• Tidak ada hasil yang ditemukan

Overhaul Komponen Servis Sistem Rem

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Overhaul Komponen Servis Sistem Rem"

Copied!
83
0
0

Teks penuh

(1)

Modul OPKR-40-004 B 1

SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

BIDANG KEAHLIAN TEKNIK MESIN

PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK MEKANIK OTOMOTIF

OVERHOUL

KOMPONEN SISTEM REM

KODE MODUL

OPKR-40-004 B Milik Negara Tidak Diperdagangkan

DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN DIREKTORAT JENDERAL MANAJEMEN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL

(2)

SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

BIDANG KEAHLIAN TEKNIK MESIN

PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK MEKANIK OTOMOTIF

OVERHOUL

KOMPONEN SISTEM REM

Tim Penulis: 1. Andun, S.Pd 2. Adhari, S.Pd 3. Agus Prasetyo Tim Fasilitator: 1. Drs. Abdullah 2. Suryana Iskandar KODE MODUL

OPKR-40-004 B Milik Negara Tidak Diperdagangkan

DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN DIREKTORAT JENDERAL MANAJEMEN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH

(3)

KATA PENGANTAR

Puji Syukur dipanjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan karuniaNya, sehingga kami dapat menyusun bahan ajar modul interaktif dan modul manual. Adapun modul manual terdiri atas bidang-bidang dan program-program keahlian kejuruan yang berkembang di dunia kerja baik instansi maupun perusahaan. Tahun Anggaran 2005 telah dibuat sebanyak 300 modul manual terdiri atas 9 (sembilan) bidang keahlian dan 32 (tiga puluh dua) program keahlian yaitu: Bisnis dan Manajemen (Administrasi Perkantoran dan Akuntansi),

Pertanian (Agroindustri Pangan dan Nonpangan, Budidaya Tanaman, Budidaya

Ternak Ruminansia, Pengendalian Mutu), Seni Rupa dan Kria (Kria Kayu, Kria Keramik, Kria Kulit, Kria Logam Kria Tekstil), Tata Busana, Teknik Bangunan (Gambar Bangunan, Teknik Konstruksi Baja dan Alumunium, Teknik Konstruksi Batu Beton, Tekni Industri Kayu), Teknik Elektronika (Teknik Audio Vidio, Teknik Elektronika Industri), Teknik Listrik (Pemanfaatan Energi Listrik, Teknik Distribusi, Teknik Pembangkit Ketenagalistrikan), Teknik Mesin (Mekanik Otomotif, Pengecoran Logam, Teknik Bodi Otomotif, Teknik Gambar Mesin, Teknik Pembentukan, Teknik Pemeliharaan Mekanik Industri, Teknik Pemesinan),

Teknologi Informasi dan Komunikasi (Multimedia, Rekayasa Perangkat

Lunak, Teknik Komputer dan Jaringan), dan program Normatif Bahasa Indonesia.

Modul ini disusun mengacu kepada Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI), Kurikulum Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Edisi 2004 dengan menggunakan pendekatan pembelajaran berbasis kompetensi (Competency

Based Training/CBT). Diharapkan modul-modul ini digunakan sebagai sumber

belajar pokok peserta pendidikan dan pelatihan (Diklat) Kejuruan khususnya SMK dalam mencapai standar kompetensi kerja yang diharapkan dunia kerja.

Penyusunan modul dilakukan oleh para tenaga ahli kejuruan dibidangnya terdiri atas para Guru SMK, para Widyaiswara Pusat Pengembangan Penataran Guru (PPPG) lingkup Kejuruan dengan para nara sumber dari berbagai Perguruan Tinggi, para praktisi Balai Latihan dan Pengembangan Teknologi (BLPT) dan unsure dunia usaha dan industri (DU/DI), dengan berbagai sumber referensi yang digunakan baik dari dalam dan luar negeri. Modul dilakukan melalui beberapa

(4)

tahap pengerjaan termasuk validasi dan uji coba kepada para peserta Diklat/Siswa di beberapa SMK.

Sesuai perkembangan paradigma yang selalu terjadi, Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah beserta para penulis dan unsur terlibat, menerima masukan-masukan

konstruktif dari berbagai pihak khususnya para praktisi dunia usaha dan

industri, para akademisi, dan para psikolog untuk dihasilkannya Sumber Daya Manusia (SDM) tingkat menengah yang handal. Pada kesempatan baik ini kami sampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan sebesar-besarnya kepada berbagai pihak terutama tim penyusun modul, para nara sumber dan fasilitator, serta para editor atas dedikasi dan pengorbanan waktu, tenaga, dan pemikiran untuk dihasilkannya modul ini.

Semoga modul ini bermanfaat bagi kita semua, khususnya peserta Diklat SMK atau praktisi yang sedang mengembangkan bahan ajar modul SMK.

Jakarta, Desember 2005

a.n. Direktur Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Direktur Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan

Dr, Joko Sutrisno, MM NIP 131415680

(5)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iii

PETA KEDUDUKAN MODUL ... v

KETERANGAN PETA KEDUDUKAN MODUL ... vi

MEKANISME PEMELAJARAN ... viii

GLOSSARY ... ix

BAB I. PENDAHULUAN ... 1

A. Deskripsi ... 1

B. Prasyarat ... 1

C. Petunjuk Penggunaan Modul ... 2

D. Tujuan Akhir ... 3

E. Kompetensi ... 4

F. Cek Kemampuan ... 8

BAB II. PEMELAJARAN ... 9

A. Rencana Belajar Siswa ... 9

B. Kegiatan Belajar ... 10

Kegiatan Belajar 1. Sistem Rem a. Tujuan Kegiatan Pemelajaran ... 10

b. Uraian Materi ... 10 c. Rangkuman ... 21 d. Tugas ... 23 e. Tes Formatif ... 23 f. Kunci Jawaban ... 23 g. Lembar Kerja ... 25

(6)

Kegiatan Belajar 2. Overhoul Komponen Sistem Rem dan

Bagian-bagiannya ...27

a. Tujuan Kegiatan Pemelajaran ... 27

b. Uraian Materi ... 27 c. Rangkuman ... 64 d. Tugas ... 65 e. Tes Formatif ... 65 f. Kunci Jawaban ... 65 g. Lembar Kerja ... 66

BAB III. EVALUASI ... 68

A. Pertanyaan Teori ... 68 B. Uji Kompetensi ... 68 KUNCI JAWABAN ... 69 A. Teori... 69 B. Praktik ... 69 C. Kriteria Kelulusan... 70

BAB IV. PENUTUP ... 71

(7)

PETA KEDUDUKAN MODUL

A. Diagram Pencapaian Kompetensi

Diagram ini menunjukan tahapan atau tata urutan pencapaian kompetensi yang dilatihkan pada Siswa dalam kurun waktu tiga tahun, serta kemungkinan multi entry-multi exit yang dapay diterapkan.

OPKR 40-004 B

OPKR 10-019 B OPKR 10-018 B

(8)

Keterangan Peta Kedudukan Modul

OPKR 10-001B Pelaksanaan pemeliharaan/servis komponen OPKR 10-002B Pemasangan sistem hidrolik

OPKR 10-003B Pemeliharaan/servis sistem hidrolik

OPKR 10-005B Pemeliharaan/servis dan perbaikan kompresor udara dan komponen-komponennya

OPKR 10-006B Melaksanakan prosedur pengelasan, pematrian dan pemotongan dengan panas dan pemanasan

OPKR 10-009B Pembacaan dan pemahaman gambar teknik OPKR 10-010B Penggunaan dan pemeliharaan alat ukur

OPKR 10-016B Mengikuti Prosedur Kesehatan dan keselamatan kerja

OPKR 10-017B Penggunaan dan Pemeliharaan Peralatan dan Perlengkapan Tempat Kerja

OPKR 10-018B Konstribusi komunikasi di tempat kerja

OPKR 10-019B Pelaksanaan operasi penanganan secara manual

OPKR 20-001B Pemeliharaan/servis engine dan komponen-komponennya

OPKR 20-010B Pemeliharaan/servis sistem pendingin dan komponen-komponennya

OPKR 20-011B Perbaikan sistem pendingin dan dan komponen-komponennya OPKR 20-012B Overhoul komponen sistem pendingin

OPKR 20-014B Pemeliharaan/servis sistem bahan bakar bensin OPKR 20-017B Pemeliharaan/servis sistem injeksi bahan bakar diesel

OPKR 30-001B Pemeliharaan/servis kopling dan komponen-komponennya sistem pengoperasian

OPKR 30-002B Perbaikan kopling dan komponen-komponennya OPKR 30-003B Overhoul kopling dan komponen-komponennya OPKR 30-007B Pemeliharaan/servis transmisi otomatis

OPKR 30-010B Pemeliharaan/servis unit final drive/gardan OPKR 30-013B Pemeliharaan/servis poros roda penggerak OPKR 30-014B Perbaikan poros penggerak roda

(9)

OPKR 40-001B Perakitan dan pemasangan sistem rem dan komponen-komponennya

OPKR 40-002B Pemeliharaan/servis sistem rem OPKR 40-003B Perbaikan sistem rem

OPKR 40-004B Overhoul komponen sistem rem

OPKR 40-008B Pemeriksaan sistem kemudi OPKR 40-009B Perbaikan sistem kemudi OPKR 40-012B Pemeriksaan sistem suspensi

OPKR 40-014B Pemeliharaan/servis sistem suspensi OPKR 40-016B Balans roda/ban

OPKR 40-017B Melepas, memasang dan menyetel roda

OPKR 40-019B Pembongkaran, perbaikan dan pemasangan ban luar dan ban dalam

OPKR 50-001B Pengujian, pemeliharaan/servis dan penggantian baterai OPKR 50-002B Perbaikan ringan pada rangkaian/sistem kelistrikan

OPKR 50-007B Pemasangan, pengujian dan perbaikan sistem penerangan dan wiring

OPKR 50-008B Pemasangan, pengujian dan perbaikan sistem pengaman kelistrikan dan komponennya

OPKR 50-009B Pemasangan kelengkapan kelistrikan tambahan (assesoris) OPKR 50-011B Perbaikan sistem pengapian

OPKR 50-019B Memelihara/servis sistem AC (Air Conditioner)

B. Kedudukan Modul

Modul dengan kode OPKR 40-004B yaitu “Overhoul Komponen Sistem Rem” adalah merupakan prasyarat terakhir dari modul Sistem Rem sebagaimana terlihat pada peta kedudukan modul.

(10)

MEKANISME PEMELAJARAN

Untuk mencapai penguasaan modul ini dilakukan melalui alur mekanisme pemelajaran sebagai berikut:

Y T Y T START Lihat Petunjuk Penggunaan Modul Lihat Kedudukan Modul Nilai ≥ 7 Modul berikutnya/Uji Kompetensi Kegiatan Belajar 1 Kegiatan Belajar n Kerjakan Evaluasi Nilai ≥ 7 Kerjakan Cek Kemampuan

(11)

GLOSSARY

Istilah Keterangan Backing Plate Brake Drum Brake Shoe Beselorometer Cakram Clearance Fluida Feeler Gauge Fixed Capiler Hidroulic Indentifikasi Kevakuman Komposisi Knukle Kemudi Modulator Hidroulic Reservoir Fluida Return Spring Slide pins SST STD Plat belakang Tromol Rem Sepatu Rem

Jarak bekas telapak ban pada saat mobil di rem sampai berhenti

Piringan Celah Cairan

Alat pengukur celah Kapiler tipe tetap Cairan

Tentukan/penentu/indentitas Keadaan (hampa udara) Susunan

Lengan kemudi

Pengaturan cairan rem Tempat penyimpanan cairan Pegas pengembali

Pasak peluncur Alat servis khusus

(12)

BAB. I

PENDAHULUAN

A. DESKRIPSI

Dimasa kini kendaraan merupakan sarana transportasi yang sangat vital dibutuhkan dalam kehidupan manusia baik dikota maupun dipedesaan. Mekanisme sebuah kendaraan baik roda dua maupun roda empat dilengkapi oleh sistem rem yang berfungsi untuk mengatur lajunya kendaraan sesuai dengan yang diinginkan oleh pengemudi. Sistem rem ini bekerja melalui mekanisme gesekan antara tromol dan kanvas yang dihubungkan dengan roda yang berputar.

Modul ini membahas tentang overhoul sistem rem yang didalamnya meliputi antara lain: kontruksi dan cara kerja sistem rem, macam-macam cairan minyak rem, overhoul sistem rem dan bagian-bagian serta peralatan yang digunakan dalam melaksanakan overhoul sistim rem tersebut.

Dalam kegiatan belajar modul ini diuraikan menjadi 2 (Dua) kegiatan belajar, yaitu:

1. Kegiatan Belajar 1. Membahas tentang Sistem Rem. (Kontruksi dan cara kerja sistem Rem Tromol, Cakram, serta macam-macam Cairan Rem)

2. Kegiatan Belajar 2. membahas tentang overhoul sistem rem dan bagian-bagiannya (pelaksanaan overhoul sistem rem dan peralatan yang digunakannya). Setelah mempelajari modul ini peserta diklat diharapkan dapat memahami dan melaksanakan cara Overhoul Sistem Rem dengan baik dan benar.

B. PRASYARAT

Sebelum memasuki modul Overhoul komponen sistem ini peserta diklat/Siswa pada program keahlian mekanik otomotif harus sudah menyelesaikan modul-modul prasyarat seperti tertulis dalam diagram

(13)

pencapaian kompetensi maupun peta kedudukan modul. Prasyarat mempelajari modul OPKR 40.004 B adalah antara lain OPKR 40.003B.

C. PETUNJUK PENGGUNAN MODUL

1. Petunjuk Bagi Siswa

Untuk memperoleh hasil belajar secara maksimal, dalam menggunakan modul ini maka langkah-langkah yang perlu dilaksanakan antara lain:

a. Bacalah dan pahami dengan seksama uraian-uraian materi yang ada pada masing-masing kegiatan belajar. Bila ada materi yang kurang jelas, peserta diklat dapat bertanya pada guru atau instruktur yang mengampu kegiatan belajar.

b. Kerjakan setiap tugas formatif (soal latihan) untuk mengetahui seberapa besar pemahaman yang telah dimiliki terhadap materi-materi yang dibahas dalam setiap kegiatan.

c. Untuk kegiatan belajar yang terdiri dari teori dan praktik, perhatikan hal-hal berikut:

1) Perhatikan petunjuk-petunjuk keselamatan kerja yang berlaku. 2) Pahami setiap langkah kerja (prosedur praktikum) dengan baik. 3) Sebelum melaksanakan praktikum, siapkan peralatan yang

diperlukan dengan cermat.

4) Gunakan alat sesuai prosedur pemakaian yang benar.

5) Untuk melakukan kegitan praktikum yang belum jelas, harus meminta ijin guru atau instruktur terlebih dahulu.

6) Setelah selesai, kembalikan alat dan bahan ketempat semula.

d. Jika belum menguasai level materi yang diharapkan, ulangi lagi pada kegiatan belajar sebelumnya atau bertanyalah kepada guru atau instruktur yang mengampu kegiatan belajar yang bersangkutan.

(14)

2. Petunjuk Bagi Guru

Dalam setiap kegiatan belajar guru atau instruktur berperan untuk: a. Membantu peserta diklat/Siswa dalam merencanakan proses belajar. b. Membimbing peserta diklat/Siswa melalui tugas-tugas pelatihan yang

dijelaskan dalam tahap belajar.

c. Membantu peserta diklat/Siswa dalam memahami konsep, praktik baru, dan menjawab pertanyaan peserta diklat/Siswa mengenai proses belajar peserta diklat.

d. Membantu peserta diklat/Siswa untuk menentukan dan mengakses sumber tambahan lain yang diperlukan untuk belajar.

e. Mengorganisasikan kegiatan belajar kelompok jika diperlukan.

f. Merencanakan seorang ahli/pendamping guru dari tempat kerja untuk membantu jika diperlukan.

D. TUJUAN AKHIR

Setelah mempelajari secara keseluruhan materi kegiatan belajar dalam modul ini peserta diklat di harapkan:

1) Menjelaskan sistem rem (konstruksi dan cara kerja) rem tromol, cakram. 2) Menjelaskan macam-macam cairan rem.

3) Melaksanakan overhoul sistem rem dan bagian-bagiannya.

4) Menjelaskan peralatan yang digunakan dalam melaksanakan overhoul sistem rem.

(15)

E. Kompetensi

KOMPETENSI : Overhoul Komponen Sistem Rem KODE : OPKR–40-004 B

DURASI PEMELAJARAN : 40 Jam @ 45 Menit

A B C D E F G

Level Kompetensi Kunci

1 3 1 - - 2 2

Kondisi Kerja 1. Batasan konteks

- Standar Kompetensi ini digunakan untuk kendaraan ringan 2. Sumber informasi/dokumen dapat termasuk:

- Spesifikasi pabrik kendaraan - SOP (Standar Operastion Procedur) - Kebutuhan Pelanggan

- Kode area tempat area

- Spesifikasi produk/komponen pabrik - Perundang–undangan pemerintah - Lembaga data keamanan bahan 3. Pelaksanaan K3 harus memenuhi:

(16)

- Penghargaan dibidang industri 4. Sumber–sumber dapat termasuk:

- Peralatan tangan/hand tools, peralatan bertenaga/hand power tools, peralatan khusus/special tools - Instrument pengukuran

- Perlengkapan machining overhoul sistem rem 5. Kegiatan

Kegiatan harus dilaksanakan dibawah kondisi kerja normal dan harus termasuk: - Penguji tekanan

- Penilaian pendengaran, visual dan fungsi (meliputi: kebocoran oli keausan dan korosi) 6. Variabel lain dapat termasuk:

- Pengoperasian rem dengan cairan, elektris dan mekanis, tenaga penguat, sistem ABS (Anti lock Brake System) sistem komputer

- Sistem Rem ganda - Sistem kesetabilan

- Brake pad, silinder, sepatu rem, kaliper rem, pipa/selang rem, perlengkapan penggerak mekanis rem

(17)

MATERI POKOK PEMELEJARAN SUB KOMPETENSI KRITERIA KINERJA LINGKUP

BELAJAR SIKAP PENGETAHUAN KETERAMPILAN

1. Overhoul komponen sistem rem dan bagian-bagiannya Overhoul komponen/ bagian–bagian sistem rem dilaksanakan tanpa menyebabkan kerusakan terhadap komponen atau sistem lainnya. Informasi yang benar diakses dari sfesifikasi pabrik dan dipahami Overhoul komponen Prosedur overhoul komponen sistem rem Konstruksi dan cara kerja sistem rem Macam –macam cairan rem Data spesifikasi Prosedur pengujian dan pengukuran komponen Menerapkan prosedur kerja sesuai dengan SOP Menerapkan keselamtan kerja dan lingkungan , semangat tinggi dan bekerja keras untuk mencapai hasil terbaik. Prosedur overhoul Prosedur pengujian dan pengukuran komponen Tanda peringatan Informasi teknik yang sesuai Persyaratan keamanan perlengkapan kerja Persyaratan keamana komponen Persyaratan keselamatan diri Kebijakan perusahaan/industri Melaksanakan overhoul sistem rem dan

komponen nya Menggunakan peralatan dan perlengkapan standar Melaksanakan pengujian dan pengukuaran komponen Melaksanakan tes pengujian jalan.

(18)

MATERI POKOK PEMELEJARAN SUB KOMPETENSI KRITERIA KINERJA LINGKUP

BELAJAR SIKAP PENGETAHUAN KETERAMPILAN

sistem rem dilaksanakan dengan metode yang ditetapkan, perlengkapan dan bahan dan yang

berdasarkan spesifikasi pabrik

(19)

F. CEK KEMAMPUAN

Sebelum mempelajari modul OPKR-40-004B, isilah dengan cek list () kemampuan yang telah dimiliki peserta diklat dengan sikap jujur dan dapat dipertanggung jawabkan:

Jawaban Sub

Kompetensi Pernyataan Ya Tidak

Bila jawaban ‘Ya’, kerjakan

Overhoul Komponen Sistem Rem dan bagaian–

bagiannya

1. Saya mampu menyebutkan peralatan yang digunakan pada waktu Overhoul Sistem Rem 2. Saya mampu menjelaskan cara Overhoul

Komponen Sistem Rem dan bagian–bagiannya 3. Saya mampu menjelaskan cara Overhoul

Sistem Rem Tromol dan bagian–bagiannya 4. Saya mampu menjelaskan cara Overhoul

Sistem Rem Piringan (Disc) dan bagian– bagiannya.

Soal Test Formatif 1

Soal Test Formatif 2

(20)

BAB. II

PEMELAJARAN

A. Rencana Belajar Siswa

Rencanakan setiap kegiatan belajar Anda dengan mengisi tabel dibawah ini dan mintalah buku belajar kepada guru jika telah selesai mempelajari setiap kegiatan belajar.

Jenis Kegiatan Tanggal Waktu Tempat Belajar Alasan Perubahan Paraf Guru - Pengujian komponen sistem rem - Overhoul komponen sistem rem - Overhoul rem tromol - Overhoul rem piringan

(21)

B. Kegiatan Belajar

Kegiatan Belajar 1. Sistem Rem a. Tujuan Kegiatan Pemelajaran

1. Peserta diklat/Siswa dapat menjelaskan konstruksi sistem rem tromol dengan benar

2. Peserta diklat/Siswa dapat menjelaskan konstruksi sistem rem cakram dengan tepat

3. Peserta diklat dapat menjelaskan cara kerja dari sistem rem

4. Peserta diklat dapat menyebutkan macam–macam cairan rem/klasifikasi minyak rem

b. Uraian Materi 1. Sistem Rem

Rem merupakan salah satu bagian kendaraan yang sangat penting pada sebuah kendaraan baik roda dua maupun roda empat yang saat ini banyak digunakan oleh masyarakat dari perkotaan sampai pedesaaan. Rem ini dapat mengatur kecepatan ataupun menghentikan lajunya kendaraan sesuai dengan yang kita harapkan, pengaturan kecepatan ataupun diberhentikannya lajunya kendaraan ini diatur melalui suatu gesekan antara komponen rem dengan roda yang berputar.

Syarat–syarat sebuah rem adalah sebagai berikut: 1) Dapat bekerja dengan cepat.

2) Apabila beban pada semua roda sama, maka daya pengereman harus sama dengan atau gaya pengereman seimbang dengan beban yang di terima oleh masing-masing roda.

3) Dapat dipercaya dan mempunyai daya tahan cukup.

4) Mudah disetel dan diperbaiki pengemudi waktu pengereman.

(22)

1) Pelayananya: a) Rem Tangan b) Rem Kaki 2) Mekanismenya: a) Rem Mekanik b) Rem Hidrolik c) Rem Vacum d) Rem Booster e) Rem Udara 3) Konstruksinya:

a) Internal Ekspander Brake (rem pengembangan dari dalam) b) Eksternal Contrakting Brake

c) Disc Brake (rem piringan)

4) letaknya:

a) Rem pada roda

b) Rem pada propellershaft (poros penggerak belakang)

Cara kerja rem adalah pengubah tenaga mekanik menjadi tenaga gesekan dengan jalan menekan sepatu rem (kanvas) terhadap tromol yang berputar.Jenis rem jika ditinjau dari beberapa hal diatas ternyata begitu banyak tetapi pada kegiatan (1) di modul ini akan di jelaskan hanya sebagian saja (dalam hal ini pembahasan akan di batasi pada beberapa hal) antara lain:

 Sistem Rem Tromol  Model Rem Tromol  Sistem Rem Cakram  Cairan Rem/Minyak Rem

(23)

 SISTEM REM TROMOL

Rem tromol adalah salah satu konstruksi rem yang cara pengereman kendaraan dengan menggunakan tromol rem (brake drum), sepatu rem (brake shoe), dan silider roda (wheel cylinder). Pada dasarnya jenis rem tromol yang digunakan roda depan dan belakang tidak sama, hal ini dimaksudkan supaya system rem dapat berfungsi dengan baik dan sesuai dengan persyaratan. Adapun bagian–bagian utama rem tromol adalah sebagai berikut:

a) Silinder Roda (Wheel cylinder)

Fungsi dari silinder roda adalah untuk menekan brake shoe (sepatu rem) ke brake drum (Tromol rem). Didalam silinder roda terpasang satu atau dua buah piston beserta seal tergantung dari konstruksi rem tromolnya.Bila brake pedal diinjak, tekanan minyak rem dari master silinder disalurkan kesemua wheel silinder, tekanan didalam wheel silinder menekan piston kearah luar dan selanjutnya piston menekan menekan brake shoe menggesek tromol sehingga roda berhenti. Bila brake pedal dilepas maka, brake shoe kembali keposisi semula oleh tarikan pegas, roda bebas.

b) Sepatu Rem (Brake shoe)

Sepatu rem (brake shoe) berfungsi untuk menahan putaran brake drum melalui gesekan. Pada bagian luar brake shoe terbuat dari asbes dengan tembaga atau campuran plastik yang tahan panas.

Air Bleeder Plug

Dlist

Cover Wheel

Cylinder Piston

Gambar 1. Silinder Roda

(24)

c) Pegas pengembali (Return Spring)

Pegas pengembali berfungsi untuk mengembalikan sepatu rem (Brake shoe) ke posisi semula pada saat tekanan silinder roda turun.

d) Backing Plate

Backing plate berfungsi sebagai tumpuan untuk menahan putaran drum sekaligus sebagai dudukan silinder roda.

 MODEL REM TROMOL

Rem tromol pada dasarnya terbagi dalam lima model, tiap model prinsipnya berbeda satu sama lain.

a) Model leading trailling Shoe

Konstruksi–kontruksi sepatu primer dan sekunder dijamin oleh silinder yang mempunyai dua buah piston dan bagian bawahnya dijamin oleh pin. Pada saat tromol berputar sepatu trailling cenderung menahan putaran tromol. Pada saat sepatu leading mengerem baik sedangkan sepatu trailling cenderung menahan putaran tromol. Sepatu kiri disebut leading dan sepatu kanan disebut trailling.

Gambar 3. Pegas Pengendali

Gambar 4. Backing Plate

Gambar 5. Model Leading Tralling Shoe

(25)

Kedua leading trailing shoe menahan pengereman yang sama dimana saat tromol berputar kearah berlawanan maka leading shoe menjadi trailling shoe dan sebaliknya

b) Model two–leading

Kontruksi model ini pada bagian atas sepatu primer dan sekunder di pasang sebuah silinder roda dengan penyetel sepatu rem menjadi leading jika berputar sebaliknya maka kedua sepatu rem menjadi trailling.

c) Model dual two–leading

Kontruksi model ini dilengkapi dengan dua buah silinder roda yang dipasang di atas dan di bawah sepatu primer dan sekunder. Pada model ini baik maju maupun mundur kedua sepatu menjadi trailling.

d) Model Uni Servo

Konstruksi model ini dilengkapi dengan dua buah silinder di bagian atas sepatu primer dan sekunder. Bila pedal rem ditekan maka piston bergerak mendorong sepatu rem searah putaran tromol. Akibatnya timbul gesekan dan diteruskan ke sepatu sekunder. Gerakan sepatu trailling dijaga silinder roda dan tenaga

Gambar 6. Model Two Leading

Gambar 7. Model Dual Two Leading

(26)

rem yang dihasilkan besar. Bila putaran tromol terbalik, maka kedua sepatu rem akan menjadi trailling dan efek pengereman jelek.

e) Model Duo Servo

Kontruksi model ini dilengkapi sebuah silinder roda dengan dua buah piston. Tekanan dari silinder rem diseimbangkan oleh penyetel sepatu rem.

 REM CAKRAM

Penggunaan rem cakram dewasa ini sangat banyak digunakan, pada umumnya dipasang pada roda depan dan sudah merupakan standar pada kendaran pada model baru. Konstruksi pada rem cakram hampir sama dengan rem tromol, dimana tromolnya ditiadakan dan sebagai gantinya dipasang sekeping cakram. Pada rem cakram terdapat sepatu-sepatu rem yang dilengkapi dengan

Gambar 8. Model Uni Servo

Gambar 9. Model Duo Servo

(27)

pelapis sepatu rem, cara kerja rem ini secara hidrolik. Daya pengereman terjadi karena adanya gesekan antara cakram dengan pad, sehingga pengereman terjadi.

Kelebihan dari sistem rem ini adalah cakram yang merupakan pengganti tromol rem secara langsung berhubungan dengan udara luar, sehingga pendingin jauh lebih sempurna dan lebih efektif. Cakram yang tipis sangat mudah dan cepat meneruskan penyebaran panas yang timbul. Perawatan dan perbaikan sangat mudah. Keburukan jenis rem ini adalah cakram dalam keadaan terbuka dan berhubungan langsung dengan udara luar menyebabkan mudah sekali kena kotoran, debu dan Lumpur.

Adapun komponen-komponen utama rem cakram adalah sebagai berikut:

(28)

a) Cakram

Pada rem cakram komponen cakram atau piringan merupakan bagian yang secara langsung menghasilkan pegereman dengan adanya gesekan dengan pad. Cakram atau piringan terbesar dari besi tuang yang mampu menahan panas akibat gesekan dan tahan korosi.

b) Caliper

Bagian yang tidak bergerak dari rem pad cakram adalah caliper, dimana terdapat silinder–silinder rem berikut sepatu rem dan pirodonya. Apabila pedal rem diinjak maka silinder–silinder rem akan bekerja secara hidrolik sehingga sepatu–sepatu rem atau pad akan menjepit, manahan dan menghentikan cakram rem yang sedang berputar. Caliper terbagi dalam dua type fixed (type tetap) dan type floating caliper (type meluncur).

Ada 3 type beragam:

1. Type Fixed caliper (type tetap)

Type caliper ini konstruksinya terpasang dua silinder yang bekerja secara hidroponik menekan pad dari dua arah.

Prinsip Kerjanya

Pada saat terjadi tekanan akibat hidropolik oil pres-sure maka piston akan mendorong Gambar 11. Cakram

atau Piringan

(29)

kedua pad dan pegas karet hingga pad menekan cakram. Pada saat tekanan hilang maka pegas karet akan mengembang (reaksi) dan kedudukan pad rem kembali pada keadaan semula.

2. Type floating caliper dan cara kerjanya

Pada type ini hanya dilengkapi satu silinder yang terpasang pada slide pins yang bekerja secara hidrolik. Piston akan bergerak menekan dari sisi dalam, sedangkan caliper terpasang tetap pada knakel kemudi. Akibat tekanan ini maka pad akan terdorong dengan pegas karet. Ketika tekanan hilang maka pad akan kembali ke posisi semula.

3. Pad rem

Pad rem dalam sistem rem cakram merupakan bagian yang secara langsung berhubungan atau bergesekan dengan cakram yang akhirnya menghasilkan pengereman. Pad terbuat dari metallic fiber dicampur serbuk tembaga yang mampu menahan panas akibat gesekan serta memiliki

Gambar 13. Type Floating Caliper

(30)

kekerasan yang cukup tinggi. Untuk mengetahui Keausan maksimum suatu pad akibat gesekan maka pada pad diberi celah pembatas agar diketahui keausan pad.

Bila pedal sudah aus maka perlu diganti, hal ini untuk mengetahui pengereman kendaraan yang baik. Keausan pad menyababkan clearance antara pad dan rotor terlalu renggang sehingga saat rem bekerja melalui penekanan piston maka gesekan akan berkurang dan cakram akan kurang terjepit pad. Hal ini menyebabkan pengereman tidak berlangsung baik.

 MINYAK REM

Diperlukan untuk menjamin kondisi kerja kendaraan dalam waktu yang lama tetapi yang utama dalam sistem rem diantaranya ialah harus dapat di percaya. Minyak rem adalah cairan yang tidak mengandung minyak bumi yang sebagian besar terdiri dari alkohol dan susunan kimia dan ester (zat yang membuat orang tidak sadar)

a) Persyaratan Khusus Minyak Rem

Berikut ini persyaratan kualitas minyak rem yang diperlukan

1. Titik didih yang rendah

Rem akan menjadi panas dengan adanya gesekan karena penggunaan yang berulangkali. Adakalanya minyak rem dapat menjadi uap menyebabkan fluida berbusa. Bila ini terjadi injakan yang berlaku pada pedal rem hanya menekan minyak rem yang sudah menjadi uap dan tidak ada tenaga yang bekerja pada silinder silinder roda. Kejadian ini disebut vapor

(31)

load = terhalang uap untuk mencegah hal ini diperlukan titik didih yang tinggi.

2. Mecegah karat pada logam dan karet

Kerapatan akan berkurang bila minyak rem merusak seal dan ini akan menyebabkan kebocoran, hal ini akan berlanjut dengan hilangnya tenaga hidraolis. Minyak rem dibuat dari bahan sintetis dengan maksud agar tidak merusak dan menghindari karat pada logam.

3. Viscositas

Minyak rem harus memiliki kekentalan (viscositas) untuk meneruskan tekanan dengan perubahan temperatur yang bervariasi.

b) Tipe Minyak Rem

Minyak rem mempunyai 4 klasifikasi FMVSS (Federal Motor Vihicle Safety Standart). Kesemuanya ini didasarkan titik didih.

I. Klasifikasi dasar titik didih

Dot 3

(SAE J1703) DOT 4 DOT 5

SAE J1702 (Extremely cold areas) Boiling point (ERBP) 0 C (0 F) 205 (401) or greater 230 (446)or Greater 260 (500)or Greater 150 (302) or Greater Wet boiling point 0 C (0 F) 1400 (284) or Greater 155 (311)or Greater 180 (356) or Greater -Item Type

(32)

c) Tindakan Pencegahan Penanganan Minyak Rem 1. Jangan mencapur minyak rem

Mencapur minyak rem dengan kemampuan yang berbeda akan menurunkan titik didih minyak. Dan juga reaksi kimia suatu saat akan terjadi, menyebabkan komposisinya berubah atau memburuknya minyak rem.

2. Jangan tercemar oleh air

Bila minyak rem tercemar dengan air atau minyak lain yang tidak sejenis maka akan menurunkan titik didih dan memburuknya minyak rem.

3. Jangan tercemar dengan oli atau pembersih oli

Mineral oli dan pembersih oli mempengaruhi komponen karet. Saat anda membongkar komponen rem, hati–hati membuka oli mesin atau pembersih oli pada tempatnya.

4. Simpanlah minyak rem ditempat yang sesuai

Untuk mencegah minyak rem dari penyerapan air, ia harus ditempatkan dikaleng yang tertutup rapat selama penyimpanan. Hal ini juga mencagah tercemar dari debu dan kotoran.

c. Rangkuman SISTEM REM

1. fungsi rem: mengurangi kecepatan kendaraan atau menghentikan kendaraan melalui suatu mekanisme gesekan antara komponen rem dengan roda yang berputar.

2. Jenis rem ditinjau dari: a. Pelayanannya

(33)

b. Mekanismenya c. Konstruksinya d. Letaknya

3. Cara kerja rem: mengubah tenaga mekanik menjadi tenaga gesekan dengan jalan menekan sepatu rem (kanvas) terhadap tromol yang berputar.

4. Rem Tromol: adalah salah satu konstruksi rem yang cara pengereman kendaraan dengan menggunakan tromol rem (Break Drum), sepatu rem

(Break Shoe) dan silinder roda (Wheel silinder). 5. Bagian–bagian utama rem Tromol:

a. Silinder roda (Wheel silinder) b. Sepatu rem (Break Shoe)

c. Pegas pengembali (Return Spring) d. Break Plate

6. Model dari rem tromol: a. Model Leading Trailling b. Model Two Leading c. Model Dual Two Leading d. Model Uni Servo

e. Model Duo Servo

7. Rem cakram adalah salah satu konstruksi rem yang cara pengereman kendaraan terjadi karena ada gesekan antara cakram dengan pad.

8. Bagian–bagian utama rem cakram: a. Cakram

b. Caliper c. Pad Rem 9. Type Caliper:

a. Type Fixed Caliper (type berayun) b. Type Floating Calliper (type meluncur)

(34)

10.Minyak rem: adalah cairan yang tidak mengandung minyak bumi yang sebagian besar terdiri dari alkohol, susunan kimia dan ester (zat yang membuat orang tidak sadar).

11.Syarat kualitas minyak rem yang digunakan: a. Titik didih yang rendah

b. Mencegah karat pada logam dan karet c. Viskositas

12.Tindakan pencegahan pada minyak rem: a. Jangan mencampur minyak rem b. Jangan tercemar dengan air

c. Simpanlah minyak rem ditempat yang sesuai

d. Tugas

1. Jelaskan fungsi rem pada kendaraan!

2. Sebutkan jenis–jenis rem ditinjau dari konstruksinya? 3. Jelaskan macam model rem tromol pada kendaraan? 4. Terangkan cara kerja dari rem cakram?

5. Sebutkan syarat kualitas minyak rem yang digunakan?

e. Test formatif

1. Jelaskan konstruksi dari sistem rem tromol? 2. Jelaskan konstruksi dari sistem rem cakram? 3. Jelaskan cara kerja dari sistem rem?

4. Sebutkan persyaratan dari minyak rem?

f. Kunci jawaban

1. Rem Tromol merupakan salah satu konstruksi rem yang cara pengeremannya pada kendaraan dengan menggunakan tromol rem (Break Drum), Sepatu rem (Break Shoe), dan Silinder roda (Wheel Silinder).

(35)

Bagian–bagian dari rem tromol antara lain: a. Silinder roda (Wheel Silinder)

Berfungsi untuk menekan sepatu rem ke tromol rem. b. Sepatu rem (Break Shoe)

Berfunngsi untuk menahan putaran break drum melalui gesekan. c. Pegas kembali (Return Spring)

Berfungsi untuk mengembalikan sepatu rem keposisi semula pada saat tekanan silinder roda turun.

d. Backing Plate

Berfungsi sebagai tumpuan untuk menahan putaran drum sekaligus sebagai dudukan roda.

2. Rem cakram merupakan salah satu konstruksi yang cara kerjanya karena adanya gesekan antara cakram dengan pad sehingga pengereman terjadi.

Bagian–bagian rem cakram antara lain: a. Cakram/piringan (Disc Rotor)

Berfungsi menghasilkan penngereman dengan adanya gesekan pada pad.

b. Caliper

Caliper yang di dalam terdapat silinder–silinder rem berikut sepatu rem dan periodonya berfungsi untuk menahan dan menghentikan cakram rem yang sedang berputar.

c. Pad rem

Berfungsi untuk menahan panas akibat gesekan. 3. Cara kerja rem

Mengubah tenaga mekanik menjadi tenaga gesekan dengan jalan menekan sepatu rem (Kanvas) terhadap roda yang berputar.

4. Syarat–Syarat kualitas minyak rem yang digunakan: a. Titik didih yang rendah

b. Mencegah karat pada logam dan karet c. Viscositas/kekentalan

(36)

g. Lembar Kerja

1. Alat dan Bahan

a. Kendaraan/Mobil lengkap

b. Alat–alat tangan, kunci–kunci pas, ring (disesuaikan dengan kebutuhan)

c. Minyak rem d. Gemuk e. Lap/Majun

f. Dongkrak (Jack Stand) g. Tempat mur dan baut 2. Keselamatan Kerja

1) Gunakanlah peralatan yang sesuai dengan fungsinya

2) Ikutilah instruktur ataupun prosedur kerja yang tertera pada lembar kerja

3) Mintalah ijin dari instruktur anda apabila hendak melakukan pekerjaan yang tidak tertera pada lembar kerja

4) Bila perlu mintalah buku petunjuk yang sesuai dengan job pekerjaan

3. Langkah Kerja

a) Persiapkan alat dan bahan praktek secara cermat, efektif dan seefesien mungkin

b) Perhatikan penjelasan prosedur penggunaan alat, baca lembar kerja dengan teliti

c) Lakukan pemeriksaan dan penyetelan terhadap komponen sistem rem dan bagian–bagiannya

d) Mintalah penjelasan pada instruktur mengenai hal yang belum jelas e) Buatlah catatan–catatan penting kegiatan praktek secara ringkas f) Setelah selesai, bersihkan dan kembalikan semua peralatan dan

(37)

4. Tugas

a. Buatlah laporan praktek secara ringkas dan jelas!

b. Buatlah rangkuman pengetahuan yang anda peroleh setelah mempelajari kegiatan 1!

(38)

Kegiatan Belajar 2. Overhoul Komponen Sistem Rem dan Bagian-Bagiannya

a. Tujuan kegiatan Pemelajaran

1. Peserta diklat dapat menjelaskan fungsi dari masing-masing alat yang digunakan pada overhoul komponen sistem rem dan bagian-bagiannya. 2. Pesrta diklat dapat melakukan pemeriksaan dan penyetelan komponen

sistem rem.

3. Peserta diklat dapat melaksanakan overhoul komponen sistem rem tromol dan bagian - bagiannya dengan baik dan benar.

4. Peserta diklat dapat melaksanakan overhoul komponen rem piringan dan bagian-bagiannya dengan baik dan benar.

5. Peserta diklat dapat melaksanakan overhoul rem piringan dan bagian-bagiannya dengan baik dan benar.

6. Peserta diklat dapat menguji dan mengetes komponen sistem rem dan bagian-bagianya dengan baik.

b. Uraian materi

Pada saat ini kendaraan bermotor baik roda dua maupun roda empat merupakan alat transportasi yang sangat vital dalam kehidupan masyarakat kita, oleh karena itu komponen-komponen yang ada pada kendaraan tersebut pasti akan mengalami kerusakan. Hal ini pun akan terjadi pada komponen sistem rem dan bagian-bagiannya. Jika kerusakan pun terjadi maka kita harus segera melaksanakan overhoul terhadap kerusakan tersebut dengan menggunakan alat bantu yang tepat.

Peralatan yang digunakan pada overhoul komponen sistem rem dan bagian-bagiannya:

1. SST (special service tool dan spesifikasi)

(39)

09709-29015 LSPV Gauge set

09717-20010 Pembuka pegas pembalik sepatu rem

09718-00010 Pembuka pegas penegang sepatu rem

09718-20010 Pengganti pegas pembalik sepatu rem

09736-30020 Pembuka dan pengganti penahan diagram booster

09737-00010 Alat penyetel push rod booster rem

09738-20010 Alat untuk overhoul booster

09753-22011 Stand untuk overhoul booster

09738-22012 Alat untuk overhoul booster

09608-30011 Pengganti bantalan hub depan Gambar 15. special service tool dan spesifikasi

(40)

2. Alat–alat tangan a. Kunci-kunci b. Obeng c. Tang d. Pahat e. Penitik f. Klematra a. Kunci-kunci

Kunci-kunci yang digunakan dalam perbaikan rem Brake Disc yang berfungsi untuk membuka atau memasang baut atau mur.

Macam-macam kunci: 1) Kunci Pas atau Ring 2) Kunci Shock

3) Kunci Inggris 4) Kunci Momen

1) Kunci Pas atau Ring: untuk memasang atau melepas baut dan mur sesuai dengan lebar kunci.

2) Kunci Shock: Digunakan untuk melepas atau memasang baut dan mur yang letaknya tidak dapat dicapai dengan kunci pas atau ring. 3) Kunci Inggris: Digunakan untuk melepas atau memasang baut atau

mur dengan mulut kunci dapat disetel sesuai dengan ukuran.

4) Kunci Momen: Digunakan untuk pengerasan baut atau mur sesuai dengan besar momen yang di tentukan.

b. Obeng: Digunakan untuk membuka baut sekrup, dalam sistem rem obeng digunakan untuk mencongkel brake pad selain menggunakan alat khusus S.S.T.

c. Tang: Digunakan untuk memotong atau menjepit suatu benda. Tang digunakan menurut fungsinya.

(41)

Macam-macam tang:

(1) Tang Potong

(2) Tang Penggunting Sisi (3) Tang Kombinasi

(4) Tang Pengupas

d. Pahat: Digunakan untuk memotong benda kerja menjadi dua bagian atau lebih. Pahat dibagi menjadi dua bagian yaitu :

(1) Pahat Ceper (2) Pahat tepi

e. Penitik: Digunakan untuk membuat titik pada benda kerja

f. Klematra: Digunakan untuk menghentikan aliran minyak rem yang mengalir pada selang rem.

3. Alat Ukur

Alat ukur yang digunakan untuk pemeriksaan pada saat perbaikan sistem rem brake disc antara lain:

a. Micrometer

Micrometer digunakan untuk pengukuran yang teliti, micrometer terbagi menjadi dua:

(1) Micrometer Luar (Outside micrometer)

Digunakan untuk mengukur bagian luar suatu benda kerja dari 0– 25 mm.

(2) Micrometer Dalam (Inside micrometer)

Digunakan untuk mengukur bagian dalam suatu benda kerja.

b. Mistar Geser

Mistar geser adalah sutu alat ukur yang teliti digunakan mengukur diameter luar dan dalam serta mengukur kedalaman dari benda kerja.

(42)

PELAKSANAAN OVERHOUL KOMPONEN SISTEM REM DAN BAGIAN– BAGIANNYA

Setelah mepersiapkan seluruh peralatan untuk digunakan dalam overhoul sistem rem, maka langkah kerja berikutnya adalah:

1. PEMERIKSAAN DAN PENYETELAN

A. PEMERIKSAAN DAN PENYETELAN PEDAL REM

1. Periksa tinggi pedal

Tinggi pedal dari lantai : 154,7–164,7 mm (6,091–6,484 In). bila perlu setel tinggi pedal

2. Bila perlu, setel tinggi pedal

a. Kendorkan swit lampu rem secukupnya

b. Setel tinggi pedal dengan memutar batang pendorong pedal

c. Kembalikan swit lampu rem sampai bodi swit menyinggung pembatas pedal

d. Setelah penyetelan tinggi pedal, periksa dan setel gerak bebas pedal

3. Periksa gerak bebas pedal

a. Matikan mesin dan tekan pedal rem beberapa kali sampai tidak ada kevakuman di dalam booster rem

b. Tekan pedal rem sampai pada awal hambatan terasa gerak bebas pedal: 3-6 mm (0,12-0,24 in)

Gambar 16. Pemeriksaan Dan Penyetelan Pedal Rem

Batang Pendorong

Pedal Swit Lampu Rem

Tinggi Pedal

Gerak Bebas

(43)

4. Bila perlu setel gerak bebas pedal

a. Bila ada kerusakan/kesalahan setel gerak bebas pedal dengan memutar batang pendorong pedal

b. Start mesin dan pastikan adanya gerak pedal

c. Setelah penyetelan gerak bebas pedal periksa tinggi pedal

5. Periksa bahwa jarak cadangan pedal rem benar

Bebaskan rem parkir sambil mesin dihidupkan tekan pedal rem dan ukur jarak cadangan pedal. Jarak cadangan pedal dari lantai pada penekan 50 kg (110 lb, 490 N).

Rem sepan tromol : lebih dari 70 mm (2,76 in)

Rem sepan piringan : lebih dari 65 mm (2,56 in)

Bila ada kesalahan carilah kerusakan pada sistem rem.

B. TES BEKERJANYA BOOSTER REM

1. Pemeriksaan bekerjanya booster rem

a. Tekan pedal rem beberapa kali saat mesin mati dan periksa tidak terjadinya perubahan jarak

cadangan pedal rem

b. Tekan pedal rem star mesin. Bila tinggi pedal sedikit menurun, booster rem bekerja normal

Jarak Cadangan Pedal

Gambar 18. Jarak Cadangan Pedal rem benar

(44)

2. Kekedapan udara

a. Star mesin dan matikan setelah satu atau dua menit. Tekan pedal rem perlahan– lahan beberapa kali. Bila pada injakan pertama terasa dalam dan sedikit demi sedikit naik pada injakan kedua dan ketiga, berarti kekedapan udara dari booster rem baik.

b. Tekan pedal rem sambil mesin hidup dan kemudian matikan mesin sambil pedal rem tetap ditekan. Bila tidak ada perubahan tinggi pedal dalam 30 detik, berarti kekedapan dari booster rem baik.

C. PEMBUANGAN UDARA SISTEM REM

1. Isilah tangki cadangan minyak rem Periksa tangki cadangan sesudah pembuangan udara dari setiap silinder. Tambahkan minyak rem bila perlu.

2. Lakukan pembuangan udara master silinder a. Lepas pipa rem dari master silinder b. Tekan pedal rem dan tahanlah pedal

rem

c. Sumbat lubang keluaran pada master silinder

d. dengan jari dan bebaskan pedal rem e. Mengulangi kegiatan tersebut sampai

(45)

3. Pasang selang plastik pada nepel pembuangan udara silinder roda

Masukan ujung lain dari selang plastik kedalam kaleng atau sejenisnya yang berisi minyak rem setengah bagian.

4. Buang udara saluran rem

a. Pompalah pedal rem beberapa kali, perlahan–lahan.

b. Sambil pedal rem ditekan, kendorkan nepel pembuangan udara sampai minyak rem keluar. Kencangkan kembali nepel pembuangan udara.

c. Ulangi prosedur tersebut beberapa kali sampai tidak ada lagi gelembung udara didalam minyak rem.

d. Pengencangan nepel pembuangan udara rem depan (rem tromol) 110 kg-cm (8 ft-11 N.m). Rem depan (rem piringan) 85 kg-cm (74 in-lb, 8,3 N.m). rem belakang 85 kg-cm (74 in-lb, 8,3N.m)

e. Ulangi prosedur di atas, untuk setiap roda.

D. PEMERIKSAAN DAN PENYETELAN REM PARKIR

1. Periksa langkah tuas rem parkir

Tarik sepenuhnya tuas rem parkir dan hitung jumlah suara “klik”. Langkah tuas rem parkir pada penariakn 20 kg (44 lb, 196 N) 10-18 klik.

2. Bila perlu, setel langkah rem parkir

Setel langkah rem parkir dengan memutar penyetel rem.

(46)

E. PENYETELAN CELAH SEPATU REM UNTUK TIPE REM TROMOL DEPAN

1. Dongkrak dan topanglah kendaraan

2. Lepas sumbat lubang penyetalan sepatu dari backing plat

3. Menggunakan SST atau obeng putar mur penyetel sampai roda terkunci, SST: 09704–30010

4. Menggunakan SST atau obeng putar mur penyetel sampai roda bebas, SST: 09704–30010

5. Pasang sumbat lubang penyetel sepatu rem 6. Ulang step (b) sampai (e) untuk roda yang lain 7. Periksa ulir terhadap kerusakan

F. PERIKSA SELANG DAN PIPA REM

1. Periksa selang rem

a. Periksa selang terhadap kerusakan, keretakan atau pembengkakan b. Periksa ulir terhadap kerusakan

2. Periksa pipa rem

a. Periksa pipa terhadap, keretakan, lekukan atau karat b. Periksa ulir terhadap kerusakan

G. PEMERIKSAAN DAN PENYETELAN TEKANAN MINYAK REM

1. Beban belakang termasuk beban kendaraan KF40R–MD650 kg (1.433 lb)

KF50R–MD650 kg (1.433 lb) KF40R–MD7 700 kg (1.543 lb) KF50R–D7 900 kg (1.984 lb)

2. Pasang LSVP Gauge (SST) dan lakukan pembuangan udara SST: 09709– 29017.

3. Naikan tekanan rem depan sampai 50 kg/cm² (711 psi, 4.903 Kpa) dan periksa tekanan rem belakang. Tekanan rem belakang: 46,7 + 5 kg/cm² (664 + 71 psi, 4.580 + 490 Kpa)

(47)

4. Naikan tekanan rem depan sampai 100 kg/cm² (1.422 psi, 9.807 Kpa) dan periksa tekanan rem belakang. Tekanan rem belakang : 65,2 + 7 kg/cm² (927 + 100 psi, 6.394 + 684 Kpa). Bila tekanan minyak rem tidak benar setel tekanan minyak rem.

5. Bila perlu setel tekanan minyak rem. 6. Bila perlu pewriksa bodi katup.

2. OVERHOUL KOMPONEN REM A. MASTER SILINDER

1. Pelepasan Master Silinder

a. Keluarkan minyak rem dengan penyedotnya

b. Lepas kedua pipa rem. Dengan menggunakan SST, Lepas kedua pipa rem dari master silinder SST 09751– 36011

(48)

1) Lepas dua atau empat mur

2) Lepas master silinder dan gasket dari booster rem

2. Pembongkaran master Silinder

a. Jepitlah silinder pada ragum (vice) b. Lepas tangki cadangan dan selang,

lepas tutup, pelampung dan saringan, baut dan selang

c. Lepas snap ring dan elbaow

d. Lepas baut penahan piston menggunakan obeng, tekan piston sepenuhnya dan lepas baut pembatas piston dan gasket

e. Lepas piston dan pegas

3. Pemeriksaan Komponen Master Silinder

a. Pemeriksaan dinding silinder terhadap karat atau goresan b. Periksa silinder dari keausan atau rusak bila perlu ganti silinder

4. Perakitan Master Silinder

a. Oleskan gemuk lithium soap base glykol pada bagian karet b. Pasang dua pegas dan piston:

1) Masukan dua pegas dan piston dengan lurus

2) Tekan piston dengan obeng dan pasang snap ring dengan tang snap ring

c. Pasang baut pembatas piston menggunakan obeng, tekan piston

(49)

sepenuhnya dan pasang baut pembatas piston dengan gasketnya, kencangkan baut

Momen: 100 Kg-cm (7 ft-lb, 10 N-m)

d. Pasang tangki cadangan

1) Pasang tangki cadangan pada master silinder, pasang baut dengan gasketnya dan kencangkan.

2) Momen: 250 Kg-cm (18 ft-lb, 25 N-m)

3) Pasang saringan pelampung dan tutup

e. Pasang elbow dan snap ring f. Pasang slang tangki cadangan

5. Pemasangan Master silinder

a. Bersihkan alur pada bagian bawah permukaan pemasangan master silinder

b. Pastikan tanda "UP" (atas) pada boot master silinder benar posisinya

c. Setel panjang batang pendorong booster sebelum memasang master silinder

d. Pasang master silinder

e. Pasang master silinder, gasket, dan dua bracket pada booster rem dengan empat atau dua mur f. Pasang dua pipa rem

g. Isilah tangki cadangan dengan minyak rem dan lakukan pembuangan udara sistem rem

h. Periksa kebocoran minyak rem i. Periksa dan stel pedal rem

(50)

B. BOOSTER REM

1. PEMBONGKARAN BOOSTER REM a. Pembongkaran Booster Rem

1) Lepas klevis dan mur pengunci 2) Pisahkan bodi depan dan belakang

a. Berilah tanda pada bodi depan dan belakang b. Pasang booster pada SST

c. Putar roda depan searah jarum jam, sampai bodi depan dan belakang saling berpisah

d. Kendorkan mur atas kiri dan kanan dari SST dan pasangkan balok kayu diantara bodi depan dan plat atas

e. Kencangkan dengan merata empat mur pengikat booster untuk memisahkan bodi depan dan belakang

f. Lepas pegas diafragma dan batang pendorong booster 3) Lepas boot dari bodi belakang

4) Lepas rakitan pegas diafragma dari bodi belakang

5) Lepas perapat bodi dari bodi belakang menggunakan SST, lepas perapat bodi

6) Lepas bodi katup (valve bodi) dan diafragma dari piston booster a. Jepitlah SST pada ragum (vice)

(51)

SST: 09736-27010

b. Letakkan rakitan diafragma pada SST dan putaralah untuk memisahkan bodi katup dan piston booster

c. Lepas diafragma dari piston booster

7) Lepas batang pendorong pedal dari bodi katup

a. Tekan batang pendorong pedal kedalam bodi katup dan lepas kunci pembatas

b. Tarik batang pendorong pedal keluar dengan tiga elemen saringan

8) Lepas plat reaksi dari bodi katup

9) Lepas perapat dari bodi depan menggunakan obeng, ungkit ring strikuler keluar, dan lepas perapat bodi

10)Bila perlu, lepas katup cek Lepas katup cek dan grommet

b. Pemeriksaan Komponen Booster Rem

Periksa bekerjanya katup

1) Periksa, udara agar dapat mengalir dari sisi booster ke sisi mesin 2) Periksa, udara agar udara tidak dapat mengalir dari sisi mesin ke

sisi booster

3) Bila perlu, ganti katup cek

Perakitan Booster Rem

1) Oleskan gemuk silikon pada bagian yang dapat ditunjukan berikut

2) Pasang bodi katup pada bodi depan a) Pasang perapat bodi pada posisinya b) Ikat perapat bodi dengan ring sirkular

3) Bila perlu, pasang katup cek, pasang grommet dan katup cek 4) Pasang batang pendorong pedal pada bodi katup

(52)

b) Tekan batang pendorong pedal kedalam bodi katup dan pasang kunci pembatas

c) Tarik batang pendorong pedal, untuk memastikan bahwa kunci pembatas bekerja

5) Pasang plat reaksi pada bodi katup

6) Pasang bodi katup pada diafragma pada piston booster a) Pasang diafragma pada piston booster

b) Pasang bodi katup pada piston booster c) Jepitlah SST pada ragum (vice)

SST: 09376-27101

d) Letakkan rakitan diafragma pada SST dan putarkan untuk memasangnya

7) Pasang perapat bodi pada bodi belakang, menggunakan SST, pasang perapat bodi SST : 09515 - 30010 dan 09608 - 20012 (09608 - 00030, 09608 - 03020)

8) Pasang rakitan diafragma pada bodi belakang 9) Pasang komponen berikut pada bodi belakang

a. Element serat b. Element spons c. Karet debu (boot)

10)Rakit bodi depan dan belakang

a) Letakkan pegas dan batang pendorong pedal pada bodi depan

b) Menggunakan SST, tekan pegas diantara bodi depan dan belakang

SST: 09753 - 00013

c) Rakit bodi depan depan dan belakang dengan memutar bodi depan berlawanan arah jarum jam, sampai tandanya tepat 11) Pasang mur pengunci dan klevis

(53)

3. REM TROMOL (TYPE LEADING-TRAILLING SHOE)

a. Pelepasan Rem Tromol

1. Lepas roda

2. Lepas tromol rem

Lepas skrup, dan kemudian lepas tromol rem a. Lepas penyumbat dari backing plat

(54)

b. Masukkan SST atau obeng melalui lubang, dan kurangi penyetelan sepatu rem dengan memutar mur penyetel

3. Lepas pegas pembalik

4. Lepas sepatu rem

a. Menggunakan SST, lepas pegas penahan sepatu rem atas, dua mangkuk mankuk dan pen, kemudian lepas sepatu rem b. Dengan cara yang sama,

sepatu bawah

5. Bila perlu, lepas silinder roda

Menggunakan SST, lepas pipa rem dari silinder roda

Lepas nepel pembuang udara dari silinder roda

Lepas tiga baut pengikat silinder roda

6. Bila perlu, bongkar silinder roda Lepas komponen berikut dari silinder a. Karet pelindung (boot)

b. Piston

c. Karet rem (cups)

d. Sekrup dan pegas pengunci penyetel e. Baut dan mur penyetel

(55)

b. Pemeriksaan komponen

1. Periksa komponen yang dibongkar

2. Ukur pelapis sepatu rem

Ketebalan minimum: 1,0 mm (0,039 in) Ketebalan standart: 6,0 mm (0,236 in) Bila ketebalan pelapis sepatu kurang dari nilai minimum atau terlihat dari tanda-tanda keausan yang tidak merata, gantilah sepatu rem.

3. Ukur diameter dalam tromol rem

Diameter Maksimum: 230,6 mm (9,079 in)

Diameter standart: 228,6 mm (9,000 in) Bila tromol rem tergores atau aus, tromol rem di bubut sampai pada batas diameter maksimum.

4. Periksa persinggungan pelapis sepatu rem dan tromol rem

5. Periksa silinder roda terhadap karat atau kerusakan

6. Periksa backing plat terhadap kerusakan atau keausan

c. PERAKITAN REM TROMOL

1. Rakit silinder roda

a. Oleskan gemuk lithium soap base glycol pada karet rem (cup) dan piston

(56)

b. Oleskan gemuk temperatur tinggi pada baut dan mur penyetel

c. Rakit silinder roda

d. Pasang baut penyetel dan mur penyetel pada silinder

e. Pasang pegas pengunci penyetelan dengan skrup pengikat

2. Pasang nepel pembuangan udara pada silinder roda

Pasangkan untuk sementara, nepel pembuangan udara pada silinder roda

3. Pasang silinder roda pada backing plat a. Pasang silinder roda depan dengan

penyetel menghadap ke atas dan silinder roda belakang dengan penyetel menghadap ke bawah

b. Kencangkan tiga baut pengikat c. Momen: 175 kg-cm (13ft-lb 17 N.m)

4. Pasang pipa rem pada silinder roda

a. Setelah pengencangan dengan tegangan, kencangkan mur dengan SST

b. SST : 09751 - 36011

c. Momen: 155 kg-cm (11 ft-lb 69 N.m)

5. Oleskan gemuk temperatur tinggi pada backing plat

(57)

a. Letakkan sepatu rem atas pada posisinya dan menggunakan SST

b. Pasang pegas penahan sepatu, dua mangkuk dan pen

c. Dengan cara yang sama, pasang sepatu rem bawah

d. Menggunakan SST, pasang pegas pembalik sepatu depan dan belakang

7. Bersihkan pelapis sepatu dan bagian dalam tromolmenggunakan kertas amplas 8. Pasang tromol rem

Pasang tromol rem dan kencang skrup Momen: 70 kg-cm (61 in-lb 69 N.m)

9. Isi tangki cadangan dengan minyak rem dan lakukan pembuangan udara

10. Periksa kebocoran rem 11. Stel celah sepatu rem 12. Pasang roda depan

(58)

4. REM TROMOL TYPE TWO LEADING SHOE

a. Pelepasan Rem Tromol

1. Lepas roda tromol

a. Lepas penyumbat dari backing plat dan masukan obeng melalui lubang pada backing plat, tekan tuas otomatis menjauhi baut penyetel

b. Menggunakan SST atau obeng yang lain, kurangi tinggi penyetelan dengan memutar penyetel searah jarum jam

(59)

2. Lepas sepatu depan

a. Menggunakan SST, lepas pegas pembalik

b. Menggunakan SST, lepas pegas penahan sepatu, dua mangkuk dan pen

c. Lepas sepatu depan dan pegas angkur

3. Lepas sepatu belakang

a. Menggunakan SST, lepas pegas panahan sepatu, mangkuk dan pen

b. Lepas sepatu belakang bersama dengan penyetel c. Lepas kabel rem parkir dari

tuas

4. Lepas penyetel dari sepatu belakang

a. Lepas pegas tuas penyetel b. Lepas penyetel

5. Bila perlu, lepas silinder roda a. Menggunakan SST, lepas pipa

rem

b. Lepas dua baut pengikat silinder roda

(60)

6. Bongkar silinder roda

a. Menggunakan kaleng untuk menyimpan rem

b. Lepas komponen komponen-komponen berikut dari silinder roda

 Dua karet pelindung  Dua piston

 Dua karet rem (piston cup)  Pegas

b. Pemeriksaan dan Perbaikan Komponen

1. Periksa komponen yang dibongkar

Periksa komponen yang dibongkar, yang terjadi keausan, karat, atau kerusakan

2. Ukur ketebalan sepetu rem

Ketebalan minimum: 1,0 mm (0,039 in)

Ketebalan standart: 5,0 mm (0,197 in)

(61)

3. Ukur diameter dalam rem

Diameter maksimum: 230,6 mm (0,039 in)

Diameter standar: 228,6 mm (9,000 in)

4. Periksa persinggungan pelapisan sepetu dan rem tromol

5. Periksa silinder roda terhadap karat atau kerusakan

6. Periksa backing plat terhadap keausan atau kerusakan

7. Ukur celah antara sepatu rem dan tuas menggunakan feeler gauge ukur celah-celah standart kurang dari 0,35 mm (0,138 in). Bila celah diluar spesifikasi gantilah shim dengan ukuran yang tepat

8. Bila perlu, gantilah shim

a. Lepas cincin C dan sepatu belakang

b. Pasang shim dengan ukuran yang tepat

c. Pasang tuas rem parkir dengan cincin C yang baru

(62)

c. Perakitan Rem Tromol

1. Bila perlu rakit dan pasang silinder roda a. Oleskan emuk lithium soap

bae glycol pada karet rem b. Pasang pegas dua karet rem

didalam silinder pastikan bahwa flens karet menghadap kedalam

c. Pasang dua piston, oleskan gemuk lithium soap base glycol dan pasang dua karet pelindung (boot)

d. Pasang silinder roda pada backing plat dengan dua baut pengikat

Momen: 100 mm (7 ft-lb 10 N.m)

e. Menggunakan SST, pasang pipa rem Momen: 115 kg-cm (11 ft-lb 15 N.m)

(63)

2. Oleskan gemuk pada backing plat seperti ditunjukan pada gambar 3. Oleskan gemuk pada ulir baut

penyetel dan kedua ujung penyetel

4. Pasang penyetel pada sepatu belakang

5. Pasang sepatu depan

6. Pasang sepatu belakang

7. Periksa mekanisme penyetel otomatis

a. Periksa bahwa baut penyetel berputar bila tuas rem parkir diatrik b. Bila tuas tida berputar periksa kembali adanya kesalahan

(64)

8. Periksa celah antara sepatu rem dan tromol rem a. Lepas tromol rem

b. Ukur diameter dalam romol rem dan sepatu rem

9. Bersihkan permukaan tromol dan sepatu rem menggunakan kertas amplas

10.Pasang tromol rem dan roda belakang

11.Isilah tangki cadangan minyak rem dan lakukan pembuangan udara sistem rem

12.Periksa kebocoran minyak rem

(65)

a. PENGGANTIAN PAD REM

1. Periksa ketebalan pada rem Ketebalan minimum: 1,0 mm Ketebalan maksimum: 10,0 mm

2. Lepas baut pengikat silinder

3. Angkat silinder

4. Lepas pad dan shim anti - cicit 5. Lepas anti berisik plat

pengantar pad dan plat penahan pad

6. Pasang plat penahan pad, plat pengantar pad, dan pegas anti berisik

7. Pasang pad yang baru dan pegas anti cicit

(66)

8. Turunkan silinder

9. Pasang baut pengikat

b. PELEPASAN SILINDER

1. Lepas slang dan pipa rem

2. Lepas slang rem dari silinder rem

3. Lepas silinder

4. Lepas komponen-komponen berikut a. Shim anti-cicit

b. Dua pad rem

c. Dua pegas anti berisik d. Dua pengantar pad e. Plat penahan pad

(67)

c. PEMBONGKARAN SILINDER REM

1. Lepas bhusing peluncur karet pelindung (boot)

2. Lepas Karet pelindung pen utama (boot)

3. Lepas ring pengikat

4. Lepas piston dari silinder

5. Lepas karet dari pelindung piston

6. Lepas perapat piston

d. PEMERIKSAAN KOMPONEN REM PIRINGAN

1. Ukur ketebalan pelapis pad

a. Ketebalan minimum : 1,0 mm b. Ketebalan maksimum : 10,0 mm

2. Ukur ketebalan piring rotor

a. Ketebalan minimum : 19,0 mm b. Ketebalan maksimum : 20,0 mm

3. Ukur keolengan piringan rotor Keolengan maksimum: 0,15 mm

(68)

e. PERAKITAN SILINDER REM

1. Oleskan gemuk lithium soap base glycol pada bagian-bagian yang berikut

a. Karet pelindung pen utama

b. Pen peluncur dan karet pelindung

c. Perapat piston dan piston d. Karet pelindung silinder

2. Pasang perapat piston dan piston kedalam silinder

3. Pasang karet pelindung silinder dan ring pengikat pada silinder

4. Pasang karet pelindung pen utama

5. Pasang karet pelindung dan bushing peluncur

f. PEMASANGAN SILINDER

1. Pasang komponen-komponen silinder

2. Pasang silinder

3. Pasang baut pengikat silinder 4. Pasang slang rem pada rem 5. Pasang slang dan pipa rem

(69)

6. Isi tangki cadangan minyak rem dan lakukan pembuangan udara sistem rem

7. Periksa kebocoran minyak rem

6. PENGETESAN KOMPONEN UTAMA A. PETUNJUK UMUM

Ada beberapa kondisi yang akan mempengaruhi gerakan rem, kondisi ini harus dicek sebelum tes secara intensif atau kontinyu dilakukan pada sistem rem.

1. Ban

a. Ban harus dipompa pada tekanan yang tepat b. Jenis dan kondisi ban harus sama

2. Beban Kendaraan

a. Beban harus tidak boleh melebihi batas sfesifikasi pabrik pembuatnya

b. Beban harus didistribusikan sehingga poros dengan pengaruh pengereman harus membawa beban lebih

3. Bantalan Roda Depan

Gerakan pedal rem yang berlebihan mungkin mengakibatkan kelonggaran bantalan roda

4. Pengaruh Roda Depan

Ketidakrataan atau ketidaktepatan sudut Canber dan penyetelan infikasi kemudi akan memberikan pengaruh sama seperti tarikan rem. Alasan untuk pengetesan sistem rem adalah:

a. Untuk memenuhi peraturan penggunaan jalan raya dan untuk memberikan syarat keamanan

b. Untuk mendiagnosis masalah bagi pengendara kendaraan

(70)

B. TES KONDISI JALAN

Untuk tes sistem pengereman, prosesnya adalah sebagai berikut: 1. Lakukan pemeriksaan rem, catat

hasil pembacaan dalam keadaan yang tepat, jika menggunakan deselorometer untuk mengukur efek pengereman, maka yang harus dilakukan adalah dengan permukaan jalan harus kering dan kondisinya rata.

2. Posisi pada netral harus dipilih sebelum rem digunakan.

3. Kendaraan direm pada jalan yang lurus

4. Pembacaan deselorometer harus memberikan dengan keadaan relevan

1. Mengetes Rem Sistem Hidrolik

Untuk mengetes rem sistem hidrolik pada kendaraan caranya sebagai berikut:

Jarak Pengereman Kendaraan

(71)

a. Gunakan gaya penekanan yang ringan pada pedal rem, suatu pedal rem yang ditekan dengan pelan akan menunjukan kebocoran pada sistem hidrolik, kelebihan udara dalam sistem kerusakan penutup primer dalam silinder master.

b. Gunakan gaya penekanan yang tinggi pada pedal rem, gerakan pedal yang berlebihan menunjukan ketidaktepatan penyetelan rem, kerusakan pada sistem rem ganda, lampu tanda peringatan akan menyala. Pedal yang penekanannya akan menunjukan hal–hal berikut:

- Ada udara dalam sistem - Cairan rem rendah

- Cairan rem berkualitas rendah - Menyimpangnya sepatu rem

Pedal yang ditekan dengan cepat menunjukkan ada sistem hidrolik yang bocor.

2. Mengetes Booster Rem

Untuk mengetes booster rem , prosesnya adalah sebagai berikut:

a. Dengan motor putaran tekan pedal rem beberapa waktu untuk mengosongkan memberi kevakuman

b. Gunakan tekanan vakum medium untuk pedal rem

c. Star motor bila booster dioprasikan secara tepat pedal akan menekan dengan ringan.

(72)

3. Mengetes Rakitan Unit Rem Roda

Untuk mengetes rakitan unit rem roda, prosesnya adalah sebagai berikut:

a. Pilih permukaan jalan yang kering dan kondisi yang baik

b. Gunakan rem dengan baik ketika kendaraan pada kecepatan 35 Km/jam

c. Kendaraan harus direm pada arah jalan yang lurus, jika kendaraan digerakan atau ditarik pada satu arah, kerusakan rem akan berlawanan pada sisi yang mana kendaraan akan tertarik, mengandalkan permukan jalan dan tekanan yang digunakan untuk mengerem, tanda–tanda ban dan sepatu rem yang mungkin akan terlihat.

d. Setelah rem dilepas, pedal tidak ditekan kendaraan harus dapat meluncur dengan bebas (berjalan sendiri atau meluncur dijalan).

4. Mengetes Rem Parkir

Untuk mengetes rem parkir, prosesnya adalah sebagai berikut: a. Hentikan kendaraan

pada jalan yang menurun pada permukaan jalan yang kering.

b. Gunakan rem parkir

c. Lepaskan rem kaki tetapi rem parkir dipasang, kendaraan harus tetap ditempatnya

C. MENGETES KOMPONEN PERALATAN KHUSUS

Komponen rem yang perlu dites, yaitu pengoprasian peralatan khusus adalah:

a. Klep tambahan/klep pembanding b. Booster rem (dalam beberapa hal)

(73)

1. Mengetes Klep Pembanding Silinder Master

Untuk mengetes suatu klep pembanding dikombinasikan dalam silinder master, prosesnya sebagai berikut:

a. Lepaskan dua pipa dari silinder master

b. Hubungkan pada suatu pengukur tekanan tinggi untuk masing– masing lubang saluran silinder master, penyumbat ketiga lubang dengan sekrup pelimpah.

c. Kuras sistem rem.

d. Perintahkan pada asisten/pembantu anda untuk menekan pedal rem sampai pengukur penghubung pada lubang saluran rem dengan mencapai nilai spesifikasi yang diinginkan.

e. Ambil pembacaan dari pengukuran yang lain, pembacaan dapat terjadi 80 % dari pembacaan pengukur rem depan.

(74)

a. Lepaskan hubungan pipa dari klep dan masukan dua buah penyambung T, masing–masing satu antar ujung klep dan pipa. b. Hubungkan ke suatu tekanan tinggi untuk masing–masing

sambungan T.

c. Kuras cairan rem dari sistem.

d. Perintahkan pada asisten anda untuk menekan pedal rem sampai mengukur dihubungkan antara silinder master dan klep, mencapai batas nilai limit spesifikasi yang diijinkan.

e. Ambil pembacaan dari pengukur yang lain, pembacaan dapat menjadi 80 % dari pembacaan pertama.

f. Ganti komponen jika batas ukur tidak diperoleh.

g. Tes tekan booster

h. Gunakan kevakuman yang sama dan gaya pada booster dengan kran terbuka, catat pembacaan pada pengukur, ulangi tes ini beberapa kali untuk memperoleh hasil yang tetap/konsisten.

Gambar

Diagram ini menunjukan tahapan atau tata urutan pencapaian kompetensi yang dilatihkan pada Siswa dalam kurun waktu  tiga tahun, serta kemungkinan multi entry-multi exit yang dapay diterapkan.
Gambar 3. Pegas Pengendali
Gambar 6. Model  Two  Leading
Gambar 8. Model Uni Servo
+6

Referensi

Dokumen terkait

Dari hasil penelitian yang dilakukan itu akhirnya dapat diketahui bahwa penggunaan kombinasi rem cakram pada roda depan kendaraan dan tromol pada roda belakang lebih baik karena pada

kendaraan meningkat maka kemampuan pengereman CBS ditambah rem cakram (modifikasi) semakin baik dibandingkan dengan rem terpisah dan masih menggunakan rem

L300 type pick-up yang menggunakan rem jenis cakram pada roda depan dan rem tromol (drum) pada roda belakang seperti nampak pada gambar 1..

Prinsip kerja rem tromol adalah rem bekerja atas dasar gesekan antara sepatu rem dan drum yang ikut berputar dengan putaran roda kendaraan, agar gesekan dapat memperlambat

Pada Tugas Akhir ini yang dibahas adalah rem tromol ( drum brake ) sepeda motor Honda Supra X 125 yang meliputi kanvas rem tromol serta komponen-komponen yang

Maka dari itu, industri kecil / industri lokal membuat produk tiruan (imitasi) lining brake pada tromol rem (drum brake) dengan dimensi serta bentuk yang mirip dengan

,aster silinder ber$ungsi meneruskan tekanan dari pedal menadi tekanan hidrolik min#ak rem untuk menggerakkan sepatu rem %pada model rem tromol& atau menekan pada rem %pada

Dari ketiga alur yang digunakan pada kampas rem tromol, peneliti menyarankan untuk menggunakan kampas rem alur berlawanan putaran roda, karena pada alur tipe ini, jarak pengereman