bermotor adalah sistem rem yang tidak dapat berfungsi dengan baik, yang dapat mengakibatkan pegemudi atau kendaraan mengalami hal-hal yang tidak diinginkan, maka dari itu perlunya analisa terhadap rem yang dapat memberikan kenyamanan bagi pemakai kendaraan.
Pada tugas praktikum ini dilakukan suatu analisis tentang suatu elemen mesin yaitu rem yang lazim digunakan pada suatu kendaraan, suatu komponen mesin di katakan layak pakai yaitu apabila memenuhi berbagai yang antara lain aspek ekonomis, keindahan bentuk dan aspek teknik. Untuk mendapatkan suatu elemen mesin yang seperti persyaratan tersebut maka diperlukan perhitungan-perhitungan.
Frekuensi penggunaan rem pada kendaraan bermotor sangat tinggi terutama pada pemakaian terus menerus (continue) hal ini akan menyebakan umur menjadi singkat karena aus/gesekan yang terjadi.
Pada kesempatan ini penulis mencoba menganalisa rem tromol pada kendaraan bermotor sebagai komparasi untuk yang lebih baik.
Oleh karena itu dalam tugas Desain Elemen Mesin 2 ini membahas topik tentang “Analisa Rem Tromol Belakang pada Motor Automatic Scoppy Tahun 2012”.
akan menganalisa ulang sebuah rem tromol pada motor matik dan parameter-parameter yang berkaitan dengan rem tromol. Adapun tujuan dari analisa rem tromol pada motor matik adalah :
Menentukan kapasitas pengereman dengan beban berlebih.
Menentukan umur pemakaian kampas rem tromol.
Menentukan material kanvas rem tromol.
I.3 Ruang Lingkup
Menentukan koefisien gesek, sehingga didapat daya pengereman yang maksimal.
Menentukan umur komponen rem.
Diharapkan material kanvas mempunyai sifat bahan yang tidak dipengaruhi oleh lingkungan seperti kelembaban, mempunyai daya tahan terhadap suhu tinggi, dan ketahanan yang baik terhadap keausan.
I.4 Prinsip Kerja
Prinsip kerja rem tromol adalah rem bekerja atas dasar gesekan antara sepatu rem dan drum yang ikut berputar dengan putaran roda kendaraan, agar gesekan dapat memperlambat kendaraan dengan baik,sepatu rem di buat dari bahan yang mempunyai koefisien gesek yang tinggi. Umumnya rem bekerja disebabkan oleh adanya sistem gabungan penekanan melawan sistem gerak putar.
I.5 Sistematika Penulisan
Adapun sistematika penulisan pada laporan ini adalah sebagai berikut :
a) I. PENDAHULUAN
Pada Bab Pendahuluan ini memaparkan latar belakang masalah, tujuan analisa, ruang lingkup kajian dan sistematika penulisan. Bab ini memberikan gambaran umum mengenai isi dari laporan ini.
perhitungan-perhitungan mengenai kinerja rem.
c) III. TAHAPAN ANALISIS
Bab ini berisikan tahapan-tahapan yang dimulai pada penyusunan laporan serta besaran yang diperlukan untuk penganalisaan.
d) IV. PERHITUNGAN ANALISIS
Bab ini berisikan perhitungan-perhitungan yang berkaitan dengan proses pengereman.
e) V. KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini memuat kesimpulan dari seluruh hasil atau temuan yang ditulis secara singkat dan padat berdasarkan hasil perhitungan dan pembahasan serta kesimpulan hasil analisa yang dilakukan.
II. LANDASAN TEORI
2.1 Klasifikasi RemFungsi utama rem adalah menghentikan putaran poros, mengatur putaran poros, dan juga mencegah putaran yang tidak dikehendaki, seperti telah di kemukakan di muka. Efek pengereman secara mekanis diperoleh dengan gesekan,
yang di balik atau penukaran kutup, dll.
Rem gesekan dapat di klasifikasikan lebih lanjut di atas
a) Rem blok, yang dapat di bagi lagi atas rem blok tunggal, dan ganda
b) Rem drum
c) Rem cakera
d) Rem pita, dan beberapa macam lain nya.
1. Rem blok tunggal
Rem blok macam yang paling sederhana terdiri dari satu blok rem yang ditekan terhadap drum rem, biasanya pada blok rem tersebut pada permukaan geseknya dipasang lapisan rem atau bahan gesek yang dapat diganti bila telah aus.Jika gaya tekan blok terhadap drum adalah Q (kg), koefisien gesek adalah µ, dan gaya gesek yang di timbulkan pada rem adalah ƒ (kg), maka
ƒ = µQ (1.1)
Momen T yang diserap oleh drum rem adalah
T = ƒ.(D/2) atau T = µQ.(D/2) (1.2)
Jika panjang tuas rem adalah ɩ1, jarak engsel tuas sampai garis kerja Q adalah ɩ2, dan gaya yang diberikan kepada tuas adalah F, dan jika garis kerja gaya ƒ melalui engsel tuas, maka dari keseimbangan momen.(Sularso, K. S. (1997). Dasar perencanaan dan pemilihan elemen mesin. Cet: 9. Jakarta: Pradnya Paramita)
Sumber: Sularso, K. S. (1997). Dasar perencanaan dan pemilihan elemen mesin. Cet: 9. Jakarta: Pradnya Paramita
Gambar. 1.2. Rem blok ganda.
Sumber: Sularso, K. S. (1997). Dasar perencanaan dan pemilihan elemen mesin. Cet: 9. Jakarta: Pradnya Paramita
2. Rem Drum atau Rem tromol
Tromol rem (brake drum) pada umumnya dibuat dari besi tuang (cast iron). Tromol rem ini dipasangkan hanya diberi sedikit renggang dengan sepatu rem dan tromol yang berputar bersama roda. Bila rem ditekan maka firodo rem akan menekan terhadap permukaan dalam tromol, mengakibatkan terjadinya gesekan dan menimbulkan panas pada tromol tinggi 200 -300C. karena itu, untuk mencegah tromol ini terlalu panas ada semacam tromol yang disekeliling bagian luarnya di beri sirif, dan ada pula yang dibuat dari paduan aluminium yang mempunyai daya hantar panas yang tinggi. Permukaan tromol rem dapat menjadi tergores atau cacat, tetapi hal ini dapat diperbaiki dengan jalan membubut bila goresan itu tidak terlalu dalam.(Sularso, K. S. (1997). Dasar perencanaan dan pemilihan elemen mesin. Cet: 9. Jakarta: Pradnya Paramita)
Gambar. 1.3 Rem Drum.
Sumber: Sularso, K. S. (1997). Dasar perencanaan dan pemilihan elemen mesin. Cet: 9. Jakarta: Pradnya Paramita
3. Rem Cakera
Rem cakera terdiri atas sebuah cakera dari baja yang di jepit oleh lapisan rem dari kedua sisinya pada waktu pengereman, rem ini mempunyai sifat-sifat yang baik seperti mudah di kendalikan, pengereman yang stabil, radiasi panas yang baik, dll.., sehingga sangat banyak dipakai untuk roda depan. Adapun kelemahannya adalah umur lapisan yang pendek, serta ukuran silinder rem yang besar pada roda.(Sularso, K. S. (1997). Dasar perencanaan dan pemilihan elemen mesin. Cet: 9. Jakarta: Pradnya Paramita
Gambar. 1.4. Rem Cakera.
Sumber: Sularso, K. S. (1997). Dasar perencanaan dan pemilihan elemen mesin. Cet: 9. Jakarta: Pradnya Paramita
dikaitkan pada drum dengan gaya tarik pada kedua ujung pita tersebut.
Jika gaya tarik pada kedua ujung pita adalah F1 dan F2 (kg), maka besarnya gaya gesek adalah sama dengan (F1 – F2). (Sularso, K. S. (1997). Dasar perencanaan dan pemilihan elemen mesin. Cet: 9. Jakarta: Pradnya Paramita)
Gambar. 1.5. Macam-macam rem pita.
Sumber: Sularso, K. S. (1997). Dasar perencanaan dan pemilihan elemen mesin. Cet: 9. Jakarta: Pradnya Paramita
2.2 Cara Kerja Sistem Rem Tromol
Rem tromol merupakan sistem rem yang telah menjadi metode pengereman standar yang digunakan sepeda motor kapasitas kecil pada beberapa tahun belakangan ini. Alasannya adalah karena rem tromol sederhana dan murah. Konstruksi rem tromol umumnya terdiri dari komponen-komponen seperti: sepatu rem (brake shoe), tromol (drum), pegas pengembali (return springs), tuas penggerak (lever), dudukan rem tromol (backplate), dan cam/nok penggerak. Cara pengoperasian rem tromol pada umumnya secara mekanik yang terdiri dari; pedal rem (brake pedal) dan batang (rod) penggerak.
Gambar 1.6 Kontruksi rem tromol
Sumber: Adiwibowo. R, (n.d). at 6:46 pm. Cara kerja rem tromol, http://trampilan.blogspot.co.id/2013/07/cara-kerja-rem-sepeda-motor.html.
Pada saat kabel atau batang penghubung (tidak ditarik), sepatu rem dan tromol tidak saling kontak. Tromol rem berputar bebas mengikuti putaran roda.Tetapi saat kabel rem atau batang penghubung ditarik, lengan rem atau tuas rem memutar cam/nok pada sepatu rem sehingga sepatu rem menjadi mengembang dan kanvas rem (pirodo)nya bergesekan dengan tromol. Akibatnya putaran tromol dapat ditahan atau dihentikan, dan ini juga berarti menahan atau menghentikan putaran roda.Adiwibowo. R, (n.d). at 6:46 pm. Cara kerja rem tromol,http://trampilan.blogspot.co.id/2013/07/cara-kerja-rem-sepeda-motor.html.
Gambar 1.7 Komponen Rem Tromol
Sumber: Adiwibowo. R, (n.d). at 6:46 pm. Cara kerja rem tromol, http://trampilan.blogspot.co.id/2013/07/cara-kerja-rem-sepeda-motor.html. Ket:
1. Brake Pedal (Pedal Rem),
2. Operating Rod (Batang Penghubung), 3. Brake Lever (Tuas Rem),
4. Brake Shoe (sepatu rem) 5. Drum (Tromol).
2.2.2 Cara Kerja Rem Tromol Motor Matik
Ketika handle rem ditekan kemudian kabel rem belakang menarik tuas rem dan menggerakan kedua kanvas rem sehingga bergesekan dengan drum sehingga menghentikan putaran ban, seperti terlihat pada gambar berikut:
Gambar 1.8 Rem tromol automatic
Sumber: Stolk dan Kros, Elemen Mesin, Edisi ke-21, Erlangga, Jakarta (1994). Ket:
1. brake shoes 8. rear brake cable
2. lining brake 9. brake handle
3. brake cam shaft
4. pivot side
5. brake lever
6. CVT
Gambar 1.9 Bagian dalam rem tromol
Sumber: Stolk dan Kros, Elemen Mesin, Edisi ke-21, Erlangga, Jakarta (1994).
2.4 Kekurangan dan Kelebihan Rem tromol
Kelebihan: dari rem tromol adalah dapat di gunakan pada beban angkut yang berat (heavy duty) dengan bekerja secara maksimal.di gunakan untuk kendaraan yang memerlukan kerja ekstra dalam pengereman.contoh: kendaraan operasional seperti bus,truk,minibus dan sejenisnya.
Kekurangan: rem tromol yang masih menggunakan sistem tertutup dalam prosesnya dalam sistem ini membuat partikel kotoran dalam sistem tersebut.jadi untuk perawatan membersihkannya harus membuka roda agar rumah rem dapat di bersihkan dari kotoran dan debu.pada saat banjir air akan berkumpul pada ruang tromolsehingga air akan menyulitkan sistem pengereman untuk bekerja,jadi setelah rem tromol menerjang banjir maka harus mengeringkannya dengan menginjak setengah rem pada saat melaju
rem dapat digunakan kembali. Stolk dan Kros, Elemen Mesin, Edisi ke-21, Erlangga, Jakarta (1994).
2.5 Efek Pengereman
Suatu kendaraan yang sedang bergerak memiliki energi kinetik. Energi kinetik ini berbanding lurus dengan massa dan kuadrat kecepatannya. Untuk memperlambat atau menghentikan kendaraan yang sedang bergerak diperlukan suatu mekanisme pengereman sehingga energi kinetik dapat diubah menjadi energi lain. Perubahan energi kinetik tersebut dapat terjadi karena adanya gesekan antara material gesek rem dengan tromol atau drum pada kendaraan yang menghasilkan panas. Kemampuan rem meredam energi kinetik kendaran per satuan waktu dinamakan daya pengereman.
Untuk memperbesar daya pengereman, maka gaya gesek antara bidang gesek perlu diperbesar pula, oleh sebab itu gaya penekanan pada sepatu rem terhadap tromol harus besar.
Gaya gesek yang terjadi dipengaruhi pula oleh material yang bersinggungan atau berkontak, oleh sebab itu harus dipilih suatu material yang memiliki koefisien gesek yang besar dan permukaan yang halus agar dapat meningkatkan gaya gesek serta meringankan pengemudi dalam mengoperasikan kendaraannya. Selain itu perlu juga dipertimbangkan masalah tekanan maksimum yang dapat diterima material gesek, karena setiap material mempunyai batas kerja maksimumnya. Stolk dan Kros, Elemen Mesin, Edisi ke-21, Erlangga, Jakarta (1994).
2.6 Bahan Benda Gesek
Bahan benda gesek untuk rem atau klos harus mempunyai perilaku berikut, sampai suatu tingkat yang tidak tergantung pada berat pelayanannya:
1. Koefisien gesekan yang tinggi dan merata.
2. Sifat bahan yang tidak dipengaruhi oleh lingkungan, kondisi, seperti kelembaban.
3. Daya tahan terhadap suhu yang tinggi, bersama-sama dengan penghantaran (conductivity) panas yang baik.
Tabel 2.1 mencatat sifat-sifat dari lapisan rem yang khas. Lapisan tersebut bisa terdiri dari campuran serat asbes untuk membuat kekuatan dan kemampuan bertahan terhadap suhu yang tinggi, berbagai partikel-partikel gesekan untuk mendapatkan suatu tingkat ketahanan terhadap keausan dan juga koefisien gesek yang lebih tinggidan bahan pengikat.
Tabel 2.1 Beberapa sifat lapisan rem
Sumber: Shigley Joseph E, “Perancangan Teknik Mesin Edisi ke Empat Jilid 2. Erlangga, Jakarta (1983).
momen akibat gaya normal, N :
momen akibat gaya gesek, MF :
besar gaya pengereman,F:
F=MN−MF c
daya putar yang diberikan oleh sepatu sebelah kanan, TR :
TR = f pab r
2
(cosθ1−cosθ2) sinθ
daya putar yang diberikan oleh sepatu sebelah kiri, TL :
TL=f pab r 2(cosθ1−cosθ2) sinθ kapasitas pengereman, T: T=TR+TL Gaya pengereman : g bv W Pv tot
Momen gesek pengereman : 1,1 2 D P MR v
Waktu pengereman yang di butuhkan : v R b V t max Jarak Pengereman : 2 max R R t V S
Kerja kinetik :
Daya yang hilang selama slip : 27104
Am z
NR
Luas permukaan gesek :F 2LbG
Volume material gesek yang boleh aus : Vv = F . Sv
Tebal keausan Rem : L b V t V a Umur material : v R v B N q V L
Sumber: Shigley Joseph E, “Perancangan Teknik Mesin Edisi ke Empat Jilid 2. Erlangga, Jakarta (1983).
III. TAHAPAN ANALISIS
3.1 Diagram Alir Proses Analisis3.2 Studi Pendahuluan
Studi pendahuluan menjelaskan tentang latar belakang analisis pada sistem kerja rem tromol, ruang lingkup kajian merupakan batasan dari masalah sehingga dapat ditekankan pada suatu pokok bahasan, cara kerja dari sistem pengereman rem tromol dan sistematika penulisan yang digunakan dalam penyusunan laporan.
3.3 Identifikasi Masalah
Sub bab ini membahas tentang permasalahan pada rem tromol dan penyebab dari permasalahan yang akan di analisis sehingga menjadi acuan dalam proses analisa.
Studi Pendahuluan
Identifikasi Masalah
Tujuan Analisis
Pengumpulan Data
Analisis Data Hasil Percobaan
Studi Pustaka
teori pendukung untuk menunjang laporan yang digunakan penulis sebagai landasan dasar dalam proses analisa.
3.5 Tujuan Analisis
Pada sub bab ini di jelaskan tentang sasaran dalam proses analisa, sehingga dapat menjawab permasalahan yang terjadi dalam sistem pengereman rem tromol pada motor scoppy 2012.
3.6 Pengumpulan Data
Landasan teori dari literatur yang digunakan sebagai pembanding, sehingga dapat ditarik suatu kesimpulan sebagai acuan yang akan dianalisa dalam proses analisis.
3.7 Analisis Data Hasil Percobaan
Berisi data tentang hasil analisa dari percobaan yang telah dibandingkan dengan literatur yang digunakan sebagai acuan dasar serta pembahasan lebih lanjut dari hasil percobaan yang dilakukan sehingga dapat ditarik suatu kesimpulan.
3.8 Kesimpulan
Bagian ini berisi rangkuman hasil analisis untuk menjawab rumusan masalah, tujuan dari analisa yang telah dibandingkan dengan landasan teori dari literatur serta percobaan yang dilakukan.
Berat sepeda motor ( Wm ) Kecepatan
Maksimum(Vmaks) Operasi pengereman (z) Perlambatan (bv)
Tekanan maks. Bahan kanvas (P.maks) Koefisien gesek () Dimensi rem tromol Diagram benda bebas
Gaya pengereman roda belakang (Pv) Momen gesek pengereman (MR)
Waktu pengereman yang dibutuhkan (tR) Jarak pengereman (SR)
Momen akibat gaya normal () Momen akibat gaya gesek ()
Daya putar yang diberikan oleh sepatu sebelah kanan () Daya putar yang diberikan oleh sepatu sebelah kiri () Kerja kinetik (Am)
Daya yang hilang selama slip (NR) Luas permukaan gesek (F)
Volume material gesek yang boleh aus (Vv) Umur material (LB)
Umur rem (bulan)
Selesai Mulai
Kapasitas pengereman Umur rem
3.10 Spesifikasi Teknik Kendaraan
- Panjang X lebar X tinggi : 1.844 x 699 x 1070 mm - Jarak Sumbu Roda : 1240 mm
- Jarak terendah ke tanah : 150 mm
- Berat kosong : 94 kg
- Tipe rangka : Tulang punggung
- Tipe suspensi depan : Teleskopik
- Tipe suspensi belakang : Lengan ayun dengan sokbreker tunggal - Ukuran ban depan : 80/90 - 14 M/C 40P
- Ukuran ban belakang : 80/90 - 14 M/C 46P
- Rem depan : Cakram hidrolik dengan piston tunggal
- Rem belakang : Tromol
- Kapasitas tangki bahan bakar : 3,5 liter
- Tipe mesin : 4 langkah, SOHC
- Diameter x langkah : 50 x 55 mm
- Volume langkah : 108 cc
- Perbandingan Kompresi : 9,2 : 1
- Daya Maksimum : 8,28 PS/8.000 rpm - Torsi Maksimum : 0,85 kgf.m/5.500 rpm
- Kapasitas Minyak Pelumas Mesin : 0,7 liter pada penggantian periodik - Kopling Otomatis : otomatis, sentrifugal, tipe kering - Gigi Transmsi : Otomatis V-Matic
- Starter : Pedal dan Elektrik
- Aki : MF 12 V - 3 Ah
- Busi : ND U24EPR9, NGK CPRBEA-9
Dalam analisa rem ada beberapa macam persyaratan penting yang harus dipenuhi yaitu besarnya momen pengereman, besarnya energi yang di ubah menjadi panas terutama bahan gesek yang dipakai. Pemanasan yang berlebihan bukan hanya akan merusak bahan lapisan rem, tetapi juga akan menurunkan koefisien gesekannya, dan menentukannya yaitu :
Gambar 3.1 Indikator Rem Tromol
Indikator adalah bagian dari komponen rem tromol, yang harus diperhatikan adalah letaknya menentukan utama dari bahan gesek. Tepat nya tanda panah ke bawah yang menjadi pengguna bahwa letak tuas penarik rem berada pada posisi normal. Semakin maju ke kanan maka di dapat gesekan akan mengalami gaya tekanan gesek yang semakin dalam tuas rem ditarik. Bila dalam kondisi indikator melebihi kapasitas normal,maka tidak menimbulkan gesekan.
Gambar 3.2 Baut Tuas Rem Tromol
Pada baut tuas rem digunakan bagian dari rangkaian mekanisme tekanan baut tuas ke indikator. Sehingga penyalur ini untuk menghubungakan pada indicator bersamaan akan membentuk tekanan yang sederhana. Semakin dalam memutarkan baut akan memberi tekanan tuas baut,bila akibat tuas baut terjadi indikasi rem tersebut maka tidak untuk menutup kemungkinan rem tromol menjadi panas.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
Setelah melakukan proses perhitungan dalam perancangan rem teromol, ternyata didapatkan beberapa ukuran dimensi yang tidak sesuai dengan dimensi teromol yang sebenarnya. Diantaranya kanvas rem tromol yang diukur bukan bukan kanvas rem tromol baru sehingga umur pakainya pun hanya tinggal sebentar. Namun perbedaan ini tidak terlalu jauh atau tidak terlalu besar. Hal ini disebabkan oleh beberapa hal yaitu:
- Adanya ketidaksamaan atau kesalahan dalam menentukan angka faktor koreksi maupun angka konstanta dari tabel yang ada.
- Kesalahan pembulatan angka hasil perhitungan yang didapatkan. - Asumsi-asumsi yang dilakukan dalam perhitungan.
- Ukuran benda asli yang telah mengalami pengujian yang berulang kali, sehingga mendekati kesempurnaan secara teoritis.
4.2.1 Kapasitas pengereman
Gambar 4.2 Dimensi rem tromol HONDA Scoopy 2012 Dari hasil pengukuran didapat data sebagai berikut (gambar):
r = 65 mm b = 25 mm f = 0,32 Pa = 1000 kPa θ1 = 0 ° θ2 = 120 ° Ɵa= 90 °
b = 25 mm = 0,025 m a = 54 mm = 0,054 m
Penyelesaian :
momen akibat gaya normal, MN
MN = pa .b .r .a sinθa
[
θ 2− 1 4sin 2θ2]
❑ ❑ MN = 1000.10 (¿¿3)(0,025)(0,065)(0,054) sin 90°(
π 2. 120 180− 1 4sin 2.120°)
¿ MN = 110,89 N.m = 111 N.m momen akibat gaya gesek, MF
MF = f . pa. b . r sinθa
(
r .rcosθ2−a 2sin 2θ 2)
MF = 1000.10 (0,32)(¿¿3)(0,25)(0,065) sin 90°(
0.065−0,065 cos 120°− 0,054 2 sin 2 120°)
¿ MF = 40,17 N.m = 40 N.m besar gaya pengereman, F
F=MN−MF c
F=111−40
102 = 0,7kN
TR = (0,32)(¿¿3)(0,025)(0,065) (cos 0°−cos 120°)
sin 90°
¿
TR = 50,7 N.m = 51 N.m
Daya putar yang diberikan oleh sepatu sebelah kiri : Tek. operasi max sepatu kiri
MN=111pa 1000 MF = 40pa 1000 F = MN+MF C 0,7 = 111pa 1000 + 40pa 1000 102 = Pa
(
111+40 1000 102)
Pa =(
0,7−102 111+40 1000)
= 472,8 kPa = 473 kPa TC = f pab r 2(cosθ1−cosθ2) sinθ2 TC = 473.10 (0,32)(¿¿3)(0,025)(0,065) 2 (cos 0°−cos 120°) sin 90° ¿ TC = 23,98 N.m = 24 N.m Kapasitas pengereman, T : T = TR + TC = 51 + 24 = 75 N.m A = 1 2sin 2 θ2 = 1 2sin 2 120° = 0,375 B = θ2 2− 1 4sin 2θ2 = π(120) 2(180)− 1 4sin(2.120°) = 1,264 Tek. 1000 kPa := -0,397 kN Ry= D (B + f . A) - Fy
= 1,6 (1,264 – 0,32 (0,375)) – 0,7 cos 30 ° = 1,6 kN
Resultan pada pena engsel : R =
√
0,3972+1,62 = 1,648 kN Tek. 473 kPa : D = pa. b . r sinθa = (473)(0,032)(0,065) sin 90° = 0,98 kN Rx= D (A +f . B) - Fx = 0,98 (0,375 – 0,32 (1,264)) – 0,7 sin 30 ° = 0,413 kN Ry= D (B -f . A) - Fy = 0,98 (1,264 – 0,32 (0,375)) – 0,7 cos 30 ° = 0,514 kN
Resultan pada pena engsel : R =
√
0,4132+0,5142 = 0,659 kN
– Br – RRf – RRr+ (W1 sin α) + (W2 sin α) + (W3 sin α) + (Wbb sin α) + (Wb sin α) + (Wm sin α) + Ri w1 + Ri w2 + Ri w3 + Ri wbb + Ri wb + Ri wm = 0
Br + RRf + RRr = (441,45 sin 22°) + (441,45 sin 22°) + (441,5 sin 22°) + (28,25 sin 22°) + (245,25 sin 22°) + (922,14 sin 22°) + (–48) + (–48) + (–48) + (–2,3) + (–20) + (–75,2)
Br + RRf + RRr = 183,7 + 183,7 +183,7 + 10,58 + 91,8 + 345,5 –48 –48 –48 –2,3 –20 –75,2 = 701,28
– Nr – Nf + (W1 cos α) + (W2 cos α) + (W3 cos α) + (Wbb cos α) + (Wb cos α) + (Wm cos α) = 0
Nr + Nf = (441,45 cos 22°) + (441,45 cos 22°) +(441,45 cos 22°) +(28,25 cos 22°) +(245,25 cos 22°) + (922,14 cos 22°)
Nr + Nf = 545,7 + 554,7 + 545,7 + 26,2 + 227,4 + 855 =
2237,2
Nr = 2237,2 – Nf . . . . 2
+ ∑M / Terhadap Roda Belakang dan Jalan = 0
Nf . 1,24 – ((W1 cos α) 0,049 – (W1 sin α) 0,056 – (m1 . a) 0,064) – ((W2 cos α) 0,022 – (W2 sin α) 0,029 – (m2 . a) 0,037) – ((W3cos α) 0,008 – (W3 sin α) 0,001 – (m3 . a) 0,007) – ((Wbb cos α) 0,008 – (Wbb sin α) 0,015 – (mbb . a) 0,022) – ((Wb cos α) 0,071 – (Wb sin α) 0,07 – (mb. a) 0,078) + ((Wm cos α) 0,061 – (Wm sin α) 0,06 – (mm . a) 0,068) = 0 Nf . 1,24 – 17,462 – 7,486 – 0,101 – 11,27 – 36,544 + 3,73 = 0 1,24 Nf = 17,467 + 7,486 + 0,101 + 11,27 + 36,544 – 4,476 Nf = 61,304 1,24 = 49,43 N. . . . 3 Persamaan 3 Persamaan 2
Br = 701,28 – 0,07 . Nf – 0,07 . Nr
= 781,38 – 0,07 . 49,43 – 0,07 . 2187,77 =
544 , 67 N
Torsi Tromol Aktual
TBr= Br . r = 608,29 N . 0,065 m = 43,91 N.m 4.2.3 Umur kanvas rem
Untuk mencari umur rem dapat diasumsikan sebagai berikut :
Kecepatan maksimum : Vmax = 100 km/jam = 27,8 m/s Operasi pengereman : z = 20 kali/jam
Perlambatan : bv = 5 m/s2 Efesiensi mekanisme : G = 0,9 W1 (orang) : 45 kg W2 (orang) : 45 kg W3 (orang) : 45 kg Wb (berat barang) : 25 kg Wm (berat motor) : 94 kg Lebar muka : b = 22mm = 2,5 cm
Untuk materialnya didapat dari tabel : Asbestos pressed hydroulically with plastic
Koefesien gesek kering : 0,47
Tebal yang akan aus (Sv) : 0,2 cm Keausan spesifik (qv) : 0,19 cm3
g F = 254.5 9.81
=
129 N Kerja kinetik (Am) g V F Am 2 ) ( 1 , 1 2 max = 2 9,81 ) 100 ( 129 1 , 1 2 = 72324 Daya yang hilang selama slip (NR)4 10 27 Am z NR 4 10 27 20 72324 = 5,3 Luas permukaan gesek (F)
G b L F 2 29,52,850,9 = 48,735 dimana : G = 0,9 L = 9,5 cm
Volume material gesek yang boleh aus (Vv) Vv = F . Sv =48,735.0,2 = 9,747 Umur material (LB) R v v B N q V L 0,919,7475,3 = 9,67
artinya jika sepeda motor tersebut dioperasikan selama 4 jam per hari dengan 20 kali pengereman tiap jam, dan setiap pengereman lamanya 6,95 detik maka setiap harinya rem akan mengalami pengereman selama :
Dengan demikian umur pemakaian rem tersebut adalah : Umur Rem hari jam man Jmlpengere LB 62 154 , 0 67 , 9 hari jam jam hari bulan hari bulan hari 2 30 1 62
1. Kapasitas pengereman T=75 N.m 2. Umur pemakaian kanvas rem = 2 bulan 3. Material kanvas yang digunakan adalah
Asbestos pressed hydroulically with plastic Koefesien gesek kering : 0,47
Tebal yang akan aus (Sv) : 0,2 cm Keausan spesifik (qv) : 0,19 cm3
5.2 Saran
Saran penulis mengenai Praktikum Disain Elemen Mesin 2 ini adalah agar pengerjaan praktikum ini lebih sistematis dan terarah, sehingga mahasiswa bisa lebih mengerti dengan proses-proses yang ada pada Praktikum ini.
Untuk menyempurnakan hasil penelitian ini, maka beberapa hal berikut perlu dipertimbangkan.
1. Pada penelitian ini perlu diketahui terdapat kesulitan dalam melakukan pengukuran pengurangan tebal kampas rem di profil proyektor dibutuhkan
2. Perbandingan pengukuran harus dengan kampas rem yang baru, agar terlihat selisih yang terjadi pada kampas rem yang sudah terpakai.
DAFTAR PUSTAKA
1. Shigley Joseph E, “Perancangan Teknik Mesin Edisi ke Empat Jilid 2. Erlangga, Jakarta (1983).
2. Stolk dan Kros, Elemen Mesin, Edisi ke-21, Erlangga, Jakarta (1994). 3. Sularso, K. S. (1997). Dasar perencanaan dan pemilihan elemen mesin.
Cet: 9. Jakarta: Pradnya Paramita.
4. Adiwibowo. R, (n.d). at 6:46 pm. Cara kerja rem tromol,