• Tidak ada hasil yang ditemukan

TUGAS AKHIR - Sistem identifikasi tiket penumpang otomatis : pembuat barcode - 128 - USD Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "TUGAS AKHIR - Sistem identifikasi tiket penumpang otomatis : pembuat barcode - 128 - USD Repository"

Copied!
138
0
0

Teks penuh

(1)

TUGAS AKHIR

SISTEM IDENTIFIKASI TIKET PENUMPANG

OTOMATIS : PEMBUAT BARCODE - 128

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Teknik

Program Studi Teknik Elektro

Disusun oleh:

SULISTIYANTO

NIM : 015114026

PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

(2)

THE AUTOMATIC PASSENGER TICKET

IDENTIFICATION SYSTEM : BARCODE - 128

GENERATOR

FINAL PROJECT

Presented as Partial Fulfillment of the Requirements

To Obtain The Technical Engineering

Degree

In Electrical Engineering

By:

SULISTIYANTO

Student ID Number: 015114026

ELECTRICAL ENGINEERING STUDY PROGRAM

ELECTRICAL ENGINEERING DEPARTMENT

ENGINEERING FACULTY

SANATA DHARMA UNIVERSITY

(3)

LEMBAR PERSETUJUAN

TUGAS AKHIR

SISTEM IDENTIFIKASI TIKET PENUMPANG

OTOMATIS : PEMBUAT BARCODE - 128

Disusun oleh:

SULISTIYANTO

NIM : 015114026

Telah disetujui oleh :

Pembimbing

(4)

LEMBAR PENGESAHAN

TUGAS AKHIR

SISTEM IDENTIFIKASI TIKET PENUMPANG

OTOMATIS : PEMBUAT BARCODE - 128

Disusun oleh:

SULISTIYANTO

NIM : 015114026

Telah dipertahankan di depan Panitia Penguji pada tanggal 22 Desember

2006 dan dinyatakan memenuhi syarat

Susunan Panitia Penguji

Nama

Lengkap Tanda

Tangan

Ketua

: B. Djoko Untoro S, S.Si.,M.T

Sekretaris

: Ir. Iswanjono, M.T

Anggota

: Damar Widjaja, S.T, M.T

Anggota

: Wiwien Widyastuti, S.T., M.T

Yogyakarta, Januari 2007

Fakultas Teknik

Universitas Sanata Dharma

Dekan Fakultas Teknik,

(5)

Pernyataan Keaslian Karya

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tugas akhir yang saya tulis

ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah

disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, Januari 2007

Penulis

(6)

HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN

tekad adalah awal dari proses, berusaha adalah bagian penting dari

proses, keberhasilan atau kegagalan adalah akhir dari proses.”

Kupersembahkan tugas akhir ini :

Kepada

Allah SWT

,

Tuhan Semesta Alam

atas hidup, kekuatan, talenta,

mukjizat dan takdir-Nya yang selama ini menyertai langkahku.

Untuk Bapak

Hadi Darsuki

dan Ibu

Sri Yustifah Yuniatun

atas

dukungan, doa, kasih sayang dan bimbingan yang tiada henti, pembelajaran atas

hidup dan kepercayaan yang selama ini aku terima.

Untuk Mbak

Diah “Tiyas” Yusnita Ningtiyas

dan

Febryarto “Ebo”

Hutomo

atas keteladanan dan dorongan semangat untuk menyelesaikan

tugas-tugas akademik saya.

Untuk Mbah, Pakde, Bude, Om, Bulek, Kakak-kakak dan Adik-adik

sepupuku atas saran dan kritik yang memacu saya untuk menyelesaikan tugas

akademikku.

(7)

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr.wb – Salam Sejahtera

Puji syukur Penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat

dan petunjuk-Nya sehingga Tugas Akhir ini dapat Penulis selesaikan dengan baik.

Penulis menyadari atas keterbatasan Penulis dalam penyelesaian Tugas

Akhir ini, sehingga tanpa adanya bantuan dari pihak lain, maka tidak mungkin

Tugas Akhir dapat diselesaikan dengan baik. Maka pada kesempatan ini Penulis

mengucapkan banyak terima kasih kepada :

1.

Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat-Nya berupa

kesehatan jasmani dan rohani serta keselamatan.

2.

Kedua orang tua Penulis, Babé Hadi dan Mama Yustiq, atas doa-doa nya

sehingga membangkitkan semangat Ananda dalam menyelesaikan Tugas

Akhir ini.

3.

Kakanda Tiyas yang selalu memberikan dukungan dan saran untuk

menyelesaikan Tugas Akhir ini, juga Adinda Ebo yang selalu memberikan

kesibukan-kesibukan lain sehingga Tugas Akhir ini harus cepat

diselesaikan.

4.

Bapak Iswanjono yang dengan sabar membimbing Penulis dalam

menyelesaikan Tugas Akhir ini, juga Bapak Djoko Untoro, Bapak Bayu

Primawan, Bapak Damar Widjaja Ibu Prima Ari dan Ibu Wiwien

Widyastuti yang telah bersedia untuk menguji Tugas Akhir Penulis.

5.

Bapak Petrus selaku PA 2001 yang telah bersedia meluangkan waktunya

untuk memonitor Penulis, Bapak Linggo, Bapak, Martanto, Bapak

Tjendro, Bapak Pius dan Ibu Wuri Hariani yang telah membagikan

ilmunya selama masa perkuliahan

(8)

7.

Dék Afif yang telah mengenalkan Arthur (AKPRIND) untuk membantu

menjawab persoalan pemrograman, Steve Hanz (UKDW) yang ikut

memberikan saran-sarannya dalam hal

interface

pemrograman, mas Edi

yang telah mengenalkan Shinta (ATMA JAYA) untuk mengenalkan

temannya, saya lupa namanya, untuk memberikan saran-sarannya.

8.

Teman-teman PHK, Hernomo, Indra, Liong, Yuke dan lainnya yang telah

berusaha dengan baik untuk menyelesaikan tugasnya masing-masing tanpa

kenal lelah dan putus asa.

9.

Teman-teman Elektro angkatan 2001, Eko, Pinto, Indra Bagus, ParToni,

Rikhard, Septa, Ulis, Nugroho, Diaz, Ardi, Big & Little Anto,

Tomo,Yudhi dan seluruh rekan yang lain yang tetap kompak untuk saling

bahu membahu membantu sesamanya untuk cepat menyelesaikan kuliah.

10.

Temen-temen “Piala Dunia 2006” ; Steve, Vena dan Yohana.

“Maen Bola

Lagi nYok”

.

Penulis sangat menyadari bahwa laporan Tugas Akhir ini merupakan

awal dan masih memerlukan pengembangan dan penyempurnaan lebih lanjut

supaya laporan ini dapat memberikan informasi yang cukup tentang subjek

bahasan yang dibahas. Penulis harapkan kiranya laporan Tugas Akhir ini dapat

bermanfaat bagi pembaca dan perkembangan ilmu pengetahuan.

Yogyakarta, Januari 2007

(9)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

... i

TITLE PAGE

... ii

HALAMAN PERSETUJUAN

... iii

HALAMAN PENGESAHAN

... iv

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

... v

HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN

... vi

KATA PENGANTAR

... vii

DAFTAR ISI

... ix

DAFTAR GAMBAR

... viv

DAFTAR TABEL

... xvii

DAFTAR LAMPIRAN

... xix

INTISARI

... xx

ABSTRACT

... xxi

BAB I PENDAHULUAN

... 1

I.1

Latar

Belakang

Masalah

... 1

I.2

Tujuan

... 1

I.3

Batasan

Masalah

... 2

I.4

Metodologi

Penelitian

... 3

(10)

BAB II LANDASAN TEORI

... 4

II.1

Pengertian

Barcode

...

4

II.2

Jenis

Barcode 128

...

4

II.3

Transfer

Data

... 9

II.3.1 Karakteristik

Sinyal

Serial Port

...

9

II.9.2 Konfigurasi

Port

Serial ...

10

II.4

Visual Basic 6.0

...

15

II.4.1 Bahasa

Pemrograman

...

16

II.4.2 Kontrol

Program

...

18

II.4.3. Pengaksesan

Serial Port

Menggunakan Kontrol

MSComm ...

20

II.4.4

Seagate Crystal Report 8

...

21

II.5

Basis

Data

(

Database

) ...

21

II.5.1

Elemen Basis Data ...

22

II.5.2

Langkah Perancangan Basis Data Secara Umum ...

24

II.6 Diagram Alir Data-DAD (

Data Flow Diagram – DFD

) ...

25

II.6.1

Tingkatan Diagram pada Diagram Arus Data (

Data

Flow Diagram

) ……….…….

27

II.7

Analisa

Sistem

... 28

II.7.1

Langkah-langkah Analisa Sistem ...

28

II.8

Desain

Sistem

... 29

(11)

BAB III PERANCANGAN

……… 30

III.1

Diagram

Konteks

... 30

III.2

Diagram

Berjenjang ... 30

III.3 DAD Level 0 Untuk Sistem Transaksi ...

32

III.3.1

DAD Level 1 Untuk Masukan Data ...

32

III.3.2 DAD

Level

1

Transaksi

... 33

III.3.3

DAD Level 1 Pembuatan Laporan ...

34

III.3.4

DAD Level 2 Masukan Data Bus ...

34

III.3.5

DAD Level Data Operator ...

35

III.4

Flowchart

Sistem Transaksi ...

36

III.5

Desain

Database

...

38

III.5.1 Konseptual

Database

...

38

III.5.2

Logical

Database

...

38

III.5.3

Physical

Database

...

40

III.6

Aplikasi

Yang

Digunakan

... 40

III.7

Membangun

Basis

Data

... 40

III.8

Membuat Tabel ...

41

III.9

Desain

Form

...

43

III.9.1 Desain

Form Login

...

43

III.9.2 Desain

Form

Menu MDI ...

43

III.9.3 Desain

Form

Transaksi ...

44

III.9.4 Desain

Form

Kursi ...

47

(12)

III.9.6 Desain

Form

Upload

...

48

III.9.7 Desain

Form

Armada ...

49

III.9.8 Desain

Form

Password

...

49

III.9.9 Desain

Form

Laporan ...

50

III.9.10 Desain

Form

Pencarian ...

50

III.9.10.a

Form

Pencarian Penumpang ...

51

III.9.10.b

Form

Pencarian Bus ...

51

III.9.11 Desain

Form

Bantuan ...

52

III.9.12 Desain

Form

Tiket ...

52

III.10Desain

Barcode

...

53

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

... 54

IV.1

Form Login

...

54

IV.2

Menu

Transaksi... 58

IV.3

Menu

Upload

... 63

IV.4

Meu

Laporan

... 66

IV.5

Menu

Password

...

69

IV.6

Menu

Armada

... 72

IV.7

Form

Pencarian ...

74

IV.7.1

Form

Pencarian Penumpang ...

74

IV.7.2

Form

Pencarian Bus ...

76

IV.8 Cetakan Tiket ...

78

(13)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

... 81

V.1

Kesimpulan

... 81

V.2

Saran

... 81

(14)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.3

Blok diagram sistem informasi transaksi ...

2

Gambar 2.2

Struktur

barcode

kode 128 ...

8

Gambar 2.3

Konektor serial DB-9 ... 10

Gambar 2.4

Konfigurasi pengkabelan pada DB-9 ... 10

Gambar 2.5

Contoh Entitas ... 22

Gambar 2.6

Contoh Atribut ... 22

Gambar 2.7

Contoh Relasi ... 23

Gambar 2.8

Contoh Relasi Satu-Satu ... 23

Gambar 2.9

Contoh Relasi Satu-Banyak ... 24

Gambar 2.10

Contoh Relasi Banyak-Banyak ... 24

Gambar 3.1

Diagram konteks sistem informasi transaksi ... 30

Gambar 3.2

Diagram berjenjang sistem informasi transaksi ... 31

Gambar 3.3

DAD level 0 untuk sistem transaksi ... 32

Gambar 3.3.1

DAD

level

1 untuk masukkan data bus dan

user

... 33

Gambar 3.3.2

DAD level 1 untuk masukkan data transaksi ... 33

Gambar 3.3.3

DAD pembuatan laporan ... 34

Gambar 3.3.4

DAD level 2 untuk masukkan data armada ... 35

Gambar 3.3.5

DAD level 2 data operator ... 36

Gambar 3.4

Flowchart

sistem transaksi ... 37

Gambar 3.5.1

Entity Relationship Diagram

(ERD) ... 39

Gambar 3.5.2

Logical Database

... 40

Gambar 3.9.1

Desain

form login

... 43

Gambar 3.9.2

Desain

form

Menu MDI ... 44

Gambar 3.9.3

Desain

form

transaksi ... 45

Gambar 3.9.4

Desain

form

kursi ... 47

Gambar 3.9.5

Desain

form

status kursi ...

48

Gambar 3.9.6

Desain

form upload

... 48

(15)

Gambar 3.9.8

Desain

form Password

... 49

Gambar 3.9.9

Desain

form

laporan ... 50

Gambar 3.9.10

Desain

form

Pencarian ... 50

Gambar 3.9.10.a

Desain

form

pencarian penumpang ... 51

Gambar 3.9.10.b Desain

form

pencarian bus ... 51

Gambar 3.9.11

Desain

form

bantuan ... 52

Gambar 3.9.12

Desain

form

tiket ... 52

Gambar 4.1.1

Form login

... 54

Gambar 4.1.2

Message box

yang terjadi karena kesalahan password ... 55

Gambar 4.1.3

Message box

yang terjadi karena kesalah kode id ... 55

Gambar 4.1.4

Form

MDImenu bagi administrator ... 56

Gambar 4.1.5

Form

MDI menu bagi

user

... 57

Gambar 4.2.1

Tampilan saat proses transaksi ... 58

Gambar 4.2.2

Message box

untuk data yang masih kosong ... 60

Gambar 4.2.3

Message box

kursi terisi ... 60

Gambar 4.2.4

Message box

semua kursi telah terisi ... 61

Gambar 4.2.5

Message box

semua kursi masih kosong ... 61

Gambar 4.2.6

Form

kursi yang telah terisi penuh ... 62

Gambar 4.3.1

Message box

bila COM1 belum siap ... 63

Gambar 4.3.2

Form upload

bila COM1 belum siap ... 64

Gambar 4.3.3

Message box

bila tidak ada data pada

record

penumpang ... 65

Gambar 4.3.4

Message box

bila data telah selesai terkirim ... 65

Gambar 4.4.1

Form

laporan ... 67

Gambar 4.4.2

Message box

untuk pilihan bus yang kosong ... 68

Gambar 4.4.3

Tampilan laporan ... 68

Gambar 4.5.1

Form password

... 69

Gambar 4.5.2

Message box

yang muncul karena membiarkan

field

id kosong ... 70

Gambar 4.5.3

Message box

yang muncul karena tidak memilih status

user

... 70

(16)

password

kosong ...

Gambar 4.5.6

Message box

yang muncul karena data yang diisikan pada

field

password

dan konfirmasi

password

tidak sama ...

71

Gambar 4.5.7

Message box

yang muncul karena

password

sudah dipakai oleh

user

lain ...

72

Gambar 4.6.1

Tampilan

form

bila data sudah ada pada

record

data ... 72

Gambar 4.6.2

Message box

bila terjadi salah pengisian ... 73

Gambar 4.6.3

Message box

bila

input

data bus melebihi 99 bus ... 73

Gambar 4.7

Form

pencarian ... 74

Gambar 4.7.1

Form

pencarian penumpang ... 75

Gambar 4.7.2

Form

pencarian bus ... 78

Gambar 4.8

Cetakan tiket penumpang ... 79

(17)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1

Set karakter kode 128 ...

4

Tabel 2.2

Konfigurasi pin dan nama sinyal konektor serial DB-9 ... 11

Tabel 2.3

Nama register yang digunakan beserta alamatnya ... 12

Tabel 2.4

Angka pembagi

clock

pada IC UART ... 13

Tabel 2.5

Tabel rincian bit pada

Interrupt Enable Register

... 13

Tabel 2.6

Tabel rincian bit pada

Interrupt Identification Register

... 14

Tabel 2.7

Rincian bit pada

Line Control Register

... 14

Tabel 2.8

Rincian bit pada

Line Status Register

... 15

Tabel 2.9

Tipe Data ... 16

Tabel 2.10

Deklarasi Implisit ... 17

Tabel 2.11

Operator Matematik ... 17

Tabel 2.12

Operator Perbandingan ... 18

Tabel 2.13

Operator Logika ... 18

Tabel 3.8.1 Struktur Tabel Transaksi ... 41

Tabel 3.8.2 Struktur Tabel Kursi ... 42

Tabel 3.8.3 Struktu Tabel

User

... 42

Tabel 3.8.4 Struktur Tabel Armada ... 42

Tabel 3.10

Spesifikasi Karakter Pada

Barcode

... 53

Tabel 4.1

Pengaturan

form login

... 54

Tabel 4.1.1 Pengaturan

form

menu MDI ... 57

Tabel 4.2

Pengaturan

form

transaksi ... 59

Tabel 4.2.1 Pengaturan obyek dan properti

form

kursi ... 62

Tabel 4.2.2 Pengaturan obyek dan properti

form

status kursi ... 63

Tabel 4.3

Pengaturan obyek dan properti

form upload

... 64

Tabel 4.4

Obyek dan properti

form

laporan ... 67

Tabel 4.5

Obyek dan properti

form set password

... 69

Tabel 4.6

Pengaturan obyek dan properti

form

armada ... 73

(18)
(19)

DAFTAR LAMPIRAN

(20)

Intisari

Suatu sarana transportasi massa harus memiliki sistem yang baik agar dalam

pelayanannya dapat memuaskan konsumen. Salah satu cara untuk mendapatkan

kepuasan konsumen yaitu dengan membuat sebuah sistem informasi penjualan tiket yang

baik dan mampu mencetak tiket yang mempunyai kode-kode unik agar tidak mudah

dipalsukan oleh oknum yang tidak bertanggung jawab.

Untuk membuat sistem tersebut digunakan bahasa pemrograman Visual Basic 6.0 untuk

pembuatan GUI (Graphical User Interface), Seagate Crystal Report 8 untuk pembuatan

laporan transaksi dan Microsoft Access 20003 sebagai basis data.

Yang menjadi fokus pada sistem ini adalah pengiriman kode-kode (10 karakter) ke

memori mikrokontroler melalui kabel RS 232 dengan transfer baudrate sebesar 9600 bps

dan pencetakan kode pada tiket dengan menggunakan barcode jenis 128 subset C.

Dalam hal ini penggunaan baudrate pada sistem informasi harus sinkron dengan

baudrate yang digunakan oleh mikrokontroler agar komunikasi antar pheriperal dapat

terjadi. Pada barcode, lebar modul yang tercetak menurut perhitungan teoritis adalah

0.056 cm, sedangkan hasil yang tercetak pada tiket adalah 0.053 cm.

(21)

Abstract

Mass transportation must have a good system to obtain the satisfication of consumer.

One of the ways to get the satisfication is to create a good ticketing system that able to

print an unique ticket in order to make it hard to duplicate.

To craeate the system, we use Visual Basic 6.0 to make the graphical user interfae (GUI),

Seagate Crystal Report 8 to create the transaction report and Microsoft Access 2003 for

the database.

The focus of this system are how to send the codes (10 character) to the microcontroller

memories via RS-232 with 9600 bps of baudrate and how to print the code on the ticket

by using the subset C code 128. In this information system, we have to synchronize the

baudrate beetween microcontroller and PC before we can communicate it. Width of the

barcode is 0.056 cm, theoritically. Meanwhile, the result on the printing ticket is 0.053

cm

(22)

BAB I

PENDAHULUAN

I.1.

Latar Belakang Masalah

Kualitas pelayanan dalam bidang transportasi saat ini yang dirasakan masih

kurang maksimal menjadi perhatian bagi kami. Rendahnya kualitas pelayanan

tersebut menyebabkan gangguan-gangguan terhadap tata cara pelaksanaan

transportasi antar daerah, kesalahan identifikasi penumpang, kesalahan penumpang

mengidentifikasi sarana transportasi yang dipakai, dan praktek percaloan, serta

hal-hal yang lebih cenderung merugikan pihak pemakai sarana transportasi. Akibat

banyaknya kerugian yang dialami penumpang, maka perlu beberapa cara untuk

mengatasinya. Identifikasi yang akurat terhadap tiket penumpang diperlukan guna

menuju perbaikan pelayanan transportasi yang memuaskan.

Untuk itu, pada penelitian ini akan dilakukan identifikasi tiket penumpang

dengan menggunakan Mikrokontroler AT89S51 sebagai pemroses

input / output

serta

pengendali gerak pintu bus otomatis. Identifikasi tiket penumpang dapat dilakukan

dengan membuat suatu tiket yang mempunyai

barcode

dan suatu perangkat berupa

barcode reader

yang digunakan sebagai pembaca tiket penumpang tersebut.

Barcode

yang digunakan adalah tipe

barcode

128. Tipe

barcode

128 ini mampu mengkodekan

seluruh karakter

ASCII

(128 karakter)

I.2.

Tujuan

Penelitian ini bertujuan untuk membuat suatu program sistem informasi

penjualan tiket yang mampu mempermudah identifikasi penumpang sehingga

diharapkan dapat mendukung peningkatan pelayanan transportasi.

I.3.

Batasan Masalah

(23)

data-data penumpang, pencetakan tiket dan pengiriman data-data-data-data penumpang seperti yang

terlihat pada gambar 1.3.

Passenger (s)

Pengisian identitas

Barcode

ticket

Pengkodean tiket

Administrator

Transfer data

penumpang

Gambar 1.3: Blok diagram sistem informasi transaksi

Pembuatan

interface

pada proses

input

menggunakan bahasa pemrograman

Visual Basic

sebagai program untuk memasukan data-data penumpang sebagai

input

dan kemudian ditampilkan secara visual.

Sistem akan mengidentifikasi data-data penumpang yang berupa nama,

alamat, telepon, bus yang digunakan, tujuan, hari dan jam keberangkatan serta nomor

kursi penumpang. Sedangkan jumlah maksimal armada yang dapat disimpan

sebanyak 99 armada dengan kapasitas 32 kursi pada setiap armada (model 2-2).

Setiap penumpang mempunyai kode unik berjumlah 10 karakter.

I.4.

Metodologi Penelitian

Dalam melaksanakan penelitian ini peneliti melakukan

browsing

pada

situs-situs internet yang berhubungan dengan penelitian dan juga membaca buku-buku dan

juga laporan-laporan Tugas Akhir yang berada di perpustakaan Universitas Sanata

Dharma sebagai referensi terhadap penelitian yang dilakukan. Untuk membuat

program sistem informasi tiket dan pembuat

barcode

digunakan

software Microsoft

Visual Basic 6.0

sebagai

GUI

(Graphical User Interface)

,

Seagate Crystal Report 8

(24)

I.5.

Sistematika Penulisan

Penulisan laporan Tugas Akhir ini disusun kedalam beberapa bab sebagai

berikut :

BAB I

: PENDAHULUAN

Bab ini menguraikan latar belakang penelitian, tujuan penelitian,

batasan masalah, metodologi penelitian dan sistematika penulisan

laporan.

BAB II

: LANDASAN TEORI

Bab ini menguraikan teori singkat mengenai

barcode

tipe 128,

komunikasi serial menggunakan RS-232, basis data dan pengenalan

terhadap bahasa pemrograman

Visual Basic 6

BAB III : PERANCANGAN

Bab ini menguraikan tentang rancangan basis data dan desain

tampilan

form

yang akan diimplementasikan pada program.

BAB IV : HASIL DAN PEMBAHASAN

Bab ini berisi

running

program yang sebelumnya telah dirancang

pada Bab III dan juga pembahasan mengenai pencetakan

barcode

pada tiket

BAB V

: KESIMPULAN DAN SARAN

(25)

BAB II

LANDASAN T

EORI

II.1.

Pengertian Barcode

Barcode

pada dasarnya adalah susunan garis vertikal hitam dan putih dengan

ketebalan yang berbeda, sangat sederhana tapi juga sangat berguna, dengan kegunaan

untuk menyimpan data-data spesifik dengan mudah dan murah misalnya kode

produksi, tanggal kadaluarsa, dan nomor identitas.

Jenis

barcode

sangatlah banyak, mulai dari yang tradisional, yaitu 1 dimensi

sampai dengan barcode yang multi dimensi.

II.2.

Jenis Barcode 128

Kode 128 adalah

barcode

dengan kerapatan tinggi dan mampu mengkodekan

seluruh simbol ASCII (128 karakter). Setiap karakter pada Kode 128 dikodekan oleh

3 bar dan 3 spasi dengan ketebalan masing-masing elemen 1 sampai 4 kali ketebalan

minimum (modul). Hal yang perlu diperhatikan pada kode 128 adalah lebar tiap

modulnya. Karakter kode 128 terdiri dari 11 modul kecuali untuk stop karakter yang

terdiri dari 4 bar dan 3 spasi (13 modul). Jumlah total modul untuk bar selalu genap

sedangkan untuk spasi selalu ganjil, selain itu kode 128 memiliki 3 start karakter

yang berbeda (A, B dan C). Tabel 2.1 menunjukkan tabel set karakter kode 128,

angka 1 dan 2 pada kolom Bar (B) / Space (S) Pattern menunjukkan jumlah dari

bar

atau

space

tersebut.

Tabel 2.1 : Set karakter kode 128

V a lu e

Code Se t

A

Code Se t

B

Code Se t

C

Ba r / Spa ce Pa t t e r n

B S B S B S

(26)

Tabel 2.1 (lanjutan) : Set karakter kode 128

V a lu e

Code Se t

A

Code Se t

B

Code Se t

C

Ba r / Spa ce Pa t t e r n

B S B S B S

4

$

$

04

1 2 1 3 2 2

5

%

%

05

1 3 1 2 2 2

6

&

&

06

1 2 2 2 1 3

7

'

'

07

1 2 2 3 1 2

8

(

(

08

1 3 2 2 1 2

9

)

)

09

2 2 1 2 1 3

10

*

*

10

2 2 1 3 1 2

11

+

+

11

2 3 1 2 1 2

12

,

,

12

1 1 2 2 3 2

13

-

-

13

1 2 2 1 3 2

14

.

.

14

1 2 2 2 3 1

15

/

/

15

1 1 3 2 2 2

16

0

0

16

1 2 3 1 2 2

17

1

1

17

1 2 3 2 2 1

18

2

2

18

2 2 3 2 1 1

19

3

3

19

2 2 1 1 3 2

20

4

4

20

2 2 1 2 3 1

21

5

5

21

2 1 3 2 1 2

22

6

6

22

2 2 3 1 1 2

23

7

7

23

3 1 2 1 3 1

24

8

8

24

3 1 1 2 2 2

25

9

9

25

3 2 1 1 2 2

26

:

:

26

3 2 1 2 2 1

27

;

;

27

3 1 2 2 1 2

28

<

<

28

3 2 2 1 1 2

29

=

=

29

3 2 2 2 1 1

30

>

>

30

2 1 2 1 2 3

31

?

?

31

2 1 2 3 2 1

32

@

@

32

2 3 2 1 2 1

33

A

A

33

1 1 1 3 2 3

34

B

B

34

1 3 1 1 2 3

35

C

C

35

1 3 1 3 2 1

36

D

D

36

1 1 2 3 1 3

37

E

E

37

1 3 2 1 1 3

(27)

Tabel 2.1 (lanjutan) : Set karakter kode 128

V a lu e

Code Se t

A

Code Se t

B

Code Se t

C

Ba r / Spa ce Pa t t e r n

B S B S B S

39

G

G

39

2 1 1 3 1 3

40

H

H

40

2 3 1 1 1 3

41

I

I

41

2 3 1 3 1 1

42

J

J

42

1 1 2 1 3 3

43

K

K

43

1 1 2 3 3 1

44

L

L

44

1 3 2 1 3 1

45

M

M

45

1 1 3 1 2 3

46

N

N

46

1 1 3 3 2 1

47

O

O

47

1 3 3 1 2 1

48

P

P

48

3 1 3 1 2 1

49

Q

Q

49

2 1 1 3 3 1

50

R

R

50

2 3 1 1 3 1

51

S

S

51

2 1 3 1 1 3

52

T

T

52

2 1 3 3 1 1

53

U

U

53

2 1 3 1 3 1

54

V

V

54

3 1 1 1 2 3

55

W

W

55

3 1 1 3 2 1

56

X

X

56

3 3 1 1 2 1

57

Y

Y

57

3 1 2 1 1 3

58

Z

Z

58

3 1 2 3 1 1

59

[

[

59

3 3 2 1 1 1

60

\

\

60

3 1 4 1 1 1

61

]

]

61

2 2 1 4 1 1

62

^

^

62

4 3 1 1 1 1

63

_

_

63

1 1 1 2 2 4

64

NUL

`

64

1 1 1 4 2 2

65

SOH

a

65

1 2 1 1 2 4

66

STX

b

66

1 2 1 4 2 1

67

ETX

c

67

1 4 1 1 2 2

68

EOT

d

68

1 4 1 2 2 1

69

ENQ

e

69

1 1 2 2 1 4

70

ACK

f

70

1 1 2 4 1 2

71

BEL

g

71

1 2 2 1 1 4

72

BS

h

72

1 2 2 4 1 1

(28)

Tabel 2.1 (lanjutan) : Set karakter kode 128

V a lu e

Code Se t

A

Code Se t

B

Code Se t

C

Ba r / Spa ce Pa t t e r n

B S B S B S

74

LF

j

74

1 4 2 2 1 1

75

VT

k

75

2 4 1 2 1 1

76

FF

I

76

2 2 1 1 1 4

77

CR

m

77

4 1 3 1 1 1

78

SO

n

78

2 4 1 1 1 2

79

SI

o

79

1 3 4 1 1 1

80

DLE

p

80

1 1 1 2 4 2

81

DC1

q

81

1 2 1 1 4 2

82

DC2

r

82

1 2 1 2 4 1

83

DC3

s

83

1 1 4 2 1 2

84

DC4

t

84

1 2 4 1 1 2

85

NAK

u

85

1 2 4 2 1 1

86

SYN

v

86

4 1 1 2 1 2

87

ETB

w

87

4 2 1 1 1 2

88

CAN

x

88

4 2 1 2 1 1

89

EM

y

89

2 1 2 1 4 1

(29)

Kode 128 memiliki fitur untuk dapat bergeser dari subset satu ke subset yang

lain, misalnya teks CODE A pada subset B membuat

message

bergeser menjadi

subset A, sedangkan SHIFT menyebabkan satu karakter didepannya bergeser subset

(ini hanya berlaku untuk subset A ke subset B atau sebaliknya).

Contoh struktur

barcode

kode 128 dapat dilihat pada gambar 2.2

Gambar 2.2 Struktur barcode kode 128

Tinggi

barcode

minimum adalah 0.15 kali lebar

barcode

, dan lebar

barcode

dinyatakan dengan rumus :

L = (11C + 35) X ... (2.1)

Untuk

alpha-numeric

atau

Code A

dan

Code B

dan

L = (5.5C + 35) X ... (2.2)

Untuk

double density numeric

atau

Code C

.

L adalah lebar total

barcode

, C adalah jumlah karakter (tidak termasuk start

karakter , stop dan c

hecksum

) dan X adalah lebar modul (elemen yang tersempit).

Code C

dinyatakan sebagai

double density numeric

dan dalam perhitungan

lebar karakternya hanya 5.5 X disebabkan karena satu karakter

Code C

mewakili 2

digit numeric.

(30)

1. Pesan yang akan dikodekan :

Code 128

2. Karakter

:

StartB

C

o

d

e

1

2

8

3. Nilai karakter :

104 35

79

68

69

0 17

18

24

4. Penempatan posis :

- 1 2 3 4 5 6 7 8

5. Perhitungan (

103

posisi

x

karakter

nilai

) :

104 + 35 + 158 + 204 + 276 + 0 + 102 + 126 +

192 = 1197

1197 / 103 = 11 sisa 64 ⇒ ( ‘ )

6. Pesan Akhir :

StartBCode 128‘ STOP

II.3.

Transfer Data

Komunikasi data serial ada dua cara, yaitu sinkron dan asinkron. Pada

komunikasi sinkron,

clock

dikirimkan bersama-sama dengan data serial. Sedangkan

pada komunikasi asinkron,

clock

tidak dikirimkan bersama data serial namun

dibangkitkan sendiri baik pada sisi pengirim maupun pada sisi penerima.

Serial port

pada IBM PC termasuk jenis asinkron. Komunikasi data serial ini dikerjakan oleh

UART (

Universal Asynchronous Receiver/Transmitter

). IC UART dibuat khusus

untuk mengubah data paralel menjadi data serial dan menerima data serial yang

kemudian diubah kembali menjadi data paralel.

Pada UART, kecepatan pengiriman data (

Baud Rate

) dan fase

clock

pada sisi

transmitter

dan pada sisi

receiver

harus sinkron. Untuk itu diperlukan sinkronisasi

antara

transmitter

dan

receiver

. Hal ini dilakukan oleh bit “

Start

” dan bit “

Stop

”.

II.3.1.

Karakteristik Sinyal Serial Port

Standar sinyal komunikasi serial RS-232 dikembangkan oleh

Electronic

Industry Association and the Telecommunications Industry Association

(EIA/TIA)

dan dipublikasikan pertama kali tahun 1962. Standar ini hanya menyangkut

komunikasi data antar komputer (

Data Terminal Equipment

– DTE) dengan alat-alat

pelengkap komputer (

Data Circuit – Terminating Equipment

– DCE). Standar sinyal

RS-232 memiliki ketentuan level tegangan sebagai berikut :

(31)

3.

Daerah tegangan antara –3 Volt sampai 3 Volt adalah

invalid level

(tidak memiliki level logika, sehingga harus dihindari)

4.

Daerah tegangan dibawah –25 Volt dan di atas 25 Volt harus dihindari

untuk mencegah kerusakan alat.

II.3.2.

Konfigurasi Port Serial

Gambar 2.3 adalah gambar konektor

serial port

DB-9 pada bagian belakang

CPU. Pada komputer IBM PC kompatibel biasanya ditemukan dua konektor

serial

port

DB-9 yang biasa dinamai COM1 dan COM2

DB -

9 8 7 6

5 4 3 2 1

Data Terminal Ready

Signal Ground

Transmitted Data

Received Data

Received Line Signal Detector

Ring Indicator

Clear To Send

Request To Send

DCE Ready

Gambar 2.3 Konektor serial DB-9

Sedangkan untuk koneksi pin pada DB-9

diperlihatkan pada gambar 2.4

2 3 5 4 6 1 7 8

Gambar 2.4 : Konfigurasi pengkabelan pada DB-9

(32)

Tabel 2.2 : Konfigurasi pin dan nama sinyal konektor serial DB-9

No.

Pin

Nama Sinyal

Direction

Keterangan

1 DCD

In

Data Carrier Detect / Received

Line Signal Detect

2 RxD

In

Receive

Data

3 TxD

Out

Transmit

Data

4

DTR

Out

Data Terminal Ready

5 GND

-

Ground

6

DSR

In

Data Set Ready

7

RST

Out

Request to Send

8

CTS

In

Clear to Send

9 RI

In

Ring

Indicator

Keterangan

mengenai fungsi saluran RS232 pada konektor DB-9 pada tabel

2.2 adalah sebagai berikut :

1.

Received Line Signal Detect / Data Carrier Detect (DCD)

, dengan saluran

ini DCE memberitahukan ke DTE bahwa pada terminal masukan data

masuk.

2.

Receive Data

, digunakan DTE menerima data dari DCE

3.

Transmit Data

, digunakan DTE mengirimkan data ke DCE

4.

Data Terminal Ready

, pada saluran ini DTE memberitahukan kesiapan

terminalnya

5.

Signal Ground

, saluran

ground

6.

Data Set Ready (DSR)

, sinyal aktif pada saluran ini menunjukkan bahwa

DCE sudah siap

7.

Request To Send

, dengan saluran ini DCE diminta mengirim data oleh

DTE

8.

Clear to Send

, dengan saluran ini DCE memberitahukan bahwa DTE

boleh mulai mengirim data

9.

Ring Indicator,

pada saluran ini DCE memberitahu ke DTE bahwa sebuah

stasiun menghendaki hubungan dengannya

(33)

COM1 adalah 1016 (3F8h) dan COM2 760 (2F8h), tergantung dari komputer yang

digunakan.

Setelah diketahui

base address

-nya, maka alamat register-register yang

digunakan untuk komunikasi

serial port

ini dapat ditentukan. Table 2.3 berisi

register-register tersebut beserta alamatnya

Table 2.3 : Nama register yang digunakan beserta alamatnya

No

Nama register

COM1

COM2

1

Tx Buffer

3F8h 2F8h

2

Rx Buffer

3F8h 2F8h

3

Baud rate Divisor Latch LSB

3F8h 2F8h

4

Baud rate Diisor Latch MSB

3F9h 2F9h

5

Interrupt Enable Register

3F9h 2F9h

6

Interupt Identification Register

3Fah 2FAh

7

Line Control Register

3FBh 2FBh

8

Modem Control Register

3FCh 2FCh

9

Line Status Register

3FDh 2FDh

10

Modem Status Register

3Feh 2FEh

Keterangan mengenai fungsi register-register pada table 2.3 adalah sebagai berikut :

1.

TX Buffer

, digunakan untuk menampung dan menyimpan data yang akan

dikirimkan ke

serial port

2.

RX Buffer

, digunakan untuk menampung dan menyimpan data dari DCE

3.

Baudrate Divisor Latch LSB

, digunakan untuk menampung

byte

bobot

rendah untuk pembagi

clock

pada IC UART agar didapat

baudrate

yang

tepat

(34)

Tabel 2.4 : Angka pembagi clock pada IC UART

Baudrate

(bps) Angka Pembagi (dalam heksa)

300 0180

600 0C00

1200 0060

1800 0040

2400 0030

4800 0018

9600 000C

Sebagai catatan, register

baudrate divisor latch

ini bisa diisi jika bit 7

pada

Line Control Register

diisi 1

5.

Interrupt Enable Register

, digunakan untuk mengatur interupsi apa saja

yang akan dilayani komputer. Berikut adalah tabel rincian bit pada

Interrupt Enable Register

Tabel 2.5 : Tabel rincian bit pada Interrupt Enable Register

Nomor Bit

Keterangan

0

1: Interupsi akan diaktifkan jika menerima data

1

1: Interupsi akan diaktifkan jika register

Tx

kosong

2

1: Interupsi diaktifkan jika ada perubahan keadaan pada

Line

Status Register

3

1: Interupsi diaktifkan jika ada perubahan keadaan pada

Modem

Status Register

4, 5, 6, 7

Diisi 0

(35)

Tabel 2.6 : Tabel rincian bit pada Interrupt Identification Register

Nomor Bit

Keterangan

0

0: Interupsi menunggu

1:

No interrupt pending

1 dan 2

00: Prioritas tertinggi oleh

Line Status Register

01: Prioritas tertinggi oleh register

Rx

jika menerima data

10: Prioritas tertingi oleh register

Tx

jika telah kosong

11: Prioritas tertinggi oleh

Modem Status Register

3, 4, 5, 6, 7 Diisi 0

7.

Line Control Register

, digunakan untuk menentukan jumlah

bit

data,

jumlah

bit

pariti, jumlah

bit

stop, serta untuk menentukan apakah

baudrate

divisor

dapat diubah atau tidak. Tabel 2.7 menunjukkan rincian bit pada

Line Control Register

Tabel 2.7 : Rincian bit pada Line Control Register

Nomor Bit

Keterangan

0 dan 1

Jumlah bit data

00: Jumlah bit data adalah 5

01: Jumlah bit data adalah 6

10: Jumlah bit data adalah 7

11: Jumlah bit data adalah 8

2

Bit Stop

0: Jumlah bit stop adalah 1

1: Jumlah bit stop adalah 1.5 untuk 5 bit data dan 2 untuk 6

hingga 8 bit data

3

Bit Pariti

0: Tanpa bit paritas

1: Dengan bit paritas

4

0: Paritas ganjil

1: Paritas genap

(36)

Tabel 2.7 (lanjutan) : Rincian bit pada Line Control Register

6

0:

Set break control

tidak diaktifkan

1:

Set break control

diaktifkan

7

0:

Baudrate divisor

tidak dapat diaktifkan

1:

Baudrate divisor

dapat diakses

8.

Modem Control Register

, digunakan untuk mengatur saluran pengatur

modem, terutama saluran

DTR

dan saluran

RST.

9.

Line Status Register

, digunakan untuk menampung bit-bit yang

menyatakan keadaan penerimaan atau pengiriman data dan status

kesalahan operasi. Tabel 2.8 menunjukkan rincian bit pada

Line Status

Register

Tabel 2.8 : Rincian bit pada Line Status Register

Nomor bit

Keterangan

0

1: Menyatakan adanya data yang masuk pada

buffer

Rx

1

1: Data yang masuk mengalami

over run

2

1: Terjadi kesalahan pada bit paritas

3

1: Terjadi kesalahan

flaming

4 1:

Terjadi

break interrupt

5

1: Menyatakan bahwa register

Tx

telah kosong

6

1: Menyatakan bahwa

Transmitter

Shift Register

telah

kosong

7 Diisi

0

10.

Modem Status Register

, digunakan untuk menampung bit-bit yang

menyatakan status dari saluran hubungan dengan modem.

II.4.

Visual Basic 6.0

(37)

Basic

yang dikerjakan pertama kali adalah membuat tampilan program terlebih

dahulu, kemudian dilanjutkan dengan membuat kode yang akan digunakan oleh

program.

II.4.1.

Bahasa Pemrograman

Untuk mendapatkan hasil akhir program, harus dilakukan pengkodean pada

obyek-obyek

Visual Basic

. Sesuai namanya, maka

Visual Basi

c menggunakan bahasa

pemrograman

Basic

. Namun terdapat beberapa perbedaan bahasa yang digunakan,

yang disebabkan karena bahasa

Basic

konvensional menggunakan

DOS

.

A.

Tipe Data

Visual Basic 6 memiliki tujuh jenis data, yaitu

Numeric, String, Boolean,

Date, Object, Byte

dan

Variant

. Adapun

Numeric

dibedakan atas

Integer, Long,

Single, Double

dan

Currency

. Masing-masing tipe memiliki batas nilai tersendiri,

seperti yang ditunjukkan pada tabel 2.9

Tabel 2.9: Tipe Data

Tipe Data

Rentang Nilai

Ukuran

Integer

-32768 s/d 32767

2 byte

Long Integer

-2147483648 s/d 2147483648

4 byte

Negatif : -3.402823E38 s/d –1.401298E-45

Single

Positif : 1.401298E-45 s/d 3.402823E38

4 byte

Negatif : -1.79769313486232E308 s/d -4.9406564584124E-324

Double

Positif : 4.9406564584124E-324 s/d 1.79769313486232E308

8 byte

Currency

-922337213685477.5808 s/d 922337203685477.5807

8 byte

String

0 s/d 2 milyar karakter

1 byte/kar

Boolean

True atau False

2

Date

1 Januari 100 s/d 31 Desember 9999

8 byte

Object

Referensi object

4 byte

Byte

0 s/d 255

1 byte

(38)

B.

Variabel

Variabel adalah suatu tempat dalam memori komputer yang diberi nama dan

dialokasikan untuk menampung data. Sesuai dengan data yang ditampung, variabel

harus mempunyai tipe data yang sesuai isinya. Terdapat dua cara untuk

mendeklarasikan sebuah variabel, yaitu dengan cara eksplisit dan implisit.

1.

Deklarasi Eksplisit, dengan menggunakan perintah “DIM” pada awal

prosedur. Contoh :

Dim

Nama

As

String

2.

Deklarasi implisit, dengan menggunakan simbol di belakang nama

variabel yang merepresentasikan tipe data yang digunakan. Petunjuk

deklarasi secara implisit ditunjukkan pada tabel 2.10

Tabel 2.10: Deklarasi Implisit

Tipe Data

Simbol karakter

Contoh pemakaian

Integer

%

Angka% = 100

Long Integer

&

Angka& = 214748367

Single

!

Angka! = 21456996800

Double

#

Konstanta_Pi# = 3.1415926535

Currency

@

Saldo@ = 1000.50

String

$

Nama$ = “TeknikElektro”

C.

Operator

Operator digunakan pada Visual Basic untuk memanipulasi data maupun

untuk melakukan penghitungan. Operator dapat dikelompokkan menjadi tiga jenis,

yaitu operator matematik seperti yang ditunjukkan pada tabel 2.11, operator

perbandingan seperti yang ditunjukkan pada tabel 2.12, dan operator logika seperti

yang ditunjukkan pada tabel 2.13.

Tabel 2.11: Operator Matematik

Operator

Operasi

^ Pemangkatan

- Tanda

negatif

* , /

Perkalian, pembagian

\ Pembagian

integer

(39)

Tabel 2.11 (lanjutan) : Operator Matematik

+ , -

Penambahan dan pengurangan

+ , &

Penggabungan string

Tabel 2.12: Operator Perbandingan

Operator

Keterangan

= Sama

dengan

<>

Tidak sama dengan

< Lebih

kecil

> Lebih

besar

<=

Lebih kecil atau sama dengan

>=

Lebih besar atau sama dengan

Like

Mempunyai ciri yang sesuai

Is

Sama referensi objek

Tabel 2.13: Operator Logika

Operator

Keterangan

NOT Tidak

AND Dan

OR Atau

XOR Eksklusif

OR

EQV Ekuivalen

IMP Implikasi

II.4.2.

Kontrol Program

Kontrol program pada

Visual Basic

meliputi kontrol pertimbangan kondisi

dan keputusan, kontrol pengulangan serta kontrol penyaluran alternatif.

1.

Kontrol pertimbangan kondisi :

If...Else

Dengan pernyataan ini dapat dites suatu kondisi tertentu dan kemudian

menentukan suatu tindakan jika kondisi tersebut dipenuhi. Sintaknya

adalah sebagai berikut :

If

<syarat kondisi>

then

<pernyataan>

(40)

If

<syarat kondisi>

then

<pernyataan

pertama>

<pernyataan

kedua>

....

<pernyataan ke – n>

End I f

2.

Kontrol Pengulangan : Do...Loop

Pernyataan ini dapat digunakan untuk perulangan suatu blok pernyataan

sampai dipenuhinya syarat kondisi yang ditetapkannya. Sintaknya adalah

sebagai berikut :

Do While

<syarat

kondisi>

<blok

pernyataan>

Loop

Dengan pernyataan

Until

:

Do

<blok pernyataan>

Loop Until

<syarat kondisi>

3.

Kontrol penyaluran alternatif :

GoTo

Perintah GoTo digunakan untuk melakukan pencabangan ke suatu baris

label tertentu. Dengan perintah ini, program dapat langsung melompat ke

baris tertentu sehingga kode-kode program yang dilewatinya tidak

dieksekusi. Sintaknya adalah sebagai berikut :

GoTo

<nama

label>

<blok

pernyataan>

(41)

Kontrol program di atas adalah sebagian dari beberapa

syntax

yang tersedia di

Visual Basic

. Untuk penggunaan lebih kompleks dapat menggunakan

syntax-syntax

yang berbeda jenis dan fungsinya.

II.4.3.

Pengaksesan Serial Port Menggunakan Kontrol MSComm

Dalam

Visual Basic

disediakan

Custom Control

untuk komunikasi serial yaitu

Communication Control

(MSComm). Setiap MSComm hanya menangani satu

serial

port

, sehingga bila diinginkan menggunakan lebih dari satu

serial port

, harus

menggunakan MSComm sebanyak

serial

port

yang kita pakai.

Properti-properti yang digunakan pada penelitian ini adalah:

a.

CommPort

: Digunakan untuk menentukan nomor

serial port

yang

akan dipakai

b.

Setting

: Digunakan untuk menata nilai

baud rate

, pariti, jumlah bit

data dan jumlah bit stop

c.

PortOpen

: Digunakan untuk membuka ataupun menutup

serial port

yang dihubungkan dengan MSComm ini

d.

Input

: Digunakan untuk mengambil data

string

yang ada pada

buffer

penerima

e.

Output

: Digunakan untuk menulis data

string

pada

buffer

kirim

Bahasa yang sering digunakan untuk pengiriman data serial adalah :

1

Do

[Statements}

Loop Until

[syarat]

Melakukan

looping

untuk membaca tiap karakter yang diterima sampai

syarat dipenuhi.

2

[Variabel] =

Do Events

()

Memberikan kesempatan pada sistem operasi untuk memproses kejadian

(program) sampai selesai.

3

[Variabel] =

Comm1.Input

(42)

4

Comm1.Output

= [variabel]

Mengirimkan karakter-karakter yang terdapat pada variabel melalui

port

Comm 1.

II.4.4.

Seagate Crystal Report 8

Seagate Crystal Report

merupakan suatu perangkat lunak yang berfungsi

untuk membuat laporan yang terpisah dengan program

Microsoft Visual Basic 6.0

,

tetapi keduanya dapat dihubungkan. Hasil mencetak dengan

Seagate Crystal Report

lebih baik dan mudah karena pada

Seagte Crystal Report

banyak tersedia obyek

maupun komponen yang mudah digunakan.

II.5.

Basis Data (Database)

Basis data (

database

) adalah kumpulan dari berbagai data yang saling

berhubungan satu dengan lainnya. Basis data tersimpan di perangkat keras, serta

dimanipulasi dengan menggunakan perangkat lunak. Pendefinisian basis data

meliputi spesifikasi dari tipe data, struktur, dan batasan dari data atau informasi yang

akan disimpan. Penyusunan basis data meliputi proses memasukkan data kedalam

media penyimpanan data, dan diatur dengan menggunakan perangkat Sistem

Manajemen Basis Data (

Database Management System – DBMS

). Manipulasi basis

data meliputi pembuatan pernyataan (

query

) untuk mendapatkan informasi tertentu,

melakukan pembaharuan atau penggantian (

update

) data, serta pembuatan

report

dari

data. Tujuan dari pengaturan data dengan menggunakan basis data adalah :

1.

Menyediakan penyimpanan data agar dapat digunakan oleh organisasi saat

sekarang dan masa yang akan datang.

2.

Cara pemasukan data sehingga memudahkan tugas operator dan menyangkut

pula waktu yang diperlukan oleh pemakai untuk mendapatkan data serta

hak-hak yang dimiliki terhadap data yang ditangani.

(43)

4.

Pengamanan data terhadap kemungkinan penambahan, modifikasi, pencurian

dan gangguan-gangguan lain.

II.5.1.

Elemen Basis Data

A.

Entitas ( Entity )

Entitas adalah sekumpulan objek yang terdefinisikan yang mempunyai

karakteristik sama dan bisa dibedakan satu dan lainnya. Objek dapat berupa barang,

orang, tempat atau suatu kejadian. Gambar 2.5 adalah contoh entitas antara karyawan,

gaji dan jam lembur.

karyawan

Jam lembur

gaji

Gambar 2.5: Contoh Entitas

B.

Atribut ( Attribute )

Atribut adalah deskripsi data yang bisa mengidentifikasikan entitas yang

membedakan entitas tersebut dengan entitas yang lain. Seluruh atribut harus cukup

untuk menyatakan indentitas obyek, atau dengan kata lain, kumpulan atribut dari

setiap entitas dapat mengidentifikasikan keunikan suatu individu. Gambar 2.6 adalah

contoh entitas mahasiswa yang memiliki atribut IdMahasiswa, NamaMahasiswa dan

IdJurusan.

NamaMahasiswa

IdMahasiswa

Mahasiswa

IdJurusan

(44)

C.

Relasi

Relasi adalah bagian paling penting dalam suatu basis data. Relasi digunakan

untuk membuat hubungan antar entitas yang secara logika berhubungan. Dua entitas

yang berbeda dapat memiliki hubungan dengan mengunakan relasi. Gambar 2.7

adalah contoh relasi, jika seorang mahasiswa dapat memilih beberapa mata kuliah,

maka entitasnya adalah

Mahasiswa

dan

MataKuliah

. Relasi ditunjukkan dengan

tanda belah ketupat yang diberi nama sesuai nama relasinya.

memilih

MataKuliah

Mahasiswa

Gambar 2.7: Contoh Relasi

Tipe-tipe Relasi :

1.

Relasi satu-satu (

one to one – 1:1)

Dua entitas memiliki relasi satu-satu jika pada setiap anggota dari satu

entitas hanya memiliki hubungan dengan satu anggota pada entitas yang

lain. Gambar 2.8 adalah contoh relasi satu-satu yang menunjukkan

bahwa sebuah jurusan dipimpin oleh hanya satu orang ketua jurusan.

2.

Relasi Satu-Banyak / Banyak-Satu (

one to many – 1:m

)

Dua entitas memiliki relasi satu-banyak apabila semua anggota dari

entitas yang pertama memiliki pasangan dengan satu atau lebih anggota

pada entitas kedua, dan untuk semua anggota pada entitas yang kedua,

hanya memiliki satu pasangan dengan anggota entitas pertama. Gambar

2.9 adalah contoh relasi satu-banyak. Relasi ini menjelaskan bahwa

mahasiswa hanya memilih satu jurusan saja, namun satu jurusan dapat

dipilih oleh banyak mahasiswa.

Jurusan

1

Dipimpin

oleh

1

KetuaJurusan

(45)

m

1

Memilih

Mahasiswa

Jurusan

Gambar 2.9: Contoh Relasi Satu-Banyak

Relasi Banyak-Satu mirip dengan Relasi Satu-Banyak, hanya semua

anggota entitas pertama hanya memiliki satu pasangan pada entitas

kedua, dan semua pada entitas kedua memiliki satu atau lebih pasangan

pada entitas pertama. Relasi Satu-Banyak/Banyak-Satu adalah relasi

yang paling sering digunakan untuk menunjukkan hubungan antar

entitas. Relasi ini sering juga disebut relasi

parent-child

atau

master-detail

.

3.

Relasi Banyak-Banyak (

many to many – m:m

)

Disebut relasi banyak-banyak apabila semua anggota entitas pertama

dapat memiliki satu atau lebih pasangan pada entitas kedua, dan semua

anggota entitas kedua dapat memiliki satu atau banyak pasangan pada

entitas pertama. Gambar 2.10 adalah contoh relasi banyak-banyak, yang

menjelaskan bahwa sebuah produk dapat dijual pada banyak konsumen,

dan seorang konsumen dapat membeli banyak produk.

m

m

Membeli

Konsumen

Produk

Gambar 2.10: Contoh Relasi Banyak-Banyak

II.5.2.

Langkah Perancangan Basis Data Secara Umum

(46)

1

Menentukan tipe-tipe file

Basis data dibentuk dari suatu kumpulan

file. File

dalam pemrosesan

transaksi dapat digolongkan sebagai berikut :

a.

File

induk

b.

File

transaksi

c.

File

Data Transaksi

d.

File

Kesalahan

e.

File

Laporan

f.

File

Sementara

g.

File

Penunjang

h.

File

Sejarah (

History

)

i.

File

Pustaka

j.

File

Kerja

k.

File

Program

2

Membuat akses dan organisasi file.

Akses

file

(

file access

) adalah suatu metode yang menunjukkan

bagaimana suatu program komputer akan membaca

record

dari suatu

file.

File

dapat diakses dengan dua cara, yaitu secara urut (

sequential access

)

atau secara langsung (

direct access

atau

random access

). Metode urut

dilakukan dengan membaca atau menulis suatu

record

di

file

dengan

membaca terlebih dahulu mulai dari

record

pertama, urut sampai dengan

record

yang diinginkan. Metode akses langsung dilakukan dengan cara

langsung membaca

record

pada posisinya di

file

tanpa membaca dari

record

pertama terlebih dahulu. Organisasi

file

adalah pengaturan dari

suatu

record

secara logika dalam

file

dihubungkan satu dengan lainnya.

File

dapat diorganisasikan secara urut atau secara acak

II.6.

Diagram Alir Data – DAD (Data Flow Diagram – DFD)

(47)

Penggunaan DAD sebagai alat peraga sistem dipopulerkan oleh Tom DeMarco

(1978) dan Gane & Sarson (1979) dengan menggunakan pendekatan metoda analisis

sitem terstruktur (

structured system analysis method

). DAD dapat merepresentasikan

suatu sistem yang otomatis maupun manual dengan menggunakan gambar yang

berbentuk jaringan grafik. Beberapa simbol yang digunakan dalam penggambaran

DAD, yaitu :

a.

Entitas Luar (External Entity) dan Terminal

Entitas Luar adalah entitas yang berada di luar sistem yang

memberikan data kepada sistem (

source

) atau yang menerima informasi

dari sistem (

sink

). Entitas Luar ini bukanlah bagian dari sistem, bila suatu

sistem informasi dirancang untuk satu bagian/departemen maka bagian

lain yang masih terkait menjadi entitas luar. Sedangkan terminal adalah

entitas yang merupakan bagian dari sistem.

Simbol yang digunakan :

b.

Proses

Proses menggambarkan apa yang dilakukan oleh sistem. Berfungsi

mentransformasikan satu atau beberapa data masukan menjadi satu atau

beberapa data keluaran sesuai dengan spesifikasi yang diinginkan. Setiap

proses memiliki satu atau beberapa data masukan serta menghasilkan satu

atau beberapa data keluaran. Proses sering pula disebut

bubble

.

Simbol yang digunakan :

c.

Alir Data (Data Flow)

(48)

1.

Antara dua proses yang berurutan

2.

Dari penyimpanan data (

data store

) ke proses dan sebaliknya

3.

Dari

source

ke proses

4.

Dari proses ke

sink

Simbol yang digunakan :

d.

Penyimpan Data (Data Store)

Data store

adalah tempat menyimpan data. Proses dapat mengambil

data dari atau memberikan data ke

data store

.

Simbol yang digunakan :

II.6.1.

Tingkatan Diagram pada Diagram Arus Data (Data Flow Diagram)

A. Diagram Konteks (Context Diagram)

a.

Merupakan level tertinggi dari DAD yang menggambarkan seluruh

input

ke

atau dari sistem.

b.

Memberikan gambaran tentang keseluruhan sistem

c.

Terminal yang memberikan masukan kepada sistem disebut

source

, terminal

yang menerima keluaran dari sistem disebut

sink

.

d.

Hanya ada satu proses.

e.

Tidak boleh ada

data store

.

B. Diagram nol (0)

a.

Sudah menunjukkan

data store

yang digunakan.

b.

Untuk proses yang tidak dirinci lagi pada level selanjutnya (

functional

primitive

), tambahkan * pada akhir nomor proses.

(49)

C. Diagram Rinci

Merupakan rincian dari diagram nol atau diagram level di atasnya.

Walaupun DAD mempunyai kelebihan-kelebihan, yaitu dapat menggambarkan

sistem secara terstruktur dengan memecah-mecah menjadi level lebih rendah

(

decomposition

), dapat menunjukkan arus data di sistem, dapat menggambarkan

proses paralel di sistem, dapat menunjukkan simpanan data, dapat menunjukkan

entitas luar.

II.7.

Analisa Sistem

Analisa sistem dapat didefinisikan sebagai penguraian dari suatu sistem

informasi yang utuh ke dalam bagian-bagian komponennya dengan maksud untuk

mengidentifikasikan dan mengevaluasi permasalahan-permasalahan,

kesempatan-kesempatan, hambatan-hambatan yang terjadi dan kebutuhan-kebutuhan yang

diharapkan sehingga dapat diusulkan perbaikan-perbaikannya.

II.7.1.

Langkah-langkah Analisa Sistem

Langkah-langkah dalam tahap analisa sistem hampir sama dengan yang akan

langkah-langkah yang dilakukan dalam mendefinisikan proyek-proyek sistem yang

akan dikembangkan di tahap perencanaan sistem. Perbedaannya terletak pada

ruang-lingkup tugasnya. Di analisa sistem ini, penelitian yang dilakukan oleh analis sistem

adalah penelitian terinci, sedang di perencanaan sistem sifatnya hanya penelitian

pendahuluan. Di dalam tahap analisa sistem terdapat langkah-langkah dasar yang

harus dilakukan oleh analis sistem, sebagai berikut:

1.

Identify

, yaitu mengidentifikasikan masalah

2.

Understand

, yaitu memahami kerja dari sistem yang ada

3.

Analyze

, menganalisis sistem

(50)

II. 8

Desain Sistem

Menurut Robert J. Verzello/John Reuter III, desain sistem dapat didefinisikan

sebagai: “Tahap setelah analisis dari siklus pengembangan sistem, pendefinisian dari

kebutuhan-kebutuhan fungsional dan persiapan untuk rancang bangun implementasi;

menggambarkan bagaimana suatu sistem dibentuk.”

II.8.1.

Tujuan desain sistem

Tahap desain sistem mempunyai dua maksud atau tujuan utama, yaitu:

1.

Untuk memenuhi kebutuhan para pemakai sistem.

2.

Untuk memberikan gambaran yang jelas dan rancang bangun yang

lengkap

(51)

BAB III

PERANCANGAN

III.1.

Diagram Konteks

Di dalam sistem informasi transaksi ini yang berhak memasukkan data bus

dan data operator adalah admin (administrator). Front office (FO-Petugas) berhak

melakukan dokumentasi terhadap transaksi. Untuk lebih jelasnya, diagram konteks

dapat dilihat pada gambar 3.1.

Admin

Gambar 3.1 : Diagram konteks sistem informasi transaksi

III.2.

Diagram Berjenjang

Diagram berjenjang merupakan kumpulan dari semua proses yang ada dalam

sistem informasi transaksi. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 3.2. Pada

gambar 3.2 terdapat empat proses utama pada sistem, yaitu masukan data, transaksi,

transfer data dan laporan. Dari ke empat masukan ini akan terdapat proses-proses lain

setelahnya. Proses masukan data akan mempunyai dua proses di bawahnya, yaitu

masukan data armada dan masukan data operator, masing-masing proses ini akan

mempunyai tiga proses lagi di bawahnya, yaitu tambah data, edit data dan hapus data.

SISTEM INFORMASI

TRANSAKSI UNTUK

PEMBELIAN TIKET

BUS

Data bus, data operator

Transaksi tiket

(52)

0

SISTEM ADMINISTRASI TIKET BUS

2

Transaksi

1

Masukkan data

4

Membuat laporan

1.1

Masukkan

Data

Armada

1.2

Masukkan

Data

Operator

2.1

Masukkan

Data

Transaksi

1.1.a

Tambah

Data

Armada

1.1.b

Edit

Data

Armada

1.1.c

Hapus

Data

Armada

1.2.a

Tambah

Data

Operator

1.2.b

Edit

Data

Operator

1.2.c

Hapus

Data

Operator

2.1.a

Tambah

Data

Transaksi

2.1.b

Hapus

Data

Transaksi

3.1

Transfer Data Transaksi

berdasarkan bus dan tgl

keberangkatan

3

Transfer data

4.1

Laporan Data Transaksi

berdasarkan bus dan tgl

keberangkatan

(53)

III.3.

DAD Level 0 Untuk Sistem Transaksi

Diagram ini dikenal dengan TOP level diagram. Diagram ini merupakan

pengembangan dari diagram konteks. Proses-proses yang terjadi antara lain adalah

proses masukan data yang dilakukan oleh admin dan proses transaksi yang bisa

dilakukan oleh front office (FO) dan admin . Pada gambar 3.3 terlihat hasil akhir dari

semua proses ini adalah untuk membuat laporan kepada manajer.

1

III.3.1 DAD Level 1 Untuk Masukan Data

DAD level 1 untuk masukan data pertama merupakan proses masukan data

yang dilakukan oleh admin. Masukan data ini nantinya digunakan untuk membantu

dalam memasukkan data transaksi. Masukan data yang dilakukan oleh admin antara

lain adalah masukan data bus, dan data operator. Data operator bisa diakses oleh

manajer dan juga oleh admin. DAD level 1 dapat dilihat pada gambar 3.3.1. Dapat

dilihat pada gambar bahwa masukan data bus dan operator yang dilakukan oleh

admin akan tersimpan pada tabel database armada dan user.

Admin

Penumpang

Front office

Masukkan

Data

2

3

Membuat

Laporan

Manajer

Transaksi

(54)

Data bus baru

III.3.2 DAD Level 1 Transaksi

Bagian terbesar dari proses yang terjadi dalam sistem informasi ini adalah

pengaksesan proses transaksi ini. Proses ini digunakan untuk mendokumentasikan

transaksi dan untuk membuat tiket. Proses yang ada dalam proses transaksi ini dapat

Penumpang

2.1P

Memasukkan

data transaksi

2.2P

Cetak

Tiket

D1 tbarmada.

D2 tbuser

Front office

D4 tbkursi

Data transaksi

Data transaksi

Data transaksi baru Data bus

Data operator Tiket

Gambar 3.3.2: DAD level 1 untuk masukan data transaksi

Admin

D3 tbtransaksi

Data kursi

Data kursi baru

Admin

1.1

D1 tbarmada

Memasukkan

Gambar

Tabel 2.1 (lanjutan) : Set karakter kode 128
Tabel 2.1 (lanjutan) : Set karakter kode 128
Tabel 2.1 (lanjutan) : Set karakter kode 128
Tabel 2.7 : Rincian bit pada Line Control Register
+7

Referensi

Dokumen terkait

Gambar 11.6 memperlihatkan rangkaian untuk memperoleh panjar umpan-balik kolektor. Rangkaian ini tidak dapat menetapkan C I dengan C baik, tetapi paling tidak dapat menjamin bahwa

[r]

[r]

221 12052523920034 ZAENURI MTs Darul Manja

Untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia khususnya sumber daya manusia yang ada dikelembagaan RT 02 dan RW 12. Perubahan yang bertujuan untuk mempercepat laju

Kedua, dengan adanya istilah &#34;bunga&#34; maka dengan demikian sejumlah uang tertentu pada saat ini (sekarang) akan bertambah menjadi jumlah yang lebih besar pada waktu yang

Strategi Potongan harga 10% yang digunakan untuk meningkatkan penerimaan perusahaan dari pelanggan dapat diterapkan pada kelas pertama dan kedua yaitu Most Valuable

Dengan melakukan analisis sikap konsumen atas kualitas layanan jasa transportasi pada PO IMI diharapkan dapat mengembangkan strategi dan kebijakan bauran pemasaran yang tepat