i Skripsi
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi Program Studi Psikologi
Oleh :
Romolo
NIM: 019114139
PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA
ii
STUDI DESKRIPTIF KECEMASAN WANITA DEWASA MADYA
TERHADAP PROSES PENUAAN EKSTERNAL
Oleh : Romolo Nim: 019114139
Telah Disetujui Oleh:
Dosen Pembimbing
iii
TERHADAP PROSES PENUAAN EKSTERNAL
Dipersiapkan dan ditulis oleh: ROMOLO
NIM: 019114139
Telah dipertahankan didepan Panitia Penguji pada tanggal 14 Maret 2008 dan dinyatakan memenuhi syarat kelulusan
Susunan Panitia Penguji
Nama Lengkap Tanda Tangan
Ketua : Sylvia C.M.Y.M., S.Psi, M.Si. ... Sekretaris : Agnes E ... Anggota : Minta Istono ...
Yogyakarta, 12 April 2008
Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma Dekan
iv
v
Jangan bertanya berapa kali kamu jatuh,
tetapi bertanyalah seberapa kuat anda untuk bangkit dan terus maju….
vii Romolo
Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta 2008
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menggambarkan kecemasan wanita dewasa madya terhadap proses penuaan eksternal. Perubahan-perubahan fisik yang terjadi pada usia dewasa madya disikapi beragam oleh wanita yang memasuki usia ini. Perubahan fisik yang disikapi secara negatif cenderung menimbulkan kecemasan yang tinggi. Sedangkan perubahan fisik yang disikapi secara positif justru dapat memacu subjek untuk meningkatkan kualitas dalam aspek-aspek kehidupannya.
Subjek penelitian ini adalah wanita usia dewasa madya di Yogyakarta. Subjek penelitian berjumlah 40 orang. Alat ukur dalam penelitian ini menggunakan skala kecemasan terhadap proses penuaan yang disusun oleh penulis.
Indeks kesahihan aitem bergerak antara 0,311 sampai dengan 0,793. Uji reliabilitas menggunakan teknik Cronbach Alpha, Koefisien reliabilitas yang dihasilkan sebesar 0,956.
Berdasarkan analisis data, disimpulkan bahwa secara umum subjek dalam penelitian ini memiliki tingkat kecemasan yang cenderung tinggi terhadap proses penuaan. Hal ini tampak dari perolehan mean empirik (141,475) lebih besar daripada mean teoritik (120). Ketiga aspek dalam komponen kecemasan juga menunjukkan perolehan mean empirik masing-masing lebih besar dari mean teoritik: aspek emosional (47,4>40) ; aspek kognitif (47,08>40) ; dan aspek fisik (47,08>40). Diperoleh pula gambaran, 25 subjek (62,5%) termasuk dalam kategori kecemasan sedang dan 15 subjek (37, 5%) termasuk dalam kategori kecemasan tinggi. Sedangkan tidak didapati satu pun subjek pada kategori rendah.
viii Romolo Faculty Of Psychology Sanata Dharma University
2008
This research aims to understand and describe the anxiety middle-aged women towards the physical aging process. The physical changes women view in themselves vary from woman-to-woman in this age group. When women view their physical changing negatively, they tend to have higher levels of anxiety. When they view their bodies positively, their quality of life in any aspect is higher.
The research for this study was conducted using 40 subjects, all middle aged women in Yogyakarta Province. The instrument of this research was an anxiety scale that was designed by the researcher himself. The valid index of the item moved between 0,311 up to 0,793. The reliability test was using Cronbach Alpha Technique, which resulting 0,956 reliability coefficient.
Based on the data analysis, it comes to a conclusion that generally, subjects who involved in this research have a high level of anxiety towards the aging process. This figure is shown by the empirical mean (141,475) was higher than the theoretical mean (120). The three aspects of anxiety component also show that each has empirical mean, higher than the theoretical mean, namely: aspect of emotional (47,4>40); aspect of cognitive (47,08>40); and aspect of physical (47,08>40). This figure is shown by the data which mentions that 25 of the subjects (62,5%) have a medium level of anxiety and 15 of the subjects (37,5%) have a high level of anxiety, while no one was found to have a low level of anxiety.
ix
Puji Syukur kepada Tuhan Yesus Kristus yang Maha Menemani atas bimbingan tiada berkesudahan dan limpahan rahmat karunia yang diberikan kepada penulis sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi dengan judul “Studi Deskriptif Kecemasan Wanita Dewasa Madya Dalam Menghadapi Proses Penuaan Eksternal”.
Penulis menyadari bahwa selama proses penulisan ini banyak sekali rintangan yang dihadapi yang acapkali membuat penulis putus asa dan berusaha menghindari tugas dan kewajiban dalam menyelesaikan skripsi sampai tuntas. Tanpa bantuan, dorongan, dan semangat yang yang diberikan berbagai pihak niscaya rintangan-rintangan yang dihadapi akan lebih sulit dihadapi. Dalam kesempatan ini penulis dengan rendah hati ingin mengucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada:
1. Ibunda yang paling kukasihi dan kuhormati. Perjuanganmu tiada terkira membimbing anak-anakmu dalam masa-masa sulit ketika ditinggalkan oleh ayah tercinta. Perjuangan yang gigih, pantang menyerah, tidak mudah berputus asa, dan terutama cinta dan kasih yang membuat keluarga kecilmu tidak tercerai berai. Engkau adalah inspirasiku dan sumber ketegaran dan kekuatanku dalam menjalani dan memandang hidup penuh optimisme.
x
aku kasihi dan aku banggakan dalam keseharianku.
4. Ulrich Haering atas support yang sepenuhnya dalam proses studiku, baik moril maupun materil.
5. Keluarga besarku di Sintang, Kalimantan Barat. Kakekku, Gedi (alm), paman, bibi, sepupu dan keponakanku yang sulit disebut satu persatu…abiz terlalu buanyyaakk!
6. Bapak P. Eddy Suhartanto selaku dosen Pembimbing Akademik dan Dekan Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma atas dukungannya. 7. Ibu Sylvia C.M.Y.M., selaku dosen pembimbing skripsiku dan Kaprodi
Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma atas bimbingan selama proses penulisan skripsi ini.
8. Para dosen fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma lainnya yang telah mendedikasikan dirinya demi kemajuan fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma.
9. Mas Gandung, Mas Doni, Pak Gik, Mbak Nanik di Sekretariat Psikologi Universitas Sanata Dharma yang telah banyak membantu dalam kelancaran administrasi selama kuliah.
10.Kekasihku Paola Alegria Jimenez Rodrigues, yang selalu mendorongku tanpa henti-hentinya di saat sadarku maupun dalam ketidaksadaranku. 11.Sahabatku Karin Anna Kovacs yang sering menemaniku menulis skripsiku
xi
14.Rinus and Immy di Lelystad. Terima kasih atas dorongannya selama ini. 15.Fefe dan Kurnianing Isolilipu yang telah menemaniku dalam kurun waktu
tertentu.
16.Sergio Leon De Rooy, semoga S3 di USA cepat selesai.
17.Dominik and Roman, semoga film dokumenter tentang Hantu suskes di Jerman.
18.Alexandra, Sven, Klaus, Roman, Norman, Ardian, Wahyu, Casey, Sanitha, Philip, Angelica, Fransisca, Anne Sophie, atas banyak waktu kebersamaan kita….yang paling penting “prost and bersulang”!.
19.Sahabatku: Ucok, Roni, Agung Dwipa, Ohok, Aan, Mr.”Vitamin”, Ratna, Yola, Awan, Mbud, “Jing-jing”.
20.teman-teman kost:Eko (Ryan), Ari (Rio), Bebe, Tedi, Alvi, Soker, Tely, Moga Aceh, Obhe, Lele and Fitri, Bimo, Arif, Tio, Juven, Olez, yang dengan setia menyaksikan dan menyimak puisi-puisiku, sejarah, politik, dan filsafat, serta samurai bambukoe.
21.Teman-teman dari Kalimantan: Ad, Romi, Odhie, Sutan, Paulinus, Yan, Deci, Suharlis, Eka, Vian, Andre, Yai, Anton, Bambang dan lain-lain.
xii
xiii
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan daftar pustaka sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 23 Februari 2008
xiv
Halaman
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv
HALAMAN MOTTO ... v
PERSETUJUAN PUBLIKASI ... vi
ABSTRAK ... vii
ABSTRACT... viii
KATA PENGANTAR ... ix
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... xiii
DAFTAR ISI ... xiv
DAFTAR TABEL ... xvii
DAFTAR LAMPIRAN... xviii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1
B. Rumusan Masalah ... 5
C. Tujuan Penelitian ... 5
D. Manfaat Penelitian ... 6
1. Manfaat Teoritis ... 6
xv
A. Kecemasan ... 7
1. Jenis-jenis Kecemasan ... 8
2. Gejala Kecemasan ... 9
3. Sumber-Sumber Kecemasan ... 9
4. Komponen Reaksi Kecemasan ... 10
B. Usia Dewasa Madya Dan Penuaan Eksternal ... 11
1. Perkembangan Fisik ... 12
2. Perkembangan Kognitif ... 19
3. Perkembangan Sosio-Emosional ... 19
C. Dinamika Kecemasan Wanita Dewasa Madya Terhadap Proses Penuaan ... 21
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 23
B. Variabel Penelitian ... 23
C. Definisi Operasional ... 23
D. Subjek Penelitian ... 24
E. Pengembangan Alat Pengumpulan Data... 25
F. Langkah-langkah Penelitian... 28
G. Kredibilitas Skala ... 29
xvi
1. Pelaksanaan Uji Coba ... 33
2. Reliabilitas dan Validitas ... 33
3. Pelaksanaan Penelitian ... 35
B. Hasil Penelitian ... 36
C. Pembahasan... 38
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 43
B. Saran ... 43
1. Bagi Wanita Dewasa Madya ... 43
2. Bagi Keluarga ... 44
3. Bagi Peneliti ... 44
DAFTAR PUSTAKA ... 45
xvii
Tabel 1 Skor Kategori Jawaban Pernyataan Aitem Favorable dan
Unfavorable... 26
Tabel 2 Distribusi Aitem Uji Coba ... 27
Tabel 3 Desain Kuesioner setelah Uji Coba ... 31
Tabel 4 Norma Kategori Jenjang ... 32
Tabel 5 Aitem Uji Coba ... 34
Tabel 6 Distribusi Aitem Skala Penelitian ... 35
Tabel 7 Deskripsi Data Penelitian... 36
xviii Lampiran A Skala Uji Coba
Lampiran B Data Uji Coba
Lampiran C Reliabilitas Data Uji Coba Lampiran D Tabel Aitem Sahih Dan Gugur Lampiran E Skala Penelitian
Lampiran F Data Penelitian 1. Aspek Emosional 2. Aspek Kognitif 3. Aspek Fisik Lampiran G Kategori Skor Total Lampiran H Data Subjek
Lampiran I Deskripsi Data Penelitian Lampiran J T-Test
1 A. LATAR BELAKANG
Dalam rentang kehidupan manusia akan selalu terjalin proses perkembangan yang terdiri dari pertumbuhan atau evolusi dan kemunduran atau involusi yang mana kedua proses ini mulai dari pembuahan dan berakhir dengan kematian (Hurlok, 1999). Saat menginjak usia dewasa madya, seorang wanita akan mengalami perubahan fisik yang mengarah pada kemunduran fisik yang dapat berpengaruh pada kemampuan dan perilakunya. Seorang wanita yang pada masa mudanya dianggap cantik akan merasa kehilangan daya tarik ketika memasuki usia yang lebih tua. Kemampuan fisik cenderung berkurang ketika seorang wanita memasuki usia dewasa madya dibandingkan ketika dia berusia lebih muda. Begitu pula dengan perubahan perilaku yang terjadi dimana seorang wanita usia dewasa madya cenderung melirik alat-alat kosmetik yang bertujuan untuk menutupi tanda-tanda penuaan fisik yang mulai terjadi.
Baik pria maupun wanita pada umumnya mengalami ketakutan akan berbagai hal yang muncul akibat proses penuaan terutama pada penampilan usia dewasa madya mereka, hal itu disebabkan karena penampilan seseorang memegang peranan yang sangat penting terutama dalam interaksi dan penerimaan sosial. Penampilan fisik yang menarik merupakan potensi yang menguntungkan dan dapat dimanfaatkan untuk memperoleh berbagai hasil yang menyenangkan bagi pemiliknya. Orang-orang yang menarik lebih mudah diterima dalam pergaulan dan dinilai lebih positif oleh orang lain dibandingkan teman-teman lainnya yang kurang menarik (Mathes dan Kahn dalam Hurlock, 1999).
Para wanita dewasa madya menyadari bahwa dengan senantiasa tampak cantik akan memberikan nilai positif bagi mereka. Nilai positif itu bisa berupa pujian dari orang lain. Sebaliknya, apabila tampak tidak cantik karena tanda-tanda penuaan yang muncul, akan menjadi persoalan yang membebani wanita usia dewasa madya. Sehingga tak mengherankan apabila banyak orang-orang usia dewasa madya kemudian berlomba-lomba melakukan berbagai macam cara untuk menjaga penampilan fisiknya.
memuaskan. Minat terhadap penampilan fisik akan meningkat ketika mulai tampak tanda-tanda penuaan pada diri wanita dewasa madya usia 40 – 60 tahun.
Ciri khas pertama ketuaan ini nampak dengan pendengaran dan penglihatan yang berkurang serta tubuh tampak lebih pendek (Santrock, 1995). Menurut Turner & Helms (1995) tanda-tanda penuaan yang muncul yakni rambut beruban, kulit yang mulai keriput, perubahan pada persendian, perubahan pada gigi, sistem saraf, kardiovaskuler, pernafasan, perncernaan, otot-rangka, kemih, serta imunitas.
Menyadari timbulnya tanda-tanda penuaan ini, membuat banyak wanita seringkali mencoba untuk mengatasinya dengan cara diet, pemilihan pakaian yang membuatnya tampak lebih muda dan menggunakan alat-alat kecantikan untuk menutupi tanda-tanda penuaan tersebut. Selain itu, berbagai alternatif lain di tempuh dengan tujuan yang sama, baik dengan melakukan senam kebugaran, mengkonsumsi jamu-jamuan, bahkan ada pula yang menggunakan bantuan para
mereka ketika perubahan-perubahan fisik terjadi. Pada gilirannya, penyesuaian terhadap masa ini akan terasa lebih sulit dialami oleh wanita karena dengan berhentinya menstruasi mengakibatkan berubahnya penampilan, ketidak-nyamanan fisik, otot mengendur, keriput, dan berat badan yang bertambah. Warthin(dalam Yustina, 2004) menulis, proses menjadi tua tidak dapat dihindari, dicegah maupun ditolak kecuali bagi mereka yang meninggal di usia muda karena penyakit dan kekerasan. Terhadap kecemasan yang terjadi pada wanita usia dewasa madya, Pikunas (1975) menyatakan, sebenarnya kecemasan terhadap ketuaan tidak perlu terjadi apabila wanita mau mengerti dan menyadari bahwa itu adalah proses yang wajar. Memang, ada cukup banyak orang yang memandang proses penuaan sebagai suatu situasi yang perlu di waspadai yang arahnya adalah berusaha untuk menghindari atau menghambat proses penuaan dengan berbagai cara. Hal ini tentu saja didasarkan atas kecemasan terhadap proses itu sendiri.
memiliki kepercayaan diri yang rendah, akibatnya individu akan selalu ragu dalam bertindak dan akan sangat memerlukan dukungan untuk menyakinkan bahwa yang dilakuannya sudah tepat dan akan memberi hasil yang baik (Andayani, 1988).
Kecemasan terhadap proses penuaan pada wanita ini, mengakibatkan menjamurnya berbagai penawaran produk kecantikan maupun pusat-pusat perawatan kecantikan yang menawarkan berbagai solusi untuk mencoba mengatasi perubahan-perubahan fisik yang mulai tampak menjelang usia tua seperti perubahan berat badan, rambut beruban, kulit yang mulai keriput, perubahan pada mata, perubahan pada persendian, perubahan pada gigi dan otot. Fenomena inilah yang memunculkan minat bagi peneliti untuk melakukan penelitian ini.
B. RUMUSAN MASALAH
“Seberapa tinggi kecemasan yang terjadi pada wanita dewasa madya dalam menghadapi proses penuaan eksternal?”
C. TUJUAN PENELITIAN
D. MANFAAT PENELITIAN
1. Teoritis
a. Bahwa dengan penelitian ini akan menambah pengetahuan pada bidang Psikologi Perkembangan tentang tingkat kecemasan yang muncul akibat proses penuaan eksternal pada wanita usia dewasa madya.
b. Penelitian ini dapat menjadi tambahan pengetahuan pada bidang Psikologi Perkembangan tentang tingkat kecemasan yang muncul dalam menghadapi munculnya tanda-tanda penuaan khususnya secara fisik terhadap daya tarik interpersonal pada usia dewasa madya.
2. Praktis
a. Bagi peneliti dalam penelitian, hal ini merupakan suatu bentuk ketertarikan dan keingintahuan peneliti terhadap kecemasan yang dialami oleh wanita usia dewasa madya terhadap proses penuaan.
7 A. KECEMASAN
Usia individu yang bertambah akan lambat laun membuat kondisi fisiknya menurun. Hal yang wajar dan alami ini dapat menjadi masalah apabila mereka menganggap hal tersebut sebagai suatu ancaman. Banyak kekhawatiran yang terjadi pada orang usia lanjut, seperti penurunan kondisi tubuh, kematian pasangan, kepergian anak dari rumah karena sudah dewasa, kebosanan terhadap perkawinan, rasa hilang masa muda dan mendekati ambang kematian. (Hurlock, 1999).
Selama ini telah dikenal bahwa pada dasarnya emosi ada tiga macam, yaitu: senang, marah dan takut. Ketiga macam emosi tersebut menghasilkan berbagai emosi sekunder yang merupakan gabungan dari emosi-emosi tersebut, diantaranya adalah ‘kecemasan’ (Walgito, 1986). Dengan demikian, kecemasan merupakan suatu emosi lain selain daripada 3 macam emosi dasar yang kita kenal.
1. Jenis-jenis Kecemasan:
Menurut Lazarus (1991) ada dua jenis kecemasan, yaitu: a. Kecemasan Sebagai Suatu Respon
Merupakan reaksi seseorang terhadap pengalaman tertentu atau suatu keadaan yang ia hadapi. Lazarus membagi kecemasan sebagai suatu respon menjadi dua bentuk:
1) State Anxiety
Merupakan gejala kecemasan yang timbul karena individu dihadapkan pada situasi tertentu yang dianggap atau dirasakan mengacaukan dirinya. Gejala kecemasan ini selalu tetap selama situasi itu masih ada.
2) Trait Anxiety
Merupakan gejala kecemasan yang timbul sebagai suatu keadaan yang menetap pada diri individu. Kecemasan ini berhubungan dengan kepribadian individu yang mengalaminya dan dipandang sebagai suatu keadaan yang menunjukkan adanya kesulitan dalam mengadakan proses penyesuaian diri.
b. Kecemasan sebagai intervening variable
2. Gejala Kecemasan:
Bucklew (1980) mengemukakan bahwa ada dua gejala kecemasan, yaitu: a. Psikologis
Yaitu kecemasan yang berwujud gejala-gejala kejiwaan seperti: tegang, bingung, khawatir, ragu-ragu, perasaan tidak menentu, tidak jelas dan gejala lain yang tercampur aduk.
b. Fisiologis
Yaitu kecemasan yang mempunyai atau terwujud pada gejala-gejala fisik, terutama pada fungsi sistem saraf, seperti keluarnya keringat dingin yang berlebihan, jantung berdebar-debar, susah tidur, gemetar, perut mual, sirkulasi darah yang tidak teratur.
3. Sumber-Sumber Kecemasan:
Greist, Marthens dan Sharkey (dalam Gunarsa, 1996) mengemukakan bahwa sumber-sumber kecemasan adalah sebagai berikut:
a. Tuntutan sosial yang berlebihan yang belum atau tidak dapat dipenuhi oleh seseorang, dan tuntutan ini dapat merupakan perasaan subjektif dari individu yang mungkin tidak dirasakan oleh orang lain.
b. Adanya standar keberhasilan yang terlalu tinggi bagi kemampuan yang dimiliki individu sehingga menimbulkan rasa rendah diri.
d. Adanya pola pikir dan persepsi yang negatif terhadap situasi maupun diri sendiri. Hal ini dapat pula berkaitan dengan kecenderungan individu untuk menilai secara negatif dan subyektif terhadap hal-hal disekitarnya. 4. Komponen Reaksi Kecemasan
Hurlock (1996) mengemukakan: tanda-tanda kecemasan adalah perasaan khawatir, gelisah, kurang percaya diri, merasa tidak mampu, tidak sanggup menyelesaikan masalah, rendah diri dan perasaan lain yang tidak menyenangkan.
Mahler (dalam Calhoun dan Accocela, 1990), tiga komponen reaksi kecemasan, yaitu:
a. Komponen emosional
Merupakan yaitu reaksi terhadap kecemasan yang berkaitan dengan perasaan individu terhadap suatu hal yang dialami secara sadar dan mempunyai ketakutan yang mendalam, misalnya cenderung terus-menerus merasa khawatir akan sesuatu yang menimpanya, mudah tersinggung, tidak sabar dan sering mengeluh.
b. Komponen kognitif
c. Komponen fisik
Merupakan reaksi terhadap kecemasan yang berkaitan dengan reaksi tubuh secara fisik, seperti : individu akan tampak berkeringat walaupun udara tidak panas, jantung berdebar terlalu keras, tangan dan kaki dingin, gangguan pencernaan, mulut dan tenggorokan terasa kering, muka tampak pucat, sering buang air kecil, otot dan persendian kaku, sering mengalami gangguan tidur atau susah tidur.
Hal lain yang dapat diperhatikan adalah individu mudah merasa lelah, tidak dapat santai, mudah terkejut, dan terkadang menggerak-gerakkan wajah atau anggota tubuh dalam frekuensi yang berlebihan seperti menggoyang-goyangkan kaki atau tangan, sering meregangkan leher atau anggota tubuh yang lainnya. Setiap individu yang cemas mengalami gejala fisik yang berbeda-beda.
Berdasarkan beberapa teori yang dikemukakan diatas dapat disimpulkan bahwa reaksi kecemasan memiliki beberapa aspek, yaitu: emosional, kognitif, dan fisik.
B. USIA DEWASA MADYA DAN PENUAAN EKSTERNAL
usia tengah baya, maka kita juga harus memperhatikan perubahan-perubahan yang terjadi pada individu baik fisik, kognitif, maupun sosio-emosional.
1. Perkembangan Fisik
a. Santrock (1995) mengemukakan perkembangan fisik yang terjadi pada usia tengah baya atau dewasa madya yakni:
1) Penglihatan
Menurut Kline & Schieber (dalam Santrock, 1995) bahwa daya akomodasi mata-kemampuan untuk memfokuskan dan mempertahankan gambar dalam retina-mengalami penurunan paling tajam pada usia 40 dan 49 tahun. Khususnya, individu pada usia tengah baya mulai mengalami kesulitan melihat obyek-obyek yang dekat. Aliran darah pada mata juga berkurang yang mengakibatkan berkurangnya ukuran bidang penglihatan dan menyebabkan peningkatan titik buta pada mata.
2) Pendengaran
Pendengaran mungkin juga mulai menurun pada usia 40 tahun. Sensitivitas pada nada tinggi biasanya menurun terlebih dahulu; meskipun kemampuan untuk mendengar suara-suara bernada rendah tidak begitu kelihatan menurun pada masa tengah baya atau dewasa madya.
3) Postur Tubuh
melemah, punggung orang dewasa melemah. Karena piringan sendi di antara tulang belakang mengalami penurunan, tulang-tulang bergeser lebih dekat antara yang satu dengan yang lainnya.
4) Menopause
Menopause adalah masa di usia tengah baya atau dewasa madya, biasanya pada usia akhir 40 atau awal 50 tahun, ketika periode haid perempuan dan kemampuan melahirkan anak berhenti secara keseluruhan. Ada penurunan dramatis dalam produksi estrogen oleh indung telur. Turunnya estrogen menghasilkan beberapa gejala yang tidak menyenangkan pada beberapa perempuan yang mengalami menopause- panas (hot-flashes), mual, letih, dan cepatnya denyut jantung. Menurut Dickson & Strickland (dalam Santrock, 1995) bahwa beberapa perempuan mengeluhkan depresi dan sensitivitas, tapi pada beberapa kasus perasaan ini dihubungkan pada keadaan yang lain dalam kehidupan perempuan, seperti bercerai, kehilangan pekerjaan, merawat orang tua yang sakit, dan sebagainya.
b. Menurut Turner & Helms (1995) Perkembangan Fisik dibagi menjadi
External aging dan Internal aging yakni:
1) External Aging
a) Kulit
Kart (dalam Turner & Helms, 1995) mengatakan bahwa perubahan yang paling menonjol pada kulit adalah kerutan, sebuah proses yang dimulai selama usia paruh baya. Kerutan dipengaruhi oleh: konsistensi ekspresi, hilangnya jaringan lemak bawah kulit (subkutaneus), dan hilangnya elastisitas kulit.
Lemak bawah kulit melindungi tubuh, oleh karena itu hilangnya jaringan menyebabkan hilangnya panas tubuh. Hilangnya lemak bawah kulit juga menjelaskan penampilan usia lanjut yang umumnya terlihat kurus.
b) Rambut
Seiring bertambahnya usia maka rambut juga menjadi kelabu dan kehilangan kilaunya. Warna abu-abu menjadi lebih luas di bagian pelipis kepala dan meluas ke ujung (vertex) kulit kepala.
c) Gigi
Sebagian besar masalah yang berhubungan dengan gigi adalah dikarenakan proses-proses patologis dan bukan karena proses penuaan normal.
d) Postur umum
menjadi lebih menonjol. Hilangnya kolagen antara tulang belakang menyebabkan tulang belakang melengkung (membungkuk). Hal ini (disertai dengan kecenderungan orang usia lanjut untuk membungkuk) sering menyebabkan mereka tampak lebih pendek. Terjadinya perubahan-peruabahan fisik diatas dapat membuat individu mengalami hambatan-hambatan dalam melakukan aktifitasnya. Misalkan pada waktu muda mereka masih bisa mengangkat beban yang berat, namun pada masa kini individu merasa sakit dan tidak mampu untuk mengangkat beban berat. Selain itu, individu sangat menyadari bahwa perubahan-perubahan fisik yang terjadi membuat mereka tidak semenarik ketika masih muda. Hal-hal ini kemudian cenderung mengarah pada kekecewaan, kekuatiran, dan putus asa. Gejala-gejala itu merupakan manifestasi dari kecemasan itu sendiri.
2) Internal Aging
Penuaan internal mengacu pada perubahan degeneratif yang tidak tampak yang terjadi didalam tubuh. Perubahan-perubahan tersebut terjadi di dalam:
a) NervousSystem (Sistem saraf)
b) CardiovascularSystem (Sistem Kardiovaskuler)
Jantung memiliki kecenderungan untuk mempertahankan ukurannya seiring usia, meskipun jaringan jantung mungkin terjadi
atrophy. Aorta, arteri yang besar bertanggung jawab menerima darah yang dipompa ke jantung dan yang bercabang-cabang (pembuluh darah) yang pada akhirnya membawa darah ke seluruh bagian tubuh kehilangan elastisitasnya. Pengerasan dan penyusutan arteri membuat darah sulit untuk mengalir dengan lancar dalam tubuh. Akibatnya, jantung harus bekerja lebih keras untuk menjalankan tugasnya. Selain itu terjadi kehilangan kekuatan otot jantung, berkurangnya sel otot jantung, dan berkurangnya output
jantung.
c) RespiratorySystem (Sistem Pernafasan)
intercostal, accessory otot-otot dalam tubuh, melemah seiring bertambahnya usia.
d) Gastrointestinal System (Sistem Pencernaan)
Terjadi perubahan sistem pencernaan dengan bertambahnya usia seseorang, yang paling menonjol menghasilkan penurunan produksi cairan pencernaan dan penurunan peristaltik. Gerakan peristaltik, gelombang-gelombang kontraksi yang berfungsi mendorong makanan dalam sistem pencernaan ke bawah, terlibat dalam metabolisme dan ekskresi makanan. Oleh sebab itu sangat penting untuk keseluruhan kesehatan. Sembelit atau konstipasi yang sering terjadi pada usia lanjut mengindikasikan bagaimana perubahan sistem pencernaan.
e) MusculoskeletalSystem (Sistem Otot-Rangka)
kekuatan otot, pengurangan mungkin di karenakan nonuse (tidak diketahui secara aktif) dan bukan oleh proses-proses degeneratif. Menurut Blumenthal, Morey, dan Reed (dalam Turner & Helms, 1995) bahwa individu yang melakukan latihan tubuh secara teratur menunjukan penurunan massa dan kekuatan otot lebih kecil daripada individu yang hidupnya kurang aktif berolahraga.
f) Urinary System (Sistem Kemih)
Ginjal, kandung kemih, dan ureter menyusun sistem kemih. Secara umum, efisiensi sistem urinary berkurang dengan bertambahnya usia. Hasrat untuk kencing seringkali ditunda pada individu usia baya. Jumlah sel-sel dalam ginjal menurun, menyebabkan berkurangnya ekskresi toksik dan hasil buangan dari dalam tubuh. Selain itu, kandung kemih menjadi kurang elastis. Kandung kemih individu usia baya memiliki kapasitas yang lebih kecil daripada individu di usia setengah lebih muda.
g) Immune System (Sistem Imunitas)
2. Perkembangan Kognitif
Craik (dalam Santrok, 1995) mengatakan bahwa daya ingat menurun pada masa tengah baya lebih mungkin terjadi ketika memori jangka panjang (long term) terlibat daripada memori jangka pendek (short term). Menurut Hultsch dan Smith (dalam Santrock, 1995) daya ingat juga lebih mungkin menurun ketika organisasi dan pembayangan tidak digunakan.
Riege & Inman (dalam Santrock, 1995) mengatakan bahwa daya ingat juga cenderung menurun ketika informasi yang coba diingat kembali adalah informasi yang disimpan terakhir atau tidak sering digunakan. Sebagai contoh, orang dewasa madya mungkin lebih mudah mengingat jadwal televisi jika dia telah banyak menggunakan informasi itu di masa lalu. Selanjutnya menurut Mandler (dalam Santrock, 1995) bahwa daya ingat cenderung menurun jika diharapkan untuk mengingat (recall) daripada mengenali (recoqnize).
Daya ingat masa dewasa madya juga cenderung menurun jika kesehatannya jelek dan sikapnya negatif, (Poon & Salthouse (dalam Santrock, 1995).
3. Perkembangan Sosio – Emosional
anak-anaknya. Oleh karena itu, kepergian anak-anak akan meninggalkan orang tua dengan perasaan kosong.
a. Teori Fase Dewasa Awal Fase Generativitas vs. Stagnasi
Erikson (dalam Santrock, 1995) percaya bahwa usia tengah baya atau dewasa madya menghadapi persoalan hidup yang signifikan. Generativitas mencakup rencana-rencana orang dewasa atas apa yang mereka harap dapat dikerjakan guna meninggalkan warisan dirinya pada generasi selanjutnya. Menurut McAdam (dalam Santrock, 1995) bahwa melalui generativitas orang dewasa mencapai semacam imortalitas dengan meninggalkan warisan kepada generasi selanjutnya, Sebaliknya stagnasi berkembang ketika individu merasa bahwa mereka tidak melakukan apa-apa bagi generasi berikutnya.
kemampuan reproduksi yaitu menjelang masa menopause. Selain itu, berbagai sistem tubuh mengalami perubahan, tepatnya penurunan berbagai fungsinya, seperti sistem saraf, kardiovaskuler, pernafasan, pencernaan, otot-rangka, kemih, serta imunitas.
Individu yang bijak dan sehat seharusnya menanggapi perubahan tersebut secara positif. Pada gilirannya, perubahan yang terjadi menuntut berbagai penyesuaian diri terhadap berbagai perubahan baik fisik, kognitif, serta mental.
Penelitian ini lebih menekankan pada aspek-aspek kecemasan terkait dengan berbagai perubahan fisik yang terjadi, misalnya: kulit mulai keriput, rambut beruban, fungsi penglihatan berkurang, fungsi pendengaran berkurang dan tubuh cenderung bungkuk.
C. DINAMIKA KECEMASAN WANITA USIA DEWASA MADYA
DALAM MENGHADAPI PROSES PENUAAN
kognitif dan komponen fisik. Wanita usia dewasa madya yang cemas pada aspek emosional biasanya cenderung terus-menerus merasa khawatir, mudah tersinggung, tidak sabar dan sering mengeluh tentang penampilannya yang mulai menurun. Pada aspek kognitif, banyak wanita usia dewasa madya yang kemudian menjadi sulit berkonsentrasi, pelupa, pikun, kacau dan mudah panik akibat adanya perasaan cemas terhadap tanda-tanda penuaan yang mulai nampak pada diri mereka yang membuat mereka tidak percaya diri terhadap penampilannya saat ini. Pada aspek fisik memberikan dampak yang sifatnya bervariasi pada tiap individu, misalnya munculnya keringat dingin, jantung berdebar-debar terlalu keras, mulut dan tenggorokan terasa kering, muka tampak pucat, sering buang air kecil, otot dan persendian kaku, sering mengalami gangguan tidur atau susah tidur akibat perasaan kecemasannya tersebut.
23 A. JENIS PENELITIAN
Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif adalah jenis penelitian yang memberikan gambaran atau uraian atas suatu keadaan sejelas mungkin tanpa ada perlakukan terhadap objek yang diteliti (Kountour, 2003). Sugiyono (1990) menyatakan bahwa penelitian deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk mendeskripsikan atau memberi gambaran terhadap satu obyek yang diteliti melalui data sampel atau populasi sebagaimana adanya, tanpa melakukan analisis dan membuat kesimpulan yang berlaku umum. Penelitian deskriptif ini tidak menguji atau tidak menggunakan hipotesa, tetapi hanya dengan mendeskripsikan informasi apa adanya sesuai dengan variabel yang diteliti.
B. VARIABEL PENELITIAN
Bentuk penelitian ini adalah studi deskriptif, karena itu tidak ada kontrol terhadap variabel. Variabel dalam penelitian ini adalah kecemasan wanita usia dewasa madya.
C. DEFINISI OPERASIONAL
Menurut Mahler (dalam Calhoun dan Accocela, 1990), Komponen Kecemasan, terdiri dari:
1. Komponen Emosi
Indikator kecemasan dalam komponen emosi, yaitu: merasa khawatir, mudah tersinggung, dan sering mengeluh.
2. Komponen Kognitif
Adalah reaksi terhadap kecemasan yang berkaitan dengan kekhawatiran individu terhadap konsekuensi-konsekuensi yang mungkin akan dialami. Indikator kecemasan dalam komponen kognitif, yaitu: seperti sulit konsentrasi, pikiran kacau, dan mudah panik.
3. Komponen Fisik
Merupakan reaksi terhadap kecemasan yang berkaitan dengan reaksi tubuh secara fisik.
Indikator kecemasan dalam komponen fisik, yaitu: sering mengalami gangguan tidur atau susah tidur, jantung berdebar terlalu keras, tidak santai, dan mudah terkejut.
D. SUBYEK PENELITIAN
Kriteria pemilihan subyek yaitu:
1. Subjek atau individu berjenis kelamin perempuan (wanita).
2. Usia dewasa madya adalah periode perkembangan yang dimulai kira-kira pada usia 35-45 tahun hingga memasuki usia 60 tahun. Pada penelitian ini difokuskan pada wanita usia dewasa madya pada rentang usia 40-55 tahun. 3. Tinggal di Wilayah Yogyakarta.
sifat-sifat tertentu yang dipandang mempunyai sangkut paut yang erat dengan ciri-ciri atau sifat-sifat populasi yang sudah diektahui sebelumnya (Hadi, 1983). Dari beberapa teknik purposive samping dipilih Judgement sampling dimana peneliti memilih sampel berdasarkan penilaian terhadap beberapa karakteristik anggota sampel yang disesuaikan dengan maksud penelitian (Kuncoro, 2003).
E. PENGEMBANGAN ALAT PENGUMPULAN DATA
1. Alat Pengumpul Data (Skala)
Menurut Allen dan Yen (dalam Supratiknya, 1998) skala adalah rangkaian pengukuran yang mengikuti aturan tertentu dengan mengukur suatu sifat.
Dalam penelitian ini alat yang digunakan adalah skala. Skala ini berisi aitem-aitem yang menyajikan pernyataan-pernyataan berdasarkan indikator kecemasan yang terdiri dari aspek fisik, kognitif dan emosional.
Metode penyusunan skala yang digunakan adalah Summated Rating, yaitu suatu metode penskalaan yang menggunakan distribusi respon sebagai dasar penentuan nilai skalanya (Gable dalam Azwar, 2000) dengan menggunakan skala Likert yang terdiri atas lima kategori jawaban, yakni sangat setuju, setuju, belum memutuskan, tidak setuju, sangat tidak setuju.
Belum Memutuskan, bagi responden yang ragu-ragu dan dengan hanya disajikannya empat pilihat jawaban tersebut diharapkan dapat melihat dengan lebih tegas kecenderungan responden untuk menggambarkan kondisi mereka.
Dengan adanya kategori tersebut diatas maka pernyataan-pernyataan yang akan disajikan mendapat skor atau nilai dari rentang 1 sampai 4 berdasarkan kategori pernyataan.
Kecemasan wanita usia dewasa madya terhadap proses penuaan dilihat dari skor yang diperoleh: semakin tinggi skor yang didapatkan maka semakin tinggi pula kecemasan yang dialami, begitu pula sebaliknya semakin rendah skor yang didapatkan maka semakin rendah kecemasan yang dialami.
3. Pemberi Skor
Berikut ini adalah tabel yang akan menjelaskan pemberian skor bagi masing-masing kategori:
Tabel 1
Nilai Atau Skor Berdasarkan Kategori Jawaban Untuk Pernyataan Aitem
Favorable dan Unfavorable
Jawaban Skor Favorabel Skor Unfavorabel
Sangat Setuju (SS) 4 1
Setuju (S) 3 2
Tidak Setuju (TS) 2 3
4. Isi Skala
Isi Skala (Blue Print) dibuat dengan komposisi tiga aspek reaksi kecemasan dari Mahler (dalam Calhoun dan Accocela, 1990) dan lima macam indikator proses penuaan pada usia dewasa madya dari Santrock (1995) dan Turner & Helms (1995). 3 Aspek reaksi kecemasan itu adalah emosi, kognitif dan fisik (seperti yang sudah terlampir) dan indikator proses penuaan pada usia dewasa madya adalah penglihatan, pendengaran, postur tubuh (bentuk tubuh), kulit, dan rambut.
Tabel 2
Tabel Distribusi Aitem Pra- Uji Coba Skala Kecemasan
Aspek Penuaan Nomor Pernyataan No Aspek
Kecemasan Indikator PL PD PT KU RA F UF Total
1,38 2,39 20,53 3,52 21 1,2,3, 20,21 38,39,52,53
5 4,23 22,40 4,5,22 23,40
1 Emosiona l
a. Merasa Kuatir
b. Mudah Tersinggung
c. Sering Mengeluh 25 41 7,42 6,24 6,7 24,25,41,42 20
26,44 27 43 9,55 8,54 8,9,26,27, 43,44,54,55
29 11,28 10 10,11 28,29
2 Kognitif a. Sulit Konsentrasi b. Pikiran Kacau
c. Mudah Panik 12 31,45 30 13,46 12,13, 30,31 45,46 18
33 32,47 14,48 15,56 14,15, 32 33,47,48,56
49 34 16,35 17 16,17, 34 35,49 3 Fisik a.Mengalami
gangguan tidur atau susah tidur b.Jantung berdebar
terlalu keras
c.Tidak santai 36,51 37 19,50 18 18,19, 36 37,50,51 18
Total 56
Keterangan:
F. LANGKAH-LANGKAH PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan prosedur pengambilan data dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Uji Coba (Try Out)
a. Peneliti mempersiapkan uji coba penelitian dengan terlebih dahulu menentukan jumlah dan kriteria aitem pada skala.
b. Membuat skala kecemasan dengan metode Summated Rating.
c. Menentukan kelompok subjek try out yang memiliki karakteristik yang sama dengan subjek penelitian yang sesungguhnya.
d. Melaksanakan uji coba (try out).
e. Menganalisis data untuk menentukan tingkat kesahihan aitem (validitas aitem). Aitem yang tidak memenuhi criteria kesahihan aitem yang dibutuhkan tidak akan dipakai sebagai aitem-aitem pada penelitian terhadap subyek yang sesungguhnya.
2. Penelitian
a. Menyusun skala penelitian dengan menggunakan aitem-aitem penelitian yang memenuhi kriteria kesahihan aitem pada uji coba penelitian.
b. Memberikan skala kepada subjek penelitian yang telah ditentukan.
c. Menganalisis data dengan analisis deskriptif untuk memberikan gambaran mengenai subjek penelitian.
d. Membuat kesimpulan berdasarkan analisis tersebut.
G. KREDIBILITAS SKALA
1. Validitas
Validitas merupakan pengukuran kesahihan suatu alat ukur. Menurut Sutrisno Hadi (1996) suatu alat ukur disebut jitu jika alat ukur tersebut jitu mengenai sasarannya. Alat pengukur yang dapat mengerjakan dengan tepat fungsi yang diserahkan kepadanya, fungsi untuk apa alat itu dipersiapkan, adalah alat pengukur yang jitu yang valid serta alat pengukur yang dapat memberikan hasil yang diteliti, yang dapat menjelaskan sesuai dengan besar-kecilnya gejala atau bagian gejala yang diukur adalah alat pengukur yang diteliti, yang valid. Jadi ada dua unsur yang tidak dapat dipisahkan dari prinsip validitas yaitu kejituan dan ketelitian.
2. Seleksi Aitem
Aitem-aitem yang telah memenuhi kriteria berdasarkan validitas isi kemudian dianalisis secara kuantitatif untuk memilih item-item yang sahih. Pengujian aitem dalam penelitian ini dilakukan dengan teknik Alpha Cronbach. Namun, sebelum melakukan seleksi aitem, peneliti melakukan uji coba (try out). Uji coba dilakukan untuk mendapatkan item-item yang dianggap baik dan layak untuk diuji kembali dalam sebuah penelitian. Pelaksanaan uji coba kuisioner mengambil sampel sebesar 40 responden wanita usia madya. Responden uji coba kuisioner dipilih wanita yang berusia madya (40 – 55 tahun).
Data uji coba diolah dengan teknik Alpha Cronbach. Hasil uji coba kuisioner (uji validitas-reliabilitas kuisioner) menunjukkan dari 56 aitem pertanyaan, terdapat 8 aitem pertanyaan yang gugur, yaitu I7, I17, I25, I26, I38, I42, I44, dan I50. Kriteria penentuan sahih/gugurnya aitem pertanyaan ditentukan dengan
membandingkan nilai r dengan nilai batas sebesar 0,3. Apabila nilai r ≥ 0,3 maka
aitem dinyatakan sahih, sebaliknya apabila nilai r < 0,3 maka aitem dinyatakan gugur. Nilai Cronbach’s Alpha sebesar 0,921 menunjukkan bahwa kuisioner alah reliabel.
Tabel 3 menunjukkan distribusi pertanyaan favorable dan unfavorable
Tabel 3
Desain Kuisioner Setelah Uji Coba
Aspek Penuaan Nomor Pernyataan No Aspek
Kecemasan Indikator PL PD PT KU RA F UF Total
1 2,39 20,38 3,41 21 1,2,3, 20,21 38,39,41
5 4,23 22,40 4, 5, 22 23,40 1 Emosional a. Merasa Kuatir
b. Mudah Tersinggung c. Sering
Mengeluh
7 6,24 6 7,24
16
27 43 9,26 8,42 8, 9, 27 26,42,43
29 11,28 10 10,11 28,29
2 Kognitif a. Sulit Konsentrasi b. Pikiran Kacau
c. Mudah Panik 12 31,45 30 13,46 12,13, 30,31 45,46 16
33 32,47 14,48 15,44 14,15, 32 33,44,47, 48
17 34 16,35 16, 34 17,35 3 Fisik d.Mengalami
gangguan tidur atau susah tidur e.Jantung
berdebar terlalu keras
f.Tidak santai 25,36 37 19 18 18,19, 36 25,37 16
Total 4 7 12 13 12 26 22 48
3. Reliabilitas
Reliabilitas berhubungan dengan konsistensi. Suatu instrumen penelitian dikatakan reliabel apabila instrumen tersebut konsisten dalam memberikan penilaian atas apa yang diukur. Reliabilitas adalah kemantapan, konsistensi, prediktabilitas dan kejituan suatu alat tes dalam suatu pengukuran (Kerlinger, 1985). Pengukuran yang memiliki reliabilitas yang tinggi adalah pengukuran yang dapat menghasilkan data yang reliabel, yaitu sejauh mana hasil suatu pengukuran dapat dipercaya dan dapat digunakan dengan hasil yang konsisten pada waktu yang berbeda untuk tujuan penelitian yang sama.
rumus-rumus reliabilitas. Pengukuran reliabilitas ini dilakukan dengan menggunakan perhitungan reliabilitas koefisien alpha dari Cronbach dengan menggunakan program SPSS versi 15.0. Hasil uji reliabilitas menunjukkan nilai Alpha Cronbach sebesar 0,921. Nilai ini menunjukkan konsistensi antar aitem pertanyaan cukup baik atau dapat dikatakan bahwa keseluruhan aitem yang membentuk variabel kecemasan sudah reliabel.
H. ANALISIS DATA
Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode statistik. Statistik yang digunakan adalah statistik deskriptif yang meliputi penyajian data melalui tabel, perhitungan nilai maksimum, nilai minimum, mean
teoritis, mean empiris dan standar deviasi serta perhitungan persentase.
Penentuan kategori tingkat kecemasan didasarkan pada kategori jenjang. Tujuannya adalah menempatkan individu atau subyek kedalam kelompok-kelompok yang terpisah secara berjenjang menurut suatu kontinum berdasarkan atribut yang diukur. Menurut Azwar (1999) penentuan kategorisasi jenjang adalah berdasarkan standar deviasi dan mean teoritik sebagai berikut.
Tabel 4
Tabel Norma Kategori Jenjang
Norma Kategori
(µ + 1,0 σ ) ≤ X Tinggi
(µ - 1,0 σ ) ≤ X < (µ + 1,0 σ ) Sedang
33 A. PERSIAPAN PENELITIAN
1. Pelaksanaan Uji Coba
Sebelum melakukan penelitian, terlebih dahulu dilakukan uji coba atau try out skala penelitian yang dilaksanakan pada hari Jumat, 07 Desember 2007 – Sabtu, 15 Desember 2007. Uji coba ini bertujuan untuk menentukan apakah aitem-aitem pernyataan pada skala penelitian dapat dianggap layak untuk dipakai dalam penelitian. Hasil uji coba selanjutnya dipisahkan menjadi aitem yang sahih dan gugur, sehingga, untuk penelitian hanya digunakan aitem yang sahih saja
Uji coba dilaksanakan terhadap subjek yang memiliki karakteristik sama dengan subyek penelitian yang sesungguhnya, dengan jumlah yang memadai atau mendekati jumlah subyek yang sesungguhnya. Hal ini perlu dilakukan untuk mendapatkan sampel yang sesuai dengan tujuan penelitian. 2. Validitas dan Reliabilitas
a. Validitas
b. Seleksi Aitem
Pengujian aitem dalam penelitian ini dilakukan dengan teknik Alpha Cronbach. Hasil uji coba kuisioner (uji validitas-reliabilitas kuisioner) menunjukkan dari 56 aitem pertanyaan, terdapat 8 aitem pertanyaan yang gugur, yaitu I7, I17, I25, I26, I38, I42, I44, dan I50. Kriteria penentuan sahih/gugurnya aitem pertanyaan ditentukan dengan
membandingkan nilai r dengan nilai batas sebesar 0,3. Apabila nilai r≥
0,3 maka aitem dinyatakan sahih, sebaliknya apabila nilai r < 0,3 maka aitem dinyatakan gugur.
c. Reliabilitas
Pengukuran reliabilitas ini dilakukan dengan menggunakan perhitungan reliabilitas koefisien alpha dari Cronbach dengan menggunakan program SPSS for Windows versi 15.0. Hasil uji reliabilitas menunjukkan nilai Cronbach’s Alpha sebesar 0,921. Nilai ini menunjukkan konsistensi antar aitem pertanyaan cukup baik atau dapat diandalkan untuk pengambilan data penelitian.
Tabel 5 Aitem Uji Coba
No Aspek Aitem Uji Coba Aitem Gugur Aitem Sahih 1 Emosional 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 20, 21, 22,
23, 24, 25, 38, 39, 40, 41, 42, 52, 53
7,25,38,42 1, 2, 3, 4, 5, 6, 20, 21, 22, 23, 24, 39, 40, 41, 52,53
2 Kognitif 8, 9, 10, 11, 12, 13, 26, 27, 28, 29, 30, 31, 43, 44,45, 46, 54, 55
26,44 8, 9, 10, 11, 12, 13, 27, 28, 29, 30, 31, 43, 45, 46, 54, 55
3 Fisik 14, 15, 16, 17, 18, 19, 32, 33, 34, 35, 36, 37, 47, 48, 49, 50, 51, 56
Dari tabel 5 dapat diketahui bahwa dari 56 aitem uji coba terdapat 48 aitem yang sahih dan 8 aitem yang gugur. Pada aspek Emosional terdapat 4 aitem yang gugur yaitu I7, I25, I38, dan I42. pada aspek Kognitif terdapat 2 aitem yang gugur yaitu I26 dan I44. sedangkan pada aspek Fisik juga diperoleh 2 aitem yang gugur yaitu I17 dan I50. secara urut Aitem yang gugur yaitu I7, I17 ,I25, I26, I38, I42, I44, dan I50. sehingga 48 aitem yang sahih digunakan dalam penelitian.
Tabel 6
Distribusi Aitem Skala Penelitian
Nomor Urut Aitem No Aspek
Favorabel Unfavorabel Total
1 Emosional 1,2,3, 4, 5, 6, 20,21, 22 7, 23, 24, 38, 39, 40, 41 16
2 Kognitif 8, 9, 10,11, 12,13, 27, 30,31 26, 28, 29, 42, 43, 45, 46 16
3 Fisik 14,15, 16, 18,19, 32, 34, 36 17, 25, 35, 33, 37, 44, 47, 48 16
Tabel 6 menunjukkan distribusi aitem untuk skala penelitian. Dari 3 aspek kecemasan diperoleh 16 aitem untuk masing-masing aspek: Emosional, Kognitif dan Fisik.
B. PELAKSANAAN PENELITIAN
subjek baik ditanya langsung oleh peneliti maupun dari anak, keponakan, dan saudara subjek. Setelah diperoleh data tentang usia (40-55 tahun) maka peneliti membagikan satu eksemplar kepada masing-masing subjek. Cara pengumpulan skala penelitian yang telah diisi oleh subjek adalah peneliti mengambil langsung dari subjek atau sanak keluarganya. Seluruh eksemplar dapat terkumpul semua karena sebagian subjek mengisi langsung dan sebagian eksemplar lainnya diambil secara langsung oleh peneliti dalam jangka waktu satu minggu. Penelitian dilakukan mulai hari Rabu, 09 Januari 2008 – Rabu, 16 Januari 2008.
C. HASIL PENELITIAN
1. Deskripsi Data Penelitian
Berikut adalah tabel yang berisi data penelitian berdasarkan perhitungan komputerisasi dengan SPSS versi 15.0:
Tabel 7
Deskripsi Data Penelitian
Skor Empirik Skor Teoritik
Aspek
X Min. X Mak. Mean SD X Min. X Mak. Mean SD
Kecemasan 129 151 141,475 5,50984 48 192 120 24
Emosional 41 59 47,4 4,36 16 64 40 8
Kognitif 41 54 47,08 3,95 16 64 40 8
Fisik 41 54 47,08 3,95 16 64 40 8
aspek emosional, kognitif maupun fisik. Nilai standar deviasi empirik (5,50984) lebih kecil daripada standar deviasi teoritik (24). Hal ini menunjukkan bahwa tingkat variasi jawaban kelompok data penelitian lebih rendah daripada tingkat variasi jawaban teoritik.
Tabel 8
Kategorisasi Kecemasan
Kategorisasi Norma Kategorisasi Norma Skor Jumlah
Subjek Persentase
Tinggi (µ + 1,0 σ ) ≤ X 144 ≤ X 15 37,5%
Sedang (µ - 1,0 σ ) ≤ X < (µ + 1,0 σ ) 96 ≤ X < 144 25 62,5%
Rendah X < (µ - 1,0 σ ) X < 96 0 0%
Total 40 100%
Tabel 8 menampilkan kategorisasi yang menunjukkan bahwa persentase terbesar terdapat pada kategorisasi kecemasan yang sedang. Persentase terbesar kedua yakni pada kategorisasi kecemasan yang tinggi. Sedangkan tidak diperoleh satu pun subjek pada kategorisasi kecemasan yang rendah. hal ini menunjukkan bahwa keseluruhan subjek penelitian memiliki kecemasan yang terentang antara sedang dan tinggi. Sehingga dapat dikatakan bahwa subjek penelitian secara umum memiliki tingkat kecemasan terhadap proses penuaan yang cenderung tinggi.
D. PEMBAHASAN
Nilai standar deviasi empirik (5,50984) lebih kecil daripada standar deviasi teoritik (24). Artinya bahwa tingkat variasi jawaban subjek pada kelompok penelitian lebih rendah daripada tingkat variasi jawaban teoritik. Hal ini menunjukkan bahwa kecemasan subjek terhadap proses penuaan cenderung homogen atau dapat dikatakan merata.
Bila dilihat dari ketiga aspek dari komponen kecemasan kita memperoleh gambaran bahwa masing-masing aspek: emosional, kognitif dan fisik, memiliki mean empirik lebih besar daripada mean teoritik. Pada aspek emosional mean empirik sebesar 47,4 dan mean teoritik 40. Pada aspek kognitif mean empirik sebesar 47,08 dan mean teoritik sebesar 40. kemudian, pada aspek fisik mean empirik sebesar 47,08 dan mean teoritik sebesar 40. Hal ini menunjukkan bahwa subjek memiliki kecemasan yang tinggi pada ketiga aspek kecemasan yakni emosional, kognitif dan fisik.
Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa ada sebanyak 15 dari 40 subjek (37,5%) yang menunjukkan skor tinggi dan 25 subjek (62,5%) menunjukkan skor sedang serta tidak didapati subjek yang mempunyai skor rendah. Hal tersebut menunjukkan bahwa seluruh subjek memiliki kecemasan terhadap proses penuaan yang cenderung tinggi.
Berdasarkan data-data yang dijabarkan diatas secara umum subjek dikategorikan memiliki kecemasan terhadap proses penuaan yang rata-rata tinggi. Hal ini dapat terjadi karena persepsi menjadi tua merupakan suatu momok yang menakutkan. Dalam hal ini proses penuaan dipersepsikan sebagai suatu kemunduran dan hilangkan kecantikan seseorang. Kemunduran atau kehilangan ini dirasakan oleh subjek karena mereka membandingkan diri mereka ketika pada waktu muda mereka terlihat cantik dengan kulit yang halus dan mulus, rambut yang hitam dan indah, indera yang berfungsi secara utuh, serta postur tubuh yang tegap dan menawan, sedangkan ketika memasuki fase dewasa madya semua hal tersebut mulai berubah.
segala macam solusi untuk menghambat proses penuaan. Menanggapi hal ini, sebaiknya subjek harus bijaksana dalam melihat proses penuaan yang sedang terjadi, yang merupakan suatu proses alami dalam rentang kehidupan manusia. Hal ini bukan berarti subjek harus mengabaikan dan acuh terhadap tanda-tanda atau gejala-gejala penuaan yang terjadi, melainkan subjek sebaiknya mau menyadari keadaannya dan secara bijak berupaya meningkatkan kualitas hidup. Mengunjungi tempat-tempat kebugaran, konsumsi obat-obatan tertentu dalam hal ini multivitamin serta ramu-ramuan herbal justru dianjurkan tetapi bukan atas dasar desakan kecemasan yang tinggi.
dirinya. Hal ini sesuai dengan teori psikoanalisa bahwa kecemasan adalah suatu keadaan tegang yang dapat memotivasi subjek untuk berbuat sesuatu (Corey,1999). White & Watt (1981) mengatakan bahwa kecemasan bersifat adaptif bila keadaan tidak menyenangkan justru memotiviasi subjek untuk mempelajari cara-cara baru dalam menghadapi tantangan dan kesulitan ang ada. Dalam hal kecemasan terhadap proses penuaan ini, seharusnya subjek atau individu dapat mengelola kecemasan tersebut dengan meningkatkan kualitas hidup dengan menjaga gaya hidup yang sehat dengan makan makanan yang bergizi dan sehat, olahraga teratur, mengelola stres dengan baik. Selain itu, subjek perlu mentransformasikan kecemasan tersebut dengan menikmati pekerjaan atau tugas yang menjadi tanggung jawabnya. Pekerjaan tersebut dapat dinikmati secara maksimal jika subjek dapat mengidentifikasikan dirinya terhadap tugas dan pekerjaannya, sehingga kecemasan tadi dapat dialihkan kearah peningkatan efisiensi serta kualitas dalam segala aspek kehidupannya.
44 A. KESIMPULAN
Hasil penelitian menunjukkan bahwa mean empirik (141,475) lebih besar daripada mean teoritik (120). Hal ini berarti secara umum subjek dalam penelitian memiliki kecemasan yang cenderung tinggi. Kecemasan yang terentang antara sedang sampai tinggi ditunjukkan oleh ketiga aspek dalam komponen kecemasan yakni aspek emosional, kognitif maupun fisik. Selain itu, nilai standar deviasi empirik (5,50984) lebih kecil daripada standar deviasi teoritik (24). Hal ini menunjukkan bahwa tingkat variasi jawaban subjek pada kelompok penelitian lebih rendah daripada tingkat variasi jawaban teoritik. Dengan demikian, kecemasan subjek terhadap proses penuaan cenderung homogen atau dapat dikatakan merata.
B. SARAN
Berikut disampaikan beberapa saran yang berkenan dengan masalah tingkat kecemasan wanita usia dewasa madya dalam menghadapi proses penuaan.
1. Bagi Wanita Dewasa Madya.
hidup sehat, dengan makan makanan yang bergizi dan sehat, olahraga secara teratur, pemeriksaan kesehatan secara berkala, mengelola stres dengan baik. Selain itu kehidupan sosial harus dipelihara baik dengan keluarga maupun masyarakat dengan komunikasi.
2. Bagi Keluarga
Sebaiknya ibu atau istri dalam masa dewasa madya perlu didukung dalam kehidupannya. Hal ini dapat dilakukan dengan menerima perubahan-perubahan yang dialami sebagai akibat proses penuaan.
3. Bagi Peneliti lain
46
Andayani, Budi., 1988. Hubungan Antara Kecemasan Dan Prestasi Pada
Tugas-Tugas Yang menuntut Pemecahan Masalah Secara Penalaran.
Yogyakarta: Laporan Penelitian, Fakultas Psikologi UGM.
Azwar, S., 1997, Reliabilitas dan Validitas, Yogyakarta: Pustaka Pelajar Offset Azwar, S., 1998, Metode Penelitian, Yogyakarta: Pustaka Pelajar Offset
Azwar, S., 1999, Penyusunan Skala Psikologi, Yogyakarta: Pustaka Pelajar Offset Bootzin, R., Lotfus & Zojne., 1983. Psychology Today: An Introduction. New
York: Random House.
Bucklew, J., 1980, Paradigm for Psychopatology, A Contribution To Case History Analysis. New York: JB. Lippencott Company
Calhoun, J.F., Accocela, J.R., 1990. Psychology of Adjustment and Human Relationship 3rd Edition, New York: Mc Graw Hill, Inc.
Corey, G., 1999. Teori Dan Praktek Konseling Dan Psikoterapi. Bandung: Penerbit PT. Refika Aditama.
Darajat, Z., 1996, Kesehatan Mental, Jakarta: PT. Gunung Agung.
Gunarsa, S.D., 1996. Psikologi Olahraga: Teori dan Praktek. Jakarta: PT. BPK Gunung Mulia
Hadi, S., 1983, Metodologi Research, Jilid I, Yogyakarta, Yayasan Penerbitan Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada
Hadi, S., 1987, Metodologi Research, Jilid III, Yogyakarta: Andi Offset Hadi, S., 1991, Analisis Butir Untuk Instrument, Yogyakarta: Andi Offset
Hilgard, E.R., 1979, Introduction to Psychology 7th Edition, New York: Harcourt Brace Jovanovich Inc.
Hurlock, E.B., 1996, Psikologi Perkembangan: Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan, terjemahan. Jakarta: Erlangga
Johnson, M.K., 1971. Mental Health and Mental Illness, Philadelphia: JP Lippincott Company.
Kerlinger, F. N., (1985), Asas-Asas Penelitian Behavioral (ed. Ketiga), Gadjah Mada University Press
Kountour, R., (2003), Metode Penelitian Untuk Skripsi Dan Thesis, Jakarta: Penerbit PPM.
Lazarus, R.S., 1991, Emotional and Adaptation, New York: Mc Graw Hill Publishing Company
Kuncoro, M., 2003, Metode Riset Untuk Bisnis dan Ekonomi: Bagaimana Meneliti Dan Menulis Tesis, Jakarta: Erlangga
Sears, David o., Freedman, J. L., Peplau, L. A., 1994, Psikologi Sosial, Jakarta: Erlangga
Turner, J. S., Helms, D. B., 1995, Lifespan Development 5th Edition, Harcourt Brace College Publishers. Orlando: Rinehart and Winston, Inc.
Santrock, J. W., 1995, Lifespan Development: Perkembangan Masa Hidup. Edisi Kelima, Jilid II, Jakarta: Erlangga
Sugiyono., 2002. Statistik Untuk Penelitian. Bandung: CV. Alfabeta
Supratiknya. 1998. Psikometri. Pusat Penerbitan Dan Pengembangan Sumber Belajar Fakultas Psikologi UNiversitas Sanata Dharma.
Pikunas, J., Human Development and Emergent Science, Mc Graw-Hill, Inc. New York, 1975.
Walgito, B., 1986, Pengantar Psikologi Umum, Yogyakarta: Yayasan Penerbitan Fakultas Psikologi UGM
White, R.M. & Watt, N.F., 1981. The Abnormal Personality, New York: John Willey and Sons, Inc.
(Yustina, 2004), http://library.usu.ac.id/download/fkm/fkm-ida%20yustina3.pdf (Tanggal 20 Juli 2007)
Di bawah ini terdapat sejumlah pernyataan mengenai keadaan-keadaan yang pada
umumnya di alami oleh wanita usia dewasa madya.
Anda di minta untuk memilih pernyataan yang paling sesuai atau mendekati dengan
keadaan/kondisi yang anda alami, dengan memberikan tanda silang (X) pada pilihan
jawaban yang disediakan.
Pilihan jawaban yang disediakan, yaitu :
SS : Sangat Setuju, bila pernyataan tersebut sangat sesuai kondisi yang anda alami
S
: Setuju, bila pernyataan tersebut sesuai dengan kondisi yang anda alami
TS : Kurang Setuju, bila pernyataan tersebut tidak sesuai dengan kondisi yang anda
alami
STS : Tidak Setuju, bila pernyataan tersebut sangat tidak sesuai dengan kondisi yang
anda alami
Dalam hal ini, tidak ada jawaban yang baik dan buruk, juga tidak ada yang benar dan
salah. Usahakan agar tidak ada satupun pernyataan yang terlewatkan.
Kami sangat menghargai kejujuran dan keterbukaan anda.
Contoh:
Saya merasa gelisah ketika kekuatan fisik saya mulai menurun SS S TS STS
Jawaban diatas menunjukkan bahwa penurunan fisik memang membuat anda merasa
Usia :
1
Saya merasa cemas apabila penglihatan saya berkurang akan
menghambat aktifitas rutin saya
SS S TS STS
2
Saya merasa gundah apabila dalam usia saya saat ini
pendengaran saya semakin berkurang
SS S TS STS
3
Saya resah karena kerutan mulai tampak di sekitar wajah saya
SS S TS STS4
Saya mudah tersindir ketika teman-teman mulai membicarakan
tentang wajah saya yang mulai keriput
SS S TS STS
5
Saya menjadi sensitif ketika ada orang yang membicarakan
bentuk tubuh saya yang terlihat lebih pendek
SS S TS STS
6
Saya sedih sekali melihat beberapa helai rambut saya yang
mulai memutih
SS S TS STS
7
Saya sering mengeluh melihat wajah saya yang keriput
SS S TS STS8
Perhatian saya pada pekerjaan sering terganggu setiap kali ingat
rambut saya yang mulai memutih
SS S TS STS
9
Perhatian saya sering buyar setiap kali melihat kulit wajah dan
tangan saya yang mulai keriput
SS S TS STS
10
Kerutan yang muncul di sekitar wajah saya membuat pikiran
saya kalut
SS S TS STS
11
Pikiran saya tidak menentu ketika kadang-kadang suami saya
mengatakan tubuh saya terlihat pendek
SS S TS STS
12
Saya ketakutan mendapati penglihatan saya yang mulai
berkurang
SS S TS STS
13
Setiap kali bercermin dan melihat rambut saya yang mulai
beruban membuat saya kalang kabut
SS S TS STS
memutih dari hari ke hari
16
Saya merasa deg-degan setiap kali teman-teman mengatakan
kalau kulit saya mulai keriput
SS S TS STS
17
Jantung saya berdebar kencang ketika melihat rambut saya
mulai beruban
SS S TS STS
18
Saya gelisah ketika teman-teman mengatakan kalau saya tidak
cantik lagi karena beberapa helai rambut saya mulai beruban
SS S TS STS
19
Saya menjadi gelisah setiap kali memandang kerutan di sekitar
wajah saya di cermin
SS S TS STS
20
Saya takut semakin bertambah usia saya lama-kelamaan tubuh
saya menjadi bungkuk
SS S TS STS
21
Saya cemas rambut saya yang mulai beruban membuat saya
tidak menarik lagi
SS S TS STS
22
Saya kesal kalau orang-orang mengatakan bahwa rambut
beruban membuat seseorang tampak jelek
SS S TS STS
23
Saya mampu untuk mengontrol perasaan saya ketika
orang-orang membicarakan tentang kulit saya yang mulai keriput
SS S TS STS
24
Saya menganggap bahwa rambut mulai beruban adalah normal
untuk orang seusia saya
SS S TS STS
25
Saya tidak mempermasalahkan penglihatan saya yang mulai
berkurang
SS S TS STS
26
Saya hanya mampu bertahan beberapa menit ketika membaca
karena penglihatan saya mudah kabur
SS S TS STS
27
Konsentrasi sering buyar dalam melakukan pekerjaan karena
telinga saya terasa berdenging
SS S TS STS
28
Saya yakin suami saya menerima keadaan tubuh saya saat ini
yang tampak lebih pendek
SS S TS STS
29
Saya berpikir adalah normal kalau penglihatan saya berkurang
pada usia saat ini
31
Saya kelabakan ketika suami saya sering menyindir tubuh saya
yang terlihat lebih pendek
SS S TS STS
32
Saya susah tidur bila mengingat orang memperhatikan bentuk
tubuh saya yang terlihat lebih pendek
SS S TS STS
33
Saya tetap bisa tidur nyenyak meskipun suami sering mengejek
kalau saya mulai tuli
SS S TS STS
34
Jantung saya terasa copot ketika suami mengatakan kalau saya
mulai tuli
SS S TS STS
35
Jantung saya berdetak normal meskipun orang mengatakan kulit
saya terlihat tidak menarik lagi karena keriput mulai tampak di
wajah dan leher saya
SS S TS STS
36
Saya resah ketika anak-anak mengatakan bahwa saya agak tuli
SS S TS STS37
Saya masa bodoh saja ketika orang memperhatikan tubuh saya
yang tampak pendek dan agak bungkuk
SS S TS STS
38
Saya yakin meskipun penglihatan saya mulai berkurang hal
tersebut tidak akan menghalangi kegiatan keseharian saya
SS S TS STS
39
Saya acuh tak acuh apabila pendengaran saya berkurang
SS S TS STS40
Saya merasa tenang-tenang saja ketika orang-orang
menghubungkan rambut beruban dengan menjadi kelihatan
jelek
SS S TS STS
41
Saya menerima bentuk badan saya saat ini apa adanya
SS S TS STS42
Ketika kulit saya mulai keriput saya anggap hal itu sebagai
proses yang alamiah sehingga saya tidak
mempermasalahkannya
SS S TS STS
43
Saya mampu mencermati tugas saya dengan seksama meskipun
orang memperhatikan tubuh saya yang terlihat lebih pendek
SS S TS STS
44
Saya masih bisa fokus dalam membaca meskipun penglihatan
saya mulai berkurang
SS S TS STS
saya saat ini
47
Saya bisa tidur nyenyak meskipun anak-anak mengatakan kalau
saya terlihat lebih pendek
SS S TS STS
48
Saya mudah terlelap dalam tidur meskipun teman-teman
mengatakan kalau saya tidak cantik lagi karena kerutan mulai
tampak di beberapa bagian tubuh saya
SS S TS STS
49
Jantung saya berdetak normal meskipun saya merasa
penglihatan saya mulai berkurang
SS S TS STS
50
Saya merasa santai meskipun kulit saya yang mulai keriput
SS S TS STS51
Saya cuek saja ketika teman-teman mengatakan bahwa
pendengaran saya berkurang
SS S TS STS
52
Saya bisa menerima dengan lapang dada keadaan kulit saya
yang mulai keriput
SS S TS STS
53
Saya yakin olahraga teratur dan benar bisa menghindari tubuh
menjadi bungkuk
SS S TS STS
54
Saya mampu memperhatikan dengan cermat terhadap pekerjaan
meskipun orang-orang mengejek rambut saya yang mulai
memutih dan membuat saya terlihat seperti nenek-nenek
SS S TS STS
55
Saya mampu fokus pada kegiatan saya sehari-hari meskipun
anak-anak sering mempermasalahkan kerutan di wajah saya
SS S TS STS
56
Saya tetap tidur nyenyak meskipun suami mengatakan saya
mulai seperti nenek-nenek karena rambut saya mulai beruban
4 4 2 4 4 3 4 3 4
5 4 4 4 4 3 4 3 4
6 4 4 4 4 3 4 3 4
7 3 3 3 4 2 4 2 2
8 3 3 3 3 2 2 4 2
9 4 4 4 4 3 3 3 4
10 3 3 3 3 2 3 2 3
11 4 4 1 3 4 4 4 4
12 2 3 3 3 3 3 3 3
13 2 3 3 3 3 3 3 3
14 2 3 2 4 3 3 3 3
15 2 3 3 3 4 4 4 4
16 4 4 4 1 4 4 3 3
17 3 1 3 1 2 3 2 3
18 2 4 3 3 2 3 2 4
19 3 4 2 3 4 4 4 2
20 3 4 2 4 4 4 3 4
21 2 3 3 3 2 3 4 2
22 4 4 4 4 2 4 4 4
23 3 3 3 3 3 3 3 3
24 3 3 3 3 3 3 4 4
25 4 4 4 3 2 2 4 4
26 4 4 4 4 4 4 3 3
27 3 2 3 3 2 3 4 4
28 3 3 3 4 3 3 4 4
29 3 4 4 3 2 1 2 3
30 2 3 3 4 2 2 4 3
31 2 2 2 4 2 4 4 3
32 3 3 3 3 2 2 4 4
33 3 2 3 2 4 3 4 4
34 3 3 3 3 3 4 3 3
35 4 4 1 3 2 2 3 3
36 3 2 3 4 2 2 3 3
37 4 4 2 3 2 4 3 3
38 3 3 3 3 3 3 4 4
39 4 4 4 4 2 3 4 4
4 4 4 3 3 3 3 4 3
4 4 4 3 3 4 3 4 3
4 4 4 3 3 4 3 3 3
3 4 3 2 2 3 2 3 2
3 2 3 3 3 3 2 3 3
4 4 4 4 3 4 2 4 4
3 3 4 4 3 2 3 3 3
4 4 3 3 3 2 3 4 4
3 3 4 4 4 2 2 4 4
3 3 4 4 3 4 2 4 4
3 4 2 3 3 3 3 4 4
4 4 4 4 4 4 3 3 3
3 4 4 3 2 2 2 3 3
3 4 2 2 2 2 2 4 4
3 3 3 3 2 3 3 3 3
3 3 4 4 3 4 3 4 4
4 3 4 2 2 3 2 4 4
3 4 3 3 3 4 2 3 3
4 4 3 4 4 4 3 4 4
3 3 4 4 4 4 2 2 4
4 4 2 3 3 2 3 4 4
4 3 4 3 2 2 3 2 3
4 4 3 2 2 3 3 4 4
3 2 4 3 2 4 2 3 2
3 3 2 3 2 3 2 2 2
2 4 4 4 4 4 4 4 4
3 4 2 2 3 3 2 2 3
3 2 3 3 2 2 2 2 3
4 3 3 3 2 3 2 3 3
4 4 3 4 4 2 2 4 4
4 4 2 2 3 2 3 3 3
4 4 2 2 2 4 2 4 4
2 2 2 2 2 2 3 3 4
4 4 3 4 2 2 2 3 2
3 4 2 3 4 2 2 3 4
4 3 3 4 4 4 4 3 4
4 4 3 4 4 4 4 3 3
4 4 3 4 4 4 4 4 4
4 4 3 4 4 4 4 4 2
3 3 2 3 2 3 3 3 3
3 2 3 3 4 3 2 2 4
4 4 3 4 4 4 3 3 1
3 3 3 3 4 4 3 4 3
4 4 3 3 4 4 3 4 4
4 4 4 4 4 4 3 4 4
4 4 3 3 2 3 3 3 2
4 4 3 3 4 4 4 3 3
3 2 3 2 4 4 4 4 4
3 4 3 3 3 2 4 4 3
2 3 3 3 3 2 3 3 3
3 4 4 2 4 4 3 4 3
3 3 2 3 3 3 4 3 4
3 3 3 3 4 4 4 3 4
4 3 1 3 3 3 3 3 3
4 4 4 4 4 4 4 3 4
4 3 4 4 3 3 3 4 2
4 1 2 2 2 3 3 4 4
2 2 3 3 3 3 2 3 4
4 2 4 4 4 4 4 3 4
2 4 3 3 4 4 3 2 4
2 4 3 3 4 4 3 2 4
4 4 3 4 4 4 2 4 1
4 4 2 3 2 3 2 3 4
4 3 2 3 4 4 3 4 4
4 4 3 4 4 4 2 2 4
2 4 4 4 3 2 4 4 4
4 2 3 3 3 3 3 4 4
2 3 2 2 3 3 2 4 3
3 2 2 3 3 3 2 3 2
2 4 3 4 4 4 3 2 3
4 4 2 4 2 3 4 4 3
3 4 4 4 4 4 4 4 4
4 4 4 4 4 4 3 4 3
4 4 4 4 4 4 4 4 3
4 4 4 4 4 4 4 4 3
4 3 3 3 2 2 3 3 3
4 4 4 4 4 2 4 4 3
3 4 3 2 3 1 3 3 3
3 4 4 2 3 3 4 4 4
4 3 4 4 3 4 3 4 3
3 4 4 2 4 1 4 4 4
4 3 4 3 3 4 4 4 3
4 2 3 4 4 4 4 3 3
4 4 4 3 3 4 4 4 4
3 4 4 3 4 4 4 4 4
3 2 3 3 2 2 4 3 3
3 3 4 4 4 3 2 4 3
3 4 4 4 4 3 4 4 3
4 4 4 4 4 1 4 4 3
4 3 4 3 2 2 4 4 3
3 4 4 4 3 3 4 4 3
3 4 3 2 4 3 2 3 2
4 2 3 3 3 4 3 3 4
4 3 4 4 4 2 3 3 1
4 3 4 4 3 4 3 4 4
4 3 3 3 4 2 4 3 3
3 2 4 3 2 2 4 4 2
4 3 2 4 3 3 4 3 2
4 2 2 3 2 3 2 4 3
4 3 2 3 2 3 3 4 3
3 4 3 4 3 2 2 4 3
4 4 3 4 4 3 3 4 3
3 2 3 3 2 3 3 3 2
3 2 2 2 2 2 4 4 3
2 2 2 3 3 3 2 4 3
4 3 2 3 3 2 2 2 2
4 2 3 3 3 2 4 2 2
4 3 3 4 4 4 4 4 4
3 3 3 2 2 3 3 2 4
4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 4 4 4 4 4 4 4 2
1 2 3 3 2 3 2 2 4
3 4 4 4 3 3 4 3 4
2 4 4 4 3 3 3 2 3
2 2 3 3 3 3 2 2 4
3 3 3 3 2 2 3 2 4
4 4 1 4 3 3 3 3 4
3 4 2 4 3 3 3 3 2
4 4 2 4 4 4 4 4 4
4 4 1 4 3 3 3 2 4
4 4 4 4 4 4 4 2 4
3 3 3 2 2 2 2 2 3
4 4 1 4 3 3 2 2 3
4 4 4 4 4 4 3 3 4
4 4 4 4 4 4 3 3 3
2 2 2 3 4 4 3 3 3
4 4 4 4 4 4 3 3 4
3 3 3 4 4 4 3 3 2
4 4 4 4 4 4 3 3 3
3 3 3 3 3 2 4 2 3
4 4 4 4 4 4 3 3 4
3 3 4 2 3 3 3 3 4
3 3 3 4 4 4 4 4 3