KEBIJAKAN KETAHANAN PANGAN INDONESIA
1
Dr. Ir. Anwar Sunari, MP
Plt. Kasubdit Pangan/Kasubdit Peternakan
DIREKTORAT PANGAN DAN PERTANIAN
KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL
Disampaikan dalam Acara Seminar”Kerentanan, Ketahanan Pangan, dan Politik Perlindungan Sosial di Indonesia”
Yogyakarta, 10 Desember 2015
OUTLINE
I. SITUASI PANGAN
II. ISSUE DAN PERMASALAHAN UTAMA
III. RPJMN 2015-2019
I. SITUASI PANGAN-PERTANIAN
1. Produksi Pangan Utama Nasional 2004-2014
Pertumbuhan produksi pangan utama secara rata-rata tahunannya pada 2004-2014 masih berada di atas 2
persen: padi (3,05 %), jagung (7,04 %), kedelai (2,74 %), daging sapi (2,21 %), dan gula (2,43 %)
menunjukkan
keberhasilan kinerja produksi pangan nasional ditengah-tengah ancaman dampak negatif perubahan iklim dan
juga tantangan semakin terbatasnya lahan pertanian, khususnya sawah
Terlepas dari peningkatan produksi pangan dalam sepuluh tahun terakhir, fluktuasi produksi ternyata perlu
diperhatikan. Ketidakstabilan produksi menunjukkan setidaknya tidak ada jaminan bahwa produksi dapat
dengan mudah untuk terus ditingkatkan dalam tahun-tahun ke depan.
2. Impor Pangan Utama, 2004-2013
5
Dalam 2004-2013 impor pangan utama menunjukkan fluktuasi
dapat menggambarkan kebijakan
impor yang sangat situasional. Keberadaan impor dianggap sebagai langkah terakhir ketika produksi
pangan dalam negeri belum mampu memenuhi kebutuhan konsumsi:
-
Padi/beras dan daging sapi untuk konsumsi RT dan stabilisasi harga;
-
Jagung untuk industri pakan ternak; Kedelai untuk industri tahu tempe; dan gula untuk industri
rafinasi.
3. Perkembangan Harga Pangan Bulanan, 2010-2014
Harga pangan utama pada 2010-2014 relatif stabil, kecuali untuk daging sapi.
Harga beras, gula pasir, dan kedelai masih berkisar Rp. 10 ribu sehingga fluktuasi harga tidak terlihat.
Harga daging sapi terus melonjak dari kisaran Rp. 60 ribu pada awal tahun 2010 menjadi lebih dari
Rp. 100 ribu pada tahun 2014
menjadi fokus Pemerintah, mengingat keragaan produksi daging
sapi dalam negeri yang jauh melebihi impor ternyata tidak menjamin stabilitas harga di pasar dalam
negeri.
7
4. Kemaritiman - Perikanan
2004
2005
2006
2007
2008
2009
2010
2011
2012
Produksi DN
6119
6869
7488
8238
8858
9816
11660
13640
15500
Impor
136
151
184.2
145.2
280.2
331.9
369.3
431.6
337.4
0
2000
4000
6000
8000
10000
12000
14000
16000
18000
(R
ib
u
T
o
n
)
Produksi dan Impor Ikan
Peningkatan produksi perikanan mempunyai arti penting :
Mendorong kedaulatan pangan: meningkatkan penyediaan sumber pangan protein, mengingat
kualitas gizi dan harga daging ikan yang relatif murah dan mudah didapat.
Memperkuat poros maritim Indonesia: sumberdaya kelautan yang besar harus dapat dimanfaatkan
secara optimal
5. Pola Konsumsi Pangan Tahun 2014
No
Kelompok Pangan
2014 (proyeksi Kementan)
Proporsi total energi
1
Padi-padian
1170
59,48
2
Umbi-umbian
38
1,93
3
Pangan hewani
183
9,30
4
Minyak dan lemak
244
12,40
5
Buah/biji berminyak
38
1,93
6
Kacang-kacangan
57
2,90
7
Gula
91
4,63
8
Sayur dan buah
110
5,59
9
Lain-lain
36
1,83
Total Energi
1967
100,00
Total Protein
55,9
SKOR PPH
81,8
Konsumsi pangan bersumber padi-padian diperkirakan masih mencapai 59,48 persen dari total konsumsi
energi penduduk pada tahun 2014
beras masih mendominasi konsumsi pangan masyarakat sebagai
sumber karbohidrat.
Upaya untuk mengembangkan pangan sumber karbohidrat dari jenis yang lain seperti umbi-umbian, masih
belum cukup menggembirakan capaiannya.
9
2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013*) 2014**) Periode Kabinet Indonesia Bersatu I Periode Kabinet Indonesia Bersatu II Pertanian 2,82 2,72 3,36 3,47 4,83 3,96 3,01 3,37 4,20 3,54 3,31 Tanaman Bahan Makanan 2,89 2,60 2,98 3,35 6,06 4,97 1,64 1,75 3,09 1,93 0,62 Perkebunan 0,40 2,48 3,79 4,55 3,67 1,73 3,49 4,47 6,22 4,93 8,14 Peternakan dan hasilnya 3,35 2,13 3,35 2,36 3,52 3,45 4,27 4,78 4,69 4,76 4,85 Kehutanan 1,28 -1,47 -2,85 -0,83 -0,03 1,82 2,41 0,85 0,16 0,11 2,05 Perikanan 5,56 5,87 6,90 5,39 5,07 4,16 6,04 6,96 6,49 6,86 6,56 -4,00 -2,00 0,00 2,00 4,00 6,00 8,00 10,00 %
Laju pertumbuhan PDB sektor pertanian relatif stabil, 3-4%, menunjukkan bahwa sektor pertanian secara positif
berkontribusi terhadap perekonomian nasional.
Perkebunan dan perikanan mampu tumbuh lebih cepat dibandingkan sub sektor lainnya
dapat menjadi
“tantangan” bagi sub sektor tanaman pangan apabila terjadi kompetisi antar sub sektor.
iii
PERKEMBANGAN JUMLAH RUMAH TANGGA
PERTANIAN DAN PENGUASAAN LAHAN
Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Indonesia sesuai
hasil Sesnsus Pertanian Tahun 2013 mencapai 26,1 juta
rumah tangga, menurun sekitar 5,1 juta rumah tangga
dibandingkan pada sensus Pertanian tahun 2003 yang
mencapai 31,2 juta rumah tangga. Penurunan terbesar
terjadi pada sub sektor hortikultura, peternakan, palawija
dan perkebunan masing-masing menurun 6,3 juta RT; 5,6
juta RT; 2,3 juta RT; dan 1,4 juta RT.
7. JUMLAH RUMAH TANGGA PETANI
(Sensus Pertanian 2003 dan 2013)
PERTANIA
N
Tanaman
Pangan
Padi
Palawija
Hortikultur
a
Perkebuna
n
Peternakan Perikanan
Budidaya
Ikan
Penangkap
an Ikan
Kehutanan
Jasa
Pertanian
ST 2003
31,232.2
18,708.1
14,206.4
10,941.9
16,937.6
14,128.5
18,595.8
2,489.7
985.4
1,569.0
6,827.9
1,846.1
ST 2013
26,135.5
17,728.2
14,147.9
8,624.2
10,602.1
12,770.1
12,969.2
1,975.2
1,187.6
864.5
6,782.9
1,075.9
5,000.0
10,000.0
15,000.0
20,000.0
25,000.0
30,000.0
35,000.0
Ribu
Or
ang
No Sektor/Sub Sektor
Rumah Tangga Usaha Pertanian (Rumah Tangga)
ST 2003 ST 2013 Perubahan Absolut % SEKTOR PERTANIAN 31.232.184 26.135.469 -5.096.715 -16,32 SUB SEKTOR 1 Tanaman Pangan 18.708.052 17.728.185 -979.867 -5,24 Padi 14.206.355 14.147.942 -58.413 -0,41 Palawija 10.941.919 8.624.243 -2.317.676 -21,18 2 Hortikultura 16.937.617 10.602.147 -6.335.470 -37,40 3 Perkebunan 14.128.539 12.770.090 -1.358.449 -9,61 4 Peternakan 18.595.824 12.969.210 -5.626.614 -30,26 5 Perikanan 2.489.681 1.975.233 -514.448 -20,66 Budidaya Ikan 985.418 1.187.563 202.145 20,51 Penangkapan Ikan 1.569.048 864.495 -704.553 -44,90 6 Kehutanan 6.827.937 6.782.856 -45.081 -0,66 7 Jasa Pertanian 1.846.140 1.075.935 -770.205 -41,72Secara nominal jumlah tenaga kerja di
sektor pertanian menurun dari sekitar 43
juta tenaga kerja di 2004 menjadi sekitar
39 juta di tahun 2014. Demikian juga
share-nya mengalami penurunan dari
44,5 persen (2004) menjadi sekitar 34
persen (2014).
Sumber: Sakernas BPS
2004
2005
2006
2007
2008
2009
2010
2011
2012
2013
2014
Tenaga Kerja Pertanian
(juta orang)
43,1
43,1
41,7
42,7
42,9
43,5
43,2
39,1
39,6
39,2
39,0
Tenaga Kerja Non
Pertanian (juta orang)
53,8
52,2
56,3
59,1
61,7
63,6
66,4
68,3
72,9
73,6
75,6
Total Tenaga Kerja
96,9
95,3
98,0
101,8
104,6
107,1
109,6
107,4
112,5
112,8
114,6
Pangsa Pertanian
Terhadap Total
44,5
45,2
42,6
41,9
41,0
40,6
39,4
36,4
35,2
34,8
34,0
JUMLAH DAN SHARE TENAGA KERJA SEKTOR PERTANIAN
TERHADAP TENAGA KERJA NASIONAL
ISSUE UTAMA PEMBANGUNAN KEDAULATAN PANGAN
EKONOMI LAIN/SWASTA
1.
Transformasi ekonomi yang terjadi tentu
berdampak
kepada
peningkatan
demand
terhadap
secondary
dan
tertiery goods sehingga sektor-sektor
basis akan semakin “ditinggalkan”
sektor pengolahan (industri) dan jasa
akan semakin berperan.
2.
Meskipun demikian, perlu diperhatikan
bahwa sektor basis (sumber daya alam
dan lingkungan) menjadi sangat penting
mengingat
kebutuhan
bahan
baku
industri dan jasa yang tidak tergantikan.
3.
Daya tarik sektor industri dan jasa
belum cukup terbuka bagi petani yang
terbatas skill nya sehingga beban di
sektor pertanian menjadi sangat besar.
PERTANIAN
1.
Pendapatan di onfarm lebih
rendah, baik akibat inovasi
yang kurang berkembang
maupun
bargain
petani
yang lemah.
2.
Image/karakteristik
usahatani yang “tradisional
dan tertinggal” dan inovasi
untuk
memodernisasi
usahatani berjalan lambat.
3.
Skala usaha pertanian kecil
dan upaya pengembangan
skala juga berjalan lambat.
ESKTERNAL
INTERNAL
PEMERINTAH
Kebijakan Pemerintah belum terintegrasi dan
terkoordinasi dengan baik di dalam
pelaksanaan
SDA LH
Sumberdaya alam semakin
terbatas akibat “eksploitasi”
maupun dampak perubahan
iklim.
KEDAULATAN
PANGAN DAN
KESEJAHTERAAN
PERMASALAHAN YANG DIHADAPI SAAT INI (1)
1. Penambahan lahan berjalan lambat dan praktek fragmentasi terus berjalan:
•
Kegiatan cetak sawah (lahan) masih terkendala dengan ketersediaan lahan yang
clear dan clean sehingga berjalan lambat.
•
Kalaupun dapat dicetak, redistribusi kepada petani akan menghadapi
permasalahan siapa petani yang berhak menerima.
•
Sampai saat ini data petani by name by address belum tersedia dengan jelas.
2. Tantangan resiko ketidakpastian dalam degradasi lingkungan dan perubahan iklim dan
peran petani dalam eksistensi rantai nilai perdagangan :
•
Usahatani mempunyai resiko tinggi terhadap dampak negatif kondisi alam
(degaradasi, iklim, dsb).
•
Penguasaan modal kecil menjadikan lemahnya daya tahan usahatani petani kecil
terhadap dampak negatif tsb di atas.
•
Kuatnya pelaku di luar petani dalam rantai perdagangan menyebabkan kondisi
petani lemah, dan dlm kondisi ttt “sengaja dilemahkan”, misal dengan bantuan
yang mengikat.
PERMASALAHAN YANG DIHADAPI SAAT INI (2)
3. Posisi petani kecil lemah meskipun jumlahnya cukup besar.
4. Kualitas pendidikan petani masih rendah.
•
Secara sosial, potensi kebersaman antar petani sebagai modal membentuk
kelompok sangat besar. Namun mengingat kepentingan ekonomi yang lebih
dominan menyebabkan petani lebih “terikat” dengan pelaku luar yang mpy
kekuatan ekonomi lebih besar.
•
Petani yang lebih bersifat individu dibandingkan kelompok menyebabkan pelaku
luar dapat lebih dominan.
•
Pendidikan yang rendah dinilai lebih berdampak dalam pengembangan usahatani,
sementara di dalam usahatani sebenarnya petani cepat mengadopsi teknik baru.
5. Aging petani semakin besar dan minat petani muda menurun.
•
Insentif ekonomi di sektor pertanian (on-farm) yang lebih rendah dengan sektor
lain menyebabkan keengganan tenaga kerja muda masuk ke dalam sektor
pertanian.
•
Kreatifitas/inovasi usaha dalam pertanian berjalan lambat sehingga sektor
pertanian hanya identik dengan on-farm yang kurang menguntungkan.
III. RPJMN
2015-2019
(PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2
TAHUN 2015)
Buku I
: Agenda Pembangunan Nasional
Buku II
: Agenda Pembangunan Bidang
Buku III
: Agenda Pembangunan Wilayah
VISI: TERWUJUDNYA INDONESIA YG BERDAULAT, MANDIRI DAN BERKERIBADIAN BERLANDASKAN GOTONG ROYONG
7 MISI Keamanan nasional yg mampu menjaga
kedaulatan wilayah, menopang kemandirian ekonomi dg mengamankan SD maritim, dan
mencerminkan kepribadian Indonesia sebagai negara kepulauan.
Masyarakat maju, berkeimbangan dan demokratis berlandaskan negara hukum. Politik LN bebas aktif dan memperkuat jati diri sebagai negara
maritim
Kualitas hidup manusian Indonesia yg
tinggi, maju dan sejahtera
Bangsa berdaya saing
Indonesia menjadi negara maritim yg mandiri, maju, kuat
dan berbasiskan kepentingan nasional
Masyarakat yg berkepribadian
dalam kebudayaan.
NAWACITA – 9 agenda prioritas Akan menghadirkan
kembali negara untuk melindungi segenap bangsa dan memberi rasa aman pada seluruh WN
Akan membuat Pemerintah tidak absen dg memba-ngun tata kelola Pem. yg bersih, efektif, demo-kratis dan terpercaya Akan membangun Indonesia dari pinggiran dg memperkuat daerah-daerah dan desa dlm kerangka Negara Kesatuan Akan menolak Negara lemah dengan melalukan reformasi sistem penegakan hukum yang bebas korupsi, bermartabat dan terpercaya. Akan mening-katkan kuali-tas hidup manusia
Indonesia melalui: Indonesia Pintar, Indonesia Sehat, Indonesia Kerja dan Indonesia Sejahtera
Akan mening-katkan produktivitas
rakyat dan daya saing di pasar internasional Akan mewujudkan kemandirian ekonomi dg menggerak-kan sektor-sektor strategis ekonomi domestik Akan melakuka n revolusi karakter bangsa Akan memper-teguh Kebhi-nekaan dan memperkuat restorasi sosial.
BERDAULAT DALAM BIDANG POLITIK (12 program aksi-115 prioritas utama)
BERDIKARI DALAM BIDANG EKONOMI (16 program aksi)
BERKEPRIBADIAN DALAM BIDANG KEBUDAYAAN (3 program aksi) 1. Membangun wibawa politik LN dan mereposisi peran Indonesia dalam isu-isu global (4) 2. Menguatkan sistem pertahanan negara (4) 3. Membangun politik keamanan dan ketertiban masyarakat (8) 4. Mewujudkan profesionalitas intelijen negara (7) 5. Membangun keterbukaan informasi dan komunikasi publik (7) 6. Mereformasi sistem dan kelembagaan demokrasi (6) 7. Memperkuat politik desentralisasi dan otda (11) 8. Mendedikasikan diri untuk memberdayakan desa (8) 9. Melindungi dan memajukan hak-hak masyarakat adat (6) 10. Pemberda-yaan Perempuan dalam politik dan pembangunan (7) 11. Mewujudkan sistem dan penegakan hukum yang berkeadilan (42) 12. Menjalankan reformasi birokrasi dan pelayanan publik (5) 1. Dedikasikan pembangunan kualitas SDM 2. Membangun ke-daulatan pangan berbasis agribisnis kerakyatan
3. Mendedikasikan program u/ mem-bangun daulat energi berbasis kepentingan nas. 4. Untuk pengua-saan SDA
melalui 7 langkah & mem-bangun regulasi mewajibkan CSR &/atau saham u/ masyarakat lokal/ sekitar tambang, penguatan kapa-sitas pengusaha nasional (trmsuk penambang rakyat) dlm penge-lolaan tambang berkelanjutan. 5. Membangun pemberdayaan buruh 6. Membangun sektor keuangan berbasis nasional 7. Penguatan investasi domestik 8. Membangun penguatan kapasitas fiskal negara 9. Membangun infrastruktur 10. Membangun ekonomi maritim 11. Penguatan sektor kehutanan 12. Membangun
tata ruang dan lingkungan berkelanjutan 13.Membangun perimbangan pembangunan kawasan 14.Membangun karakter dan potensi wisata 15.Mengembangka n kapasitas perdagangan nasional 16.Pengembangan industri manufaktur 1. Berkomitmen mewujudkan pendidikan sbg pembentuk karakter bangsa 2. Akan memperteguh kebhinekaan Indonesia dan memperkuat restorasi sosial 3. Akan memban gun jiwa bangsa melalui pemberd ayaan pemuda dan olah raga
VISI- MISI -SEMBILAN AGENDA PEMBANGUNAN
VISI PEMBANGUNAN NASIONAL 2015-2019 :
Terwujudnya Indonesia yang Berdaulat, Mandiri,
dan Berkepribadian Berlandaskan Gotong-royong
MISI PEMBANGUNAN yaitu:
1.
Mewujudkan keamanan nasional yang mampu
menjaga kedaulatan wilayah, menopang
kemandirian ekonomi dengan mengamankan
sumber daya maritim, dan mencerminkan
kepribadian Indonesia sebagai negara
kepulauan.
2.
Mewujudkan masyarakat maju,
berkeseimbangan, dan demokratis
berlandaskan negara hukum.
3.
Mewujudkan politik luar negeri bebas-aktif dan
memperkuat jati diri sebagai negara maritim.
4.
Mewujudkan kualitas hidup manusia Indonesia
yang tinggi, maju, dan sejahtera.
5.
Mewujudkan bangsa yang berdaya saing.
6.
Mewujudkan Indonesia menjadi negara maritim
yang mandiri, maju, kuat, dan berbasiskan
kepentingan nasional.
7.
Mewujudkan masyarakat yang berkepribadian
dalam kebudayaan.
AGENDA PEMBANGUNAN
1.
Menghadirkan kembali negara untuk
melindungi segenap bangsa dan memberikan
rasa aman kepada seluruh warga negara.
2.
Membuat Pemerintah selalu hadir dengan
membangun tata kelola pemerintahan yang
bersih, efektif, demokratis, dan terpercaya.
3.
Membangun Indonesia dari pinggiran dengan
memperkuat daerah-daerah dan desa dalam
kerangka negara kesatuan.
4.
Memperkuat kehadiran negara dalam
melakukan reformasi sistem dan penegakan
hukum yang bebas korupsi, bermartabat, dan
terpercaya.
5.
Meningkatkan kualitas hidup manusia
Indonesia.
6.
Meningkatkan produktivitas rakyat dan daya
saing di pasar Internasional sehingga bangsa
Indonesia bisa maju dan bangkit bersama
bangsa-bangsa Asia lainnya.
7.
Mewujudkan kemandirian ekonomi dengan
menggerakkan sektor-sektor strategis
ekonomi domestik.
8.
Melakukan revolusi karakter bangsa.
9.
Memperteguh kebhinekaan dan memperkuat
NORMA PEMBANGUNAN KABINET KERJA
3 DIMENSI PEMBANGUNAN
QUICK WINS DAN PROGRAM LANJUTAN LAINNYA
DIMENSI PEMBANGUNAN MANUSIA
DIMENSI PEMBANGUNAN SEKTOR
UNGGULAN
DIMENSI PEMERATAAN &
KEWILAYAHAN
KONDISI PERLU
Kepastian dan Penegakan
Hukum
Keamanan dan Ketertiban
Politik & Demokrasi
Tata Kelola & RB
Pendidikan
Kesehatan
Perumahan
Antarkelompok
Pendapatan
Antarwilayah: (1) Desa,
(2) Pinggiran, (3) Luar
Jawa, (4) Kawasan Timur
Kedaulatan Pangan
Kedaulatan Energi &
Ketenagalistrikan
Kemaritiman dan Kelautan
Pariwisata dan Industri
1)
Membangun untuk manusia dan masyarakat;
2)
Upaya peningkatan kesejahteran, kemakmuran, produktivitas tidak boleh menciptakan ketimpangan yang makin
melebar. Perhatian khusus diberikan kepada peningkatan produktivitas rakyat lapisan menengah bawah, tanpa
menghalangi, menghambat, mengecilkan dan mengurangi keleluasaan pelaku-pelaku besar untuk terus menjadi
agen pertumbuhan;
3)
Aktivitas pembangunan tidak boleh merusak, menurunkan daya dukung lingkungan dan keseimbangan ekosistem
Mental / Karakter
INDIKATOR
2014
(baseline)
2019
Rata-rata Pertumbuhan
2015-2019 (%)
Produksi DN untuk Kedaulatan Pangan
- Padi (Juta Ton)
70,6
82,0
3,03
- Jagung (Juta Ton)
19,1
24,1
4,7
- Kedelai (Juta Ton)
0,9
2,6
22,7
- Gula (Juta Ton)
2,6
3,8
8,3
- Daging Sapi (Ribu Ton)
452,7
755,1
10,8
- Ikan -diluar rumput lain (Juta ton)
12,4
18,8
8,7
-Garam (Juta Ton)
2,5
4,5
12,9
Konsumsi
-Konsumsi kalori (Kkal)
1.967
2.150
--Konsumsi ikan (kg/kap/tahun)
38,0
54,5
7,5
Skor Pola Pangan Harapan (PPH)
81,8
92,5
-SASARAN KEDAULATAN PANGAN
Dalam 5 tahun ke depan, produksi padi akan diarahkan untuk meningkatkan surplus beras; jagung difokuskan
untuk keragaman pangan dan pakan lokal; kedele difokuskan untuk mengamankan kebutuhan pengrajin dan
kebutuhan konsumsi tahu dan tempe; Gula, daging sapi dan garam fokus pada pemenuhan konsumsi rumah
tangga.
21
STRATEGI PENGUATAN
KEDAULATAN PANGAN
KEDAULATAN
PANGAN
PENINGKATAN
PRODUKSI
PANGAN
POKOK
STABILISASI
HARGA
BAHAN
PANGAN
PERBAIKAN
KUALITAS
KONSUMSI
PANGAN DAN
GIZI
MASYARAKAT
MITIGASI
GANGGUAN
TERHADAP
KETAHANAN
PANGAN
PENINGKATAN
KESEJAHTERAAN
PELAKU USAHA
PANGAN
1. Pengendalian konversi lahan dan perluasan sawah baru 1 juta ha
2. Pemanfaatan lahan bekas pertambangan
3. 1000 Desa Mandiri Benih
4. Pemulihan kualitas kesuburan lahan yang airnya tercemar
5. 1000 desa pertanian organik
6. Pencipataan sistem inovasi nasional
7. Perluasan lahan kering 1 juta ha
8. Pendirian unit perbankan untuk pertanian, UMKM, koperasi
9. Peningkatan kemampuan petani, organisasi petani, dan pola
hubungan pemerintah
10. Pelibatan perempuan petani/pekerja
11. Pencipataan daya tarik pertanian bagi TK muda
12. Pengembangan inovasi teknologi melalui kerjasama swasta,
pemerintah, dan PT
13. Techno-science park
14. Rehabilitasi 3 juta ha jaringan irigasi rusak dan bendungan
15. Pembangunan 100 sentra perikanan/nelayan terpadu, termasuk
pengembangan sistem logistik ikan (coldstorage) dan
pengembangan sistem informasi bagi nelayan
1. Penyediaan kapal pengangkut ternak
2. Pemberantasan “mafia” impor
1. Peningkatan akses dan aset petani melalui distribusi hak atas tanah petani
dan land reform dan program penguasaan lahan terutama bagi petani gurem
dan buruh tani
2. Sertipikasi hak atas tanah nelayan dalam upaya peningkatan akses
permodalan untuk pengembangan usaha
3. Perlindungan petani melalui penyediaan dan penyempurnaan sistem
penyaluran subsidi input, pengamanan harga produk hasil pertanian di tingkat
petani dan pengurangan beban resiko usaha tani
1. Penguatan advokasi
diversifikasi konsumsi
2. Peningkatan Advokasi dan
Konsumsi Makan Ikan
3. Peningkatan peran industri
dan Pemerintah daerah
dalam ketersediaan pangan
beragam, aman, dan bergizi
1.
Penyediaan dan penyaluran bantuan input
produksi bagi petani dan pembudidaya ikan
yang terkena puso atau banjir serta
kompensasi bagi nelayan yang terkena
dampak ekstrim perubahan iklim;
2.
Pelaksanaan dan pengembangan instrumen
asuransi pertanian untuk petani dan nelayan
yang diawali dengan pilot project;
3.
Pengembangan benih unggul tanaman
pangan dan jenis/varietas ikan yang mampu
beradaptasi terhadap perubahan iklim dan
penerapan kalender tanam;
4.
Perluasan penggunaan teknologi budidaya
pertanian dan perikanan yang adaptif
terhadap perubahan iklim
KEMENTERIAN PPN / BAPPENAS
ASPEK
PRODUKSI
23
KEDAULATAN
PANGAN
PENINGKATAN
PRODUKSI PANGAN
POKOK
LAHAN
bagaimana menjamin lahan pangan
itu tetap tersedia?;
Nasional memberikan kerangka
regulasi yang memadai; Pemerintah
daerah menjalankan regulasi
1. Rehabilitasi 3 juta ha
jaringan irigasi rusak dan
bendungan
INPUT PRODUKSI (BENIH, PUPUK):
ketepatan distribusi ke petani;
apakah cukup terpusat; Pemda
meningkatkan pengawasan.
1. 1000 Desa Mandiri Benih
1. Pengendalian konversi
lahan dan perluasan
sawah baru 1 juta ha
2. Pemanfaatan lahan bekas
pertambangan
3. Pemulihan kualitas
kesuburan lahan yang
airnya tercemar
4. Perluasan lahan kering 1
juta ha
1. Peningkatan kemampuan
petani, organisasi petani,
dan pola hubungan
pemerintah
2. Pelibatan perempuan
petani/pekerja
3. Pencipataan daya tarik
pertanian bagi TK muda
1. Pencipataan sistem
inovasi nasional
2. Pengembangan inovasi
teknologi melalui
kerjasama swasta,
pemerintah, dan PT
3. Techno-science park
IRIGASI
Pemetaan jaringan irigasi yang
dibutuhkan dan yang rusak
Pembangunan dan rehabilitasi
Pengawasan pemanfaatan di
lapangan
INOVASI TEKNOLOGI
Dukungan ATP/ASP
Pengembangan teknologi pangan
sesuai karakteristik daerah
MAINSTREAMING PEMBANGUNAN
Pemberdayaan: kelompok tani,
KEMENTERIAN PPN / BAPPENAS
ASPEK DISTRIBUSI DAN
KONSUMSI
KEDAULATAN
PANGAN
STABILISASI HARGA
BAHAN PANGAN
PERBAIKAN KUALITAS
KONSUMSI PANGAN
DAN GIZI MASYARAKAT
•
Logistik: identifikasi kelemahan
logistik yang ada
segera
diperbaiki; Mitigasi iklim dan
bencana
harus ada alternatif
•
Daerah non pertanian: harus
benar-benar dipastikan
bagaimana delivery dan
aksesibilitas pangan masyarakat
•
Pola konsumsi: perlu
diidentifikasi bagaimana pola
konsumsi
siapkan langkah
stabilisasi pasokan dan harga.
KEMENTERIAN PPN / BAPPENAS