• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III OBJEK DAN METODOLOGI PENELITIAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III OBJEK DAN METODOLOGI PENELITIAN"

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

33 A. Waktu dan Tempat Penelitian

Waktu penelitian dimulai dari bulan December 2013 Periode penelitian ini adalah kurun waktu dari penyebaran hingga pengumpulan kuesioner dari responden yaitu selama 1 bulan dan tempat penelitian yang dipilih oleh penulis dalam penelitian adalah perusahaan yang berlokasi di Jakarta Selatan.

B. Metode Penelitian

Metode penelitian merupakan suatu cara atau teknik yang dapat membantu peneliti tentang urutan bagaimana penelitian dilakukan. Metode penelitian yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah survey, metode survey digunakan untuk mendapatkan data dari tempat tertentu yang alamiah (bukan buatan), tetapi peneliti melakukan perlakuan dalam pengumpulan data, misalnya dalam mengedarkan kuesioner, test, wawancara terstruktur dan sebagainya (Sugiyono, 2010).

Survei ini dilakukan melalui kuisioner. Dalam menyebarkan kuisioner ini, peneliti dibantu oleh beberapa contact person yang ada pada setiap perusahaan dan juga dilakukan dengan mendatangi langsung perusahaan tempat responden bekerja. Selain itu, peneliti juga menyampaikan kuisioner ini melalui surat elektronik (e-mail) kepada beberapa responden .

(2)

Data yang diperoleh dari kuesioner diolah dengan menggunakan model persamaan struktural atau Structural Equation Modeling (SEM). Terdapat dua persamaan struktural yang digunakan dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut:

1. Persamaan Struktural 1:

TAM = 0 + 1*PUSIA + 2*PEOUSIA + Error 2. Persamaan Struktural 2:

KIN =0 + 1*TAM + 2* PUSIA +3*PEOUSIA + Error

Keterangan :

TAM = Merupakan Simbol untuk variabel Technology Acceptance Model.

PUSIA = Merupakan Simbol untuk variabel Manfaat Penggunaan (Perceived Usefulness) Sistem informasi Akuntansi.

PEOUSIA = Merupakan Simbol untuk variabel kemudahan penggunaan (Perceived Ease Of Use) Sistem informasi Akuntansi.

KIN = Merupakan Simbol untuk variabel Kinerja Individu.

Persamaan struktural 1 digunkan untuk menguji H1 dan H2. Sementara persamaan struktural 2 untuk menguji H3, H4 dan H5.

(3)

Sumber: oleh penulis

Gambar 3.1

Model Diagram Jalur Hubungan Kausalitas

C. Hipotesis

1. Pengaruh Manfaat Penggunaan (perceived usefulness) Sistem Informasi Akuntansi terhadap Technology Acceptance Model (TAM)

Dapat dipahami reaksi dan persepsi pengguna Sistem Informasi Akuntansi akan mempengaruhi sikapnya dalam penerimaan penggunaan Sistem Informasi Akuntansi, yaitu salah satu faktor yang dapat mempengaruhi adalah persepsi pengguna atas kemanfaatan dan kemudahan penggunaan Sistem Informasi

Perceived Usefuless SIA PUSIA1 PUSIA5 KIN 1 Technology Acceptance Model Kinerja Individu Perceived Ease Of Use SIA KIN14 PEOUSIA1 PEOUSIA4 TAM1 TAM3

(4)

Akuntansi sebagai suatu tindakan yang beralasan dalam konteks pengguna Sistem Informasi Akuntansi, sehingga alasan seseorang dalam melihat manfaat dan kemudahan pengguna Sistem Informasi Akuntansi menjadikan tindakan orang tersebut dapat menerima penggunaan Sistem Informasi Akuntansi (Dedi, 2007).

Penelitian tentang adopsi Technology Acceptance Model (TAM) merupakan penelitian yang menarik untuk terus disimak. Penjelasan tentang TAM oleh Lee et.al (2003) menunjukkan bahwa penggunaan Sistem Informasi Akuntansi khususnya penggunaan internet akan semakin membantu meningkatkan efisiensi kerja seseorang sehingga akan menunjang efektifitasnya. Ukuran yang dimaksud adalah seberapa besar tingkat adopsi pengguna (user) atau pelanggan (customer) atas pemanfaatan sistem informasi yang mencakup sistem komunikasi dan internet. (Iman Murtono Soenhadji dkk , 2008). Dari uraian tersebut, maka penelitian ini mengajukan hipotesa pertama sebagai berikut:

H1 : Manfaat Penggunaan (perceived usefulness) Sistem Informasi Akuntansi berpengaruh Positif terhadap Technology Acceptance Model (TAM).

2. Pengaruh Kemudahan Penggunaan (Perceived Ease Of Use) Sistem Informasi Akuntansi terhadap Technology Acceptance Model (TAM)

Secara teoritis telah dijelaskan bahwa penerimaan pemakai Sistem Informasi Akuntansi turut dipengaruhi oleh kemudahan penggunaan Sistem Informasi Akuntansi, ini merupakan refleksi psikologis pemakai yang

(5)

lebih bersikap terbuka terhadap sesuatu yang sesuai dengan apa yang dipahaminya dengan mudah. Davis (1989) mengidentifikasi bahwa kemudahan penggunaan mempunyai pengaruh terhadap penerimaan penggunaan komputer.

Perceived Ease of Use berpengaruh secara positif terhadap Acceptance (Acc) dengan dimediasi oleh Perceived Usefulness (PU) dosen pada perguruan tinggi di Surabaya tidak dapat diterima. Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan hasil penelitian Schillewaert et.al (2000) dan Natalia (2004), ditemukan bukti bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi penerimaan (Acceptance) dalam suatu penerapan teknologi adalah Perceived Usefulness dan dipengaruhi secara tidak langsung oleh Perceived Ease of Use. Artinya bahwa Perceived Ease of Use mempengaruhi Acceptance hanya secara tidak langsung oleh Perceived Usefulness (Dwi dan Wiwik, 2009).

Sedangkan menurut Fahmi (2004), Digitized by USU digital library, Kedua varibel model TAM yaitu kemanfaatan (usefulness) dan kemudahan pengguna (ease of use) dapat menjelaskan aspek keprilakuan pengguna (Davis et.al, 1989). Kesimpulannya adalah model TAM dapat menjelaskan bahwa persepsi pengguna akan menentukan sikapnya dalam penerimaan penggunaan Sistem Informasi Akuntansi. Model ini secara lebih jelas menggambarkan bahwa penerimaan penggunaan Sistem Informasi Akuntansi dipengaruhi oleh kemanfaatan (usefulness) dan kemudahan penggunaan (ease of use). Dari uraian tersebut, maka penelitian ini mengajukan hipotesa pertama sebagai berikut:

(6)

Akuntansi berpengaruh Positif terhadap Technology Acceptance Model (TAM)

3. Pengaruh Manfaat Penggunaan (perceived usefulness) Sistem Informasi Akuntansi Terhadap Kinerja Individu

Davis (1989), Adam et.al (1992) mendefinisikan kemanfaatan (usefulness) sebagai suatu tingkatan dimana seseorang percaya bahwa penggunaan suatu subyek tertentu akan dapat meningkatkan prestasi kerja orang tersebut. Berdasarkan definisi tersebut dapat diartikan bahwa kemanfaatan dari penggunaan komputer dapat meningkatkan prestasi kerja, prestasi kerja orang yang menggunakannya. Menurut Thompson et.al (1991) kemanfaatan Sistem Informasi Akuntansi merupakan manfaat yang diharapkan oleh penggunaan Sistem Informasi Akuntansi dalam melaksanakan tugasnya. Pengukuran kemanfaatan tersebut berdasarkan frekuensi penggunaan dan diversitas/keragaman aplikasi yang dijalankan. Thompson (1991) juga menyebutkan bahwa individu akan menggunakan Sistem Informasi Akuntansi jika mengetahui manfaat positif atas penggunaannya.

Penelitian serupa juga diteliti oleh Sugeng dan Nur (1998), penelitian ini bertujuan mencari faktor-faktor kecocokan tugas teknologi dan pemanfaatan teknologi terhadap kinerja. Dari uraian tersebut, maka penelitian ini mengajukan hipotesa pertama sebagai berikut:

H3 : Pengaruh Manfaat Penggunaan (perceived usefulness) Sistem Informasi Akuntansi berpengaruh Positif terhadap Kinerja Individu

(7)

4. Pengaruh Kemudahan Penggunaan (Perceived Ease Of Use) Sistem Informasi Akuntansi terhadap Kinerja Individu

Davis (1989), Adam et.al (1992) medefinisikan kemudahan penggunaan (ease of use) sebagai suatu tingkatan dimana seseorang percaya bahwa komputer dapat dengan mudah dipahami. Menurut Adam et.al (1992), intensitas penggunaan dan interaksi antara pengguna (user) dengan sistem juga dapat menunjukkan bahwa sistem tersebut lebih dikenal, lebih mudah dioperasikan dan lebih mudah digunakan oleh penggunanya. Berdasarkan definisi tersebut, dapat dipahami bahwa kemudahan penggunaan akan mengurangi usaha (baik waktu dan tenaga) seseorang di dalam mempelajari komputer.perbandingan kemudahan tersebut memberikan indikasi bahwa orang yang menggunakan Sistem Informasi Akuntansi bekerja lebih mudah dibandingkan dengan orang yang bekerja tanpa menggunakan Sistem Informasi Akuntansi (secara manual) (Fahmi, 2004).

Sedangkan menurut Rr. Sri dan Warsito (2004) Kemudahan pengguna komputer mikro yang dipersepsikan (Perceived Ease of Use) dan kegunaan komputer mikro yang dipersepsikan (perceived usefulness) akan mempengaruhi sikap akuntan publik tersebut yang mengarah pada pemanfaatan komputer mikro, akan mempengaruhi computer anxiety dan lainnya waktu penggunaan komputer mikro (extend micro computer usage). Dari uraian tersebut, maka penelitian ini mengajukan hipotesa pertama sebagai berikut:

H4 : Pengaruh Kemudahan Penggunaan (Perceived Ease Of Use) Sistem Informai Akuntansi berpengaruh Positif terhadap Kinerja Individu

(8)

5. Pengaruh Tecknology Acceptance Model (TAM) Terhadap Kinerja Individu

Igbaria (1997) menyatakan bahwa, Model TAM sebenarnya diadopsi dari model The Teory of Reasoned Action (TRA), yaitu teori tindakan yang beralasan yang dikembangkan oleh Fishbe dan Ajzen (1975), dengan satu premis bahwa reaksi dan persepsi seseorang terhadap sesuatu hal, akan menentukan sikap dan prilaku orang tersebut. Teori ini membuat model prilaku seseorang sebagai suatu fungsi dari tujuan prilaku. Tujuan prilaku di tentukan oleh sikap atas prilaku tersebut (Saran, 2000). Dengan demikian dapat dipahami reaksi dan persepsi pengguna Sistem Informasi Akuntansi akan mempengaruhi sikapnya dalam penerimaan penggunaan Sistem Informasi Akuntansi, yaitu salah satu faktor yang mempengaruhi adalah persepsi pengguna atas kemanfaatan dan kemudahan pengguna Sistem Informasi Akuntansi sebagai suatu tindakan yang beralasan dalam konteks pengguna Sistem Informasi Akuntansi, sehingga alasan seseorang dalam melihat manfaat dan kemudahan pengguna Sistem Informasi Akuntansi menjadikan tindakan orang tersebut dapat menerima pengguna Sistem Informasi Akuntansi.

Model TAM secara lebih terperinci menjelaskan penerimaan Sistem Informasi Akuntansi dengan dimensi-dimensi tertentu yangdapat mempengaruhi dengan mudah diterimanya Sistem Informasi Akuntansi oleh sipengguna (user). Model ini menempatkan faktor sikap dari tiap-tiap prilaku pengguna dengan dua variabel yaitu kemanfaatan (usefulness) dan kemudahan pengguna (ease of use). Model ini telah terbukti memberikan gambaran pada aspek prilaku pengguna

(9)

PC, dimana banyak pengguna PC dapat dengan mudah menerima Sistem Informasi Akuntansi karena dengan apa yang diinginkannya. Dari uraian tersebut, maka penelitian ini mengajukan hipotesa pertama sebagai berikut:

H5 : Tecknology Acceptance Model (TAM) berpengaruh Positif terhadap Kinerja Individu

D. Variabel dan Skala Pengukuran

1. Variabel Laten

Variabel laten merupakan variabel kunci yang menjadi fokus dalam penelitian ini. Variabel laten adalah sebuah variabel bentukan yang dibentuk melalui indikator-indikator yang diamati dalam dunia nyata (Liana, 2009). Terdapat dua jenis variabel laten yaitu variabel laten eksogen dan variabel endogen. Variabel dalam penelitian ini diklasifikasikan ke dalam variabel eksogen, variabel mediasi dan variabel endogen. Variabel eksogen (independent variabel) adalah variabel yang mempengaruhi atau menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat) (Sugiyono,2004). Dalam penelitian ini yang termasuk variabel eksogen terdiri dari perceived usefulness SIA dan perceived Ease of Use SIA.

Variabel mediasi atau intervening merupakan variabel antara yang menghubungkan sebuah variabel independen utama pada variabel dependen yang dianalisis (Ferdinand, 2006) yang terdiri dari variabel intervening pada penelitian ini adalah Technology Acceptance Model.

(10)

Dalam penelitian ini, variabel intervening merupakan bagian dari variabel endogen.

Variabel endogen adalah variabel tak bebas yang nilainya ditentukan di dalam sistem persamaan, walaupun variabel-variabel tersebut mungkin juga muncul sebagai variabel bebas di dalam sistem persamaan, (Satrio dkk, 2012) Disebut juga variabel dependen yaitu kinerja individu. Berikut adalah definisi operasional variabel :

a) Manfaat Penggunaan (Perceived Usefulness) SIA

Dalam penelitian ini kemanfaatan pengguna SIA dapat diketahui dari kepercayaan pengguna SIA dalam memutuskan penerimaan SIA, dengan satu kepercayaan bahwa penggunaan SIA tersebut memberikan kontribusi positif bagi penggunanya .

Pengukuran Manfaat penggunaan menurut Davis (1989) :

1) Membuat pekerjaan menjadi lebih cepat (Work More Quickly)

2) Membuat pekerjaan menjadi lebih mudah (Makes Job Easier)

3) Sangat bermanfaat (useful)

4) Menambah Produktivitas (Increase productivity) 5) Efektif (Effectiveness)

6) Job Performance

b) Kemudahan Penggunaan (Perceived Ease Of Use) SIA

(11)

indikasi bahwa orang yang menggunakan SIA bekerja lebih mudah dibandingkan dengan orang yang bekerja tanpa menggunakan SIA (secara manual).

Pengukuran Manfaat penggunaan menurut Davis (1989) : 1) Mudah Untuk digunakan (Ease Of Use )

2) Mudah untuk dipelajari (Ease to learn) 3) Mudah untuk terlatih (Easy become Skillful) 4) Jelas / Mudah dimengerti (Clear/Understandable) c) Technology Acceptance Model

Dimana Model TAM yang dikembangkan dari teori psikologis, menjelaskan perilaku pengguna komputer yaitu berlandaskan pada kepercayaan (belief), sikap (attitude), keinginan (intention), dan hubungan perilaku pengguna (user behaviour relationship). Model ini menempatkan usage (penggunaan) sebagai dependent variabel, serta perceived usefulness (PU) dan ease of use (EOU) sebagai independen variabel. Kedua variabel independen ini dianggap dapat menjelaskan perilaku penggunaan (usage).

d) Kinerja Individu

Kinerja dibedakan menjadi dua, yaitu kinerja individu dan kinerja organisasi. Kinerja individu adalah hasil kerja karyawan baik dari segi kualitas maupun kuantitas berdasarkan standar kerja yang telah ditentukan, sedangkan kinerja organisasi adalah gabungan dari kinerja individu dengan kinerja kelompok (Anwar,2005).

(12)

2. Variabel Teramati

Variabel teramati juga disebut sebagai variabel manifest atau observed variabel (Imam, 2005). Variabel teramati merupakan variabel yang dapat diamati atau dapat diukur secara empiris yang juga sering disebut sebagai indikator (Wijanto, 2006). Variabel teramati ini merupakan efek atau ukuran dari variabel laten. Variabel teramati yang dimaksud dalam penelitian ini terdiri dari 26 variabel awal yang merupakan keseluruhan item pertanyaan yang ada dalam kuesioner.

a) PUSIA

Untuk variabel Manfaat Penggunaan (perceive usefulness) Sistem Informasi Akuntansi dalam penelitian ini, terdiri dari 5 variabel teramati. dalam Path Diagram vaiabel teramati ini disingkat dengan PUSIA, PUSIA1 sampai dengan PUSIA5.

b) PEOUSIA

Untuk variabel Kemudahan Penggunaan (Perceived Ease Of Use) Sistem Informasi Akuntansi dalam penelitian ini, terdiri dari 4 variabel teramati. dalam Path Diagram vaiabel teramati ini disingkat dengan PEOUSIA, PEOUSIA1 sampai dengan PEOUSIA4.

c) TAM

(13)

terdiri dari 3 variabel teramati. dalam Path Diagram vaiabel teramati ini disingkat dengan TAM, TAM1 sampai dengan TAM 3.

d) KIN

Untuk variabel kinerja individu dalam penelitian ini, terdiri dari 14 variabel teramati. dalam Path Diagram vaiabel teramati ini disingkat dengan KIN, KIN1 sampai dengan KIN 14.

Setelah dilakukan penyederhanaan model dengan menghitung skor untuk semua komponen dari Manfaat penggunaan SIA hingga Kinerja individu , maka semua komponen yang awalnya merupakan variabel laten tersebut menjadi variabel teramati. Rincian masing-masing variabel teramati untuk masing-masing variabel laten dalam penelitian ini dapat dilihat dalam tabel 1 berikut ini

Tabel 3.1

Operasional Variabel

Variabel Dimensi Indikator

Perceived Usefulness

SIA (PUSIA)

Usefulness

1.Pekerjaan menjadi lebih mudah

2.Bermanfaat untuk menyelesaikan pekerjaan 3.Meningkatkan produktifitas kerja

Effectiveness 4.Efektif menyelesaikan pekerjaan 5.Efektif Meningkatkan kinerja

Perceived Ease Of

Use SIA (PEOUSIA)

Easy To learn 6.Teknologi Mudah Dipelajari

Effortless 7.Teknologi digunakan tanpa usaha yang sulit Easy to enhance

ability 8.Teknologi mudah untuk meningkatkan keterampilan

Easy to Operate 9.Teknologi sangat mudah dioperasikan

(14)

Acceptance Model (TAM)

teknologi Attitude

11.Sikap mempengaruhi penerimaan teknologi 12.Penerimaan teknologi menunjukan sikap penggunanya

Kinerja

Individu (KIN)

Ability

13.kompetensi diperlukan dalam kinerja profesional 14.Pendidikan formal mempengaruhi keahlian 15.Pelatihan mempengaruhi keahlian sesorang 16.Periode kerja mempengaruhi keahlian seseorang Profesional

Commitment

17.loyalitas diperlukan dalam komitmen profesional 18.Komitmen profesional mempunyai tujuan nilai profesi

Motivation 19.Diperlukan motivasi untuk memelihara loyalitas 20.Diperlukan keinginan mencapai tujuan organisasi.

Satisfaction

21.TI mampu menyediakan informasi yang diminta 22. informasi yang dihasilkan dibutuhkan

23.Sistem Informasi Akuntansi bersifat akurat 24.Puas dengan tingkat akurasi Sistem

informasi akuntansi

25.Informasi yang dibutuhkan didapat tepat waktu

26.Menyediakan informasi yang up to date.

Sumber: oleh penulis (2014)

3. Skala Pengukuran

Skala pengukuran merupakan kesepakatan yang digunakan sebagai acuan untuk menentukan panjang pendeknya interval yang ada dalam alat ukur, sehingga alat ukur tersebut bila di gunakan dalam pengukuran akan menghasilkan data kuantitatif. Di dalam kuesioner, terdapat sejumlah pernyataan yang secara keseluruhan berjumlah 26, diantaranya sebagai berikut A. Perceived Usefulness SIA : 3 Pertanyaan (No. 1-5

B. Perceived Ease Of Use SIA : 4 Pertanyaan (No. 6-9) C. Technology Acceptance Model : 3 Pertanyaan (No. 10-12)

(15)

D. Kinerja Individu : 11 Pertanyaan (No. 13-26)

Instrument ini di ukur dengan menggunakan skala likert dimana untuk setiap jawaban diberikan ukuran sebagai berikut:

1. Sangat Setuju Sekali (SSS) diberikan nilai = 7

2. Sangat Setuju (SS) diberi nilai = 6

3. Setuju (S) diberi nilai = 5

4. Netral (N) diberi nilai = 4

5. Tidak Setuju (TS) diberi nilai = 3

6. Sangat Tidak Setuju (STS) diberi nilai = 2

7. Sangat Tidak Setuju Sekali (STSS) diberi nilai = 1

Alasan penulis menggunakan skala likert dengan komposisi 7 karena skala Likert komposisi 7 telah mampu menunjukkan adanya reliabilitas dalam pengujian (Sekaran, 2011).

E. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan metode survey. Metode survey merupakan metode pengumpulan data primer yang menggunakan pernyataan lisan dan tertulis. Metode ini memerlukan adanya kontak atau hubungan antara peneliti dengan subyek (responden) penelitian untuk memperoleh data yang di perlukan. Dalam penelitian ini, kuesioner di pilih sebagai teknik pengumpulan data yang di anggap paling cocok di terapkan. Teknik ini memberikan tanggung jawab kepada responden untuk membaca dan menjawab pertanyaan. Kuesioner dalam penelitian ini di

(16)

bagikan secara personal.

Survey ini dilakukan melalui kuesioner yang ditujukkan kepada para individu yang kesehariannya bekerja di bagian keuangan atau akuntansi. Sebelum dikirimkan kepada responden, dilakukan pretest atas kuesioner terlebih dahulu, untuk meyakinkan bahwa kalimat yang ada dalam kuesioner dapat dipahami dengan benar oleh responden.

Penyebaran kuesioner di lakukan dengan dibantu oleh beberapa contact person yang ada pada setiap perusahaan dan juga dilakukan dengan mendatangi langsung perusahaan tempat responden bekerja. Selain itu, peneliti juga menyampaikan kuisioner ini melalui surat elektronik (e-mail) kepada beberapa responden. Prosedur ini penting di laksanakan karena peneliti ingin menjaga agar kuesioner hanya di isi oleh responden yang memenuhi syarat dan bersedia mengisi dengan ke sungguhan.

F. Jenis Data

Dalam penelitian jenis data dapat di kelompokkan menjadi tiga, yaitu data subyek, data fisik, dan data dokumenter.Pada penelitian ini jenis data yang di gunakan oleh peneliti adalah jenis data subyek.Data subyek adalah jenis data penelitian yang berupa opini, sikap, pengalaman atau karakteristik dari seseorang atau sekelompok orang yang menjadi subyek penelitian.

Sedangkan untuk sumber datanya termasuk dalam data primer.Data primer merupakan sumber data penelitian yang di peroleh secara langsung dari

(17)

sumber asli, yaitu dari responden melalui kuesioner. Data primer di kumpulkan secara khusus oleh peneliti untuk menjawab pertanyaan penelitian (Indriantoro dan Supomo, 1999). Data yang berasal dari kuesioner ini kemudian diolah dengan Structural Equation Model (SEM) yang menggunakan alat uji LISREL 8.8.Penggunaan SEM ini dipilih karena merupakan metode yang lebih sesuai untuk menguji validitas data yang berasal dari kuesioner (Wijanto, 2007). (Istianingsih, 2009)

G. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini meliputi pengguna sistem informasi akuntansi yang berlokasi di Jakarta Selatan. Alasan peneliti memilih populasi tersebut adalah peneliti sendiri merupakan pengguna sistem informasi akuntansi dan bekerja di wilayah Jakarta Selatan.

2. Sampel

Metode pemilihan sampel penelitian ini adalah purposive sampling yang merupakan metode pengambilan sampel dengan didasarkan pada kriteria tertentu (Sekaran, 2011) (Elvandari, 2011:48). Kriteria sampel yaitu pengguna system informasi akuntansi di Jakarta selatan yang sudah menggunakan sistem informasi akuntansi dan teknologi komputer selama minimal 1 tahun serta berpendidikan minimal D3. Besarnya sampel ditentukan berdasarkan jumlah responden yang mengembalikan kuesioner.

(18)

H. Metode Analisis Data

Data yang berasal dari kuesioner yang telah diisi dan dikembalikan oleh responden, dan memenuhi syarat untuk diolah lebih lanjut, akan diolah dengan menggunakan Structural Equation Model (SEM). Penggunaan Structural Equation Modelling (SEM) pada penelitian model Delone dan Mclean biasanya menggunakan program (LISREL, EQS, atau PLS) karena dapat meningkatkan teknik analisis dalam riset sistem informasi (Chin dan Todd, 1995). Teknik analisis ini penting untuk memahami masalah yang terjadi dalam riset sistem informasi. (Istianingsih dan Wijanto, 2008)

Pengujian kecocokan antara data dan model dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan software Linear Structural RELationship (LISREL) 8,8 full version. LISREL adalah satu-satunya program SEM yang paling banyak digunakan dan dipublikasikan pada berbagai jurnal ilmiah pada berbagai disiplin ilmu (Austin dan Calderon, 1996; Byrne, 1998). Hal tersebut karena LISREL program SEM yang tercanggih dan yang dapat mengestimasi berbagai masalah SEM. LISREL juga program yang informative dalam menyajikan hasil-hasil statistic. Sehingga modifikasi model dan penyebab tidak fit atau buruknya suatu model dapat dengan mudah diketahui. Penggunaan variabel moderating dan juga non-linearitas pada SEM bahkan tidak lagi mustahil digunakan berkat LISREL.

(19)

menampilkan sebuah model komprehensif bersamaan dengan kemampuannya untuk mengukur pengaruh antar faktor secara teoritis ada. Oleh karena itu SEM biasanya dipandang sebagai kombinasi antara analisis faktor dan analisis regresi, dan tentu saja dapat diaplikasikan secara terpisah hanya dalam analisis faktor (yaitu Confirmatory Factor Analysis) ataupun hanya dalam analisis regresi.(Mulyo dan Ukudi, 2007).

Menurut Yamin dan Kurniawan (2009), secara umum ada lima tahap dalam prosedur SEM, yaitu spesifikasi model, identifikasi model, estimasi model, uji kecocokan model dan respesifikasi model. Masing-masing tahap dijelaskan sebagai berikut:

1. Spesifikasi Model

Pada tahap ini, spesifikasi model yang dilakukan oleh peneliti meliputi: a. Mengungkapkan sebuah konsep permasalahan peneliti yang

merupakan suatu pertanyaan atau dugaan hipotesis terhadap suatu masalah.

b. Mendefinisikan variabel-variabel yang akan terlibat dalam penelitian dan mengkategorikannya sebagai variabel eksogen dan variabel endogen.

c. Menentukan metode pengukuran untuk variabel tersebut, apakah bisa diukur secara langsung (measurable variabel) atau membutuhkan variabel manifest (manifest variabel atau indikator-indikator yang mengukur konstrak laten).

(20)

d. Mendefinisikan hubungan kausal struktural antara variabel (antara variabel eksogen dan variabel endogen), apakah hubungan strukturalnya recursive yaitu searah atau nonrecursive yang berarti timbal balik

e. Langkah optional, yaitu membuat diagram jalur hubungan antara konstrak laten dan konstrak laten lainnya beserta indikator-indikatornya. Langkah ini dimaksudkan untuk memperoleh visualisasi hubungan antara variabel dan akan mempermudah dalam pembuatan program LISREL.

2. Identifikasi Model

Untuk mencapai identifikasi model dengan kriteria over-identifiedmodel (penyelesaian secara iterasi) pada program LISREL dilakukan penentuan sebagai berikut:

a. Untuk konstrak laten yang hanya memiliki satu indikator pengukuran, maka koefisien faktor loading (lamda, λ) ditetapkan 1 atau membuat error variance indikator pengukuran tersebut bernilai nol.

b. Untuk konstrak laten yang hanya memiliki beberapa indikator pengukuran (lebih besar dari 1 indikator), maka ditetapkan salah satu koefisien faktor loading (lamda, λ) bernilai 1. Penetapan nilai lamda=1 merupakan justifikasi dari peneliti tentang indikator yang dianggap paling mewakili konstrak laten tersebut. Indikator tersebut disebut juga sebagai variabel reference.

(21)

Jika tidak ada indikator yang diprioritaskan (ditetapkan), maka variabel reference akan diestimasi di dalam proses estimasi model.

3. Estimasi Model

Pada proses estimasi parameter, penentuan metode estimasi ditentukan oleh uji normalitas data. Jika normalitas data terpenuhi, maka metode estimasi yang digunakan adalah metode maximum likelihood dengan menambahkan input berupa covariance matrix dari data pengamatan. Sedangkan, jika normalitas data tidak terpenuhi, maka metode estimasi yang digunakan adalah robust maximum likelihood dengan menambahkan inputan berupa covariance matrix dan asymptotic covariance matrix dari data pengamatan (Joreskog dan Sorbom, 1996). Penggunaan input asymptotic covariance matrix akan menghasilkan penambahan uji kecocokan model, yaitu Satorra-Bentler Scaled Chi-Square dan Chi-square Corrected For Non-Normality. Kedua P-value uji kecocokan model ini dikatakan fit jika P-value mempunyai nilai minimum adalah 0,05 .

4. Uji Kecocokan Model

Langkah ini ditujukan untuk mengevaluasi derajat kecocokan atau goodness of fit (GOF) antara data dan model (Wijanto, 2006). Sesuai dengan aturan SEM, dengan metode maximum likelihood terdapat dua langkah pengujian yang harus dilakukan (Hair et al., 1995). Kedua langkah tersebut adalah kecocokan model pengukuran dan pengujian dengan model SEM dalam penelitian ini, dijelaskan sebagai berikut (Istianingsih, 2009):

(22)

a. Kecocokan Model Pengukuran

Untuk uji kecocokan model pengukuran dilakukan terhadap setiap konstruk secara terpisah melalui evaluasi terhadap validitas konstruk dan evaluasi terhadap reliabilitas konstruk (Wijanto, 2006).Tahap pengujian ini bertujuan untuk memastikan bahwa konstruk yang digunakan dalam penelitian ini memenuhi kriteria valid dan reliabel.

1) Uji Validitas

Pengujian validitas adalah pengujian untuk mengetahui kemampuan indikator-indikator suatu konstruk untuk mengukur konstruk tersebut (variabel laten) secara akurat (Hair et al., 1998). Pengujian terhadap validitas untuk butir-butir pertanyaan ditunjukkan oleh nilai t dan standarlized loading factor.Untuk nilai t harus berada di atas nilai kritis yaitu 1,96 dan standarlized loading factor lebih besar dari 0,5 (Igbaria, 1995). Butir-butir pertanyaan yang tidak memenuhi kriteria valid tersebut tidak dapat diikutkan dalam pengujian selanjutnya.Pengujian validitas dan reliabilitas untuk konstruk dilakukan untuk mengetahui apakah variabel yang digunakan sebagai indikator konstruk merupakan representasi yang sesuai dari konstruk yang ingin diukur. Muatan faktor untuk masing-masing indikator terhadap variabel latennya disajikan dalam bentuk hubungan-hubungan yang digambarkan

(23)

dalam diagram path yang diperoleh dengan menjalankan program LISREL 8.8.

2) Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas bertujuan untuk menguji konsistensi di antara butir-butir pertanyaan/pernyataan dalam kuesioner. Untuk menguji reliabilitas ini, akan dihitung construct reliability dan variance extracted Hair et al,.(1995). Untuk menghitung construct reliability digunakan rumus sebagai berikut:

Construct Reliability =

Untuk menghitung variance extracted digunakan rumus sebagai berikut:

Variance Extracted =

Dimana:

Std.loading = standardized loading ej = measurement error

b. Kecocokan Model Struktural 1) Analisis Model Keseluruhan

Pengujian terhadap model struktural didahului dengan menganalisis kecocokan model secara keseluruhan.Uji kecocokan keseluruhan model diukur dengan ukuran GOF.

(24)

Tabel 3.2

Rangkuman nilai GOF

Kriteria Kecocokan Model (GOF) Indikator Tingkat Kecocokan

Chi-Square Semakin kecil semakin baik

Non Centrality Parameter (NCP) Penilaian didasarkan atas perbandingan dengan model lain. Semakin kecil semakin baik.

Scaled NCP Semakin kecil semakin baik

Goodness-of-Fit Index (GFI) Nilai berkisar antara 0-1 dengan nilai yang lebih tinggi lebih baik. Nilai lebih besar sama dengan 0.90 good fit, antara 0.80 dan 0.90 marginal fit

RMSEA RMSEA <0,08 good fit, di bawah 0.05 close fit.

ECVI Nilai yang lebih kecil dari independence dan

lebih dekat ke Saturated Model

AIC Nilai yang lebih kecil dari independence dan

lebih dekat ke Saturated Model

CAIC Nilai yang lebih kecil dari independence dan

lebih dekat ke Saturated Model

NFI Nilai lebih besar sama dengan 0.90 good fit,

antara 0.80 dan 0.90 marginal fit.

NNFI Nilai lebih besar sama dengan 0.90 good fit,

antara 0.80 dan 0.90 marginal fit.

CFI Nilai lebih besar sama dengan 0.90 good fit,

antara 0.80 dan 0.90 marginal fit.

IFI Nilai lebih besar sama dengan 0.90 good fit,

antara 0.80 dan 0.90 marginal fit.

RFI Nilai lebih besar sama dengan 0.90 good fit,

antara 0.80 dan 0.90 marginal fit.

CN CN > 200, berarti model cukup mewakili data

RMR Standardized RMR < 0.05

AGFI Nilai lebih besar sama dengan 0.90 good fit,

antara 0.80 dan 0.90 marginal fit. Sumber: Istianingsih,2009

2) Analisis Persamaan Struktural

Uji ini dilakukan terhadap koefisien-koefisien persamaan struktural dengan menspesifikasikan tingkat signifikansi tertentu.Pengujian struktural ini untuk menguji

(25)

hipotesa yang diajukan dalam penelitian ini. Untuk tingkat signifikansi sebesar 0.05, maka nilai t-value dari persamaan struktural harus lebih besar sama dengan 1.96 atau untuk praktisnya lebih besar sama dengan 2 (Wijanto, 2006). Sebagai ukuran menyeluruh terhadap persamaan structural, akan dilihat besaran dari R2 untuk menilai seberapa baik

koefisien determination dari persamaan struktural tersebut (Wijanto, 2006)

5. Respesifikasi Model

Apabila model yang dihipotesiskan belum mencapai model yang fit, maka peneliti bisa melakukan respesifikasi model untuk mencapai nilai fit yang baik. Oleh karena itu, pendekatan teori yang benar ketika melakukan repesifikasi model ini dibutuhkan. Software LISREL juga menyediakan output modifikasi model yang membantu proses respesifikasi model dalam hal meningkatkan fit dari suatu model. Modifikasi dilakukan dengan membuang atau menambah hubungan di antara variabel di dalam model SEM. Perlu digaris bawahi bahwa penambahan atau penghilangan hubungan tersebut harus didasarkan pada teori yang mendasari model.

Referensi

Dokumen terkait

Kontribusi teknik analisis nuklir untuk karakterisasi dan identifikasi sumber pencemar udara menjadi harapan dan terobosan baru di Indonesia dalam meningkatkan

Penelitian ini bertujuan untuk menguraikan dekonstruksi atas gagasan dominan mengenai gender yang mengkonstruksi karakteristik laki-laki sebagai memiliki sikap maskulin

Salah satu pertimbangan Majelis Hakim Pengadilan Agama Makassar bahwa untuk meminta sita jaminan atas harta bersama sebagaimana tersebut dalam dalil-dalil gugatan,

Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden lintas ekosistem dan pola musim mempersepsi tiga jenis kejadian alam akibat perubahan iklim secara signifikan yang

Transaksi jual beli bensin di pertamina merupakan transaksi yang bisa dikatakan sebagai transaksi yang jujur karena semua berasal dan i mesin yang mengeluarkan bensin

“Ketentuan mengenai pemutusan hubungan kerja dalam undang-undang ini meliputi pemutusan hubungan kerja yang terjadi di badan usaha yang berbadan hukum atau tidak, milik orang

Sehubungan dengan sedang dilaksanakannya tahapan evaluasi dan penelitian dokumen Prakualifikasi untuk pekerjaan DED Fasilitas Penunjang Kantor Dinas Pekerjaan Umum

Menurut Pasal 126 ayat (2) Undang-Undang tentang Perseroan Terbatas, apabila pemegang saham minoritas yang tidak setuju tersebut tidak dapat menjual sahamnya kepada pihak