• Tidak ada hasil yang ditemukan

KEBIJAKAN KETAHANAN PANGAN INDONESIA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KEBIJAKAN KETAHANAN PANGAN INDONESIA"

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

KEBIJAKAN KETAHANAN PANGAN INDONESIA

1

Dr. Ir. Anwar Sunari, MP

Plt. Kasubdit Pangan/Kasubdit Peternakan

DIREKTORAT PANGAN DAN PERTANIAN

KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL

Disampaikan dalam Acara Seminar”Kerentanan, Ketahanan Pangan, dan Politik Perlindungan Sosial di Indonesia”

Yogyakarta, 10 Desember 2015

(2)

OUTLINE

I. SITUASI PANGAN

II. ISSUE DAN PERMASALAHAN UTAMA

III. RPJMN 2015-2019

(3)

I. SITUASI PANGAN-PERTANIAN

(4)

1. Produksi Pangan Utama Nasional 2004-2014

Pertumbuhan produksi pangan utama secara rata-rata tahunannya pada 2004-2014 masih berada di atas 2

persen: padi (3,05 %), jagung (7,04 %), kedelai (2,74 %), daging sapi (2,21 %), dan gula (2,43 %)

menunjukkan

keberhasilan kinerja produksi pangan nasional ditengah-tengah ancaman dampak negatif perubahan iklim dan

juga tantangan semakin terbatasnya lahan pertanian, khususnya sawah

Terlepas dari peningkatan produksi pangan dalam sepuluh tahun terakhir, fluktuasi produksi ternyata perlu

diperhatikan. Ketidakstabilan produksi menunjukkan setidaknya tidak ada jaminan bahwa produksi dapat

dengan mudah untuk terus ditingkatkan dalam tahun-tahun ke depan.

(5)

2. Impor Pangan Utama, 2004-2013

5

Dalam 2004-2013 impor pangan utama menunjukkan fluktuasi

dapat menggambarkan kebijakan

impor yang sangat situasional. Keberadaan impor dianggap sebagai langkah terakhir ketika produksi

pangan dalam negeri belum mampu memenuhi kebutuhan konsumsi:

-

Padi/beras dan daging sapi untuk konsumsi RT dan stabilisasi harga;

-

Jagung untuk industri pakan ternak; Kedelai untuk industri tahu tempe; dan gula untuk industri

rafinasi.

(6)

3. Perkembangan Harga Pangan Bulanan, 2010-2014

Harga pangan utama pada 2010-2014 relatif stabil, kecuali untuk daging sapi.

Harga beras, gula pasir, dan kedelai masih berkisar Rp. 10 ribu sehingga fluktuasi harga tidak terlihat.

Harga daging sapi terus melonjak dari kisaran Rp. 60 ribu pada awal tahun 2010 menjadi lebih dari

Rp. 100 ribu pada tahun 2014

menjadi fokus Pemerintah, mengingat keragaan produksi daging

sapi dalam negeri yang jauh melebihi impor ternyata tidak menjamin stabilitas harga di pasar dalam

negeri.

(7)

7

4. Kemaritiman - Perikanan

2004

2005

2006

2007

2008

2009

2010

2011

2012

Produksi DN

6119

6869

7488

8238

8858

9816

11660

13640

15500

Impor

136

151

184.2

145.2

280.2

331.9

369.3

431.6

337.4

0

2000

4000

6000

8000

10000

12000

14000

16000

18000

(R

ib

u

T

o

n

)

Produksi dan Impor Ikan

Peningkatan produksi perikanan mempunyai arti penting :

Mendorong kedaulatan pangan: meningkatkan penyediaan sumber pangan protein, mengingat

kualitas gizi dan harga daging ikan yang relatif murah dan mudah didapat.

Memperkuat poros maritim Indonesia: sumberdaya kelautan yang besar harus dapat dimanfaatkan

secara optimal

(8)

5. Pola Konsumsi Pangan Tahun 2014

No

Kelompok Pangan

2014 (proyeksi Kementan)

Proporsi total energi

1

Padi-padian

1170

59,48

2

Umbi-umbian

38

1,93

3

Pangan hewani

183

9,30

4

Minyak dan lemak

244

12,40

5

Buah/biji berminyak

38

1,93

6

Kacang-kacangan

57

2,90

7

Gula

91

4,63

8

Sayur dan buah

110

5,59

9

Lain-lain

36

1,83

Total Energi

1967

100,00

Total Protein

55,9

SKOR PPH

81,8

Konsumsi pangan bersumber padi-padian diperkirakan masih mencapai 59,48 persen dari total konsumsi

energi penduduk pada tahun 2014

beras masih mendominasi konsumsi pangan masyarakat sebagai

sumber karbohidrat.

Upaya untuk mengembangkan pangan sumber karbohidrat dari jenis yang lain seperti umbi-umbian, masih

belum cukup menggembirakan capaiannya.

(9)

9

2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013*) 2014**) Periode Kabinet Indonesia Bersatu I Periode Kabinet Indonesia Bersatu II Pertanian 2,82 2,72 3,36 3,47 4,83 3,96 3,01 3,37 4,20 3,54 3,31 Tanaman Bahan Makanan 2,89 2,60 2,98 3,35 6,06 4,97 1,64 1,75 3,09 1,93 0,62 Perkebunan 0,40 2,48 3,79 4,55 3,67 1,73 3,49 4,47 6,22 4,93 8,14 Peternakan dan hasilnya 3,35 2,13 3,35 2,36 3,52 3,45 4,27 4,78 4,69 4,76 4,85 Kehutanan 1,28 -1,47 -2,85 -0,83 -0,03 1,82 2,41 0,85 0,16 0,11 2,05 Perikanan 5,56 5,87 6,90 5,39 5,07 4,16 6,04 6,96 6,49 6,86 6,56 -4,00 -2,00 0,00 2,00 4,00 6,00 8,00 10,00 %

Laju pertumbuhan PDB sektor pertanian relatif stabil, 3-4%, menunjukkan bahwa sektor pertanian secara positif

berkontribusi terhadap perekonomian nasional.

Perkebunan dan perikanan mampu tumbuh lebih cepat dibandingkan sub sektor lainnya

dapat menjadi

“tantangan” bagi sub sektor tanaman pangan apabila terjadi kompetisi antar sub sektor.

(10)

iii

PERKEMBANGAN JUMLAH RUMAH TANGGA

PERTANIAN DAN PENGUASAAN LAHAN

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Indonesia sesuai

hasil Sesnsus Pertanian Tahun 2013 mencapai 26,1 juta

rumah tangga, menurun sekitar 5,1 juta rumah tangga

dibandingkan pada sensus Pertanian tahun 2003 yang

mencapai 31,2 juta rumah tangga. Penurunan terbesar

terjadi pada sub sektor hortikultura, peternakan, palawija

dan perkebunan masing-masing menurun 6,3 juta RT; 5,6

juta RT; 2,3 juta RT; dan 1,4 juta RT.

7. JUMLAH RUMAH TANGGA PETANI

(Sensus Pertanian 2003 dan 2013)

PERTANIA

N

Tanaman

Pangan

Padi

Palawija

Hortikultur

a

Perkebuna

n

Peternakan Perikanan

Budidaya

Ikan

Penangkap

an Ikan

Kehutanan

Jasa

Pertanian

ST 2003

31,232.2

18,708.1

14,206.4

10,941.9

16,937.6

14,128.5

18,595.8

2,489.7

985.4

1,569.0

6,827.9

1,846.1

ST 2013

26,135.5

17,728.2

14,147.9

8,624.2

10,602.1

12,770.1

12,969.2

1,975.2

1,187.6

864.5

6,782.9

1,075.9

5,000.0

10,000.0

15,000.0

20,000.0

25,000.0

30,000.0

35,000.0

Ribu

Or

ang

No Sektor/Sub Sektor

Rumah Tangga Usaha Pertanian (Rumah Tangga)

ST 2003 ST 2013 Perubahan Absolut % SEKTOR PERTANIAN 31.232.184 26.135.469 -5.096.715 -16,32 SUB SEKTOR 1 Tanaman Pangan 18.708.052 17.728.185 -979.867 -5,24 Padi 14.206.355 14.147.942 -58.413 -0,41 Palawija 10.941.919 8.624.243 -2.317.676 -21,18 2 Hortikultura 16.937.617 10.602.147 -6.335.470 -37,40 3 Perkebunan 14.128.539 12.770.090 -1.358.449 -9,61 4 Peternakan 18.595.824 12.969.210 -5.626.614 -30,26 5 Perikanan 2.489.681 1.975.233 -514.448 -20,66 Budidaya Ikan 985.418 1.187.563 202.145 20,51 Penangkapan Ikan 1.569.048 864.495 -704.553 -44,90 6 Kehutanan 6.827.937 6.782.856 -45.081 -0,66 7 Jasa Pertanian 1.846.140 1.075.935 -770.205 -41,72

(11)

Secara nominal jumlah tenaga kerja di

sektor pertanian menurun dari sekitar 43

juta tenaga kerja di 2004 menjadi sekitar

39 juta di tahun 2014. Demikian juga

share-nya mengalami penurunan dari

44,5 persen (2004) menjadi sekitar 34

persen (2014).

Sumber: Sakernas BPS

2004

2005

2006

2007

2008

2009

2010

2011

2012

2013

2014

Tenaga Kerja Pertanian

(juta orang)

43,1

43,1

41,7

42,7

42,9

43,5

43,2

39,1

39,6

39,2

39,0

Tenaga Kerja Non

Pertanian (juta orang)

53,8

52,2

56,3

59,1

61,7

63,6

66,4

68,3

72,9

73,6

75,6

Total Tenaga Kerja

96,9

95,3

98,0

101,8

104,6

107,1

109,6

107,4

112,5

112,8

114,6

Pangsa Pertanian

Terhadap Total

44,5

45,2

42,6

41,9

41,0

40,6

39,4

36,4

35,2

34,8

34,0

JUMLAH DAN SHARE TENAGA KERJA SEKTOR PERTANIAN

TERHADAP TENAGA KERJA NASIONAL

(12)
(13)

ISSUE UTAMA PEMBANGUNAN KEDAULATAN PANGAN

EKONOMI LAIN/SWASTA

1.

Transformasi ekonomi yang terjadi tentu

berdampak

kepada

peningkatan

demand

terhadap

secondary

dan

tertiery goods sehingga sektor-sektor

basis akan semakin “ditinggalkan”

sektor pengolahan (industri) dan jasa

akan semakin berperan.

2.

Meskipun demikian, perlu diperhatikan

bahwa sektor basis (sumber daya alam

dan lingkungan) menjadi sangat penting

mengingat

kebutuhan

bahan

baku

industri dan jasa yang tidak tergantikan.

3.

Daya tarik sektor industri dan jasa

belum cukup terbuka bagi petani yang

terbatas skill nya sehingga beban di

sektor pertanian menjadi sangat besar.

PERTANIAN

1.

Pendapatan di onfarm lebih

rendah, baik akibat inovasi

yang kurang berkembang

maupun

bargain

petani

yang lemah.

2.

Image/karakteristik

usahatani yang “tradisional

dan tertinggal” dan inovasi

untuk

memodernisasi

usahatani berjalan lambat.

3.

Skala usaha pertanian kecil

dan upaya pengembangan

skala juga berjalan lambat.

ESKTERNAL

INTERNAL

PEMERINTAH

Kebijakan Pemerintah belum terintegrasi dan

terkoordinasi dengan baik di dalam

pelaksanaan

SDA LH

Sumberdaya alam semakin

terbatas akibat “eksploitasi”

maupun dampak perubahan

iklim.

KEDAULATAN

PANGAN DAN

KESEJAHTERAAN

(14)

PERMASALAHAN YANG DIHADAPI SAAT INI (1)

1. Penambahan lahan berjalan lambat dan praktek fragmentasi terus berjalan:

Kegiatan cetak sawah (lahan) masih terkendala dengan ketersediaan lahan yang

clear dan clean sehingga berjalan lambat.

Kalaupun dapat dicetak, redistribusi kepada petani akan menghadapi

permasalahan siapa petani yang berhak menerima.

Sampai saat ini data petani by name by address belum tersedia dengan jelas.

2. Tantangan resiko ketidakpastian dalam degradasi lingkungan dan perubahan iklim dan

peran petani dalam eksistensi rantai nilai perdagangan :

Usahatani mempunyai resiko tinggi terhadap dampak negatif kondisi alam

(degaradasi, iklim, dsb).

Penguasaan modal kecil menjadikan lemahnya daya tahan usahatani petani kecil

terhadap dampak negatif tsb di atas.

Kuatnya pelaku di luar petani dalam rantai perdagangan menyebabkan kondisi

petani lemah, dan dlm kondisi ttt “sengaja dilemahkan”, misal dengan bantuan

yang mengikat.

(15)

PERMASALAHAN YANG DIHADAPI SAAT INI (2)

3. Posisi petani kecil lemah meskipun jumlahnya cukup besar.

4. Kualitas pendidikan petani masih rendah.

Secara sosial, potensi kebersaman antar petani sebagai modal membentuk

kelompok sangat besar. Namun mengingat kepentingan ekonomi yang lebih

dominan menyebabkan petani lebih “terikat” dengan pelaku luar yang mpy

kekuatan ekonomi lebih besar.

Petani yang lebih bersifat individu dibandingkan kelompok menyebabkan pelaku

luar dapat lebih dominan.

Pendidikan yang rendah dinilai lebih berdampak dalam pengembangan usahatani,

sementara di dalam usahatani sebenarnya petani cepat mengadopsi teknik baru.

5. Aging petani semakin besar dan minat petani muda menurun.

Insentif ekonomi di sektor pertanian (on-farm) yang lebih rendah dengan sektor

lain menyebabkan keengganan tenaga kerja muda masuk ke dalam sektor

pertanian.

Kreatifitas/inovasi usaha dalam pertanian berjalan lambat sehingga sektor

pertanian hanya identik dengan on-farm yang kurang menguntungkan.

(16)

III. RPJMN

2015-2019

(PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2

TAHUN 2015)

Buku I

: Agenda Pembangunan Nasional

Buku II

: Agenda Pembangunan Bidang

Buku III

: Agenda Pembangunan Wilayah

(17)

VISI: TERWUJUDNYA INDONESIA YG BERDAULAT, MANDIRI DAN BERKERIBADIAN BERLANDASKAN GOTONG ROYONG

7 MISI Keamanan nasional yg mampu menjaga

kedaulatan wilayah, menopang kemandirian ekonomi dg mengamankan SD maritim, dan

mencerminkan kepribadian Indonesia sebagai negara kepulauan.

Masyarakat maju, berkeimbangan dan demokratis berlandaskan negara hukum. Politik LN bebas aktif dan memperkuat jati diri sebagai negara

maritim

Kualitas hidup manusian Indonesia yg

tinggi, maju dan sejahtera

Bangsa berdaya saing

Indonesia menjadi negara maritim yg mandiri, maju, kuat

dan berbasiskan kepentingan nasional

Masyarakat yg berkepribadian

dalam kebudayaan.

NAWACITA – 9 agenda prioritas Akan menghadirkan

kembali negara untuk melindungi segenap bangsa dan memberi rasa aman pada seluruh WN

Akan membuat Pemerintah tidak absen dg memba-ngun tata kelola Pem. yg bersih, efektif, demo-kratis dan terpercaya Akan membangun Indonesia dari pinggiran dg memperkuat daerah-daerah dan desa dlm kerangka Negara Kesatuan Akan menolak Negara lemah dengan melalukan reformasi sistem penegakan hukum yang bebas korupsi, bermartabat dan terpercaya. Akan mening-katkan kuali-tas hidup manusia

Indonesia melalui: Indonesia Pintar, Indonesia Sehat, Indonesia Kerja dan Indonesia Sejahtera

Akan mening-katkan produktivitas

rakyat dan daya saing di pasar internasional Akan mewujudkan kemandirian ekonomi dg menggerak-kan sektor-sektor strategis ekonomi domestik Akan melakuka n revolusi karakter bangsa Akan memper-teguh Kebhi-nekaan dan memperkuat restorasi sosial.

BERDAULAT DALAM BIDANG POLITIK (12 program aksi-115 prioritas utama)

BERDIKARI DALAM BIDANG EKONOMI (16 program aksi)

BERKEPRIBADIAN DALAM BIDANG KEBUDAYAAN (3 program aksi) 1. Membangun wibawa politik LN dan mereposisi peran Indonesia dalam isu-isu global (4) 2. Menguatkan sistem pertahanan negara (4) 3. Membangun politik keamanan dan ketertiban masyarakat (8) 4. Mewujudkan profesionalitas intelijen negara (7) 5. Membangun keterbukaan informasi dan komunikasi publik (7) 6. Mereformasi sistem dan kelembagaan demokrasi (6) 7. Memperkuat politik desentralisasi dan otda (11) 8. Mendedikasikan diri untuk memberdayakan desa (8) 9. Melindungi dan memajukan hak-hak masyarakat adat (6) 10. Pemberda-yaan Perempuan dalam politik dan pembangunan (7) 11. Mewujudkan sistem dan penegakan hukum yang berkeadilan (42) 12. Menjalankan reformasi birokrasi dan pelayanan publik (5) 1. Dedikasikan pembangunan kualitas SDM 2. Membangun ke-daulatan pangan berbasis agribisnis kerakyatan

3. Mendedikasikan program u/ mem-bangun daulat energi berbasis kepentingan nas. 4. Untuk pengua-saan SDA

melalui 7 langkah & mem-bangun regulasi mewajibkan CSR &/atau saham u/ masyarakat lokal/ sekitar tambang, penguatan kapa-sitas pengusaha nasional (trmsuk penambang rakyat) dlm penge-lolaan tambang berkelanjutan. 5. Membangun pemberdayaan buruh 6. Membangun sektor keuangan berbasis nasional 7. Penguatan investasi domestik 8. Membangun penguatan kapasitas fiskal negara 9. Membangun infrastruktur 10. Membangun ekonomi maritim 11. Penguatan sektor kehutanan 12. Membangun

tata ruang dan lingkungan berkelanjutan 13.Membangun perimbangan pembangunan kawasan 14.Membangun karakter dan potensi wisata 15.Mengembangka n kapasitas perdagangan nasional 16.Pengembangan industri manufaktur 1. Berkomitmen mewujudkan pendidikan sbg pembentuk karakter bangsa 2. Akan memperteguh kebhinekaan Indonesia dan memperkuat restorasi sosial 3. Akan memban gun jiwa bangsa melalui pemberd ayaan pemuda dan olah raga

(18)

VISI- MISI -SEMBILAN AGENDA PEMBANGUNAN

VISI PEMBANGUNAN NASIONAL 2015-2019 :

Terwujudnya Indonesia yang Berdaulat, Mandiri,

dan Berkepribadian Berlandaskan Gotong-royong

MISI PEMBANGUNAN yaitu:

1.

Mewujudkan keamanan nasional yang mampu

menjaga kedaulatan wilayah, menopang

kemandirian ekonomi dengan mengamankan

sumber daya maritim, dan mencerminkan

kepribadian Indonesia sebagai negara

kepulauan.

2.

Mewujudkan masyarakat maju,

berkeseimbangan, dan demokratis

berlandaskan negara hukum.

3.

Mewujudkan politik luar negeri bebas-aktif dan

memperkuat jati diri sebagai negara maritim.

4.

Mewujudkan kualitas hidup manusia Indonesia

yang tinggi, maju, dan sejahtera.

5.

Mewujudkan bangsa yang berdaya saing.

6.

Mewujudkan Indonesia menjadi negara maritim

yang mandiri, maju, kuat, dan berbasiskan

kepentingan nasional.

7.

Mewujudkan masyarakat yang berkepribadian

dalam kebudayaan.

AGENDA PEMBANGUNAN

1.

Menghadirkan kembali negara untuk

melindungi segenap bangsa dan memberikan

rasa aman kepada seluruh warga negara.

2.

Membuat Pemerintah selalu hadir dengan

membangun tata kelola pemerintahan yang

bersih, efektif, demokratis, dan terpercaya.

3.

Membangun Indonesia dari pinggiran dengan

memperkuat daerah-daerah dan desa dalam

kerangka negara kesatuan.

4.

Memperkuat kehadiran negara dalam

melakukan reformasi sistem dan penegakan

hukum yang bebas korupsi, bermartabat, dan

terpercaya.

5.

Meningkatkan kualitas hidup manusia

Indonesia.

6.

Meningkatkan produktivitas rakyat dan daya

saing di pasar Internasional sehingga bangsa

Indonesia bisa maju dan bangkit bersama

bangsa-bangsa Asia lainnya.

7.

Mewujudkan kemandirian ekonomi dengan

menggerakkan sektor-sektor strategis

ekonomi domestik.

8.

Melakukan revolusi karakter bangsa.

9.

Memperteguh kebhinekaan dan memperkuat

(19)

NORMA PEMBANGUNAN KABINET KERJA

3 DIMENSI PEMBANGUNAN

QUICK WINS DAN PROGRAM LANJUTAN LAINNYA

DIMENSI PEMBANGUNAN MANUSIA

DIMENSI PEMBANGUNAN SEKTOR

UNGGULAN

DIMENSI PEMERATAAN &

KEWILAYAHAN

KONDISI PERLU

Kepastian dan Penegakan

Hukum

Keamanan dan Ketertiban

Politik & Demokrasi

Tata Kelola & RB

Pendidikan

Kesehatan

Perumahan

Antarkelompok

Pendapatan

Antarwilayah: (1) Desa,

(2) Pinggiran, (3) Luar

Jawa, (4) Kawasan Timur

Kedaulatan Pangan

Kedaulatan Energi &

Ketenagalistrikan

Kemaritiman dan Kelautan

Pariwisata dan Industri

1)

Membangun untuk manusia dan masyarakat;

2)

Upaya peningkatan kesejahteran, kemakmuran, produktivitas tidak boleh menciptakan ketimpangan yang makin

melebar. Perhatian khusus diberikan kepada peningkatan produktivitas rakyat lapisan menengah bawah, tanpa

menghalangi, menghambat, mengecilkan dan mengurangi keleluasaan pelaku-pelaku besar untuk terus menjadi

agen pertumbuhan;

3)

Aktivitas pembangunan tidak boleh merusak, menurunkan daya dukung lingkungan dan keseimbangan ekosistem

Mental / Karakter

(20)

INDIKATOR

2014

(baseline)

2019

Rata-rata Pertumbuhan

2015-2019 (%)

Produksi DN untuk Kedaulatan Pangan

- Padi (Juta Ton)

70,6

82,0

3,03

- Jagung (Juta Ton)

19,1

24,1

4,7

- Kedelai (Juta Ton)

0,9

2,6

22,7

- Gula (Juta Ton)

2,6

3,8

8,3

- Daging Sapi (Ribu Ton)

452,7

755,1

10,8

- Ikan -diluar rumput lain (Juta ton)

12,4

18,8

8,7

-Garam (Juta Ton)

2,5

4,5

12,9

Konsumsi

-Konsumsi kalori (Kkal)

1.967

2.150

--Konsumsi ikan (kg/kap/tahun)

38,0

54,5

7,5

Skor Pola Pangan Harapan (PPH)

81,8

92,5

-SASARAN KEDAULATAN PANGAN

Dalam 5 tahun ke depan, produksi padi akan diarahkan untuk meningkatkan surplus beras; jagung difokuskan

untuk keragaman pangan dan pakan lokal; kedele difokuskan untuk mengamankan kebutuhan pengrajin dan

kebutuhan konsumsi tahu dan tempe; Gula, daging sapi dan garam fokus pada pemenuhan konsumsi rumah

tangga.

(21)

21

STRATEGI PENGUATAN

KEDAULATAN PANGAN

KEDAULATAN

PANGAN

PENINGKATAN

PRODUKSI

PANGAN

POKOK

STABILISASI

HARGA

BAHAN

PANGAN

PERBAIKAN

KUALITAS

KONSUMSI

PANGAN DAN

GIZI

MASYARAKAT

MITIGASI

GANGGUAN

TERHADAP

KETAHANAN

PANGAN

PENINGKATAN

KESEJAHTERAAN

PELAKU USAHA

PANGAN

1. Pengendalian konversi lahan dan perluasan sawah baru 1 juta ha

2. Pemanfaatan lahan bekas pertambangan

3. 1000 Desa Mandiri Benih

4. Pemulihan kualitas kesuburan lahan yang airnya tercemar

5. 1000 desa pertanian organik

6. Pencipataan sistem inovasi nasional

7. Perluasan lahan kering 1 juta ha

8. Pendirian unit perbankan untuk pertanian, UMKM, koperasi

9. Peningkatan kemampuan petani, organisasi petani, dan pola

hubungan pemerintah

10. Pelibatan perempuan petani/pekerja

11. Pencipataan daya tarik pertanian bagi TK muda

12. Pengembangan inovasi teknologi melalui kerjasama swasta,

pemerintah, dan PT

13. Techno-science park

14. Rehabilitasi 3 juta ha jaringan irigasi rusak dan bendungan

15. Pembangunan 100 sentra perikanan/nelayan terpadu, termasuk

pengembangan sistem logistik ikan (coldstorage) dan

pengembangan sistem informasi bagi nelayan

1. Penyediaan kapal pengangkut ternak

2. Pemberantasan “mafia” impor

1. Peningkatan akses dan aset petani melalui distribusi hak atas tanah petani

dan land reform dan program penguasaan lahan terutama bagi petani gurem

dan buruh tani

2. Sertipikasi hak atas tanah nelayan dalam upaya peningkatan akses

permodalan untuk pengembangan usaha

3. Perlindungan petani melalui penyediaan dan penyempurnaan sistem

penyaluran subsidi input, pengamanan harga produk hasil pertanian di tingkat

petani dan pengurangan beban resiko usaha tani

1. Penguatan advokasi

diversifikasi konsumsi

2. Peningkatan Advokasi dan

Konsumsi Makan Ikan

3. Peningkatan peran industri

dan Pemerintah daerah

dalam ketersediaan pangan

beragam, aman, dan bergizi

1.

Penyediaan dan penyaluran bantuan input

produksi bagi petani dan pembudidaya ikan

yang terkena puso atau banjir serta

kompensasi bagi nelayan yang terkena

dampak ekstrim perubahan iklim;

2.

Pelaksanaan dan pengembangan instrumen

asuransi pertanian untuk petani dan nelayan

yang diawali dengan pilot project;

3.

Pengembangan benih unggul tanaman

pangan dan jenis/varietas ikan yang mampu

beradaptasi terhadap perubahan iklim dan

penerapan kalender tanam;

4.

Perluasan penggunaan teknologi budidaya

pertanian dan perikanan yang adaptif

terhadap perubahan iklim

(22)
(23)

KEMENTERIAN PPN / BAPPENAS

ASPEK

PRODUKSI

23

KEDAULATAN

PANGAN

PENINGKATAN

PRODUKSI PANGAN

POKOK

LAHAN

bagaimana menjamin lahan pangan

itu tetap tersedia?;

Nasional memberikan kerangka

regulasi yang memadai; Pemerintah

daerah menjalankan regulasi

1. Rehabilitasi 3 juta ha

jaringan irigasi rusak dan

bendungan

INPUT PRODUKSI (BENIH, PUPUK):

ketepatan distribusi ke petani;

apakah cukup terpusat; Pemda

meningkatkan pengawasan.

1. 1000 Desa Mandiri Benih

1. Pengendalian konversi

lahan dan perluasan

sawah baru 1 juta ha

2. Pemanfaatan lahan bekas

pertambangan

3. Pemulihan kualitas

kesuburan lahan yang

airnya tercemar

4. Perluasan lahan kering 1

juta ha

1. Peningkatan kemampuan

petani, organisasi petani,

dan pola hubungan

pemerintah

2. Pelibatan perempuan

petani/pekerja

3. Pencipataan daya tarik

pertanian bagi TK muda

1. Pencipataan sistem

inovasi nasional

2. Pengembangan inovasi

teknologi melalui

kerjasama swasta,

pemerintah, dan PT

3. Techno-science park

IRIGASI

Pemetaan jaringan irigasi yang

dibutuhkan dan yang rusak

Pembangunan dan rehabilitasi

Pengawasan pemanfaatan di

lapangan

INOVASI TEKNOLOGI

Dukungan ATP/ASP

Pengembangan teknologi pangan

sesuai karakteristik daerah

MAINSTREAMING PEMBANGUNAN

Pemberdayaan: kelompok tani,

(24)

KEMENTERIAN PPN / BAPPENAS

ASPEK DISTRIBUSI DAN

KONSUMSI

KEDAULATAN

PANGAN

STABILISASI HARGA

BAHAN PANGAN

PERBAIKAN KUALITAS

KONSUMSI PANGAN

DAN GIZI MASYARAKAT

Logistik: identifikasi kelemahan

logistik yang ada

segera

diperbaiki; Mitigasi iklim dan

bencana

harus ada alternatif

Daerah non pertanian: harus

benar-benar dipastikan

bagaimana delivery dan

aksesibilitas pangan masyarakat

Pola konsumsi: perlu

diidentifikasi bagaimana pola

konsumsi

siapkan langkah

stabilisasi pasokan dan harga.

(25)

KEMENTERIAN PPN / BAPPENAS

ASPEK MITIGASI

DAN KESEJAHTERAAN PETANI

25

KEDAULATAN

PANGAN

MITIGASI GANGGUAN

TERHADAP KETAHANAN

PANGAN

PENINGKATAN

KESEJAHTERAAN PELAKU

USAHA PANGAN

Penyempurnaan data

petani by name by

address

Penyediaan informasi

iklim dan pendampingan

petani

(26)

TERIMA KASIH

Referensi

Dokumen terkait

Strategi lain yang mungkin harus dilakukan oleh pemerintah Indonesia ialah pemanfaatan sumber daya hayati pangan sebagai pendongkrak ketahanan pangan, disamping

Meningkatkan Konsumsi Pangan Lokal Masyarakat Kabupaten Kerinci Melalui Pemanfaatan Pekarangan Pada Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL) dan Kawasan Kampung. Desa 21%

Strategi yang dilakukan untuk stabilisasi pasokan dan harga pangan melalui kegiatan Fasilitasi Distribusi pangan (FDP) disalurkan komoditas pangan pokok dan

Melakukan pembelian bahan pangan pokok dan strategis kepada petani/mitra dengan harga yang menguntungkan bagi petani;. Melakukan pasokan dan menjaga stabilisasi pasokan bahan

Strategi lain yang mungkin harus dilakukan oleh pemerintah Indonesia ialah pemanfaatan sumber daya hayati pangan sebagai pendongkrak ketahanan pangan, disamping

Hasil penelitian menjelaskan hubungan antara mutu gizi konsumsi pangan keluarga, jika mutu gizi konsumsi pangan keluarga baik 29 orang (61,7%) lebih banyak

Dalam hal konsumsi, kebijakan keta- hanan pangan diarahkan untuk: (a) menjamin pemenuhan pangan bagi setiap rumah tangga dalam jumlah dan mutu yang memadai, aman dikonsumsi

Kelompok-kelompok yang menyuarakan kedaulatan pangan selain menggunakan strategi advokasi dalam memperjuangkan hak-hak petani untuk mengakses alat-alat produksi juga